Balace cantilever •
Metode konstruksi balanced cantilever adalah meto de pembangunan jembatan dimana dengan memanfaatkan efek kantilever seimbangnya maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat sendirinya tanpa bantuan sokongan lain (perancah/falsework ). Metode ini dilakukan dari atas struktur sehingga tidak diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu aktivitas di bawah jembatan.
•
Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara cor setempat (cast in situ) atau secara segmen pracetak (precast segmental). Konsep utamanya adalah struktur jembatan dibangun dengan pertama kali membangun struktur-struktur kantilever seimbang. Kantilever yang pertama dibuat adalah kantilever ”N”, dan seterusnya dibangun kantilever ”N+1”, kantilever ”N+2”, kantilever ”N+3” dan kantilever ”N+i”.
1. Artikel 1
TANJUNGPINANG (HK)- Robohnya jembatan I Dompak, Tanjungpinang pada Jumat (2/10) lalu terus menuai kecaman. Disinyalir karena kesalahan kosntruksi pekerjaan dari awal dan banyak yang tidak mengikuti aturan manajemen konstruksi maupun spesifikasi.
Ketua LSM Gerakan Tuntas Korupsi (Getuk) Provinsi Kepri Jusri Sabri mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan data dilapangan untuk menginvestigasi terkait robohnya jembatan tersebut. "Dari hasil investigasi sementara kita di lapangan diduga ada kesalahan penggunaan besi baja pada plat jembatan yang tidak sesuai dengan spek. Karena baja yang digunakan prategang, sebelum plat diletakkan pada balok yang telah dipasang ada penarikan. Karena baja tersebut tidak kuat saat ditarik, maka bisa saja menjadi putus dan akhirnya ambruk," kata Jusri, Senin (5/10). Lebih lanjut Jusri menjelaskan, hasil dari analisa dan investigasi pihaknya di lapangan, ada dua kemungkinan terjadinya musibah ambruknya Jembatan I Dompak tersebut. Yang pertama, baja tegangan yang digunakan untuk free stress (balok prategang) yang merupakan balok tepi putus. Atau istilahnya di dalam badan seseorang ada tulang kalau di dalam jembatan baja tulangan yang menjadi patah di dalam. Selanjutnya, pada saat menutup atau mengikat hasil tarikan diujung atau setelah ditarik baja tersebut lalu ditahan dengan baut, maka beton yang dipasang tidak kuat menahannya atau baut tidak cocok, sehingga menjadi lepas. Balok yang terpasang di atas pondasi jembatan sudah jadi, sedangkan cor yang digunakan hanya untuk mengikat dari balok baja yang dipasang. "Jadi permasalahannya kalau material yang dipasang sep erti free stress putus, maka
bagaimana balok lain yang sudah terpasang, apakah ini kualitasnya bisa terjamin atau tidak," ujar Jusri. Dikatakan, dengan kondisi robohnya Jembatan I Dompak tersebut kemungkinan terjadinya kesalahan konstruksi pada saat peletakan dan pemasangan besi prategang tersebut. Jadi, masalah baja prategang itu apakah selama ini sudah sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Oleh karena itu, aparat penegak hukum agar dapat melakukan penyelidikan dan investigasi di lapangan, apakah selama ini pihak kontraktor telah bermain mencuri spek bekerja sama dengan oknum-oknum tertentu untuk sengaja membangun jembatan ini yang tidak sesuai dengan kualitas dan mutunya. "Kalau free stress sudah terputus seperti terjadi pada Jembatan I Dompak i ni, bagaimana yang sudah terpasang sebelumnya. Ini beban mati dan bagaimana kalau beban hidup yang dilalui oleh orang, kenderaan dan lainnya," kata Jusri. Jusri juga menambahkan, kalau balok tersebut tidak patah, maka plat lantai pasti tidak akan patah. Untuk itu, pihaknya meminta kepada pihak kontraktor, dewan maupun penjabat Gubernur Kepri agar menghentikan sementara proyek tersebut untuk menjaga kejadian yang ditimbulkan di kemudian hari. "Ini merupakan kosntruksi berat yang harus dikerjakan dengan penuh hati-hati. Berdasarkan hasil investigasi di lapangan akan kita buat surat dan layangkan nantinya ke pihak Kejaksaan Tinggi Kepri, Gubernur Kepri dan sampai ke KPK untuk diselidiki dan ditindaklanjuti, apakah telah terjadi di dalamnya u nsur Kolusi, Korupsi dan Nepotisme," kata Jusri. Kondisi robohnya Jembatan I Dompak ini lanjut dia, telah terjadi juga pada Jembatan Siak III di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dimana telah terjadi unsur kegagalan bangunan/kosntruksi dan cacat visual yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya. Proyek tersebut juga saat ini dalam penyelidikan aparat penegak hukum yang terkait, di antaranya Kejati dan KPK.(eza)
DPRD Kepri Kecam PT Wika
Pasca Ambruknya Jembatan I Dompak TANJUNGPINANG (HK)- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat D aerah (DPRD) Provinsi Kepri mengungkapkan kekecewaannya terhadap Kontraktor dan Konsultan Kontraktor PT Wijaya Karya yang menangani pengerjaan Jembatan I Dompak. Rasa kekecewaan kejadian rusaknya salah satu span bangunan Jembatan I Dompak pada Jumat (2/10) lalu itu disampaikan anggota Komisi III DPRD Kepri Irwansyah saat
hearing bersama Dewan, Dinas PU, dan PT Wijaya Karya (WIKA) di ruang rapat Komisi III DPRD Kepri, Senin (2/10). "Jelas saja kejadian ini membuat kami kecewa. Karena sebelum kejadian, kami benar benar mempercayai progres jembatan I ini," kesal Irwansyah pada hearing yang dipimpin Ketua Komisi III Saproni. Irwansyah mengatakan, progress pembagunan jembatan ini merupakan program multi years pemerintah daerah, yang akan selesai pada akhir Desember mendatang. "Kami mengharapkan pihak kontraktor dan konsultan dapat segera menemukan penyebabnya. Apakah bahan material, struktur juga apakah human error," ujar Irwansyah. Karena, lanjut Irwansyah, hal ini perlu menjadi pe rhatian kita bersama. Untuk itu, ia meminta agar PT WIKA selaku kontraktor segera mencari pen yebab dan tindak lanjut dari kerusakan Jembatan I Dompak tersebut. Sementara itu, Jody Firmansyah Konsultan Pengawasan Kontraktor LAPI Ganeshapratama Construction mengatakan bahwa selama dua hari sejak kejadian tersebut, pihaknya telah melakukan beberapa investigasi mendasar seperti bahan material yang digunakan, desain pembangunan, apakah sesuai prosedur atau tidak. "Yang mana, dari hasil penyelidikan kami dua hari ini, untuk bahan material yang digunakan bahan yang lebih baik dari yang ada," klaim Jody. Namun, dikatakan Jody untuk mengetahui penyebab pastinya masih belum dapat kami pastikan. Karena masih menunggu hasil investigasi lebih lanjut. "Hingga saat ini untuk bagian P7 jembatan masih kami hentikan pengerjaan, namun untuk yang bagian yang lain masih dalam pengerjaan," ujar Jody kepada anggota dewan yang hadir. Kepala Dinas PU Provinsi Kepri, Heru Sukmoro mengatakan bahwa, pihaknya juga hingga saat ini belum dapat menanggapi lebih lanjut terkait rusaknya jembatan I yang menelan biaya sebesar Rp312 miliar ini. "Kita tunggu saja hasil investigasinya lebih lanjut. Ini merupakan suatu musibah, pemerintah akan mengikuti aturan yang ada nanti dalam penindak lanjutannya setelah penyebabnya diketahui," ungkap Heru. Tampak hadir pada hearing tersebut, Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, Sekretaris Komisi III DPRD Kepri Sofyan Samsir, Anggota DPRD Kepri Irwansyah, Tawarich, Raja Bachtiar, Asmin Patros, Abdul Rahman dan Hotman Hutapea. Serta Manager Proyek PT Wijaya Karya Adi Prayitno, PPtK Dinas PU Kepri Rody Yantari dan jajarannya.
Setelah Hearing, Komisi III DPRD Kepri yang membidangi pemban gunan infrastruktur meninjau langsung Jembatan I Dompak yang mengalami kerusakan tersebut.(eza,Cw99)
2. Artikel 2
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Wika) akan terus melanjutkan pengerjaan proyek jembatan Dompak di Tanjung Pinang, yang ambruk pada Jumat (2/10) lalu.
Corporate Secretary PT Wika, Suradi mengatakan kerusakan dan penurunan yang terjadi pada sebagian kecil lantai jembatan Dompak, tidak akan menganggu pengerjaan sisi lainnya yang belum tuntas. Pengerjaan proyek akan tetap dilanjutkan. Sebab kata Suradi, bila pengerjaan proyek senilai Rp312 miliar itu dihentikan, justru bisa membahayakan konstruksi yang sudah jadi. Dipastikan, sisi jembatan yang mengalami penurunan diperbaiki dan sisi yang lain juga akan tetap dikerjakan. "Untuk pengerjaan lokasi yang lain, tetap akan berlangsung karena tipe konstruksi ini adalah balanced cantilever, yang memiliki karakter pekerjaan harus terus berjalan. Apabila dihentikan, akan membahayakan konstruksi jembatan yang sudah terbangun," ujar Suradi kepada JPNN.com, Senin (5/10). Diharapkan, semua pekerjaan perbaikan dan penyelesaian sisa proyek akan rampung dalam kurun waktu tujuh bulan ke depan. Dengan begitu masyarakat di Tanjung Pinang dan sekitarnya bisa merasakan manfaat jembatan sepanjan g 1.210 meter tersebut. "Ditargetkan akan selesai pada Mei 2016," ungkap Suradi. (chi/jpnn) 3. Artikel 3
JAKARTA - Corporate Secretary PT Wijaya Karya (Wika), Suradi menyatakan bahwa proyek pengerjaan jembatan Dompak di Tanjungpinang tidak ambruk seperti yang gempar diberitakan. Kejadian Jumat (2/10) lalu karena ada kerusakan dan penurunan sebagian kecil lantai pada jembatan.
"Jembatan Dompak tidaklah runtuh, tetapi mengalami musibah yang mengakibatkan kerusakan dan penurunan sebagian kecil lantai jembatan Dompak. Itu hanya di satu segmen P7," ulas Suradi kepada JPNN.com, Senin (5/10). Untuk itu, pihaknya kini telah melakukan perbaikan. Sementara terkait penyebab penurunan lantai sepanjang 28 meter tersebut, Suradi mengatakan kalau saat ini masih dilakukan proses investigasi.
"Manajemen melakukan tindakan levelling dan perbaikan lantai yang mengalami penurunan. Untuk penyebabnya masih diinvestigasi," tandas Suradi. Seperti diketahui, jembatan I Dompak Tanjungpinang yang bernilai Rp312 miliar diketahui ambruk di bagian P-7. Proyek jembatan tersebut dipercayakan pada PT Wijaya Karya (Wika). Saat kejadian, ada 35 pekerja yang berada di lokasi tersebut untuk melakukan pengecoran jembatan. BACA: Bahaya jika Proyek Jembatan Rp312 Miliar yang Ambruk Dihentikan Pengecoran jembatan tuntas pada Jumat (2/10) pukul 16.30 WIB, namun masih ada tiga pekerja berada di lokasi saat jembatan ambruk. Beruntung, tidak ada korban dalam kejadian tersebut. (chi/jpnn)
4. Artikel 4
Dalam rangka mengoptimalkan progres pengerjaan jembatan I yang menghubungkan Tanjungpinang-Dompak, Pj. Gubernur Kepulauan Riau melakukan peninjauan ke lokasi jembatan dari sisi Dompak, Senin (26/10/2015). Pada kesempatan ini Gubernur juga meminta keterangan dari pihak rekanan, dalam hal ini PT. Wijaya Karya (Persero) terkait insiden robohnya jembatan yang masih dalam tahap pengerjaan itu. Apalagi insiden tersebut membuat proses pengerjaan terpaksa dihentikan sementara sampai selesai proses penyelidikan. Setelah melihat kondisi jembatan di lapangan Gubernur kemudian minta bagian yang roboh, yakni di P7 seluruhnya dibuang dan dibangun ulang. Karena kondisinya paska runtuh pada P7 tampak miring dan jika diperbaiki tidak akan bisa selesai sempurna. "Yang bagian ini bagusnya dibuang saja, terus dibangun ulang," kata Gubernur sambil menunjuk slide show yang yang ditampilkan. Sementara itu, menyangkut apakah penyebab dampak runtuhnya jembatan yang masih dikerjakan tersebut, Gubernur meminta penjelasan secepatnya dari dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh tim ahli. Karena hasil penyelidikan tersebut akan menjadi tolok ukur kelanjutan pembangunan jembatan tersebut kedepan. Terutama masalah penganggarann ya. "Perlu diingat bahwa proyek ini adalah proyek multy years yang penganggarannya sudah selesai tahun 2015 ini. Sudah 72 persen yang ditagih, dan tersisa 28 persen lagi. Saya tegaskan bahwa di tahun 2016 nanti proyek ini tidak bisa dianggarkan lagi, kecuali untuk membayar sisa piutang yang belum dibayarkan. Dan piutang itu juga baru bisa kita bayar apabila pekerjaan sudah selesai. Atau jelasnya pencairan dana itu tidak boleh lebih besar dari progres kerja di lapangan," jelas Agung.
Sementara itu Pilot Manajer PT. Wika (Wijaya Karya) Adhi Prayitno. Dia menjelaskan jika akibat rubuhnya jembatan I tersebut pihaknya mengalami kerugian lebih Rp20 miliar. Dan apakah itu kesalahan siapa, Ardi menjelaskan jika proses investigasi masih dilakukan. "Saat ini masih di cek sistem traveler yang kita gunakan tersebut. Dan semenjak jembatan itu roboh, sampai sekarang kita belum boleh kesana dan menyentuh barang-barang yang ada disana sampai selesai penyelidikan. Dan apapun hasilnya, kita komitment akan menyelesaikan jembatan ini. Ini adalah bagian resiko yang harus kita hadapi," kata Adhi. Adhi juga tetap meyakinkan jika jembatan ini akan digesa selesai hingga akhir Desember tahun ini.
5. Artikel 5
Proyek Jembatan Dompak REPUBLIKA.CO.ID,TANJUNG PINANG -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Ir. Heru Sukmono menyatakan PT Wijaya Karya, kontraktor yang membangun Jembatan 1 Dompak, Tanjungpinang bertanggung jawab atas ambruknya sebagian jembatan tersebut. "Jembatan itu harus dibangun kembali dan masih menjadi tanggung jawab kontraktor," tegas Kepala PU Kepri Heru, di Tanjungpinang, Sabtu. Jembatan penghubung Pulau Dompak, pusat Pemerintahan Kepri dengan pusat perkotaan Tanjungpinang ambruk pada Jumat sore (2/10). Dinas PU Kepri minta pihak LAPI ITB untuk melakukan investigasi, mencari penyebab ambruknya sebagian kontruksi jembatan yang terletak di tengah laut perairan Dompak tersebut. Rencananya, hari ini akan ada tim ahli dari LAPI ITB melakukan investigasi langsung ke lapangan mencari penyebab ambruknya jembatan. Setelah investigasi, lanjutnya akan dilakukan anal isa ulang untuk mencari jalan keluar serta alternatif melanjutkan pembangunan jembatan Dompak tersebut. "Bagaimana jalan keluarnya, apakah ada alternatif lain atau metode-metode lain yang lebih mudah dan aman sehingga pembangunan jembatan ini tetap berlanjut," ucapnya. Menurut Heru, jembatan Dompak ambruk tidak sampai memakan korban, akan tetapi dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan evakuasi lebih lanjut terhadap kejadian yang dikategorikan sebagai musibah tersebut.
"Kami berharap, kontaktor atau konsultan menelaah kembali, kenapa ini bisa terjadi, apakah keteledoran, sengaja, atau bagaimana. Yang jelas, kami akan terus melakukan pemantau," kata Heru. Telaah yang dimaksud untuk mengukur, apakah jembatan tersebut bisa rampung pada akhir tahun 2015 ini, sebagaimana yang ditargetkan mantan Gubernur Kepri Sani, atau harus diperpanjang. PT Wijaya Karya akan mempertanggungjawabkan permasalahan itu. Pihak perusahaan tetap berkomitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak kerja yang ditetapkan Pemerintah Kepri. "Target kami jembatan itu tersambung pada November 2015. Harapan kami menjadi sirna akibat permasalahan ini," ujarnya. Jembatan I penghubung Pulau Dompak, pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau dengan pusat perkotaan di Tanjungpinang ambruk, padahal PT Wijaya Karya menargetkan penyelesaian pembangunan proyek senilai Rp312 miliar itu pada November 2015. Badan jembatan yang ambruk itu di bagian P-7. Saat kejadian ada 35 pekerja yang berada di lokasi tersebut untuk melakukan pengecoran jembatan. Pengecoran jembatan tuntas pukul 16.30 WIB, namun masih ada tiga pekerja berada di lokasi hingga jembatan itu ambruk. Akibat kejadian tersebut, kata dia ketiga orang karyawan yang sedang bekerja terpaksa loncat ke laut sedalam enam meter. "Beruntung, tidak terjadi korban jiwa. Tim kami bergerak cepat menyelamatkannya," ujarnya.
6. Artikel 6
Kontraktor pelaksana jembatan I Dompak , PT Wijaya Karya (Wika) tbk memastikan, pembangunan jembatan yang menghubungkan pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau dengan Tanjungpinang telah selesai. Jembatan akan diresmikan setelah dilakukan uji beban (loading Test), oleh Komisi Keselamatan Jalan Terowongan dan Jembatan (KKJTJ) Kementeriaan PU dan Pekerjaan Rakyat (PUPR). Penyelesaian pengerjaan jembatan yang diimpikan oleh mantan Gubernur Kepri, almarhum H Muhammad Sani ini, telah menempuh berbagai rintangan. Salah satunya dengan robohnya konstruksi jembatan pada tiang P7 yang terjadi pada tahun lalu, namun telah diselesaikan setelah mendapat rekomendasi dari KKJTJ. Jembatan I Dompak yang memiliki panjang 1,600 meter dengan lebar sama seperti jembatan Suramadu, Jatim. Desain bangunan kombinasi bentang PCI girder sepanjang 23 kali 40 meter, box girder sepanjang 260 meter dan balok pelengkung serta slob on pile sepanjang 172 meter. Jembatan ini juga dilengkapi dengan jogging track di bawah lantai dasar jembatan.
Jembatan I Dompak dikerjakan dengan kontrak Multiyers PT.Wijaya Karya, dengan total nilai kontrak Rp 312 Miliar lebih dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah tahun 2014-2015 Provinsi Kepri , yang penandatanganan kontrak dilakukan pada Mei 2015. "Pengerjaan ini sudah kita selesaikan tepat waktu. Tetapi saya ingatkan pihak PU (Dinas Pekerjaan Umum) harus melakukan loading test, karena loading test tidak termasuk dalam item pengerjaan kita," kata Manajer Proyek PT Wika tbk, Adhi Prayitno saat menggelar syukuran di Jembatan I Dompak , Sabtu (5/11) sore. Pada proyek tersebut, kata Adhi, PT Wika tbk sebagai kontraktor pelaksana telah melaksanakan semua item yang tercantum dalam kontrak proyek tersebut, kecuali pengaspalan dan listrik. Namun, selagi masih dalam tahap pemeliharaan oleh kontraktor, pihaknya akan terus melaksanakan rekomendasi berbagai perbaikan yang dimintai oleh pihak PU Kepri tersebut. "Kalau memang ada perbaikan, akan kita laksanakan seperti ada permintaan dewan untuk memperbaiki jalur, dan mudah-mudahan minggu depan sudah dilakukan loading test," ujarnya. Dinas PU dan PT Wika tbk serta Konsultan Perencana dan Pengawas, kata Adhi, secara internal sudah melakukan uji beban yang akan dilakukan oleh Tim Independen dari China beberapa waktu lalu yang ditunjuk oleh Komisi Keselamatan Jalan Terowongan dan Jembatan (KKJTJ) Kementeriaan PU dan Pekerjaan Rakyat (PUPR). "Kita tidak main-main. Secara internal kita sudah lakukan uji beban dengan memasukan balok yang beratnya sekitar 100 ton, serta mixer yang beratnya sekitar 25 ton di jembatan ini," ungkapnya. Menurut Adhi, jembatan yang saat ini ditunggu-tunggu dan jembatan kebanggaan masyarakat Provinsi Kepri sudah seharusnya diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo. "Jembatan ini sepertinya layak untuk diresmikan oleh Presiden, kami kontraktor Wika sudah banyak mengerjakan jembatan, panjangnya 600-700 meter saja di resmikan Presiden seperti di Kalimantan, tetapi harus di aspal dan diberi marka serta PLN dulu," ujarnya. Sementara itu, PPTK Proyek Jembatan Dompak , Dinas Pekerjaan Umum Kepri, Rodiantara mengatakan, pembukaan Jembatan I Dompak akan dilakukan setelah dikoordinasikan dengan PT Wika tbk, selaku kontraktor pelaksana yang nantinya akan mengedepankan keamanan dan keselamatan. Pembukaan jembatan untuk umum akan dilakukan dari sisi Tanjungpinang dan dilengkapi dengan portal keamanan. "Animo dan keinginan masyarakat yang ingin melihat langsung kondisi jembatan dan berfotofoto pun sudah tinggi. Rencananya dua sisi akan kita kasih portal, itu pun kendaraanya kita batasi yakni dibawah 8 ton, mudah-mudahan seminggu kedepan sudah dibuka, itu pun jamnya dibatasi, antara jam 6 pagi sampai jam 6 sore," ujarnya.(bet)
7. Artikel 7
Penyebab utama penurunan dan pergeseran segmen P7-P7A yang membuat Jembatan I Pulau Dompak Tanjungpinang, nyaris runtuh kian terkuak. Hal tersebut terlihat dari fokus penyelidikan penyebab insiden pada jembatan yang menghubungkan Pulau Bintan dan Pulau Dompak pada Jumat (2/10/2015) silam ini. Petugas Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada Proyek Jembatan I (Lanjutan) Pulau Dompak, Rodi Yantari mengatakan bahwa, Komisi Keamanan Jembatan, Terowongan dan Jalan (KKJTJ) mulai mengarahkan penyelidikannya pada alat bantu (treveller) yang dipakai untuk menyanggah badan jembatan yang dicor dari beton tersebut, Kamis (29/10/2015). Penyelidikan itu dilakukan setelah KKTJT membahas secara menyeluruh terkait beberapa hal yang diduga menjadi penyebab penurunan segmen P7-P7A. "Hari ini, tim KKTJT dari Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) dan ahli jembatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) turun ke lokasi untuk menyelidikan penyebab insiden. Fokus penyelidikannya terpusat pada alat bantu. Mereka baru kembali dari lokasi," jelas Rodi kepada Tribun, Kamis (29/10/2015). Menurut Rodi, tim dari KKTJT itu masih hanya mengumpulkan data-data dari lokasi. Tim tersebut belum bisa mengeluarkan pernyataan resmi mengenai apa yang diperoleh dari penyelidikan terhadap alat bantu tersebut. "Hari ini tim tersebut masih sebatas mengumpulkan bahan. Setelah itu mereka akan membahas hasil penyelidikan ini sebelum mengambil langkah selanjutnya," teg as PPTK Proyek Jembatan I (Lanjutan) Pulau Dompak itu. Penyebab insiden pada segmen P7-P7A ini ditengarai oleh tiga hal yakni desain jembatan, campuran material dan alat bantu. Belakangan tim KKTJT lebih mengarahkan penyelidikannya pada alat bantu atau treveller.(*)