Perkerasan Jalan Raya-Perkerasan KakuFull description
Full description
perkerasan kaku
RIGID PAVEMENTDeskripsi lengkap
gambaran umum proyek
Rigid Pavement
perhitungan perkerasan kaku (Rigid Pavement) dihitung berdasarkan AASHTO 1993. perhitungan perkerasan kaku ini disarankan pada perhitungan jalan tol.Full description
Desain perkerasan kaku, berdasarkan metode bina marga
Perkerasan Kaku
perkerasan kaku
METODE PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
G&Z S850
STA 38+200
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
STA 42+000
STA ST A 43+10 43+100 0
03 MEI 2016
DATA TEKNIS
RIGID PAVEMENT PLAN STA 35+600 – 35+800
Rigid Pavement Concrete Class P Lean Concrete, Class E Drainage Layer 27 cm 15 cm 15 cm
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
57 cm
SITE PLAN 1. 2. 3. 4. 5.
3
4
Concrete Paver G&Z S850 String Line Dowel Bar Marking Dowel LC ditutup Plastik
Bahan : 1. Beton kelas P Slump max 5 2. Dowel Bar Ø36 BJTP30 3. Curing Compound 4. Plastik & Geotextile Tenaga : 1. Finishing 2. Groving 3. Curing Spray 4. Tusuk Tie Bar
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
1 Unit 1 Set 1 Bh 5 Bh 6 Bh 1 Unit 1 unit 2 Bh 1 bh
6 org 3 org 1 org 2 org
SPESIFIKASI TEKNIS CONCRETE PAVER G&Z S850
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
LANGKAH ‐ LANGKAH
Arah Paver
1. 3
4
5
Arah supply beton
Persiapan peralatan Concrete Paver
2. Pemasangan string line
1
2
3. Pemasangan micron plastik
1. Marking posisi dowel. 2. Stake out string line sesuai elevasi rencana perhatikan posisi string agar tidak tersangkut pekerja. 3. Posisikan paver pada jalur rencana 4. LC ditutup plastik 5. Dowel beserta chair di letakan pada posisi marking dan di pantek. Posisi cat dowel harus seragam dengan panjang cat > 0.5 L pada selongsong. 6. Beton dibawa ke lokasi menggunakan DT. 7. Test slump beton pada lokasi (Slump 3cm). 8. Beton dihampar merata didepan paver. 9. Pada saat beton rigid terbentuk, finish permukaan yang terdapat honeycomb. 10. Pasang mistar dengan menjepitkan mistar pada tulangan stek pada sisi perkerasan untuk membentuk sudut pada beton rigid. 11. Finish permukaan rigid menggunakan ruskam agar kerataan permukaan seragam. 12. Lakukan groving setelah +/- 30menit menggunakan bantuan mistar untuk kelurusan dengan acuan marking dowel tiap 5m. 13. Lakukan penyemprotan curing compound. 14. Lakukan pemotongan setelah 6~12 Jam setelah pengecoran. Pemotongan harus lurus 15. Lakukan penyiraman setelah 12-24 Jam setelah pengecoran lalu tutup plastik dan geotextile di atas plastik.
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
5. Finishing permukaan rigid pavement
7. Cutting rigid pavement
4. Pengecoran menggunakan dump truck
6. Perawatan Beton
8. Joint sealant
POINT PENTING DALAM PEMBETONAN RIGID
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
03 MEI 2016
1. SAMBUNGAN PADA BETON RIGID
TUJUAN
Mengendalikan Retak
Memudahkan Pelaksanaan
Mengakomodir gerakan plat
JENIS SAMBUNGAN
Sambungan Memanjang
Sambungan Melintang
Sambungan Konstruksi
Sambungan Isolasi
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
2. SAMBUNGAN MELINTANG (DOWEL)
Perlemahan plat beton yang sengaja dibuat retak untuk mengakomodir retak melintang maupun memanjang yg timbul
Sambungan melintang dibuat setiap jarak 5 m
Mengakomodasi gerakan susut (samb. melintang)
Mengakomodasikan gerakan lenting plat beton akibat panas ‐ dingin pada siang – malam (samb. memanjang)
Sambungan susut, dibuat dengan cara melakukan sawcutting sedalam 1/4 tebal beton (8 cm)
Sawcutting max 18 jam dari sejak beton dibuat
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
SAMBUNGAN MELINTANG (DOWEL)
Arah Paver
Pasak PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
Besi Polos Dia. 36 mm
Diameter 1/8 tebal slab(d)
Panjang f (d) = 45 – 60 cm
Harus dicat pada lokasi sambungan
Satu ujung terikat
Satu ujung bebas
Ujung bebas pakai capping
Posisi Seragam
Letak harus di marking
Chair dipasak 1 sisi
3. SAMBUNGAN MEMANJANG (TIE BAR)
Mengendalikan retak arah memanjang
Mengakomodasikan gerakan lenting plat beton akibat panas ‐ dingin pada siang – malam
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
4. BOND BREAKER (PLASTIK)
Agar proses shrinkade beton rigid tidak terganggu lapisan dibawahnya, gangguan yang biasanya berupa friction
Letaknya di atas lapis pondasi bawah (LC) fungsinya mencegah kelekatan antara plat beton dengan lapis pondasi bawah
Dibuat dari plastik tipis.
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
BOND BREAKER (PLASTIK)
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
5. PEMBETONAN
Supply beton bisa menggunakan dump truck atau mixer (disarankan dump truck)
Disarankan jangka waktu sejak beton dibuat sampai dihampar max 45 menit (beton normal), agar kesinambungan beton yg dihampar masih di bawah durasi ikatan awal
Berkesinambungan supply (sblm terjadi ikatan awal)
Disarankan tinggi jatuh adukan beton 0,9 – 1,5 meter
Menghindari penguapan yang terlalu cepat
Tidak boleh disemprotkan air di atas beton
Pemadatan pada slipform paver, dimana vibrasi dapat mengalirkan beton dan membuang rongga yg besar.
Slump beton 3‐4cm sampai lokasi.
Vibrator paver digeser maksimal ke tepi.
Finishing kerataan dengan jidar setelah selesai finish tepi tahap 1
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
TINGGI JATUH ADUKAN BETON
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
PEMBETONAN
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
6. SLUMP
Slump atau keenceran campuran Parameter yang berkaitan workability (kemudahan pengerjaan)
Dipengaruhi oleh alat angkut, jarak angkut (lama angkut), peralatan dan penggunaan bahan adiktif.
Berpengaruh pada mutu beton
Berpengaruh pada kerataan muka beton
PERSYARATAN
Nilai Slump yg dipersyaratkan pada perkerasan beton berkisar antara 2,5 cm sampai 5 cm
Digunakan slump 3cm
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
7. SURFACE TEXTURE (GROOVING)
Untuk mengurangi kecelakaan akibat slidding, dengan terpenuhinya skid resistance
Dapat dikerjakan secara manual atau mekanis
Untuk mengalirkan air guna mencegah aqua planing / hidro planing (slip) (peristiwa yang terjadi ketika roda kendaraan yang berjalan cepat tidak menyentuh permukaan jalan sebagai akibat adanya lapisan – genangan air di atas permukaanjalan sehingga kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik)
Melintang 2,5 cm
Kedalaman Alur sampai 3 mm. Tetap ada marking tiap 5m untuk menjaga kesejajaran alur.
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
SURFACE TEXTURE (GROOVING)
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
8. CURING (PERAWATAN)
Membantu mencegah terbentuknya retak dengan menahan penguapan (evaporation retarder)
Pada keadaan kering, berangin atau kondisi cuaca yg tidak menguntungkan dapat menghasilkan retak plastis shringkage.
Menutup seluruh permukaan
Metode paling umum curing untuk perkerasan beton adalah dgn penyemprotan liquid membrane forming compound pada permukaan beton
Curing compound adalah material yang membentuk kulit diatas permukaan beton dan mengurangi tingkat hilangnya kadar air pada beton
Material ini membatasi penguapan air kira‐kira 20 % dibanding tanpa perlindungan.
Disiram tanki air dan ditutup plastik serta geotextile.
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
CURING (PERAWATAN)
Penyemprotan curing compound secara manual
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
9. JOINT SEALENT
Pengisi celah hasil saw cutting dengan kedalaman potong 9.5cm (1/4 t rigid)
Untuk mencegah masuknya kotoran
Untuk membantu mencegah pumping
Menggunakan material bersifat thermoplastic
Lubang harus bersih dan kering (dikompressor).
Posisi Saw cutting harus di marking
Pemasangan lakban kertas mencegah rigid kotor
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
JOINT SEALENT
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
10. KERATAAN
1.
Berdasarkan data survei dengan alat pengukur kerataan NAASRA dengan kecepatan standar 32 km/jam. Data dikorelasikan ke nilai IRI (International Roughness Index)
2.
Peraturan Menteri PU No. 392/PRT/2005,tgl. 31 Agustus 2005, ttg. Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol, IRI max. 4 m/km.
3.
Persyaratan PT Jasa Marga :
IRI = 0 – 4 m/km : Kondisi Baik
IRI = 4 – 10.6 m/km: Kondisi Sedang
IRI > 10.6 m/km: Kondisi Buruk
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
METODE PENGHAMPARAN BETON
PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B
METODE PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
1. Marking Dowel > Cat merah di LC 2. Anchorage chair 1 jalur posisi seragam 3. Cat korosi/meni > 0.5 L dowel pada posisi selongsong 4. Slump Beton 3cm, vibrator tepi paver digeser maksimal ke tepi 5. Jika keropos tepi, langsung finishing selesai hampar 6. Tetap ada marking tiap 5m untuk kelurusan grooving agar sejajar cutting rigid 7. Tenaga kerja hati‐hati terhadap sling 8. Finishing kerataan dengan jidar setelah selesai finish tepi tahap 1 9. Groofing kurang dalam +/‐3mm 10. Cutter = 9.5 cm (1/3 tebal = 1/3x29=9.5cm) cutter harus lurus 11. Siram tangki, pasang plastik lagi 12. Kelurusan dowel pada stop cor 13. Tie bar ‐> Gampang lepas ‐> telat pasang 14. Surveyor dan marking koordinat PROYEK JALAN TOL SOLO – NGAWI SN 1B