Metoda Pelaksanaan SPAM

METODA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SPAM IKK KAP 40 LTR/DTK I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pembersihan Lokasi dan Perataan Tanah Pembersihan akan dilakukan secara manual / mekanis. Pohon – pohon yang berada pada lokasi kerja akan dipotong menggunakan chainsaw lalu akarnya akan dicabut menggunakan excavator. Bahan – bahan yang tidak terpakai akan dibuang ke lokasi yang ditentukan dengan diangkut menggunakan dump truck. Perataan tanah akan dilakukan secara manual / mekanik. Perataan secara mekanik akan menggunakan motor grader atau bulldozer, sedangkan secara manual akan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat cangkul dan gerobak dorong. 2. Pengukuran Pematokan dan Papan Nama Proyek Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama proyek khalayak umum akan mengetahui aktifitas proyek dan jauh dari kecurigaan. Papan nama dibuat dari bahan kayu yang dipakukan ke balok (rangka + perkuatannya). Pada bagian papan dilapisi dengan seng/plat tipis kemudian disablon/cat identitas proyek. Papan nama dipasang (dicor bagian bawahnya) dengan kokoh ke tanah sehingga tidak mudah roboh. Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya. 3. Rambu – Rambu Peringatan dan atau Pengamanan Proyek Rambu – rambu akan dipasang untuk pengamanan proyek dari kendaraan atau orang – orang yang lalu lalang.

Gambar. Pengamanan proyek II. PEKERJAAN BANGUNAN AIR BAKU & PERPIPAAN 1. Pembuatan Bangunan Intake Pembuatan bangunan intake dimulai dari pengukuran lokasi dilanjutkan dengan pemasangan kisdam yang berupa karung pasir yang disusun menumpuk disekeliling posisi yang telah

1 Pembangunan SPAM Pendamping IKK Hongaria Paket I

ditentukan, selanjutnya pekerjaan dewatering dengan menyedot air yang ada didalam kisdam sehingga pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan setelah penggalian hingga elevasi yang direncanakan diteruskan dengan pekerjaan urugan pasir serta lantai kerja, lantai kerja tersebut berupa campuran 1 PC : 3 pasir : 5 Kerikil. Setelah itu pembuatan dan pemasangan bekisting dapat dikerjakan. Pekerjaan pembesian dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan galian. Pekerjaan pembesian yang berupa pemotongan dan pembengkokan besi dapat dilakukan di stock yard, setelah lantai kerja mengeras maka pekerjaan pemasangan pembesian dapat dikerjakan. Pengecoran dilakukan setelah pembesian selesai dikerjakan, pengecoran dilakukan secara site mix menggunakan beton molen yang selanjutnya dituang ke dalam bekisting dan dipadatkan menggunakan besi tulangan yang ditusuk – tusuk kedalam bekisting.

Gambar. Proses pembuatan bangunan intake


III. PEKERJAAN SIPIL UNIT PRODUKSI 1. Pondasi Paket IPA Pembuatan pondasi dimulai dari pekerjaan sondir / test pit untuk mengetahui karakteristik tanah setelah itu dilanjutkan dengan persiapan segala alat dan bahan yang diperlukan, selanjutnya pengukuran lahan yang akan dikerjakan selanjutnya dipasok bouplank untuk menandai batas – batasnya, setelah itu dilanjutkan dengan pekerjaan galian sesuai kedalaman yang ditentukan, setelah pekerjaan galian selesai dilanjutkan dengan pekerjaan penghamparan pasir urug setebal 100 mm, setelah itu dilanjutkan dengan lantai kerja setebal 100 mm, lantai kerja tersebut berupa campuran 1 PC : 3 pasir : 5 Kerikil. Setelah itu pembuatan dan pemasangan bekisting dapat dikerjakan. Pekerjaan pembesian dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan galian. Pekerjaan pembesian yang berupa pemotongan dan pembengkokan besi dapat dilakukan di stock yard, setelah lantai kerja mengeras maka pekerjaan pemasangan pembesian dapat dikerjakan. Adukan beton bertulang akan dibuat dengan komposisi 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil. Pengecoran dilakukan setelah pembesian selesai dikerjakan, pengecoran dilakukan secara site mix menggunakan beton molen yang selanjutnya dituang ke dalam bekisting dan dipadatkan menggunakan besi tulangan yang ditusuk – tusuk kedalam bekisting.


Gambar. Proses pembuatan pondasi


2. Pembuatan Rumah Operasi Langkah – langkah dalam pembuatan rumah operasi dijelaskan sebagai berikut : A. Pengukuran dan pemasangan bouwplank Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.

Gambar. Pemasangan Bouwplank B. Penggalian tanah Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara mekanik/manual, dengan melihat lingkup kegiatan yang sudah diperhitungkan baik jenis dan sifat tanah. Galian tanah yang dilaksanakan digunakan untuk kegiatan struktural. Setelah dilakukan pengukuran (eset) dan mengikuti batas batas pekerjaan yang sudah ditandai (patok/bouwplank), tanah yang digali baik tinggi maupun lebarnya sesuai dengan gambar rencana dan arahan dari Direksi, kemudian tanah hasil galian ditempatkan dilokasi yang sudah disediakan, bila tanah hasil galian akan digunakan, tanah diratakan kembali ke lokasi - lokasi yang perlu timbunan, dan untuk lokasi pembuangan yang jauh diangkut dengan menggunakan Dump Truck.

Gambar. Galian pondasi


C. Pasangan pondasi batu kali Pasangan Batu bawah pondasi dilakukan dengan ketebalan pengurugan sesuai spesifikasi pekerjaan, tahapan - tahapan ini meliputi penyiapan dan penyediaan bahan. Bahan yang digunakan diambil dari lokasi material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan benang dan paku untuk mendapatkan kerataan yang diinginkan. batu yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan - potongan bahan keras yang lebih besar dari ukuran batu. Pekerjaan dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu.

Gambar. Pondasi Batu Kali D. Pembuatan sloof, kolom, dan ring Pertama kali kita membuat cetakan beton dari kayu, bekesting dipasang sesuai dengan ukuran rencana. Pada bagian dalam bekesting diberi triplek atau multiplek agar nantinya menghasilkan permukaan beton yang rata, lalu diletakkan didalamnya besi tulangan beton yang dirakit terlebih dahulu. Selajutnya adukan beton dari concrete mixer dimasukkan kedalam bekisting yang telah siap dan diratakan oleh tenaga kerja. Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini, dari temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton akan dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada material dan pengerasan beton. Beton akan dirawat dengan menyelimutinya menggunakan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.


Gambar. Pembuatan sloof dan kolom E. Urugan tanah Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan. Material timbunan yang didatangkan terlebih dahulu akan diujikan dilaboratorium dan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Sebelum dilakukan penimbunan tanah areal penimbunan harus dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lapuk lainnya sehingga nantinya tidak akan mengganggu stabilitas tanah timbunan. Perataan timbunan akan dilakukan dengan menggunakan cangkul dan dipadatkan dengan menggunakan stamper serta sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Selama proses pemadatan dijaga agar kondisi material timbunan memiliki kadar air optimum, atau dengan cara pembasahan. Proses timbunan dilakukan sampai elevasi yang direncanakan.

Gambar. Urugan Tanah F. Pasangan dinding bata, plesteran dan acian. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut. Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna dengan menggunakan campuran 1Pc : 5Ps. Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap - tiap pertemuan dimana ada tiang - tiang beton merupakan bingkai. Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan harus menyediakan karung - karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah. Bagian pasangan bata yang


berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton dan lain-lain) harus diberi stek - stek besi beton diameter 8 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik atau dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang - kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain. Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram menggunakan aduka 1PC : 3Psr. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan. Buat adukan untuk plesteran dinding bata. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur). Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok. Pekerjaan selanjutnya yaitu pengecatan, yang harus dilakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai dari dekat jendela. menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan, kerjakanlah mulai dari langit – langit yang diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah.

Gambar. Pasangan Dinding Bata G. Pembuatan kamar mandi (pemipaan, bak mandi, kloset, dan septic tank) Lakukan pengukuran posisi kloset jongkok diruang toilet sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat sebelumnya, pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah kloset jongkok yang telah direncanakan dan dilakukan pengukuran, siapkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 3 psr untuk membuat dudukan kloset dan membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan


bentuk kloset yang akan dipasang, dalam posisi adukan yang belum mengering lakukan perletakan kloset jongkok pada posisi yang tepat, ukur kedataran kloset jongkok dengan waterpass, tunggu sampai adukan benar - benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman kloset jongkok dengan air, setelah urutan cara memasang kloset jongkok. Ukuran bak mandi fiber disesuaikan dengan gambar rencana, batu bata ditata dan untuk perekat digunakan campuran semen dan pasir, setelah batu bata terpasang dilakukan pemasangan keramik dengan adukan pengikat semen. Untuk penampungan dari kamar mandi maka dibuatkan septic tank 1 unit, serta untuk penyediaan air akan disediakan pompa air kapasitas 20 liter/menit dan tangki air kapasitas 500 liter.

Gambar. Kamar mandi H. Pembuatan meja lab dan meja dapur Meja lab dan meja dapur dibuat dari beton bertulang, setelah shop drawing dibuat dan disahkan oleh pihak yang berwenang langkah selanjutnya yaitu pengukuran dan penandaan batas - batas, lalu dilanjutkan pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan bekisting dan perancah, lalu perangkaian besi yang telah disiapkan sebelumnya, selanjutnya yaitu proses pengecoran, pengecoran dilakukan dengan alat beton molen setelah campuran beton homogen lalu campuran tersebut dituang ke dalam bekisting setelah itu dilanjutkan dengan proses perawatan beton dengan cara ditutup dengan kain basah.


Gambar. Pembuatan meja dapur I.

Pemasangan kusen dan ventilasi Kusen alumunium berwarna hitam dipasang setelah pasangan bata diplester, pengukuran letak kusen disesuaikan dengan gambar shop drawing, lalu kusen dipasang pada tempatnya, selanjutnya buat lubang untuk sekrup, lalu masukkan fischer ke lubang tersebut dan kencangkan langkah selanjutnya yaitu finishing menggunakan sealant untuk menutup rongga antara kusen dan dinding. Langkah terakhir yaitu pemasangan daun pintu dan jendela dengan kaca riben.

Gambar. Pemasangan kusen Ventilasi dipasang bersamaan dengan pekerjaan pasangan bata. Ventilasi diletakkan pada posisi yang direncanakan, spesifikasi ventilasi yang dipakai yaitu ventilasi looster keramik. J.

Pengecoran lantai dan pemasangan keramik Lantai dicor setelah urugan tanah dan pasangan bata selesai dikerjakan. Pengecoran dilaksanakan menggunakan beton molen, setelah adukan beton beton homogen selanjutnya


campuran tersebut dituang diatas urugan tanah dan diratakan sesuai dengan elevasi yang ditentukan. Untuk ruang dosing lantainya berupa plat beton bertulang dan dilengkapi dengan saluran pembuangan. Pada gudang kimia elevasinya ditambah 10 cm dari lantai ruangan. Pemasangan keramik dengan ukuran 30 x 30 mm warna putih dikerjakan setelah pekerjaan rangka atap dan spandek selesai dilaksanakan. Sebelum digunakan keramik harus direndam untuk menambah daya rekat antara keramik dana adukan, selanjutnya lakukan pembuatan garis bantu menggunakan benang dan paku, setelah itu keramik dipasang satu persatu dan disesuaikan dengan elevasi yang diinginkan dengan cara diketuk – ketuk menggunakan palu karet.

Gambar. Pemasangan keramik K. Pemasangan rangka atap baja ringan, plafond, listplank dan spandek Pemasangan atap rangka baja ringan dimulai dengan perencanaan gambar dan ukuran yang sesuai dengan bangunan agar menghasilkan ukuran yang akurat langkah selanjutnya yaitu pabrikasi dengan cara pemotongan dan penyambungan sesuai dengan gambar yang dibuat lalu dilanjutkan dengan pemasangan kuda - kuda diatas ring balok dilanjutkan dengan pengecekan / leveling menggunakan selang air, setelah semua kuda – kuda terpasang dilanjutkan pemasangan balok nok, bracing dan reng langkah terakhir yaitu pemasangan atap spandek sesuai spesifikasi dengan warna biru tua serta ketebalan 0,4 mm. Listplank GRC non profil dengan ketebalan 8 mm x 20 mm dipasang setelah rangka atap baja ringan selesai dilaksanakan, pemasanganny dengan cara mensekrup listplank tersebut ke profil C. hal yang harus diperhatikan yaitu jarak antar sekrup jangan terlalu jauh yaitu sekitar 20 – 30 cm. Pemasangan plafond GRC rangka baja ringan dilakukan setelah pekerjaan spandek selesai dikerjakan. Langkah pertama yaitu mengukur garis ketinggian yang diinginkan dan dibuatkan garis nya pada dinding, selanjutnya yaitu pemasangan siku metal (wall angle), lalu pemasangan hollow dengan jarak 40 – 60 cm, rangka utama digantungkan pada pada kawat pengganatung menggunakan u clamp dan ditempatkan diatas hollow, langkah selanjutnya yaitu pemasangan pemasangan plafon grc.


Gambar. Pemasangan plafon L. Pemasangan lampu Pekerjaan instalasi listrik diawali dengan menyiapkan bahan yang akan digunakan, proses pemasangannya sesuai prosedur dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang mengerti akan listrik. Dalam pekerjaan instalasi listrik harus dibuat gambar terlebih dahulu untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari PLN. Dengan adanya gambar maka dapat diketahui titik - titik instalasi maupun titik saluran yang nantinya akan terhubung dengan masing – masing komponen instalasi. Kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan spesifikasi teknis atau sesuai dengan arahan Direksi, pelaksanaan pemasangan kabel yang tertanam dalam dinding baik kabel penerangan dan kabel stop kontak harus dimasukan kedalam pipa, sesuai dengan standar PUIL pasal 730 dan 743 A8. Semua kabel dipasang lurus atau sejajar, kabel – kabel tenaga harus di klem khusus atau dilindungi. Penyambungan kabel dilakukan dalam kotak - kotak penyambungan dan kabel yang disambung harus sesuai dengan warnanya masing - masing. Semua sambungan kabel harus ditutup dengan las doop. Untuk penerangan dipasang lampu CFL – 18 sebanyak 6 titik lengkap dengan stop kontaknya, pemasangannya dipasang pada rumah lampu atau fitting yang telah terpasang dan terhubung dengan instalasi listrik.

Gambar. Pemasangan lampu


M. Pemasangan exterior batu tempel Langkah pertama yaitu pengukuran dan penandaan lokasi yang akan dipasang batu tempel, batu tempel akan dipasang 1 meter dari lantai dan dipasang sekeliling bangunan. Langkah selanjutnya yaitu permukaan dinding dibersihkan dari kotoran yang menempel lalu disiram, selanjutnya pasang garis acuan menggunakan benang dan paku, pasang batu tempel menggunakan adukan dan diratakan menggunakan palu karet, batu ditempel hingga ketinggian yang direncanakan setelah itu dicek kerataanya menggunakan waterpass, setelah pemasangan batu tempel selesai lalu dibiarkan beberapa waktu agar udara yang ada didalam adukan keluar setelah baru dilanjutkan dengan pemasangan nat.

Gambar. Pemasangan batu tempel 3. Pembuatan Rumah Genset dan Gudang Sparepart Langkah – langkah dalam pembuatan rumah genset dijelaskan sebagai berikut : A. Pengukuran dan pemasangan bouwplank Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.

Gambar. Pemasangan Bouwplank


B. Penggalian tanah Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara mekanik/manual, dengan melihat lingkup kegiatan yang sudah diperhitungkan baik jenis dan sifat tanah. Galian tanah yang dilaksanakan digunakan untuk kegiatan struktural. Setelah dilakukan pengukuran (eset) dan mengikuti batas batas pekerjaan yang sudah ditandai (patok/bouwplank), tanah yang digali baik tinggi maupun lebarnya sesuai dengan gambar rencana dan arahan dari Direksi, kemudian tanah hasil galian ditempatkan dilokasi yang sudah disediakan, bila tanah hasil galian akan digunakan, tanah diratakan kembali ke lokasi - lokasi yang perlu timbunan, dan untuk lokasi pembuangan yang jauh diangkut dengan menggunakan Dump Truck.

Gambar. Galian pondasi C. Pasangan pondasi batu kali Pasangan Batu bawah pondasi dilakukan dengan ketebalan pengurugan sesuai spesifikasi pekerjaan, tahapan - tahapan ini meliputi penyiapan dan penyediaan bahan. Bahan yang digunakan diambil dari lokasi material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan benang dan paku untuk mendapatkan kerataan yang diinginkan. batu yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan - potongan bahan keras yang lebih besar dari ukuran batu. Pekerjaan dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu.

Gambar. Pondasi Batu Kali


D. Pembuatan sloof, kolom, dan ring Pertama kali kita membuat cetakan beton dari kayu, bekesting dipasang sesuai dengan ukuran rencana. Pada bagian dalam bekesting diberi triplek atau multiplek agar nantinya menghasilkan permukaan beton yang rata, lalu diletakkan didalamnya besi tulangan beton yang dirakit terlebih dahulu. Selajutnya adukan beton dari concrete mixer dimasukkan kedalam bekisting yang telah siap dan diratakan oleh tenaga kerja. Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini, dari temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton akan dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada material dan pengerasan beton. Beton akan dirawat dengan menyelimutinya menggunakan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.



Gambar. Urugan Tanah F. Pasangan dinding bata, plesteran dan acian. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut. Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna dengan menggunakan campuran 1Pc : 5Ps. Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap - tiap pertemuan dimana ada tiang - tiang beton merupakan bingkai. Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan harus menyediakan karung - karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton dan lain-lain) harus diberi stek - stek besi beton diameter 8 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik atau dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang - kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain. Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram menggunakan aduka 1PC : 3Psr. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan. Buat adukan untuk plesteran dinding bata. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur). Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok. Pekerjaan selanjutnya yaitu pengecatan, yang harus dilakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai dari dekat jendela. menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan, kerjakanlah


mulai dari langit – langit yang diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah.

Gambar. Pasangan Dinding Bata G. Pemasangan kusen dan ventilasi Kusen alumunium berwarna hitam dipasang setelah pasangan bata diplester, pengukuran letak kusen disesuaikan dengan gambar shop drawing, lalu kusen dipasang pada tempatnya, selanjutnya buat lubang untuk sekrup, lalu masukkan fischer ke lubang tersebut dan kencangkan langkah selanjutnya yaitu finishing menggunakan sealant untuk menutup rongga antara kusen dan dinding. Langkah terakhir yaitu pemasangan jendela dengan kaca riben, sedangkan untuk pintu berupa pintu baja.

Gambar. Pemasangan kusen Ventilasi dipasang bersamaan dengan pekerjaan pasangan bata. Ventilasi diletakkan pada posisi yang direncanakan, spesifikasi ventilasi pada ruangan spare part yaitu ventilasi looster keramik sedangkan ventilasi pada ruang genset yaitu teralis baja begel dia.16 mm.


H. Pengecoran lantai dan pemasangan keramik Lantai dicor setelah urugan tanah dan pasangan bata selesai dikerjakan. Pengecoran dilaksanakan menggunakan beton molen, setelah adukan beton beton homogen selanjutnya campuran tersebut dituang diatas urugan tanah dan diratakan sesuai dengan elevasi yang ditentukan. Lantai pada rumah genset menggunakan beton bertulang dengan berat 3x dari berat genset dan dilengkapi dengan saluran pembuangan serta saluran kabel yang ditutup dengan plat baja bordes tebal 5 mm. Pemasangan keramik dengan ukuran 30 x 30 mm warna putih dikerjakan setelah pekerjaan rangka atap dan spandek selesai dilaksanakan. Sebelum digunakan keramik harus direndam untuk menambah daya rekat antara keramik dana adukan, selanjutnya lakukan pembuatan garis bantu menggunakan benang dan paku, setelah itu keramik dipasang satu persatu dan disesuaikan dengan elevasi yang diinginkan dengan cara diketuk – ketuk menggunakan palu karet.

Gambar. Pemasangan keramik I.

Pemasangan rangka atap baja ringan, plafond, listplank dan spandek Pemasangan atap rangka baja ringan dimulai dengan perencanaan gambar dan ukuran yang sesuai dengan bangunan agar menghasilkan ukuran yang akurat langkah selanjutnya yaitu pabrikasi dengan cara pemotongan dan penyambungan sesuai dengan gambar yang dibuat lalu dilanjutkan dengan pemasangan kuda - kuda diatas ring balok dilanjutkan dengan pengecekan / leveling menggunakan selang air, setelah semua kuda – kuda terpasang dilanjutkan pemasangan balok nok, bracing dan reng langkah terakhir yaitu pemasangan atap spandek sesuai spesifikasi dengan warna biru tua serta ketebalan 0,4 mm. Listplank GRC non profil dengan ketebalan 8 mm x 20 mm dipasang setelah rangka atap baja ringan selesai dilaksanakan, pemasanganny dengan cara mensekrup listplank tersebut ke profil C. hal yang harus diperhatikan yaitu jarak antar sekrup jangan terlalu jauh yaitu sekitar 20 – 30 cm. Pemasangan plafond GRC rangka baja ringan dilakukan setelah pekerjaan spandek selesai dikerjakan. Langkah pertama yaitu mengukur garis ketinggian yang diinginkan dan dibuatkan garis nya pada dinding, selanjutnya yaitu pemasangan siku metal (wall angle), lalu pemasangan hollow dengan jarak 40 – 60 cm, rangka utama digantungkan pada pada kawat pengganatung


menggunakan u clamp dan ditempatkan diatas hollow, langkah selanjutnya yaitu pemasangan pemasangan plafon grc.

Gambar. Pemasangan plafon J.

Pemasangan lampu Pekerjaan instalasi listrik diawali dengan menyiapkan bahan yang akan digunakan, proses pemasangannya sesuai prosedur dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang mengerti akan listrik. Dalam pekerjaan instalasi listrik harus dibuat gambar terlebih dahulu untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari PLN. Dengan adanya gambar maka dapat diketahui titik - titik instalasi maupun titik saluran yang nantinya akan terhubung dengan masing – masing komponen instalasi. Kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan spesifikasi teknis atau sesuai dengan arahan Direksi, pelaksanaan pemasangan kabel yang tertanam dalam dinding baik kabel penerangan dan kabel stop kontak harus dimasukan kedalam pipa, sesuai dengan standar PUIL pasal 730 dan 743 A8. Semua kabel dipasang lurus atau sejajar, kabel – kabel tenaga harus di klem khusus atau dilindungi. Penyambungan kabel dilakukan dalam kotak - kotak penyambungan dan kabel yang disambung harus sesuai dengan warnanya masing - masing. Semua sambungan kabel harus ditutup dengan las doop. Untuk penerangan dipasang lampu CFL – 18 sebanyak 3 titik lengkap dengan stop kontaknya, pemasangannya dipasang pada rumah lampu atau fitting yang telah terpasang dan terhubung dengan instalasi listrik.



K. Pemasangan exterior batu tempel Langkah pertama yaitu pengukuran dan penandaan lokasi yang akan dipasang batu tempel, batu tempel akan dipasang 1 meter dari lantai dan dipasang sekeliling bangunan. Langkah selanjutnya yaitu permukaan dinding dibersihkan dari kotoran yang menempel lalu disiram, selanjutnya pasang garis acuan menggunakan benang dan paku, pasang batu tempel menggunakan adukan dan diratakan menggunakan palu karet, batu ditempel hingga ketinggian yang direncanakan setelah itu dicek kerataanya menggunakan waterpass, setelah pemasangan batu tempel selesai lalu dibiarkan beberapa waktu agar udara yang ada didalam adukan keluar setelah baru dilanjutkan dengan pemasangan nat.

Gambar. Pemasangan batu tempel 4. Pembuatan Rumah Pompa Air Minum Langkah – langkah dalam pembuatan rumah pompa air minum dijelaskan sebagai berikut : A. Pengukuran dan pemasangan bouwplank Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.

Gambar. Pemasangan Bouwplank


B. Penggalian tanah Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara mekanik/manual, dengan melihat lingkup kegiatan yang sudah diperhitungkan baik jenis dan sifat tanah. Galian tanah yang dilaksanakan digunakan untuk kegiatan struktural. Setelah dilakukan pengukuran (eset) dan mengikuti batas batas pekerjaan yang sudah ditandai (patok/bouwplank), tanah yang digali baik tinggi maupun lebarnya sesuai dengan gambar rencana dan arahan dari Direksi, kemudian tanah hasil galian ditempatkan dilokasi yang sudah disediakan, bila tanah hasil galian akan digunakan, tanah diratakan kembali ke lokasi - lokasi yang perlu timbunan, dan untuk lokasi pembuangan yang jauh diangkut dengan menggunakan Dump Truck.

Gambar. Galian pondasi C. Pasangan pondasi batu kali Pasangan Batu bawah pondasi dilakukan dengan ketebalan pengurugan sesuai spesifikasi pekerjaan, tahapan - tahapan ini meliputi penyiapan dan penyediaan bahan. Bahan yang digunakan diambil dari lokasi material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan benang dan paku untuk mendapatkan kerataan yang diinginkan. batu yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan - potongan bahan keras yang lebih besar dari ukuran batu. Pekerjaan dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu.

Gambar. Pondasi Batu Kali


D. Pembuatan sloof, kolom, dan ring Pertama kali kita membuat cetakan beton dari kayu, bekesting dipasang sesuai dengan ukuran rencana. Pada bagian dalam bekesting diberi triplek atau multiplek agar nantinya menghasilkan permukaan beton yang rata, lalu diletakkan didalamnya besi tulangan beton yang dirakit terlebih dahulu. Selajutnya adukan beton dari concrete mixer dimasukkan kedalam bekisting yang telah siap dan diratakan oleh tenaga kerja. Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini, dari temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton akan dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada material dan pengerasan beton. Beton akan dirawat dengan menyelimutinya menggunakan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.



Gambar. Urugan Tanah F. Pasangan dinding bata, plesteran dan acian. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut. Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna dengan menggunakan campuran 1Pc : 5Ps. Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap - tiap pertemuan dimana ada tiang - tiang beton merupakan bingkai. Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan harus menyediakan karung - karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton dan lain-lain) harus diberi stek - stek besi beton diameter 8 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik atau dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang - kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain. Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram menggunakan aduka 1PC : 3Psr. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan. Buat adukan untuk plesteran dinding bata. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur). Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok. Pekerjaan selanjutnya yaitu pengecatan, yang harus dilakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai dari dekat jendela. menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan, kerjakanlah


mulai dari langit – langit yang diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah.

Gambar. Pasangan Dinding Bata G. Pemasangan kusen dan ventilasi Kusen alumunium berwarna hitam dipasang setelah pasangan bata diplester, pengukuran letak kusen disesuaikan dengan gambar shop drawing, lalu kusen dipasang pada tempatnya, selanjutnya buat lubang untuk sekrup, lalu masukkan fischer ke lubang tersebut dan kencangkan langkah selanjutnya yaitu finishing menggunakan sealant untuk menutup rongga antara kusen dan dinding. Langkah terakhir yaitu pemasangan jendela dengan kaca riben, sedangkan untuk pintu berupa pintu baja.

Gambar. Pemasangan kusen Ventilasi dipasang bersamaan dengan pekerjaan pasangan bata. Ventilasi diletakkan pada posisi yang direncanakan, spesifikasi ventilasi pada ruangan ini yaitu ventilasi looster keramik. H. Pengecoran lantai dan pemasangan keramik


Lantai dicor setelah urugan tanah dan pasangan bata selesai dikerjakan. Pengecoran dilaksanakan menggunakan beton molen, setelah adukan beton beton homogen selanjutnya campuran tersebut dituang diatas urugan tanah dan diratakan sesuai dengan elevasi yang ditentukan. Lantai pada rumah pompa menggunakan beton bertulang dengan berat 3x dari berat pompa dan dilengkapi dengan saluran pembuangan serta saluran kabel yang ditutup dengan plat baja bordes tebal 5 mm. Pemasangan keramik dengan ukuran 30 x 30 mm warna putih dikerjakan setelah pekerjaan rangka atap dan spandek selesai dilaksanakan. Sebelum digunakan keramik harus direndam untuk menambah daya rekat antara keramik dana adukan, selanjutnya lakukan pembuatan garis bantu menggunakan benang dan paku, setelah itu keramik dipasang satu persatu dan disesuaikan dengan elevasi yang diinginkan dengan cara diketuk – ketuk menggunakan palu karet.

Gambar. Pemasangan keramik I.

Pemasangan rangka atap baja ringan, plafond, listplank dan spandek Pemasangan atap rangka baja ringan dimulai dengan perencanaan gambar dan ukuran yang sesuai dengan bangunan agar menghasilkan ukuran yang akurat langkah selanjutnya yaitu pabrikasi dengan cara pemotongan dan penyambungan sesuai dengan gambar yang dibuat lalu dilanjutkan dengan pemasangan kuda - kuda diatas ring balok dilanjutkan dengan pengecekan / leveling menggunakan selang air, setelah semua kuda – kuda terpasang dilanjutkan pemasangan balok nok, bracing dan reng langkah terakhir yaitu pemasangan atap spandek sesuai spesifikasi dengan warna biru tua serta ketebalan 0,4 mm. Listplank GRC non profil dengan ketebalan 8 mm x 20 mm dipasang setelah rangka atap baja ringan selesai dilaksanakan, pemasanganny dengan cara mensekrup listplank tersebut ke profil C. hal yang harus diperhatikan yaitu jarak antar sekrup jangan terlalu jauh yaitu sekitar 20 – 30 cm. Pemasangan plafond GRC rangka baja ringan dilakukan setelah pekerjaan spandek selesai dikerjakan. Langkah pertama yaitu mengukur garis ketinggian yang diinginkan dan dibuatkan garis nya pada dinding, selanjutnya yaitu pemasangan siku metal (wall angle), lalu pemasangan hollow dengan jarak 40 – 60 cm, rangka utama digantungkan pada pada kawat pengganatung


menggunakan u clamp dan ditempatkan diatas hollow, langkah selanjutnya yaitu pemasangan pemasangan plafon grc.

Gambar. Pemasangan plafon J.

Pemasangan lampu Pekerjaan instalasi listrik diawali dengan menyiapkan bahan yang akan digunakan, proses pemasangannya sesuai prosedur dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang mengerti akan listrik. Dalam pekerjaan instalasi listrik harus dibuat gambar terlebih dahulu untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari PLN. Dengan adanya gambar maka dapat diketahui titik - titik instalasi maupun titik saluran yang nantinya akan terhubung dengan masing – masing komponen instalasi. Kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan spesifikasi teknis atau sesuai dengan arahan Direksi, pelaksanaan pemasangan kabel yang tertanam dalam dinding baik kabel penerangan dan kabel stop kontak harus dimasukan kedalam pipa, sesuai dengan standar PUIL pasal 730 dan 743 A8. Semua kabel dipasang lurus atau sejajar, kabel – kabel tenaga harus di klem khusus atau dilindungi. Penyambungan kabel dilakukan dalam kotak - kotak penyambungan dan kabel yang disambung harus sesuai dengan warnanya masing - masing. Semua sambungan kabel harus ditutup dengan las doop. Untuk penerangan dipasang lampu CFL – 18 sebanyak 3 titik lengkap dengan stop kontaknya, pemasangannya dipasang pada rumah lampu atau fitting yang telah terpasang dan terhubung dengan instalasi listrik.



K. Pemasangan exterior batu tempel Langkah pertama yaitu pengukuran dan penandaan lokasi yang akan dipasang batu tempel, batu tempel akan dipasang 1 meter dari lantai dan dipasang sekeliling bangunan. Langkah selanjutnya yaitu permukaan dinding dibersihkan dari kotoran yang menempel lalu disiram, selanjutnya pasang garis acuan menggunakan benang dan paku, pasang batu tempel menggunakan adukan dan diratakan menggunakan palu karet, batu ditempel hingga ketinggian yang direncanakan setelah itu dicek kerataanya menggunakan waterpass, setelah pemasangan batu tempel selesai lalu dibiarkan beberapa waktu agar udara yang ada didalam adukan keluar setelah baru dilanjutkan dengan pemasangan nat.

Gambar. Pemasangan batu tempel 5. Pembuatan Rumah Jaga Langkah – langkah dalam pembuatan rumah jaga dijelaskan sebagai berikut : A. Pengukuran dan pemasangan bouwplank Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.



Gambar. Galian pondasi C. Pasangan pondasi batu kali Pasangan Batu bawah pondasi dilakukan dengan ketebalan pengurugan sesuai spesifikasi pekerjaan, tahapan - tahapan ini meliputi penyiapan dan penyediaan bahan. Bahan yang digunakan diambil dari lokasi material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan benang dan paku untuk mendapatkan kerataan yang diinginkan. batu yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan - potongan


bahan keras yang lebih besar dari ukuran batu. Pekerjaan dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu.

Gambar. Pondasi Batu Kali D. Pembuatan sloof, kolom, dan ring Pertama kali kita membuat cetakan beton dari kayu, bekesting dipasang sesuai dengan ukuran rencana. Pada bagian dalam bekesting diberi triplek atau multiplek agar nantinya menghasilkan permukaan beton yang rata, lalu diletakkan didalamnya besi tulangan beton yang dirakit terlebih dahulu. Selajutnya adukan beton dari concrete mixer dimasukkan kedalam bekisting yang telah siap dan diratakan oleh tenaga kerja. Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini, dari temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton akan dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada material dan pengerasan beton. Beton akan dirawat dengan menyelimutinya menggunakan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.

Gambar. Pembuatan sloof dan kolom


E. Urugan tanah Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan. Material timbunan yang didatangkan terlebih dahulu akan diujikan dilaboratorium dan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Sebelum dilakukan penimbunan tanah areal penimbunan harus dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lapuk lainnya sehingga nantinya tidak akan mengganggu stabilitas tanah timbunan. Perataan timbunan akan dilakukan dengan menggunakan cangkul dan dipadatkan dengan menggunakan stamper serta sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Selama proses pemadatan dijaga agar kondisi material timbunan memiliki kadar air optimum, atau dengan cara pembasahan. Proses timbunan dilakukan sampai elevasi yang direncanakan.

Gambar. Urugan Tanah F. Pasangan dinding bata, plesteran dan acian. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut. Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna dengan menggunakan campuran 1Pc : 5Ps. Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap - tiap pertemuan dimana ada tiang - tiang beton merupakan bingkai. Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan harus menyediakan karung - karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton dan lain-lain) harus diberi stek - stek besi beton diameter 8 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik atau dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang - kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain. Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram menggunakan aduka 1PC : 3Psr. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan. Buat adukan untuk plesteran dinding bata. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar


alumunium. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur). Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok. Pekerjaan selanjutnya yaitu pengecatan, yang harus dilakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai dari dekat jendela. menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan, kerjakanlah mulai dari langit – langit yang diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah.

Gambar. Pasangan Dinding Bata G. Pembuatan kamar mandi (pemipaan, bak mandi, kloset, dan septic tank) Lakukan pengukuran posisi kloset jongkok diruang toilet sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat sebelumnya, pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah kloset jongkok yang telah direncanakan dan dilakukan pengukuran, siapkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 3 psr untuk membuat dudukan kloset dan membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk kloset yang akan dipasang, dalam posisi adukan yang belum mengering lakukan perletakan kloset jongkok pada posisi yang tepat, ukur kedataran kloset jongkok dengan waterpass, tunggu sampai adukan benar - benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman kloset jongkok dengan air, setelah urutan cara memasang kloset jongkok. Ukuran bak mandi fiber disesuaikan dengan gambar rencana, batu bata ditata dan untuk perekat digunakan campuran semen dan pasir, setelah batu bata terpasang dilakukan pemasangan keramik dengan adukan pengikat semen. Untuk penampungan dari kamar mandi maka dibuatkan septic tank 1 unit, serta untuk penyediaan air akan disediakan pompa air beserta pemipaannya dan tangki air kapasitas 500 liter.


Gambar. Kamar mandi H. Pembuatan meja dapur Meja dapur dibuat dari beton bertulang, setelah shop drawing dibuat dan disahkan oleh pihak yang berwenang langkah selanjutnya yaitu pengukuran dan penandaan batas - batas, lalu dilanjutkan pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan bekisting dan perancah, lalu perangkaian besi yang telah disiapkan sebelumnya, selanjutnya yaitu proses pengecoran, pengecoran dilakukan dengan alat beton molen setelah campuran beton homogen lalu campuran tersebut dituang ke dalam bekisting setelah itu dilanjutkan dengan proses perawatan beton dengan cara ditutup dengan kain basah. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran air.

Gambar. Pembuatan meja dapur I.

Pemasangan kusen dan ventilasi Kusen alumunium berwarna hitam dipasang setelah pasangan bata diplester, pengukuran letak kusen disesuaikan dengan gambar shop drawing, lalu kusen dipasang pada tempatnya, selanjutnya buat lubang untuk sekrup, lalu masukkan fischer ke lubang tersebut dan kencangkan langkah selanjutnya yaitu finishing menggunakan sealant untuk menutup rongga antara kusen


dan dinding. Langkah terakhir yaitu pemasangan jendela dengan kaca riben sedangkan untuk pintu menggunakan pintu baja.

Gambar. Pemasangan kusen Ventilasi dipasang bersamaan dengan pekerjaan pasangan bata. Ventilasi diletakkan pada posisi yang direncanakan, spesifikasi ventilasi yang dipakai yaitu ventilasi looster keramik. J.

Pengecoran lantai dan pemasangan keramik Lantai dicor setelah urugan tanah dan pasangan bata selesai dikerjakan. Pengecoran dilaksanakan menggunakan beton molen, setelah adukan beton beton homogen selanjutnya campuran tersebut dituang diatas urugan tanah dan diratakan sesuai dengan elevasi yang ditentukan. Untuk ruang dosing lantainya berupa plat beton bertulang dan dilengkapi dengan saluran pembuangan. Pada gudang kimia elevasinya ditambah 10 cm dari lantai ruangan. Pemasangan keramik dengan ukuran 30 x 30 mm warna putih dikerjakan setelah pekerjaan rangka atap dan spandek selesai dilaksanakan. Sebelum digunakan keramik harus direndam untuk menambah daya rekat antara keramik dana adukan, selanjutnya lakukan pembuatan garis bantu menggunakan benang dan paku, setelah itu keramik dipasang satu persatu dan disesuaikan dengan elevasi yang diinginkan dengan cara diketuk – ketuk menggunakan palu karet.

Gambar. Pemasangan keramik


K. Pemasangan rangka atap baja ringan, plafond, listplank dan spandek Pemasangan atap rangka baja ringan dimulai dengan perencanaan gambar dan ukuran yang sesuai dengan bangunan agar menghasilkan ukuran yang akurat langkah selanjutnya yaitu pabrikasi dengan cara pemotongan dan penyambungan sesuai dengan gambar yang dibuat lalu dilanjutkan dengan pemasangan kuda - kuda diatas ring balok dilanjutkan dengan pengecekan / leveling menggunakan selang air, setelah semua kuda – kuda terpasang dilanjutkan pemasangan balok nok, bracing dan reng langkah terakhir yaitu pemasangan atap spandek sesuai spesifikasi dengan warna biru tua serta ketebalan 0,4 mm. Listplank GRC non profil dengan ketebalan 8 mm x 20 mm dipasang setelah rangka atap baja ringan selesai dilaksanakan, pemasanganny dengan cara mensekrup listplank tersebut ke profil C. hal yang harus diperhatikan yaitu jarak antar sekrup jangan terlalu jauh yaitu sekitar 20 – 30 cm. Pemasangan plafond GRC rangka baja ringan dilakukan setelah pekerjaan spandek selesai dikerjakan. Langkah pertama yaitu mengukur garis ketinggian yang diinginkan dan dibuatkan garis nya pada dinding, selanjutnya yaitu pemasangan siku metal (wall angle), lalu pemasangan hollow dengan jarak 40 – 60 cm, rangka utama digantungkan pada pada kawat pengganatung menggunakan u clamp dan ditempatkan diatas hollow, langkah selanjutnya yaitu pemasangan pemasangan plafon grc.

Gambar. Pemasangan plafon L. Pemasangan lampu Pekerjaan instalasi listrik diawali dengan menyiapkan bahan yang akan digunakan, proses pemasangannya sesuai prosedur dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang mengerti akan listrik. Dalam pekerjaan instalasi listrik harus dibuat gambar terlebih dahulu untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari PLN. Dengan adanya gambar maka dapat diketahui titik - titik instalasi maupun titik saluran yang nantinya akan terhubung dengan masing – masing komponen instalasi. Kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan spesifikasi teknis atau sesuai dengan arahan Direksi, pelaksanaan pemasangan kabel yang tertanam dalam dinding baik kabel penerangan dan kabel stop kontak harus dimasukan kedalam pipa, sesuai dengan standar PUIL pasal 730 dan 743 A8. Semua kabel dipasang lurus atau sejajar, kabel – kabel tenaga harus di klem khusus atau dilindungi. Penyambungan kabel dilakukan dalam kotak - kotak


penyambungan dan kabel yang disambung harus sesuai dengan warnanya masing - masing. Semua sambungan kabel harus ditutup dengan las doop. Untuk penerangan dipasang lampu CFL – 18 sebanyak 6 titik lengkap dengan stop kontaknya, pemasangannya dipasang pada rumah lampu atau fitting yang telah terpasang dan terhubung dengan instalasi listrik.

Gambar. Pemasangan lampu M. Pemasangan exterior batu tempel Langkah pertama yaitu pengukuran dan penandaan lokasi yang akan dipasang batu tempel, batu tempel akan dipasang 1 meter dari lantai dan dipasang sekeliling bangunan. Langkah selanjutnya yaitu permukaan dinding dibersihkan dari kotoran yang menempel lalu disiram, selanjutnya pasang garis acuan menggunakan benang dan paku, pasang batu tempel menggunakan adukan dan diratakan menggunakan palu karet, batu ditempel hingga ketinggian yang direncanakan setelah itu dicek kerataanya menggunakan waterpass, setelah pemasangan batu tempel selesai lalu dibiarkan beberapa waktu agar udara yang ada didalam adukan keluar setelah baru dilanjutkan dengan pemasangan nat.

Gambar. Pemasangan batu tempel


6. Pembuatan Saluran Drainase Terbuka Langkah – langkah dalam pembuatan saluran drainase terbuka dijelaskan sebagai berikut : Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.

Gambar. Pemasangan Bouwplank Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara mekanik/manual, dengan melihat lingkup kegiatan yang sudah diperhitungkan baik jenis dan sifat tanah. Galian tanah yang dilaksanakan digunakan untuk kegiatan struktural. Setelah dilakukan pengukuran (eset) dan mengikuti batas batas pekerjaan yang sudah ditandai (patok/bouwplank), tanah yang digali baik tinggi maupun lebarnya sesuai dengan gambar rencana dan arahan dari Direksi, kemudian tanah hasil galian ditempatkan dilokasi yang sudah disediakan, bila tanah hasil galian akan digunakan, tanah diratakan kembali ke lokasi - lokasi yang perlu timbunan, dan untuk lokasi pembuangan yang jauh diangkut dengan menggunakan Dump Truck.

Gambar. Galian drainase Langkah selanjutnya yaitu pengurugan dengan menggunakan pasir setebal 100 mm, setelah itu dilanjutkan dengan lantai kerja setebal 50 mm. Langkah selanjutnya yaitu pemasangan batu bata, sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara


tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut. Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna dengan menggunakan campuran 1Pc : 5Ps. Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap - tiap pertemuan dimana ada tiang - tiang beton merupakan bingkai. Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan harus menyediakan karung - karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah. Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5 Psr. Pada pekerjaan plesteran permukaan rata tidak bergelombang. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan. Buat adukan untuk plesteran. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur). Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok. 7. Pembuatan Pagar Langkah – langkah dalam pembuatan saluran drainase terbuka dijelaskan sebagai berikut : Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.

Gambar. Pemasangan Bouwplank Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara mekanik/manual, dengan melihat lingkup kegiatan yang sudah diperhitungkan baik jenis dan sifat tanah. Galian tanah yang dilaksanakan


digunakan untuk kegiatan struktural. Setelah dilakukan pengukuran (eset) dan mengikuti batas batas pekerjaan yang sudah ditandai (patok/bouwplank), tanah yang digali baik tinggi maupun lebarnya sesuai dengan gambar rencana dan arahan dari Direksi, kemudian tanah hasil galian ditempatkan dilokasi yang sudah disediakan, bila tanah hasil galian akan digunakan, tanah diratakan kembali ke lokasi - lokasi yang perlu timbunan, dan untuk lokasi pembuangan yang jauh diangkut dengan menggunakan Dump Truck. Lantai kerja tersebut berupa campuran 1 PC : 3 pasir : 5 Kerikil. Setelah itu pembuatan dan pemasangan bekisting dapat dikerjakan. Pekerjaan pembesian dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan galian. Pekerjaan pembesian yang berupa pemotongan dan pembengkokan besi dapat dilakukan di stock yard, setelah lantai kerja mengeras maka pekerjaan pemasangan pembesian dapat dikerjakan. Pengecoran dilakukan setelah pembesian selesai dikerjakan, pengecoran dilakukan secara site mix menggunakan beton molen yang selanjutnya dituang ke dalam bekisting, setelah pengecoran selesai dilanjutkan dengan perawatan beton dengan ditutup karung goni basah. Setelah tiang pagar kuat maka dilanjutkan dengan pemasangan pagar BRC dan gerbang. 8. Pembuatan Jalan Masuk / Jalan Lingkungan Pembuatan jalan masuk dimulai dari persiapan segala alat dan bahan yang diperlukan, selanjutnya pengukuran lahan yang akan dikerjakan selanjutnya dipasok bouplank untuk menandai batas – batasnya. Setelah itu pembuatan dan pemasangan bekisting dapat dikerjakan. Pekerjaan pembesian dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan galian. Pekerjaan pembesian yang berupa pemotongan dan pembengkokan besi dapat dilakukan di stock yard, setelah lantai kerja mengeras maka pekerjaan pemasangan pembesian dapat dikerjakan. Pengecoran dilakukan setelah pembesian selesai dikerjakan, pengecoran dilakukan secara site mix menggunakan beton molen yang selanjutnya dituang ke dalam bekisting dan dipadatkan menggunakan besi tulangan yang ditusuk – tusuk kedalam bekisting.


Gambar. Proses pembuatan jalan masuk / lingkungan

9. Pembuatan & Pemasangan Papan Nama Pembuatan serta pemasangan papan nama dimulai dari penentuan lokasi akan dipasannya papan nama tersebut. Setelah posisi ditentukan maka dilanjutkan dengan penggalian lubang untuk pondasi. Papan nama yang telah terbuat dari GIP dia.1” dengan tinggi 4 m kemudian ditancapkan kedalan lubang pondasi tersebut lalu dicor dengan beton, selama menungu beton mengeras maka papan nama tersebut harus disanggah dengan balok kayu agar tidak roboh. Setelah beton mengeras maka dapat dilanjutkan dengan pemasangan penerangannya. 10. Pembuatan Reservoir Air Bersih Termasuk Sondir / Test Pit A. Pengukuran dan pemasangan bouwplank Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.



Gambar. Galian pondasi C. Pekerjaan Beton Bertulang Seluruh bangunan ini terbuat dari beton bertulang, langkah – langkahnya yaitu pertama kita membuat cetakan beton dari kayu, bekesting dipasang sesuai dengan ukuran rencana. Pada bagian dalam bekesting diberi triplek atau multiplek agar nantinya menghasilkan permukaan beton yang rata, lalu diletakkan didalamnya besi tulangan beton yang dirakit terlebih dahulu. Selajutnya adukan beton dari concrete mixer dimasukkan kedalam bekisting yang telah siap dan


diratakan oleh tenaga kerja. Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini, dari temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton akan dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada material dan pengerasan beton. Beton akan dirawat dengan menyelimutinya menggunakan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara. Bangunan ini juga dilengkapi dengan tangga monyet yang terbuat dari begel dia. 18 mm, ventilasi yang terbuat dari pipa steel dia. 2 inch tinggi 40 cm serta manhole plat baja lengkap dengan engsel dan pengait kunic dengan tebal 5 mm sebanyak 6 unit.

Gambar. Pengecoran reservoir D. Pemasangan Keramik Pemasangan keramik dengan ukuran 30 x 30 mm warna putih dikerjakan setelah pekerjaan pengecoran. Sebelum digunakan keramik harus direndam untuk menambah daya rekat antara keramik dana adukan, selanjutnya lakukan pembuatan garis bantu menggunakan benang dan paku, setelah itu keramik dipasang satu persatu dan disesuaikan dengan elevasi yang diinginkan dengan cara diketuk – ketuk menggunakan palu karet. Keramik akan dipasang pada bagian lantai dan dinding bagian dalam reservoir.

Gambar. Pemasangan keramik E. Pekerjaan Perpipaan Pengadaan disertai dengan Sertifikat Jaminan Barang dari Pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis.


Pengangkutan Pipa GIP ø 200 mm kelokasi proyek harus dalam keadaan baik dan diterima oleh direksi atau pengawas proyek. Pemasangan Pipa GIP ø 200 mm Harus dalam keadaan baik dan mendapat persetujuan direksi dan pengawas lapangan proyek. Pemasangan atau penyambungan Pipa GIP dilakukan dengan pengelasan. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan perpipaan yaitu :  Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan dan kerapian.  Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.  Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.  Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.  Sambungan lengkung, reducer ,expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.  Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.  Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagain penyempitan. Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.  Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

Gambar. Pipa GIP F. Pekerjaan Drainase Langkah – langkah dalam pembuatan saluran drainase terbuka dijelaskan sebagai berikut : Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.


Gambar. Pemasangan Bouwplank Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara mekanik/manual, dengan melihat lingkup kegiatan yang sudah diperhitungkan baik jenis dan sifat tanah. Galian tanah yang dilaksanakan digunakan untuk kegiatan struktural. Setelah dilakukan pengukuran (eset) dan mengikuti batas batas pekerjaan yang sudah ditandai (patok/bouwplank), tanah yang digali baik tinggi maupun lebarnya sesuai dengan gambar rencana dan arahan dari Direksi, kemudian tanah hasil galian ditempatkan dilokasi yang sudah disediakan, bila tanah hasil galian akan digunakan, tanah diratakan kembali ke lokasi - lokasi yang perlu timbunan, dan untuk lokasi pembuangan yang jauh diangkut dengan menggunakan Dump Truck.

Gambar. Galian drainase Langkah selanjutnya yaitu pengurugan dengan menggunakan pasir setebal 100 mm, setelah itu dilanjutkan dengan lantai kerja setebal 50 mm. Langkah selanjutnya yaitu pemasangan batu bata, sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut. Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna dengan menggunakan campuran 1Pc : 5Ps. Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap - tiap


pertemuan dimana ada tiang - tiang beton merupakan bingkai. Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan harus menyediakan karung - karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah. Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5 Psr. Pada pekerjaan plesteran permukaan rata tidak bergelombang. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan. Buat adukan untuk plesteran. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur). Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok. 11. Pembuatan Bangunan Sludge Drying Bed / Bak Pengumpul Lumpur A. Pengukuran dan pemasangan bouwplank Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda – tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan yaitu waterpass serta alat bantu lainnya.

Gambar. Pemasangan Bouwplank B. Penggalian tanah Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara mekanik/manual, dengan melihat lingkup kegiatan yang sudah diperhitungkan baik jenis dan sifat tanah. Galian tanah yang dilaksanakan digunakan untuk kegiatan struktural. Setelah dilakukan pengukuran (eset) dan mengikuti batas batas pekerjaan yang sudah ditandai (patok/bouwplank), tanah yang digali baik tinggi maupun lebarnya sesuai dengan gambar rencana dan arahan dari Direksi, kemudian tanah hasil galian ditempatkan dilokasi yang sudah disediakan, bila tanah hasil galian akan digunakan, tanah


diratakan kembali ke lokasi - lokasi yang perlu timbunan, dan untuk lokasi pembuangan yang jauh diangkut dengan menggunakan Dump Truck.

Gambar. Galian pondasi C. Pekerjaan Beton Bertulang Seluruh bangunan ini terbuat dari beton bertulang, langkah – langkahnya yaitu pertama kita membuat cetakan beton dari kayu, bekesting dipasang sesuai dengan ukuran rencana. Pada bagian dalam bekesting diberi triplek atau multiplek agar nantinya menghasilkan permukaan beton yang rata, lalu diletakkan didalamnya besi tulangan beton yang dirakit terlebih dahulu. Selajutnya adukan beton dari concrete mixer dimasukkan kedalam bekisting yang telah siap dan diratakan oleh tenaga kerja. Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini, dari temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton akan dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada material dan pengerasan beton. Beton akan dirawat dengan menyelimutinya menggunakan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara. Pada bangunan ini juga dilengkapi dengan media resapan yang terdiri dari pasir dan split / kerikil.

Gambar. Pembuatan sudge drying bed


D. Pekerjaan Perpipaan Pengangkutan Pipa PVC ø 200 mm kelokasi proyek harus dalam keadaan baik dan diterima oleh direksi atau pengawas proyek. Pemasangan Pipa PVC ø 200 mm Harus dalam keadaan baik dan mendapat persetujuan direksi dan pengawas lapangan proyek. Pemasangan atau penyambungan Pipa PVC dilakukan dengan lem khusus PVC. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan perpipaan yaitu :  Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan dan kerapian.  Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.  Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.  Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.  Sambungan lengkung, reducer ,expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.  Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.  Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagain penyempitan. Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

Gambar. Pipa PVC


Metoda Pelaksanaan SPAM

Recommend Documents