JANGKA SORONG dengan NST 0,02 mm
A. Tujuan Praktikum
1. Memahami konsep pengukuran dengan menggunakan jangka sorong. 2. Dapat melakukan pengukuran panjang dengan jangka sorong yang memiliki nst 0,02 mm. B. Dasar Teori
Fisika merupakan bagian dari sains yang tersaji secara kuantitatif sehingga harus bisa dinyatakan dalam bentuk angka. Ilmu fisika dilandasi oleh pengukuran besaran fisika. Mengukur berarti membandingkan nilai besaran dengan
satuan.
Satuan
merupakan
ukuran
pembanding
yang
telah
diperjanjikan terlebih dahulu. Tujuan setiap orang ketika mengukur adalah untuk mendapatkan hasil berupa nilai ukur yang tepat benar. Tujuan itu tidak pernah tercapai karena setiap alat ukur yang digunakan memiliki katelitian yang terbatas. Hal yang dapat dicapai adalah untuk dapat diperoleh hasil ukur yang paling boleh jadi benar. (Bambang dan Tri, 2009: 17) Besaran fisika adalah segala pengertian yang kepadanya dapat dikenai ukuran, misalnya panjang, waktu, dan massa. Jika telah diuji oleh banyak kali pengukuran maka diperoleh formulasi hukum alam secara lebih seksama sehingga dapat digunakan untuk meramalkan peristiwa alam dengan berdasarkan keteraturan hukum alam. Hukum alam, yang disebut pula hukum fisika, tidak lain adalah pola dan aturan pada interaksi antar besaran fisika dalam melukiskan alam. Setiap praktikum atau penelitian yang bertumpu pada pengukuran besaran fisika selalu menghadapi masalah, yaitu sehubungan dengan ketelitian hasil ukur. Ketelitian ini berkaitan erat dengan ke mampuan alat ukur yang
digunakan.
Setiap
pengukuran
selalu
menghasilkan
ralat
atau
ketidakpastian yang bersumber pada keterbatasan kemampuan alat ukur. Ketelitian pengukuran besaran fisika akan baik bila nilai ketidakpastian setiap pengukuran kecil namun bisa dipercaya. Alat ukur jenis tertentu memiliki keterbatasan berbeda dengan alat ukur yang lain, dan nilai ketidakpastian yang muncul mencirikan jenis alat ukur yang digunakan. Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan benar diperlukan kemampuan pengukur untuk
meminimalkan
ketidakpastian
(ralat)
yang
muncul
dengan
menggunakan akal sehat. Hasil pengukuran yang baik dapat memberikan simpulan berupa hukum fisika yang terpercaya. (Bambang dan Tri, 2008: 5) 1
Ketelitian alat ukur berhubungan dengan jumlah angka penting pada sederetan angka hasil ukur yang menggunakan alat ukur itu. Ini berarti penyajian angka hasil ukur tidak sama dengan penyajian angka dari hitungan dengan kalkulator. Suatu pengukuran yang akurat dan presisi sangat bergantung pada metode pengukuran dan alat ukur. Hasil pengamatan yang baik akan berarti/bermanfaat jika pengolahan dikerjakan secara tepat, oleh karena itu harus ada pengetahuan yang lengkap tentang presisi pengukuran, cara analisis, teori ralat, dan statistik. Salah satunya contoh dari alat ukur panjang adalah jangka sorong. Jangka sorong dapat digunakan untuk menentukan dimensi dalam, luar, dan kedalaman dari benda uji. Skala vernier dari jangka sorong meningkatkan akurasi pengukuran hingga 1/20 mm. (Hikam, 2005: 15) Pengertian jangka sorong adalah alat ukur panjang yang mempunyai tingkat ketelitian 0,1 mm. Skala utama jangka sorong terletak dibagian tetap (rahang atas), menunjukkan nilai pengukuran angka utama, mempunyai skala kecil 1 mm atau 0,1 cm. Sedangkan, skala nonius jangka sorong terletak dibagian yang dapat digeser (rahang geser) menunjukkan nilai pengukuran yang lebih teliti, mempunyai skala terkecil 0,1 mm atau 0,01 cm. Hasil total pengukuran panjang menggunakan jangka sorong didapat dengan cara menjumlahkan nilai skala utama dan nilai skala nonius. Contohnya: Nilai skala utama = xx mm Nilai skala nonius = 0,x mm + Hasil pengukuran = xx,x mm (http://www.pengertianahli.com/2014/06/pengertian-jangka-sorong.html#) C. Alat dan Bahan
1. Papan triplek 2. Kertas milimeter block 3. Gergaji 4. Lem kayu 5. Amplas 6. Mistar 7. Pensil 8. Kertas 9. Gunting
2
D. Prosedur Pembuatan
1. Buatlah pola pada kertas untuk membuat rahang tetap, dengan menggunakan mistar, seperti pada gambar berikut: 21 cm 3 cm
12,5 cm
22 cm
2. Gunting kertas sesuai dengan pola yang sudah dibuat. 3. Buatlah pola pada kertas untuk membuat rahang geser, dengan menggunakan mistar, seperti pada gambar berikut: 6,5 cm
3 cm 12,5 cm 4 cm
4. Gunting kertas sesuai dengan pola yang sudah dibuat. 5. Cetak pola yang sudah dibuat pada papan triplek, lalu potonglah menggunakan gergaji. 6. Buatlah persegi panjang kecil sebagai penyangga yang menyambungkan antara pola 1 dan pola 2 sebanyak 2 buah, seperti pada gambar berikut: 6,5 cm
1,5 cm
7. Buatlah papan skala nonius sebanyak 2 buah, seperti pada gambar berikut: 6 cm
1 cm
8. Buatlah ekor (pengukur kedalaman), seperti berikut: 15 cm
9. Buatlah skala utama dan skala nonius dengan nst 0,02 mm menggunakan milimeter blok dengan batas ukur . 3
10. Rangkai semua pola yang telah dibuat menjadi satu dengan menggunakan lem, seperti pada gambar berikut:
E. Prosedur Pemakaian
1. Bersihkanlah jangka sorong terlebih dahulu agar tidak ada debu yang menempel agar saat perhitungan hasil yang didapat akurat. 2. Lakukanlah pengenolan. 3. Untuk mengukur diameter luar suatu benda dengan cara diapit menggunakan rahang bawah. 4. Untuk mengukur diameter dalam suatu benda dengan cara dimasukkan kedalam rahang atas. 5. Untuk mengukur kedalaman suatu benda dengan cara menusukkan atau menancapkan bagian ekor (pengukur kedalaman). 6. Bacalah skala yang didapat dengan posisi yang benar yaitu sejajar dengan pembaca. F. Aktivitas yang Harus Dilakukan
Nilai skala terkecil : 0,02 mm Batas ukur
: 15 cm
1. Mengukur diameter luar Ukurlah diameter luar gelas air mineral dengan cara diapit menggunakan rahang bawah. Lakukan pengukuran sebanyak 7 kali pengulangan. Catat data dalam tabel dibawah ini. Pengulangan 1 2 3 4 5 6 7
SU
SN x NST
Rerata ± SD 4
Diameter Luar
2. Mengukur diameter dalam Ukurlah diameter dalam gelas air mineral dengan cara dimasukkan kedalam rahang atas. Lakukan pengukuran sebanyak 7 kali pengulangan. Catat data dalam tabel dibawah ini. Pengulangan 1 2 3 4 5 6 7
SU
SN x NST
Diameter Dalam
Rerata ± SD
3. Mengukur kedalaman Ukurlah diameter dalam gelas air mineral dengan cara menusukkan atau menancapkan bagian ekor (pengukur kedalaman). Lakukan pengukuran sebanyak 7 kali pengulangan. Catat data dalam tabel dibawah ini. Pengulangan 1 2 3 4 5 6 7
SU
SN x NST
Rerata ± SD
5
Kedalaman
Daftar Pustaka Jati, Bambang Murdaka Eka dan Tri Kuntoro Priyambodo. 2008. Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu-ilmu Eksakta dan Teknik . Yogyakarta: CV Andi Offset. Jati, Bambang Murdaka Eka dan Tri Kuntoro Priyambodo. 2009. Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer & Informatika. Informatika . Yogyakarta: CV Andi Offset. Hikam, Muhammad. 2005. Eksperimen Fisika Dasar Untuk Perguruan Tinggi . Jakarta: Kencana. Anonim. Pengertian Jangka Sorong. 2007. http://www.pengertianahli.com/ 2014/ 06/ pengertian-jangka-sorong.html# . Diakses pada tanggal, 14 Desember 2015 pukul 15.29 WIB.
6