METHODE PENGECORAN BETON Sebagai seorang supervisor cor, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Ada beberapa cara yang harus diperhatikan antara lain : 1.
Pengecekan awal (First Chekking)
Periksa 1.1.Periksa
posisi beton decking dan atau kaki tulangan apakah telah dapat memberikan memberikan
kepastian posisi tulangan tidak akan berubah selama dan setelah proses pengecoran dilakukan 1.2. Periksa
sudut-sudut dan sambungan dari acuan beton, apakah terdapat celah yang dapat
mengakibatkan keluarnya air semen. Bila ditemukan, celah agar segera ditutup 1.3. Periksa
kekokohan dari acuan beton apakah mampu menahan beban dari adukan beton
yang belum mengeras (untuk menghindarkan lendutan akibat beban adukan) 1.4.Permukaan Permukaan
beton lama yang nantinya nantinya berhubungan dengan hasil pengecoran harus
mempunyai permukaan kasar dan telah disapu dengan spesi adukan semen yang sesuai dengan campuran beton baru Periksa 1.5.Periksa
mix design campuran beton yang akan dipergunakan, dipergunakan, batasan proporsi proporsi takaran
campuran minimum sesuai tabel berikut
Tabel Batasan Proporsi Takaran Campuran Mutu
Ukuran
Beton K400
Maks.(mm) 37
(terhadap berat) 0.45
(kg/m3 dari campuran) 356
25
0.45
370
19 37
0.45 0.45
400 315
25
0.45
335
19 37
0.45 0.45
365 300
25
0.45
320
19 37
0.45 0.50
350 290
25
0.50
310
19 50 50
0.50 0.57 0.60
340 300 250
K350
K300
K250
K175 K125
Agregat Rasio
Air
/
Semen
Maks Kadar Semen Min.
1.6.Periksa Periksa
kelayakan kelayakan alat penggetar (internal atau external external vibrator), vibrator), untuk jumlah jumlah alat
penggetar internal vibrator, sesuaikan dengan tabel berikut (kira-kira) Tabel Jumlah minimum Internal Vibrator Kecepatan Me Mengecor Beton 3 4 m beton/jam 8 m3 beton/jam 12 m3 beton/jam 16 m3 beton/jam 20 m3 beton/jam
Jumlah Al Alat 2 3 4 5 6
1.7. Periksa
peralatan tremie atau drop bucket untuk pengecoran di bawah air
1.8. Periksa
kebersihan area yang akan di cor dari kotoran – kotoran yang ada
1.9. Permukaan
sebelah dalam acuan yang nantinya menempel dengan beton harus dibasahi
dengan air atau diolesi minyak yang tidak meninggalkan bekas 2.
Pengecoran Beton
2.1. Pengecoran
tidak boleh dilakukan pada kondisi cuaca seperti berikut :
a.
Hujan, air hujan langsung mengenai area pengecoran
b.
Temperature melebihi 30° C
c.
Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%
d.
Tingka Tingkatt pengu penguapan apan melamp melampaui aui 1,0 kg/m2/ kg/m2/jam jam
Pada point (b,c,d) pengecoran masih dapat dilakukan dengan penambahan admixture yang sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan 2.2. Pengecoran
dilakukan segera setelah selesai pengadukan dan sebelum beton mulai
mengeras 2.3. Pengecoran
beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
(construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya homogenitas beton secara keseluruhan untuk menjamin sifat kedap air 2.4. Jarak
jatuh bebas ke dalam cetakan harus pada ketinggian kurang dari 150 cm, apab ila
melebihi dapat menyebabkan segregasi spesi beton. Serta tidak diperkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak di suatu tempat dengan maksud untuk kemudian meratakannya sepanjang acuan
2.5. Lakukan
slump test (test kekentalan adukan beton) selama pelaksanaan pengecoran untuk
menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan mix design 2.6. Lakukan
pemadatan dengan menggunakan alat penggetar (internal atau external vibrator).
Hal ini dilakukan agar semua sudut-sudut terisi , sela-sela di antara dan di sekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan tersebut membuat agar permukaan permukaan menjadi rata dan halus, mengeluarkan mengeluarkan gelembung-gel gelembung-gelembung embung udara dan mengisi semua rongga. Cacat beton yang bisa ditimbulkan dari hal ini adalah terbentuknya sangkar kerikil. 2.7. Lakukan
perawatan setelah beton mulai mengeras dengan menyelimutinya dengan bahan
yang dapat menyerap air. Lembaran bahan harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Perawatan beton juga dapat dilakukan dengan uap ataupun secara chemical. 2.8. Apabila
digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat
sampai dibongkar. 2.9. Lalu
lintas ataupun penambahan beban selain beban sendiri tidak diperkenankan sampai
beton berumur 7 hari setelah pelaksanaan pengecoran. 2.10.Pada
lantai beton yang difungsikan difungsikan sebagai lantai aus harus dirawat dirawat setelah setelah
permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan lembab setebal 5 cm paling sedikit 21 hari
3.
Pengecekan Hasil Pengecoran
3.1. Periksa
permukaan beton hasil pengecoran, hasil pengamatan dan penyebab dapat terlihat
pada tabel berikut : PENGAMATAN Reta Retak k – reta retak k halu haluss keli keliha hata tan n
PENYEBAB Pere Pereta taka kan n keri kering ng/s /sus usut ut,, reta retak k – reta retak k hidr hidrat atas asi. i. Kele Kelebi biha han n
pembebanan pengendapan beton pada stadium plastis. Ruang – ruang besar di dalam Sangkar krikil atau ruang udara tertutup beton Permukaan berpasir
3.2. Apabila
Kurangnya perawatan
terdapat cacat seperti pada point 1, lakukan pemahatan pada lokasi rusak sampai
ke bagian yang utuh, membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (hanya air dan semen) harus dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya lubang diisi dan di tumbuk dengan adukan
yang kental yang merupakan campuran pengisi yang dipersyaratkan dan dicampur 30 menit sebelum dipakai. Campuran yang dipersyaratkan harus mempunyai kekuatan dan warna yang sama. Apabila diperlukan permukaan beton dapat dihaluskan dengan amplas, caborondum (gurinda) sehingga seluruh permukaan menjadi rata dan halus 3.3. Pengetesan
sample beton dilakukan untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis
komponen komponen struktur struktur yang dicor terpisah terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian minimum harus mencakup empat benda uji, dengan maksud sebagai berikut : a.
Benda uji pertama di uji/test pembebanan kuat tekan sesudah 3 hari
b.
Benda uji kedua di uji/test pembebanan kuat tekan sesudah 7 hari
c.
Benda uji ketiga di uji/test pembebanan kuat tekan sesudah 14 hari
d.
Benda uji keempat di uji/test pembebanan kuat tekan sesudah 28 hari
3.4. Pembongkaran
acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis
dan struktur yang sejenis sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran pengecoran beton. Cetakan yang ditopang ditopang oleh perancah perancah di bawah pelat, balok, gelagar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar dibongkar hingga pengujian pengujian menunjukan menunjukan bahwa paling sedikit 85% dari kekuatan rancangan beton telah dicapai 3.5. Lakukan
pemeriksaan pada construction joint, untuk memastikan sambungan tidak terjadi
kebocoran dan discontinuity. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan penyemprotan air atau pengge penggenang nangan an air pada lokasi lokasi constr construct uction ion joint, joint, apabila apabila terjad terjadii rembes rembesan an maka construction joint yang ada harus diperbaiki. 3.6. Pekerjaan
plesteran pada permukaan beton jadi tidak diizikan