• �JJ� �JJl;..,.. l ���.J
MENGGUGAT UTUHAN YANG MASKULIN"
MJ3NGGUGAT "TUHAN YANG HASKULIN" . Penulis: Dr. Kaukab Siddique Penerjemah: ArifMaftuhin, M.Ag. Editor: Irfan Abubakar Diterbitkan penamakali oleh: American Society for Education and Religion, USA Judul Asli: The Struggle of Muslim Women (1983) Cetakan I, Oktober 2002 Diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh PARAMADINA Gedung Universitas Paramadina Jl. Gatot Subroto Kav. 96"97, Mampang, Jakarta Selatan Telp. 021-79181188, Faks. 021-7993375 E-mail:
[email protected] ©Terjemahan 2002 ArifMaftuhin Hak Cipta dilindungi undang-undang All right reserved ISBN 979-8321-78-2 Tata Letak: Abd. Muis S. Pendisain Kulit Muka: Kumara Dewatasari
MENGGUGAT "TUHAN .YANG MASKULIN"
Dr. Kaukab Sidclique
PARAMADINA2002
JAKARTA
Vl
DAFTARISI
Dari Penerjemah ................................................................ ~··· Pengantar: Ali Siddiqui..........................................................
Xlll
xv
BAGIAN PERTAMA PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM •
Keluarga sebagai Inti Gerakan Islam·................................
•
Penolakan Islam terhadap Mereka yang Menggunakan al-Qur'an untuk Menindas Kaum Perempuan ................. 11 Dalam Sejarah Islam, Pernahkah Nabi Mengikuti Saran Seorang Perempuan dalam Hal yang Genting? ................ 33 Perempuan sebagai Pemimpin Kaum Pria: Bukti Islam.... 44 Dapatkah Perempuan Memimpin Kaum Pria? (Diskusi Tambahan) ...................................... ;.... ~·............ 54 Kaum Muslimah di Medan Jihad ....................... :............ 62 Satu Pertanyaan tentang Kaum Perempuan di Medan Jihad 67
• • • • •
Vll
5
BAGIAN KEDUA:
CAHAYA DARI TEKS-TEKS DASAR ISLAM
• Allah Menurunkan Wahyu kepada Perempuan ................ • Apakah al-Qur'an Mengatakan bahwa hanya Kaum Pria
73
yang Menerima Wahyu ... ... ..... ..... ....... ... .. ..... .. ...... ..........
75
• Apakah Allah Laki-laki atau Perempuan? ... ... ...... .... ..... ... . 78 • Kesetaraan f:fak Perempuan dalam Menggunakan Masjid 81 • Berkumpulnya Kaum Perempuan di Masjid Disetujui oleh Rast;tlullah saw. ....... ..... .... .... ..... ................. ..............
82
• Masjid sebagai Tempat Mengungsi dan Istirahat • • • • •
• •
•
Kaum Perempuan ................ ..... ....... .......... ..... .......... .. .... 83 Kesetaraan Partisipasi Perempuan dalam Islam adalah Norma, bukan Pengecualian ......... ..... .. ... ....... .. ... ... ....... ... 87 Komunikasi Bebas antara Laki-laki dan Perempuan pada Masa Pertumbuhan Gerakan Islam.................................. 90 Hak Kaum Perempuan untuk Bekerja di Luar Rumah. .. .. 92 Apakah Tugas-tugas Domestik Semata-mata untuk Kaum Perempuan? .................. ..... .............. .. ... ........ ........ 96 Apakah Islam Mengizinkan Seseorang yang sangat Berhasrat untuk Menikah lagi? .... .... .. ............ ...... .. ..... ..... 9 8 Pemelihara Naskah Asli al-Qur' an adalah Seorang Perempuan ...................................................................... 103 Perempuan sebagai Saksi ... ...... .. .. ....... ............. ... ............. 106 Dua Pertanyaan tentang Perempuan dalam hal Salat ....... 109 BAGIAN KETIGA: SUARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
•
Muslimah ·Berjuang Melawan Penindasan ..................... u. 115
•
Gagasan-gagasan dari seorang Muslimah Am erika ........ ... 119
•
Sudut Pandang Seorang Wanita Karir ...........................~.... 127
Oleh: Zakiyya Abdul Khaliq Oleh: jaleelah Yusuf Oleh Rabi'a Kiegler
Vlll
•
Muslim dan Muslimah Sarna-sarna Wajib Berdakwah ...... 135
•
Melihat dari Dekat Kecemasan aka.n c:Sistem Keluarga Arnerika yang Tengah Mengalami Kehancuran .. .. .. .... .. .. .. 142
Oleh: jihadaAmatullah Gilcrease Oleh: Nisa aAmeen
•
Penindasan terhadap Kaum Perempuan di Pakistan .. .... ... 145
•
Peran Kaum Perempuan Pasca Revolusi Islam Iran ... ....... 150
•
Kaum Perempuan Masih Terus Berjuang di Iran Islam .... 155
•
Penindasan terhadap Kaum Perempuan dan Penodaan Temp at Suci di Saudi Arabia ... .... ....... .......... ................ ... 163
Oleh: Ali Siddiqut' (Wawancara dengan Azam Taleghani) {Wawancara Kedua dengan Azam Taleghani)
Oleh: Maryam ]ameelah
EPILOG •
Sebab-sebab Historis Penindasan terhadap Kaum Perempuan dan Apa yang Bisa Kita Lakukan terhadapnya .. ....... ........ 169
Indeks ................................................................................... 177 Para Kontributor ... ........ ... ... .. ... ... ...... ................ ............ ..... ... 181
IX
PEDOMAN TRANSLITERASI =
a
f
J
y
b
J
q
u
.. t
.!l J
k
\
m
Q
-.
ts
~
c.
h
0
n
C
kh
J
w
d
.Jb
h
~
.
:>
dz
J
r
J
z
s
Untuk Madd dan Diftong
J
sy
a
if . r./'
sh
J,
th
.
~
(.$
a panJang i panjang
u
dl 0
f.
)\ J
.b
t. t
y
ji
zh 0
t
91 0
I
i,f.,
gh
X
u panjang aw
u ay
DAFTAR NOMOR SURAT AL-QUR'AN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Al-Fatihah Al-Baqarah Alu 'Imran Al-Nisa' AI-Ma'idah Al-An'am AI-A'raf Al-Anfal Al-Tawbah Yunus Hud Yusuf Al-Ra'd Ibrahim Al-Hijr Al-Nahl Al-Isra' Al-Kahf Maryam Thaha Al-Anbiya' Al-Hajj Al-Mu'minun Al-Nur Al-Furqan Al-Syu'ara' Al-Naml Al-Qashash AI-'Ankabftt Al-Rum Luqman Al-Sajdah Al-Ahzab Saba' Fathir Yasin AI-Shaffar Shad
39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76.
Al-Zumar Al-Mu'min Fushshilat Al-SyU.ra Al-Zukhruf Al-Dukhan Al-Jarsiyah AI-Ahqaf Muhammad Al-Fath Al-Hujurat Qaf Al-Dzariyar Al-Thur Al-Najm Al-Qamar AI-Rahman AI-Waqi'ah Al-Hadid Al-Mujadilah Al-Hasyr Al-Mumtahanah Al·Shaff Al-Jumu'ah Al-Munaflqun AI-Taghabun AI-Thalaq Al-Tahrim Al-Mulk Al-Qalam AI-Haqqah Al-Ma'arij Nuh Al-Jinn Al-Muzzammil AI-Muddatstsir Al-Qiyamah Al-Insan
XI
77. Al-MursaU.t 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95.
Al-Naba' Al-Nizi'fn 'Abasa Al-Takwir AI- Infithar Al-Muthaffifin AI-Insyiqaq Al-Buruj AI-Thariq Al-A'Ja Al-Ghasyiyah Al-Fajr Al-Balad Al-Syams Al-Lay! Al-Dluha Al-Insyirafi AI-Tin 96. Al-'Alaq 97. Al-Qadr 98. Al-Bayyinah 99. Al-Zalzalah 100. AI-'Adiyar 101. Al-Qari'ah 102. Al-Takatsur 103. Al-'Ashr 104. Al-Humazah 105: AI-HI 106~ Quraysy 107.' Al-Ma'ftn 108. Al-Kawtsar 109. Al-Kafirun 110. .Al-Nashr Ill. Al-Lahab 112. Al-Ikhlash 113. Al-Falaq 114. Al-Nas
Xll
DARI PENERJEMAH
J\
pakah Allah laki-laki atapka4 perempuan?" Lalu "Apakah hanya .t\Jaki-laki yang meneriflla wahyu?" Dan "A.pakah perempuan bisa menjadi .imam bagi jamaah laki-laki?", dan perta.qyaan-pertanyaan · semisal dimur;tculkan dalam buku ini. Kita tahu bahwa mengajukan saja pertanyaan-pertanyaan semacam itu terkadang diangg~p 'tabu': tidak pantas mempertanyakan jenis kela,fllin 'ft~ha.n!! ata.u .. .itu pertanyaan syirik karena mengasumsikan personifikasi Tuhan, dan seterusnya. Namun, bagi Kaukab Siddique, penulis .buku ini, tampaknya justru pertanyaan-pertanyaan itulah yang har~s diajukan dan. diberikan jawabannya, sebab persoalan-persoalanyang 'mengganjaf i~ulah yang sdama ini tdah menjadi tulang punggung 'agamaJaki-Ia~i' untuk menindas kaum perempuan. Jika perempuan hend~k dibebaskan, maka 'iinan' yang male oriented inil:ih yang harus dibongkar. Pertanyaan pertama di atas lalu ia jawab': Tuhat1 tidak maskulin, tidak pula feminin. Walaupun Tuhan menggunakan kata ganti huwa, itu sama ~ekali tidak menunjukkan kemaskulin'annya. Justru, Tuhan paling sering menyebut dirinya sebagai rah.man dan rab.im, yang berakar kata sama dengan kata 'rahim' yang hanya dimiliki oleh kaum perempuan. . .·
Xlll
MENGGUGAT "TUHAN YANG MAsKULIN"
Siddique juga menggugat bangunan 'agama lak.i-lak.i'. Dengan menjawab persoalan imamah perempuan di dalam salat, ia pun maju selangkah. Jadi, jangankan untuk menjadi pemimpin negara-yang ini saja masih banyak ditentang para agamawan pria-menjadi imam salat pun boleh. Bukankah orang yang paling berhak menjadi imam adalah yang paling fasih dan ahli al-Qur' an? Jika dalam suatu masyarakat ada seorang perempuan yang lebih fasih dan lebih ahli alQur' an, mengapatidak ia yang menjadi imam salat? Siddique sendiri mengajukan s.ebuah haqis dari Abu Dawud cfan bukti sejarah untuk mendukung pendapatnya. Selain artikel-artikelnya sendiri, dalam buku ini Siddique juga memuat sejumlah artikel yang ditulis oleh kaum perempuan: memandang masalah perempuan Muslim dari sudut pandang perempuan. Ada Zakiyyah Abdul Khaliq yang berbicara tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh perempuan untuk berjuang. Ada cerita pengalaman pribadi Jaleelah Yusufketika ia meninggalkan agamanya dan menjadi seorang Muslimah. Kemudian pemaparan menarik Rabi' ah Kiegler yang bekerja di departemeri sosial di Amerika Serikat tentang alasan-alasan 'aga:mis' yang digunakan para pengangguran Muslim. Dan yang tak kalah penting adalah wawancara dengan seorang Muslimah revolusioner dari Iran, Azam Taleghani. Buku ini mungkin tidak baru lagi, tetapi tema-tema yang diangkatnya, selain masih tetap aktual, juga menggelitik dan mengundang penelitian lebih lanjut untuk melihat persoalan agama da:n perempuan secara lebih serius. [*] Arif Maftuhin
XlV
PENGANTAR
D
i antara kaum yang tertindas di dunia ini, kaum perempuan berada di urutan teratas. Penderitaannnya semakin bertambah hila kebetulan ia anggota kelas minoritas atau kelas miskin. la selalu dijadikan kambing hitam dari semua persoalan di dunia ini. la tertindas di tengah-tengah komunitas yang religius sebagaimana ia pun tertindas di tengah-tengah komunitas yang "progresif". Ia ditindas atas nama Tuhan, dieksploitasi, atau "di-seksploitasi", atas nama kesempatan dan popularitas. Perempuan adalah makhluk asing di dunia laki-laki. la mengambil apa saja yang disodorkan kepadanya dan, dalam banyak kasus, ia tidak berani membuka mulut untuk memprotes, pun di zaman yang konon disebut sebagai "women's lib" ini. Tak seorang pun dari kita bisa ada di dunia ini, jika tidak karena seorang perempuan yang mengandung kita di dalam rahimnya, merawat kita saat kita belum berdaya, dan mengajari kita ketika kita tidak tahu apa-apa. Singkatnya, perempuanlah yang menjadikan kita seperti sekarang. Tentu, tidak berarti bahwa seniua perempuan telah hidup di dalam standar keibuan yang ~ukup, khususnya dalam kasuskasus dimana si ayah bebas bepergian tanpa menanggung beban. Pada zaman perbudakan di Amerika, dan pada masa apharteid di Afrika Selatan, kelompok-kelompok keagamaan dan otoritasXV
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
otoritasnya telah menyalahgunakan atau memelintir ajaran-ajaran kitab suci untuk membenarkan penindasan terhadap kaum hitam. Setara dengan hal tersebut, kaum perempuan juga tertindas dan diperdaya oleh berbagai jenis orang, yang penindasan ini sekali lagi juga dijustifikasi ol~h otoritas-otoritas dan lembaga keagamaan dengan rilenyalahgunakan dan menyalahtafsirkan kitab suci. Perlakuan terhadap perempuan belum pernah sebaik ketika Muhammad saw, Nabi Islam, memulai dakwahnya. Islam mengemansipasikan kauni: perempuan dan memulihkan kembali harga diri mereka. Nabi Muhammad, lewat risalahnya, telah mendorong para pengikut Islam untuk menghormati kaum perempuan, memperlakukan mereka sebagai manusia, memenuhi hak-haknya, serta mendorong partisipasi mereka dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam mewajibkan orang yang beriman untuk berjuang membebaskan kaum yang tertindas. Sayangnya, bersama dengan berjalannya waktu, para penganut Islam melupakan pesan ini. Mereka telah tnenyerah dalam metnperjuangkan emarisipasi kaum perempuan. Malahan, mereka sendiri kemudian memperlakukan kaum petempuan dengan sikap yang tidak patut mereka perbuat. Belakangan ini, kenyataannya, semakin "religius" seseorang, semakin besar sifat menindasnya terhadap perempilan. Kemunafikan telah mencapai tingkat sedemikian rupa sehingga mereka yang mempercayai dominasi kaum pria malah menulis buku-buku tentang "Status Kaum Perempuan dalam Islam", yang umumnya untuk konsumsi non-Muslim: Pada saat mereka membanggakan diri mengenai bagaimana Islam mengemansipasikan kaum perempuan, pada saat itu pula mereka bekerja untuk organisasi-organisasi yang menindas kaum perempuan. Kebanyakan perempuan Muslim, entah karena ketidaktahuan atau karena keputusasaan, menerima perlakuan yang salah terhadap mereka sebagai takdir. Segelintir mereka yang mencoba menyuarakan perlawanan terhadap penindasan dibuat frustrasi oleh kenyataan itu.
XVI
PENGANTAR
Akibatnya, mereka berbalik melawan Islam dan menempuh caracara Barat atau menerima ideologi Sosialis. Kaum pria Muslim masih belum bisa menga111bil pelajaran dari hal tersebut dan masih terus memperlakukan kaum perempuan sebagai objek dan budakmereka. Perlahan-lahan, kaum misionaris Kristen dan.. kelomppkkelompok Sosialis-Komunis di dunia Islam mengeksploita$ikeputusasaan kaum Muslimah tersebut dan. m~ngorganisir mereka untuk melawan Islam. Kaum Muslimah gagal menyadari bahwa Islam membebaskan mereka, dan bahwa mereka tidak dapat memperbaiki duniamereka atau berharap keselamatan di akhirat kecuali dengan niemahami ·Islam dan hak-hak yang telah diberikan Islam kepada mereka, dan dengan menantang Islam versi kaum pria. Bagaimana mungkin kaum ·perempuan dapat melihat Islam sebagai kekuatan pembebas ketika Islam sendiri ditunggangi oleh cara berpikir tribalis dan kauvanis kaum pria? Kaum pria ini telah menurunkan peran dan kedudukan kaum perempuan di masyarakat. Dalam karya-karya tafsir, kaum pria telah mengabaikatr ajaranajaran Islam mengenai perempuan dan rrtemberikan penjelasan simplistik (yang menggambarkan kaum perempuan. sebagai kaum yang "lemah-pikir"). Rezim-rezim diktator, seperti Saudi, dan para ulama yang didanai mereka, sangat agresif mempertahankan penindaianterhadap kaum perempuan sampai ke tingkat yang maksimal dengan berlaku tidak jujur terhadap ajaran al-Qur' an. Orang-orang Saudi tampaknya khawatir hila kaum perempuan yang tererrtansipasikan akan dapat melahirkan generasi revolusioner yang abn menantang statUs quo, menantang eksploitasi atas Islam, menan tang kediktatoran yang ada, serta menantang penindasan yang terus berlangsungdi sana .. Maka, merekalah yang membuat kaum perempuan Muslim menantang Islam. Kaukab Siddique adalah salah seorang dari sedikit sekali penulis Muslim dan intelektual yang sudah banyak menulis dan berbicara XVII
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
tentang pembebasan kaum perempuan dan tentang hak-hak yang telah diberikan Allah kepada mereka. Ia melawan pengkhianatan para "ulama'' tradisional dan kauvanis (terhadap Islam). Ia berpandangan bahwa organisasi-organisasi dan media-media Islam yang sekarang ada tidak berhasrat atau tidak siap umuk memimpin perjuangan ini.Oleh sebab itu, diskusi-diskusi ekstensif pertama kali mendorong ter!Jitnya majalah New Trend sebagai forum bagi kaum yang tertindas, sebagai media pemberi informasi dan pengubah sikapsikap mereka. Penerbitan tersebut disusul dengan terbentuknya ]ama 'ap (ll-Muslimfn, yang didirikan untuk mengkampanyekan dan me.mpraktikan kesetaraan kaum pria dan wanita dalam Islam, serta memberikan kesempatan kepada kaum Muslimah untuk berpartisipasi dalam gerakan Islam secara aktif dan setara dengan kaum pria. BaikNew Trend maupun jama 'at al-Muslimfn sama-sama menghadapi perlawanan dan berbagai kesulitan. Kaum tradisional dan kauvinis mencoba menyusup ke dalam majalah dan organisasi terse but untuk mengubah arah mereka ataupun melemahkan usahausaha mereka. Dr. Kaukab Siddique telah banyak menulis tentang masalah kaum perempuan dan berhasil memotivasi mereka untuk berani berbicara. Kini adalah saat yang tepat untuk menerbitkan artikelartikelnya dalam bentuk buku, untuk mengkampanyekan kehendak Allah dan kaum perempuanyang tertindas. Dengan kerja keras yang tulus dari Kaukab Siddique dan sejumlah pribadi, buku ini sekarang ada di tangan Anda. Saya berharap dan berdoa agar Allah meridlai upaya ini. Semoga ·Allah memotivasi pihak lain untuk mengajarkan Islam yang benar dan untuk mengoreksi penindasan yang telah berlangsung lama terhadap kaum perempuan, yang dilakukan para "ulama''. Ali Siddiqui
XVlll
BAGIAN PERTAMA
PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
MENGGUGAT
"TUHAN YANG MASKULIN"
2
,:,
BAGIAN PEHTAMA
PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISlAM
Adi ibn Hatim r. a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw berkata kepadaku: "Perhatikan!Aku tahu apayangmencegahmu untuk masuk Islam. Engkau terganggu oleh pemikiran bahwa orang-orang yang beriman kepada pria ini dan yang mengikutinya adalah orang-orang yang lemah, orang-orang yang tertindas, dan orang-orang miskin, sementara orang-orangpentingArab tidak beriman kepadanya, bahkan malah mengucilkan dan tidak menerimanya. Katakan' kepadaku, tahukah Engkau mengenai Hira (kota di Irak pada zaman itu)?" Aku ('Adi) menjawab: ''Aku belum mengetahuinya, tetapi aku pernah mendengamya. "RasuluUah berkata: "Demi Allah yaftg jiwaku ada di tangan-Nya, bahwa Allah Ytzng Maha Kuasa akan benar-benar memenuhi hal (kemenangan Islam) ini sampai tibll saatnya dimana seorangperempuan, sendirian tanpa bantuan, akan datang dari Hira ke Ka'bah dan menunaikan thawaf, dan demi Allah, kalian· akan mengambil alih kekayaan Kisra dengan kemena;,gan. "Aku bertanya: ''Anda maksudkan kekayaan Kisra, putra Hormuz, yang tak seorang raja pun bisa mengalahkannya?" Beliau berkata: "Ytz, kekayaan Kisra, putra Hormuz; dan demi Allah, kelak akan datang kemakmuran
3
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
sehingga kalau ada orang yang ingin bersedekah, tidak ada orang yang pantas menerimanya. " Sesudah meriwayatkan hadis ini, Adi ibn Hatim berkata: "Saya sudah menyaksikan terwujudnya kata-kata Nabi dengan mata kepalaku sendiri, dan kalian dapat menyaksikannya pula, bahwa seorang wanita dari Hira datang ke Makkah, sendirian, dan menunaikan haji dan thawaf dan pulang kembali sendirian. Sementara aku sendiri ikut serta dalam penaklukan dan pembagjan kekayaan Kisra, sungguh demi Allah. Sungguh, hal yang k~tiga pasti akan terwujud, karena Rasululllah saw mengatdkannya ·demikian. (!main Ahmad ibn }ianbal, Musnad)
4
KELUARGA SEBAGAI INTI GERAKAN ISLAM
M
ari kita mulai dengan pertanyaan: apa pandangan-dunia Islam tentang jenis kelamin pada semua makhluk?
1. Apakah Islam menganjurkan pembujangan (tidak nikah) seperti Kristen?
2. Apakah Islam memandang makhluk hidup .sebagai tunggal saja, tanpa pasangan, dan memenuhi kebutuhannya sendiri-sendiri 3. Apakah Islam melihat hakikat laki-laki atau perempuan sebagai yang satu mendominasi yang lain? 4. Ataukah Islam melihat laki-laki dan perempuan hadir bersamasama untuk saling mengisi dan menjadi tidak lengkap bagi yang satu tanpa yang lain? Al-Qur'an menunjukkan bahwa tiga per:tanyaan pertama dari keeempat pertanyaan terse but harus dijawab "tidak''. Pandangan Islam adalah bahwa laki-laki dan perempuan adalah makhluk yang berpasangan, bukan bujang-bujangan tanpa pasangan. Visi Allah mengenai alam semesta, sebagai bagian dari proses penciptaan yang Dia lakukan, tergambarkan dalam firman-firman-Nya di dalam al-
5
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Qur'an, seperti Q 51:49, "Dan segala sesuatu telah Kami ciptakan berpasang-pasangan (zawjain), agar kamu sekalian merenungkannya," dan dalam ayat-ayat lainya: 53:45; 78:8; 50:7; 22:5; 36:36. Kosakata Arab untuk "pasangan" dalam ayat-ayat tersebut, zawjd.n, berarti pa'sangan seksual. Pasangan itu, dalam ayat-ayat dimaksud, disebut sebagai "ayat-ayat Allah''. Ayat pertama mendorong kita untukmemperhatikan fenomena berpasang-pasangannya makhluk sehingga kita menemukan ide keselarasan dan keseimbangan dalam Islam.' Hidup kembalinya tanah yang tampak mati (Q 22) setelah Allah mengirim hujan juga menjadi salah satu tanda dari kejadiankejadian yang akan terjadi pada hari kiamat. Jadi, penyebutan makhluk dalam pasangan-pasangan, di dalam al-Qur' an, terkait dengan kepercayaan dasar Islam-bahwa Allah sematalah Sang Pencipta dan Sang Pengasuh, dan bahwa kita datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ayat terakhir, dari Q 36, membantu kita untuk menyadari bahwa di samping tumbuh-tumbuhan dan manusia, terdapat kemungkinan adanya bentuk-bentuk atau makhluk hidup yang lain, yang tidak kita ketahui, yan.g juga dibuat berpasang-pasangan. Dalam penafsirannya terhadap ayat-ayat tersebut, Imam al-Razi menunjukkan bahwa orang seharusnya memahami realitas dengan memperhatikan "perkawinan" antar hal-hal yang bertentangan. Sebenarnya, hal yang mendasari prinsip keselarasan (harmoni) adalah adanya prinsip wujud yang berbeda-beda secara bersamaan. Siang menjadi lengkap dengan adanya malam, bekerja menjadi lengkap dengan istirahat, dunia menjadi lengkap dengan akhirat, laki-laki menjadi lengkap dengan perempuan, begitu pula suami dengan istri. Kebersamaan dan kelengkapan inilah yang penting dalam kehidupan menurut Islam. Dalam pandangan hidup yangdemikian, tidak akan ada perang antar jenis kelamin, tidak ada satu gender yang akan mendominasi gender lain. Dalam konteks ini,
6
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
pembujangan (selibasi, tidak kawin) adalah sesuatu yang tercela. dan menyebabkan masalah-masalah yang serius, sementara (sebagai aturan umum) pernikahan, menumt prinsip Islam, adalah bermanfaat dan membuat hidup menjadi lengkap. Anak-anak hams memperoleh kasih sayang dari ibu maupun bapak untuk menjadi manusia yang sempurna; jika tidak, maka kejiwaan mereka akan terbelah dan pandangan hidup mereka akan menyimpang. Karenanya, pernikahan hams didasarkan pada fondasi yang kuat sehingga perceraian tidak memperoleh tern pat atau sangat jarang terjadi. Suatu masyarakat yang perkawinannya terjadi bukan antara laki-laki dan perempuan, melainkan antara kekayaan dan kekuasaan dua keluarga tidaklah dapat disebut masyarakat Islami. Demikian halnya dengan gejala perkawinan yang terjadi untuk sementara waktu saja (perkawinan kontrak), yang bukan berdasarkan kesucian seks dan penerimaan seutuhnya, melainkan hanya berdasarkan sensasi fisik dan nafsu untuk mengeksploitasi, menikmati, dan memsak, lalu setelah kontraknya habis pindah ke orang lain lagi. Al-Qur'an 53:45, yang disebutkan tadi, sangat menjelaskan bahwa fakta zawjain adalah satu laki-laki dan satu perempuan. Sehingga kata azwaj muthahharah yang disebutkan dalam al-Qur' an (lihat Q 2:25) sebagai pasangan kaum mukmin kelak di surga bukanlah "perempuan-perempuan" yahg selama ini dipahami secara salah oleh para ulama yang male-oriented. Azwaj di sana murni berarti "pasangan'', seorang istri bagi seorang laki~laki dan seorang suami bagi seorang perempuan. Jadi, bagian pertama dari diskusi kita menunjukkan bahwa alQur' an melihat hubungan antar jenis kelamin s~bagai "pasanganpasangan" (azwa;). Pasangan -pasangan tersebut a.dalah seorang pria dan seorang wanita yang saling memerlukan saling melengkapi. Telaah kami terhadap ayat-ayat al-Qur' an menjelaskan bahwa mereka yang menerjemahkan azwaj sebagai "istri.:.istri" adalah kelim.
dan
7
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Dasar
Pernik~han
Langkah berikutny:{alialah dengan melihat dasar pernikahart dalam Islam: Dasar 'ini adalah i:man. Perniki.than adalah 'hubungan yang permanen antara seorang laki-laki dan seorang perempuah yang ingin mengikuti petunjuk Allah. Jika pernikahannya adalah pernikahan Islami; pasanganitu harus saling menghargai seperti keharusan antar Muslim umuk saling menghargai .. Setiap Muslim tidak ada yang secara fisik, spiritual, atau mental, lebih rendah daripada yang lain, walaupun dalam hal-hal yang tertentubar<#J,gkali $eo rang pria: atau wanita memiliki kelebihan atau kekurangan. Sebagai Muslim mereka adalah rekan yang setara dalam perjuangan I~lam, seperti yang ditunjukkan dalam al-Qur'an: S~sungguhnya laki-laki·dan perempuan yang Muslim, laki-laki dan p(rempuan yang mukmin,.laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yqng sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu; lakilaki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, .laki-laki dan perempuan yang banyak menyelntt (asma) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka: ampunan dan pahala yang besar. (Q
33:35) Di sini Allah mengkategorikan seluruh aspek kehidupan seorang Muslim, .dari aspek yang palingtersembunyi sampai aspek yang paling tampa:k, dan menunjukkan kebersamaan dan kesetaraan antara Muslim dan Muslimah dalam seluruh aspek. Perempuan tidak kurang sempu,t;na at.au tersingkirkap dari aspek-aspek Islam yang mfl;11a pun. Pria dan war;titil ketika. fllemasuki pernikahan, dan sebagai akibat yapglazim dari kesetaraan mer~ka dalam semua aspek Islam, tidak mellla.sl;lki suatu. kontrak ap.tara pihak pria yang superior .dengan pihak w~nita ya,ng inf~rior. Dasar kebersamaan mereka adalah hidayah yang me~eka· harap d~ri Allah dan mereka cari dengan usaha-usaha mereka untuk hidup bersama sebagai sesama Muslim.
8
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Iman ditempatkan di atas pertimbangan-percimbangan ras, kelas sosial, dan kebangsaan. Dalam Islam, sesungguhnya irrian dan pernikahan secara bersamaan mengubah struktur sosial, seperti yang akan kami tunjukkan berikut. Kita hams mengingat bahwa Islam dulu datang kepada suatu masyarakat yang jimh lebih menindas daripada masyarakat penindas manapun yang ada saar ini. Saar itu, kaum perempuan diperlakukan sebagai barang dan terkadang diwariskan. Anak-anak perempuan sering menjadi korban pembunuhan bayi yang dilegalkan. Perbudakan merajalela dan kebanyakan budak adalah perempuan. Islam tak mengenal kompromi melawan penindasan tersebut dan memutuskan rantai perbudakan dalam jiwa kaum pria. Masyarakat sekarang memiliki budak-budak dan kaum tertindasnya sendiri. Kaum perempuan sekarang ditindas dengan berbagai cara dan dieksploitasi untuk memperkaya para penindasnya. Mari kita lihat bagaimana Islam dapat membebaskan mereka. Kepercayaan dasar Islam-bahwa kit<;~- diciptakan oleh Allah (Tuhan Yang Esa) dan bertanggung-jawab kepada-Nya serta mencari hidayah-Nya-membuat pernikahan Islami menjadi kuat dan memiliki tujuan. Iman adalah penting, baik ketika seorang lelaki mencari calon istri atau ketika seorang perempuan mencari calon suam1:
Dan janganlah kalian nikahi wanita-wanita musyrik sampai mereka beriman. Sesungguhnya budak perempuan yang mukmin lebih baik daripada perempuan yang musyrik walaupun ia me~arik hatimu. Dan janganlah kalian menikahkan orang-orang musyrik' (dengan para wanita mukmin) sampai mereka beriman. Sesungguhnya budak pria yang mukmin lebih baik daripada seorangpria musyrik walaupun ia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambilpelajaran.(Q2:221)
9
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Bayangkan perubahan revolusioner di masyarakat yang kaum prianya melewati batas ras dan kelas sosial umuk menikahi seorang perempuan inferior (budak), ata4 yang kaum perempuan ningrat menikahi budak dan kefa1 tertindas lainnya, berdasarkan kesamaan tman. Imanini, sebagaifondasi pernikahan, dikaitkan dengan prilaku yang baik d~n suatu moralitas seksual yang ketat: Laki-keki yang berzina tidak menikahi kecuali perempuan yang berzina, atau perempuan yangmusyrik; dan perempuan yang berzina tidak dinikahi kecuali oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian ifu diharamkan atas orang-orang yang beriman. (Q24:3)
Jadi, pernl.kahan yang Islami adalah bersatunya pria dan wanita yang memlliki arah spiritual dalam kehiduan mereka. Kehidupan mereka tidak hanya untuk kesenangan mereka sendiri, tetapi untuk mencari keridlaan Sang Pencipta. Laki-laki dan perempuan semacam inilah yang diajari umuk berdo:i kepada Allah dengan kalimat: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, dari pasanganpasangan kami dan keturunan kami, penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orangyangbertakwa. "(Q25:74) [*]
10
PENOLAKAN ISLAM TERHADAP· MEREKA YANG MENGGUNAKAN':· AL-QUR'AN uNTUK.MENINDAS .· . KAUM PEREMPUAN · !
S
·/
alah satu fak~a yang paling mengh~rankan ~am $ejarah ·Mus lim adalah bahwa kemapanan agama telah •ID(:)P.yebabkan didirikannya seluruh haJ?-gunan, penind::tsan terpadap lkaum perempuan oleh kau.m, laki~laki ~erdas.arkaJ:l satu .ayat,, .Q 4:,34. Menurut pemahaman. ~radisi9,J;1al. atas. aya~, .i.J?-i, yang..,digunakan sebagai. senja~a untuk p1enundul
petekpu~, &m brenanya ' · · ·,: . ' ·
·•
2. Para perempuan haru~ memaqJpi suam,inya.un.q.i~'dapat
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
4. Jika perempuan tidak mau menerima "penundukkan" ini, si suami berhak menceraikannya. Hubungan suami-istri yang buruk ini banyak tersebar di dalam masyarakat Muslim yang mengalami dekadensi. Jelas, pemahaman demikian membuat wanita menjadi warga negara kelas dua di rumah mereka sendiri dan membangun penindasan di tingkat nasional. Apalagi, para ulama kita menghiasi interpretasi mereka atas ayat tersebut denga;n beberapa hadis, sebagian berupa hadis palsu dan sebagiar1lagi hadis yang dipisahkan dari konteksnya. Salah satu hadis ini bahkari, dalam batas tertentu, secara tidak langsung sampai mengajarkan suatu jenis penyembahan kepada suami. Cukup terbukti palsu, hadis ini tidakditerima oleh Bukhari maupun Muslim. Namun hadis ini sangat populer di kalangan kelompok-kelompok Muslim yang didominasi kaum pria. Hadis dimaksud mengajarkan semacam syirik, dan mencerminkan ide Iranian-Hindu bahwa suami adalah inkarnasi Tuhan. Islam melarang keras syirik dan memperingatkan umat Islam untuk membersihkan diri dari syirik bahkan yang paling halus sekalipun. Literatur hadis memuat ajaran-ajaran yang mendorong suamiistri untuk saling memperhatikan kebutuhan seksual dan spiritual pasangannya. Namun, para ulama yang male-oriented, hanya menekankan pada hadis-hadis yang mendorong perempuan untuk memperhatikan kebutuhan seksual dan spiritual suaminya, dan mengabaikan al-Qur' an maupun hadis yang mengajarkan berbagai kewajiban suami atas istrinya. Dasar Kesalahan Pandangan Tradisional
Pandangan tradisional mengenai hubungan suami-istri, yang didasarkan pada Q 4:34, menurut Islam adalah keliru, karena pandangan ini bertentangan dengan prinsip-prinsip pokok dalam menafsirkan dan memahami al-Qur'an dengan benar. Mari kita perhatian prinsip-prinsip pokok berikut:
12
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
1. Tafsir yang benar tidak: boleh didasarkan pada ayat tunggal yang dipisahkan dari konteksnya. Muslim harus melihat (dan ini penting) ayat al-Qur'an .lain yang berbicara tentang tema yang sama. Dengan kata lain, aL-Qur' an, yang dipahami secar:a menyeluruh, adalah tafsir terbaik bagi d,irinya. 2. Ayat-ayat al-Qur'an diturunkan dalam beberapa tahap (seperti yangdinyatak:an sendiri oleh Q25:32 dan.87:6), dan ayat terakhir dari suatu tema harus diambil sebagai penetapan final al-Qur' an tentang hal itu. 3. Allah mengutus para nabi dan rasul untuk memenuhi suatu tujuan yang suci. Jika ada suatu penafsira'n yang bertentang dengan rujuan umum ini dan menjauhkan kita dari pandangan hidup Islam, mak:a tafsir tersebut harus ditolak. 4. Tafsir al-Qur' an harus cocok dengan kehidupin dan ajaran Nabi Muhammad saw karena menurut Aisyah Shiddiqah r.a., beliau adalah "al-Qur'an yang hidup". Sebagaimana yang akan kita lihat, bangunan penindasan terhadap kaum perempuan yang didasarkan pada Q 4:34, runtuh berantak:an jika diuji dengan prinsip-prinsip tersebut. Q 4:34 Bukan Satu-satunya Ayat yang Berbicara tentang Suami-istri
Q 4:34 bukanlah satu-satunya ayat yang berbicara tentang bentuk hubungan suami:-istri yang dikehendaki Allah. Ada ayat-a,yat lain yang cukup menjelaskan bahwa hubungan suami-istri ada}.ahsama dan setara, dan bahwa suami atau istri tidak: ak:an Iengkap tanpa yang lain. Jelas, bukan suatu hubungan yang satu pihak: berkuasa atas pihak yang lain (secara detil akan diungkapkan dalam pembahasan berikut).
13
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Jarak ~aktu Pewat-~~an Islam dimula,i .dengan suatu pesari yang revolusioner: menolak tuhannihan palsu, penguasa:.:.:periguasa palsu, dan makhluk lain yang secara tidak ·larigsung ·disekutukan' dengan Kekua~aan Allah. Islam mengajarkan pengakuan :itas satu-satunya Zat yang mencipta, rnernelihara, dan memheri petunjuk, dan pengakuan ini dilakukan dengan menolak semua kekuasaan selain Allah (min duni Allah). Dengan · pre~is revolusioner ini, Allah menolong ~mat man usia untuk_mengubah prilaku mereka secara bertahap menuju kesempurna~ Beberapacontoh .dari perubahan bertahap menuju kesempurn,:,tan berikut akan membal).tu menggambarkan suatu elemen ·k~ci dalam memahami dan menafsirkan al-Qur' an secara benar, elemen yang sering diabaikan ketika menafsirkan ayat-ayat tentang perempuan di dalam al-Qur' an.
Pengharaman Khamr Ayatpertama tentang khamr berbunyi:
Mereka bertanya' kepadamu tentang khamr dan judi, katakanlah: "Pada keduanya· itu terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi umat manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada ·. manfaatnya'~:(Q2:219) Ayat kedua tentang khamr juga tidak melarang khamr, tetapi membuat peinbedaan yang sangat tajam antara cara hidup yang Islami; yang didasarkan pada salat, dengan cara hidup pra-Islam yang didasarkan pada khamr.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian salat sedangkan kalian dalam keadaaan mabuk, sampai kalian mengetahui apa yang kalian katakan. (Q 4:43) Wahyu terakhir teO:tang khamr, barulah mengharamkan dan mencela penggunaannya:
14 i
•'
.
8AGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapatkan keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran (meminum) khamr dan berjudi, dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kalian (dari mengerjakan perbuatan itu)(Q5:90-91)
Pengharaman Riba
Al-Qur'an sudah memulai serangannya terhadap kapitalisme (ala: suku) di Makkah, meskipun umat Islam saat itu belum memiliki kekuatan untuk membentuk ekonomi masyarakat, dengan mengatakan: Dan suatu riba yang kalian berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kalian berikan berupa zakat yang kalian maksudkan untuk mencapai keridlaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (Q 30:39)
Langkah berikutnya adalah mengutuk praktek rentenir, riba klasik, yang melipat-gandakan bunga berbunga: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian .memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kalian ·suj'aya kalian mendapat keberuntungan.(Q3:130)
Akhirnya, setelah hubungan sosio-ekonomi dan politik di Madinah telah diubah, semua bentuk riba diharamkan, dan Islam memproklamirkan perang melawan Kapitalis~e: Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak berdiri melainkan sepertiberdirinya orang yang kemasukafz setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah
15
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah memusnabkan riba dan menyuburkan sedekah, dan Allah tidak menyuka£setiap orangyang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat do sa.. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak ada pula mereka bersedih. Hai orang-orang yang beriman,. bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian benar-benar beriman. Maka jika kalian tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertaubat, maka bagi kalian adalah pokok harta kalian; kalian tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya. Dan jika orangyang (berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua uang itu) lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui (Q 2:275-280) Puasa
Dalam sejumlah kasus, perintah-perintah al-Qur' an ten tang sesuatu ditempatkan saling berdekatan dalam satu surat yang sama, hal ini dapat membingungkan pembaca yang tidak mengetahui prinsipprinsip penafsiran al-Qur' an, atau juga membingungkan orang yang tidak mengetahui bahwa al-Qur' an diwahyukan dalam suatu jangka waktu pewahyuan seiringdengan perjuangan Nabi Muhammad saw melawan masyarakat yang materialistis dan menindas. Ayat-ayat tentang puasa dapat menjadi contoh yang baik tentang hal ini. Rasululllah, menurut riwayat-riwayat dalam hadis, mendidik
16
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
umat Islam untuk berdisiplin diri dengan mendorongmereka untuk berpuasa riga hari dalam satu bulan. Pewahyuan pertama ayat ten tang puasa sebulan penuh sangadah fleksibel, hingga mereka yang mampu berpuasa tetapi tidak menunaikannya hanya diperintahkan untuk menggantinya dengan membayarfidyah (denda) yang berupa memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya:
(yaitu berpuasa) dalam hari-hari tertentu. Maka siapasaja yang sakit, atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari lain. Dan wajib bagi orangyang berat untuk menunaikannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin... (Q2:185) Dalam wahyu terakhir mengenai puasa, tidak ada lagi tempat untuk membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan:
... maka barangsiapa di an tara kalian ada yang mendapatkan bulan itu, hendaklah ia berpuasa. Dan barangsiapa yang sedang sakit atau sedangbepergian (lalu berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain ... (Q2:185)
Dengan menganalogkan pada Q 2:184, mereka yang mender ita sakit di perutnya, dan tidak mungkin sama sekali untuk berpuasa, diizinkan oleh sebagian ulama untuk memberi makan seorang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkannya. Kesimpulan dari Contoh-contoh Berdasarkan contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menafsirkan al-Qur' an, perintah Allah yang terakhir mengenai suatu hal, itulah yang harus diambil sebagai hukum finalnya. Ayat-ayat sebelumnya dibatalkan (manst"tkh), dalam arti ayat-ayat itu hanya berlaku pada zaman permulaan Islam saja; ayat-ayat itu masih termuat di dalam mushaf karena "suatu permulaan" itu selalu ada setiap kali
17
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
ada gerakan baru yang muncul, dan ayat-ayat yang lebih awal masih relevan dalam membanru umat Islam unruk memahami proses dakwah dan metodologinya dalam mengubah masyarakat. Jika seseorang mengutip Q 4:34 untuk mengklaim bahwa alQur'an mengizirikan min urn· khamr, kita tidak akan menerima klaimnya karena kita tahu bahwa ~yat terakhir mengenai khamr adalah Q 5:90-91. Sarna halnya jika seseorang mencoba unruk mengatakart, berdasarkan Q 3:130, bahwa hanya bunga klasikyang berlipat ganda-yang diharamkan Islam, kita akan mengurip Q 2:275-280 untuk menunjukkan bahwa bunga dalam segala bentuknya diharamkan oleh al-Qur' an. Metode penafsiran yang semisal akan tepat sekali untuk digunakan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an mengenai perempuan secara benar. Sayangnya, sejumlah ulama mengabaikan fakta mendasar ini ketika membahas status perempuan, padahal mereka tidak akan bisa menafsirkan tema-tema lain dalam al-Qur' an kecuali dengan proses ini. Hubungan Suami-istri Ketika Muhammad saw memulai dakwahnya, kondisi kaum perempuan di Arabia sangadah jauh dari apa yang ditetapkan oleh Islam bagi mereka. Orang-orang tua membenci anak-anak perempuan mereka dan pembunuhan bayi perempuan merupakan peristiwa yang lazim terjadi. Al-Qur'an berisi ayat-ayat yang tegastegas mengutuk praktek ini dan mencela motivasi yang mendorongnya. Dalam masyarakat pra-Islam, perempuan tak lebih hanyalah harta milik kaum pria. Seorang anak laki-laki bisa mewarisi bekas istri ayahnya berikut unta dan kambingnya. Al-Qur' an melarang waris-mewaris semacam ini dan membuat orang-orang kafir terheran-heran dengan memberikan suaru bagian waris kepada perempuan.
18
BAGIAN PERT.~MA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Kaum perempuan yang menjadi produk masyarakat jahiliyah adalah kaum yang rendah harga dirinya. Mereka kehilangan moralitas seksualnya dan membuka diri mereka untuk laki-laki mana saja yang mau memberikan hadiah yang tnenarik kepadanya, seperti tergambar dalam literatur hadis ten tang mut'ah atau kawin kontrak (sangat mirip dengan sejumlah perempuan Ameri.ka yang melayani "one night stand'). Kehilangan moral ini umumnya terjadi di kalangan perempuan budak dan kelas rendah yang kelak menjadi kekuatan utama Islam di awallangkahnya. Langkah Pertama dalam Pengorganisasian Masyarakat
Di awa:llangkahnya dalam mengorganisir masyarakat Muslim yang layak di Madinah, al-Qur' an mengajarkan dasar-dasar kesalehan dan keterpaduan, memberitahu kaum lelaki agar melindungi istri-istri mereka dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhannya.Yaitu, kaum pria diajari bahwa jika mereka secara fisik lebih kuat, daripada perempuan, maka mereka memiliki kewajiban tnelindungi istri mereka dan membelanjakan sebagian harta mereka untuk kepentingannya. Pada gilirannya, kaum perempuan yang tertindas diajari unruk menjunjung tinggi moralnya dan menjaga kehormatannya ketika suaminya sedang pergi. Dalam hal moralitas seksual, Islam sangat ketat .. Pada tahap awal yang kaum perempuannya baru saja meninggalkan ,kebiasaan seksual tanpa nikah, Islam menghendaki agar pata suatni rn.engambil langkah-langkah tertentu untuk menghentikan kelonggarah semacam itu. Dalam konteks inilah Q 4:34 diwahyukan. M~nurut Bukhari (Shah. ilL Kitab a!-Fad/a 'i~, ayat ini diturunkan pada p~riode Madinah awal di saat-saat Aisyah r.a. datang kepada Nabi sebagai istri beliau. Ayat tersebut biasanya diterjemahkan demikian:
Kaum laki-laki adalah pelindung dan penjaga (qawwa.rm1n) bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-
19
MENGGUGAT "TuHAN YANG MASKUUN"
laki) telah menajkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suarninya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)..Wanita-wanitayangkalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaati kalian, maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguh~;yaAllah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Teks ayat; ini sendiri menunjukkan bahwa pesan utamanya adalah agar para perempuan memelihara diri mereka terhadap apa yang Allah telah pelihara atas diri mereka, yaitu kesucian mereka. Suatu masyarakat yangislami tidak akan bisa terwujud selama kaum perempuan membiarkan kaum pria berbuat bebas terhadap mereka. Hadis yang diriwayatkan terkait dengan ayat ini menunjukkan bahwa "ketak-setiaan dan pembangkangan" (nusyuz) yang dimaksudkan dalam ayat terse but adalah perilaku seksual yang serong. , Menurut Jabir ibn Abdullah r.a., berdasarkan riwayat dari Abu Dawud (Sunan), Nabi saw bersabda:
Bertakwalah kalian kepadaAllah dalam hal kaum perempuan (istri) karena mereka datang kepada kalian dengan amanat Allah (bahwa kalian akan memenuhi hak-hak mereka), dan hubungan seks dengan mereka diperbolehkan untuk kalian oleh firman-Nya. Hak kalian atas mereka adalah bahwa mereka tidak akan mengizinkan pria yang kalian benci berada di tempat tidur kalian. jika mereka melakukannya, pukullah mereka dengan suatu cara yang tidak sampai meninggalkan bekas. Hak mereka atas kalian adalah bahwa kalian memenuhi kebutuhan sandang pangan mereka menurut cara yang terbaik.
Memberikan Wewenang yang tak Semestinya kepada Suami Para ulama kita, sayangnya, mengabaikan hadis yang mencerahkan ini dan mengartikan nusyuz sebagai pembangkangan istri terhadap 20
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLA>'"\
suaminya. Dengan menekankan perhatian pada "... takut terhadap nusyuz", mereka telah menjadikan penilaian subjektif suami sebagai kriteria atas tiga langkah yang disebutkan dalam Q 4:34. Pada saat yang sama mereka mengambil Q 4:34 sebagai ayat terakhir mengenai hubungan suami-istri. Mereka juga menganggap kepatuhan di sini sebagai kepatuhan kepada suami. Kekerasan terhadap Perempuan adalah Haram
Dalam surat al-Nisa' sendiri terdapat bukti yang membantah penafsiran "serba suami" para ulama kita. Di sini al-Qur' an secara jelas melarang segala bentuk tindakan kekerasan terhadap perempuan, hatta bila si suami sangat membenci istrinya, kecuali dalam kasuskasus penyelewengan seksual: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kalian mewarisi wanita dengan jalan paksa dan janganlah kalian menyusahkan mereka demi mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kalian berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan perbuatan lacur yang nyata. Dan bergaullah dengan meteka secara patut. Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Q4:19) Jadi Q 4: 19 tidak hanya menolak kekerasan tethadap istri (sampai pun dalam kasus-kasus dimana suami sedang mencoba merusak rumah tangganya), tetapi juga memerintahkan para suami untuk mempergauli rriereka dengan baik (wa 'asyirnhunna bi alma'ritf). Jadi, kekerasan sartgatlah dilarang dalam ayat ini, dan baru diperbolehkan, seperti dalam Q 4:34, ketika si istri seleweng (melakukan perbuatan yang lacur). Para mufassir al-Qur' an dari kalangan Sahabat, seperti Ibn Mas'ud dan Ibn Abbas, maupun dari kalangan Tabi'in seperti Mujahid, Ikrimah, dan Atha', setuju bahwa Q 4:19 melarang kekerasan terhadap istri kecuali dalam kasus-kasus yang jelas lacur
21
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
lf!ikhisyah mubayyinah). Makna yang demikian disepakati oleh para mufassir yang paling diakui keahliannya dalam: bahasa dan sastra Arab, al-Zamakhsyafi (al-Ka.rysyafl dan al-Baydlawi (Anwar al- Tanztl). !
Ayat Terakhir tentang Amoralitas Seksual
Mereka yang rnenelaah al-Qur' an pasti mengetahui bahwa ayat terakhir tentang amqralitas seksual adalah Q 24. Dalam Q 24 (alNur), kemurtgkinan bagi suami untuk memukul istrinya karena perbuatan lac'ur tidak begitu saja diberikan. Malahan, satu-satunya hal yang mungkin dilakukan si suami adalah bersumpah bahwa istrinya telah tidak jujur dan ia siap menerima laknat Allah jika ia berbohong atas tuduhanriya. Si istri dapat membantah tuduhan suaminya dengan cara yang sama (lihat Q 24:6-10). Para ulama sepakat, berdasarkan hadis dan qiyas (penalaran analogis), bahwa proses (sumpah) tersebut mengakhiri perkawinan. Selain dari sumpah si suami, tuduhan atas lacurnya seorang perempuan yang tanpa disertai oleh empat orang saksi bisa berakibat hukuman 80 kali cambuk pagi si penuduh dan ketidaksahan kesaksian matanya sesudah kasus ini (Q24:4). Mengatasi Perbedaan-perbedaan Pribadi
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana mengatasi masalah-masalah yang muncul.dalam hubungan suami-istri. Seperti yang sudah kita lihat, kekerasan dan tekanan fisik tidak diizinkan oleh al-Qur'an (Ia ta'duluhunna). Prinsip yang digunakan umat Islam dalam menyelesaikan semua masalah adalah musyawarah, sementara rujukan penentu untuk memperoleh solusi adalah alQur' an dan Sunnah. Menurut al-Qur' an, umat Islam adalah umat yang " ... urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.. .''(Q 42:38). Perbedaan tidak dilarang dan cara untuk menyelesaikan perbedaan adalah "Jika kalian berbeda pendapat dalam
22
8AGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
suatu hal, maka kembalikanlah hal itu kepadaAllah dan Rasul-Nya." (Q 4:59). Prinsip-prinsip dasar tersebut berlaku bagi semua Muslim, termasuk suami-istri. Namun, karena watak subjektif dan emosional dari perselisihan suami-istri, saran pihak ketiga dan carnpur tangan positif mereka dianjurkan oleh al-Qur' an. Jika si suami diberi hak untuk menekan, mengisolasikan, dan memukul istrinya, seperti klaim para "mullah" kita berdasarkan Q 4:34, maka suami akan selalu "benar". Definisi para 'mullah' mengenai mtsyuz adalah definisiyapg sangat subjektif dan membuat semua bentuk pandangan si istri sebagai "pembangkangan''. Menurut interpretasi kami, jika terjadi perselisihan, suami-istri harus membicarakannya bersama dan memohon petunjuk dari Allah dan Sunnah Rasulullah. Jika perselisihan dan ketidak-harmonisan terus berlangsung, al-Qur'an mengatakan:
Dan jika kalian khawatir akan terjadi persengketaan antar keduanya, maka kirimlah penengah dari keluarga laki-laki danper:empuan. jika kedua orang penengah itu bermaksud melakukan p~rbaikan, niscaya Allah akan memberikan taufiq kepada kedua suami istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q 4:35) Di kebanyakan masyarakat, kaurn perempuan adalah kaum yang lemah dan tertindas. Dalarn situasi-situasi semacam ini, ada kemung~ kinan bahwa si suami mengambil keuntungan dari ·kelemahan perempuan sesudah ia menikahinya. Sebagai misal,:si suami dapat berbuat zalim dengan mengabaikan istrinya atau dengan menceraikannya ketika si istri beranjak tua, at;tu dengan tidak memberinya kebutuhan seksual, atau dengan menghalangi perkembangan fisik, spiritual, dan mentalnya. Untuk mewaspadai kemungkinan semacam ini, Allah memberikan hak kepada istri untuk mendapatkan suatu penyelesaian dengan suaminya yang dapat berupa perjartjian tertulis:
23
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Dan jika seorang wanita khawatir terhadap nusyuz atau sikap tidak peduli dari suaminya (dalam hal seksual}, maka tidak mengapa bagi keduanya untuk membuat perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian. itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya adalfh kikir. Dan jika kalian bergaul dengan istri kalian secara baik dan memelihara diri kalian (dari nusyuz dan sikap tak peduli), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. (Q 4: 128) Kepatuhan kepada Suami atau Tuhan?
Dalam Q 4:34, kaum perempuan digambarkan sebagai orang yang "amat patuh'' (qdnitdt). Para ulama mengklaim bahwa "kepatuhan" di sini adalah kepatuhan kepada suarhi. Sebab, bila tanpa keinginan untuk mematuhi suami, seorang istri tidak akan mau dipukul dan tetap menikah dengan pria yang memukulnya. Demikianlah para ulama yang male-oriented memandang perkawinan. Oengan kata lain, para ~lama kita menginginkan agar kaum perempuan mau menerima penundukkan dan penindasan sebagai suatu titah Tuhan. Padahal, al-Qur'an mengajarkan agar orang mematuhi Allah dan Ra~ul-Nya. Al-Qu.r'an tidak mengajarkan orang untuk mau menerima pemaksaan fisik maupun non-fisik. Sebenarnya, gambaran mengenai wanita Muslim yang patuh (qdnitah) adalah bagian dari penggambarail tentangorang mukmin dalam Q33 (al~Ahzab), yang di ·situ sangat jelas sekali bahwa qdnitdt berarti "patuh kepada Al~ lah". Ayat ini juga menunjukkan bahwa Muslim dan Muslimah adalah setara di segala aspek kehidu:pan Islam. Salah satu pihak tidak ada yang disebut lebih rendah daripada yang lain dalam segala hal, dan si pria Muslim diharapkan dapat menjadi "orang-orang yang sangat patuh" (qdniHn) kepadaAllah sebagaimana halnya kaum perempuan. Pikiranyangmengira bahwa perempuan harus patuh kepada suami hanyalah temuan para ulama dan hanya cocok pada sistem-sistem sosial yang dikuasai para raja dan tiran:
24
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang Muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu: laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (asma) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q33:35) Ayat Terakhir tentang Tugas-tugas Kaum Pe.rempuan Kapatuhan kepada suami tentu bukan salah satu tugas dari tugastugas kaum perempuan Muslim. Berikut ini adalah bukti dari bai' at yang. diperintahkan Allah untuk diambil Rasulullah dari para Muslimah. Ayat yang memuat perintah ini dengan jelas menyebutkan batas-batas perilaku seorang perempuati Muslimah dalam hal-hal yang paling intim. Ayat ini adalah ayat terakhir tentang hubungan suami-istri. Ayat ini bahkan secara tidak langsung menghilangkan kemungkinan untuk mematuhi suami dan secara ketat membatasi makna kepatuhan hanya kepada Nabi saw Diwahyukan pada tahun 8 H, tak lama setelah penaklukan Makkah, ayat inimemerintahkan:
Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan bai'at (janji setia), bahwamereka ,tidr:tk akan mempersekutukan sesuatu pun. dengan AlltJh; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakt~n antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu d4lam urusan yang baik, maka terimalah bai'at mereka dan mohonkanlah ampun{m kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q 60:12) · · Bai'at tersebut diambil saat penaklukan Makkah dari 457 orang perempuan (Ibn Jawzi, Fatb. al-Bayan). Ada sejurhlah hadis yang terkait dengan pengambilan bai'at ini yang menunjukkan bahwa
25
MENGGUGAT "TuHAN YANG MASKUUN"
hanya Muslimah saja yang mengikuti pengambilan bai'at. Kaum perempuan Madinah jugadiambil bai'atnya, seperti yang terekam dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Asma bimi Yazid al-Anshari r.a. Rasulullah saw berusaha memastikan bahwa kaum Muslimah telah mengetahui persis apabatas-batas yang Allah tetapkan bagi perilaku mereka. Ketika menghapuskan semua kepatuhan kepada suami yang pernah disebutkan (seperti penerimaan pemukulan dan tekanan dari suami), ayat ihi bahkan dengan tegas pula membatasi makna kepatuhan kepada Rasulullah. Ayat ini mengambil sumpah kaum perempuan untuk mematuhi Rasulullah hanya dalam hal yang ma'rCtf Ma'rttfartinya perintah Allah yang telah jelas dan dilaksanakan oleh Nabi. Jadi, ketaatan atau kepatuhan dalam Islam hanyalah kepada Allah. Rasulullah pun dipatuhi hanya dalam hal-hal yang jelas-jelas diperimahkan oleh wahyu. Sehingga, di dalam Islam, tidak ada kepatuhan kepada makhluk, walaupun mereka adalah ulama besar-apalagi kepatuhan kepada suami. Persetujuan terhadap suatu perintah fi.mgsional diterima berdasarkan musyawarah dan berdasarkan pendelegasiad yang jelas dari otoritas yang diakui secara sukarela, seperti pemerintah yang memenuhi mandat yang diterima secara sukarela. Penafsiran ini didukung oleh hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim (Shab_ifL Kitab al-Imarah) dari Aisyah. Aisyah r.a. ineriwayatkan: "Demi Allah aku bersumpah bahwa Rasulullah saw tidak pernah memerintahkan kaum perempuan umuk mematuhi segala sesuatu kecuali apa yang telah Allah perintahkan kepada beliau." Celaan terhadap Kepatuhan Membabi Buta
Sejumlah hadis dengan jelas menggambarkan betapa bahayanya kepatuhan buta dan ketaatan terhadap suatu perimah yang subjektif
26
8AGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Salah satu hadis yang diriwayatkan dalam Shah.ih. Muslim berbunyi demikian:
Ali r.a. meriwayatkan l(ahwa Rasulullah saw mengirimkan sepasukan bersenjata keluar dan menunjuk seseorang sebagai komandannya. Si komandan menyalakan api dan berkata, "masuklah kalian ke dalam api. "Sebagian anggota pasukan bermaksud masuk ke dalam api dan sebagian lagi berkata, "(tidak}, kita sebenarnya baru saja keluar dari api (neraka dengan menjadi Muslim). "Lalu hal ini dilaporkan kepada Rasulullah saw Beliau berkata, 'Jika sebagian dari kalian yang bermaksud masuk ke dalam api tadijadi melakukannya, maka kalian akan tetap di dalam api sampai hari kiamat. "Beliau memuji mere_ka yang menolak masuk dan berkata, "Tidak ada kepatuhan untuk kemaksiatan kepadaAllah. Kepatuhan hanya dalam halyang manlf." Di sini, para prajurit yang dipuji oleh Nabi sebenar.nya menentang perintah komandan yang ditull.juk oleh Nabi sendiri. Si komandan tidak mengajak para prajurit untuk menentang sesuatu yang secara jelas dinyatakan oleh Nabi. Dia hanya ingin mencoba melihat sejauh mana ia bisa memaksakan kepatuhankepada perintah pribadinya. Beberapa suami mencoba menyalahgunakan Islam dengan memerintahkan istri meraka untuk mematuhi pandangan subjektif mereka. Para ulama kita telah mencoba mengesahkan perilaku para suami yang demikian, meskipun, seperti yang telah saya tunjukkan, pengesahan tersebut bertentangan dengan semangat dan hukum Islam. Nabi Melarang Muslim Memukul Kaum Perempuan . ,.,
Sejak masyarakat Muslim mengkonsolidasikan diii' dan melepaskan diri dari budaya kafir di sekitarnya, Nabi Muhammad saw mengadakan perubahan yang menyeluruh dalam hubungansuamiistri. Pertama, beliau menimbulkan kesadaran kaum pria untuk merasa malu memukul istrinya-kepada siapa mereka:sangat dekat dan dengan siapa mereka berhubungan badan. Dalam Shah.ih.~nya,
27
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Bukhari meriwayatkan, "Dari Abdillah ibn Zama (yang meriwayatkan) dari Nabi saw bahwa beliau berkata, "Jangan memukul istri kalian seakan-akan ia seorang budak. Pantaskah kalian memukulnya sementara di malam harinya kalian menggaulinya?" Rasulullah saw menunjukkan kesia-siaan pemaksaan fisik dan mental. Pemaksaan fisik tidak dapat mengubah pikiran yang ada dalam benak seseorang; pikiran hanya bisa diubah oleh sesuatu yang baik/dan menawan: Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah saw bersabda: "Perempuan itu seperti tulang iga yang akan patah bila kau coba meluruskannya. Engkau dapat mengambil manfaat darinya meskipun ia tetap bengkok seperti sedia kala ia diciptakan" (al-Bukharl, Shahih) ·
Rasulullah mengajari kaum pria untuk mengakhiri kecenderungan kasar dan keras mereka terhadap kaum perempuan: · Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah saw bersabda: 'Jangan biarkan ada seorang Muslim yang menganggap Muslimah sebagai musuh atau lawannya.]ika kalian tidak menyukai salah satu cara mereka, maka kalian akan menyukai (cara mereka} yang lain." Dan beliau mengatakan sesuatu lagi mengenai dampaknya (Muslim, Shahih,
Kitib al-Ridla). Akhirnya Rasulullah melarang melarang kaum pria memukul istrinya dan berlaku kejam terhadap mereka dengan cara apa pun: Mu'awiyah al-Qusyairi meriwayatkan bahwa: Aku pergi menghadap Rasulullah saw dan bertanya kepada beliau, "Apa hak-hak istri kami atas kami?" Beliau menjawab, "Berilah mereka makanan dan pakaian sebagaimana yang kalian lakukan untuk diri kalian, dan jangan memukul mereka, dan jangan bertindak kejam terhadap mereka. "(Abu Dawud, Sunan, Kitib al-Nikah)
Menjawab penanya lain, yang dalam hadis diidentifikasi sebagai kakek Buhuz ibn Hakim, yang hanya tertarik kepada hak hubungan
28
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
seks dengan istrinya, beliau menjawab, " ... jika engkau sedang makan enak dan berpakaian bagus untuk dirimu sendiri, pastikan bahwa ia pun sama (dengan kalian), jangan berlaku kasar terhadap wajahnya dan jangan pukul dia." (Abu Dawud, Sunan, Kitab al-Nik!tfj). Muslimah adalah hamba Allah, mengabdi kepada Allah, dan seorang suami tidak memilki hak memukul hamba Allah. Ayas ibn 'Abdillah ibn Abu Zabab meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Jangan memukul hamba Allah." (Al-Darimi, Sunan). Berda,sarkan hadis Nabi tersebut, kami ingin mengatakan kepada kaum pria yang beriman, yang telah disesatkan oleh para ulama konservatif, dengan bahasa al-Qur' an: Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun melainkan untuk diataati dengan izin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Maka demi Tuhanmu mereka (pada hakekatnya) tidak beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai dalam perkara yang merekaperselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Q 4:64'-65)
Kehidupan Nabi sebagai Bukti Tidak Adanya Pemukulan
Pembacaan yang cermat terhadap kehidupan Nabi Muhammad saw memberikan teladan bahwa beliau tidak pernah sekal~pun memukul istri-istri beliau. Hal ini benar-benar mengagumkan bila kita mengingat betapa detailnya kehidupan Nabi tercatat. Fa,kta ini semakin mengagumkan bila orang menyadari bahwa Nabi m~nikahi beberapa wanita hanya untuk menolong mereka ;\.tau menolong sukusuku asal mereka; sebagian dari mereka adalah janda dan sebagian lagi adalah putri kepala suku yang ditaklukkan. Tuntutan mereka bermacam-macam dan mereka berasal dari latar belakang yang
29
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
beragam. Nabi, sebagai manusia biasa, bisa saja kehilangan kesabarannya dan berlaku kasar atau memukul salah satu istrinya itu dalam jangka waktu 23 tahun pernikahannya. Tetapi ternyata tidak, tak ada satu contoh pun yang menunjukkan bahwa beliau berlaku kasar dan t:nemukul mereka. Beliau pernah hampir saja menceraikan istri~istri beliau; tetapi beliau belum pernah "hampir" memukul atau berlaku kasar terhadap mereka. Fakta ini benar-benar . terbukti kebenarannya berdasarkan hadis sahih dari Muslim: Aisyah r. a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah merrmkul seorang perempuan ataupun budak dengan tangannya. Beliau hanya mengangkat tangannya di dalam jihad di }alan Allah.
Makna semisal dapat ditemukan dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dalam Sunan-nya: Aisyah r. a. meriwayatkan bahwa Rasulu!lah saw tidak pernah memukul seorang budak atau perempuan, dan beliau belum pernah memukul seorang pun (secara fisik) dengan tangannya sendiri.
Berdasarkan pernyataan orang yang pernah hidup bersama dengan Rasululllah sampai beliau meninggal dalam pelukannya, kita akan mengingatkan saudara dan saudari kita yang tersesat (yaitu, mereka yang memukul dan mereka yang mau dipukul): Sungguh telah ada pada diri Rasulullah tefadan yang baik bagi kalian yang menginginkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q 33:21)
Apakah Anak-anak Lebih Utama daripada Kaum Perernpuan? Mereka yang salah berpikir, berdasarkan Q 4:34, bahwa kaum pria (suami) memimpin kaum perempuan dan bahkan memiliki suatu hak untuk mengontrol mereka secara fisik dalam keadaan tertentu, sebenarnya berpikir demikian karena mereka memiliki konsep
30
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
tertentu tentang peran-pengasuhan. Mereka sebenarnya dapat dibantu untuk menemukan konsep pengasuhan dengan mengamati literatur hadis yang berbicara mengenai hubungan antara Nabi dengan anak-anak. Ada sejumlah hadis yang berbicara tentang hubungan Nabi dengan anak-anak, dan hadis-hadis inij'elas sekali menunjukkan kebaikan Nabi terhadap anak-anak. Nabi tidak pernah memukul anak-anak; sebagaimana beliau juga tidak pernah menyarankan hukuman fisik terhadap mereka. Pantaskah dan jujurkah di pihak laki-laki Muslim memperlakukan istri-istri mereka seolah-olah mereka lebih rendah daripada anak-anak? Di sini saya akan mengutip satu hadis saja yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shab_ib_-nya tentang anak-anak:
" ]abir, putra Samurah, meriwayatkan: Aku menunaikan sa/at dzuhur bersama Rasulullah saw Ketika beliau beranjak keluar menuju rumahnya, aku bersamanya. Beberapa imak kecil datang ke hadapan kami. Beliau menepuk pipi masing-masing anak-anak itu, dan beliau juga menepuk pipiku. Saya merasakan semacam kesejukan dan keharuman di tangan beliau seolah-olah tangan itu baru saja keluar dari kotak minyak wangi. Demikianlah sebenarnya sikap pria terbaik itu, semoga Allah memberkati beliau. Bukan Qawwamun tetapi Awliya' Begitu masyarakat Muslim Madinah mencapai kesempurnaannya, hubungan antara kaum pria dengan kaum perempuah pun diubah. Allah mengingatkan kaum pria dan wanita mengenai kebersamaan dan kesetaraan mereka. Dalam Q 2:187, al-Qur' ~menggambarkan hubungan suami-istri, antara yang satu dengan yang lainnya, bagaikan perhiasan dan pakaian: Mereka adalah pakaian b~gi kalian dan kalian adalah pakaian bagi mereka. Perhatikan bahwa prinsip kesetaraan hubungan antara suami dan istri tak terbantahkan di sini ..
31
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Dalam· Q 3:195, yang merupakan tanggapan Allah terhadap doa yang diajarkan dalam Q 3:191-194, dan diwahyukan dalam kaitannya denganpertanyaan seorang perempuan, Allah benar-benar tidak seperti pandangan yang membeda-bedakan orang karena jenis kelaminnya. Tidaklah Islami untuk mengatakan bahwa temp at kaum petempuan di dapur, atau mengatakan bahwa perempuan tidak punya pekerjaan selain mengasuh anak. Dalam Q 3:195 Allah menyebutkan peran ka.um perempuan bersama dengan peran kaum pria di segala aspek perjuangan Islam, termasuk hijrah dan jihad, khususnya perjuangan bersenjata dalam jihad; Saya akan membahas hal ini di tempat lain, di sini saya a:kan cukupkan untuk menyebutkan kalimat yang menyatakan kebersamaan laki-laki dan perempuan. Al-Qur'an sudah tidak lagi mengatakan laki-laki sebagai qawwamun atas perempuan, di sini al-Qur' an mengatakan: baik laki-laki maupun perempuan, kalian adalah sebagian dari yang lainnya ( ba'dlukum min ba'd~.
Ayat terakhir mengenai hubungan Muslim-Muslimah adalah Q 9:71, yang menyatakan bahwa mu'mintn dan mu'minat adalah sama-sama penolong yang satu bagi yang lainnya, dan mengacu kepada aspek-aspek kehidupan Islam secara menyeluruh dimana mereka terlibat sebagai awliya' bagi yang lain. Para ulama telah melakukan dosa besar ketika mereka mengabaikan sepenuhnya Q 9:71 dan hanya mencurahkan seluruh perhatian mereka terhadap Q 4:34. Semoga Allah mengampuni mereka. Wa!lahu a'lam bi alshawab.[*J
32
DALAM SEJARAH ISLAM, PERNAHKAH NABI MENGIKUTI SARAN SEORANG PEREMPUAN UNTUK SUATU HAL YANG GENTING?
n
antai sejarah bukanlah SUatu hal yang mudah untllk dipUtuskan. l'J
33
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
melakukan satu kedermawanan saja, para pendongeng kita akan segera melantunkan kembali nyanyian tentang keadilan mereka. Keterbarasan-keterbatasan kultural dapat menimbulkan kerugian yang serius bagi bangsa-bangsa. Di Cina, misalnya, para raja seringkali disembah; suatu revolusi muncul dan menghancurkan kejahatan-kejahatan masa lalu, tetapi revolusi ini tidak dapat mengubah warisan-warisan kulturalnya; si pemimpin reV-olusi sendiri mungkin dip~rlakukan dan dipatuhi seperti dewa. Di Amerika, p~nibeb~ah ~Hay~]i bar~t ·dan k~pahlawanan para pionir telah menjadi bagian da~t 't'~ris¥1 kultqralnya sedemikian rupa sehingga merigablU1ei'tn f:ikta ·biahwa tariah terseb\lt adalah milik penduduk asli Ameriki yahg dikenal sebagai '!Indian Merah". Maka, wajar jika rakyat Amerika dapan dan .benar-'benar mendukung perampasan tanah-tanah Palestina oleh kaum Zionis. Orang-orangAmerika secara kultural terbiasa untuk menerima kejahatan Zionis atas nama "kemajuan". Bagi mereka, kesalahan kaum sosialis Israel yang mengambil "tanah tak bertuan" dan menjadikan padang pasir itu dipenuhi dengan hasilkerja keras dan semangat-perintisan mereka adalah hal yang menakjubkan seperti latar belakang bangs a Am erika sendiri. h:~bih rertanam dalam-dalain pada budaya kita adalah
penaklukari
kaum perempuan; 'penaklukan yang ditegakkan atas nama Islan'l, dengltn·inengabaikan'ajaran-ajaran al-Qur' an yang jelas da'tl. ·teladan yang luh:ut dai:i Ras\llullah. Penaklukan perempuan adalah sisi l:Un dar,i mara uang; sisi lainnya lagi adalah sistem monarki. JHdr dtokrasi hartrs diteriina di puncak sistem sosial, maka sistem ini akan segera memperigaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. ~tkerhbangan-perkeiilbangan sosial tidak terjadi dalam isolasi. Dangsa yang menedma diktator dan despot akan memiliki despotdespot dan diktator.;d:iktator lain tidak hanya di tingkat puncak, tetapi di semua tingkat m:!Syarakat. Di tingkat keluarga, mereka berwujud ay~, suami, anak la:ki-:tili, paman, dan keponakan laki-laki. Anakariak akan d:iajari tidak unruk mematuhi dan takut kepada Allah
34
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DAlAM PANDANGAN ISLAM
semata, tetapi takut kepada ayah dan kemudian, setelah ia tumbuh dewasa, takut kepada penguasa lokal, dan akhirnya kepada penguasa pusat. Kedengarannya mungkin lucu, tetapi orang itu-yang dirumbuhkan dalam ketakutan kepada ayah dan suami-suatu hari · akan berpikir bahwa jika Amerika melawan kita, kita tidak akan dapat bertahan hidup. Sayangnya, umat Islam yang sudah mulai melawan kekuasaan para raja pun, bel urn melihat adanya hubungan an tara sistein kerajaan dengan dengan penindasan terhadap kaum perempuan. Kita perlu mengingat bahwa para ulama yang mendukung para raja itu juga yang menolak hak-hak luhur yang telah diberikan Allah kepada kaum perempuan. Sayangnya lagi, umat Islam sendiri, kecuali hanya sedikit saja, telah menyerah dalam usaha mencari petunjuk dan bimbingan alQur' an dan Sunnah Rasulullah saw. Mereka hanya menerima begitu saja apa yang dikatakan para ulama kepada mereka. Al-Qur' an dan Sunnah adalah pedoman yang akrab dengan mayoritas umat Islam. Dalam kasus-kasus dimana umat kemudian menyadari bahwa para "ulama'' telah dan terus menyebarkan ide-ide yang~menindas dan tak berperasaan, para "pengikut" akan menjadi orang-orang sinis yang menolak Islam dan melakukan apa yang mereka inginkan. Orangorang ini tidak menyadari bahwa dikarenakan oleh faktor-faktor historis, bisa muncul kesenjangan yang jauh antara apa yang dikatakan para maulana dan dyatu!lah dengan apa yang dikatakan oleh al-Qur'an dan Sunnah. Saudara-saudara kita (juga beberapa saudari) hanya memfokuskan pada contoh yang ada pada diri Fatimah.r.a. yang daiam literatur agama digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang cuma mengurus anak-anak dan suaminya. Bukankah, kata merek,a, hasilnya ctikup baik ketika kita melihat dari rumahnya muncul Husain r.a. yang berani melawan kekuasaan dan mengorbankan hidupnya di Karbala? Ternan-ternan kita ini tidak dapat mencerna comoh pada diri Aisyah r.a. yang mulia (yang dipuji Allah di dalam al-Qur'an): seorang
35
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
perempuan yang memHiki pengetahuan luas dan memimpin pasukan yang terdiri atas, di antaranya, para Sahabat senior. Beliau tidak memiliki anak, tetapi muridnya, Abdullah ibn Zubair r.a. juga berani melawan beberapa penguasa dari Dinasti Umayyah lewat sejumlah perang. Ia ju~a lllengorbankan hidupnya untuk melawan tiran dan sistem kerajaan. Dimanakah Abdullah mengorbankan hidupnya dengan pedangmasih di tangan? Bukan di Karbala, tetapi di Makkah, di MasjidilHaram, di depan Ka'bah. Apakah Karbala lebih suci daripada Makkah? Jika tangis sayang orang dicurahkan pada peringatan-peringatan Karbala, mengapa tidak untuk sang syahid Abdullah ibn Zubair? Bukankah ia putra Muslim pertama yang lahir setelah hijrah dan diberkahi sendiri oleh Nabi? Apakah ini karena gurunya bukan seorang ibu rumah tangga? Seorang yang menjadi agung sebagai wanita, karena dirinya sendiri? Bukan karena menjadi embel-embel seorang ayah, seorang suami, seorang anak, atau seorang saudara? Dalam artikel-artikel terdahulu, saya telah memberikan beberapa contoh untuk menunjukkan bahwa dalam Islam, Muslim dan Muslimah adalah setara. Al-Qur' an telah menetapkan takwa sebagai ukuran keutamaan seseorang; jenis kelamin, ras, kelas sosial, tidak dapat diterima sebagai ukuran keuramaan, atau sebagai kriteria kepemimpinan (lihat Q 49: 13). Allah tidak membenarkan pembedaan jenis kelamin dalam jihad dan perang bersenjata (lihat Q3:195). Al-Qur'an me~berikan contohpada diri Bilqis, seorang perempuan yang menjadi penguasa atas kaum pria. Ketika ia meninggalkan agama kafirnya dan menjadi seorang Muslim, ia tidak meninggalkan tahtanya (baca Q 27 :23-44). Ulama yang paling konservatif pun tidak dapatmenemukan bukti bahwa ia meninggalkan tahtanya setelah ia masuk Islam. . Sekarang, jika al-Qur' an telah memberikan contoh seorang perempuan yang menjadi pemimpin kaum pria, satu-satunya yang bisa dilakukan oleh seorang Muslim adalah menerima dan mempercayainya. Tetapi, para ulama tampaknya lebih percaya kepada
36
8AGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
hadis daripada al-Qur' an, dan mereka mengambil hadis yang mencela kekuasaan Persia yang diserahkan kepada seorang perempuan. Saya telah membahas hadis dimaksud dalairi artikellain dan menunjukkan kelemahan hadis itu, misalnya bahwa si perawi hadis sendiri adalah anggota pasukan yangdipimpin oleh Aisyah ~'a:* Satu-satunya kekuatan yang masill. tersisa pada orang-orang yang secara budaya cenderung menindas kaum perempU:ari. adalah klaim bahwa Nabi sendiri tidak pernah mematuhi seorang perempuan. · Sebenarnya, argumen ini salah, ka:rena argumen ini tnerigandaikan bahwa untuk disebut "Islami", sesuatu iti.t hanis sudah terwujtid: pada zaman Nabi. Sebenarnya, Islam adal:ih nama \vahyu yang terekaril dalam al-Qur' an dan ajaran-ajaran yang dicoritohkan 6leh Nabi. Prinsip-prinsip dan contoh'-contoh tersebut h'afi.t.s' diterapkan ol~h setiap zaman dan setiap bangsa menurut pemahaman 'terba:ik rilereka tentang Islam, dengan bantuan dari contoh-coritoh yang·diberikart • para Sahabat. Ajaran yang mertgibt hanyalah apa yang ada' pada: alQur' an dan hadis yang sahih. Jelas, misalnya, bahwa kekhalifahan yang lurus (al-khilafoh alrasyzdah) baru mungkin ada. pada masa setelah Nabi"wafat. Ap:ikah ini berarti bahwa sistem kekhalifahan d.dak Islami? Jawabnya jelas tidak! Umar, Utsman, dan para Sahabat lain (yang diridlai Allah) mendengarkan dan merierima fatwa Ai'syah (yang kesuciarlnya dipersaksikan oleh Allah" di •dalam al-Qur' an). Padahal, Aisyah tidak memberikan fatwa pada masa Nabi. Apakah ini be~arti·bahwa:Umar, Utsman, dan para Sahabat yang mendengarkan fatv¢artya·telah melakukan perbuatan yang tidak Islami? Semua ini ·berarti bahwa para Sahabat sedang melakukan yang terbaik untukmertgamalkan: Islam menurut pemahamari terbaik mereka; Ketika Aisyah (guru .dan ibu orang-orang yang beriman) meiniinpin pasukan dalam Petang Jamal, di dalam pasukannya terdapat sejumlah Sahabat setevel * Baca artikel saya yang berjudul "Dapatkah Seorang Muslimah Memimpin Kaum Pria?"
37
MENGGUGAT "T UHAN YANG MASKULIN"
Thalhah dan Zubairr.a,. Para ulama Islam yang terlibat dalam Perang Jamal tidak berani mengatakan bahwa kepemimpinan seorang perempuan tidak Islami. Hanya pada masa-masa akhir saja, disebabkan oleh pandangan .anti-perempuan para ulama yang terpengaruh budaya Persia dan Hindu, dan akibat kedengkian orang-orang Syi' ah, umm al-muminfn (yang di pangkuannya Nabi Muhammad menghabiskan detik-detik terakhir hayatnya) dituduh melanggar al~Qur' an! Di samping kesalahan argumen para penindas perempuan, ada satu bukti yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw mengikuti araban seorang perempuan. Contoh yang akan saya berikan bllkanlah suatu contoh yang biasa atau contoh kecil. Contoh ini terkait dengan suatu peristiwa yang terjadi pada momen-momen paling krusial dalam sejarah Islam. Dan saya tidak akan menggunakan hadis yang dla 'if untuk membuktikan pendapat saya. Saya akan memberikan contoh dari kitab hadis yang paling diakui kesahihannya,
Shabfh. Bukharf. Pada tahun 6 H, bulan Zulkaidah, Muhammad saw dengan 1400 orang Sahabat di bawah kepemimpinannya, sedang menegosiasikan perjanjian damai dengan kaum musyrik Makkah di suatu tempat yang bernama Hudaibiyah, sekitar 11 Km dari Makkah. Perjanjian Damai tersebut ditanda-tangani di dalam situasi yang membuat umat Islam tertekan oleh kaum kafir. Orang Islam banyak yang merasa terhina oleh hasil perjanjian. Misalnya, kaum kafir menolak diktum pembuka perjanjian yang menggunakan kata-kata bismillahi al-rah.man al-rah.fm. Ketikadokumen itu diakhiri dengan kalimat "Muhammad Rasulullah", sekali lagi kaum kafir menolak dan menyatakan bahwa mereka ti~ak mau mengakui gelar tersebut dan bahwa dokumen perjanjian hanya boleh ditanda-tangani oleh Muhammad ibn Abdullah. Nabi setuju dan menyuruh Ali r.a. untuk menghapus kalimat yang tidak mereka setujui dan agar menulis lagi dengan kalimat seperti yang mereka inginkan. Kepatuhan kepada
38
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Nabi adalah wajib bagi seorang Muslim, namun Ali menolakperintah N abi sehingga N abi terpaksa menghapus sendiri kalimat yang "salah''. lsi perjanjian Hudaibiyah secara keseluruhan merugikan umat Islam. Meskipun saat itu mereka sudah siap menunaikan ibadah umrah di Kibah, mereka tidak diizinkan untuk menunaikannya. Mereka harus pulang dan baru diperbolehkan menunaikannya pada tahun depan. Perjanjian juga menyatakan bahwa jika seseorang yang telah masuk Islam berada di wilayah kaum musyrik dan ia melarikan diri ke wilayah Islam, maka umat Islam harus mengembalikan orang itu. Tetapi, jika ada seorang Muslim menyebe~ang ke wilayah musyrik, maka kaum musyrik Makkah tidak berkewajiban mengembalikannya. Umar r.a. tidak dapat memahami atas dasar apa Nabi dapat menerima isi perjanjian yang semacam iru dan mempertanyakannya kepada Nabi dengan perasaan marah dn jengkel. Dalam hal ini, sikap Umar sama dengan sikap Ali. Ketika umat Islam sedang berada di Hudaibiyah, Nabi mengirim Utsman pergi ke Makkah untuk bernegosiasi dengan kaum musyrik Quraisy. Kepulangan Utsman sempat tertunda dan laporan-laporan yang ada menyebutkan bahwa Utsman dibunuh atau ditangkap dan sebuah serangan dari kaum Quraisy akan segera datang. Dalam keadaan yang genting ini, Nabi mengambil sumpah para Sahabat untuk berperang sampai mati bila diperlukan. Di dalam al-Qur' an, Allah memuji para Sahabat yang turut serta dalam sumpah yang dikenal sebagai "Bay'ah al-Rirf.wan" itu (lihat Q48: 10). Baru saja perjanjian itu ditandatanganiketika seorarig Muslim yang bernama Abu Jandal melarikan diri dari Makkah menemui ten tara Muslim. Keadaannya sangat mengenaskan.' Bekas-bekas penyiksaan terlihat di seluruh tubuhnya dan rantai pun masih terikat padanya. Kaum Muslim tidak tega melihat penderitaan yang dialami Abu Jandal r.a. bila harus dikembalikan ke Makkah, tetapi kaum musrik Quraisy menuntut pengembaliannya sebagai syarat ditandatanganinya perjanjian, dan Nabi pun mengembalikan Abu Janda! walaupun dengan kehancuran hati para Sahabat.
39
MENGGUGAT "TuHAN YANG MASKUUN"
Tujuan saya eli sini bukan untuk bercerita tentang .Perjanjian Hudaibiyah (yang saya harap dapat saya lakukan dalam kesempatan yang lain). Dalam jangka panjang, perjanjian itu berubah menjadi kemenanganl.aum Muslim dan dipuji sebagai kemenangan dalam al-Qur' an. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah sikap para Sahabat. Studi-studi saya menyimpulkan bahwa, setelah Nabi wafat, tak ada seorang pun y~g setara dengan para Sahabat dalam hal kesabarannya, ·keberanian, kedermawanan, kesalihan, keagu~gan spiritual, kehebatan di dalam perang dan damai, dan dalain hal kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dari kalangan Sunni lahir Muslim~Muslim terbaik seperti Imam Abu Hanifah, Imam Bukhari, para imam mujtahid, dan para imam muhaddits; demikian pula dari garis Ali dan Fatimah, mereka juga melahirkan orang-orang yang sabar dan bijak, yang di antaranya ada yang menjadi ulama agung dalam sejarah Islam: tetapi, tak seorang pun dari mereka yang bisa sekadar "mendekati" kualitas para Sahabat Nabi. Namun, seperti ditunjukkan dalam peristiwa Perjanjian Hudaibiyah, para Sahabat tetaplah manusia yang bisa berbuat salah dan tidak mampu memahami kebijakan Allah yang diturunkan lewat wahyu kepada Nabi-Nya. Peristiwa yang sitya sebutkan tadi saya ambil dari Kitab al-Syura dalam Shab.£12 Bukhari. Saya menggunakan teks aslinya dan tidak mengambil dari kutipan penulis lain. Dalam Shab.£b. Bukhari, ada sebuah riwayat panjang yang diceritakan oleh Miswar ibn Makhramah r.a. Setelah ia menceritakan kejadian-kejadian tadi, hadis tersebut berlanjut dengan menyatakan bahwa setelah penandatanganan perjanjian dan pengembalian Abu Jandal, umat Islam masih hams menerima guncangan puncaknya: umat Islam tidak diizinkan untuk memasuki wilayah suci Ka'bah, padahal mereka terlanjur mem:bawa kurban dan sudah dijanjikan keberkahan haji-kecil oleh Nabi ketika mereka berangkat dari Madinah. Sekarang, 11 Km dari Makkah, Nabi memerintahkan mereka untuk menunaikan ibadah mencukur ram but dan memo tong hewan kurban tanpa memasuki Makkah. Umat Islam sangat terpukul
40
6AGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN.ISLAM
oleh rangkaian peristiwa tersebut, sehingga mereka tidak lagi mematuhi perintah Nabi. Mereka hanya mendengar dan membisu. Beliau sampai tiga kali mengulangi perintah dan setiap kali respon mereka hanyalah diam membisu. Beginilah sikap Umar, Ali, dan · ratusan Sahabat lain yang kita hormati dan kita cintai, para Sahabat yang dipuji oleh al-Qur' an dan diridlai oleh Allah. Namun mereka sedang terguncang dan berduka sehingga mereka tak berdaya untuk bergerak. Bagaimanapun mereka adalah man usia biasa yang bisa salah dan khilaf. Akhirnya, karena kecewa dengan respon yang diberikan para Sahabat terhadap perintahnya, beliau pergi menemui istrinya, Umm Salamah r.a .. Umm Salamah ini juga yang pertanyaannya mengenaikesamaan peran laki-laki dan perempuan dalam jihad ditanggapi langsung oleh al-Qur' an (surat Ali 'Imd.n). Sekarang, dia mengatakan kepada N abi apa yang harus Nabi lakukan dalam situasi gentingseperti itu. Ia memahami keadaan psikologis umat Islam dan menyadari bahwa respon diam para Sahabat bukan karena mereka ingin membangkang terhadap perintah Nabi, tetapi justru karena mereka sangat mencintai Islam dan Nabi, dan tidak dapat menerima apa yang mereka anggap sebagai kekalahan. Umm Salamah memiliki suatu kualitas kepemimpinan yang diperlukan untuk mendalami akar persoalan dan meresponnya dengan suatu solusi yang tepat. Ia tahu bahwa para Sahabat sangat mencintai Nabi sehingga mereka pasti mengikuti teladan yang beliau tunjukkan jika beliau mengubah perintah verbalnya dengan contoh tindakan nyata. Ia memberitahu Nabi untuk menyembelih hewan kurban beliau sendiri dari mencukur rambutnya, dan ia yakin bahwa umat Islam akan tetpecah dari kebisuan dan meniru apa yang dilakukan Nabi. Dalam hal ini, Rasulullah saw tidak bertanya-tanya lagi: Bagaimana mungkin seorang perempuan mengajari apa yang harus aku lakukan? Bagaimana mungkin seorang perempuan menuntunku menyelesaikan masalah seluruh umat ketika aku sendiri gagal memperoleh respon atas apa yang aku perintahkan? Beliau tidak ragu-
41
MENGGUGAT "lUHAN YANG MASKULIN"
ragu untuk melakukan persis apa yang ciisarankan Umm Salamah r.a. kepadanya, dan h~silnya persis pula seperti yang diduga oleh Umm Salamah. UmatJslarp., dengan menangis tersedu-sedu, terpec;ilikan dari kebisuan mereka dan segera mengikuti perbuatanperbuatan Nabi.. B¢rikut bunyi tekshadis yang menceritakan peristiwa itu: (Misw~r 'tbn .Makhramah meriwayatkan) ... setelah penulisan perjanjia~, Rasulullah saw berkata kepada para Sahabatnya, ''Bangkitlah dan eukurlah rambut kalian, serta sembelihlah hewan kitrban kalian. "Miswar berkata, Demi Allah, tak seorang pun dari mereka yang bangkit (rna qama minhum rajulun), sedemikian rupa sampai Rasulullah.mengulangi perintahnya tiga kali; tetapi tetap tak seorangpunyang~~ergerak.,Padasaat itu Nabi pergi menemui Umm Sa/amah dan menceritakan kepadanya semua peristiwa yang baru saja terjadi. Umm Sa/amah berkata: "Wahai Nabi Allah jika itu yang Anda ingi~k~n, maka keluarlah (sekali lagi)~ janganlah Anda · berbicara kepada seseorang sampai Anda sembelih binatang kurban dan mencukur ramb~t Antla. "Maka Nabi pun bangkit dan keluar lagi. Beli~'u tak berbicara dengan seseorang sampai beliau selesaikan pekerjaannya (memotong hewan kurblm dan rambutnya). Ketika para Sahabat rrzelihat hal ini, mereka bangkit dan memotong hewan kurban dan salirig mencukur ram but mereka. Ada semacam kegaduhan saat mereka mengeijakarfsemua itu sehingga mereka seo/ah.:o/ah akan saling bunuh. 0
Pertanyaannya sekarang, bagaimana para ulama mengabaikan peristiwa yang menun,jukkan bahwa Nabi mengikuti saran seorang perempuan persis seperti yang disarankan dan tanpa bertanya-tanya lagi? lni b~kan peristiwa yang tidak terkenal. Saya mengutip dari Shah.fb. Bu~ari. Peristiwa.ini juga dilaporkan oleh al-Thabari dalam Tltrzkh al-Umam wa al-Muluk, salah satu karya sejarah yang klasik dan juga digunakan sebegai referensi oleh para ulama semisal alMaududi dan yang lainnya. Peristiwa ini {Nabi mengikuti saran seorang perempuan) juga dilaporkan oleh tafsir yang paling konservatif, referensi para ulama: Tafizr Ibn Katsir. 42
8AGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Penting sekali untuk dicatat bahwa dalam pembahasan para ulama mengenai al-nash al-sharih (teks Islam yang gamblang), beberapa ulama kurang jujur hila menyangkut ajaran-ajaran tentang kaum perempuan. Ada sejumlah contoh dari ketidaktaatan asas ini. Misalnya, para ulama mempopulerkan hadis dari al-Baihaqi (yang bahkan tidak termasuk dalam al-kutub al-sittah) yang meriwayatkan Nabi mengatakan bahwa perempuan lebih baik salat di rumah daripada di masjid, dan lebih baik salat di ruangan dalam daripada di ruangan luar. Sebaliknya, mereka mengabaikan sama sekali hadis yang terdapat dalam kitab hadis Bukhari, Muslim, dll, yang menunjukkan bahwa kaurn perempuan ikut hadir dalam khutbah-khurbah Jumat Nabi. Mereka juga mengabaikan hadis tentang keutamaan salat berjamaah; hadis ini tidak mengecualikan perempuan dari salat berjamaah. Dalam artikellain, saya akan menyebutkan hadis yang memerintahkan umat Islam untuk memberikan hak tempat bagi kaum perempuan di masjid. Mungkinkah konsistensi para ulama dalam menghilangkan ajaran-ajaran yang mendukung kaum perempuan adalah suatu "kebetulan'' semata? Suatu kebetulan yang berlangsung lebih dari 1.000 tahun di bawah kekuasaan para raja dan otokrat? [*]
43
PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN ... Kt\UM PRIA: BUKTI ISLAM
S
alah.sat~ patad~~ darizarnan ~,ta da~at dilihat pa~a ~iri rner~k~ yang, d1 satu stsl, rnengatakan kam1 adalah Mushrn , tetapt d1 sisi lain tnereka tidak rnau menerirna perintah yang cukup jelas dari Allah dan diurnumkan lewat al-Qur' an, tanpa dengan terang-terangan rnengatakan "karnf tidak patuh". Oalarn hal hubungan MuslirnMuslirnah dan dalarn hal rnasyarakat yang sernestinya lahir dari interaksi rnereka, perintah terakhir Allah-yang dengan prinsip naskh perintah terakhir rnernbatalkan perintah-perintah sebelurnnyaadalah sebagai berikut:
Orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, sebagian dari mereka (adalah) menjadi penolong (awliya') bagi sehagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf mencegah dari yang munkar, mendirikan sa/at, menunaikan zakat, dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q9:71) Kata kunci awliya 'diterjernahkan oleh Pitchall sebagai protecting friends (ternan-ternan yang rnelindungi). Terjernahan al-Qur'an
44
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
dalam Bahasa Inggris oleh Qum menerjemahkan kata itu ,sebagai guardians (wali-wali). Yusuf Ali menerjemahkannya sebagai protectors (pelindung-pelindung). "Keterakhiran'' ayat terletak padawaktu-, pewahyuannya yang lebih akhir daripada ayat-ayat lain, yaitu tahun 8 H, dan ia merangkum semua pandangan Islam mengenai hubungan pria-wanita sebagai awliya '. Berikut ini adalah dasar-dasar masyarakat Islam yang terangkum dalam Q 9:71: 1. Kewajiban untuk beramar ma'ruf nahi munkar, memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran. Kegiatah ini dapat mengambil beberapa bentuk: (a) hak kebebasan berbicara; (b) kebebasan berekspresi melalui media rhassa; (c) proses politik yang berujung pada terwujudnya musyawarah (majlis permusyawaratan yang independen) di semua tingkatan; (d) perencanaan struktur sosio-ekonomi dan penggunaan sumberdaya serta alokasi keuangan untuk berbagai tujuan; (e) menjamin hak-hak . . asas1 manus1a.
2. Menegakkan salat. Hal ini berdampak pada ketakwaan, orientasi kepada Allah, kerendahan hati, penyucian diE, kesetaraan dalam semua aspek kehidupan, seperti yang disimbolkan dalam berdiri bersama sejajar saar salat, dan dalam penciptaan lingkungan dim ana ibadah serta hid up berm oral adalah iriti dan lebih penting dari segalanya. 3. Membayar zakat. Hasilnya adalah suatu sistem ekonomi yang berorientasi ilahi. Kesejahteraaan dan kekayaan harus didistribusikan, kesenjangan ekonomi harus dihapuskan, dan kesetaraan ekonomi harus diusahakan. 4. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya mehjadi inti dari pandangan hidup Islam. Di semua aspek kehidupan, Muslim dan Muslimah saling menjadi awliya: teman'pelindung. Sangat tidak lucu, setelah membaca perintah Allah ini, bagi seorang Muslim untuk mengatakan bahwa hanya kaum pria yang bisa menjadi pemimpin umat Islam.
45
MEN.GGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Salah satu cara unt:uk menghindari perintah Allah dalam Q 9:71 adalah dengan mengabaikannya. Misalnya, para mufassir terkenal yang percaya bahwa kaurn perempuan di bawah kaum lakilaki, atau sekurang-kurangnya tidak dapat menjadi pemimpin, dengan mudah mdewatkan penafsiran kata awlrya' dalam Q 9:71. Dosa mufassir yang seperti ini sangat besar karena ia telah menyesatkan pembaca yang tidak membaca langsung firman Allah, namun hanya membaca tulisan si mufassir. Cara lain untuk berkelit adalah dengan mengakui bahwa lakilaki dan perempuan adalah awliya' bagi masing-masing (dan karenanya setara), tetapi dengan satu catatan bahwa peran sosial mereka berbeda. [)ampak dari tafsir kelompok kedua yang cerdik ini adalah bahwa kaum perempuan, secara teoritis, dianggap setara dengan kaum pria selama mereka tidak memiliki peran dalam prosesproses pengambilan keputusan publik. Khususnya, menurut pem1man ini, perempuan tidak layak memegang kepemimpinan, dan tentu saja tidak dapat menjadi pemimpin bagi kaum pria. Narnun, al~Qur' an tidak mendukung tafsir semacam ini, sebab dalam aktivitas-aktivitas yang sangat berbahaya pun, yang biasanya menjadi tugas kaum pria, seperti perang dan hijrah, al-Qur'an mengizinkannya. Allah dengan jelas berfirman:
Maka Tuhan mereka mengabulkan permohonan mereka (dengan berflrman}: "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orangorangyang beramal di antara kalian, baik laki-laki atau perempuan, {karena}sebagian dari kalianadalah bagian dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti di jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pasti akau masukkan mereka ke dalam surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik. "(Q 3: 195)
46
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Menurut hadis yang dikutip cileh Ibn Katsir, Q .3:195 diwahyukan ketika Umm Salamah r;a., istri Nabi, secara khusus bertanya kepada Nabi tentang peran kaum perempuan dalam perjuangan Islam, termasuk hijrah yang orang harus meninggalkan rumah, keluarga, harta, dan tanah kelahi~;an demi Allah. Dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa dalam hijrah, perang bersenjata, dan menjadi syahid, kaum perempuan dan laki-laki sebagian adalah bagian dari sebagian yang lain ( badlukum min ba'tll), a tau seperti yang diterjemahkan oleh Yusuf Ali "ye ar,e members, one of other" (Kalian, sebagian adalah anggota sebagian yanglain). Jadi ketika Allah berbicara tentang kaum pria da,n wapita dalam konteks qatalu wa qutilu (yang berperang dan yangdibunuh), tidak relevan di sini untuk menggunakan teori pembedaan jenis kelamin sebagai alasan untuk menafikan peran kepemimpinan kaum wanita. Allah telah meletakkan suatu. prinsip kepel}limpinan yang dengan jelas-tanpa "jika" dan "tetapi"-;-;-memo tong akar superioritas yang didasarkan pada jenis kelamin, ras, dan keb:mgsaan. Ayat berikut sering digunakan untuk menghilangkankeunggulan yang didasarkan atas ras, tetapi muatannya yang menghilangkan keunggulan satu jenis kelamin atas jenis yang lain seringkali diabaikan:
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kalian dariseorang laki-laki dan seorangperempuan dan menjadikan kaliah berbangsabangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenaL Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kaliun di sisi Allah ialah orilng yang paling bertakwa di antara kalian. $esungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal(Q49:13) Sejarah panjang penaklukan atas kaum perempuan membuat orang sulit untuk membuka diri mereka untuk Allah dan untuk menerima ajaran-Nya mengenai perempuan secara jujur. Pada saat para ulama Pakistan memproklamirkan bahwa seorang peremp~an adalah separuh laki-laki, orang lup~ bahwa al-Qpr'
47
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
.lim. Bukalah al-Qur' an dan bacalah pesannya! Di sana akan jelas bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama dan setara perannya. Namun, kaum pria adalah budak sejarah. Mereka tidak mendengar finnan Allah. Mereka tidak dapat percaya bahwa sejarah ·--adalah keliru dan ~1-Qur' an adalah benar. Tekanan so sial dan sejarah mengambil bentuk satu tuntutan: Beri kami contoh seorang perempuan Muslim yang memimpin kaum pria. Saya ingin mencont<;,hkan Aisyah r.a., kekasih Allah. Dididik dan dibimbi:ng sendiri oleh Nabi, ia memimpin pasukan di Perang Jamal, dimana sejumlah Sahabat terkemuka, para ahli al-Qur'an, dan ahli hadis dari kota suci Makkah bergabung di bawah komandonya. (Lihat "The Example of Aisyah", dalam buku saya Islam and Revolution: Basic Issues Facing The Muslim World). Sulit sekali untuk menolak contoh dari orang yang dihormati Allah sendiri di dalam surat al-Nur! Namun, selalu ada saja cara untuk menolak contoh ini. Elemen-elemen sektarian telah menyebarkan hadis-hadis lemah dan palsu, menyerangAisyah. Salah seorang mufassir terkenal, yang memiliki banyak pengikur, sampaisampai mengklaim bahwa Aisyah menyadari bahwa dirinya telah menyalahi al-Qur' an karena telah pergi ke medan perang Jamal dan bahwa beliau menangis karena kekeliruannya (Semoga Allah menyelamatkan umat Islam dari penyimpangan para ulama semacam ini). Bantahan terhadap tuduhan tak berdasar ini dapat dilihat dalam artikel yang saya seburk:an di atas. Argumen yang lebih kuat diajukan oleh mereka yang mengatakan bahwa Perang Jamal adalah situasi yang darurat, situasi pengecualian, dan bahwa peristiwa semacam ini tidak dapat diterima sebagai bukti bahwa Islam benar-benar mengizinkan perempuan untuk menjadi pemimpin kaum pria. Sebenarnya argumen ini tak masuk akal dalam konteks Islam karena para Sahabat yang terlibat dalam pasukan Aisyah tidak menganggap hal itu sebagai kejadian yang perlu dikecualikan. Mereka sangat memahami makna darurat (idlthirt1r) yang mengizinkan seseorang untuk mengabaikan beberapa 48
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
ajaran Islam guna mencapai pemenuhan ajaran Islam lainyang lebih utama. Mereka tidak pernah menganggap kepemimpinan Aisyah terjadi dalam konteks darurat. Alhamdulillah, saya sekarang memiliki akses ke literatur hadis klasik tentang masa awal Islam yang menunjukkan bahwa Aisyah adalah pemimpin kaum pria dalam banyak kapasitasnya segera setelah Nabi wafat. Peran kepemimpinannya secara alami memuncak dalam kepemimpinannya atas pasukan yang salih yang berperang dalam PerangJamal (atau "Perang Unta'', karenaAisyah mengendarai unta). Qasim, salah seorang dari tujuh tokoh besar Tabi'in (generasi Pasca Sahabat) Madinah meriwayatkan: Aisyah memperoleh posisi sebagai salah seorang mufti (pemberi fatwa) selama pemerintahan Khalifah Abu Bakar. Pada masa Khalifah Umar dan Utsman, dan sampai ia wafat, ia terus memberika fatwa dan keputusan-keputusan.
Versi lain dari hadis yang sama menyebutkan: Aisyah biasa memberikan Jatwa pada masa Khalifah Umar dan sesudahnya pada masa Utsman. Dua khalifah ini biasa bertanya kepada Aisyah tentang Sunnah-Sunnah Nabi.
Jika Sahabat-Sahabat setingkat Umar dan Utsman r.a. biasa meminta fatwa dan mencari pengetahuan dari beliau, yang mulia Aisyah memang orang pertama setelah Nabi. H<1dis lain membuat posisi kepemimpinannya tak terbantahkan: Kapan pun (kami) para Sahabat Nabi menghadapi ~uatu masalah yang sulit, Aisyah memiliki pengetahuan untuk menyelesaikannya.
Masruq (rahmat Allah semoga untuknya), salah seorang tokoh hadis dari generasi Tabi'in, meriwayatkan: Kami melihatpara pemimpin Sahabat mencari pengetahuan tentang kewajiban-kewajiban agama (fad'idl) dari Aisyah
49
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Barangsiapa diantara kita yang mengikuti mainstream Islam harus. mengingat bahwa adakesepakatan umum di kalangail ulama bahwa: ijmi para Sahabat senior, khususnya Abu Bakar, Umar, Utsman r.a. mengenai s11atu masalah Islam, adalah bagian dari Islam. Misalnya, kita. tahu bahwa 'l:l-Qur' an yang kita miliki sekarang adalah sama dengan yang diwahyukan kepada Rasulullah karena ijma' Ab)-1 Bakar, Umar, dan Utsman tentang hal ini sama. PeHanyaannya muncul: mengapa kepemimpinan seorang perempt1an tidak dapat diterima oleh kaum Muslim sekarang, padahal kita tahu ba.hwa Abu Bakar,. Umar,. dan Utsman, 111enerima Aisyah sebagai mufti, pemberi fatwa untuk kaum laki-laki maupun perempuan? Jawabnya adalah bahwa para ulama kita adalah budak sejarah dan telah menyembunyikan keindahan Islam dari pandangan umat Islam sendiri. Banyak hal yang sekarang ini dianggap sebagai "Islam" adalah suatu versi agama laki-laki, bukan .Islam asli yang diwahyukan kepada Rasulullah. Bukanlah sesuatuyang tiba-tiba jikaAisyah memimpin pasukan, dan para Sahabat tidak keberatan terhadap kepemimpinannya. Kepemimpinan Aisyah telah diterimamereka sejak awal dalam hal-hal yang sangat penting dalam berbagai aspek agama. Bahkan ketika sejumlah Sahabat berbeda pendapat dengannya, fatwa yang diberikan oleh Aisyah-lah yang dibenarkan dan diterima. Dalam hal rukun Islam seperti haji, Aisyah pernah mengeluarkan fatwa yang berbeda dengan Abdullah ibn Abbas, dan fatwa Aisyah-lah yang diterima. Ada beberapa contoh ten tang dua orang tokoh Sahabat berbeda pendapat, seperti Abdullah ibn Mas'ud dan Abu Musa al-Asy'ari, yang berbeda pendapat mengenai saat berbuka puasa. Sekali lagi, ini per:soalan penting menyangkut rukun Islam. Abdullah segera berbuka puasa begi tu matahari tenggelam dan segera sal at maghrib sesudahnya. SementaraAbu Musa menunda buka dan menunda salat. Dari Aisyah diketahui bahwa berdasarkan Sunnah Nabi, Aisyah memberikan keputusan mendukung Abdullah ibn Mas'ud.
50
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Aisyah tidak pernah ragu-ragu untuk bertanya, dan bahkan mengkritik N abi saw. Beliau sendiri mendorong Aisyah untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaannya. Dengan para Sahabat Nabi, ia melanjutkan peran kritis dan korektifnya. Salah satu kejadian yang sangat terkenal dalam hal ini terkait dengan koreksinya terhadap Abu Hurairah r.a .. KetikaAisyah mengkritiknya, Abu Hurairah tidak pernah berpikir bahwa sebagai pria ia tidak perlu menerima kritik dari seorang perempuan. Bersama dengan berjalannya waktu dan tersebarnya Islam, lakilaki dan perempuan berdatangan dari tempat-tempat yang jauh dan dekat untuk meminta petunjuk dari Aisyah. Di antara mereka yang datang ke Madinah, ada yang dari Irak, Siria, Mesir. Sejarah belum pernah mencatat ada seor:mg perempuan yang dikunjungi banyak pria dari tempat-tempat yang demikian jauh untuk tujuan sesuci itu. Kepemimpinan Aisyah bukan fen omena yang tiba-tiba muncul dalam peristiwa Perang Jamal. Setiap tahun, pada bulan haji, Aisyah senantiasa mendirikan tendanya di kaki Bukit Thobir (sic), tempat ia dikunjungi dan petunjuknya dimintai oleh ratusan pria dan wanita dari segala penjuru dunia Islam yang sedang tumbuh. Seorang perawi dari salah satu hadis koleksi Bukhari, menceritakan bahwa Aisyah dalam kesempatan ini mengenakan kerudung Turki dan pakaian berwarna merah mawar. . Bahkan ketika Ali memindahkan ibukota .Islam dari Madinah ke Kufah, kemudian ketika Hasan dire but kekuasaannya dan ibukota Islam pindah ke Damaskus, sinar Islam terus m~mantul dari Madinah, dari Masjid Nabawi, tempat Aisyah terus mengajar dan membimbing generasi Muslim yang baru. Pria, wanita, anak-anak muda, budak-budak yang telah merdeka, datang qari Makkah, Thai£ Bahrain, Yaman, Siria, Kufah, dan Bashrah datang mengalir untuk mencari pengetahuan dari Umm al-Muminin (Ibu kaum Mukmin), pengetahuan yang membantu mereka untuk hid up sebagai seorang Muslim. Dari balik tirai, Aisyah yang mulia menjawab ratusan
51
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
pertanyaan. Ketika, karena terkagum-kagum oleh pengetahuannya yang luas, orang tidak sanggup berbicara, ia mengambil inisiatif untuk mendiskusikannya sendiri. Hampir semua ulama generasi Tabi'in berhutang ilmu kepada Aisyah. Dalam Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal, ada beberapa riwayat dari Aisyah yang disampaikan oleh dua ratus ulama generasi Tabi'in. Masruq ibn Ajda, salah seorang ulama terkenal dari Irak, yang diangkat sebagai anak oleh Aisyah, sering menyebutnya sebagai "Shiddfqah binti Shiddfq (perempuan jujur putri laki-laki jujur), kekasih kinasih Allah, orang yang kesucian dan kepolosannya dijamin oleh wahyu dari langit." Al-Nakha'i, yang disebut-sebut sebagai Imam para ulama Irak, pernah melihat Aisyah dalam pakaian warna merah kental ketika ia (al-Nakha'i) masih kecil, masih bagus ingatannya, dan membuat iri orang lain. Ahnaf ibn Qays yang memperoleh pendidikan agama dari Umar ibn Khatab r.a. dan dinilai sebagai orang yang tsiqqah (terpercaya), dalam Thabaqat-nya Ibn Sa'd mem,beri komentar mengenai salah satu sisi dari kualitas Aisyah sebagai berikut: Aku sudah pernah mendengar berbagai pidato para khalifoh, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, tetapi kata-kata yang keluar dari lisan Aisyah memiliki kualitas dan keistimewaan yang tak ada pada kata-kata orang lain.
Murid-murid Aisyah Shiddiqah juga memperoleh posisi yang terkemuka di masyarakat. Aisyah binti Thalhah, salah seorang muridnya, meriwayatkan bahwa para pria dari berbagai kota datang ke Madinah, tetapi tidak berani bertemu langsung dengan Umm alMuminfn, mereka mengirimkan hadiah kepada murid-murid Aisyah disertai dengan surat permohonan agar dikenalkan dengan Aisyah yang mulia, istri Rasulullah. Para pemimpin yang lebih tua, menghormati Aisyah binti Thalhah, sementara yang lebih muda, baik laki-laki maupun perempuan, ingin menjadi saudara atau saudarinya, agar mereka dapat bertemu langsung dengan sang guru
52
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
lewat muridnya. Agak belakangan, di Damaskus, ketika Umar ibn Abdul Aziz ingin mencoba memperbaiki monarki Umayyah, ia mengandalkan pendidikan Umrah, salah seorang murid perempuan Aisyah. Pemimpin para qadi di masanya, meminta saran dan kritik dari Umrah ketika ia ragu-ragu tentang suatu masalah hukum Islam yang sedang diberlakukan kern bali pada masa itu itu. [*]
53
DAPATKAH PEREMPUAN MENJADI PEMIMPIN KAUM PRIA
(Diskusi Tambahan) Pertanyaan: Saya sudah membaca diskusi Anda yang sangat mencerahkan tentang peran kepemimpinan yang terbuka bagi kaum perempuan yang memiliki kemampuan dan bertakwa. Ada satu hadis yang sering dikutip oleh MSA (sebuah organisasi yang dibiayai pemerintah Saudi) untuk menegaskan bahwa seorangperempuan tidak dapat menjadi pemimpin. Hadis ini berbunyi: "Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada seorang perempuan. "Saya mendengar salah seorangjuru bicara MSA yang cukup terpelajar menyampaikan hal ini pada konferensi ISNA East Coast (Saya kira ia adalah Dr. B .. .). fa sangat yakin bahwa hadis ini melarang kepemimpinan perempuan. Bagaimana Anda menjawab pertanyaan ini ? (Dari seorang Pembaca di New York) Jawaban: Saudaraku, sedikit pengetahuan ditambah sikap
menindas, seperti watak organisasi-organisasi petro-dollar dan para juru bicara mereka, mendorong timbulnya usaha-usaha untuk mengambil hak-hak yang telah diberikan Allah kepada kaum perempuan. Sebelum saya melanjutkan diskusi mendetail tentang hadis yang Anda sebutkan, izinkanlah saya mengingatkan Anda
54
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
tentang prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang digariskan Allah sebagai dasar kepemimpinan: (1) Takwa, takut kepada Allah; (2) Jihad, berjuartg sepenuh hati di jalan Allah; (3) Ilmu, yakni pengetahuan tentang cara melayani rakyat dan menangani penyimpangan kekuasaan. Para pemimpin haruslah orang yang terbaik di antara umat Islam, dan Allah tidak menilai jenis kelamin (laki-laki atau perempuan) sebagai kriteria umuk menjadi yang terba* itu. Ingat-ingat selalu hal ini dan bacalah ayat-ayat al-Qur' an dengan hati-hati sebagai bukti yang tak terbantahkan. Sesungguhnya orang-orangyang beriman, orang-orangyang berhijrah dan berjihad di )alan Allah, mereka itumengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q 2:218} Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih (bahwa} untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka (Q5:9-JO) Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian, pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian yang indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itul-ah yang paling baik ( Q 726) Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman, diri dan harta mereka dengiln memberikan surga un,tuk mereka. Mereka berperang di )alan Allah; lalu mereka rnembunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinyaselain daripadaAllah? Maka bergembiralah (lengan jual beli yang kalian lakukan, dan itulah kemenangan yang besar (Q9:111) Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan salat dan bmabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberikan rezeki k'epadamu. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa (Q 20: 132) .. .Dan berilah kabar gembira kepada orang-:orangyang tunduk patuf (kepada Allah}, yaitu orang yang apabila disebut nama Allah,
55
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang, dan orang-orang yang menajkahkan sebagian dari apa yang telah kami rezekikan kepada mereka. (Q 22:34-35) Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kalian kepada nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepada kalian, di waktu suatu kaum menggerakkan tangannya kepada kalian (untuk berbuatjahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kalian. Dan bertakwalah kepada Allah, daf:t hanya kepada Allah sajalah orang-orangyang mukmin itu harus bertawakal (Q 5: 11) Tak satu pun dari ayat itu yang membantah dimasukkannya perempuan dalam kategori-kategori ini beserta amal-amal yang dimaksud. Allah, yang merupakan sumber dari semua kebijakan, bisa saja menunjukkan pengecualian terhadap kaum perempuan dalam kategori-kategori tersebut (artinya: itu jika Allah tidak adil, astaghfiru '1-lah). Ulama manapun yang be rani mengatakan bahwa ayat-ayat itu hanya ditujukan untuk kaum pria, maka ia telah melakukan talzrif(mendistorsi makna firman Allah), yang tergolong dalam dosa besar. Ayat-ayat yang semisal dalam hal keumuman dan tujuannya adalah ayat-ayat te.otang musyawarah dan pemerintahan. Ulama yang hendak mengklaim bahwa ayat-ayat itu hanya untuk kaum pria saja, maka ia hams pula mengatakan bahwa salat dan zakat adalah untuk laki-laki saja, dan bahwa istilah al-nas (manusia) dalam al-Qur'an hanya berarti laki-laki saja! Tiga ayat dalam ketiga hal itu menggunakan kosakata umum seperti yang lainnya. Setelah pemahaman dasar, bacalah ayat-ayat tentang hubungan yang saling melengkapi antara pria dan wanita di semua aspek perjuangan Islam, termasuk dalam hal kepemimpinan, yang telah saya bahas dalam artikel sebelumnya. Hadis adalah sumber kedua setelah al-Qur' an. Namun; jika ada sebuah hadis, yang terdapat dalam suatu kitab hadis, tidak berarti bahwa hadis ini langsung bisa digunakan sebagai kata-kata N abi yang hukumnya mengikat. Para ulama hadis sangat jujur dalam
56
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DAlAM PANDANGAN ISLAM
memberikan versi Sunnah yang asli kepada generasi mendatang setelah mereka meneliti secara cermat mata rantai periwayatan dan kualitas perawinya. Sejak semula, ~uatu hadis, meskipun dengan rantai sanad yang tidak terputus, masih perludiuji lagi kesahihannya oleh ulama (dari aspek matannya, misalnya). Proses kritik hadis dimulai oleh Aisyah r.a. yang mengkritik hadis Abu Hurairah dan Ibn Abbas. Baik riwayat (sanad) atau kritiknya telah dipelihara oleh para ulama hadis (semoga Allah meliinpahkan pahala bagi mereka). Aisyah juga dapat disebut sebagai perintis proses penelitian kesahihan hadis dilihat dari kesesuaiannya dengan al-Qur' an. Jadi, jika kita mengkritik suatu hadis, tidak berarti kita meragukan semua hadis. Sekarang, mari kita perhatikan hadis yang telah Anda bicarakan. Terjemahannya adalah sebagai berikut: Utsman ibn al-Haytam meriwayatkan: Awf meriwayatkan kepada kami dari al-Hasan al-Bashri dari Abi Bakrah yang berkata, "Pada saat Perang Jamal, Allah memberiku manfoat dari kalimat ini:" "Ketika Nabi memperoleh kabar bahwa orang-orang Persia mengangkat putri Kisra sebagai raja mereka, beliau (Nabi saw) bersabda, "tidak akan beruntung bangsa ini yang urusan mereka diserahkan kepada seorangperempuan. "(af-Bukhari, Shahih, Kitil.b
al-Fitan) Kebanyakan orang, seperti orang-orang MSA yang Anda dengar, hanya meriwayatkan bagian akhir dari hadis di atas. Hadis ini, seperti yang akan saya tunjukkan, insya Allah, tidak hanya bert;entangan dengan al-Qur' an tetapi juga mengandung kontradi~i internal yang menunjukkan bahwa hadis ini harus dirolak. Saya juga akan menyajikan interpretasi para ulama yang ingin men,yelamatkan hadis ini dari penolakan. Bahkan, mereka menolak interpretasi yang Anda dengar dari orang-orang petro-dollar. Pertama, perhatikan al-Qur' an! Al-Qur' an memberikan suatu contoh yang khusus dari seorang perempuan yang mernimpin kaum
57
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
pria. Namanya adalah Bilqis. Al-Qur' an menggambarkan peralihan Bilqis dari suatu atmosfir politeistik menuju penyerahan total kepada Islam. Ia menggunakan musyawarah dalam menjalankan kekuasaannya yang kuat. Menurut pengisahan al-Qur' an, kekuasaannya digambarkan kepada Sulaiman sebagai berkut: Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka,. dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar (Q_ 27:23) ..
Proses penyelenggaraan pemerintahannya terlihat dari pernyataan Bilqis: "Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini),
aku tidak pernah memutuskan suatu persolan sebelum kalian berada di majlis(ku). "(Q 27:32) Al-Qur'an lalu menggambarkan pertemuannya dengan Sulaiman hingga ia masuk Islam, Bilqis berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku sendiri dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepadaAllah, Tuhan semesta Alam" (Q 27:44) Tidak ada satu ayat pun yang menyatakan atau sekadar mengindikasikan bahwa Bilqis melepaskan kekuasaannya atas negeri Saba setelah iamasuk Islam. Berdasarkan contoh di dalam al-Qur' an ini, para ulama enggan untuk menerima makna yang jelas dari hadis yang Anda seburkan. Ada juga ulama yang dengan gampangnya mengabaikan pentingnya Bilqis, seorang perempuan yang memimpin kaum pria. Satu alasan mengapa demikian adalah karena cerita Bilqis berisi celaan terhadap sistem kerajaan dan otokrasinya. Bilqis semula mengira Sulaiman adalah seorang raja seperti umumnya raja-raja lain. Bilqis berkata:
58
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Para Raja, ketika mereka memasuki suatu negeri, mereka merusaknya dan menjadikan penduduk yang terhormat. di negeri itu menjadi terhina (Q27:34) Lalu, Allah mendukung pernyataan ·Bilql.s ini dengan firmanNya: Begitulah yang mereka (para raja itu) kerjakan (Q 2 7:34) Hatta ulama yang paling konservatif pun setuju biliwa katakata: "Begitulah yang mereka kerjakan" adalah dukungan Allah terhadap anggapan Bilqis tehtang umumnya perilaku para raja. Sekarang perhatikan lagi hadis Bukhari tadi. Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Bakrah r.a. Jangari sampai merancukaririyadengan Abu Bakar r.a., Khalifah pertama. Abu Bakrah berasal dari Thaif, tempat ia masuk Islam ketika sduruh penduduk kota itu berperang melawan ten tara yang dipimpin olehNabi. Keberaniannya memeluk Islam ketika seluruh penduduk kota itu memusuhi Islam menunjukkan bahwa ia adalah orang yang terhdrrnat dan tak kenai takut. Juga, ia dikenal sebagai otang yang sangat memahami Islam seperti yang terbukti lewat hadis-hadis yang diriwayatkanriya. Parasejarahwan sepakat bahwa dalam Per~gJamal, Abu Bakrah turut berpartisipasi dalam pasukan yang dikomandani Aisyah (yang disucikan Allah). Para sejarahwan menyebutkan bahwa setelah perang usai pun Abu Bakrah tetap tidak mengakui pemerintahan Ali dan . lari ke persembunyian. Hadis tentang perempuan ya,ng dikoleksi ol.eh Bukhari tadi jelas sekali menyebutkan Perang Jamal (lihat teks di ata~). Hadis ini meminjam kata-kata seorang Sahabat yang s~ca~a historis bertentangan dengan tindakannya dalam sejarah.Jika kita merierima hadis ini sebagai riwayat yang benar, maka ini artinya: seorang tokoh Sahabat menyebutkan bahwa Nabi mengataka11 tentang penolakan kepemimpinan seorangperempuan, tetapi ia sendiri justru berperang
59
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
di bawah kepemimpinan seorang perempuan dan terus mendukung perempuan itu (semoga Allah menolong kita untuk dapat menyapu debu kakinyfl) sampai akhir hayatnya. .Kita tahu bahwa Abu Bakrah adalah orarig yang jujur dan terpercaya yang tidak mempedulikan penduduk kotanya, tetnan-teraannya, dan kerabatnya, kecika ia lari dari Thaif untuk bergabung dengan Rasulullah. Sekarang kita diminta percaya bahwa Sahabat agung ini mengetahui bahwa kepemimpinan seorang pereinpuan dicela Nabi; ia mengutip pernyataan Nabi tentang hal ~tu; dan kemudian ia tidak mematuhi Nabi, dan terus tidak patuh sampai sesudah berakhirnya Perang Jamal. Kontradiksi yangsangat jelas ini juga berarti bahwa ketika Abu Bakrah ~enyebutkan hadisnya, kira-kira pada saat Perang Jamal seperti yang ditunjukkan hadis itu, baikAisyah maupun para Sahabat, para ahli al~Qur' an, dan para ahli hadis, tidak mempedulikan hadis yang disebutkan oleh Abu Bal.crah. Kita harus men~lak fitnah semacam ini yang ditujukan kepada integritas par~ Sahabat terse· but. Terakhir, hadis yang lqta bahas menunjukkan bahwa dari zaman Nabi, ke;rrmdian Abu Bakar, Umar, dan Utsman (tiga bintang cemerlang di langit Islam), hadis itu tidak dikenal sampai dipegangnya kepemimpinan oleh Aisyah r.a., setelah terbunuhnya Khalifah Utsman. As.umsi seperti ini rrienunjukkan bahwa generasi ISlam awal tidak tahu hadis! H~dis demikian, yang juga bertentangan dengan al~Qur' an, berhak ditolak. Kita sebaiknya mengingat bahwa mazhabmazhab pemikiran yang ada sekarang, dengan kecenderungan anti perempuan mereka, memiliki masalah yang sulit dalam menjelaskan posisi Aisyah r.a.. Ada"beberapa hadis yang beredar yang dimjukan untuk memfitrtah Umm al-Mz/mintn dan mengeci:lkan siginifikansi peran-perannya. Penelitian terhadap hadis perlu dilakukan untuk membongkar tujuan mereka yang sebenarnya. Namun, ada juga beber~pa ulama yang tulus yang telah menafsirkan hadis Abu Bakrah sedemikian rupa agar hadis ini selamat i
6o
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
dari penolakan. Salah satu ulama yang demikian adalah Ashraf Ali Thanvi, salah seorang raksasa pemikir Islam India, yang menyatakan, dalam uraian yang panjang, bahwa hadis tersebut bercerita tentang kekuasaan otokratik yang dipegang perempuan, tidak dengan musyawarah. Dalam kasus-kasus seperti Bitlqis, menurut Ashraf, ketika seorang perempuan memerintah dengan bantuan dewan legislatif, hadis dari Abu Bakrah tidak berlaku. Putri Kisra adalah seorang penguasa yang zalim, sehingga Nabi mengecamnya. Jadi, menurut Ashraf, hadis ini tidak bertentangan dengan al-Qur' an. Problem yang ada dalam penjelasan versi Ashraf adalah bahwa kediktatoran (atau otokrasi seorang manusia), baik itu dilakukan laki-laki maupun perempuan, dikecam oleh Islam. Interpretasi Ashraf mendukung kaum perempuan, tetapi mengabaika_n bagian awal.hadis yang mengaitkarinya dengan Perang Jamal. Jadi, penjelasan Ashraf tidak lengkap dan perlu ditolak. Qika orang-orang MSA, sekarang ISNA, atau para Islamisis lain dapat membuktikan kesalahan ini, kami sarankan mereka untuk tampilmenol~kriya.) Wallahu alam.[*J
61
KAUM MUSLIMAlf DI MEDAN JIHAD
M
enurut al-Qur'an laki~laki dan perempuanmc;:miliki peran yang setara dalam perjqangan Islam, baik di dalam hijrah maupunjihad Menurutlslam, kaum perempuan semestinya tidak dikurung di dalam rumah dandiasingkan dari kegiatan-kegiatan di luar rumah yang membentuk masyarakat. Allah berfirman di dalam al-Qur'an:
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orangorang yang beramal di antara kalian, baik laki-laki maupun perempuan, karena sebagian dari kalian adalah sebagian dari yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti di jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungaisungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisiNya pahala yang baik. (Q 3: 195) Ilustrasi menarik dari sejumlah aspek dalam ayat ini dapat disaksikan dalam peristiwa-peristiwa di Perang Uhud (yang terjadi di Bukit Syawwal pada tahun 3 H) seperti diriwayatkan dalam Thabaqat Ibn Sa'd.
62
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Nasibah, putri Ka'b, yang terkenal sebagai Umm Ammarah, adalah salah seorang delegasi kaum Anshar Maclinah yang diamdiam menyusup menemui Rasulullah di Uqbah, bersumpah mendukung beliau dan mendorong beliau untuk hijrah ke Madinah. Delegasi tersebut berjanji umuk berjuang bersama Nabi, jika perlu untuk melawan seluruh dunia. Umtp.u Ammara r.a. berpartisipasi dalam Perang Uhud, demikian juga dalam Perjanjian Hudaibiyah (6 H), Perang Khaibar (7 H), ekspeclisi ke Umrat alQadza (7 H), dalam Perang Hunain (8 H), dan dalam Perang Yamamah pada masa Khalifah Abu Bakar r.a. tahun 11 H. Dalam Perang Uhud, umat Islam dibuat kocar-kacir oleh serangan dari kiri-kanan yang dipimpin oleh Khalid ibn Walid, yang belum masuk Islam. Berikut ini adalah laporan saksi mara dari apa yang diikuti sebagaimana diriwayatkan oleh Umm Ammarah sendiri dan dinukillangsung oleh Ibn Sa'd dalam Thabaqat: Aku melihat umat Islam telah berlarian meninggalkan Rasulullah dengan kurang dari sepuluh pria. Aku dengan putra-putraku, dan suamiku berdiri di depan Nabi, melindunginya dari kaum kafir, sementara umat Islam yang kalah, terkepung tidak mempedulikan Nabi, pergi menjau#. Nabi melihat bahwa aku tidak memiliki tameng, dan k'emudian beliau melihat seorangpria berlari dengan tameng ditangannya. Rasulullah berteriak kepada orang itu: "Tinggalkan tameng bagi mereka yang bertarung. " Mendengar teriakan ~ni, ora,ng tersebut melemparkan tamengnya, dan aku mengambil tameng itu dan menggunakannya untuk melindungi Nabi. ' Kami berada dalam situasi yang b~ruk kare/ta kaum kafir mengendarai kuda. jika mereka berjalan kaki, kami mungkin bisa mengatasinya. Tiba-tiba salah seorangpenunggang kuda menyerangku. Aku menangkis sabetarmya dengan tamengku dan melumpuhkan pedangnya. Begitu ia memutararah, aku sabet lututnya beserta dengan kudan;'a dan ia pun jatuh terpelanting.
63
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Sampai di sini, laporan saksi mara selesai, Ibn Sa'd lalu menterirakan bahwa Nabi meneriaki putra Umm Ammarah unruk membanru ibunya, dan secara bersamaan anak dan ibu iru melemparkan si kafir yang rerpelanring radi ke dalam jurang. Ibn Sa'd meriw~yatkan dari Damrah, putra Sa'id Mazni, yang meriwayatkan dari neneknya, bahwa pada saat Perang Uhud ia (neneknya) bertugas ,memberi minum para prajurit yang terluka. Neneknya mencerita.kan: Aku mendengar Rasulullah saw berkata: Hari ini, kedudukan Naszbah;putri Ka'b lebih tinggi daripada mereka-mereka (para sahabat pria). Nabi sudah menyaksikannya turut serta pada hari itu.dalam pertartmgan yang hebat. fa mengikatkan pakaian di pinggangnya. Pada hari itu Umm Ammarah• mendapatkan 13 luka. (Perawi melanjutkan ceritanya): Aku melihat bahwa pada hari itu Ibn Qjm'ya menyerangnya dan melukai pundaknya. Ini adalah lukanya yang terdalam dan butuh waktu setahun untuk menyembuhkannya. Karena rerbarasnya rem par, kira ridak dapar mencerirakan bagaimana putra Umm Ammarah rerluka di medan perang, dan bagaimana Umm Ammarah berperang dam membabar si kafir yang relah melukai putranya, dan bahwa Nabi sangat gembira dan rersenyum sehingga seluruh gusi-gusi giginya keliharan. Pada saar ini Nabi berkara kepada Umm Ammarah, "Puji syukur bagi Allah yang relah menganugerahimu kemenangan." Hal yang rerpenting dari laporan Ibn Sa'd adalah hadis yang diriwayarkan oleh Umar ibn al-Kharab r.a.: hadis yang menyarakan bahwa Nasibah relah menyelamarkan jiwa Nabi: Beberapa lembar pakaian dibawa menghadap Umar (ketika menjadi Khalifoh). Salah satu pakaian tersebut sangat bagus dan seseorang berkata: "Pakaian ini sangat mahal; jikaAnda memberikannya kepada Shafiyyah binti Ubaidah, istri Abdullah (putra Anda), tentu sangat baik. " Umar berkata: "Saya akan memberikan pakaian ini kepada orang yang lebih berhak daripada Shafiyyah, yaitu Umm Ammarah.
64
BAGIAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
Pada saat perang Uhud, Aku (Umar)mendengar Nabi saw berkata: "Kapanpun saya melihat ke kanan dan kiriku, aku selalu ·melihat Umm Ammarah sedang membentengiku dan bertarung dengan galak melindungiku. " Ibn Sa'd menutup laporannya tentang Umm Ammarah dengan menceritakan bahwa Umm Ammarah juga ikut terjun langsung dalam Perang Yamamah pada masa Khalifah Abu Bakar r.a. dan kehilangan tangannya dalam pertenipuran tersebut dengan 11 luka. Ketika ia pulang ke Madinah, l
65
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
rumah. Para pelayan agama itu belum siap mendengar pemikiran kaum Muslim, meskipun mereka telah berpakaian Islami dan telah mengamalkan Islam. Umar ibn al-Khatab r.a. menghormati seorang perempuan yang telah menyelamatkan jiwa Nabi. Berbeda dengan klaim para "ulama" bahwa perempuan adalah separuh laki-laki. (Salam kami untuk Anda wahai Umm Ammarah, mengingat bagaimana Anda melindungi Rasulullah dengan tubuhmu sendiri, meski engkau: tidak membawa tameng! Anda benar-benar seorang revolusioner Islam. Semoga Allah menolong kami umuk mencintai Rasulullah dengan cara yang sama).[*]
66
SATU PERTANYAAN TENTANG KAUM PEREMPUAN DI MEDANJIHAD .
P
ertanyaan: Dalam artikel Anda tentang Sayyidah Aisyah, dengan judul "Best Example for Muslim Women" (New Trend, juni 1982), Anda menu/is bahwa Sayyidah Aisyah menyertai Nabi dalam kebanyakan perang Islam. Apakah ini berarti bahwa kaum perempuan dapat turut serta dalam jihad? Saya sudah membaca satu hadis yang mengatakan bahwa haji adalah jihad untuk kaum perempuan, yang berarti bahwa kaum perempuan sebaiknya tidak pergi jihad. Jawaban: Dalam usaha memahami masalah-t:nasalah Islam, Anda pertama-tama hams melihat al-Qur' an dan hadis. Jika ada kontradiksi yang tampak antara al-Qur'an dan hadis, putusan alQur'an menjadi prioritas dan final. Juga, Anda hams membedakan antara kasus dalam konteks khusus dengan aturan umum. Jihad adalah perjuangan sepenuh jiwa-raga yang melibatkan seluruh komunitas Muslim. Jihad tidak terbatas untuk kaum pria. Jihad adalah. perang rakyat dimana setiap individu harus berpartisipasi setelah selumh masyarakat mencapai kesepakatan untuk jihad. Dengan kata lain, jihad, dim ana pemerintah yang terpilih secara be bas beserta majlis permusyawaratan mencapai kesepakatan untuk berjihad, melibatkan seluruh anggota masyarakat.
67
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Al-Qur' an jelas sekali dan tak diragukan lagi menyatakan kesetaraan peran laki-laki dan perempuan dalam jihad, dan Allah meridlai peran demikian.
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orangorang yang beramal di antara kalian, baik laki-laki maupun perempuan, .karena sebagian dari kalian adalah bagian dari yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halaman{'lya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibuntth, pastilah akan kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungaisungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik" (Q 3: 195) Kalimat "berperang dan yang dibunuh" (wa qatalu wa qutilu) dalam ayat ini secara khusus menjawab pertanyaan Anda. Ayat tersebut adalah pendukung yang kuat bagi fakta bahwa kaum perempuan adalah peserta yang setara dengan pria dalam semua aspek perjuangan Islam. Ada beberapa hadis, demikian juga contoh dari zaman sahabat, yang menunjukkan bahwa kaum perempuan terlibat dalam jihad. Terkadang kaum perempuan terlibat dalam penyediaan obat dan layanan pendukung, dan terkadang mereka juga terlibat langsung di medan pettarungan. Mari kita lihat dua dari hadis-hadis dimaksud:
Dalam Shah.ih-nya Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abdullah ibn Abbas ditanya oleh seorang tok(Jh Khawarij, Najda ibn Amir, apakah Nabi dahulu mengizinkan kaum perempuan untuk berjihad bersamanya. Ibn Abbas tidak mau menjawab si tokoh Khawarij tadi, tetapi karena takut dituduh menyembunyikan kebenaran sehingga ia terpaksa menjawabnya. ]awabannya adalah: ya, Nabi mengizinkan kaum perempuan berpartisipasi dalam jihad bersama beliau dan memberi mereka bagian dari rampasan perang meskipun beliau tidak memberikan sepenuhnya bagian mereka.
68
BAG IAN PERTAMA: PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DALAM pANDANGAN ISLAM
(Menarik untuk dicatat di sini bahwa Ibn Abbas tidak ingin menjawab si tokoh Khawarij. Alasannya adalah bahwa kaum Khawarij percaya terhadap kesetaraan umat Islam, menolak teori yang mengatakan bahwa kekhalifahan adalah hak kaum Quraisy.) Hadis lain dalam Shahih Muslim berasal dari Anas ibn Malik yang menyatakan: Rasulullah saw biasanya ditemani oleh Umm Sulaim dan beberapa perempuan dari kaum Anshar yang menyediakan air dan merawat yang terluka.
Menurut sebuah hadis dalam Shakib_ Bukhari, diriwayatkan oleh Anas ibn Malik, Rasulullah meramalkan bahwa Umm Haram akan turut serta dalam perang jihad yang menggunakan perahu. Juga dalam Shab_ib_ Bukhari, ada satu hadis dari Tsa'labah ibn Abi Malik yang menyebutkan bahwa sampai ke masa kekhalifahannya, Umar memberi hadiah-hadiah untuk Umm Sulaim sebagai penghormatan atas partisipasinya dalam Perang Uhud. Jadi, pandangan yang mengatakan bahwa kaum perempuan semestinya tidak terlibat dalam jihad bertentangan dengan al-Qur' an (yang ini saja sebenarnya sudah cukup menjadi dalil) dan, khususnya, dengan beberapa hadis. Silakan ingat, bahwa orang yang mencoba menghentikan apa yang sudah diizinkan oleh Allah dan Rasul-Nya sama dengan melemparkan dirinya keluar dari batas-batas Islam. Hadis yang Anda sebutkan, tentang ibadah haji yang setara dengan jihad bagi kaum perempuan, juga berasal cyari Bukhari, namun hadis ini terkait dengan keinginan Aisyah untuk selalu ikur dalam ekspedisi-ekspedisi yang terbatas, yang tidak semua orang dilibatkan. Hadis ini diklarifikasi oleh hadis lain, dalam bah yang sama di kitab Bukhari, dimana ia menyatakan bahwa ia pergi bersama dengan Nabi untuk berjihad, bahkan setelah Allah memerintahkan istri-istri Nabi untuk membuat b_ijab (tirai) antara mereka dengan orang-orang umum.
69
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Silakan diingat-ip.gat bahwa ketika Aisyah memimpin tentara dalam J?erangJamal?.ia hersama para tokoh Sahabat yang di bawah komandonya. Ingat bahvya para Sahabat yang bijak sering meminta fatwa dari Aisyflh. Jadi, j11-ngan biarkan orang mengklaim bahwa ia lebih mengetahui l~lam daripada orang yang secara pribadi dididik oleh Rasulullah.[*]
70
BAGIAN
KEDUA
CAHAYA DARI TEKS-TEKS DASAR ISLAM
71
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
72
ALLAH MENURUNKAN WAHYU KEPADA PEREMPUAN
Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya (sebagai) tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku (Q21:91-92). Dan Maryam putri lmran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitabNya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang ta'at (Q 66: 12).
Vomentar: pandangan yang keliru bahwa Allah, sep~njang sejarah,
fthanya menurunkan wahyu kepada kaum pria, sangat tersebar luas. Dengan cara yang halus, berabad-abad lamanya; sejak kaum pria memonopoli tafsir al-Qur' an, suatu kepercayaan disebarkan bahwa tidak adanya wahyu yang diturunkan ~epada pererripuan adalah bukti superioritas kaum pria. Namun, Allah tidak membenarkan pandangan yang male-oriented ini. Tidak ada satu ayat pun yang menunjukkan kepada kita bahwa kelelakian menjadi alasan
73
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
komunikasi Allah dengan man usia. Allah memilih dan memuliakan orang berdasarkan takwanya, bukan jenis kelaminnya. Salah satti pertanda ilahi tentang kebersamaan dua jenis kelamin ("sebagian berasal dari sebagian yang lain", dalam istilah al-Qur' an) adalahlahirnya lsa al-Masih dari rahim perawan suci Maryam. Allah meniupkan Ruh~Nya ke dalam (diri) Maryam. Maryam dan lsa ditunjukkan kepada kita dalam al-Qur'an sebagai suatuTanda (Ayat) bagi seluruh umat manusia bahwa ummat ini benar-be~i satu, Petsoal:m superioritas dan inferioritas tidak ada sama seka.li kecuali .berdasarkan ketakwaan. \.
Jika Allah dapat mempercayakan Kebenaran Ilahi kepada seorang perempuan (semoga Allah meridlainya), mengapa kaum pria Muslim tidak mau mempercayakan sesuatu yang penting dalam masyarakat kepada seorang perempuan? Allah telah memilih seorang perehipuari umuk inenjadi saksi "firman-firman Tuhannya dan wahyu-Nya'': Maka, kaum perempu~n yang mengikuti jalan Islam juga dapat menjadi saksi, karena masa kenabian memang sudah tertutup haik unt~k laJd;.laki maupun perempuan. Namun, sejumlah orang 'tidak dapat menerima kesaksian seseorang hanya karena kesaksian itu datang dari seorang perempuan. Jelas, orang-orang ini mengabaikan ayat-ayat Tuhan dan secara tidak sadar menuruti ego kelelakiannya. [*] · , .
74
APAKAH AL-QUR'AN MENGATAKAN BAHWA HANYA KAUM PRIA YANG MENERIMA WAHYU?
S
alah seorang pembaca majalah New Trend m,engajukan keberatan terhadap artikel saya di atas yang menyatakan bahwa Maryam menerima wahyu dan bahwa keliru untuk mengatakan hanyakaum pria yang menerima wahyq dari Al:La,h. Pembaca ini. mengutip Q 21:7 untuk menunjukkan bahwahapya kaum pria yang menerima wahyu. Baiklah, pembaca ini mengutip Q 21:7 untuk mertyimpulkan bahwa para nabi Allah selalu laki-laki. Teks lengkap ayat ters~bur berbunyi demikian: . . l
Kami tidak mengutus rasul-rqsul $e~r:.lummf! (Muhammad) kecutdi beberapa orang laki-laki yang J¥tmi beri wahyu kr:.pacta mereka, mtfka tdnyakanlah o/ehmu kepada orang-orang yang bertlmu jika kalian . . . . · :. tidak mengetahui. Semua mufassir sepakat bahwa .ayat ini berbicara ten.tang kemanusiaan para nabi. Kririk orang waktu .itu adalah: jika Allah ingin menurunkan risalah, semestinya Allah merigutus malaikat,
75
MENGGUGAT •TUHAN YANG MASKUUN"
bukan man usia. Al-Qur' an mengingatkan mereka bahwa bukan hanya Muhammad yang manusia, semua nabi sebelumnya juga man usia. Kalitriat berbahasa Arab ilia rijalan tidak digunakan dalam makna leksikal "laki-laki" (sebagai lawan-kata "perempuan"), tetapi dalam makna idiomatik yang berarti "manusia''. Fakta bahwa Q 21:7 hanya berbicara tentang kemanusiaan para nabi dijelaska? lebih lanjut oleh ayat berikutnya:
Dan tidaklah Kamijadikan rnereka tubuh-tubuh yang tidak memakan makanan dan tidaft (pula) mereka itu orang-orang yang kekal (Q 21:8)
..
Jelas, kalau malaiKat memang makhluk yang tidak memakan makanan dan kekal. Ayat lain, dengan tema semisal, menjelaskan lebih lanjut hal ini:
Kami tidak mengutus sebelum-mu kecuali seorang laki-laki yang Kami beri wahyu kepadany~ di antara penduduk negeri (Q 12:109) Jika memang ayat-ayat tersebut terkait dengan hak prerogatif kaum pria untuk menjadi nabi, Maududi adalah salah seorang mufassir yang semestinya tidak ·akan lupa menyebutkan hal itu di dalam tafsirnya. Kenyataannya, di dalam menafsirkan Q 21:7 maupun Q 12:109, Maududi menerjemahkan rijalan sebagai insan, yang dalam bahasa Urdu berarti "man usia''. Maududi sama sekali tidak membuka kemungkinan untuk menerjemahkannya sebagai mard atau aadmi, yang dalam Bahasa Urdu berarti "laki-laki". Ibn Katsir., Ibn Abbas, dan Suyuti, memiliki pemahaman yang sama terhadap ayat yang saya coba jelaskan di atas. Yusuf Ali juga menerjemahkannya sebagai "man usia''. Konteks al-Qur' an jelas mendukung penafsiran yang saya maksudkan. Tentang Maryam yang meneril:~u wahyu dan berkomunikasi dengan Allah, masih ada ayat-ayat lain di dalam al-Qur' an yang bahkan menyatakan lebih jelas daripada ayat yang saya kutip dalam artikel ini.
76
BAGIAN KEDUA: CAHAYA DARt TEKS-TEKS DASAR ISLAM
Bacalah ayat-ayat berikut dengan hati-hati dan tangkaplah kebenaran dari Allah:
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (fibril) berkata: "Hai Maryam sesungguhnya Allah telah memilihmu, mensucikan kamu, dan melebihkan kamu atas semua wanita di dunia. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-oran yang ruku: " (Q 3:42-43). Maryam berkata: "Ytz Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh seorang lelaki pun. "Allah berfirman: "Demikianlah Allah mem:iptakan apa yang dikehendakiNya. Apabila Allah berkehendak' menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: Jadilah: lalu jadilah dia. "(Q3:47). Surat yang sama menyebutkan mukjizat yang dianugerahkan kepada Maryam:
Setiap Zakariya masuk menemui Maryam di mihrab, ia temukan makanan di samping Maryam. Zakariya berkata: "Hai Maryam, darimana kau memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah: sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan. "(Q 3:37). Kata yang digunakan untuk Maryam dalam Q 42 adalah isthafoki (memilihmu), yang juga salah satu nama Nabi Muhammad saw, yaitu: musthafo, "yang terpilih''. Salah satu tanda seorang nabi adalah "dipilih'' oleh Allah. Tanda kedua adalah menerima wahyu. Dalam kasus yang jarang saja Allah berdialog langsung dengan seorang nabi, seperti dalai:p. kasus Nabi Musa melalui cahaya api. Pada Q 47 Allah sedang berbicara langsurig dengan Maryam. Perhatikan kata-kata "Dia berfirman". (Salam bagi Musa dan Maryam). Tanda kenabian yang ketiga adalah mukjizat. Maryam ( 'alayha al-:salam) mendapatkan ketiga tanda kenabian tersebut. [*)
77
APAKAH ALLAH LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN ?
Dengan menyebut nama Allah Ytmg Maha Pengasih Maha Penyayang (Q 1:1) · Katakanlah: "Dialah Allah, Ytmg Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak melahirkan dan tiada pula dilahirkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. "(Q 112:4) Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian. (Q 4: 1)
V
omentar:, Q 112 menggambarkan sifat khas keesaan Allah. ftK:onsep al-Qur' an ini sama sekali berbeda dengan agama-agama takhayul yang mencoba "m~nciptakan'' T uhan dalam citra man usia. Umat manusia meng~ilmi kesulitan untuk menceritakan suatu Pencipta yang berada di luar daya ungkap bahasa manusia dan di luar kemampuan pencitraan; oleh sebab itulah, kaum pagan merasa perlu untuk membuat berbagai pencitraan Tuhan. Perkembangan lebih lanjut dari kebutuhan ini adalah kepercayaan mengenai
78
8AGIAN KEDUA: CAHAYA DARI TEKS-TEKS DASAR ISLAM
reinkarnasi. Orang-orang Yunani, Hindu, Kristen, .masing-masing memiliki konsep tentang inkarnasi Tuhan dalam bentuk man usia. Al-Qur'an memangkas konsep anthropomorfis Tuhan itu dengan mengatakan dalam sa1ah satu ayatnya yang paling kuat bahwa "tak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.'' Tuhan tidak melahirkan, karena Dia memang bukan perempuan, dan tidak pula dilahirkan seperti al-Masih dalam mitologi Kristiani. Penggunaan kata gantihuwa ("dia laki-laki" dalam Bahasa Arab) untuk Allah bisa membingungkan sejumlah ulama dan mereka sampai-sampai menganggap Allah adalah Tuhan y~g laki-laki. Dari situlah mereka kemudian mempostulatkan suatu versi Islam yang sangat maskulin. Namun, ayat-ayat dalam surat al-Ikhlas tersebut menunjukkan bahwa pemikiran semacam itu dapat divonis sebagai syirk (menyekutukan Allah dengan yang lain), yang dalam Islam adalah dosa yang paling besar. Dalam berkomunikasi deoogan umat manusia, Allah menggunakan istilah-istilah manusia. Oleh sebab itulah digunakan istilah huwa (Dia) atau na!znu (Kami) sebagai kata ganti untuk Allah. Untuk menyampaikan makna Kemaha.,.Beradaan dari Sang Pencipta dan Sang Pemelihara Semesta, Allah menggunakan untuk diri-Nya atribut-atribut/ sifat-sifat terbaik yang bisa dipahami manusia. Jadi, salah besar hila orang memahami atribut-atribut itu hanya dari dimensi makna maskulinnya. Sebenarnya, istilah-istilah al-Qur' an untuk Allah tidak melulu menggunakan atribut-atribut yang maskulin, tet~pi juga yang feminin. Setiap surat dalam al-Qur' an (kecuali surat al-Tawbah) selalu diawali dengan kalimat: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang (rab.fm)". Istilah ra!zim berasal dari kata ra!zm yang berarti rahim, dan mengandung arti cinta tulus seorang ibu. Kualitas feminin ini harus dijaga oleh umat Islam. Q 4 (al-Nisa') menempatkan kepatuhan kepada Allah dan "rahim-rahim" secara bersamaan. Dengan pemahaman ini orang dapat membayangkan betapa jauh penyimpangan mereka yang menyepelekan keibuan 79
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
dan mencoba merendahkan wanita karena menstruasi dan melahirkan anak. lnterpretasi ini berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh al-Qurthubi dan Ibn Katsir saat menafsirkan ayat pertama dalam surat al-F:itihah: Rasulullah saw berkata: "Allah menyatakan .ltku adalah Rahman, dan Aku ;menciptakan rahim {rahm} dan nama rahm merupakan salah satu nama-Ku (rahim). Barangsiapa yang 'menyambung hubungan rahim' {silaturrahim) akan kujaga sepenuhnya, dan barangsiapa yang memutuskan silaturrahim ini akan Aku putuskan. "
Hubungan-hubungan rahim adalah segenap hubungan darah yang telah disucikan oleh Allah. Oleh sebab itulah dalam Islam sangat perlu untuk menjaga seluruh keluarga, menyayangi dan mencintai anak-anak dan kedua orang tua. Jadi, Allah mengajari manusia dengan bahasa mereka sendiri. Adalah sia-sia belaka membatasi Tuhan dalam batas-batas bahasa manusia. Allah tidak laki-laki dan tidak pula perempuan. Allah mencintai kedua jenis kelamin itu. Amal-lah yang dilihat-Nya, bukan jenis kelamin. [*]
80
KESETAMAN HAK PEREMP:UAN DALAM MENGG~AKAN MASJID
Sesungguhnya yang memakmurkan masjidhanyalah orang-orangyang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapd pun} kecuali kepada Allah, maka merekalah yang diharapakafi termasuk dalam orang-orang yang mendapatpetunjuk. (Q9:18) ' Salim (yang dimerdekakan oleh Umar r.a.) meriwayatkan dari ayahnya, bahwa Nabi saw berkata: "Ketika istri salah seorang dari kalian bertanya tentang pergi ke masjid, jangan larang dia. " (AlBukhari, Shahih, Kirab al-Nikah) Abdullah ibn Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw berkata: 'Jangan kalian larang hamba Allah untuk datang ke mtt,sjid Allah. " (Malik, Muwaththa') Busar ibn Sa'id r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah-berkata: "Ketika salah seorang dari kalian, para wanita, ikut sala..t !s}a berjama'ah di masjid, kalian jangan memakai parfom. "(Malik, Muwarhtha') Dari Ibn Umar: Nabi saw mengizinkan kaum perempuan untuk keluar dan ikut serta dalam salat subuh dan salat isya. (Imam Abu Hanifah, Musnad)
81
. BERKUMPULNYA'KA:UM PEREMPUAN DI MASJID DISETUJUI OLEH RASULULLAH SAW
Asma binti Yazid r.a. meriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah saw melewati masjid ketika kaum perempuan sedang berkumpul di sana. Beliau mengucapkan salam kepada mereka begitu beliau melewati mereka. (al-Tirmidzi, Sunan)
82
MASJID SEBAGAI TEMPAT MENGUNGSI DAN ISTIRAHAT KAUM PEREMPUAN
Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa .ada seorang gadis budak hitam di suatttr sukuArab. Para tuannya telah memerdekakan budakitu, tetapi ia tetap bersama mereka. Budak {yang telah dimerdekakan itu) meriwayatkan bahwa seorang gadis dari suku Arab itu pernah pergi keluar dengan membawa tas merah menyala (yang di dalamnya ada kalung). Entah karena gadis itu menanggd/kan ta; tersebut atau menjatuhkannya; seekor burung heringyang lewat menyangka tas itu makanan dan menyambarnya. {Si budak berkata) orang-orang di suku itu mencari tas itu dan ketika mereka tidak menemukanriya mereka menuduhku mencurinya dan mulai menggeledahku bahkan sampai ke bagian yang paling pribadi dari tubuhku. Demi Allah, aku masih berdiri di dekat mereka ketika, tiba-tiba, bttrrung itu kembali fewat dan menjatuhkan 'kalungyang d~ dalam:tas itu $ehingga jatuh di tengah-tengah orang-orang suku tersebut. ·Aku berkata, bukankah ini kalung yang kalian tuduhka.n kepadaku ·'!l:eskipun aku tak salah? Aisyah menambahkan: dia {budak yang baru masuk Islam) mempunyai suatu tempat kecil di pojok md$jid untuknya sendiri; ia sering datang dan berdialog denganku. Ketika ia duduk di sampingku, ia berkata: kisah tas {merah) itu adalah berkat kekuatan Allah; dengarlah, hal itu menyelamatkanku dari kotd kekuforan.
83
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Aisyah berkata: ketika aku bertanya kepadanya rnengapa ia selalu berkata demikian, ia menceritakan kisahnya kepadaku. (al-Bukhari, Shahih , Kitab al-Shalat) Vornentar: Masjid adalah milik Allah; bukan milik seseorang, &bukan milik suatu organisasi, bukan pula milik pemerintah. Kriteria mengunjungi masjid dan memakmurkannya sangat jelas disebutkan dalarn Q 9:18. Apa yang diperlukan adalah ketakwaan, kemauan untuk menunai~an salat dan membayar zakat. Umat Islain semestinya hanya takut kepada Allah saja dan tidak takut kepada manusia; M~reka yang takut kepada pemerintah dan rezim sebaiknya tidak usah mengurus masjid. Allah jelas sekali menyebutkan bahwa untuk pergi ke masjid, perbedaan jenis kelarnin sangat tidak relevan. Jenis kelamin tidak termasuk dalam salah satu syarat yang diperlukan untuk masuk dan memakmurkan masjid. Sekarang, jika seseorang mengatakan bahwa seorang perempuan tidak boleh pergi ke masjid atau tidak boleh berpartisipasi dalarn proses pengarnbilan kebijakan pengurusari masjid, orang yang seperti ini telah melanggar perintah Allah dan mengatakan sesuatu yang tidak diizinkan Allah.
Hadis sahih tadi semakin menjelaskan bahwa tak seorang pria pun yangberhak melarang seorang perempuan untuk pergi ke masjid. "Hak" pria semacarn itu telah ditolak oleh Nabi saw. Meskipun pria itu adalah suarninya, pria itu tidak memiliki hak untuk melarangnya pergi ke masjid; hal itu cukup jelas terbaca dari hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari tersebut. Hadis pertama yang diriwayatkan dalam Muwaththa' memberikan alasannya dengan kata-kata yang indah sekali: kaum perempuan yang ingin menyembah Allah dan berjuang demi Islam adalah "hamba Allah". Dengan alasan apa mereka dapat melarangnya pergi ke masjid ? (Masjid adalah milik Allah bukan milik kaum laki-laki). Hadis kedua dalam Muwaththa' berbicara langsung dengan kaum perempuan dan melarang mereka untuk tidak menggunakan wewangian ketika mengikuti salat isya berjarnaah. Masjid adalah suatu
84
8AGIAN KEDUA: CAHAYA DARI TEKS-TEKS DASAR ISLAM
tempat untuk diskusi-diskusi yang serius, untuk ibadah, dan untuk bekerja; masjid bukanlah tempat untuk show pakaian dan untuk menarik lawan jenisnya. Di masjid, pria maupun wanita harus sederhana dan sud, secara fisik maupun spiritual. Namun, meskipun dalam hal semacam ini, Nabi saw tidak mengatakan: cegahlah perempuan yang seperti itu ke masjid. Jika kaum perempuan dilarang pergi ke masjid, separuh anggota masyarakat Muslim terpisah dari aktivitas-aktivitas Islam. Isya dan subuh adalah dua waktu salat yang mungkin ada kesulitan untuk pergi ke masjid; Madinah saat itu tidak diterangi dengan penerangan listrik. Walaupun begitu, kaum perempuan tidak dilarang pergi ke masjid. Tugas kita adalah mensucikan masyarakat dan membuat kaum pria untuk dapat memandang kaum perempuan sebagai saudari dalam Islam. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan merampas hak-hak kaum perempuan; solusinya adalah: kaum pria harus menghormati kaum perempuan sebagai manusia dan sebagai sesama Muslim. Ada satu bukti yang kuat dalam hadis sahih bahwa kaum perempuan, pada zaman Nabi, tidak hanya mengunjungi masjid, tetapi juga terlibat dalam aktivitas-aktivitas di masjid, termasuk berpartisipasi dalam musyawarah dengan kaum pria yang salah satunya adalah Nabi sendiri, dan berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah masyarakat. Dalam hadis yang dikutipkan dari Tirmidzi di atas, Nabi tidak hanya tidak keberatan terhadap kaum perempuan yang menyelenggarakan pertemuan di masjid, tetapi juga mengucapkan salam kepada mereka, tidak berusaha sarria sekali untuk mengganggu kegiatan mereka. . Hadis terakhir di atas, yang diriwayatkan Bukhari, adalah salah satu hadis yang disembunyikan para "ulama'' kita. Di sini Anda mendapatkan hadis yang menggambarkan fakta bahwa seorang perempuan yang tidak lagi pergi ke mana-mana, dan sudah meninggalkan sukunya, tinggal di masjid Nabi. Hadis ini menunjukkan
85
MENGGUGAT
"TUHAN YANG MASKULIN"
bahwa masjid adalah tempat mengungsi dan istirahat untuk kaum perempuan; s~demikian rupa sehingga perempuan yang tertindas dapat tinggal dan is~irahat di 01asjid! Betapa jauhnya para "ulama'' kita menyimpang dari Islam ketika mereka memandang fungsi masjid berbeda sam a sekali dengan yang dipandang oleh Nabi. [*1
86
KESETARAAN PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM ISLAM ADALAH NORMA, BUKAN PENGECUALIAN
Anas meriwayatkan bahwa Umm Sulaym biasa menghamparkan alas lantai untuk Nabi (saat kunjungan beliau) sehingga beliau bisa tidur siang di atasnya. (al-Bukhari, Shahih, Kitab al-Isti'dzan) Dari Anas ibn Malik: ketika Rasulullah saw pergi ke Quba, beliau mesti mengunjungi Umm Haram, dan ia selalu menyuguhi makanan untuk beliau. Umm Haram adalah istri Ubadah ibn Shamit. Suatu ketika, setelah makan, saat Nabi tidur siang di rumah Umm Haram, beliau terbangun setelah tersenyum (senang). Umm Haram bertanya: ''Apa yang memkuat Anda tersenyum wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: .''Aku baru saja bermimpi sejumlah orang dari ·umatku sedang berjihad di jalan Allah dan berada di atas (perahu di tengah) laut seperti para raja di atas singgasana. "/a (Umm H~ram) berkata: "Wahai Rasulullah, doakanlah agar aku menjadisalah seorang dari mereka. " Nabi berdoa untuknya. Saat berikutnya Nabi tidur lagi dan terbangun juga dengan tersenyum ·gembirtt, dan menceritakan lagi mimpinya tentang para prajurit Islam yang naik perahu. Umm Haram bertanya: "Mohonkanlah kepada Allah agar aku menjadi salah
87
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
satu dari mereka. " Nabi menjawab: ''Engkau akan menjadi salah satu bagian dari mereka. "(Al-Bukhari, Shah!h, Kirab al-Isti'dzan) "(/'"omentar: Kedua hadis yang diriwayatkan oleh .al-Bukhari ter ftsebut menyebutkan suatu proses yang terus berlanjut. Nabi saw sering mengunjungi kaum perempuan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gerakan Islam. Kunjungan-kunjungan itu tidak bersifat insidental atau luar biasa, melainkan hal yang bias a saja seperti yang ditunjukkan oleh. kedua hadis tersebut. Dengan para wanita tersebut, sep~rtiUmm Sulaym dan Umm Haram, Nabi bergaul secara informal ta11pa menjadi personal. Ini adalah perilaku yang harus kita pelajari sebagai Muslim. Kaum perempuan Muslim yang berpartisipasi dalam gerakan Islam tidak perlu dibungkam dalam "organisasi perempuan" yang terpisah. Tanpa kaum pria dan wanita mau belajar bekerjasama antara yang satu dengan yang lain untuk bekerja demi Islam, tidak akan ada suatu gerakan Islam yang sejati. Banyak orang Islam percaya bahwa kaum perempuan sebaiknya dipisahkan dari kaum lelaki, dan jika kaum perempuan lewat di depan kaum pria, mereka harus mencadari wajahnya. Dalam hadis sahih tadi, umat Islam diberitahu bahwa Nabi menerima semacam wahyu dari Allah yang menyatakan bahwa seorang perempuan akan pergi bersama dengan kaum pria untuk berjihad di lautanyang luas. Pergi berlayar untuk perang adalah sesuatu yang baru bagi bangsa Arab, dan kita temukan bahwa Umm Haram meminta Nabi untuk mendoakannya agar ia menjadi salah seorang dari mereka yang pergi berperang. Nabi pun mendoakannya, dan dalam mimpi berikutnyayang seperti wahyu, doanya terkabulkan. Al-Bukhari menambahkan satu catatan yang mengatakan bahwa pada masa-masa berikutnya Umm Haram benar-benar turut serta dalam jihad di laut. Nabi jelas sekali tidak melihatnya sebagai sesuatu yang aneh atas partisipasi kaum perempuan di medan jihad dimana kaum pria sekalipun belum pernah ikut. Beliau belajar dari wahyu bahwa Umm Haram akan berada di garda terdepan dalam jihad di lautan ini.
88
BAGIAN KEDUA: UHAYA DARI TEKS-TEKS DASAR ISLAM
Dalam hadis ini tidak ada pernyataan sama sekali ten tang: kamu perempuan, tinggal saja di rumah, tutupi wajahmu, dan lain-lain. Pernyataan-pernyataan semacam itu adalah bid'ah kaum yang menganggap dirinya sebagai pengawal agama. [*]
89
KOMUNIKASI BEBAS ANTARA LAKI-IAKI DAN PEREMPUAN PADA MASA PERTUMBUHAN GERAKAN.ISLAM
Tsabit al-Bannani meriwayatkan dari Anas ibn Malik, yang berkata kepada salah seorang wanita anggota keluarganya: ':Apakah kau tahu tentangperempuan yang begini dan begini?" Wanita itu menjawab: "Ytz. " "Baik, "Anas berkata, "Nabi melewatinya ketika wanita itu sedang menangis di kuburan. Nabi berkata kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. "Perempuan itu menjawab: "Pergilah, karena engkau tidak tahu kesedihanku. "Nabi lalu pergi menjauhinya. Seseorang lagi datang menghampirinya dan berkata kepadanya: "Apa yang dikatakan Rasulullah kepadamu?" Wanita itu menjawab: /l.ku tidak mengenalnya dan aku tidak tahu kalau beliau itu Rasulullah. "Maka wanita itu pergi ke rumah Nabi: ia tidak menemukan penerima tamu di sana, ia langsung masuk dan berkata kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, aku bersumpah bahwa aku tadi tidak mengenalimu (walliihi rna 'araftuka). Nabi saw berkata: "Sabar itu di guncangan pertama. " (Al-Bukhari, Shahih, Kitab al-Ahlclm). T/'"omentar: Di sini proses komunikasi adalah langsung dan tidak ftrersentuh oleh sedikit pun perasaan rendah diri si perempuan. Kata-kata dalam Bahasa Arab, ma 'araftuka, adalah kalimat yang bias a
90
BAGIAN KEDUA; Ci.HAYA DARI lEKS-lEKS 0ASAR ISLAM
dikatakan kepada sesama man usia. Di sini ada kepedulian dan cinta Islam, tidak ada kerendahan seperti budak atau penghinaan diri. Di sini tidak ada tabir ataupun cadar selain tabir umuk berlaku sopan dan saling menghormati. Kaum pria harus belajar untuk memperlakukan wanita sebagai sesama manusia; bukan sebagai objek kekuasaan kaum pria. Jika seorang perempuan berpartisipasi dalam perjuangan Islam, ia harus dihormati karena jasa-jasanya. Si wanita dalam hadis sahih tadi tidak perlu berpikir dua kali untuk menghadap Nabi langsung dan mengatakan apa yang sebenarnya ia pikirkan sebelumnya. Sayangnya, sebagian orang Islam hari ini sok lebih suci daripada Nabi sendiri sehingga kaum perempuan mereka anggap rendah dan hanya ditugasi untuk mengurus dapur dan merawat anak. [*]
91
HAK' KAUM PEREMPUAN UNTUK BEKERJA DI LUAR RUMAH
Dari Asma binti Abu Bakar: ketika Zubair menikahiku, ia tidak memiliki kekayaan ataupun budak. Apa yang ia punya hanyalah seekor unta dan seekor kuda. Aku biasa menggembala kuda untuk merumput dan mencari air, dan aku mengerjakan jahitan dan menggiling gandum. Aku tidak tahu caranya membuat roti tetapi beberapa tetanggaku wanita Anshar yang baik biasanya membuatkan roti untukku. Dari tanah yang diberikan Rasulullah saw kepada Zubair, aku biasa mengumpulkan dan membawa buah kurma kering di atas kepalaku. ]arak kebun kurma itu sekitar 3 forsakh {sekitar 9 mil) jauhnya. Suatu hari, ketika aku sedangpulang membawa buah kurma di atas kepalaku, aku bertemu dengan Rasulullah saw, dengan ditemani beberapa orang Anshar. Beliau memanggilku dan berteriak "akh, akh" kepada untanya (untuk mendudukkannya) agar aku bisa duduk di belakang beliau. Tetapi, aku merasa malu untuk pergi bersama dengan para lelaki yang bersama beliau, dan aku juga teringat akan rasa hormat Zubair, sedangkan Zubair sendiri termasuk orang yang sangat terhormat. Rasalullah saw merasakan rasa-maluku dan melanjutkan perjalanannnya (tanpa aku).
92
BAGIAN KEDUA: CAHAYA DARI TEKS-TEKS DASAR ISLAM
Kemudian aku memberitahu Zubair bahwa aku sedang r;nemanggul kurma di kepalaku dan bertemu dengan /
Bukhari, Shah.ih., Kitab al-Nilcih.) jabir ibn Abdullah meriwayatkim: Setelah bibiku dicerai, ia ingin pergi ke kebunnya dan memetik kurma (untuk dijual}. Seorangpria mencacinya karena ia pergi keluar (rumah); maka ia pergi menghadap Nabi saw. Beliau berkata: "Engkau dapat pergi dan mengumpulkan kurma dari kebunmu. Barangkali dari penjualan kurmamu engkau akan bisa memberi sadaqah dan mengerjakan amal saleh. , (Muslim,
Shah.ih., Kirab al-Thalaq)
·
Hadis ini juga termuat dalam Sunan Abu Dawud dan Ibn Majah, hanya saja, kalimat "sea rang pria mencacinya'' dig:inti dengan "sea rang pria melarangnya pergi keluar". Sahl ibn Sa'ad al-Sa'adi meriwayatkan: Ada seorang perempuan di antara kami yang menanam sayuran (sejenis ketela) di tanahnya dengan pengairan. Ketika hari ]umat tiba, ia mencangkuli tanahnya dan mengambil ubinya dan memasdknya di dalam tungku. Kemudian ia menggiling tepung gandum dan menuangkannya ke dalam tungku tersebut, sehingga ubi tersebut akan menjadi seperti sepotong daging di dalamnya. Setelah selesai sa/at]umat adalah kebiasatin kami untuk pergi dan mengucapkan salain kepadanya, dan ia akan ~enyuguhkan makanannya itu kepada kami untuk kami santap. Karena makanannyalah kami-selalu menanti-nanti datangnya ]umat. (Al-
Bukhari, Shah.ih., Kicab al-Jumah).
·
Komentar: Asma r.a., saudari perempuanAisyah, bia.sa berjalan 9 mil untuk bekerja, dan pulang lagi sejauh 9 mil dengan beban di
93
MENGGUGAT
"TUHAN YANG MASKULIN"
atas kepalanya. Pada saat yang samaia sangadah sederhana sehingga ia tidak menumpang sau.dara iparnya karena ada pria lain bersama beliau. Ini adalah gambaran sejati dari rasa hormat dan harga diri seorang wartita karir Muslim. Dalam hadis kedua, si pria yang melarang wanita keluar untuk bekerja pasti terpeq.garuh oleh kepercayaan jahiliyah dimana seorang perempuan yang diceraikan suamiq.ya tidak boleh bertingkah secara normal danharus tinggal di rumah seolah-olah iasedang menjalani hukuman. Nabi menjelaskan keadaan ini dengan menunjukkan bahwa si perempuan dapat beramal saleh jika ia dapat menjalankan kegiatan ekonominya. Dalam hadis ketiga, perawi adalah seorang Sahabat Nabi yang sedang tumbuh remaja saatitu. Ingatannya mengenai makanan yang lezat pada hari]umat adalah ingatan yang wajar bagi seorang remaja. Menjadi orang saleh tidak berarti orang hams tidak menikmati kehidupan. Nilai penting hadis ini adalah pada fakta bahwa hadis ini terkait dengan masa-masa akhir hayat Nabi ketika Salat Jumat telah diselenggarakan secara rutin. Kasus seorang perempuan yang memiliki sebidang tanah, mengolahnya, menjual (atau memberikan) hasilnya, juga membantah pemikiran yang men.gklaim bahwa pada masa akhir hayat Nabi, pemingitan perempuan telah diterapkan. Sejumlah ulama kita yang male-oriented tidak mengakui bahwa hadis-hadis terse but adalah tafsir yang baik tentang salah satu aspek dari ayat al-Qur' an berikut:
Dan janganlah kalian iri hati te, ;:'adap apa yang dikaruniakan Allah kepacla sebagian kalian lebih b~nyak claripacla sekalian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian clari apa yang mereka usahakan, clan bagi para wan ita pun acla bagian clari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepacla Allah sebagian clari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu (Q 4:32).
94
BAGIAN KEDUA: UHAYA DARI TEKS-TEKS 0ASAR ISLAM
Sayangnya sejumlah ulama kita bersalah karena mencabut hak kaum perempuan yang telah diberikan Allah kepada mereka: hak untuk hid up mandiri memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka tidak hanya melalui amal-amal spiritual tetapi juga melalui kegiatan ekonomi yang produktif. (Catatlah kehormatan dan harga diri Asma. Tidak mengherankan hila ia bisa melahirkan seorang anak sekaliber Abdullah ibn Zubair. Tidak mengejutkan ketika tiba masanya ia menentang kerajaanyang menindas dan mendukung anakriya untuk memilih syahid daripada mengakui kekuasaan seora!lg tiran.) . Quga perhatikan bahwa tak satu pun dari hadis-hadis yang mendetail tersebut yang mengindikasikan bahwa kaum perempuan di zaman Nabi menutup wajahnya dengan cadar.)[*]
95
APAKAH TUGAS,.TUGAS DOMESTIK SEMATA-MATA UNTUK KAUM PEREMPUAN?
Aswad ibn Yazid meriwayatkan bahwa: Aku bertanya kepadaAisyah r.a.: "Apakah yang biasa dikerjakan Nabi saw di rumah?" fa menjawab: "Beliau biasa bekerja untuk keluarganya di rumah. Kemudian, ketika beliau mendengar azan, beliau baru beranjak keluar. "(Al-Bukhari, Shahlh, Kitab al-Nafqah)
"'[[""'omentar: Islam ridak menetapkan hukum yang mengatakan .l)..:.bahwa hanya wanita saja yang seharusnya memasak, mencuci, dah merawat anak. Ini adalah hadis sahih yang memberitahukan kepada kita bahwa kebiasaan Nabi saw adalah bekerja untuk keluarganya di rumah. Riwayat-riwayat lain menceritakan kepada kita tentang kebiasaan Nabi untuk mandiri; ada beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi sering menambal sendiri sepatunya. Perbedaan kultur menyebabkan perbedaan distribusi tugas dan peran antara pria dan wanita. Kita sebaiknya tidak memperlakukan akar kultural itu sebagai aturan Islam. Jika klaim-klaim dibuat untuk mengatakan bahwa distribusi fungsi tersebut berdasarkan Islam, buktinya harus diberikan dari sumber-sumber Islam. Semoga Allah
BAGIAN KEDUA: UHAYA DAR! TEKS-TEKS DASAR ISLAM
memaafkan para ulama kita yang telah mengatasnamakan Islam dalam ketidakadilan mereka. Sebuah keluarga Muslim semestinya mengikuti perintah alQur'an mengenai musyawarah untuk mengambil suatu keputusan terbaik. Baik suami maupun istri sama-sama bertanggungjawab atas pertumbuhan fisik dan mental anak-anak mereka. Keduanya memiliki tanggung jawab untuk menjaga keluarga mereka. Namun dalam kasus-kasus dimana si istri harus menjadi ibu dan tidak dapat bekerja di luar rumah; al-Qur'an menjadikan si suami .sehagai qawwam, yaitu sebagai penyokong dan pernberinafkah istri. Jika si suami dan si istri memutuskan secara sukarela bahwa si istri akan menjaga rumah dan si suami bekerja di luar, Islam tidak keberatan terhadap hal ini. Keduanya juga dapat bekerja di luar rumah dan bekerja secara Islami. [*]
97
APAKAH:ISLAM MENGIZINKAN SESEORANG YANG SANGAT BERHASRAT UNTUK MENIKAH LAGI ?
P
ertanyaan: Pertanyaan yang akan saya ajukan sangat sederhana. Anda mungkin telah membuat tulisan tentang hal ini, namun jawaban yang mendetail akan berguna sekali, seperti obat yang menyehatkan. jawaban harus berdasarkan bukti-bukti dari al-Qur'an dan Sunnah. Ada seorangpria yangpernikahan pertamanya berlangrung sukses. Pasangan ini telah dikaruniai beberapa anak. Si istri dalam keadaan yang baik secara fisik maupun mental. Si suami memutuskan untuk menikah lagi dengan istri kedua atau mungkin istri ketiga, dengan alasan-sambil tertawa ia mengatakan-bahwa istri pertamanya sudah terlalu tua baginya! Nah, Is/ami atau tidakkah ini? (Nishat Q Khan, Toronto, Canada)
Jawaban: Seorang pria yang ingin menikah lagi untuk
mengambil istri kedua atau ketiga hanya karena istri pertamanya sudah tua baginya, tampaknya ia seperti seorang petualang yang menganggap kaum wanita sebagai mainannya. Untuk memahami persoalan ini, penting untuk inemulainya dari prinsip-prinsip yang fundamental. Islam diwahyukan kepada umat man usia agar keadilan dapat ditegakkan dan agar orang dapat mengendalikan nafsunya.
98
8AGIAN KfDUA: UHAYA DARI TEKS-TEKS 0ASAR ISLAM
Salat, puasa, dan zakat dimaksudkan untuk menanamkan pengendalian diri, disiplin, dan penyucian diri. Keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan ketamakan, nafsu, dan kesenangan pribadi, biasanya adalah keputusan yang tidak Islami. Islam melawan semua bentuk eksploitasi dan penindasan. Ayatayat yang berbicara tentang kaum perempuan dalam al-Qur'an bukanlah pengecualian terhadap prinsip tersebut. Ayat-ayat tentang kaum perempuan dimaksudkan untuk menolong kaum perempuan, bukan umuk mencabut hak-hak mereka. Segala bentuk interpretasi yang mencabut hak-hak kaum perempuan dan memberikan 'hak' kepada kaum pria umuk mengeksploitasi kaum perempuan, atas dasar itu, adalah interpretasi yang keliru. Dengan pemahaman semacam itu, marilah sekarang kita memperhatikan ayat-ayat yang terkait dengan persoalan ini. Ayat yang oleh para ulama tradisional diartikan sebagai izin umuk poligami berbunyi sebagai berikut: Dan jika kalian takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hakhak) perempuan yatim, maka kawinilah para wanita dua, tiga, atau empat orang. Kemudian jika kalian takut tidak akan dapat berlaku adil maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kalian miliki. Hal demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Q 4: 3) Ayat ini diturunkan setelah Perang Uhud (tahun3H) ketika 70 orang Muslim gugur sebagai syahid dan ledakan jumlah anak yatim menjadi satu masalah yang serius bagi mayarakat kecil Madinah. Jelas ayat ini tidak berbicara tentang keadaan damai yang normal. Ayat ini sendiri dimulai dengan kalimat syarat: "Jika kalian takut ... (wa in khiftum)". Jadi, dalam keadaaa~ perang poligami diizinkan tetapi izin ini dibatasi secara ketat dengan syarat keadilan. Jika keadilan adalah hal yang tidak mungkin, menurut pandangannya, maka yang lebih utama adalah "hanya satu".
99
MENGGUGAT•TuHAN YANG MAsKUUN"
Dalam kasus yang telah Anda sebutkan, jika ketidak-adilan adalah ·tujuan. o11ang yang Anda maksudkan, tindakannya untuk kawin lagihanya pantas dinilai sebagai pelanggaran terhadap Firman Allah. Dari hadis·yang p>anjang yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a., diriwayatkan dalam Kitab al- Tafitr, Sha!J.t!J. al-Bukhari, sangat jelas sekali bahwa pewahyuan Q 3:4 ditujukan untuk melindungi hakhak anak-'a:pak yatim. Hadis ini mengatakan bahwa setelah pewahyuan Q_3, beberapaorangpriadatangmenghadap Nabi untuk bertanya lalu ayat berikutnya diturunkan berbunyi:
Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang,para wanita. Katakanlah: ':Allah memberi Jatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam al-Qur'an (juga memfotwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang· ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan (Allah menyuruh) kalian supaya kalian mengurus anakanakyatim seci:lra adil Dan kebajikan apa saja yang kalian kerjakan, maka sesungguhnya Allah·Maha mengetahuinya': (Q 4: 127) Kita harus mengajari kaum Muslim perempuan tentang hakhak yang telah diberikan Allah kepada mereka sehingga kaum pria tidak lagi dapat mengeksploitasi mereka. Kita harus selalu menegaskan bahwa dalam Islam, persetujuan sukarela dan peneriinaan seorang perempuan adalah penting bagi suatu perkawinan yang Islami. "Tidak ada paksaan dalam agama'' adalah prinsip utama Islam. Kedua, si istri dapat melindu'ngi hak-haknya dengan membuat suatu perjanjian yang mengikat dengan suaminya sebagaimana yang dinyatakan dalam al-Qur'an. Al-Qur'an mengatakan:
Dan jika seorang wanita khawatir terhadap nusyuz atilu sikap tidak peduli suaminya, maka tidak mengapa, bagi keduanya untuk mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menury.e.t tabiatnya
100
BAGIAN KEDUA: (AHAYA DARI TEKS-TEKS 0ASAR ISLAM
adalah kikir. Dan jika kalian bergaul dengan istri-istri kalian dengan baik dan memelihara diri kalian (dari nusyuz dan sikap tak peduli), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya. (Q 4: 128) Dalam keadaan yang normal, tidak ada alasan bagi kauJV. pria untuk mengambil istri kedua. Dalam hadis sahih kita mendapatkan contoh yang bagus dari Nabi saw yang berbicara secara keras menentang keadaan semacam ini. Ali ibn Abi Thalib ingin mengambil istri kedua sementara ia sudah menikah dengan Fatimah r.a .. Teks hadis ini berbunyi:
Miswar ibn Makhramah, meriwayatkan: Aku mendengar Rasulullah saw berbicara dari atas mimbar: Orang-orang Hisyam ibn Mughirah telah meminta izin kepadaku untuk menikahkan putri mereka dengan Ali ibn Abi Thalib. Aku tidak mengizinkannya; dan sekali lagi aku tidak mengizinkannya. Tentu jika Ali menteraikan anakku dan menikahi putri mereka, Ali berhak (melakukannya). Putriku adalah bagian dari hidupku. Apa saja yang menyusahkannya adalah menyusahkanku dan apa saja yang m'enyakitkannya adalah menyakitkanku. (Al-Bukhari, Shah!h, Kirab al-Nikah). Dua hadis lain yang meriwayatkan hal semisal berbunyi demikian:
Dari Ali ibn Husayn {satu-satunya priayang selamat dalam tragedi Karbala), dari Miswar ibn Makhramah, yang meriwayatkan bahwa Ali ibn Abi Thalib melamar putri Abu ]aha! ketika ia sudah menikahi Fatimah, putri Rasulullah saw. Ketika Fatimah menr;lengar hal ini, ia segera menemui Rasulullah dan berkata: "Oran~-orang Anda mengatakan bahwa Anda tidak menjadi marah demi putri Anda ketika Ali ini (wa hadza 'Ally) hendak menikahi putri Abu ]ahal " Miswar meriwayatkan: Rasulullah naik ke atas mimbar dan aku mendengar beliau mengucapkan syahadat lalu berkata: '/iku menikahkan putriku (Zainab) dengan Abu al-Ash ibn al-Rabi'i, dan ia berbicara terus terang kepadaku. Dan Fatimah adalah darah dagingku dan aku sangat membenci bila seseorang membahayakan din (agama)nya, dan demi Allah putri Rasulullah tidak akan berkumpul dengan putri 101
MENGGUGAT "lUHAN YANG MASKUUN"
musuh Allah bersama seorang pria. " Demi mendengar hal itu, Ali membatalkan pinangannya. (Muslim, Shahih, Kita.b Fadla' il alShahabah) Dari Abdullah ibn Zubair: Ali membicarakan ten tang (keinginannya) menikahi putri Abujahal dan berita tentang hal ini sampai kepada Rasulullah saw, beliau berkata: "Fatimah adalah belahan hatiku. Apa saja yang menyakiti (hati)nya juga menyakiti (hati)ku, dan apa saja yang tn~nyusahkannya juga menyusahkanku. (Tirmidzi, Sunan, Abwab ;;d-Manaqib). Jarangsekali Nabi mengungkapkan penentangannya terhadap suatu perbuatan dengan sedemikian keras. Beberapa mufassir mendasarkan diri pada beberapa kata dari riwayat Muslim tersebut untuk mengatakan bahwa alasan kemarahan Nabi adalah dengankeluarga-siapanya Ali akan menikah. Namun, seperti yang disebutkan Ibn Hajar, wanita yang akan dinikahi Ali itu adalah seorang Muslimah. Abu Jahal (ayahnya) sudah mati di Perang Badar dan putrinya sudah memeluk Islam saat penaklukan Makkah. Sejak saat itu kekuasaan Abu Jahal sudah hancur. Putranya yang bernama Ikrimah sudah dimaafkan oleh Nabi setelah penaklukan Makkah, menjadi Muslim dan kemudian ikut serta dalam sejumlah perang membela Islam. Ikrimah akhirnya menyerahkan jiwanya untuk jihad dan gugur sebagai seorang syahid. Dapat dicatat pula bahwa Nabi sendiri menikahi salah seorang putri musuh Islam yang lain, Abu Sofyan, (putri Abu Sofyan adalah salah seorang Muslimah teragung). Asal-usul keluarga yang "buruk" tidak relevan sam~ sekali hila orang telah masuk Islam. Nabi saw dalam ketiga hadis sahih tersebut sangat mengutuk pernikahan kedua jika tidak ada alasan yang kuat. Dan beliau mengutuknya di masjid, dari atas mimbar, sehingga seluruh lapisan masyarakat Muslim dapat mengetahui betapa menyakitkan dan menyedihkannya hal ini (bagi yang dimadu). Menyedihkan sekali sikap beberapa ulama kita yang mencoba untuk menyembunyikan hadis sahih yang menentang pemikiran tradisional mereka. [*) 102
PEMELIHARA NASKAH ASLI AL-QUR'AN ADALAH SEORANG PEREMPUAN
... (dari Zaid ibn Tsabit, r.a.}: Naskah asli af.:;Qur'an masih bersama dengan Abu Bakar, dan ketikaAllah YangMaha Kuasa mengambilnya, naskah itu bersama dengan Umar sampaiAllah mengambilnya, dan kemudian (naskah itu} bersama dengan Hafihah, putri Umar. (alBukhari, Shah.l.h, Kitab al-.Ahkam) Vomentar: Dalam al-Itqan fi 'ulum al-Qur'an, Jalal al-Din al~ ~uyuti (849-911H) mengumpulkan semua hadis yang terkait dengan naskah asli al-Qur' an. Pada zamanNabi saw, al-Qur' an dijaga dengan dua cara: Nabi sendiri yang mempelajarinya dari Jibril dan mengajarkannya kepada para Sahabat, baik pria maupun wanita. (Salah seorang perempuan yang menghafal al-Qur' an dan pernah ditunjuk Nabi untuk mertgimami kaum pria dalam salat berjamaah adalah Umm Waraqah r.a., seperti yang diriwayatkan dalam.Sunan Abu Dawud). Disamping dengan qara dihafal, Nabi saw juga memerintahkan agar al-Qur' an yang telqh diwahyukan itu ditulis:dengan alat-alat tulis yang tersedia pada z.aman itu, Beliau memiliki .tim penulis wahyu yang secara rutin peliau minta u,ntukmem,uis wahyu. Begitu proses pewahyuan berlangsung, beliau memerintahkan
103
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
penempatan ayat demi ayat dan surat per surat. Materi-materi wahyu yang tertulis itu disimpan oleh sejumlah Sahabat. Pada masa khalifah Abu Bakar r.a., culmp banyak penghafal alQur'an yang gugur di medan perang. Umar r.a. lalu mendorong KhalifahAbu Bakar.untuk mengumpulkan seluruh naskah al-Qur'an yang terserak-serak, yang telah ditulis sejak zaman Nabi, dalam sebuah kitab. Bukhari m.encatat bahwa tugas ini diserahkan kepada Zaid ibn Tsabit r.a·.., dan setahap demi setahap semua surat al-Qur'an, yan~ ad~ di tartgan berbagai Sahabatz;1berhasil dikumpulkan semuanya dan kem~Jdian diserahkan kepada pemeliharaan Abu Bakar. Selama mas a pengumpulan ini, materi al-Qur' an yang tertulis diuji dengan al-Qur' an yang dihafalkan oleh para Sahabat. Zaid ibn Tsabit sendiri adalah seorang penghafal al-Qur' an. Sebagai tambahan, dua orang saksi didatan~an untuk mengkonfirmasi suatu koleksi surat atau ayat al-Qur' aii para' Sahabat. (Sebagian memiliki beberapa surat dan sebagian lagi hanya beberapa ayat.) Ketika Abu Bakar wafat, perawatan naskah asli al-Qur' an diserahkan kepada Kh.ilifah Umar. Setelah Umar wafat, naskah asli tersebut dirawat oleh Hafshah, putri Umar dan salah seorang istri Rasulullah; serta salah seorang ternan terdekat guru umat Islam, Aisyah. Pada masa khalifah Utsman ibn Affan, wilayah kekuasaan Islam terus bertambah luas ketika orang Asia dan Afrika yang sedang ter.tindas melihat Islam ~ebagai kekuatan yang membebaskan dan mereka bergabung dengan kekuatan Islam untuk melawan para penguasa yang telah lama menindas mereka. Bukhari ·meriwayatkan ba:hwa salah seorang Sahabat Nabi, Hudzaifah ibn al-Yaman, betgabung bersama dengan pasukan Islam sampai jauh ke {vilayah Azerbaijan dan Armenia. Di sana Hudzaifah menetnukan bahwa berduyun-duyunnya pemeluk Islam yang baru m;empengaruhi pembacaan al-Qur' an. Pada saat ia pulang ke Madinah, ia berkata kepada Utsman: "Perhatikanlah hal ini agar umat kita· tidak menjadi seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berbeda-beda dalam (pembacaan Kitab Suci mereka). Utsman lalu
104
BAGIAN KEDUA: CAHAYA DARI TEKS-TEKS DASAR ISLAM
memutuskan untuk menulis al-Qur' an dalam satu versi asli yang resmi dan mengirimkan duplikatnya ke berbagai penjuru negeri Islam. Ia mengirimkan surat kepada Hafshah untuk meminta naskah asli al-Qur' an. Di sinilah pain yang harus dicatat, bahwa kesaksian dan kata-kata satu orang perempuan saja dapat diterima dalam hal yang paling penting bagi umat Islam: al-Qur'an. Tak seorang pun, bahkan Khalifah pun, yang berani berkata kepada sea rang perempuan saleh seperti Hafshah bahwa apa yang Anda katakan bahwa al-Qur'an yang ini adalah al-Qur'an xang s~ma dengan alc.Qur'an yang dipercayakan untuk Anda simpan tidak dapat diterima karena Anda adalah seorang perempuan; datangkanlah perempuan lain untuk bersaksi bersama Anda, karena kesaksian dua orang perempuanlah yang sebanding dengan kesaksian seorang laki-laki. Ini memang memalukan bahwa para ulama "penjaga agama'' kita sekarang tidak dapat menerima kesaksian seorang perempuan, padahal generasi awal Islam hanya melihat ketakwaan dan bukannya jenis kelamin yang menjadi dasar kepercayaan seperti yang dinaskan dalam al-Qur' an.[*]
105
PEREMPUAN SEBAGAI SAKSI
Dari Atha' ibn Yasir: Seorang pria mencium istrinya ketika pria ini sedang berpuasa, dan ia sangat bersedih atas perbuatannya itu dan ia mengutus istrinya ~ntuk ?YJenemui Umm Sa/amah, istri Rasulullah saw, untuk menanyakan hukum perbuatannya itu. Umm Sa/amah menjawab bahwa Rasttlullah saw mencium (istri-istrinya) ketika sedang berpuasa. Perempuan itu pulang dan memberitahukannya kepada si suami, tetapi si suami malah tambah sedih menderigar hal ini karena kita tidak seperti Rasulullah saw; Allah menghalalkan untuk Nabi sekehendak-Nya. Lalu istrinya kembali menghadap Umm Sa/amah dan ia melihat bahwa Rasulullah saw saat itu sedang ada di sana. Maka Rasulullah bertanya: "Apa masalah yang dihadapi perempuan ini?" Umm sa/amah pun menceritakan apa yang terjadi. Rasulullah berkata: "Apakah kamu tidak mengatakan bahwa aku juga melakukannya?" Umm Sa/amah berkata: "Aku sudah mengatakannya, tetapi ketika ia pergi menemui suaminya, suaminya malah tambah sedih dan berkata bahwa kita tidak seperti Rasulullah dan Allah menghalalkan bagi Rasulullah apa yang Dia kehendaki. " Mendengar ini Rasulullah menjadi marah dan berkata: "Demi Allah, aku lebih takut dan lebih bertakwa kepada-Nya daripada kalian semua, dan aku lebih hati-hati terhadap batas yang telah Dia tetapkan. "(Imam Malik, Muwaththa").
106
BAGIAN I
IslAM
Vomentar: Ada sejumlah pelajaran dalamhadis ini.Pertama, di ~ingkat permukaannya, hadis ini menunjukkan hukum mencium istri saat berpuasa: suami · boleh mendqm i~~finya dan, dengan,qiyas, istri boleh menciw:n .suaminya~ (Hadis lain mepunjukkan bahwa seorang laki-laki muda yang belum bisamengendalikan diri makruh mencium istrinya pada saat beq>uasa, dan hal y:mg sama dapat diterapkan dalam kasus perempuan.).
Riwayat dalam hadis ini menuh.jukkan seorang perempuan bertanya kepada seorang perempuan lain tentang hukum.agama dan kemudian melaporkan hasilnya kepada seorang laki-laki. Jelas di sini bahwa kesaksian seorang perempuan yang meriwayatkan d.ari seorang perempuan dapat diterima. Kemudian kita menemukan p\lla bahwa Nabi sendiri ditanya perihal pertanyaan si perempuan. Nabi juga tidak be.rkata bahwa si perempuan itu. harus rnell).inta SJlamillya sendiri yang datang atau menqu-i laki-laki lain untuk bertanya. · Nabi bertanya kepada Umm Salamah r.a. apakah .ia telah menyampaikan tentang apa yang•beliau lakukan kepada si penanya. Jadi, di sini seorang perempuan {Umm Salamah) meriwayatkan tentang suatu hukum agama, dan Nabi jelas inengakui periwayatan oieh seorang perempuan. Kemudian perempuan ini mengirimkan pesannya melalui seorang perempuan lain yang sekali lagi meriwayatkannya sendiri. Dalam setiap kasus itu, Nabi mengakui kesaksian seorang perempuan. Hadis sahih ini adalah jawaban yang tak terbantahkan lagi bagi mereka yang berpikir bahwa riwayat dan kesaksian dalam Isl~ adalah dengan satu orang hila lelaki atau dua orang bagi perempuan! Beberapa orang membuat kesalahan ini berdasarkarLsatu ayat alQur' an (Q 2:282), tetapi mereka gagal menangbp dua hal penting dari ayat ini: . .
Pertama, Q 2:282, yang meminta seorang laki-laki atau dua orang perempuan sebagai saksi hanya terkait dengan hal-hal komersial. Ada lima bentuk kesaksian lain dalam at~Qur' an yang
107
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
kesaksian dua orang perempuan sebanding seorang laki-laki tid¥ disebutkan.
Keduti; ayat tersebut bukanlah ayat terakhir tentang kaum perempuan. Ayat ini diwahyukan pada saat kaum perempuan sedang dalam proses diangkat statusrtya agar setara dengan kaum pria. Kita dapatmenetapkan Q 2:282 terhadap kaum perempuan Muslim yang baru, tetapi pada akhirnya kita harus memperhatikan Q 9:71 yang menyatakan hahwa kaum Muslim dan Muslimah saling menjadi awliya' (peliridung yang satu bagi yang lain). Jelas itu bukanlah hubungan antara dua orang yang setara dengan satu orang. Beberapa ulama kita tidak membahas fakta bahwa sebagian besar riwayat hadis dilaporkan oleh r.ara wanita, dan tak seorang pun pernah berani mengatakan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh seorang perempuantidak dapat diterima. Mari kita mengingat bahwa hadis adalah sum her hukum Islam yang kedua, dan jika kesaksian seorang perempuan dalam hadis dapat diterima, maka tidak ada masalah yang lebih sensitif yang tidak dapat diterima dari seorang perempuan.[*]
108
DUA PERTANYAAN TENTANG PEREMPUAN DALAM HAL SALAT
Dua pertanyaan berikut diterima dari Philadelphia, Pennsylvania: 1. Beberapa wanita di sini memiliki satu masalah jika menjadi makmum wanita lain dalam salat, Beberapa orang menganggap hal itu tidak Islami. Bagaimariakah menurut empat mazhab mengertai salat yang diimatni oleh seorang perempuan? 2. Apakah arti dari hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah bahwa Rasulullah saw bersabda: Subll/tnallah umuk kaum pria dan bertepuk tangan untuk kaum wanita. Jika sesuatu terjadi dal"am salat, kaum pri:f dapat menarik perhatian imam dengan mengucapkan subfl.dnaflah dan kaum wariita dengan metiepukkan tangan mereka. (al-Bukhari, Shab.£12., him. 295, jilid. II). Beberapa saudari memahami bahwa mereka hanya boleh menepukkan tangan dan tak berkata sesuatu pun. Bagaimana imam tahu ada masalah apa jika si makmum hanya bertepuk tangan? Jawaban: Dalam musnad-nya, Imam Abu Hanifah meriwayatkan dari Aisyah bahwa pada bulan Ramadan ia biasa mengimami kaum perempuan dalam salat dan biasa berdiri di tengah-tengah mereka. (Hadis ini juga terekam dalam kitab af-Atsar yang 109
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
dikompilasikan oleh salah seorang murid Abu Hanifah). Jadi Imam Abu Hanifah mengakui keimaman seorang perempuan. Mazhab Hanafi, bagahnanapun, mengakui keimaman perempuan hanya sebagai ja'iz (boleh), tetapi tidak menganjurkannya, dan menganggapnya maleroh. Mazhab Hanafi yang sekarang ada memang lebih banyak dipengaruhi oleh murid-muridnya daripada oleh Imam Abu Hanifah sendiri. Mazhab 'Maliki tidak mengizinkan imam perempuan dalam segala keadaarinya. Sementara m~ab Syafi'i dan Hanbali berada di antara kedua mazhab sebelumnya. Sejumlah ulama hadis yang lain membenarkan keimaman seorang peiempuan. Al-Baihaqi, al-Dar Qutni, Ibn Abi Syaibah, dan Abd al-Razzaq meriwayatkan hadis berikut dalam kaitannya dengan Imam perempuan: Dari Aisyah r.a.: Ia biasa mengimami para wanita pada saat salat dan biasa berdiri di tengah barisan (pertama). Dalam semua literatur hadis, hanya ada satu hadis yang me.Qyatakan ketidak-bolehan. perempuan mengimami kaum pria. Hadis dimaksud terdapat dalam Sunan Ibn Majah dan dan sanadnya dinilai dla'if oleh para mufladdits. Namun, ada satu hadis yang cukup kuat dalam Sunan Abu Dawud yang mengatakan bahwa seorang perempuan yang baik bacaan al-Qur' an-nya dapat, dan pernah terjadi, mengimami salat baik makmumnya perempuan ataupun laki-laki. Perempuan yang dimaksud dalam hadis tersebut mengimami kaum pria pada masa hayat Nabi sampai ia gugur syahid. Berdasarkan hadis sahih dalam Sunan Abu Dawud, riga ulama mendukung keimaman perempuan dalam salat. Ketiga ulama dimaksud adalah Abu Tsawr, Mazni, dan Thabari (yang terakhir ini adalah seorang mufassir dan ahli sejarah yang terkenal). Tidak ada satu hadis pun yang melarang keimaman wanita dalam salat berjamaah dengan kaum petempuan.
110
BAGIAN KEDUA: UHAYA DARI TEKS-TEKS DASAR ISLAM
Jawaban Kedua: Hadis yangAnda kutip dari al-Bukhari .terkait dengan suatu kekeliruan imam. Misalnya, jika imam melupakan sujud kedua, kaum pria dapat mengucapkan subfl.anallah, dan kaum perempuan menepukkan tangan. Hadis tersebut tidak terkait dengan kekeliruan dalam membaca al-Qur' an, hadis yang lain memberikan perintah umum untuk mengkoreksi kekeliruan ini, tanpa membedakan kaum pria ataupun wanita. Misalnya: Miswar ibn Yazid al-Maliki meriwayatkan bahwa suatu ketika, pada saat mengimami, Nabi melupakan satu ayat. Kemudian {setelah sa/at) ada orangyang memberitahukan hal ini. Nabi menjawab: "Mengapa kamu tidak mengingatkan ayat itu (saat sa/at tadi)?" (Abu Dawud dan Ibn Majah, dalam Sunan mereka masing-masing) Ada beberapa hadis lagi yang semisal dengan hadis ini. Tidak ada satu pun dari hadis-hadis ini yang melarang perempuan mengoreksi bacaan al-Qur'an.[*]
111
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
112
BAGIAN
KETIGA
SUARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
113
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
114
MUSLIMAH BERJUANG MELAWAN PENINDASAN Oleh: Zakiyya Abdul Khaliq
U
mat Islam harus mengikuti tidak h.anya al-Qur'an tetapi juga Sunnah Nabi Muhammad saw, contoh hid up dari pengamalan al-Qur' an. Salah satu ajaran beliau yang terdokumentasikan dan yang dalam kesempatan ini sangat penting diingat adalah ketika beliau bersabda:
Yak seorang pun dari kalian (benar-benar) :beriman sampai ia bisa mencintai saudaranya atau tetangganya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Ketika saya membaca hadisini, saya meneteskan, air mata untuk saudari-saudari saya di Libanon, untuk saudari-saudari saya di tanah yang terjajah, Palestina, untuk saudari-saudari saya di Afghanistan, untuk saudari-saudari saya di Afrika Selatan, dan untuk saudarisaudari saya dimana saja mereka berada di bawah negara yang menindas. Karena Allah berfirman dalam al-Qur'an:
Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di }alan Allah, lalu g;ugur atau
115
MENGGUGAT
"T UHAN YANG MASKULIN"
memperoleh kemenangan, maka kelak Kami akan berikan kepadanya pahala yang besar. Mengapa kalian tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak, yang semuanya berdoa: "Ytz Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini {Makkah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu. Orang-orang yang beriman berperang di )alan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di )alan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (Q 4:74-76) Kaum perempuan Muslim di selurl1h dunia telah menderita penindasan, di dekat ayah mereka, suami mereka, dan anak-anak mereka. Mereka menghadapi berbagai macarn bahaya, mengorbankan nyawa dan harta mereka, mengalarni kesusahan terusir dari negerinya dan kelaparan, tetapi mereka masih .tetap tegar dalarn perjuangan mereka. Sedikit saja di antara kita yang dapat menyadari dampak da.ri penggusuran rumah-rumah kita (seperti yang terjadi di Palestina), pengambilan anak-anak kita untuk diindoktrinasi dengan Komunisme (seperti yang [dulu] di Afghanistan), dan pemenjaraan suarni kita di suatu tempat yang kita tak tahu lokasinya. Sebagai kaum perempuan Muslim, kita memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalarn perjuangan melawan penindasan; karena Allah berfirman di dalarn al-Qur' an:
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuru:h mengerjakan yang ma'ruf mencegah dari yang munkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi Rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa Ldgi Maha Bijaksana.(Q 9:71) jihad adalah perjuangan habis-habisan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Jika kaum perempuan tidak terlibat dalam perjuangah ini, maka itu berarti menghilangkan separuh anggota
116
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
masyarakat, bahkan lebih dari separuh dalam beberapa kasus. Bagaimana kita bisa berharap kemenangan? Tidak ada satu ptin ajarari Islam yang memerintahkan kaum perempuan untuk hanya tinggal diam di rumah, memasak, merawat bayi, dan membiarkan mulutnya terbungkam! Allah berfirman kepada kaum perempuan di dalam
al-Qur~an:
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orangorang yang beramal di antara kalian, baik laki-laki maupun perempuan, karena sebagian dari kalian adalah sebagian dari yang lain. Maka .orang-orang yang berhijrah, yang diusir dttri kampung halamannya, yang disakiti di jalan-Ku, y!mg berperang dan yang dibunuh, pastilah akan kuhapuskan kesalahan-kesalaha~ mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungaisungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisiNya pahala yang baik. (Q 3: 195) Beberapa orang, termasuk dian tara p~rempuan Muslim sendiri, barangkali heran terhadap apa yang peisisnya dilakukan kaum perempuan di medan jihad. Jika Anda mernp~lajari sejarah awal gerakan Islam, Anda akan menemukan bahwa sejak awal. kaum perempuan berperan setara dengan kaum pria. Orang pertam~ yang percaya kepada dakwah Muhammad adalah Khadijah r.a: Dariany~ dikucurkan untukmembiayai usaha-usahaumat Islam selamatahuntahun awal Islam di Makkah. Di bawah situasi kesukuah dan penindasan, dari 55 orang yang masuk Islam, 9 di antaranya adalah kaum perempuan. Orangpertamayangmati syahid dalartzJslam adalah seorangperempuan, Summayyahr.a.. Setelah Rasulullahwafat,Aisyah, istri beliau yang terkenal sebagai umm al-muminin menjadi guru Islam teragung bagi umat. Bahkan sejumlah Sahabat besar biasa . inenemuinya untuk meminta fatwa. Sebagai bagian dari perjuangan, kita hams selalu hati-hati menjaga ajaran Islam dalam hal menjaga kehormatan dan
117
MENGGUGAT "lUHAN YANG MASKUUN"
percampuran be bas. Dalam Q 24:30-31, Allah menyatakan bahwa kaum Muslimin dan Muslimah harus menjaga kehormatan mereka. Meskipun kita harus siap mengangkat senjata dan siap berlatih bdadiri, pada saat yang sama kita tidak boleh menjadi "imitasi' kaum pria. Kita harus mengikuti jalan mereka yang telah berkorban dan berjuang di jalanAllah sebelum kita. Kita harus mengetahui al-Qur' an dan Sunnah Ra,sulullah serta sejarah generasi Islam awal dalam perjuangan kita yang tiada henti melawan penindasan, insya Allah! Saya menawarkan saran-saran berikut kepada saudari-saudari saya sesama Muslimah (dan kepada diri saya sendiri): 1. Kita harus mernperkuat unit terkecil dan terpenting dari masyarakat-keluarga--d.engan menciptakan dan mempertahankan lingkungan Islami di rumah kita. 2. Melalui pendidikan mandiri yang layak, kita harus peka terhadap isu-isu publik dan kepentingannya. 3. Kita harus mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berguna bagi masyarakat di berbagai sektor; tidak hanya di bidang agama dan pemeliharaan keluarga, tetapi juga di bidang kesehatan, pertanian, ilmu ·pengetahuan dan teknologi, dan di bidang seni. 4. Kita harus mendidik kaum yang bel urn terdidik dan ... 5. Membantu mereb yang menyimpang untuk kern bali ke jalan yang benar. 6. Yang terpenting, kita harus senantiasa memohon bantuan dan petunjuk Allah agar kita terhindar dari hanya menjadi orang yang duduk di rumah dan tidak mengabdi di jalan Allah.[*]
118
GAGASAN-GAGASAN DARI SEORANG'· MUSLIMAH AMERIKA · Oleh: Jaleelah Yusut
V
etika seorang pria atau wanita masuk,k~ ~dalall:L ifl;lfl,n Istam, ia £\..menghadapi permusuhan dari anggota keluarganya yaqg. nonMuslim, teman-temannya yang.non-Muslim,.koleganya, masyarakat secara keseluruhan, dan, percaya atau tida~, khus~snya dari para "imigran Muslim". . .. Sejarah .Islam penuh. dengan cerita nyata ten tang orang-:aran,g Islam yang menghadapi permusuhan, tiraili; dap. peninq,asan ketika mereka menolak sistem thaghut dan ketika me;11eka mengumumkan aliansi mereka dengan kekuatan Allah. Intehsitas penin:dasap., tirani, dan permusuhan yang dihadapi sejumlah.Mt~;slim b;rr.u di Amerika dan di. sebagian negeri Barat tidak sekeras yang dih~dapi geneta,si Islam awal atau yang dihadapi umat Islam y;mg te.rlibat perjuangan revolusioner seperti yang di Iran, Mghanistah,.dan Siria. Alasannya sederhana: bahwa perjuangan Islam dalam, bentuknya· yang revolusioner belum dimulai di Barat dan umat Islam belum terancam oleh sistem yang sekarang ada di Barat..
119
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Namun, Muslim-Muslim baru di Amerika menghadapi permusuhan begitu mereka mengibarkan bendera Islam atau ketika membela kaum yang tertindas. Ingatlah Malik Shabazz dan Hanafis. Kaum perempuan pada umumnya, sepanjang sejarah, lebih tertindas daripada kaum pria: khususnya ketika mereka menerima kebenaran atau menyatakan kebenaran.
Problem-problem dengan Keluarga dan Ternan-ternan setelah masuk Islam. Setelah inenjadi seorang Muslimah, saya perlahan-lahan menyadari betapa banyak "Dr. Jekylls dan Mr. Hydes" itu. Bagi orang lain, silakan saja masuk Islam, tetapi "tidak'' bagi seorang anggota keluarga. Perpindahan agama boleh saja terjadi pada keluarga lain, tetapi tidak bagi keluargamu. lni seolah-olah Anda mempunyai suatu penyakit; keluarga atau ternan-ternan selalu bersiap-siap dan mencoba mengembalikanmu ke "jalan yang lurus", jalan Kristen. Keluarga dan mereka yang disebut sebagai "ternan" yang saya kira dapat menghormati agama dan gaya-hidup baru saya, ternyata tidak menghormati, sementara mereka yang saya kira kurang mendukung justru mau menerima dan terus mendukung dan menghormati agama dan gaya-hidup baru SJ.ya. Tahun-tahun pertama saya masuk Islam sangatlah berat dan sekarang masa itu saya anggap sebagai ujian dari Allah. Saya sering berdoa. Saya terkadang ragu apakah saya telah memilih agama yang benar. Saya terus berdoa, memohon petunjuk dan bersabar dalam menghadapi orang-orang non-Muslim. Alhamdulillah, saya masih kukuh dan tidak kembali menjadi Kristen. Sampai sekarang pun, setelah tujuh tahun, beberapa anggota keluarga masih ada yang mencoba mengembalikan saya kepada Kristen dan saya terus menjawab: "Ya, kalau neraka sudah dingin." Di manapun saya sekarang berbicara dengan seorang Muslim baru, saya beritahukan bahwa mereka akan menghadapi keluarga
120
BAGIAN KETIGA; 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
dan ternan-ternan mereka sejak awal dan mereka harus teguh memegang imannya. Begitu iman mereka tumbuh, maka tidak ada lagi kompromi-dalam Islam, Anda tidak dapat mengelak-ini seperti situasi "hidup atau mati". Masing-masing orang berbeda-beda dalam mengambil pendekatan terhadap keluarga dan temantemannya, tetapi jika Anda selalu meminta petunjuk dari Allah dan pemahaman orang, Anda tidak akan salah jalan. Beberapa Contoh
Ibuku sering berkata kepadaku: "Aim serahkan kepadamu untuk memilih sendiri keputusanmu dan jalan hid.upmu'' -tetapi begitu saya memutuskan untuk memilih yang terbaik bagi hidup saya, dia tidak mau menerimanya. Ini seperti, "kerjakan seperti yang aku kerjakan, jangan seperti yang aku katakan." Bibi saya mengundang saya untuk makan malam setelah saya masuk Islam. Selama dalam inkuisisinya saya merasa bahwa saya ingin segera menyudahi makan malamku. Bibiku bertanya apakah saya percaya bahwa saya dapat berdoa langsung kepada Tuhan tanpa melalui perantara (ia maksudkan seperti Yesus atau Isa a.s.), bibiku percaya bahwa tak seorang pun dapat berdoa kepada Tuhan tanpa melalui Yesus. Saya katakan bahwa sebelum menjadi Muslim, saya bel urn pernah merasa benar-benar berdoa. Bagaimana ia bisa percaya, saya bertanya, mengenai adanya surga dan neraka, hari kiamat dan hari pertanggungjawaban-karena tak seorang pun dapat menanggung hukuman atau menerima pahala kita selain kita sendiri. Saya tidak memperoleh jawaban yang langsung terhad~p pertanyaan tersebut, dan saya segera menyelesaikan makan malam saya dan pergi. Problem dalam Mengenakan h.ijab di Tempat Kerja, Belanja, dll.
Berkenaan dengan seorang Muslim yang mengenakan h.ijab (pakaian Islami yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah, tangan dan kaki)
121
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
di, t~.mp.at-:-tempat ptJ.blik--,-seperti temp;lt belanja atau restoransaya belum menemakan permusuhan yang langsung dari kalangan Mn-Muslim,~ ,Namuh &:aya se11ing dipelototi sedemikian rupa dan ~
122
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
bahwa ini adalah kewajiban agama saya. Juga, saya katakan bahwa melepaskan jilbab adalah pelanggaran terhadap hak-hak konstitusional s'aya untuk mempraktikan agama saya dengan bebas .. Ia mengatakan bahwa ada seorang biarawati di pengadilan yang menutup kepalanya dan jika saya menginginkan pekerjaan saya kembali, saya harus menggugat aturan mereka. Maka. saya benarbenar menuntut ke pengadilan, tetapi itu saja tidak cukup bagi mereka. Pegawai dari balaikota dan pengurus sekolah mulai membuat kunjungan mendadak ke kelasku untuk melihat apakah saya mengenakan jilbab atau tidak dan bahkan untukmengecek cara saya mengajar-mengecek rencana pelajaran saya. Sekarang saya terus membaca buku-buku tentang Islam dan lebih sering berdoa memohon petunjuk. Saya mulai mengenakan jilbab saya untuk bekerja, dan saya lepaskan ketika saya sudah berada di dalam gedung. Kemudian, begitu sekolah semakin dekat, saya mulai mengenakan berbagai model tutup kepala. Sehingga bila tugas saya di sekolah ini telah selesai saya akan dapat sampai ke titik yang saya dapat mengharap keridaan Allah semata dan bukan kesenangan orang lain-meskipun ini berarti saya kehilangan pekerjaanku. Hal ini terjadi karena saya sadar bahwa neraka yang telah saya lalui, yang disebabkan oleh keragu-raguanku dan karena usaha saya untuk menyenangkan orang-orang non-Muslim, tidak punya arti sama sekali. Saya akhirnya memutuskan untuk keluar sebelum kontrak berakhir. Saya bekerja di rumah sakit dan mengatakan kepada mereka hak-hak saya. Saya tegaskan bahwa saya akan menuntut ke pengadilan jika mereka memecat saya karen a alasan agama saya. Sc;bagai hasilnya, saya tidak lagi menemukan masalah. Rekan-rekan sekerja saya mengambil jarak dengan saya. Banyak dari mereka yang tahu bahwa saya tidak merokok dan tidak min urn alkohol. Mereka pikir ada yang tidak beres dertgan saya. Tetapi itu tak lagi mengganggu saya. Saya tetap ramah kepada ternan-ternan kerja saya. Saya selesaikan pekerjaan saya dan pulang ke rumah. Saya tidakberada di sana untuk bergaul!
123
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Problem-problem dengan Kaum Cauvinis Pria 10-an jilid buku barangkali dapat ditulis untuk masalah-masalah yang
ditimbulkan'oleh cauvin.is. Saya sudah sampai pada kesimpulan bahwa problem i-':li adalah suatu "problem-bersama''. Kebanyakan Muslim pria, atau jika boleh saya katakan mayoritas dari mereka, adalah para cauvinis. Ada beberapa sebab dari kesalah-fungsian ego (ego m(l/function)-ini: (1) masyarakat; (2) media-radio dan TV; (3) kepribadian; '(4) kaum perempuan. Taksatu'pun dari sebab-sebab itu yang berdiri sendiri. Penyebab cauvinisme selalu dua atau lebih. Sebab-sebab itu dapat diberantas dengan pemahaman Islam yang benar dan dengan mempraktekkan Islam. Anak-anak perlu dibes.arkan sebagai seorang Muslim; yang berarti bahwa kedua orang tua harus mempraktikkan Islam di rumah dan ibu bapak sama-sama bertanggung-jawab terhadap pertumbuhan anaknya. Para istri harus dididik menurut Islam agar hal ini dapat diwujudkan. Ketika anak-anak ini mulai menginjak baligh, mereka harus diajari cara mengurus rumah tangga: mereka perlu belajar memasak, mencuci perabotan, mencuci baju, dsb. Melihat keluarga-keluarga Muslim di sini dan di negara-negara Islam, saya temukan bahwa kaum perempuan menjadi pelayan kaum pria, jarang sekali ada pria yang membantu di dapur atau mencuci. Saya kira, cauvinisme akan dapat berkurang drastis hila ka~ pria mau mengerjakan hal-hal terse but. Kaum perempuan jangan terlalu pasif; mereka harus berani minta tolong. Perkawinan dan membesarkan anak-anak adalah tugas bersama bukan tugas sepihak. Problem Ketika Menghadiri Pertemuan-pertemuan Kaum lmigran. Sebagai seorang Muslim Amerika, saya belum pernah bisa menikmati acara-acara bersama yang diselenggarakan oleh kaum imigran Mus-
124
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
lim. Biasanya saya adalah satu-satunya Muslim 'pribumi' dan saya tak memiliki ternan untuk berhubungan. Orang-orang itu biasanya saling bercakap-cakap dengan bahasa asal mereka, Arab, Urdu, atau bahasa Indo-Pakistan. Acara semacam itu bisa menjadi malam yang menyedihkan bagi saya. Beberapa kali saya mencoba menjadi 'agresor' yang mengambil inisiatif untuk mengobrol, tetapi itu justru menjauhkan mereka dari saya. Dalam beberapa pertemuan semacam itu, saya bisa menjadi perempuan satu-satunya yang mengenakan h_ijab dan kaum perempuan di sana segera menjadi sangat defensif. Saya sampai sekarang belum bisa menggambarkan bagaimana saya harus menghadapi situasi semacam ini. Tetapi saat saya mengundang mereka makan malam, saya mencoba untuk membuat kelompok kecil yang dapat membuat para saudari merasa nyaman dan mendapatkan malam yang menyenangkan. Perlu dijelaskan bahwa jika ada tiga orang atau lebih dalam suatu pertemuan bersama dan salah seorang tidak mengerti bahasa yang digunakan, seharusnya yang lain sedapat mungkin berusaha berbicara dan berkomunikasi dengan bahasa yang dipahami bersama. Sangatlah tidak sopan untuk berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti seseorang yang hadir dan membiarkan orang itu tertinggal dari percakapan~ Sebagai orang Islam kita seharusnya berusaha membuat saudara atau saudari kita merasa menjadi bagian dari pembicaraan. Problem dalam Membesarkan Anak Dalam membesarkan anak, khususnya dalam masyarakat yang tidak Islami ini, Anda harus mulai mengajarkan Islam se
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
memahami segala hal tentang Islam dari waktu yang hanya satu-dua jam per minggu, sementara mereka tidak mempraktekkan Islam di rumah mereka.. Anda tidak dapat separuh hati dalam membesarkan anak-mereka adalah masa depan kita dan Allah Maha Tahu akan apa yang ada di haii kita; kita hams senantiasa terus mencoba dan berdoa memohon kesabaran dan petunjuk. Jalan Islam bukan jalan yang mudah dan.Allah tidak pernah menjanjikan jalan keluar yang mudah. Saya' merasa bahwa jika kita "mengambil langkah yang terbaik'' dan benar-benar berupaya, usaha kita tidak akan sia-sia; Allah menguji orang-orang yang beriman, dan anak-anak kita adalah ujian bagi kita, kitaharus istiqamah di jalan ini selamanya. Masih ada beberapa masalah lain yang perlu dibahas, tetapi saya akan mengakhiri tulisan ini dengan dua masalah saja dari masalah-masalah itu: pertama, anak-anak Muslim yang memiliki kakek-nenek non-Muslim; dan kedua, kurangnya kemauan untuk bekerja di suatu arah yang Islami. Semoga Allah menolong kita dalam perjuangan ini. [*]
126
SUDUT PANDANG SEORANG WANITA KARIR Oleh: Rabi' ah Kiegler
S
aya tinggal di suatu wilayah di Manhattan dan ·setiap hari pulang-pergi melewati jalan di wilayah Brooklyn. Terlalu sering saya melihat di gang-gang dan di jalan raya beberapa orang Islam meminta-minta uang dari setiap orang. Mereka bahkan tidak tahu apakah uang yang mereka kumpulkan itu halal apa haram. Karena pakaian yang saya kenakan, mereka tahu bahwa saya adalah seorang Muslim dan sebagian dari mereka bahkan herbuat lebih jauh lagi dengan mengganggu saya atau meminta uang dari saya di jalan menuju kereta yang ramai. Musim dingin kemarin, saya keluar dari suatu pusat perbelanjaan dengan mengenakan pakai~n Mghanistah yang panjang dan mengenakan to pi bulu bundar. Seorang pria tiba~tiba menepuk pundakku dari belakang, memutarku dengan cepat, dan berteriak, "Hei perempuan Rusia, maukah kau memberiku uang untuksekolah Muslim kami?" Alih-alih dapat uang, ia justru menerima dampratan dari saya yang pasti takkan ia lupakan. Perbuatan orang itu menghina Islam dan ternan-ternan non-Muslim saya sering mehgadu kepada
127
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
saya mengenai para pengemis terse but. Juga, saya memiliki beberapa ternan dari Mghanistan yang mendapatkan kesan yang mengerikan mengenai Muslim Amerika akibat para pengemis terse but. Saya dapat memberitahu Anda dari pengalaman langsung bahwa mengemis benar-benar tidak d;ikenal di Mghanistan. Masalah yang lain, bersama dengan masalah-masalah tersebut, adalah jumlah ·orang Islam di sini yang hid~p dalam santunan pemerintah. S
128
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
negara, saya tidak dapat dipecat. Saya cenderung, untuk beberapa alasan, mengenakan, kebanyakannya, pakaianAfghan. Meskipun saya tahu bahwa beberapa Muslim konservatif akan menyebut saya terlalu flam boyan dan norak, beberapa ternan saya yang non-Muslim sudah mencoba meniru mode pakaian saya-dan akhirnya mengetahui kegunaan pakaian semacam itu, untuk menyejukkan panasnya New York dengan mengenakan suatu blues katun penutup yang panjang, dibandingkan pakaian musim panas yang imnggungnya terbuka. Pertanyaan saya menyangkut para wanita Amerika yang ingin meniru mode pakaian beberapa wanita Afrika Utara, yaitu tertutup penuh dan dengan wajah bercadar. Pertama dari semuanya, saya percaya bahwa mandat mengenakan purdah penuh adalah kewajiban para istri Nabi Muhammad saw, dan hal itu ditiru oleh para wanita dari kalangan atas sebagai tak lebih dari sekadar simbol. Kedua, saya memiliki sejumlah pengalaman di negara-negara seperti Maroko, Iran dan Afghanistan, dan bahkan di banyak negara yang pernah saya kunjungi, berbagai mode pakaian yang saya temui semuanya bisa dinilai dapat menjaga kehormatan. Bahkan di Maroko (tempat orang dapat melihat beberapa wanita yang bercadar), kebiasaan mengenakan cadar itu tidak ada sampai datangnya penjajah Prancis, dan sekarang barulah kebiasaan itu dilanjutkan. Dan ini adalah fakta bahwa di negara-negara Muslim, kaum perempuan yang bekerja di luar rumah (misalnya di pabrik, di sawah, dan sebagainya) tidak mengenakan cadar karena sejumlah alasan praktis, atau karena fakta bahwa mereka sering terlihat dan melihat kaum pria di dekat mereka. Saya tidak pernah ragu bahwa mereka masih tetap seotang Muslimah yang baik. Sejauh yang saya ketahui, belum pernah ada ten tara asing yang menjajah New York City. Dan berdasarkan fakta bahwapara wanita yang bercadar itu hid up dari santunan sosial, saya tidak yakin bahwa mereka benar-benar dengan status ekonomi yang demikian sehingga mereka bisa memperoleh kemewahan privacy yang seperti ini. Taruhlah bahwa mereka sepanjang hidup mereka tidak mengenal
129
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
semua pria yang ada di jaian-jalan, di pabrik-pabrik, dan di kantorkantor di New York City. Tetapi, mereka adalah kaum perempuan yang dilahirka:n dan tumbuh di negeri ini yang, setelah dewasa, memeluk Islam. Mereka dulu pergi ke sekolah dengan anak-anak laki-laki dan para pria, berurusan dengan kaum pria di toko dan di supermaket, bergaul dengan kaum pria dan, sebelum mereka menjalankan hukum berpakaian demikian, bekerja dengan kaum pria. Bagi seorang perempuan Amerika yang telah berusia 30 tahunMuslim atau ;non Muslim-saya kira ia tahu cara bergaul dengan kaum pria, selama ia menjaga kehormatan dan h~rga dirinya. Ini adalah suatu realitas di masyarakat kita bahwa sebagian besar pemberi lapangan pekerjaan tidak terbiasa untuk mengadakan wawancara penerimaan pegawai dengan "suara tanpa rupa''. Para pemberi lapangan pekerjaan biasanya tidak mau mengupahi seseorang yang akan mengusik perhatian para pegawai lain, membuat para pegawai itu memelototkan mata memperhatikannya, berbisik-bisik menggosipkannya, dan bertanya-tanya tentangnya, dll. Para pewawancara dari Departemen Tenaga Kerja harus mempertahankan suatu hubungan yang baik dengan para pemberi lapangan kerja demi kepentingan perujukan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, perempuan yang bercadar akan segera dimasukkan ke dalam "file mati" dan dibiarkan hidup dalam santunan selama yang mereka mau, tak peduli seahli apa pun si pere~puan bercadar tersebut. Apakah kita suka atau tidak suka dengan sikap para pemberi lapangan · kerja adalah hal yang tidak relevan untuk dibahas dalam menghadapi kenyataan itu. Pertanyaan yang relevan adalah sejauh manakah kompromi yang bisa diberikan si perempuan yang ingin mandiri jika mereka mengubah model pakaiannya. Disamping isu tenaga kerja, isu lain adalah tentang kesan yang diberikan oleh kaum non-Muslim. Saya telah bekerja di Departemen Sosial selama limabelas tahun, di empat bagian yang berbeda, dan duabelas tahun terakhir di bagian tenaga kerja. Kebetulan, seluruh rekan kerja saya adalah non-Muslim. Sayangnya, kebanyakan dari
130
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
mereka, satu-satunya kontak mereka dengan Islam adalah melewati penyajian antagonistik media massa, orang-orang yang memintaminta kepada mereka di jalan, dan dengan klien-klien penerima santunan-yang sebagian di antaranya menggunakan alasan agama untuk menolak suatu pekerjaan, atau mereka yang secara otomatis dinyatakan sebagai "tak layak kerja" karena pakaian yang mereka kenakan. Hasilnya adalah, orang-orang sangat heran bahwa saya adalah seorang Muslim. Mereka menganggap bahwa Islam adalah suatu agama eksotis yang dipraktekkan di Amerika hanya oleh' orang-orang hitam (saya kebetulan berkulit putih), dan disebabkan karena prinsip ajatannya; maka hanya orang-orang Muslim yang berwira-usaha sajalah yang dapat memperoleh penghasilan. Salah satu keuntungan dalam hidup saya adalah saya selalu memiliki hubungan yang baik dengan para klien dan rekan kerja saya. Barangkali karena alasan itulah, sebagian dari mereka merasa bebas untuk bettanya kepada saya tentang Islam dan menyatakan (secara sanrun) ketidaksenangan mereka terhadap perilaku sosial orang-orang Islam yang peinah mereka jumpai. Kebanyakan dari mereka tidak mau bertanya kepada para Muslimah yang bercadar itu tentang Islam karena mereka jelas tidak merasa nyaman berbicara dengan seseorang yang tidak tampak wajahnya dan mereka juga tidak mau membuat seseorang merasa bahwa si penanya mencurigainya karena caranya berpakaian. Berkenaan dengan semua klien yang menerima santunan, kami juga sangat prihatin dengan putra-putri klien kami. Apakah anak~ anak Muslim harus tum huh dengan kepercayaan :bahwa Islam mengajarkan bahwa lebih terhormat untuk duduk di rumah dan membuka kotak surat untuk mengecek kiriman santunan tiap lima belas hari sekali daripada hidup mandiri (dan berharap bisa meinbayar zakat untuk orang-orang yang tidak mampu karena alasan yang benar)? Tentu san gat ideal hila seorang wanita Muslim mendapatkan rumah tangga yang baik dengan seorang pria yang dapat men~ukupi kebutuhan hidup mereka. Tetapi sekalipun dalam kondisi yang
131
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
terbaik, tak seorang perempuan pun tahu kapan ia akan kehilangan nafkah yang disebabkan oleh kematian, ketidak-mampuan, dan perceraian dengan suaminya. Dan disebabkan oleh watak masyarakat Amerika yang terfragmentasi dan oleh karena situasi ekonomi, seorang perempl.).an dan anak-anak biasanya tidak dapat menyandarkan diri kepada keluarganya dan menantikan ayahnya (yang biasanya non-Muslim) mengatur pernikahan yang cocok berikutnya. Bagi orang yang membaca artikel ini dan tidak akrab dengan situasi New York City, saya harus menekankan bahwa kaum Muslim tentu bukanlah satu-satunya golongan yang menerima santunan dan tidak bekerja dengan alasan agama. Kami juga memiliki para ulama Talmud, para Rabi, dan para pendeta Kristen yang tidak dapat membiayai sendiri hidupnya dan keluarganya yang berbakti di bidang agama dan tidak memiliki keahlian untuk pasar tenaga kerja.Tetapi dalam artikel ini, saya berbicara untuk diri saya sendiri sebagai seorang Muslim, untuk saudara-saudara Muslim tentang beberapa masalah yang saya kira mempengaruhi kita semua. Percayalah kepada saya ketika saya katakan bahwa baik saya maupun ternan-ternan saya tidak ingin melanggar ajaran yang mulia dari agama seseorang. Saya sekadar ingin memunculkan beberapa masalah ketika suatu nilai harus diterapkan pada saat kita harus hidup di suatu negara non-Muslim (biasanya tanpa pilihan untuk berimigrasi ke negara yang secara total berlingkungan Muslim), dan apa yang menjadi tanggung-jawab kita adalah sebagai contoh bagi kaum non-Muslim. Kita boleh berharap bahwa suatu ketika para pemberi lapangan kerja mau mengakomodir kebiasaan kita. Tetapi pada saat yang sama kita dihadapkan dengan kebutuhan ekonomi untuk hidup. Pada suatu hari saya meluangkan waktu untuk berkunjung seksi Seni Islam dari Metropolitan Museum of Art, saya didekati oleh dua orang perempuan pemandu. Mereka bertanya apakah saya seorang
132
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
Muslim. Kedua perempuan itu berasal dari Turki dan segera ingin tahu apakah saya bekerja dan apa jenis peketjaan saya dan apakah saya dapat mengenakan pakaian yang saya inginkan di tempat kerja saya. Kedua perempuan itu harus bekerja unt'uk mefubantu kduarganya dan satu-satunya pekerjaan yang rn:ereka dapatkan adalah sebagai pemandu museum. Mereka sangat sedih karena pihak museum mdarang mereka mengenakan perhiasan religius mereka dan bahwa mereka tidak diizinkan untuk menutup kepala mereka. Tetapi mereka memberi tahuku bahwa ada ternan perempuan mereka yang dari Turki yang bekerja di Con Edison (perusahan alat-alat listrik setempat) dan diizinkan untuk mengambil waktu dan tempat pribadi untuk namaz (sembahyang). Si pemandu juga mengatakan bahwa mereka merasa sangat tidak nyaman karena harus berdiri tujuh jam sehari dan hanya diizinkan untuk sedikit sekali jalan-jalan clan menjadi sangat lemah untuk menunaikan puasa Ramadan. Mereka sangat senang mengetahui saya karena tempat saya bekerja memberikan kebebasan seperti yang telah saya dapatkan. Saya merasakan dalam hati saya bahwa keduanya adalah wanita yang baik yang menerima, tetapi sedih karenanya, pilihan yang harus mereka ambil. Pakaian mereka sederhana saja dan, umumnya, para pengunjung museum jarang sekali memperhatikan pemandu mereka. Pekerjaan mereka sebagai pemandu museum jelas tidak melanggar satu pun norma standar. Meskipun saya tahu bahwa sebagian orang lebih memilih tidak mengambil pekerjaan itu, saya terus terang tidak percaya bahwa ada orang yang berhakmengkrh:ik dua perempuan tersebut karena mereka telah memilih lapangan pe,kerjaan yang terbaik yang ada setelah-pilihan lainnya adalah~menganggur menerima santunan. Semua keraguan dan pertanyaan saya tentang pakaian dan perilaku beberapa Muslim Amerika muncul semata-mata karena saya ingin yang terbaik unruk kita dan untuk Islam, dan saya menginginkan citra Islam yang terbaik bagi masyarakat non-Muslim. Tentu saja saya tidak menganggap diri saya memiliki standar
133
MENGGUGAT #TUHAN YANG MASKUUN"
pt:rilaku yang paliflg benar, dan saya percaya bahwa orang harus benindak sesuai denganke;Sadarannya masing-masing. Saya menulis ini ,karena,saya sangat amat respek dengan kebijakan majalah New Trend; dan saya berharap bahwa lebih banyak lagi diskusi yang terbuka mengenai 'masalah-fllasalah tersebut akan berguna bagi kita semua. [*]
h'
134
M.USLIM DAN MUSLIMAH SAMA-SAMA WAJIB BERDAKWAH Oleh: Jihada Amatullah Gilcrease
A pakah da'wah?
Pada dasarnya da'wah berarti mengajak orang .l"\.kepada risalah Islam. Ini adalah tugas yang dianjurkan oleh alQur'an. Ketika kita, umat Islam, mulai berbicara tentang da'wah, umumnya kita menganggap sebagai membawa kalimat Islam kepada orang-orang di desa, kota, dan bahkan negara lain. Tetapi yang harus kita lakukan sebenarnya adalah menengok di sekitar kita untuk melihat apakah ada orang yang memb:utuhkan dakwah kita. Dakwah adalah kewajiban seluruh umat Islam untuk berbicara dengan mereka yang ada di sekitar kita, unt:uk memberitahukan Islam kepada orang lain dan bagaimana hidup mere~a dapat dibuat lebih baik dengan rnenyelesaikan masalah-masalah' yang mereka hadapi. Tetapi dakwah tidak dapat dimulai deng;m menyebarkan Islam kepada orang lain. Dakwah harus dimulai dari diri kita sendiri. Tanpa Anda dan saya menjadi Muslim yang lebih kuat dan lebih baik, serra lebih memahami Islam, bagaimana mungkin kita
135
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
menyebarkan Islam kepada orang lain? Salah satu masalah terbesar yang dihadapi umat Islam hari ini adalah ketidak-adaan pemahaman Islam yang benar dan ketidak-mampuan orang untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perilaku Islami dalam kehidupan Muslim sehingga mereka gagal dan kalah, dan terpaksa hidup di negeri-negeri yang tidak menerapkan hukum Islam dan Sunnah Nabi saw. Sampai ·kita sebagai Muslim mulai mengikuti dengan benar ajaran Islam dan mulai menempatkan Allah sebagai yang pertama dalam kehidupan kita, bagaimana kita bisa berhasil? Barulah setelah itu kita pantas untuk memberitahu orang lain ten tang Allah, tentang Rasulullah., dan tentang Islam. Namun, jika kita menunggu situasi yang sempurna, tentu kita tidak akan memperoleh apa-apa. Kita harus mulai sekarang. Mulailah dari diri kita sendiri. Jika kita mengerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan, Allah akan mengobati ketakutan dan masalah kita. Tetapi tindakan yang nyata harus dimulai dari Anda dan saya. Setiap Muslim di dunia ini melakukan beberapa jenis dakwah. Tetapi apakah dakwah yang baik atau yang buruk? Seorang Muslim yang pergi ke diskotik, mabuk-mabukan, dan memakan segala yang diharamkan, maka ia sedang melakukan sam bentuk dakwah. Tetapi ini adalah dakwah yang negati£ Mengamati atau melihat suatu perilaku yang tidak pantas dilakukan seorang Muslim adalah cara orang Barat mempelajari Islam. Apa yang dilakukan si Muslim tadi hanyalah membenarkan sedikit salah-informasi yang selama ini diterima oleh Barat tentang Islam. Pengetahuan mereka tentang Islam selain dari contoh-contoh perilaku yang buruk semacam itu, juga datang dari buku-buku sejarah Barat, dari TV Nasional, dan dari surat kabar dan majalah. Kita sebaiknya menegur seorang Muslim yang berperilaku tidak menarik itu: jangan sampai Anda disalahkan pada hari kiamat karena orang lain berkata kepada Tuhan: "Saya dulu bisa saja beriman kalau tidak bertemu dengan Muslim yang seperti ini." Ingadah pernyataan
136
8AGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
seorang Prancis yang telah memeluk Islam: "Alhamdulillah saya terlebih dahulu bertemu dengan Allah sebelum bertemu Muslim." Kita harus memikirkan tentang kesan apa yang, akan timbul dari perbuatan kita yang mengatasnamakan Islam. Bagaimana orang lain memahami agama kita dari cara kita hidup? Inilah pertanyaan yang harus kita hadapi. Dakwah kita memiliki dua kelompok audiens yang benar-benar berbeda: Muslim dan non-Muslim~ Kita perlu menyuruh si Muslim untuk pergi ke masjid dan ikut dalam pengajian. Pernahkah Anda merasa terlalu banyak pengetahuan ten tang Islam? Apakah kita sudah sangat pintar sehingga kita merasa tidak perlu datang ke pengajian? Apakah istri Anda telah.memiliki 100 persen pengetahuan tentang Islam? Beberapa dari saudara kita melarang saudari, istri, dan ibu mereka untuk datang ke masjid dan untuk berbicara tentang Islam dengan orang lain. Mereka sangat salah hila mereka berpikir begitulah Islam. Mereka perlu kembali kepada al-Qu~;?an dan Sunnah dan mempelajarinya sekali lagi. Baik pria maupun wanita adalah sama-sama seorang mukmin. Banyak pria yang berpikir bahwa cukuplah mereka saja yang mendalami Islam, tidak perlu istri mereka. Tetapi, tahukah mereka siapa yang paling banyak meluangkan waktu bersama anak-anak? Anak-anak Anda juga punya tanggung jawab untuk menyebarkan Islam di tempat mereka sekolah dan bermain dengan cara mempraktekkan Islam di sana. Tanpa Anda menjadi seorang Muslim yang kuat, dan membantu anak istri Anda un,tuk memahami pentingnya menyebarkan Islam, berarti Anda gagal d~am menunaikan dakwah di rumah Anda sendiri. Orang-orang di Barat tidak akan pernah melihat lsi~ yang sejati kecuali jika kita, setiap orang dari kita;: memikul tanggung jawab yang lebih besar atas Islam. Muslim sebatas nama' dan Muslim KTP akan menjadi representasi Islam yang dilihat dait didengar orang
137
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Barat jika Anda dan keluarga Anda hanya diam saja. Kita hams melakukan yang terbaik sebelum kelak kita disalahkan. Agar efektif dalam menyebarkan Islam, Anda dan saya harus sedapat mungkin belajar tentang Islam dan harus jujur mengenai pengetahuan kita ketika. kita berbicara dengan orang lain. Suatu jawab~n "saya tidak tahu" akan dihormati, sementara menutupnutupi kebenaran tidak akan berfaidah, khususnya dalam berdakwah. Orang-otang Barat tertarik dengan Muslim. Bagaimana orang Islam berpikir; berbuat, berbicara, dan bahkan berpakaian? Orangorang Barat .telah siap belajar. Orang-orang Barat juga tertarik mengapa saudari-saudari kita berpakaian berbeda dengan umumnya orang. Mengapa sebagian saudari kita menutupi diri mereka secara Islami sementara sebagian yang lain tidak melakukannya? Kita sebaiknya siap berbicara tentang Islam dalam setiap kesempatan yang ada. Sebagai seorang Muslim, sebaiknya kita juga mengetahui sesuatu tentang agama orang lain. Ada beberapa kata yang harus dijelaskan oleh seorang Muslim ketika ia berbicara dengan non-Muslim. Hal ini akan membantunya memahami apa yang Anda bicarakan dan agar ia tidak sekadar bereaksi terhadap istilah namun tidak pada konsep. Semua istilah Arab harus Anda jelaskan, setidaknya pada saat pertama kali Anda menggunakannya dalam percakapan dengan mereka. Dalam dakwah kepada seorang Kristen, pastikan bahwa kata Allah berarti one God atau one true God. Seorang Kristen Barat akan bereaksi secara negatifbila ia diminta untuk menyembah Allah jika mereka tidak tahu bahwa kita menyembah God yang sama. Namun mereka perlu diberitahu bahwa One God tidak meliputi trinitas kudus dalam iman Kristen. Anda akan lebih mengena hila dua iman itu tidak saling dibenturkan, karena dalam kasus semacam itu Anda berarti telah menghakimi agama mereka.
138
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
Muslim harus menyadari bahwa tidak semua sekte Kristen mempercayai trinitas kudus. Anda jangan menyamaratakan seluruh orang Kristen seperti ternan Kristen yang telah Anda kenal. Kita dapat berbicara diam-diam dengan orang lain tanpa harus mengatakan bahwa agama mereka: sama sekali salah. Fakta-fakta yang hal us akan lebih efektif daripada Anda bicara keras dan tanpa tedeng afing-afing. Seorang Muslim harus berbicara tentang Islam dengan non-Muslim tanpa berdebat dengan orang itu. Seorang Muslim harus tahu bahwa setiap orang Kristen sejak kecil diajari bahwa jika mereka meninggalkan Kristen, maka jiwa mereka akan terlaknat di neraka. Ini adalah ajaran yang sangat kuat ditanamkan oleh gereja sejak mereka berusia dua atau tiga tahun. Ini adalah senjata psikologis untuk menjaga orang Kristen agar tetap di dalam Gereja dan dalam iman Kristiani. Dalam berdakwah, Anda perlu perlahan~lahan menyajikan Islam kepada orang yang tertarik. Beberapa orang yang potensial masuk Islam justru berbaiik menjauhi Islam hanya .karena si Muslim menyebutkan seluruh hukum Islam dan mengharuska.r si muallaf untuk melaksanakan semua hukum itu sesegera mungkin. Kita, orang Islam, terkadang lupa bahwa kita belajar Islam melalui waktu yang lumayan lama. Beberapa dari kita belajar Isla~ d;:~.ri praktek keluarga kita sejak kita masih kecil. Mari kita akui bahwa ada beberapa tingkatan pengetahuan orang tentang Islam dalam suatu masyarakat yang homogen .Muslim. Ada orang Islam yang mau menunaikan salat, ada pub yang. tidak. Ada sebagian orang Islam yang berpakaian Islami, ada pulq sebagi,an lain yang tidak. Muslim yang ketat dan tid
139
MENGGUGAT
"T UHAN
YANG MASKULIN"
kebanyakan orang Muslim tidaklah sempurna dan tidak ada negara yang benar-benar Islami di dunia ini. Lebih penting untuk menekankan pada Islam daripada menonjolkan bagaimana Islam dipraktekkan di suatu negara. Misi dakwah janganlah sampai menjadi misi mendukung nasionalisme negara Anda. Gereja-gereja yang terorganisir di Amerika tidak menyediakan keamanan y~ng diburuhkan orang pada masa-masa yang penuh masalah ini. Islam adalah satu-satunya solusi bagi masalah-masalah dunia. Namun, jika kita dengan jujur percaya bahwa Islam adalah risalah solutif tersebut, bahwa kita beriman kepada Allah, dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya adalah jalan menuju keselamatan, maka kita tidak memiliki pilihan lain kecuali berdakwah kepada sekitar kita. Namun berbicara tentang Islam kepada sesama Muslim sebenarnya sama pentingnya dengan berbicara tentang Islam kepada nonMuslim. Jika satu orang Muslim dapat menolong satu orang Muslim lainnya untuk kembali mempraktekkan Islam, maka jumlah kita akan berlipat. Kita perlu kembali kepada Islam, tidak hanya menerima Islam sebagai tradisi dan warisan negeri kita. Sebagai orang yang beriman, kita, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki tanggungjawab untuk berdakwah. Ketika memulai berdakwah, penting sekali untuk mengingat hadis Nabi: Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: ''Akan segera datang masanya kepada umat man usia ketika Islam hanya tinggalah nama, al-Qur' an hanya tinggal tulisan. Masjid-masjid mereka bagus kondisinya tetapi kosong dari petunjuk; para ulama mereka akan menjadi orang terburuk di bawah langit, penyimpangan akan datang dari mereka, dan kembali kepada mereka. (Al-Bayhaqi, Syu'ub allman).
Berikut ini tuntunan dari Islam: (I) Berpikiran damai; (2) Berwatak jujur; (3) Bertambah pengetahuan; (4) Hubungan yang
140
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MuSLIM
lebih baik dengan sesama; (5) Berbadan yang bersih; (6) Keamanan pribadi, khususnya bagi saudari Muslimah yang ingin mulai menutup dirinya dengan pakaian Is/ami; (7) Rasa tanggungjawab yang lebih besar terhadap keluarga, kota, dan pemerintah; (8) Lebih berinisiatif untuk mengubah nasib sendiri; (9) Lebih terlibat di masyarakat. [*}
141
MELIHAT DARI DEKAT KECEMASAN AKAN SISTEM KELUARGA AMERIKA YANG TENGAH MENGALAMI KEHANCURAN Oleh: Nisa'a Ameen
D
alam masyarakat-masyarakat seperti masyarakat Amerika Serikat, yang tengah menuju kiamat dan kehancuran, tanda pertama kekacauartnya adalah kehancuran keluarga. Satu masalah mengakibatkan masalah lain, seperti bola salju yang meluncur menururii bukit. Pernikahan melahirkan kehidupan keluarga, mengikat pria dan wanita dalarn ikatan yang abadi. Dari ikatan matrimonial, individuindividu memperoleh ketenangan di jiwa, keteguhan, dan konsisterisi dalam kehidupan. Masyarakat Amerika mulai mengabaikan pernikahan; "mengembara'' dan "berpetualang" sampai memperoleh yang lebih baik adalah menjadi trend pada saat ini. Dampaknya adalah, tidak ada lagi tanggung jawab dan komitmen, tetapi yang ada hanyalah privilege semisal keuangan bersarna, tinggal bersama, dan seks. Sistem keluarga tidak dapat diwujudkan dan yang sudah terwujud tidak dapat berfungsi di suatu negara yang pria dan
142
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
wanitanya sudah kehilangan pemahaman mengenai makna perkawinan. Seperti bola salju menggelinding, karena tidak ada lagi komitmen bahkan sebagai "ternan hidup" pun, tidak ada lagi yang dapat mencegah hubungan seks bebas, meningkatnya jumlah anak haram, dan muncul berbagai penyakit-kelamin baru yang tidak ada obatnya. Ketika kebejatan moral, penyembahan ego, dan kenikmatan sensual sudah mencapai tingkat yang sangat serius, ketika kaum pria dan wanita sudah tersesat dalam kegilaan seksual, dan ketika kaum pria sudah mengalami penyimpangan seksual, kehancuran total dari seluruh sistem sosial sebenarnya tinggal menunggu waktu. Bagaimana dengan anak-anak dari kumpul kebo itu? Teladan apa yang dapat diberikan untuk mereka? Bapak dan Ibu tidak menikah, sehingga tidak ada keamanan atau ikatan dalam hubungan mereka. Si bapak seorang pemabuk dan tidak bekerja. Si ibu kerja keras banting tulang dan tak pernah pulang ke rumah. Kakaknya yang cewek tiap malam selalu pulang membawa pacar barunya. Si kakak laki-laki adal~ pecandu yang pulang membawa obat terlarang. Semen tara "uncle Joe" meminta si putri untuk melepaskan bajunya. Dengan semua ini, tidak aneh bila anak-anak muda sekarang merasa tidak aman dan menerima tekanan, ancaman obat terlarang, alkohol, kenakalan remaja, dan seks bebas. Hadiah yang diterima seorang istri dari suaminya dalam kultur semacam ini adalah mata lebam, bibir pecah, dan rumah sakit. Isu penganiayaan istri menjadi sangat penting, sebagai efek samping dari pengangguran dalam komunitas-komunitas minoritas. Salah asuh anak adalah hal yang lumrah. Bayi-bayi dipukuli, balita ditinggalkan di bak air panas, bocah usia dua tahun menjadi korban pemerkosaan, zina antara bapak dan putrinya, anak-anak digunakan dalam film dan buku porno; Anda tinggal menyebutkan ini. Kasus~kasus dilaporkan tentang anak-anak muda yang dijadikan objek prostisusi kaum gay. Pernahkah Anda membaca berita tentang seorang gadis yang pergi ke bar untuk menelepon lalu di sana ia diperkosa ramairamai oleh em pat orang pria, sementara 20 orang lainnya menonton
143
MENGGUGAT ~TUHAN YANG MASKUUN"
dan mentertawakan? Tak seorang pun yang mencoba menolong. Gadis dua tahun dipdik dari rumahnya, diberi alkohol, diperkosa berulang-ulang, dan akhirnya dipukuli hingga tewas. Ujungujungnya, si pembunuh hanya diganjar dengan 90 hari penjara saja! Dimanakah hadilan? Inilah California dimana seorang bocah 5 tahun yang ditinggal di rumah sendirian, karena ibunya yang tak bersuami tak inampu membayar perawat bayi, dan seorang polisi masuk rumah itu lalu menembak si anak karena sedang memegang pistol mainah. Si polisi dihukum denda sementara si ibu diputus bersalah kat:ena mengabaikan anaknya. Keadilan adalah lelucon di negara ini, didekte okh si kaya untuk si miskin. Reagen dan anak b1;1ahnya membuat hukum, tetapi mereka tidak harus mematuhinya; berapa kamu bisa bayar; berapa mahal engkau berani menyewa pengacara? [*1
144
PENINDASAN TERHADAP KAUM PEREMPUAN DI PAKISTAN Oleh: Ali Siddiqui·.·
Vaum perempuan di Pakistan selalumenjadi korban penindasan . .r\..Ajaran Islam tentang kaum perempuan sepenuhnya diabaikan oleh masyarakat yang didominasi kaum pria ini. Para petugas pemerintah, para pemimpin politik dan agama tidak pernah sama sekali berbicara ten tang hal ini. Jika salah seorang dari mereka pernah membicarakannya, ini biasanya untuk membatasi kebebasan kaum perempuan, tidak lebih daripada itu. Berikut ini beberapa contohnya. Hal-hal berikut merupakan tanda-tanda penindasan, tetapi, sejauh yang saya tahu, tak seorang pun pernah mempersoalkanny~. Kaum perempuan merupakan 56% dari jumlah tOtal populasi. Mereka harus bepergian dengan bus menuju sekolah,\empat kerja, atau belanja, mengantar anak ke rumah sa~it, 'atau untuk mengunjungi kerabat. Anda tentu berpikir bahwa mereka akan mendapatkan jatah 50% kursi yang ada di bus. N,amun kenyat~nnya mereka hanya mendapatkan 5-7 kursi dari 50-60· kursiyang tersedia di bus. Lebih dari itu, para penumpang pria melecehkan kaum perempuan, baik dengan menggunakan pintu masuk yafl:g disediakan untuk kaum perempuan, atau mengendarai bus dengan berdiri di 145
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
depan pintu untuk kaum perempuan, sehingga menutupi jalan keluar dan masuknya kaum perempuan. Sering sekali kaum pria begitu saja mengambil j~(ah 5-7 kursi yang disediakan untuk kaum perempuan. Para polisi jalan raya maupun awak bus tidak pernah memperhatikan pelanggaran yang nyata tersebut. Jika kaum perempuan mengadukan hal teFsebut kepada polisi atau kepada awak bus, wajah mereka kontan saja masam dan meremehkan. Tidak ada kamar kecil bagi umumnya warga Pakistan. Kaum pria, walau'~~~manapp.n, dapat memenuhi haj<~,t merekadi kamar kecil unmm~ (yang ~acygat, kumuh) di. daerah metropolitan, atau menggunak:~n' fisilit'a:s~masjid 'setempat. Tetapi, kaum perempuan sepenuhnya terabaikan oleh pemerintah daerah dan bahkan diabaikan ' pula oleh pengurus masjid "yang bertakwa" iru. Bayangkan keadaannya bilaAnda keluar sekitar 4-6 jam, atau sedang menunggu bus, dan Anda tidak menemukan tempat untuk memenuhi hajat biologis Anda. Beberapa kalangan yang terdidik atau dari kalangan ekonomi menengah k~ 'atas ~~miliki u~ng sehingga mereka dapat 'menggunaka~ fasilil:as kamar 'kecil di restauran atau hotel, yang tentu saja kamar kedl itu hanya untuk 'para konsumennya. Oleh sebab iru, ,ka{im perempuan 'harus makan di tempat itu agar ia dapat menggunakan fasilitas kamar kecilnya. Kalangan miskin dan kalangan perernpuan yang kura~g te~didik tak dapat menggunakan fasilitas tersebut.Jik,atidak ada kamar kecil, kaum pria umumnya bisa m~menuhi hajatnya di pinggir jalan begitu saja (betapa pun memalukanny~), tetapi kaum per~mpuan nyaris tidak mungkin melakultannya; a:pala:gi bagi ka:um perempuan Pakistan yang pemalu. .
'
Pemukulan lstri
Pemukulan terhadap' istri adalah pamandangan yang sejak dulu dapat dijt,tmpai dan masih terus,berjalan. Kaum agamawan memandang pe,rnukulan "dibenarkaq menurut Islam". Biasanya kaum perempuan menerima pemukulan sebagai "hal yang wajar" dan "sudah nasib
146
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
mereka". Tetapi jika ada istri yang mengadukan pemukulan kepada orang tuanya, kepada mertuanya, atau kepada kerabatnya, maka mereka akan mengalamatkan kesalahan pada si wanita. Jika pengaduan perempuan korban pemukulan sampai kepada pemerintah lokal, respon pertama mereka ac{alah bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam masalah pertengkaran rumah tangga. Namun, jika si perempuan bersikukuh, mereka akan menyalahkan si perempuan karena tidak memenuhi kewajibannya sebagai istri dan karena "bermulut jelek'' kepada suaminya. Jalanan yang Tidak Aman
Kaum perempuan diperlakukan dengan buruk, dicubit, dan disiuli di pasar-pasar, di dekat pemberhentian bus, dan di jalan-jalan. Mereka diikuti par<~. pria, dan hal ini membuat cemas dan tertekan kaum perempuan ketika mereka menanti angkutan, pergi belanja, mengantar anak ke rumah sakit, atau pergi ke sekolah, kerja, dan pulang ke rumah. Pernikahan yang Tidak lslami
Pilihan atau keputusan kaum perempuan umumnya diabaikan ketika ia dijodohkan untuk menikah. Kaum perempuan tidak dimintai pendapatnya dalam perjodohan dan tidak pula diajak bicara ten tang maharnya. Orang tua kedua mempelai atau kerabadah yang menentukan segalanya, tanpa persetujuannya. Calon yang diinginkan oleh suatu keluarga juga tidak berdasarkan agama, watak, pendidikan, atau kualitas perempuan. Biasanya yang dilihat pada perempuan adalah warna kulimya (yang lebih mengkilap lebih baik), usianya yang masih muda, keluarganya kaya, dan mas kawinnya. Biasanya, kualitas calon pengantin pria tidak diteliti. Ia bisa jadi orang yang tidak baik. Akan menjadi keberuntungan si perempuan jika suaminya itu pada akhirnya berubah menj adi orang yang baik dan bertanggungjawab.
147
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Kebiasaan terbaru akhir-akhir ini juga menambah penderitaan kaum perempuan. Bapak-ibu si pria yang sedang berada di Eropa, Amerika, arau Timur Tengah menggambarkan kekayaan dan kesuksesan putra mereka di sana. Si calon besan biasanya langsung setuju dengan perjodohan putrinya. Si perempuan tidak dapat segera tahu sedikit pun tentang calon suaminya. Begitu ia tiba di luar negeri, ia baru tahu kebohongan mertua dan suaminya. Di antara kaum perempuan yflng bernasib demikian, setelah tinggal beberapa tahun di Barat, dan tnendapatkan sedikit keberanian, meninggalkan suami mereka. Pun dalam kasus-kasus seperti ini, orang sering menyalahkan s1 perempuan. Perburuhan dan Pendidikan
Kaum perempuan dieksploitasi oleh industri sebagai buruh murahan. Sejak rencana baru untuk menarik investasi asing, kaum perempuan akan semakin tereksploitasi. Di bidang pendidikan, persentase perempuan yang menjadi mahasiswi akademi atau universitas memang cukup tinggi, tetapi tingkat pemahaman mereka ten tang Islam sangatlah rendah. Ini tidak berarti bahwa pemahaman mengenai Islam kaum pria cukup baik, namun ini berarti bahwa kesempatan kaum perempuan untuk menambah pengetahuan mereka tentang Islam sudah tidak ada. Kaum perempuan biasanya tidak boleh masuk masjid. Memang faktanya, kebanyakan masjid tidak dirancang untuk partisipasi kaum perempuan. Berlanjutnya penindasan dan kurangnya pengetahuan tentang Islam telah membuka jalan pemberontakan dalam bentuk gerakan pembebasan kaum perempuan ala Barat. Sejumlah signifikan perempuan tertarik dengan organisasi-organisasi sosialis dan marxis. Seolah-olah penindasan yang ada sekarang belum cukup, sejumlah perempuan Pakistan yang berkulit lebih terang sekarang ini dijual sebagai budak kepada orang-orang kaya di Teluk dan di
148
BAGJAN KETIGA: SUARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
Semenanjung Arabia. Sebagai contoh, berita ini muncul di harian berbahasa Urdu, pada tanggal 4 April 1984: Sejumlah perempuan muda dijual di Karachi sebagai budak kepada orang-orang kaya di Teluk dan di Semenanjung Arabia. Tampaknya, pemerintahan darurat militer juga terlibat. Para wanita muda itu diculik dari daerah pedalaman.f*]
149
PERAN KAUM PEREMPUAN PASCA REVOLUSI ISLAM IRAN (WAWANCARA DENGAN AZAM TALEGHANI) Oleh: Kaukab Siddique
H
anya beberapa hari sebelum Ayatullah Taleghani meninggal dunia, saya sempat mengadakan wawancara dengan putrinya, Azam Taleghani, di rumahnya di Teheran. Ada riga orang yang waktu itu bersama saya: Salma, istri saya yang membawa kamera; Hasari, si penerjemah; dan Hashemi, sopir yang "dipinjamkan" kepada kami untuk mengantarkan berputar-putarTeheran. Azam berbicara dalam Bahasa Persia dan Hasan menerjemahkannya semampu mungkin. Terjemahannya mungkin tidak dapat memuat bahasa Azam yang hidup, matanya yang bersinar-sinar, dan semangat antusias dari kepribadiannya. Meski tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia dapat mengungkapkan aspirasi dan cita-cita revolusi Islam. Dia berpakaian palos terang, menutupi dirinya dengan chador katun, dan dengan wajah tanpa make up, begitu pula tangan dan kakinya. Rumahnya dihias sederhana, bahkan sangat bersahaja. Ia sudah menikah, memiliki putra-putri, namun ia tetap menggunakan nama aslinya.
150
8AGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
Perjuangan Islam adalah segalanya bagi dia. Ia telah melewati banyak perjuangan berat dengan tabah, termasuk dipenjara dan disiksa tangannya oleh rezim Syah Iran dan telah banyak berkorban untuk revolusi Islam. Ia adalah seorang pucuk pimpinan kaum perempuan militan Iran, namun ia sama· sekali tidak menunjuk-nunjukkan posisi pentingnya itu. Ketika ia menawari kami minum teh, ia tidak membeda-bedakan sama sekali antara sopir kami yang dari kelasmenengah-kebawah dengan penerjemah kami yang dari kelas menengah. Ia ajak keduanya mengobrol, duduk di dekat mereka, seolah-olah mereka setara saja adanya. (Saya sangat terkesan dengan penghilangan perbedaan kelas ini, sebab. di negara saya, Pakistan, si sopir tidak akan pernah diizinkan masuk ke ruang tamu dan tidak akan dilayani secara terhormat seperti ini). Ini masih dapat dilihat jika seorang revolusioner seperti Azam Taleghani dapat menggunakan rasa kesetaraannya untuk mengubah sistem sosio-ekonomi Iran yang masih terkotak-kotak oleh struktur kelas. K: Ceritakan kepada kami mengenai pribadiAnda, latar belakang, pendidikan, dan peran Anda dalam revolusi.
A: Itu tidak perlu diceritakan. K: Saya datang dari Amerika, dimana orang memandang tidak
hanya pada apa yang dikatakan, tetapi juga pada siapa yang mengatakannya. ]adi Anda harus berbicara tentang aspek-aspek pribadi. A: Tidak apa-apa. Allah mengetahui perbuatan kita. Dia yang akan menilai, atau orang akan menulis. ten tang hal it:u ketika kita telah pergi ... Jika Anda sangat merasa penting untuk mengetahui, silakan membaca majalah jumhUriya al-Islami, majalah ini pernah menulis biografi singkat saya. K: Barangkali ini terdengar sebagai anggapan yang salah bagiAnda, tetapi media Amerika, televisi, radio, dan majalah menyerang Iran hampir setiap hari. Mereka mengatakan bahwa kaum perempuan
151
M~NGG!JGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
di Iran telah kehilangan hak-hak mereka di bawah pemerintahan Islam. Apa,tanggapan Anda mengenai hal tersebut? \
A: Kau.tn perempuart Iran justru mulai mendapatkan hakhaknya pada saat revolusi Islam. Kami menempuh perjalanan yang sangat panjang untuk' rriendapatkan apa yang telah diberikan oleh Islam kepada karoL Balrkan katni sekarang bergerak di semua bidang kehidupan; sosial, kultural, politik, dan ekonomi.
k: Apa}endapat Anda tentang propaganda menentang Iran? A: Katalian kepadapara mahasiswa Iran di Amerika bahwa propaga'nda ini bagian dari Zionisme dan Irp.perialisme ... Katakan kami ingin menangkap Mahnaz Abkhatpi yang disebut sebagai "Penyamb'img lidah Perempuan Iran''. (di bawah Syah Iran). Ia melarikan diri ke Affierika Serikat. Mereka sebaiknya membantu katni memenjarakan perempuW: itu. , K: ·Bagaimana dengan masa depan gerakan perempuan di Iran? A: Masa depan ada di tangan kaum perempuan sendiri sekarang. Kami harus mendidik diri kami dan memenuhi kewajiban kami. Kamf cukup kuat untuk mempetoleh hak-hak kami dan untuk melanjutkan perjuangan. Kami mengisi seluruh waktu kami dalam perjuangan ini dan kami berdiri di atas kaki katni sendiri. K: Apakah kaum perempuan merupakan kekuatan aktif di universitas-universitas Iran? A: Di un:iversitas~universitas yang berorientasi Islam, kaum perempuan sedang berjuang melawan-ideologi-ideologi asing. Adalah usaha konstan mereka .untuk menjawab serangan-serangan yang ditujukan kepada Islam. Juga, kaum perempuan ini terlibat dalam upaya-upaya rekonstruksi sosio-ekonomi Iran. Mereka sedang mencoba meraih saudari-saudari mereka yang kurang beruntung, kurang terdidik, untuk membantu mereka memahami hak-hak yang diberikan oleh Islam kepada mereka dan untuk membantu mereka berdiri di atas kaki mereka .sendiri.
152
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
K: Bisakah Anda menggambarkan pengaruh tulisan-tulisan Dr. Ali Syari'ati terhadap kaum perempuan di universitas-universitas?
A: Anda jangan hanya membatasi pertanyaan Anda pada kaum perempuan hanya karena saya seorang perempuan. Tanyakan mengenai pria dan wanita dan saya akan dapat berbicara tentang keduanya. K: Baiklah, apa bentuk pengaruh tulisan-tulisan Syari'ati terhadap
kaum perempuan dan kaum pria? A: Umat Islam memahami dari Syari' ati bahwa revolusi adalah tanggung jawab setiap orang. Tak ada seorang pun yang akan menciptakan revolusi untuk kita. Setiap da:ri kita, laki-laki maupun perempuan, harus menciptakan revolusi. Partisipasi dan upaya ini harus datang dari semua orang. Kita tidak boleh hanya sekadar menjadi pengamat. K: Apa pesan yang ingin Anda sampaikan untuk umat Islam di
Amerika Serikat dan di Pakistan? A: Sebelumnya, beri tahu saya mengapa Anda tidak mempublikasikan revolusi ketika perjuangan melawan eks-Syah sedang berlangsung. Apakah waktu itu umat Islam mempublikasikannya? K: Kebanyakan umat Islam dibawa untuk melihat Islam dalam terma-terma tradisionalnya, bukan sebagai agama revolusi. Anda benar, sayang sekali memang, umat Islam tidak dibantu oleh para pemimpin mereka untuk memahami Revolusi Islam. Tetapi Majalah New Trend adalah pengecualian, dan majalah ini benar:cbenar telah mempublikasikan pesan-pesan Ayatullah Khomeint; melaporkan syahidnya Dr. Ali Syari'ati, mempublikasikan beritd tentang larangan keluar rumah di Isfahan, dan pembantaian massal di Teheran tanggal8 September 1978, pada saatperistiwa itu berlangsung. (Majalah Islamic Revolution saat itu belum ada). A; Seruan saya kepada umat Islam di negera-negara lain teringkas
dalam kalimat Allahu Akbar. Dengan seruan ini, umat Islam
153
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
seharusnya menciptan revolusi di negeri mereka. Tanpa menerima Allah seba.gai penguasa tunggal 'da:lam kehidupan mereka, mereka tidak akan pemah menclapatkan lanclasan bagi revolusi Islam. ' K:· Men'gapa Anlfia tidak terpilih dalam Wilayah al-Faqih? Perernpuan yang bisa bersuara sangat dtperlukan di sana;
A: Saya terlalu sibuk untuk ikut program pemilihan. Kami harus bekerja di lapisah masyarakat. Tekanan dati tingkat massa akan mewujudkan perubahan yang sebenarnya.
K: Terim~ksih atas waktu dan sambutanAnda. To long sampaikan salam sayapada ayahAnrla (Ayatullah Taleghani) [*]
154
KAUM PEREMPUAN MASIH TERUS BERJUANG DI IRAN ISLAM (Wawancara Kedua dengan Azam Taleghani)
A zam Taleghani, putri Ayatullah Taleghani, adalah orang yang .1"\..dalam banyak hal sangat luar biasa. Setelah suksesnya revolusi Islam dan semakin berkembangnya Partai Republik Islam, ia tetap saja mempertahankan posisi non-partainya. Selama munculnya teror yang dimotori oleh Mojahedin-e-Khalq Organization (MKO) dan tindakan keras pemerintah terhadap MKO, ia di bawah tekanan yang sangat berat. Orang-orang dari keluarganya telah bergabung dalam MKO dan MKO telah menyalah-gunakan dan menyalah-kutipi tulisan-tulisan dan pidato ayahnya untuk memperoleh simpati publik. Azam mempertahankan integritasnya dengan menolak MKO dan menunjukkan bahwa ayahnya juga, pada akhirnya, rrienolak MKO. '
Pada saat yang sama, antusiasme di pihak pemerintah menekannya. Dia melawan tekanan itu dan mengkiritisi pemerintah dalam berbagai aspek dari cara pemerintah menangani sitwisi saat itu. Dalam hari-hari yang penuh ketegangan, kekerasan, hanyalah orang yang berani saja yang bisa mengkritik pemerintah.
155
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Saya sudah pernah bertemu dengan Azam pada bulan Agustus 1979 (lihat wawancara terdahulu), dan ingin bertemu lagi pada bulan Februari 1982. Dia menyambut hangar keinginan itu, tetapi ketika ia tiba di hotel Estaghlal (tempat tamu-tamu asing diinapkan), saya mendapat saingan berat dari para pewawancara lain. Salah satunya adalah seorang Iran yang sangat tidak menyenangkan yang datang bersama dengan istri rout' ahnya seorang wanita Jerman. Orang ini terus bertany::~. mengenai hubungan Azam dangan ayahnya dan dengan MKO, Azam masih saja dingin dan mengatakan kepada si pewawancara Iran bahwa ia sendiri yang diutus oleh ayahnya untuk memberitahu MKO bahwa ayahnya tidak menyetujui tindakan MKO. Kurangnya kualitas spiritualdalam MKO membuat organisasi itu menjadi teroris, katanya. Cara yang digunakan Ayatullah Taleghani, katanya, adalah cara yang digunakan Rasulullah. Ayahnya mencoba mengajari MKO, dan ketika mereka tidak mau mengubah diri, ayahnya mengkritik mereka. Mengenai gelar pidr (bapak) Thaleghani, gelar itu tidak diberikan oleh MKO. Gelar ini dulu digunakanAyatullah Khomeini tetapi MKO mengambil alihnya dan mengeksploitasinya untuk kepentingan mereka sendiri, katanya. Terorisme tidak memiliki tujuan, katanya, dan MKO menjadi agen Am erika. Disebabkan oleh perilaku si Iran dari Jerman yang tidak sop an, saya hams merencanakan wawancara sendiri dengan Azam di markas orgall.isasinya di Teheran. Pagi itu agak dingin, tanggal 12 Februari, ketika saya sampai di kantornya. Tanya jawab diterjemahkan oleh Muna, seorang mahasiswi yang membantu Azam.
K: Bagaimana Anda melihat tahun 1980 dan 1981 dari aspek capaian yang diperoleh dan kegagalan yang dialami oleh Ravolusi Islam? A: Bismill!ihi al-rah_mani al-rah_im, Revolusi Islam Iran memiliki muatan dan asal-asul khasnya; siapa saja yang tidak memahaminya dengan baik bisa menyimpang. Pada awal-awal tahun, mereka yang
156
BAGIAN KETIGA: 5UARA
tidak memahami dan tidak cukup memilikipandangan )::lid~p;j,;'(i~~~. tidak dapat menyesuaikan diri, harus keluar dari layar: kam:'i: mengatakan pada saat ini bahwa mereka yang kurang memahami nilai-nilai kami, sebaiknya mengubah diri mereka atau pergi dari sini. Ada batasan tertentu dimana orang bisa memolerir musuhmusuhnya. Harus dipahami bahwa orang-orang yang memimpin revolusi hanyalah alat untuk mencapai tujuan Islam. Orang-orang yang membimbing revolusi, Dr. Syari'ati, Ayatullah Taleghani, Imam Khomeini sendiri, dan para pegawai pemerintah sekarang ini; semuanya adalah alat untuk revolusi. Revolusi ini, seperti yang pernah dikatakan Imam, tidak tergantung kepada seseorang, tetapi kepada Islam dan Allah Yang Maha Kuasa. Allah memaafkan jika kita tidak dapat memenuhi kriteria revolusi Islam sebagaimana yang semestinya. Namun, kami percaya bahwa revolusi Islam telah menemukan jalannya dan sedang berjalan. Semua orang dari semua garis mendukung revolusi ini. Kesulitan pasti dihadapi dan diselesaikan dalam proses ini. Kami harus berpikir dan bekerja lebih keras, membangun pemikiran kami sejalan dengan standar-standar Islam, jika tidak, maka akan menjadi kekalahan yang telak.
(Komentar: Azam di sini tampaknya mengkritik mereka yang membangun kultus individu dan tidak memfokuskan pacla nilai-nilai revolusi. Suatu kunjungan ke kediaman Imam Khomeini di jamaran menunjukkan kepada saya bahwa gambarnya tidak diizinkan dipajang baik di dalam atau pun di luar rumah, namun semita birokrat Iran berlindung di balik gambar Imam. Apa yang ter:jadi: ·adalah bahwa beberapa birokratyang memiliki latar belakang tidak Islami atau pernah bekerja di kantor-kantor 'taghut' (seperti pada masa Syah) menutupnutupi kelemahan mereka dengan mengambil potret Imam untuk dipajang di meja atau dibawa pada acara-acara resmi. jadi, dengan suatu cara yang licik kepribadian Imam digunakan oleh kaum birokrat
157
MENGGUGAT
"TUHAN
YANG MASKULIN"
seperti yang digunakan para birokrat setelah revolusi, misalnya dalam kasus Mao di Cina). K: Dalam situasi yang seperti sekarang ini, apakah Anda memiliki media untuk menyebarkan gagasan Anda kepada masyarakat?
A: Kami memiiiki "Women's Community of the Islamic Revolution of Iran" yang dibenmk pada tahun 1978. Kami memiliki beberapa kelas untuk kaum perempuan yang mengkaji al-Qur'an dan hadis, baha.sa asing, dan menjahit. Kami memiliki kelas-kelas ideologi untuk pria dan wanita. Kami menawarkan layanan bagi orang-orang miskin dan korban perang, orang-orang yang membutuhkan, terluka, dan kami menangani kasus-kasus perceraian di pengadilan dan membantu keluarga mereka. Kami juga memiliki kelas yang mengkaji hak-hak perempuan. Kementrian Luar Negeri pernah meminta bantuan kami untuk memberikan informasi mengenai kaum perempuan Iran ke luar negeri, dan saya pernah menghadiri beberapa konferensi di Kopenhagen, Delhi, dan Bangkok Kami memiliki publikasi yang bernama Payame Hajr. Juga, sebagai anggota Majlis (parlemen), saya mencoba memenuhi tugas saya. Saya telah berbicara keras melawan para musuh tevolusi, dan berbagai pidato di m~jlis seperti yang tercermin di media massa. K: Apakah kritik Anda kepada pemerintah juga dipublikasikan di majalah?
A: Rekaman sidang majlis itu dimuat sepenuhnya atau sebagian, dan dalam publikasi itu kritik saya juga dimuat.
(Catatan: Payame Hajr adalah majalah berbahasa Parsi. Majalah ini dipublikasikan secara sederhana dan jauh sekali dengan majalahmajalah besar ·dan berwarna yang diterbitkan oleh pemerintah. Hajr adalah istri Ibrahim dan diagung-agungkan oleh Syari'ati dalam tulisantulisannya.) K: Berdasarkan studi saya sendiri atas al-Qur'an dan hadis, saya yakin bahwa tidak ada tempat bagi mut' ah (kawin kontrak) dalam
158
BAGIAN KETIGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
Islam. Satu-satunya bentuk perkawinan yang diizinkan oleh al-Qur'an adalah nikah yang lazim. Hadis juga menjelaskan bahwa mut' ah adalah praktek pra-Islam yang secara khusus dilarang oleh Nabi pasca perang Khaybar. Namun, kaum Syi'ah mengklaim bahwa mut' ah tidak dilarang oleh Nabi, tetapi oleh Umar, dan karenanya mereka menganggap mut'ah bagian dari Islam. Tak ada keraguan bahwa praktek mut' ah sangat menghinakan kaum perempuan dan sama dengan eksploitasi atas mereka. Mengingat posisiAnda yang membela hak-hak perempuan, adakah yang pernah Anda lakukan untuk mengurangi dampak negatifdari mut'ah meskipun Anda jelas tidak dapat melarangnya? A: Mut'ah di sini (Iran) diperbolehkan bukan sebagai hukum asal. Menumt pemahaman kami, mut'ah dilarang untuk gadis yang belum menikah. Imam Khomeini mengatakanhal ini dalam bukunya Tawdlfb. al-Masa 'if. Bagi perempuan yang sudah pernah menikah, mut'ah diizinkan hanya ketika tidak ada cara lain atau tidak mungkinnya menikah yang normal. Jika ada otanglran di Amerika menggunakan mut'ah hanya karena mereka berada di negara asing, maka ia telah melanggar hukurn Islam. Dalam keadaan yang bagairrianapun, jika mut'ah hams ditempuh, mahar untuk kaum perempuan maupun periode kontraknya hams ditetapkan agar nikahnya sah. Perkawinan mut'ah dapat menjadi jalan keluar dalam kasuskasus kemiskinan yang sangat. Sebagaimana yang Anda tahu, dalam pernikahan biasa, si pria hams menyediakan kebutuhan ·materiil si istri. Dalam mut'ah, si pria tidak hams menyediakannya. Dalam keadaan yang bagaimanapun harus diingat bahwa dalam mut'ah ada perjanjian, kewajiban, tugas, dan tujiian mut'ah adalah mencegah kebobrokan, bukan mendorongnya. Kami sekarangsedang mengajukan RUU untuk pendaftaran nikah mut'ah, yang tujuannya untuk membantu mengecek apakah mereka memenuhi kewajibannya atau tidak.
159
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
(Catatan: Sekarang cukup banyak literatur beredar di sekitar kita yang menyampaikan suatu kesan bahwa mut' ah diperbolehkan oleh Islam. LiteratUt tersebut mencoba memberikan penafiiran yang salah terhadap satu ayat al-Q!er'an untuk mengklaim bahwa bahkan di dalam al-Qur'an pun mut' ah itu diizinkan! Islam datang untuk menjadikan kaum pria dan kaum wanita sebagai sesama awliya', bukan untuk menjadikan kaum perempuan sebagai mainan kaum pria. Kami memohim kepa'd.a para pemeluk Islam yang baru untuk waspada terhadap literatur yang mengizinkan mut' ah. Kami meminta umat Islam untuk mengkaji.al-Qur'an dan Sunnah dan mereka akan menemukan bahwa tidak ada tenipat baii mut'ah di dalam Islam.) K: B~~u-baru ini Anda mengunjungi Sudan. , Kunjungan itu kunjungan resmi atas undangan pemerintah Sudan atau kunjungan yang tidak resmi? A: Saya diund:;mg oleh Students Union ofKhartoum, tidak oleh pemerintah. Di Sudan, saya bertemu dengan orang-orang yang tertindas, miskin, d:;m para mahiJSiswa. Kami pergi melihat-lihat rumah ,,sakit dan sekolahan. Pemerintah tidak mengizinkan kami untuk menyelenggara,kan acara di masjid. Ada orang-orang yang miskin dan kelaparan di Sudan, tetapi sayang tidak terorgani~asikan untuk menjadi oposisi. Ketika kami di sana, para mahasiswa mengagitasi dan menuntut kebutuhan masyarakat dan kebebasan. Sebagai akibatnya, kabinet dirombak. Nimeiri, si presiden, telah menutup hubungan dengan Amerika. Di sana sedang terjadi kenaikan harga dan inflasi. Dua puluh tahun sudah Sudan merdeka tetapi mereka belum memiliki kepemimpinan nasional. Rakyat sedang m~rindukanseseorang yang bisa mengangKat isu tersebut, tetapi tidak ada kepemimpinan di sana. Namun, sayayakin bahwa cahaya Tuhan tidak akan dimatikan. (Pada poin ini, Azam ganti mengajukan pertanyaan kepada saya)
160
BAGIAN KETJGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
A: Anda pernah di Iran sebelumnya, dan Anda dapat membandingkan dulu dengan sekarang. Bagaimana pandanganAnda yangjujur melihat situasi ini? K: Sedikit banyak, perkembangannya positif Militansi Islami dan mobilisasi umum tampaknya secara kualitatif sangat tinggi. Namun, tentu saja ada arah yang negatif yang bisa membahayakan di masa depan: (1) MKO telah membuat situasi dimana kritik terhadap pemerintah menja,di hal yang sangat sulit. Setiap kritik bisa menimbulkan kecurigaan. Revolusi telah memertangkan perang melawan Irak, al-hamdulillah, namun setelah perang para pegawai pemerintah menjadi pahlawan revolusi dan ini membuat keadaan semakin sulit untuk mengkritik mereka. Tanpa lembaga-lembaga revolusi bekerja keras untuk membuka kran bagi ekspresi kritik yang tulus, maka kebebasan-yang merupakan salah satu dari tiga platform revolusi-akan terbungkam selamanya. Kebebasan tidak pernah bisa hidup dalam tahap-tahap kontrarevolusioner dan perang sebelum revolusi ini; (2) Ada perkembangan yang menonjol dari Syi' ah tradisional di negeri ini, dan beberapa elemen yang tidak peduli dengan revolusi sekarang ini menggunakan sumberdaya negara untuk mengkampanyekan aspek-aspek Syi'isme yang tak ada kaitannya dengan revolusi. Mitos kembalinya Imam Mahdi terse bar dalam skala nasional, sekadar memberikart contoh. Proses ini jelas sekali bertentangan dengan ajaran-ajaran Imam Khomeini sendiri yang beberapa kali menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang serius antara Syi'i dan Sunni, dan perbedaan itu tidak perlti dibesarbesarkan. Jika proses yang sekarang ini, yang serupa dengan suatu propaganda Syi' ah yang didukung sepenuhnya oleh negara, terus berlanjut, maka orang harus menghadapi fakta bahwa proses ini pada akhirnya akan memisahkan Iran dari dunia Islam yang mayoritas adalah Sunni. A: Anda benar bahwa Syi'ah tradisional tidak sejalan dengan revolusi, meskipun slogan tentang Mahdi juga ada pada awalnya. Ini
161
MENGGUGAT "T UHAN YANG MASKULIN"
tentu sebuah fokta bahwa apa yang kita miliki bersama dengan kaum Muslim sedunia adalah 23 tahun kehidupan Nabi. Nabi mengajarkan bahwa jika seorang Muslim meminta pertolongan, maka mereka yang tidak menolong dan tida,~ merespon adalah bukan Muslim. Namun sebaiknya Anda tah'lf:. bahwa kaum Sunni di Iran sangat bekerjasama dan terus bekerjas,ama dengan revolusi. [*}
162
PENINDASAN TERHADAP KAUM PEREMPUAN DAN PENODAAN TEMPAT SUCI DI SAUDI ARABIA Oleh: Maryam Jameelah
S
aya menerima laporan-laporan berikut ini dari keponakan suami saya dan dari seorang Muslimah baru dari Australia yang sangat taat yang baru pulang haji pada tahun 19 8 5. Mereka menggambarkan pengalaman-pengalaman mereka kepada saya. Meskipun Haram al-Syarif stjlalu terbu~a, siang dan malam, Masjid Nabi masih ditutup pada malam hari, kecuali selama bulan Ramadan. Seluruh masjid di Saudi Arabia di bawah pengawasan ketat pemerinrah Saudi Arabia, sementara para imain dan khatib dibayar oleh pemerintah. Pada saar salarJumat, para khatib hanya diizinkan unruk menyampaikan khutbah yang ditulis dan :4isetujui oleh pemerintah. Tak seorang pun yang diizinkan berkhutbah secara spantan dengan khutbahnya sendiri. Bahkan, membaca al-Qur' an dengan suara keras di masjid pun tidak boleh· kecuali dengan izin khusus pemerintah. Kecuali pada jam-jam salat, seluruh masjid di Saudi terkunci. Bahkan salat sunnah di masjid pun tidak dianjurkan. Karena atmosfir yang dingin, steril, si Muslimah baru k:ita tadi
163
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
mengatakan bahwa generasi muda Saudi akan kurang berminat pergi ke masjid. Saudartkita ini mengadu kepada saya mengenai kedangkalan dan kurangnya wawasan para wanita Saudi yang ia temui. Namun, dengan keadaan seperti itu, bagaimana mereka bisa berubah? Di wilayah urban di Saudi Arabia, keluarga besar telah lenyap. Bayangkansaja keadaan seorangperempuan yang baru saja menikah diwilayah urb.an metropolis, terpisah dari keluarganya, di komplekskompkks ptmiukiman baru, tak dapat keluar rumah, terpenjara di rumah:. terkekang (apartemen), tiada teman selain bayi dan balitanya, sementara sisuamiseharianperglbekerja, tanpa teman dan tanpa tetangga. Di Saudi, }/aum perempuan sepenuhnya terpisah dari masjid-masjid lokal Sf!11!1.ua aktiv#as, pertemuan, dan perkumpulan Is/ami, dilarang, bahkan di rumah-rumah pribadi pun. Saya diberitahu tentang seorang perempuan yang terpelajar dan religius di Makkah yang mengadakan kelompok kajian bersama temanteman perempuan dan tetangganya untuk mencerahkan pengetahuan mereka mengenai al-{jjtr'tin dan hadis. Polisi mener(Jbos masuk ke rumahnya, bertanya kepadanya mengapa ia melakukan ini, dan ia · kemtidiitn ditahan 1:/ari dipenjara.
Ekstrimis Saudi ·darfKuburan Orang-orang Saudi, seperti nenek~moyang Wahabi mereka, terkenal dengan kekerasan, pe~usakan, dan penghancuran makam-makam. Mereka yakin bahwa tidak ada yang dapat ditemukan di makammaka,n;l itu.selain dosa. Di Saudi, kaum perempuan dil,arang oleh hukum untuk pergi ~e kuburan. Tak ada pengecualian sama sekali. Seorang anak tidak boleh mengunjungi makam ibunya sendiri. Kemara,h.an orang Saudi tak mengenal kuburan siapa dan siapa, tak . peduli betapa pentingn,ya almarhum di masa hidupnya. Setelah penaklllkan Arabia, pertama kali yang dilakukan oleh orang-orang Saudi adalah menghancurkan semua batu nisan di ]annat al-baqi: tempat kebanyakan Sahabat Nabi yang terkemuka dimakamkan. 164
BAGIAN KETIGA: SUARA KAUM PEREMPUANMUSLIM
Kemudian para jamaah haji perempuan dilarang masuk Setela!hitu, sebuah tembok yang tinggi dibangun di sekitar ]annat al-:baqi:~!dan tahun lalu, dengan dalih kekisruhan yang dibuat para jama:alidiaji Iran, pemerintah Saudi menutup]annat,al-baqi' untuk umum. Keponakan suami saya memberitahu saya bahwa beberapa jamaah haji asal Iran meminta-minta penjaga bersenjata untuk mengizinkan mereka melihat makam Fatimah. r.a. yang telah digusur, tetapi para penjaga, yang dipersenjatai dengan tongkat dan senapan mesin, mengusir mereka keluar. Setelah itu, katanya, ia mendengar jamaah haji itu menangis dan meratap di luar pintu gerbang. Seperti halnya di Makkah, orang,-oraqg Saudi juga telah menghancurkan pusara keluarga Nabi, tanpa kecuali makam Sayyidah Khadijah. Keponakan suami saya melihat sendiri saat makam ayah · Nabi dibuldoser, dengan dalih bahwa beliau adalah seorang "kafir" dan masuk neraka, makamnya tida,k patut mendapatkan penghormatan dari Muslim mana pun. Dalam mengangkat diri mereka sebagai hakim dan eksekutor, para pemirnpin religius Wahabi memutuskan setiap orang masuk neraka, kec:uali, tentu saja, mereka sendiri. Bagaimana mereka dapat membantah bahwa, a,ya,h Nabi adalah seorang pemegang tauhid dan termasuk orang b.anif? Pikiran Tolol dalam Pembangunan
Di bawah kekuasaan Turki 'Utsmani, kesangat-hati-hatian menjadi prioritas pertama untuk menjaga kesucian kota-kotasuci. Ketika Masjid Nabi di Madinah direnovasi dan diperluas olep pemeri~tah Turki Usmani, setiap pekerja diwajibkan berwudlu setiap kali mereka berhadas kecil, dan terns menerus mengucapkan kalimat syahadat. Setiap batu diangkut dan pelan-pelan diletakkan dengan tangan untuk memastikan bahwa tempat-tempat suci itu · tidak ternoda. Orang-orang Saudi modern tidak memiliki kehati-hatian semacam ini. Semua struktur kuno begitu saja dibuldoser. Muslimah Australia tadi mengatakan kepada saya, ia menyaksikan semua jalan kuno dan yang bertetangga dengan Masjid Nabi di Madinah digusur 165
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
untuk membuat jalan ke area parkir mobil yang luas. Hampir seinua rencana modernisasi dirancang oleh para arsitek Barat, yang jelas tidak dapat diharapkari Urituk menunjukkan sedikit penghormatan pun terhadap kesakrala.n. haji. Beberapa pekerja bahkan mungkin bukari seorang Muslim. Jelas bahwa keadaan kota suci Makkah dan Madinah semakin kdtis. Kesuciari haji saat ini terus menerus dikompromikan dengan perkeriala.rtnya dengan teknologi-teknologi yang tidak perlu terhadap lihgkungan ·h~ji, yang diakibatkan oleh elemen-elemen asing yang dimasukkan dalam haji. ·Kemacetan yang dihasilkan oleh jalanan, berton-ton asap yang dihasilkan oleh mobil, bus, dan truk, perempatan, terowongan, perusakan tak berperasaan terhadap monumen kuno dan arsitektur sejarah, semuanya disebabkan oleh fakta bahwa teknologi, dan bukannya kesucian haji, yang diprioritaskan oleh kebijakan pemerintah Saudi. Kerusakan dan polusi terhadap haji adalah akibat tak terelakkan dari diterapkannya teknologi mesin pada lingkungan sakral kota suci. Hanya seperti pabrik-pabrik yang terlihat di seluruh dunia, demikianlah keadaan Makkah dan Madinah sekarang dan lingkungan sekitarnya yang tampak serupa dengan metropolis'-rnetropolis Barat modern. Kota suci hampir semuanya telah tercabut dari arsitektur historisnya, dari akar tradisi dan adatnya. Kota suci ini telah menjadi wilayah mater!alisme yang takus dan selfish, wilayah hotel Hiltop dan Intercontinental, wilayah bangunanbangunan beton, baja, dan kaca, jembatan raksasa, dan terowonganterowongan yang sesak. Oi bawah pemerintahan Saudi, kota suci sekarang adalah ·wilayah yang mengerikan, semua lingkungannya tidak manusiawi dan terasing.
Semoga Allah yang Maha Kuasa menyelamatkan kemuliaan Kota Suci dari penodaan penguasayangsepertiini! (Catatan: penodaan terhadap tempat-tempat suci dan penindasan terhadap ka#m perempuan di Saudi Arabia, seperti yang diceritakan saudari kita yang terhormat, sudah diperhatikan oleh para pengunjung Stz_ttdi ytzng prihatin. lni tinggal soal waktu hingga dunia Islam mulai 166
BAGIAN KETJGA: 5UARA KAUM PEREMPUAN MUSLIM
mau melihat secara kritis terhadap perbuatan merugikan yang dilakukan oleh pemerintah Saudi terhadap Islam dengan mengatasnamakan diri sebagai "pelayan Islam': Pada saat yang sama kita harus menunjukkan bahwa gerakan reformasi Muhammad ibn Abd al- Wahhab {1206H/1792M) sebenarnya mempunyai arahjang islami. Gerakan ini mengecam penyembahan kuburan dan orang suci. Namun, orangorang Saudi yang mengklaim sebagai pengikut Ibn Abd al- Wahhab, mendirikan kerajaan yang terwaris-wariskan, yang dilarang oleh Islam. Orang-orang Saudi lebih memperhatikan Fahd dan Faisal daripada memperhatikan para Sahabat. Ketika makam-makam ditutup untuk umum,,Joto-foto raja yang sedang berkuasa dan para pendahulunya dipajang di mana-mana di Arab Saudi.) [*}
167
..
,
168
EPILOG SEBAB-SEBAB HISTORIS PENINDASAN TERHADAP KAUM PEREMPUAN DAN APA YANG BISA KITA IAKUKAN TERHADAPNYA Oleh: Kaukab Siddique
S
elama lima tahun terakhir, saya telah mengadakan penelitian terhadap tafsir klasik dan literatur hadis secara mendalam, hampir tiap hari. Temuan saya adalah sebagai berikut: 1. Para ulama tradisional hanya memfokuskan pada a:yat-ayat alQur' an yang diwahyukan pada tahap-tahap awal, yang sebenarnya pada akhirnya membebaskan kaum perempuan. Misalnya, ayat yang menjadi favorit para ulama tradisional: Q 4:34. Sebagai bandingannya, mereka mengabaikan sepenuhnya Q 9:71 yang merupakan ayat terakhir kali diturunkan yang menyebutkan kesetaraan peran laki-laki dan perempuan. Tafsir klasik ~emisal tafsir Ibn Katsir, begitu saja mengabaikan fakta bahwa "mukmin perempuan" disebutkan dalam ayat ini. Bahkan para mufassir yang biasanya membahas kata per kata, tampak mengabaikan penyeburan mu'minatsebagai awliya' kaum pria dalam Q9:71.
169
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKUUN"
Para mufassir modern, yang berpikir tradisional, meskipun menggunakan pendekatan yang sangat selektif, seperti Maududi, juga mengabaikan teks nyata Q 9:71. Hal yang semisal adalah nasib Q 60:12 yang menjelaskan isi bai' at yang harus dia11;1bil Nabi dari para mu 'minat. Dalam kasus ini Maududi memberikan tafsir yang mendetail dan menyatakan bahwa ketaatan kepada Nabi dalam Q 60:12 diberikan dengan syarat ma,'ruf Namun Maududi selanjutnya gagal menangkap pesan bahwa bai' at itu tidak termasuk untuk patuh kepada suami. 2. Beberapa ayat al-Qur' an dikutip di luar konteks oleh para ulama dan kemudian dipopulerkan sedemikian rupa sehingga terkesan bahwa memang dem:ikianlah perintah Tuhan. Misalnya, setelah perceraian, kaum.pria dapat menikah lagi secepatnya sementara kaum perempuan harus menunggu tiga kali haid untuk menghindari masalah ketidak-jelasan ayah si bayi. Ajaran tersebut termuat dalam Q 2:228. Hal ini sebenarnya tidak terkait dengan peran bersama kaum pria dan wanita apakah itu setara atau tidak. Tetapi para ulama kita mengambil beberapa kata dari ayat ini, wa li al-rijal 'alayhinna darajat, dan mencoba menyembunyikan fakta bahwa ayat ini berbicara tentang masalahmasalah setelah perceraian. Ayat-ayat yang mengikuti Q 2:228 juga berbicara tentang perceraian. Jadi, para ulama kita bersalah karena telah melakukan tah.rif atau penyimpangan makna alQur'an. 3. Al-Qur' an menyebutkan Bilqis sebagai seorang penguasa yang memimpin kaum pria dan wanita dengan proses musyawarah. Ia kemudian menjadi seorang Muslim, dan tidak ada satu pertanda pun bahwa ia menyerahkan jabatannya setelah ia menjadi Muslim. Hanya sedikit sekali ulama yang memiliki keberanian moral untlik mengatakan bahwa al-Qur'an menyebutkan seorang petempuan sebagai penguasa. Ashraf Ali Thanvi adalah satu di antara sedikit yang mengakui bahwa pembicaraan al-Qur' an mengenai Bilqis menunjukkan bahwa
170
EPILOG:
kita sebaiknya menafsirkan ulang hadis yang menentang kepemimpinan seorang perempuan hingga berarti bahwa Nabi mengecam perempuan yang korup, tirani, seperci pengganti Kisra Persia. 4. Para ulama tradisional sudah melakukan kesalahan yang serius ketika menghilangkan dan memotongketika mereka menyajikan hadis kepada umat Islam. Sebenarnya, cara tradisional dalam menyajikan hadis telah memberikan gambaran yang mengerikan tentang Islam sehingga, sebagai reaksinya, semua gerakan "modernis", yang dimotori Dr. Fazlur Rahman, sampai-sampai mempertanyakan hadis sebagai sumberhukum Islam yang kedua. Temuan saya adalah bahwa hadis penting bagi Islam; hadis hams ditempatkan kedua setelah al-Qur'an, namun jika hadis tidak diterima sebagai sumber hukum Islam, kerusakan yang tak terperbaiki akan terjadi pada ajaran-ajaran Islam. Literatur hadis sebenarnya mendukung kesetaraan pria dan wanita Muslim. Di sini kaum tradisionalis juga menga:baikan sepenuhnya hadis yang memberikan kesetaraan kepada kaum pria dan wanita. Pada saat yang sama para ulama, dari berbagai mazhab pemikiran, memperlakukan hadis ahad sebagai inti ajaran Islam. Misalnya, hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dim ana seorang perempuan diperintahkan salat di rumahnya sendiri, dan tidak perlu di Masjid Nabi, dijadikan sebagai hadis yang utama oleh para ulama kita. Mereka mengabaikan fakta bahwa hadis ini tidak diakui oleh Bukhari, atau Muslim, atau Malik, dan yang dalam makna tertentu adalah untuk kasus pengecualian. Sebaliknya, para ulama mengabaikan semua hadis yang melarang para pria mencegah istri mereka pergi ke masjid. 5. Pakaian yang Islami dan kesederhanaan diyvajibkan oleli Islam baik kepada laki-laki maupun perempuan Muslim. Pakaian yang pantas adalah bagian dari seluruh skemalslam untuk membuat Muslim, pria maupun wanita, saling berhubungan sebagai simdara dan saudari dalam gerakan Islam (atal1 sebagai ayah dan ibu,
171
MENGGUGAT
"T UHAN YANG MASKUUN"
tergantung faktortusia mereka). Kehormatan tidak dimaksudkan untuk menciptakan dua dunia, satu untuk pria dan satu untuk wanita. ·Hanya karena pemisahan yang dibuat secara artifisial sajalah dunia Muslim sering tidak tahu bagaimana cara bergaul antara yangsatu·.dengan yang lain. Para,ulama sering menciptakan kes;m b~wa alternatif lain dari,pemisah~n hanyalah dunia yang lus~ (bikini~.kumpulkebo, dan anakharam) seperti Barat. Saya ). sudah mempublikasikan beberapa hadis yang menunjukkan bahwa gerakan Islam tidak membenarkan pemisahan total maup,unpercampurafZI;ebas. Tidak akan pernah terwujud gerakan Islam yang.sejati ,tan.p~ kaum pria dan wanita mau belajar untuk sa1ing ,herhubungan secara manusiawi; baik pemisahan total maupun percampur;an bebas adalah tidak Islami. Secara paradoks, literatur hadis menunjuk seorang pria, bukan seorang wanita; sebagai contoh sempurna dari pakaian yang . terhormat .di ant~a para Sahabat, dan itu adalah Utsman ibn A£fap. r:a.. I
172
EPILOG
berbicara. Saya sudah menyebutkan beberapa hadis yang 111enunjukkn bahwa Muslim dan Muslimah saling berbicara, sama-sama bekerja, dan bersama-sama berjuang demi Islam. Tak pernah ada wajah bercadar disebutkan dalam hadis. Sebenarnya saya sudah pernah menyebutkan sebuah hadis dari al-Bukhari yang menunjukkan bahwa Nabi saw memerintahkan kaum perempuan untuk turut serta dalam salat berjamaah dan amal saleh yang lain. Hadis sahib semacam ini "menjewer" para "ulama" yang mengklaim bahwa Islam tidak mengizinkan kaum perempuan pergi keluar rumah, untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang ada kaum prianya, a tau untuk menutup wajahnya. 6. Aisyah Shiddiqah r.a. dalam kehidupan dan ajarannya, telah memberikan kepada umat man usia teladan terbaik seorang wanita Muslim. Dia tidak memiliki anak, tetapi ia digambarkan sebagai "ibu orang-orang yang beriman'' karena dalam Islam, ibu·yang terbaik adalah orang yang dapat mengajar, dan Aisyah adalah contoh guru yang terbaik bagi kaum perempuan Mu,slim. Beliau adalah "masalan' terbesar bagi kaum tradisional Sunni dan Syi'i. Kedua kelompok ini sudah mencoba "menulis-ulang" sejarah dengan meminimalkan peran Aisyah sebagai pemimpin masyarakat Muslim, dan bahkan ada yang sampai tega menuduhnya telah melanggar ajaran al-Qur' an. Kebanyakan orang Islam yang tidak memiliki akses ke sejarah Islam awal tidak mengetahui bahwa Aisyah, ibu spiritual kita, biasa mengajar para Sahabat; bahkan yang paling terpelajar di antara mereka pun. Ketika Aisyah memimpin pasukan dari Makkah k~ Bashrah, dia tidak hanya diikuti oleh sejumlah Sahabat terkemuka, seperti Thalhah dan Zubair, tetapi juga oleh mufassir al-Qur' an generasi kedua. Tak seorang pun dari mereka membuat klaim, ~eperti yang dibuat para ulama kita, bahwa Aisyah tidak berhak memimpin umat Islam. Jika umat Islam sekarang ini dapat memahami teladan Aisyah, mereka akan tahu dim ana kesalahan para ulama kita. 173
MfNGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
Scjarah kita al:l.alah :sejarah para despot, tiran, dan para raja (yang:seba;gia:a dari. mereka dikisala.-indahkan· sebagai "ad.il' dan "bijaksana'~); 'sejarah,itmll.t:Islam hanya dapat dibaca dalam konteks sejaraht para tiran. Namun;.Jaktariyarsetiap generasi selalu saja ada yang mencoba menggtllingkan kekuasaan para raja. Seba;gian dari mereka ·yang •menonjol dikutu.k oleh para sejarahwan kita sebagai pemberontak.· Pengamal'an dari dekat terhadap pemberontakanpemherontalqm itu menunjukkan bahwa umat Islam selalu konsisten untuk terus mencoba mdmpertahankan ajaran Islam yang sebenar!ity.a; yaitu bahwa prial dan. wanita Islam adalah setara dan saling menjadi au;liya '. ,, Para raja dan despot telah membeli sebagian .ulama; sebagian li.tka yang lain berkoihpromidemi kepentingart keamanari~pribadi m'aupun untuk kenikmatandurilawi. Para ulamaini, b:llk yang Sunni rna~p~!t y'arlg Syi'i,,kerrmdian digunakan untuk mehonjolkan salah satu aspek'ajaran Islam dan menyingkirkan sebagian yang lain untuk kepentihg;u1 pengu~sa. Para ulama ini mengajarkan bahwa amar makruf nahi 'tnurii{ar b~kanlah 'hak setiap orang Islam. Untuk kepentingan yang sariia, para ulama memfokuskan pada Q 4:34, dan pada satu atau dua hadi~, ~tuk memberikan kesan bahwa dalam Islam, Wanlta hanyalah ":Separ~ lili-laki". Sistem politik kita dahulu, dati sampai sekarat}g, didominasi oleh para despot dari para raja, sementara sistem so~ial kira didominasi oleh kaum pria. Kaum Syi' ah rrierigadopsi mut'ah, ,;~m membawa klaim bahwa mut'ah hanya dilarang oleh Umar. D'ihawah bendera agama, penindasan terhadap kauk perempuari terus, berlanjut. · Kita perlu membentuk organisasi dillJ,ana ajaran aJ:-Qur' an yang murni, yang tak diselewengkari, dan ajaran hadi.!i yang sahih dapat ~\praktikan. Kaum p~r~mpuan h~rus menjadi bagian yang setara d.alam organisasi yang demi~ian: Ka;um perempuan yang m.empraktekkan Isla,nt, yang mengkombinasikan takwa dan ilmu .. 'i' '·· ' • . ' '' . . qapa~ .merijadi am~r; ,q~n anggota syura jika anggota organisasi ~enghendaki merek; u'tituk duduk dalam posisi tersebut. Tidak ada 1
174
EPilOG
halangan Islam yang menghambat kaum perempuan untuk menjabat posisi tertinggi. Pendapat kaum Syi' ah bahwa seorang perempuan tidak dapat menjadi hakim adalah tidak berdasar, tidak mempunyai pembenar al-Qur' an maupun hadis. Untuk memenuhi kewajiban kita, saya dan ternan-ternan telah membentuk organisasi ]ama 'at al-Muslimfn (The Islamic Peoples' Movement). Kami berpendapat bahwa jika kaum perempuan harus diberi hak-hak Islami mereka, dorongan dan dukungan kaum pria akan diperlukan. Pengalaman kami menunjukkan bahwa meskipun kaum pria yang menyerukan kesetaraan untuk kaum perempuan, mereka ini menjadi ragu-ragu ketika kaum perempuan ini benarbenar menjadi pemimpin gerakan Islam. Kaum perempuan sendiri sudah dapat belajar dari sumber-sumber seperti Tabligi ]amaatdan ]amaat Islami bahwa Islam memberi mereka tempat yang kedua. Maksimal, kaum perempuan ini percaya, sebaiknya ada organisasi yang terpisah untuk kaum perempuan. Jadi, tugas kita memerlukan kerja keras dan penyebaran ajaran Islam yang benar.(*]
175
MENGGUGAT "TUHAN YANG MASKULIN"
176
INDEKS
A Abdul Khaliq, Zakiyyah xiv, 115 Abi Thalib, Ali ibn 101 · Abkhami, Mahnaz 152 Abu Bak.rah 59, 61 Abu Hurairah r.a. 51, 57 Abu Jahal 102 Abu Janda! 39, 40 Abu So£Yan 102. Abu Zabab, Ayas ibn 'Abdillah ibn 29 Afghanistan 115, 116, 119, 127, 129 Afrika Selatan xv, 115 agama laki-laki xiii - takhayul 78 Aisyah 51 al-Anshari, Asma binti Yazid 26 Al-Nakha'i 52 al-Razi 6 al-Yaman, Hudzaifah ibn 104 Ali Thanvi, Ashraf 61, 170
amar ma'ruf nahi munkar 45 Arnerika 19, 34, 35, 119, 120, 124, 128-133, 140, 142, 148, 151-153, 156, 159, 160, 182 anthropomorfis Tuhan 79 apharteid xv awuya' 32, 108, 160, 169, 174 ayatullah 35
B bahasa Indo-Pakistan 125 -Urdu 76 bai'at 25, 26, 170 Bakar, Abu 50 Bangkok 158 bid'ah 89 Bilqis 58, 170 binti Thalhah, Aisyah 52 Brooklyn 127 budak 9 Bukhari 12, 19, 26, 28, 40, 42, 45, 52,60,61,70,81, 84, 85,87,
177
MENGGUGAT "T UHAN YANG MAsKULIN"
88,90,93,96, 100,101,103, 104, 109, 111, 171, 173 Bukit Thobir ~ 1
c cadar 91, 95, 129 California 144 cauvinis 124 cauvinisme')24 chador katun t50 Cina 34, 158 Con, Edison 133
D Delhi 158 despot 33, 34, 174 despotisme ,33 diktator' 34, 61 dla'if 110
E
I Ibn Abbas 57, 69 Ibn Hajar 102 ibn Hakim, Buhuz 28 ibn Hanbal, Imam Ahmad 52 Ibn Majah 30, 93 ibn Mas' ud, Abdullah 50 ibn Zubair, Abdullah 95 ideologi Sosialis xvi Ikrimah 102 imam 109 -Mahdi 161 iman Kristen 138 - Kristiani 139 imigran Muslim 124 Indian Merah 34 inkarnasi Tuhan 12, 79 Irak 51 Iran 129 Iranian-Hindu 12 ISNA 61
eksploitasi 99
J
F
Gilcrease, Jihada Amatullah 135
Jamaat Islami 175 Janda!, Abu 39 }annat al-baqi' 164 Jekylls, Dr. 120 jenis kelamin Tuhan xiii jihad 30, 32, 36, 41, 55, 62, 67, 68,69,87,88, 102,116,117, 182
H
K
Hafshah 104 hijab 69, 121, 122 hijrah 62 Hydes, Mr. 120
Kapitalisme 15 Karbala 36 kaum Zionis 34 kawin kontrak 7
feminin xiii foo/ah (denda) 17 Fir'aun 33
G
178
INDEKS
keimaman perempuan 110 kepatuhan 24 kesaksian seorang perempuan 107 kesalah-fungsian ego 124 khamr 14, 18 Khawarij 69 Khomeini, Ayarullah 156 Kiegler, Rabi' ah xiv Komunisme 116 Kopenhagen 158
Muslimah revolusioner xiv mut'ah 19, 156, 158, 160, 161, 182 Muwaththa' 84
N namaz 133 New Trend 75, 134 NewYork 128 nmyuz 20,21,23,24, 100,101
L
0
lacur 21, 22 Libanon 115
objek prostisusi 143 One God 138
M
p
ma 'araftuka 90 makna darurat 48 male-oriented xiii, 24, 73, 94 Maroko 129 Ma'n1f 26 Masjid 84 - Haram 36 Masruq 49, 52 Maududi 76 maulana 35 Mesir 51 Metropolitan Museum of Art 132 misionaris Kristen xvii mitologi Kristiani 79 MKO 155, 161 monarki 33, 34, 53 MSA 61 mu 'minat 169 mufti 50 mullah 23 Musa 33, 50, 77 mushaf 17
Pakistan 153 Palestina 34,115,116 Payame Hajr 158 pembujangan 5, 7 penaklukan Makkah 25 penguasa otokrat 33 penindasan .11, 99, 119 Perang Hunain 65 -Jamal 37, 38, 48, 49, 51, 57, 59-61, 70 -jihad 69 - Uhud 62, 69, 99 - Yamamah 65 perempuan bercad~r 130 Perjanjian Hudaibiyah 39, 40, 63 personifikasi Tuhan xiii pesan revolusioner 14 petro-dollar 54, 57 pidr (bapak) Thaleghani 156 Pitchall 44 poligami 99
179
MENGGUGAT
"TUHAN YANG MASKULIN"
Prancis 137 premis revolusioner 14 prinsip fundamental 98
T
Q
Taleghani, Azam xiv, 150, 151 tepuk tangan 109 Terorisme 156 Thalhah 173 tiran 95, 119 trinitas kudus 138, 139 Tsabit, Zaid ibn 104 Tuhan dalam citra manusia 78 tuhan palsu 14 Turki Usmani 165
qawwam 97
R Rahman, Dr. Fazlur 171 reinkarnasi 79 ' rentenir 15 Revolusi 157 -Islam 153, 157 riba 15 - klasik 15
Tabligi ]amaat 175 tahrif 56, 170
u
s Salamah, Umm 41,47 selfish 166 selibasi 7 Shahih Muslim 27 Shiddiqah binti Shiddiq 52 Siddique, Kaukab 150 Siria 51, 119 .sistem rhaghut 119 struktur sosial 9 Students Union of Khartoum 160 Sunan Abu Dawud 93, 103 syahid 47, 95 Syari'ati, Dr. Ali 153
Umm Ammarah 63, 64, 65 - Haram 88 -Sulaym 88 - Waraqah r.a. 103
w women's lib xv
y Yusuf Ali 45, 76 -, Jaleelah xiv
z zawjan 6 Zionis 34, 152 Zubair 38, 173 Zubair, Abdullah ibn 36
180
PARA KONTRIBUTOR
AZAM TALEGHANI adalah seorang aktifis kampus yang dipenjara dan disiksa karena perlawanannnya terhadap rejim Syah Iran. Sekarang ia tinggal di Teheran dan memimpin Institute ofRevolutionary WOmen untuk membda kaum perempuan yang tertindas. }ALEELAH YusUF adalah seorang Muslim Afro-Amerib dari Indiana. Ia seorang guru dan pernah keliling Amerika dan dunia. Ia adalah anggota National Shoora dari organisasi ]ama 'at al-Muslimtn. Ia telah menikah dan dikaruniai tiga orang anak. }IHADAH AMATUI.LAH GILCREASE adalah seorang Muslim Amerika yang aktif di masyarakat Muslim Denver. Pada saat publikasi tulisan ini, ia sedang mengunjungi beberapa negeri Muslim, khususnya Mesir. MARYAM }AMEELAH beralih memduk Islam dari Yahudi. Dati rumahnya di New York, ia pergi ke Pakistan, menikah dengan seorang pria Pakistan dan kemudian menetap di Lahore, Pakistan. Ia cukup terkenallewat tulisantulisannya dan sudah ·menerbitkan serangkaian buku untuk mengupas bahaya materialisme yang ada di Amerika. Di antara bukunya, ~stern Civilization Condemened by Itself terdiri atas dua jilid. NisA'A AMEEN adalah seorang Muslim Afro-Amerika yang dibesarkan sebapti seorang Kristen. Ayahnya adalah seorang pendeta Kristen. Di akhir masa remajanya ia merintis modelling dan kemudian menjadi pramugari. Ia memduk Islam pada usia 21 tahun.la dan suaminya aktif di]ama'at alMuslimtn dan memiliki seorang putri yang cantik. R.ABI'AH I
Au SIDDIQUI adalah seorang insinyur mesin dan sudah aktif di gerakan-gerakan Islam selama dua puluh tahun. Ia sudah pernah kelilip.g Amerika dan dunia Islam. Ia bekerja sebagai Ameer di]ama 'at al-Muslimtn dan menjadi direktur majalah New Trend. Ia sering berbicara dan menulis tentang Islam. 181