Makalah Terbatas:
METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR
OLEH
Aser. Y.K. Nerotouw 04311311049
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana ia telah memberikan nikmat kesehatan,
kesempatan dan telah membimbing kami dalam aktivitas
keseharian sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul M etode konser konser vasi vasi “
tanah dan air . ” ”
Dalam merakum makalah ini saya berterimah kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi dan pengetahuan guna merangkum makalah yang sederhana ini. Penulis sadar bahwa dalam penyusun makalah ini masih terdapat kesalahan – kesalahan – kesalahan kesalahan untuk itu saran dan kritik dari kawan-kawan khususnya dosen yang bersangkutan guna memperlangkap makalah ini.
Ternate,1 Desember 2014
Penyusun Aser.Y.K.Nerotouw
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................. ................................................... .................................. ............................. ............ DAFTAR ISI ................................... .................................................... .................................. .................................. .......................... .........
1. Metode konservasi Tanah ................................ ................................................. ................................... .................. A. Metode vegetatif v egetatif.................................................... ............................................................................................... ........................................... B. Metode mekanik .................................................... ............................................................................................... ........................................... C. Metode Kimia .............................................. ..................................................... 2. Metode Konservasi Air .................................. .................................................. .................................. ..................... ...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… PUSTAKA…………………………………………………………………
1.
Metode konservasi Tanah
Tanah merupakan media tumbuh tanaman yang sangat dipengaruhi sifat fisik dan kimia tanah. Menurut Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang kontiniu menutupi kerak bumi kecuali di d i tempat-tempat berlereng terjal, puncak-puncak p uncak-puncak pegunungan, daerah salju abadi. Sedangkan menurut Soil Survey Staff (1973), tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari pen yusun-penyusunnya, yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dalam arti luas adalah penempatan tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebar dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi (Sitanala Arsyad,1989). Upaya konservasi tanah bertujuan untuk : 1.
Mencegah erosi.
2.
Memperbaiki tanah yang rusak.
3.
Memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan. Ada beberapa macam metode konservasi tanah yang yang dapat dibagi dalam tiga golongan utama, yaitu a. metode vegetatif, b. metode mekanik dan c. metode kimia.
A. Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau bagian-bagian tanaman atau sisasisanya untuk mengurangi daya tumbuk butir hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan yang pada akhirnya mengurangi erosi tanah (Arsyad, 2006). Beberapa teknik konservasi tanah dan air melalui cara cara vegetatif seperti pertanaman lorong (alley (alley cropping ), ), silvipastura, dan pemberian mulsa, penghutanan kembali (reforestation), wanatani (agroforestry) termasuk didalamnya adalah pertanamanlorong (alley cropping), pertanaman menurut strip (strip cropping), striprumput (grass strip) barisan sisa tanaman, tanaman penutup tanah(cover crop), penerapan pola tanam termasuk di dalamnya adalah pergiliran tanaman (crop rotation), tumpang sari (intercropping), dantumpang gilir (relay cropping).
1. Pertanaman lorong ( all ey croppng ) Pertanaman lorong adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Menerapkan pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah dibandingkan membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4 tahun sejak tanaman pagar tumbuh akan terbentuk teras. Terbentukannya teras secara alami dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.
2. Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll. Ada beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia antara lain (a) tanaman pakan di hutan tanaman industri, (b) tanaman pakan di hutan sekunder, (c) tanaman pohon-pohonan sebagai tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman pakan sebagai pagar hidup.
3. Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan. h ujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup cuku p efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan organik, o rganik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau didatangkan dari luar lahan pertanian.
Pemulsaan tanah ternyata dapat pula mempertahankan kelembapan dan suhu tanah sehingga dapat memperbaiki pengambilan zat hara oleh akar-akar tanaman. Serasah atau sisasisa tanaman yang melapuk akan memperkaya bahan organik dalam tanah, dengan demikian sifat fisik dan kimia tanah dapat di pebaiki pula.
B. Metode mekanik
Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Metode mekanik dalam konservasi adalah pengolahan tanah, guludan, teras, penghambat (check dam), dam), waduk, rorak, perbaikan. (Arsyad, 2006). Ada beberapa macam teras yang di kemukakan oleh Dr. Ir. Ramdhon Bermanakusuma yakni: 1. teras bangku (bench terrace) umumnya di temukan pada lahan dengan kemiringan sekitar 20-30% 2. teras berdasar lebar. Teknik konservasi tanah secara mekanis atau disebut juga sipil teknis adalah upaya menciptakan fisik lahan atau merekayasa bidang olah lahan pertanian hingga sesuai dengan prinsip konservasi tanah sekaligus konservasi air. Teknik ini meliputi: guludan, pembuatan teras gulud, teras bangku, teras individu, indi vidu, teras kredit, pematang kontur, teras kebun, barisan batu, dan teras batu (Agus et al., 1999). a. Sistem terasering. Sistem terasering adalah perubahan bentuk terasering searah garis kontur, seperti teras gundul, teras bangku, teras tunggal, dan teras kredit. b. Sistem pematang kontur. Adalah system pematang menurut kontur dengan fungsi utama menyimpan air. c. Sistem barisan batu. Adalah dengan menyusun bebatuan dengan membentuk model ruang terbuka. d. Sistem teras bangku batu. Adalah pembuatan terasan berbentuk bangku pada tanah. e. Sistem saluran pengelak. Pembuatan saluran searah dengan garis kontur. f. Sistem saluran pembuangan akhir. Adalah saluran yang dibuat searah lereng pada cekungan terendah dari topografi yang ada.
C. Metode Kimia
cara kimia dalam usahan pencegahan erosi,yaitu dengan pemanfaatan soil conditiner atau bahan pamantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi. Bahan kimia memiliki pengaruh yang besar terhadap stabilitas tanah karena senyawa tersebut tahan terhadap mikrobia tanah permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang.
Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian yang baru di buka sesungguhnya sangat di perlukan mengingat: 1. lahan-lahan yang baru di buka masih merupakan tanah-tanah perawan (virgin) yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat di daya gunakan dengan baik. 2. Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang terangkut 3. Pekerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan pertanian, yang menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya lapisan top soil, mengingat pekerjaannya mempergunakan peralatan-peralatan besar seperti traktor dll.
Jadi,struktur tanah haruslah distabilkan dahulu dan penstabilannya menggunakan bahan bahan pemantap dengan di kombinasikan dengan tanaman-tanaman penutup tanah yang dapat menunjang kesuburan tanah. Menurut M. D. De Boot mengemukakan “bahwa perlakuaan dengan bitumen bisa menstabilkan tanah sehingga tanah tetap di tempat tidak terbawa oleh hanyutan air meskipun dalam jangka waktu yang pendek, yang kemudian fungsi menstabilkan ini di lanjutkan oleh tanaman”.
2. Metode Konservasi Air
Metode pengendalian tata air yang umum digunakan yaitu irigasi dan drainase. Irigasi merupakan usaha untuk menambah air ke dalam wilayah, sedangkan drainase sebaliknya. Drainase berarti keadaan dan cara air-lebih keluar dari tanah. Air-lebih adalah bagian dari air yang ada di dalam tanah yang tidak dapat dipegang atau ditahan oleh butir-butir tanah dan memenuhi ruang pori tanah sehingga tanah menjadi jenuh air (Pahan, 2008). Drainase pada tanah gambut secara alami selalu berada dalam kondisi sangat terhambat hingga tergenang. Hal ini memerlukan penanganan yang tepat sehingga drainase dapat diperbaiki untuk mencapai muka air tanah yang optimum tanpa mengakibatkan drainase yang berlebihan (over drainage). drainage). Drainase yang berlebihan akan mengakibatkan kekeringan pada tanah gambut yang bersifat tidak dapat balik (irreversible (irreversible)) dan penurunan muka tanah yang serius. Keberadaan mineral pirit pada tanah gambut sehingga tetap tereduksi juga harus diperhatikan. Untuk mencapai kondisi ini, diperlukan jaringan drainase dan pintu-pintu air yang cukup (PPKS, 2006). Pembangunan sistem drainase di perkebunan terutama ditujukan untuk mengendalikan kelembaban tanah sehingga kadar airnya stabil antara 20-25% dengan kedalaman arus air maksimum 60 cm. Pembangunan drainase juga diusahakan terhindar dari kejenuhan air secara terus-menerus selama maksimum 2 minggu (Pahan, 2 008). Irigasi bertujuan untuk memberikan tambahan air terhadap air hujan dan memberikan air kepada tanaman dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang diperlukan. Air irigasi mempunyai kegunaan lain, yaitu (1) mempermudah pengolahan tanah, (2) mengatur suhu tanah dan iklim mikro, (3) mencuci tanah dari kadar garam atau asam yang terlalu tinggi, (4) menggenangi tanah untuk memberantas gulma serta hama penyakit. Pada perkebunan kelapa sawit, pemberian air irigasi biasanya dilakukan dengan cara pemberian air dalam selokan atau saluran ( furrows furrows irrigation) irrigation) (PPKS, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1989. Konservasi 1989. Konservasi Tanah Dan Air . Bogor : IPB Press http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/konservasi-tanah-dan-air/ http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi-tanah-dan-air.html http://geoenviron.blogspot.com/2013/01/konservasi-tanah-dan-air-konservasi.html