MARPOL PENCEGAHAN POLUSI DEFINISI Pencemaran lingkungan laut berarti dimasukkannya oleh manusia secara langsung atau tidak langsung,bahan atau energi kedalam lingkungan laut termasuk kuala yang mengakibatkan atau mungkin membawa akibat buruk sedemikian rupa seperti kerusakan pada kekayaan hayati laut dan kehidupan dilaut,bahaya bagi kesehatan manusia ,gangguan terhadap kegiatan kegiatan di laut termasuk penangkapan ikan dan penggunaan laut yang sah lainnya, penurunan kualitas kegunaan air laut dan pengurangan kenyamanan (UNCLOS 1982) UNCLOS : United Nation Convention the Law of The Sea Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam laut oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air laut turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan laut menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. (UU LINGKUNGAN HIDUP) Sejarah Singkat Timbulnya Convention Marpol 1973/78 Pd tahun 1967 terjadi pencemaran, tubrukan ketika kapal tanker “ TORREY CANYON “ kandas dipantai selatan Inggris & menumpahkan 35 juta galon minyak mentah, peristiwa-2 ini telah merubah pandangan masyarakat internasional & sejak saat itu mulai dipikirkan bersama pencegahan pencemaran secara lebih serius, sbg hasilnya adalah sidang “ IMO “ mengenai “ International Comprence On Marine Pollution ” yg menghasilkan “ International Convention for the Prevention From Ship “ tahun 1973 protokol 1978 & konvensi ini dikenal dgn nama MARPOL 1973 Protokol 1978 yg msh berlaku sampai sekarang. MENGENAL KONVENSI MARPOL 1973/1978 The International Convention for the prevention of pollution from ships (Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran dari kapal) Merupakan konvensi utama yg mengatur pecegahan pencemaran thd lingkungan laut oleh kapal yg berasal dari pengoperasiannya atau kecelakaan kapal A. KONVENSI MARPOL MERUPAKAN KOMBINASI DARI 2 KESEPAKATAN INTERNASIONAL 1973 DAN 1978 Konvensi ini disahkan pd tgl 2 Nopember 1973 di IMO, yg pd awalnya berisi ketentuan pencemaran oleh minyak , bahan kimia, bahan berbahaya dalam paket, limbah dan sampah. MARPOL protokol 1978 disahkan pd konferensi TSPP (Tanker Safety and Pollution Prevention) Februari 1978, dlm rangka merespon kecelakaan kapal tanker 1976/1977 B. MARPOL 1978 Karena MARPOL 1973 tidak kunjung diberlakukan, maka MARPOL Protokol 1978 menelan induknya MARPOL 1973. Marpol 1973/1978 akhirnya diberlakukan pd tgl 2 Oktober 1983. Konvensi MARPOL terdiri dari 6 ANNEX
●
SHOULD KNOW !! 1. Objective? 2. Goals? 3. Tools?
KONVENSI INTERNATIONAL MENGENAI PENCEGAHAN POLUSI Tahun 1926 masalah pencemaran di laut diterima dengan pengakuan Internasional di Washington DC, Tema “The International Conference on Pollution of Sea by oil.” Usul –usul yang diajukan dalam konfrensi: Meawajibkan pemasangan OWS dikapal-kapal yang memakai BBM dan yang mengangkut minyak sebagai muatan. Menetapkan zona-zona lautan dimana tidak dperkenankan membuang minyak: Belgia,Belanda,Swedia,Inggeris,USA menerima ketentuan 50 mil dari daratan merupakan zona pembuangan terlarang. Tahun 1934 The Interrnational Sea Pollution Aggrement. Tahun 1954 Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran di laut (Oil Pol 54) menetapkan zona terlarang paling sedikit 50 mil dari pantai dan kadar melebihi 100 ppm dilarang serta persyaratan pemakaian Oil Record Book Tahun 1959 berdiri IMCO. Tahun 1962 amendment dengan memasukkan kapal- kapal berukuran lebih kecil dan memperluas zoana terlarang diberlakukan 1969 . Tahun 1969 yang melarang pembuangan dari operasi secara normal,kecuali:total pembuangan on ballast voyage tdk melebihi 1/15000 kapasitas muat,pembuangan lebih dari 50 mil dari pantai. Tahun 197l amendment berisi: Great Barrier Reef dianggap sebagai daratan dan tata susunan tanki-tanki serta batas ukuran tanki.
Pollution Prevention (Pencegahan Polusi) DEFINISI Pencemaran lingkungan laut berarti dimasukkannya oleh manusia atau unsur lain secara langsung atau tidak langsung, bahan atau energi kedalam lingkungan laut yang mengakibatkan atau mungkin membawa akibat buruk sedemikian rupa seperti kerusakan pada kekayaan hayati laut dan kehidupan dilaut,bahaya bagi kesehatan manusia ,gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk penangkapan ikan dan penggunaan laut yang sah lainnya, serta penurunan kualitas kegunaan air laut dan pengurangan kenyamanan (UNCLOS 1982) UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea ) Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam laut oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air laut turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan laut menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. (UU LINGKUNGAN HIDUP)
● UNSUR UNSUR POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT KEGIATAN PELAYARAN KEGIATAN PENGEBORAN KEGIATAN PENYULINGAN (REFINARY). KEGIATAN TERMINAL/ PELABUHAN KEGIATAN GALANGAN KAPAL
● PENCEMARAN KARENA KEGIATAN PELAYARAN KAPAL TUBRUKAN . KAPAL KANDAS. KAPAL KEBAKARAN. KAPAL TENGGELAM. JATUHNYA MUATAN. KEGIATAN PENUMPANG DAN AWAK KAPAL. PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL. PENCEMARAN AKIBAT PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL A. Dari ruang pemesinan : Kebocoran bahan bakar Kebocoran minyak lumas. Tumpahan bahan bakar dan minyak pelumas’ Air laut dari poros propeller dan installasi pendingin mesin. B. Dari ruang muat: 1.Sistim ballast 2.Pencucian tanki. 3.Muatan tumpah atau jatuh. C. Dari ruang akomodasi: 1.Kotoran manusia 2.Sampah 3 D.L.L
Pencemaran yang terjadi Pada saat kapal berolah gerak dari berlabuh jangkar
Pencemaran yang diakibatkan oleh Pengeboran Minyak 1. Terjadinya kebocoran pipa minyak saat explorasi atau kesalahan dari proses substansial explorasi 2. Kegiatan operasional kapal yang ada disekitar wilayah pengeboran minyak 3. Proses STS (Ship to ship) storage dari pengeboran minyak ke kapal lain
Pencemaran akibat kegiatan dipelabuhan dan galangan kapal 1. Terjadinya tumpahan apapun jenis muatan kelaut akibat bongkar muat barang 2. Tidak tersedianya pelayanan Garbage in/out pd fasilitas pelabuhan 3. Fasilitas penampungan limbah cair dari kapal blm disediakan dipelabuhan 4. Khusus pd kegiatan digalangan kapal (dock) belum ter-arrange dengan baik pada aspek pembuangan limbah sesuai dengan jenis limbahnya M A R P O L 1973/78
The International Convention for the prevention of Pollution from Ships,1973 disyahkan oleh Interntional Confrence on Marine Polllution yang dilaksanakan dari 8 Oktober sampai 2 Nopember 1973. Protocol I mengenai Reports on Incidents involving Harmful Substances dan protocol II mengenai Arbitration juga disyahkan pada Confrence tsb. Convensi iniudian dimodifikasi dengan Protocol 1978 tentang Tanker Safety and Pollution Prevention yang disyahkan pada 17 februari 1978. konvensi yang sudah dimodofikasi ini disebut International Convention for the Prevention from ships 1973 as modified by Protocol of 1978 relating thereto,atau disingkat menjadi MARPOL 73/78 Protokol I Peraturan mengenai Reports on Incidents Involving Harmful Substances. Yang melaporkan : Nakhoda Isi laporan : Identity of Ships, Time, type and location of Incident, Quantity and type of Harmful subsytances involved, assisten and Salved mesured. Protokol II mengenai arbitrasi : Yang dibentuk kalau ada masalah antara sebuah negara dengan negara lain yang berkaitan dengan terjadinya pencemaran Protokol 1997 tentang pemasukan Annex VI (Air Pollution ) MARPOL 73/78 Konvensi ini terdiri dari 20 Artice dan 6 Annexs ANNEX I Peraturan Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh minyak ANNEX II Peraturan Pengawasan Pencemaran oleh Zat Cair Beracun diangkut dikapal dalam bentuk curah ANNEX III Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh Zat Berbahaya yang diangkut dalam kemasan (Solid Substance) ANNEX IV Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh kotoran (Sewage) dari kapal. ANNEX V Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh sampah ANNEX VI Peraturan Pencegahan Pencemaran Udara dari kapal. Selain itu saat ini sedang diberlakukan ANNEX VII tentang Pollution by Ballast Water PENCEGAHAN /PENGURANGAN PENCEMARAN DARI KAPAL Adapun upaya pencegahan/pengurangan pencemaran dari kapal dapat dilihat dari aspek2 : KONSTRUKSI Segregated ballast tank (SBT) Dedicated ballast tank Pembatasan ukuran tanki. Subdivision and stability Protective location of SBT(double hull) Retention on board. PERLENGKAPAN Oily Water Separator Oil Discharge Monitoring and Control system Interface Detector Instalasi pembuangan kedarat ( Garbage shore arrangement ) Oil record book SOPEP PENGAWASAN
Kadar buangan Daerah buangan Receiption facility Penegakan hukum ANNEX I Terdiri dari 4 Chapter 26 Aturan,3 Appendixes dan Penyamaan Interpretasi yang berisi 8 Appendix. Enter into force 2 Oktober 1983. Diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan KEPPRES No.46 tahun 1986.Diberlakukan untuk kapal yang berlayar ke Luar Negeri pada tgl 27 Oktober 1986 dan kapal domestik27 Oktober 1987. Annex I berlaku untuk semua kapal kecuali kapal perang dan kapal Pemerintah. Kapal kapal yang berukuran GT 150 atau lebih untuk tanker dan berukuran GT 400 atau lebih untuk non tanker harus memiliki INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE (IOPP CERTIFICATE) Definisi-definisi Minyak berarti bahan bakar dalam bentuk apapun termasuk minyak mentah,minyak bakar,minyak bekas dan minyak hasil olahan. Campuran berminyak berarti suatu campuran yang mengandung minyak. Minyak bakar berarti setiap minyak yang digunakan untuk bahan bakar mesin induk dan mesin bantu suatu kapal yang dibawa di kapal. Kapal tanker berarti suatu kapal yang konstruksinya dibuat untuk mengangkut minyak secara curah. Kapal kombinasi ialah kapal yang digunakan untuk mengangkut muatan curah basah dan kering. Kapal baru berarti: a.Yang kontrak pembangunannya dimulai sesudah 31 Des 1975 b.Dalam hal tidak ada kontrak pembangunan ynag peletakan luasnya 30 Juni 1976 atau c.Tanggal penyerahannya sesudah 31 Desmber 1979. Kapal lama berrarti yang bukan kapal baru. Jarak dari daratan terdekat berarti jarak dari garis pangkal dimana laut teritorial diukur. Slop tank berarti tanki yang khusus diperuntukkan untuk mengumpulkan air pencucian atau pengeringan dari tanki lain atau campuran berminyak lainnya sambungan Ballast bersih berarti balast dalam suatu tanki dimana sejak minyak terakhir diangkut telah dicuci sedemikian sehingga air dari tanki itu apabila dibuang ke laut tidak menampakkan tanda-tanda minyak pada permuakaan air yang tenang. Ballast terpisah adalah air ballast dari tanki yang terpisah secara sempurna dari sistim muatan minyak. Minyak mentah adalah setiap campuran hidro karbon cair yang terbentuk secara alamiah dalam perut bumi dan sudah layak diangkut dikapal Kapal pengangkut minyak mentah berarti kapal tanker yang melayani perdagangan pengangkutan minyak mentah. Product carrier berarti kapal tanker yang digunakan untuk pengangkutan minyak selain dari minyak mentah. Load on top prosedur adalah sistim pemuatan dimana muatan dimuat dalam suatu tanki yang air pencucian tankinya belum habis dibuang ke penampungan didarat dan muatan dimuat diatas dari air campuran tersebut. SURVEY - SURVEY IOPP Certificate diterbitkan oleh Pemerintah atau Organisasi yang diakui Pemerintah dan berlaku 5 tahun. Untuk sertifikat ini dilakukan survei survei:
Initial survey sebelum kapal dioperasikan pertama kali.Survey menyeluruh terhadap konstruksi,perlengkapan,sistem tata susunan dan material memenuhi persyaratan. Renewal survey sesuai ketentuan Pemerintah tapi tidak boleh lebih dari 5 tahun. Intermediate survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah anniversary date ke 2 atau ke 3. Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah anniversary date . Additional survey apabila dianggap perlu kalau ada perbaikan. Mempertahankan kondisi sesudah survey Setelah survey dilaksanakan tidak ada perubahan yang dilakukan atau terjadi terhadap konstruksi,perlengkapan,peralatan,tata susunan atau material tanpa sepengetahuan Administration,kecuali penggantian langsung perlengkapan dan peralatan. Nakhoda berkewajiban untuk melaporkan apabila terjadi kecelakaan atau kerusakan ditemui yang akan mempengaruhi kelaikan kapal atau terjadinya kekurangan perlengkapan sesuai Annex ini. Tanggal dari pelaksanaan survey antara dan survey tahunan harus diendorse pada sertifikat IOPP Record dari konstuksi dan perlengkapan harus dilampirkan pada sertifikat IOPP PENGAWASAN PEMBUANGAN MINYAK Setiap pembuangan minyak atau campuran berminyak dilarang kecuali bila persyaratan beriku dipenuhi: A)Untuk kapal tanker kecuali yang berasal dari ruang permesinan: 1.Tanker tidak dalam daerah khusus 2.Tanker berada lebih dari 50 mil dari daratan. 3.Tanker sedang berlayar 4.Kecepatan pembuangan tidak boleh lebihdari 30 ltr per mil 5.Total minyak yang dibuang tidak boleh melebihi 1/15000 dari total cargo untuk kapal lama dan 1/30000 untuk kapal baru. 6.Tanker dioperasikan dengan ODM dan slop tank. B) Untuk kapal Non tanker GT 400 atau lebih dan untuk pembuangan dari ruang permesinan: 1. Kapal tidak berada dalam daerah khu sus. 2.Kapal sedang berlayar. 3. Kandungan minyak dalam aliran pembuangan tidak melebihi 15 ppm Kapal dioperasikan dengan OWS dan ODM. Setiap pembuangan diluar ketentuan diatas dikenakan sanksi sesuai UU Negara setempat. Pengecualian. Pembuangan kelaut dapat dilakukan tanpa sesuai dengan aturan dalam keadaan: 1. Pembuangan dilakukan untuk keselamatan jiwa manusia. 2. Pembuangan kelaut disebabkan kerusakan kapal dan peralatan dengan ketentuan bahwa semua usaha telah dilakukan untuk mencegan atau meminimalkan tumpahan. 3. Telah diijijnkan pemerintah,misalnya zat dispersant untuk mengurangi dampak pencemaran oleh minyak. SPECIAL AREA Special area berarti suatu daerah laut dimana untuk alasan alasan tehnik sehubungan dengan kondisi oceanografi dan ecologynya dan sifat tertentu dari kepadatan lalu lintas,pemberlakuan metoda khusus untuk mencegah pencemaran diperlukan. Dalam Annex I ada beberapa special area seperti : Mediteranean Sea Baltic Sea (Semenanjung Eropa Utara) Black Sea ( Laut Hitam ) Red Sea
Gulf Area Antarctica Northwest European Daerah Oman dari Laut Arab. PERSYARATAN KONSTRUKSI Segregated Ballast Tank: 1. New Crude Oil tanker 20.000 DWT atau lebih. 2. New Product Oil 30.000 DWT atau lebih. 3.Existing crude oil tanker 40.000 DWT atau lebih 4. Existing Product tanker 40.000 DWT atau lebih. B.Dedicated Ballast Tank: 1. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih sebelum dilengkapi SBT selama 2 tahun boleh dioperasikan dengan DBT + COW Crude Oil Washing: 1.New Crude Oil 20.000 DWT atau lebih. 2. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih. Slop Tank: 1. 3% kapasitas cargo. 2. 2% yang air pecuci tanki dapat digunakan untuk mencuci tanki lain tanpa menambah air. 3. 2% bila tanker dlengkapi dengan SBT atau DBT. Sludge tank Kapal ukuran GT 400 atau lebih dilengkapi sludge tank dgn kapasitas cukup SLOP TANK DAN SLUDGE TANK SLOP Tank Setiap kapal harus dilengkapi dengan Slop tank untuk menampung balast kotor dengan kapasitas minimum 3% dari kapasitas muat kapal,kecuali pemerintah dapat menyetujui: 2% untuk tanker yang air pencuci tankinya dapat digunakan lagi untuk mencuci tanki lain atau yang dilengkapi COW dan SBT. 1% tanker kombinasi . SLUDGE Tank Gunanya untuk menampung minyak kotor. ,yang kapasitasnya V1 =K1 x c xD M3 dimana: K1 =0.01 untuk mesin dgn BBM heavy oil 0.005 untuk mesin dgn BBM diesel oil. c = pemakaian FO per hari. D = waktu pelayaran antara pelabuhan dimana sludge tank dapat dipompa kedarat (rata rata diambil 30 hari) Lokasi perlidungan dari SBT Tanker pengangkut crude oil ukuran DWT 20000 ton atau lebih dan tanker product oil ukuran 30000 DWT atau lebih, penempatan SBT harus sedemikian sehingga melindungi tanki muatan dari kerusakan akibat kandas dan tubrukan Pembatasan ukuran tanki Diberlakukan terhadap tanker yang peletakan lunasnya sesudah 1 Januari 1974
Panjang tanki maximium 10 meter atau: (0,5 b1/B +0,1 ) L bila tdk mempunyai sekat membujur (0,25 b1/B + 0,15 ) L bila mumpunyai sekat membujur. L = Panjang kapal, b1= Lebar wing tank, B = Lebar kapal. Receiption facility dan discharge connection Pemerintah harus mengusahakan setiap pelabuhan dilengkapi dengan sarana penampungan minyak kotor atau balast kotor. Untuk memungkinkan pipa dan penampungan didarat dapat dihubungkan dengan pipa pembuangan dikapal harus disediakan sambungan standar dengan ukuran Penjelasan Ukuran Diameter luar 215 mm Diameter dalam sesuai tebal pipa Baut dalam flens 6 lobang O/ 22 mm Tebal flens 20 mm Baut 6 buah diameter 20 mm OIL RECORD BOOK Setiap tanker GT 150 atau lebih dilengkapi dengan Oil Record Book Part I dan Part II. Setiap kapal non tanker GT 400 atau lebih harus dilengkapi Oil Record Book Part I. Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan Part II untuk mencatat dari ruang muat. Setiap kegiatan dicatat dan ditanda tangani oleh Perwira yang bertugas dan setiap halaman ditanda tangani oleh Nakhoda’ Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang dilengkapi IOPP cert dicatat dalam bahasa Inggeris atau Perancis. Disimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaan. Disimpan selama 3 tahun terhitung pengisian terakhir. PSCO berhak memeriksa kebnaran dari ORB selam kapal berada di Pelabhan atau terminal PSC Officer berhak minta copy bila diperlukan. Suatu copy yang ditanda tangani Nakhoda dapat digunakam sebagai bukti di Pengadilan Nakhoda harus dilengkapi dengan informasi sehubungan dengan pemuatan dan pembagian muatan untuk menjamin pemenuhan persyaratn terhadap peraturan stabilitas dan subdivisi dan kemampuan kapal untuk memenuhi kriteria damage stability. PENGISIAN OIL RECORD BOOK Oil record Book Part I (dari ruang permesinan): Pengisian ballast atau pencucian tanki bahan bakar. Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di tanki bahan bakar. Pengumpulan atau pembuangan oil residu (sludge). Pembuangan air got kamar mesin. Kondisi dari OWS dan ODM Pembuangan karena kecelakaan. Pengisian bahan bakar dan lub oil.
B) Oil Record Book Part II ( dari ruang muat kapal tanker). Pemuatan minyak. Permindahan internal muatan. Pembongkaran muatan. Pengoperasian COW. Pengisian ballast ditanki muatan. Pengisian Dedicated Ballast tank. Pencucian tanki muatan. Pembuangan ballast kotor. Pembuangan dari slop tank kelaut. Pembuangan ballast bersih dari tanki muat. Pembuangan residu (sludge). Pembuangan ballast dari DBT. Kondisi dari OWS dan ODM. Pembuangan karena kecelakaan. SHIPBOARD OIL POLLUTION EMERGENCY PLAN(SOPEP) Setiap tanker GT150 atau lebih dan non tanker GT400 atau lebih harus dilengkapi dengan SOPEP yang telah disyahkan oleh Pemerintah. Isi dari SOPEP minimum adalah: Prosedur yang diikuti oleh Nakhoda atau orang lain yang bertugas untuk melaporkan kejadian pencemaran. Daftar Pejabat atau orang yang akan dihubungi bila terjadi pencemaran. Perincian tindakan yang akan diambil segera oleh orang orang dikapal untuk mengurangi atau mengontrol tumpahan minyak sesudah kecelakaan. Prosedur dan titik penghubung dikapal untuk koordinasi dengan Penjabat Local dalam rangka penanggulangan pencemaran.
Peralatan penanggulangan pencemaran Disetiap kapal harus tersedia alat-alat untuk penanggulangan pencemaran antara lain: a.Bak atau bejana untuk menampung tetesan minyak b.Pasir atau serbuk gergaji c.Sekop Majun Karet busa untuk absorber f.Dispersant g.Spray applicator Sedangkan untuk tumpahan dalam jumlah banyak digunakan peralatan sebagai berikut: a.Oil boom yang berfungsi untuk melokalisir tumpahan supaya tidak menyebar’ b.Oil skimmer peralatan yang dipergunakan untuk menyedot minyak yang ada di permukaan air c.Absorber. d.Dispersant
Saksi-sanksi hukum
Terhadap pencemaran dapat dikenakan dua macam sanksi yaitu: a.Sanksi pidana dikenakan terhadap “barangsiapa” yang berbuat.(termasuk awak kapal) Menurut U.U. No.21 tentang Pelayaran pasal 119,120 barangsiapa yang melakukan pembuangan limbah tidak sesuai dengan aturan diancam hukuman penjara paling lama 5 tahun atau denda 120 juta rupiah,dan apabila pembuangan tersebut mengakibatkan rusaknya lingkungan diancam hukuman 10 tahun penjara atau denda 240 juta rupiah. b.Sanksi perdata berupa tuntutan ganti rugi ditujukan kepada pemilik kapal. Karena tuntutan ganti rugi tsb.kadang-kadang jumlahnya sangat besar sehingga tidak sanggup ditanggung sendiri oleh pemilik kapal,maka pemilik kapal harus mengasuransikan tanggung jawabnya tersebut atau menyediakan dana jaminan .Batas tanggung jawab diatur dalam Konvensi Internasional yang disebut International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage 1969 yqng kemudian diperbarui tahun 1992 sehingga sekarang dikenal dengan nama CLC 1992. Kapal-kapal tanker ukuran DWT 2000 ton atau lebih harus menjadi anggota dan mengasuransikan tanggung jawabnya. sambugan Sesuai UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran sanksi tsb dirubah menjadi: a.Setiap orang yang melakukan pembuangan limbah air balas,kotoran,sampah tau bahan lain keperairan diluar ketentuan perundang-undangan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda 300 juta rupiah. b.Jika perbutan tsb mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup atau tercemarnya lingkungan hidup dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda 500 juta rupiah. c.Jika mengakibatkan kematian seseorang dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda 2,5 miliar rupiah. ANNEX II Peraturan untuk pengawasan pencemaran oleh zat cair beracun(Noxious Liquid Substances) Diberlakukan secara bertahap sesuai amendmennya. Amendmen 1989 yg memberlakukan IBC Code dan BCH Code berlaku sejak 13 Okt 1990.Amendmen 1992 berlaku sejak 1 Juli 1994.Amendmen 1994 mengenai pengawasan PSCO berlaku sejak 3 MARET 1996. Kapal kapal pengangkut NLS sesudah disurvei diberikan Sertifikat :International Pollution Prevention Certificate For The Carriage of Noxious Liquid Substances in Bulk. Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dengan persyaratan harus diendors tiap tahun. Survei survei yang dlaksanakan sehubungan dengan sertifikat tersebut adalah: Initial survey sebelum kapal dioperasikan untuk partama kali. Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah Anniversary date dari sertifikat. Intermediate survey dalam 3 bulan sebelum atau sesudah Anniversary date ke 2 atau ke 3. Renewal survey setiap 5 tahun atau sesuai masa laku sertifikat. Additional survey apabila dibutuhkan. Bagi kapal kapal yang sudah disurvei dan diberikan sertifikat berdasarkan International Bulk Carrier Chemical Code(IBC Code) atau Bulk Chemical Code (BCH Code) tidak perlu disurvei lagi untuk mendapatkan NLS Cert.Disamping itu kapal ini juga harus dilengkapi dengan IOPP Certificate. PEMBAGIAN ZAT CAIR BERACUN Zat cair beracun dibagi dalam 4 kategori yaitu: Kategori X yaitu zat cair beracun yang apabila dibuang kelaut dari pencucian tanki muatan atau dari ballast yang dimuat ditanki muatan akan menimbulkan bahaya yang besar (major hazard) baik terhadap sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan ancamah serius terhadap penggunaan laut secara sah lainnya ,karenanya tdk boleh dibuang kelaut.
Kategori Y yaitu zat cair beracun yang apabila dibuang ke laut akan menimbulkan bahaya (hazard) baik terhadap sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan ancaman terhadap penggunaan laut secara sah lainnya karenanya hanya kwalitas dan jumlah yang terbatas yang dapat dibuang kelaut.. Kategori Z yaitu zat cair yang apabila dibuang kelaut akan menimbulkan bahaya kecil (minor hazard)thd lingkungan dan kesehatan manusia karenanya memboplehkan pembatasan yang kurang kuat thd pembuangan kelaut . OS (other subctances) yaitu yg termasuk zat lain dalam Chapter 18 dari IBC Code yang tidak termasuk X,Y atau Z yang sampaimsaat ini belum menimbulkan bahaya terhadap lingkungan laut. Contoh Zat Cair Beracun Kategori X: Aceton Cyanohydrin,Acrolein,Dicio ro Benzenes,Carbon disulphide,Cresols,Phosphorus dll Kategori Y Allyl Alcohol,Ammonia,Benziene chloride,Carbon Tetra chloride,Chloroform,dll Kategori Z: Acetic Aceid,Iso Amyl Acetate,Amiline,Ethyl Acetate,Silicon Tetrachloride PENGAWASAN Pemerintah tiap Negara harus menunjuk Surveyor surveyor untuk mengawasi pelaksanaan dari Aturan ini dan mengawasi sesuai guideline dari IMO. Nakhoda nakhoda kapal yang mengangkut zat cair beracun harus menjamin bahwa semua ketentuan-ketentuan telah dipenuhi dan Cargo Record Book diisi sesuai ketentuan. Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori X: Sesudah selesai pembongkaran sebelum kapal berangkat tanki harus diadakan pencucian pendahuluan (pre wash) dan air pencucian dibuang ke Receiption Facility sampai konsentrasi zat cair beracun dalam aliran kurang dari 0,1% dalam berat kemudian dipompa sampai kosong kecuali untuk jenis pospor konsentrasi dalam aliran kurang dari 0,01% dalam berat. Bila kemudian air ditambahkan kedalam tanki, air pencucian dapat dibuang kelautsesuai dengan persyaratan: a)Kapal berada diluar daerah khusus. b) Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots untuk yang digerakkan mesin dan 4 knots untuk yang ditunda. c)Lubang pembuangan berada dibawah garis air. d) Pembuangan pada pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter. Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori Y: Sesudah selesai pembongkaran tanki dicuci (pre wash) sampai sisa muatan dalam tanki tidak lebih darrl 1 M3 atau 1/3000 kapasitas tanki dan dibuang ke Receiotion Facility.Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang ke laut dengan persyaratan: a)Kapal sedang berada diluar daerah khusus b)Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knots untuk yang bermesin dan 4 knots untuk yang digandeng. c)Konsentrasi zat beracun diar baling baling tidak melebihi 1 ppm. d)Pembuangan dilaksanakan tidakl kurang dari 12 mil dari daratan pada kedalaman lebih dari 25 mtr.
Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair katogori Z Selesai bongkar sebelum meninggalkan pelabuhan tanki harus dicuci (pre wash) sampai sisa muatan tidak lebih dari 3 M3 atau 1/1000 kapasitas tanki Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang ke laut dengan persyaratan : a)Kapal berada diluar daerah diluar daerah khusus. b)Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knot untuk yang bermesin dan 4 knot untuk yang digandeng. c)Pembuangan dibawah garis air’ d)Kapal berada lebuh dari 12 mil dari daratan pada kedalaman 25 mtr atau lebih Atas permintaan Nakhoda pre wash dapat ditiadakan dengan syarat : a)Tanki bekas pembongkaran tidak akan dicuci karena akan dimuat jenis yang sama atau yang dapat digabungkan. b)Tanki bekas pembongkaran tdk akan dicuci dilaut dan akan dcuci dipelabuhan lain asal ada jaminan tertulis dari pelabuhan tersebut. c)Sisa muatan dihilangkan dengan sistm ventilasi yang disetujui Pemerintah berdasarkan standar IMO Untuk kategori OS tidak perlu diadakan prewash’ dan dapat dibuang kelaut dengan persyaratan : a)Kapal sedang berlayar diluar daerah khusus. b)Kecpatan tidak kurang dari 7 knot bagi yang bermesin dan 4 knot bagi yang digandeng. c)konsentrasi tidak lebih dari 1/10 . d)pembuangan pada jarak 12 mil dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter. CARGO RECORD BOOK Setiap kapal yang mengangkut zat cair beracun harus dilengkapi dengan Cargo Record Book Cargo record Book harus diisi tanki per tanki bilamana operasi berikut dilaksanakan: Pemuatan cargo Pemindahan internal cargo Pembongkaran cargo Pencucian tanki muatan Pengisian ballast ke tanki muatan Pembuangan ballast dari ruang muat Pembuangan residu ke sarana penampungan Pembuangan ke laut atau penghilangan dengan ventilasi. Setiap pembuangan apakah operasional atau kecelakaan harus dicatat. Bila operasi diawasi oleh surveyor ,surveyor harus membuat catatan dalam Cargo Record Book Cargo Record Book diisi dalam bahasa Inggeris atau Perancis kecuali yang tidak punya NLS cert Cargo Record Book harus disimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaan kecuali ditongkang tak berawak disimpan di kapal tunda.Cargo Record Book disimpan dikapal sampai 3 thn sesudah pengisian terakhir Procedures and Arrangement Manual (PA Manual) Setiap kapal yang mengangkut NLS dalam bentuk curah harus dilengkapi dengan PA Manual. Tujuan utama dari Manual adalah untuk mengenalkan kepada Perwira kapal tata susunan fisik dan semua prosedur operasi sehubungan bengan penanganan muatan,pencucian tanki .penanganan slop dan pengisian tanki ballast yang harus diikuti agar sesuai persyaratan Annex II. PA Manual minimum harus berisi informasi dan petu njuk operasi berikut:
1.Perincian gambaran utama dari Annex II. 2.Daftar dari NLS yang diijinkan untuk diangkut kapal tersebut. 3.Tanki-tanki yang diijinkan untuk mengangkut masing masing NLS 4..Perincian dari seluruh tata susunan da peralatan termasuk pemanasan muatan dan sistim pengawasan suhu,skema sistim stripping dan pompa-pompa.(check list) 5. Prosedur mendetil sesuai standar yang diteraokan pada masing-masing kapal.tarmasuk instruksi instruksi seperti metoda pengeringen,prewash tanki-tanki,pengisian ballast ruang muat.pembuangan residu dll. 6.Tanggung jawab Nakhoda sehubungan prosedor operasi yang harus diikuti untuk meyakinkan bahwa tidak ada residu atau campuran yang dibuang kelaut. ANNEX III - Peraturan peraturan untuk pencegahan pencemaran oleh zat berbahaya yang diangkut dikapal dalam kemasan Pemberlakuan Berlaku secara Internasional 1 Juli 1992 Harmful substances ( bahan – bahan berbahaya ) adalah semua bahan yang diidentifikasikan sebagai pollutant ( penyebab polisi ) di laut di dalam IMDG – International Maritime Dangerous Good Packaged form adalah semua bentuk kemasan selain yang termasuk bagian dari bagian kapal sebagaimana termaksud dalam IMDG Code Annex III melarang semua bentuk pengangkutan bahan - bahan berbahaya kecuali dengan mematuhi peraturan dalam IMDG Code Pengemasan, pemberian tanda pemberian label, dokumentasi, pemadatan, pembatasan jumlah dan pengecualan untuk mencegah atau mengurangi dampak pencemaran yang mungkin ditimbulkan. Kemasan Kemasan yang dipergunakan haruslah sesuai untuk mengurangi bahaya terhadap lingkungan laut sehubungan dengan sifat bahan yang dikemasnya. Pemberian tanda dan label Sambungan Pemberian Tanda dan Label 1.Kemasan yang berisi bahan berbahaya haruslah ditandai dengan keras dan tegas dengan nama teknis yang tepat ( nama merek saja tidak boleh ) dan harus dengan tegas dinyatakan sebagai polutan laut. Cara – cara pemberian tanda dan nama teknis bahan tersebut secara benar harus masih dapat diidentifikasi / diibaca dengan jelas hingga kemasan tersebut berada di dalam air / tenggelam dalam waktu tiga bulan. Untuk hal tersebut harus diingat ketahanan bahan pembuat label dan permukaan kemasan tempat ditempelkannya label tersebut. Kemasan yang berisi sedikit saja bahan polutan boleh dikecualikan dari peraturan tersebut ( lihat IMDG Code ) Hal-hal yang harus diperhatikan: Packing harus meminimalkan bahaya terhadap lingkungan sesuai kekhususan isinya. Marking dan Labelling.Diberi merk nama tekhnik dilengkapi UN number.Merk harus tidak hilang walau terbenam dilaut selama 3 bulan. Dokumentasi. Semua dokumen harus menggunakan nama tehnik dan dicantumkan kata-kata MARINE POLLUTAN.
Stowage .Barang berbahaya harus ditempatkan dengan aman dan dilashing sehingga mengurangi ancaman terhadap lingkungan sambungan Dokumentasi Dalam semua dokumen yang berhubungan dengan pengangkutan bahan berbahaya haruslah ditulis dengan jelas dan tegas dengan nama teknis yang tepat ( nama merek saja tidak boleh ) dan harus dengan tegas dinyatakan sebagai polutan laut. Dokumen pengapalan / pengangkutan yang diberikan oleh pengirim harus termasuk atau dilengkapi dengan keterangan bahwa pengangkutan yangditawarkan telah dikemas, diberi tanda dan label dengan benar dan sesuai dengan peraturan untuk meminimalkan bahaya terhadap lingkungan laut. Kapal – kapal yang mengangkut bahan berbahaya harus memiliki daftar khusus yang meliputi pengaturan dan pemadatan bahan berbahaya di atas kapal, copy dokumen yang sama harus disimpan oleh pemilik kapal di darat hingga muatan tersebut dibongkar. Pemadatan Pemadatan yang dilakukan haruslah sesuai untuk mengurangi bahaya terhadap lingkungan laut tanpa mengecualikan keselamatan kapal dan awak kapal. Pembatasan Jumlah Beberapa bahan berbahaya tertentu untuk alasan teknis dan ilmiah tidak boleh diangkut atau dibatasi jumlah yang boleh diangkut oleh satu kapal, dalam pembatasannya harus mempertimbangkan ukuran, kontruksi dan peralatan suatu kapal pengangkut, sebagaimana pengemasan dan sifat – sifat bahan berbahaya tersebut. sambungan Pengecualian Pembuangan ke laut ( jettisoning ) bahan berbahaya dalam kemasan adalah dilarang, kecuali jika betul – betul diperlukan dalam rangka mengamankan keselamatan kapal dan jiwa di laut. Berdasarkan pada aturan konvensi ini, ukuran yang tepat tentang keadaan fisik, kimiawi dan biologis dari bahan – bahan berbahaya tersebut harus di pertimbangkan untuk mengatur pembersihan atas kebocoran di kapal, dan menyakinkan bahwa dengan pertimbangan – pertimbangan tersebut tidak akan mempengaruhi keselamatan kapal dan jiwa di laut. Tugas wewenang Port State Control Kapal pada saat sandar di pelabuhan adalah merupakan subyek untuk pemeriksaan oleh petugas yang di berikan otoritas kepadanya oleh Administrator, dalam rangka pelaksanaan aturan – aturan Annex ini, dan menyakinkan bahwa nahkoda dan awak kapal benar – benar familiar dengan prosedur yang ada di kapal sehubungan dengan pencegahan polusi di laut oleh bahan berbahaya. Pihak yang diberi otoritas tersebut, haruslah mengambil keputusan tegas untuk tidak memberikan ijin berlayar apabila di dapati bahwa kapal tersebut tidak memenuhi persyaratan – persyaratan yang ditentukan pada Annex ini. ANNEX IV Peraturan untuk mencegah pencemaran oleh kotoran (Sewage) dari kapal Diberlakukan mulai tanggal 27 September 2003, terdiri dari 11 ( sebelas ) Regulations Pemberlakuan Peraturan – peraturan pada Annex ini berlaku untuk : Kapal baru berbobot 200 GRT atau lebih, b. Kapal baru kurang dari 200 GRT yang diijinkan mengangkut lebih dari 10 orang Kapal – kapal baru yang tidak memiliki sertifikat ukuran resmi namun yang diijinkan mengangkut lebih dari 10 orang
Peraturan ini juga berlaku untuk : Kapal lama berbobot 200 GRT atau lebih, setelah 10 tahun dari berlakunya Annex ini Kapal lama kurang dari 200 GRT yang diijinkan mengangkut lebih dari 10 orang, setelah 10 tahun dari berlakunya Annex ini Kapal – kapal baru yang tidak memiliki setifikat ukuran resmi namun yang diijinkan mengangkut lebih dari 10 orang, setelah 10 tahun dari berlakunya Annex ini. Yang dimaksud sewage adalah: Cairan kotor dikapal yang berasal dari : Pembuangan dari toilet.urinoir dan wc. Pembuangan dari tempat pengobatan seperti hopital,dispensary yang dibuang ke westafel atau scupper Pembuangan dari ruangan tempat binatang hidup Buangan lain yang bercampur dengan buangan diatas. sambungan Kapal kapal yang memnuhi persyaratan diberikan sertifikat International Sewage Pollution Prevention Certificate (ISPP) C. Survey – Survey : Setip kapal yang diharuskan mematuhi peraturan – peraturan dalam Annex ini dan dioprasikan baik dari pelabuhan ke pelabuhan maupun anjungan lepas pantai di bawah jurisdiksi selain Negara anggota konvensi harus melalui survey ; Initial survey / survey awal sebelum kapal dioperasikan atau sebelum sertifikat yang berdasarkan aturan 4 Annex ini dikeluarkan Ketika kapal dilengkapi dengan sewage treatment plan. Ketika kapal dilengkapi dengan system penghancur dan alat anti hama ( disinfect ) Ketika kapal dilengkapi dengan tangki penampung (holding tank ) Ketika kapal dilengkapi dengan pipa – pipa pembuangan limbah keluar. Survey periodic. Administrator harus menyusun parameter / aturan yang jelas agar kapal – kapal yang tidak diharuskan melakukan survey ini tetap memenuhi persyaratan aturan ini Survey dilaksanakan oleh fihak lain dengan otoritas dari administrator. Setelah survey tersebut dilakukan, tidak boleh dilakukan penggantian bentuk, bahan ataupun susunan peralatan tersebut tanpa ijin dari administrator. Persaratan pembuangan Sewage Pembuangan Limbah Kapal tidak boleh membuang limbah ke laut kecuali ; a. Kapal menggunakan alat penghancur dan pembasmi hama dengan system yang diijinkan administrator berdasar pada jarak lebih dari 4 mil dari daratan terdekat, atau limbah yang tidak dihancurkan dan tidak diganti hama pada jarak lebih dari 12 mil dari daratan terdekat. b. Kapal mengoperasikan suatu system pengolah limbah yang diijinkan oleh administrator Untuk limbah dengan campuran sampah yang memerlukan perlakuan lain, diperlukan upaya yang lebih keras lagi. Pengecualian Aturan pembuangan Limbah tersebut tidak berlaku apabila : Kapal yang membongkar limbah dengan tujuan untuk mengamankan keselamatan kapal dan semua yang aiatasnya, dan atau menyelamatkan jiwa dilaut atau,
Pembuangan karena kerusakan kapal atau perlengkapannya. Fasisilitas penerimaan Pemerintah peserta konvensi ini harus menyediakan fasilitas di pelabuhan – pelabuhan untuk menerima pembongkaran limbah, tanpa menyebabkan keterlambatan operasi kapal, dan sesuai untuk kapal yang menggunakan fasilitas tersebut. Pemerintah dari Negara peserta konvensi ini harus menegur Organisasi yang bekerjasama dengan pemerintah dalam hal penyediaan fasilitas ini, apabila didapati ketidaksesuaian persyaratan fasilitas ANNEX V Peraturan - Peraturan Pencegahan Pencemaran Oleh Sampah Berlaku secara Internasional sejak 31 desember 1988. Pengertian Sampah dalam Annex ini adalah semua jenis sisa makanan dari atas kapal dan sisa operasional tidak termasuk ikan segar dan bagian – bagian lainnya, yang dihasilkan selama pengoperasian kapal secara normal yang diharuskan dibuang secara terus menerus atau secara berkala kecuali zat – zat yang mana telah dicantumkan dalam aturan – aturan lainnya pada konfensi terakhir. Daerah Pantai / Nearest land. Istilah daerah pantai diukur dari garis pantai sampai garis teritorial laut yang mana telah ditentukan oleh peraturan International dan perkecualian untuk konvensi yang ditetapkan seperti pantai timur Australia. Daerah khusus adalah wilayah laut karena alasan – alasan teknis yang diakui sehubungan dengan oseanografi dan ekologi serta sifat – sifat khusus lalu lintasnya, penerapan cara – cara khusus yang mengikat dalam hal pencegahan pencemaran laut oleh sampah. Daerah khusus yang dilarang membuang sampah adalah: Laut Arctic Laut Baltic Laut Hitam Laut Merah Teluk Persi dan Teluk Mexico Laut Mediterranean Daerah Perairan Antartica Daerah Perairan Carribean Pemberlakuan / Penerapan Diberlakukan untuk semua kapal – kapal tidak terkecuali yang tercantum dalam Annex ini Pembuangan sampah dilaut daerah khusus ( special area ) Tujuan dari aturan ini adalah: Dilarang membuang sampah kelaut semua jenis plastic termasuk tali manila, jaring – jaring ikan sintetik, kantong sampah plastic dan abu produk plastic yang mana mengandung racun atau sisa / residu logam. Dilarang membuang sampah didekat pantai sejauh dapat dilakukan dengan jarak tidak kurang dari : 1) 25 Nautical mil untuk dunnage, lining, dan material yang dapat mengapung 2) 12 Nautical mil untuk sisa makanan dan semua sampah termasuk kertas produk, kain, kaca, logam botol – botol dan barang perak. Pembuangan sampah ke laut seperti sampah makanan dan sampah lainnya termasuk kertas, majun, kaca, logam, botol, dan barang – barang tembikar dapat dilakukan dengan sarat sudah dicampur dan dihancurkan dengan lebar tidak boleh lebih 25 mm dan sejauh mungkin dari daratan tetapi tidak boleh kurang dari 3 mil.
Pembuangan sampah dengan persyaratan khusus Dilarang membuang setiap bahan / materi dari Platform tetap atau yang mengapung yang melakukan eksplorasi, dan kegiatan eksplorasi sumber mineral didasar laut dan dari semua kapal – kapal pada waktu sandar atau berada disekitar 500 m dari platform ( Rig ) Pembuangan sampah – sampah makanan setelah dicampurkan dan dihancurkan dari rig / platforms tetap atau yang mengapung dengan lokasi tidak boleh kurang dari 12 mil dan semua kapal – kapal yang sandar atau berada disekitar 500 m dari platform / rig dengan lebar tidak boleh lebih dari 25 mm. Dilarang membuang sampah : Semua jenis plastik termasuk tali syntetik, jala ikan syntetik, kantong plastik dan abu plastik yang dihasilkan dari incenerator, yang mengandung racun atau sisa / residu logam. Semua sampah termasuk kertas, majun, kaca, logam, ganjal, pakain dan jenis – jenis pembungkusan. Untuk sampah makanan sejauh mungkin dari daratan tidak boleh kurang dari 12 mil. Membuang sampah makanan di laut cerebean harus dicampur dan dihancurkan dulu dengan lebar tidak boleh dari 25 mm jarak dari pantai tidak boleh kurang dari 3 mil. Pengecualian Peraturan tidak diberlakukan untuk : Pembuangan sampah yang mendesak / penting dari kapal dengan alasan untuk keselamatan kapal dan keselamatan di laut. Sampah yang dihasilkan karena adanya kerusakan kapal atau pemasangan semua peralatan dengan alasan sebagai tindakan pencegahan yang dilakukan sebelum dan sesudah kejadian kerusakan untuk mencegah atau memperkecil kerusakan yang terjadi. Kehilangan net / jala – jala ikan yang di pasang dengan alasan untuk tindakan pencegahan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kehilangan yang lebih banyak. Placard, Garbage Management Plans, dan Pencatatan Setiap kapal dengan panjang seluruh 12 meter atau lebih harus memasang placard supaya anak buah kapal dan penumpang mengetahui persyaratan pada peraturan 3 dan 5 aturan ini. Dengan bahasa kerja yang digunakan oleh personnel kapal untuk kapal – kapal dengan pelayaran dari pelabuhan atau terminal offshore dibawah ketentuan hukum yang berlaku dan bahasa inggris dan prancis. Setiap kapal dengan GRT 400 ton keatas dengan jumlah crew 15 orang lebih harus membawa / dilengkapi Garbage Management Plans. Setiap kapal dengan GRT 400 Ton lebih yang melakukan pelayaran dari pelabuahan ke terminal offshore di bawah hukum yang berlaku dan platform / rig tetap dan mengapung yang melakukan eksplorasi di laut dan dasar laut harus membawa Garbage Record Book. Setiap pembuangan, atau pembakaran harus dicatat di dalam Garbage record book oleh perwira yang bertugas, tanggal pembakaran atau pembuangan ditulis, dan dengan bahasa Inggris, Spanyol dan Prancis dan ditanda tangani oleh nahkoda. Garbage Record Book HAL HAL YG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGISIAN GRB Setiap pembuangan atau pembakaran harus dicatat dalam garbage record book Yang dicatat adalah waktu ,posisi kapal keterangan dan jumlah sampah Garbage record Book disimpan ditempa yang mudah dicapai untuk pemeriksaan dan disimpan selama 2 tahun Diisi dalam bahasa Inggeris oleh Perwira yang bertanggung jawab dan tiap halaman ditanda tangani Nakhoda
Dalam hal dibuang karena kecelakaan harus dicatat lingkungan tempat pembuangan dan alasan pembuangan PSCO dapat sewaktu waktu memeriksa Garbage record book Dokument ini harus disediakan untuk periode 2 tahun
ANNEX VI Peraturan pencegahan pencemaran udara dari kapal. Berlaku untuk semua kapal dan untuk kapal tertentu dg aturan khusus Berlaku 19 Mei 2005. Apabila dari hasil survei memenuhi syarat diberi sertifikat INTERNATIONAL AIR POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE. Pengawasan emisi dilakukan terhadap: Emisi dari zat penipis lapisan ozone EmisiNitrogen Oxide (Nox) dari motor diesel Emisi bel;erang oxid (Sulphuroxid) Emisi dari bahan campuran organik yg mudah menguap (Volatile Organic Compound Pembakaran limbah kapal (The Incineration of shipboard wastes ) Kualitas bahan bakar minyak Ketentuan lain yang berlaku bagi kapal yang berkaitan dengan aspek2 ANNEX diatas Kapal-kapal berukuran GT 400 atau lebih yang melayari Pelayaran Internasional yang dibangun setelah 19 Mei 2005 diharuskan harus disurvei dan apabila memenuhi persyaratan diberikan sertifikat yang berlaku 5 tahun.Terhadap kapal-kapal yang dibangun sebelum 19 Mei 2005,survei harus dijadwalkan pada saat naik dock yang pertama sesudah 19 Mei 2005 tetapi tidak boleh lebih lama dari 19 Mei 2008.Pelaksanaan survei mengikuti sistem terpadu dari sertifikasi (Harmonized system of Survey and Certification /HSSC) Aplikasi dari mengapa Annex VI diberlakukan ? SUBSTANSI PENIPISAN LAPISAN OZONE Tidak diizinkan emisi substansi penipisan ozone yang dilakukan dengan sengaja. Hanya kerugia-kerugian operasional minimal yang diizinkan seperti purging/venting dll.Jika disyaratkan untuk membuang dari kapal,ODS harus dibuang ke penampungan didarat. Instalasi baru yang berisi substansi penipia ozone akan dilarang diatas kapal kecuali instalasi baru tersebut berisi Hydrochlorofluorocarbons (HCFCs) dapat diizinkan hingga 1 Januari 2020. Pemadam kebakaran atau perlengkapan lainnya seperti unit pendingin yang menggunakan Halons tidak diizinkan Untuk sistem lain yang menggunakan media pendingin seperti sistim pendingin udara,pengendalian (pengering)udara mesin pembuat es dari dll.harus dari tipe yang memenuhi persyaratan.Berikut ini zat-zat yang dilarang digunakan adalah: Halon 1211(Bromko chloro difluoro methane),Halon 1301 (Bromo trifluoro methane),Halon 2404 (Dibromo tetraflouro methane),CFC 11 (Trichloroflouromethane),CFC 12 (Dicholorodiflouromethane),CFC 113,114 dan 115 NOx TECHNICAL CODE
Semua motor diesel yang dipasang sesudah 1 Januari 2000,dengan suatu output tenaga lebih dari 130 kW harus dites dan diterbitkan suatu Sertifikat Pencegahan Pencemaran Udara Internasional untuk MotorDiesel(Engine International Air Pollution Prevention Certificate) atau disingkat EIAPP dan suatu pengesahan NOx Technical File. Dokumen ini memberikan rincian dari penerapan komponen-komponen mesin yang diizinkan,katup-katup yang bekerja dan alat-alat penyetelan yang diizinkanyang memastikan motor akan terus beroperasi dalam batas-batas emisi NOx yang dapat diterimaSertifikat EAIPP ini da NOx Technical File yang diakui harus berada pada motor diesel dmaksud.Survei-survei periodik dilaksanakan oleh Badan Klasifikasi untuk memastikan motor diesel beroperasi terus dalam batas-batas emisi NOx di kapal.Jika ada suatu penyetelan,pergantian bagian=bagian mesin dan modifikasi yang mempengaruhi karasteristik emsi NOx,harus dcatat kronologis dalam suatu buku catatan mesin dari parameter mesinID numbers dari semua yang dipakaiharus dicatat.ID number tsb harus dicap pada bagian-bagian ini dan haru dicatat sebelum dipasang motor diesel. Sambungan ID number dari suatu silinder liner biasanya dicap hanya diatas lubang pembilasan,pada injection nozzle dari suatu katup injector bahan bakar (fuel injector valve).Lokasi no.ID dar komponen-komponen ini disebtkan dalam NOx Technical Code.Bilamana penyetelan dilakukan pada FQS (Fuel Quality Setting) atau VIT (variable injection timimng) batas-batas yang disebutkan dalam NOx Technical File tidak boleh dilampaui. Daftar komponen-komponen dan penyetelan yang mempengaruhi Emisi NOx: Fuel injection Timing Fuel injector nozzle Fuel pump plunger & barrel Fuel cam Exhaust cam Cylinder cover Piston Crown Cylinder liner Turbo charger Compressor wheel/turbin rotor Diffuse/nozzle ring Aux blower Scavenge air cooler Governor Shim thickness to change the comression ratio and if shims used on the fuel pump Guide line tersebut juga berlaku untuk auxilary engines. Pengecualian-pengecualian. Motor-motor diese untuk keadaan darurat (Emergency diesel Engines),motor diesel untuk sekoci penolong tidak harus memenuhi peraturan tentang engawasan NOx. Administration juga bleh mengizinkan motor diesel yang dipasang sebelum 19 Mei 2005 yang hanya semata-mata melayari pelayaran domestik Maximum NOx yang diizinkan pada motor-motor diesel adalah sebagai berikut: 17,0 g/kWh bilamana n < 130 rpm (-0,2) 45,0 x n g/kWh nilamana n adalah 130 rpm atau lebih tetapi kurang dari 2000 rpm 9,8 g/kWh bilamana n adalah 2000 rpm atau lebih besar.
Dimana n adalah kecepatan motor rata-rata (putaran poros engkol per menit) Definisi – Definisi yg berkaitan dg Annex VI Similiar stage contruction Tempat yang diketahui pada waktu kontruksi kapal secara spesific dari awal. Dan peletakan kapal yang telah dilakukan diperkirakan tidak boleh kurang dari 50 atau 1 % dari berat seluruh struktur material kapal. Continous feeding Proses yang menghasilkan sampah ke dalam ruang pembakaran tanpa bantuan manusia ketika alat pembakaran dalam kondisi berjalan dengan lancar dengan suhu pada ruang pembakaran 8500 C dan 12000 C Instalasi baru Berhubungan dengan aturan 12 pada Bab ini, adalah semua system instalasi, peralatan, termasuk unit pembakaran jinjing, penyekatan atau bahan – bahan lain diatas kapal setelah tanggal pemberlakuan peraturan ini. Tetapi tidak termasuk perbaikan atau pengisian system instalasi, peralatan penyekatan, atau pengisian unit pemadam kebakaran jinjing. Nox Technical code Adalah kode teknis untuk control emisi dari Nitrogen oksida dari mesin diesel. Penipisan zat ozon Adalah kontrol zat yang didifinisikan paragraph 4 artikel 1 dari protocol montreal mengenal penipisan lapisan zat ozon 1987. Shipboard incineration Adalah pembakaran sampah – sampah atau bahan – bahan dikapal selama pengoperasian kapal berjalan normal, dg alat yg dimaksud Shipboard Incenerator sambungan Contoh Bahan Bakar (Bunker Sampling) Sample bahan bakar untuk menunjukkan kandungan belerang harus disimpan di kapal hingga bahan bakar secara substansial dikomsumsi,tetapi dalam segala hal tidak kurang dari 12 bulan dari waktu penyerahan yang akan dipakai sebagai pemenuhan dari Peraturan 18(6) dari Annex VI (volume sample adalah 750 ml). Suatu tabel diikat pada botol sampel dengan catatan khusus sbb: Tempat dimana sple diambil dan prosedur sampling. Tanggal pengisian bbm Nama pemasok dan nama tongkang Nama dan IMO Number kapal penerima Tanda tangan dan nama pemasok dan wakil dari kapal Keterangan dari Identificaion number atau tanda pada cap label Derajat/tingkat dari baha bakar yang masuk (Grade of Bunker Fuel) PERSYARATAN DAERAH KHUSUS (SPECIAL AREA REQUIREMENTS) Dalam daerah-daerah pengawasan emisi Sox(Sox Emission Control Area =SECA) kandungan belerang dalam bahan bakar yang dipakai di kapal tidak boleh melebihi 1,5 %m/m kecuali sistim pembersih gas buang atau yang sejenisnya digunakan.Pada waktu mendekati Daerah Pengawasan Emisi SOX bahan bakar yang dpakai harus diganti dengan bahan bakar yang kandungan belerang 1,5 % m/m.Penggantian harus tuntas sebelum memasuki daerah pengawasan.Posisi kapal pada awal dan akhir suatu penggantian harus dicatat dalam logbook bersama rincian dari tanki tanki bahan bakar
yang digunakan.Laut Baltic kan menjadi yang petama melaksanakan hal ini yang memberlakukannya sejak bulan Mei 2006 yang diikuti oleh Laut Utara dan kemungkinan akan diikuti oleh banyak alur laut lainnya.Contoh: Operasi penggantian bahan bakar diselesaikan ke bahan bakar dengan kandungan belerang rendah,kurang atau sdama dengan 1,5 % m/m Tanggal:19 Mei 2006.Waktu 1600 hrs.Posisi kapal 57-00 N/002-00 E ROB: No.2 (P) tank 200 MT and No.3(S) tank 300 MT Volatile Organic Compound (Bahan Campuran Organik yang mudah menguap) Peraturan-peraturanya tidak mensyaratkan sistem VOC untuk diinstalasikan atau dipakai.Suatu sistim pengawasan emisi uap hanya disyaratkan untuk dignakan dimana pratura-peraturan lokal mensyaratkan pembuangan VOC harus diawasi. Peraturan ini hanya akan diaplikasikan terhadap kapal pengangkut gas (gas carrier) jika tipe pembongkaran dan sistim pemuatan mengizinkan keselamatan penahanan dari non methane VOC dikapal atau keselamatan kembalinya ke darat PEMBAKARAN DI KAPAL (SHIPBOARD INCINERATION. Peraturan mensyaratka bahwa emisi-emisi hasil pembakaran bila dikapal dipasang incinerator.Incinerator yang dipasang pada atau sesudah 1 Januari 2000 harus dari tipe yang diakui oleh persyaratan IMO.Pembakaran yang dapat menghasilkan emisi beracun dilarang termasuk residu muata dari Annex I,II dan III,polychlorinated biphenyls(PCBs),sampah yang mengandung lgam brat dan produk petroleum yang didaur ulang Sertifikat dan dokumen yang harus ada dikapal setelah Annex VI diberlakukan Catatan penerimaan bahan bakar utk 3 tahun Setifikat EIAPP,Technical fle dan Sertifikat IAPP Record Book of Engine parameters Operation Manual for inboard masurement and monitoring methods Operation Manual forVapour collecting system Operation Manual for Shipboard Incinerator Buku Harian (log book) International Convention on Civil Liability for oil Pollution Damage Convensi ini ditanda tangani pada 29 Nopember 1969 di Brussel.Lebih dikenal dengan sebutan CLC 69yang berlaku sejak 1997 ,kemudian diamendment pada 1992 dan 2000. Tujuan Konvensi: 1.Menjamin kebutuhan kompensasi yang memadai dapat tersedia untuk orang yang menderita kerugian akibat pencemaran minyak dari kapal. 2.Keinginan untuk mengesahkan aturan dan prosedur internasional untuk menentukan tanggung jawab dan menyediakan kompensasi untuk kasus tersebut. Definisi-definisi: 1.Kapal berarti kapal laut dan pesawat dilaut dari type apapun yang mengangkut minyak dalam bentuk curah. 2. Owner berarti orang yang terdaftar sebagai pemilik kapal atau apabila tidak didaftarkan orang yang memiliki kapal .Kalau kapal dimiliki oleh Negara tetapi dioperasikan oleh perusahaan sebagai operator maka perusahaan itu dianggap owner. 3.. Oil berarti setiap bentuk dari hydrocarbon mineral oil seperti minyak mentah,bahan bakar dan minyak pelumas baik yang diangkut sebagai muatan atau sebagai bunker. 4.Pollution damage berarti kehilangan atau kerusakan yang disebabkan oleh minyak yang tumpah dari kapal termasuk kerusakan akibat tindakan penanggulangan. Pemberlakuan
Konvensii ini berlaku dilaut teritorial dan ZEE sampai batas 200 mil dari pantai. Tidak ada tanggung jawab terhadap owner apabila dia dapat membuktikan bahwa kerusakan: 1.Disebabkan oleh perang atau kerusuhan, atau pemberontakan atau fenomena alam yang khusus dan bersifat tidak bisa dielakkan dan dihalangi. 2.Seluruhnya disebabkan oleh tindakan atau kesengajaan pihak ketiga 3.Seluruhnya disebabkan kelalaian atau kesalahan dari Pemerintah atau Penguasa yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan lampu-lampu dan sarana bantu navigasi. Batas tanggunag jawab pemilik sebesar 3 juta SDR utk kapal tidak lebih dari 5000 DWT.Utk kapal lebih dari 5000 DWT 3 juta ditambah 420 SDR untuk tiap ton kelebihan dari 5000 DWT maximum 59,7 juta SDR Tetapi sesuai Amendmen 2000 yg disyahkan 18 /10 -2000 dan berlaku sejak1 -11-2003 batas tanggung jawab dinaikkan 50%.Kapal <5000 DWT menjadi 4,51 juta SDR .5000 sampai 140000 4,51juta SDR tambah 631 SDR tiap ton tambahan dari 5000.>140000 89,77 juta SDR Bila kejadian akibat kesalahan aktual atau dengan setahu owner maka batas tanggung jawab tersebut tidak bisa diginakan Pemilik Kapal 2000DWT atau lebih diharuskan mengasuransikan atau financial security lain seperti Bank garansi tersedia untuk dana kompensasi tersebut. Kapal harus memiliki sertifikat Dana Ganti Rugi (certifikat CLC) yang diberikan oleh Pemrintah. Hak kompensasi akan hilang kecuali diajukan dalam 3 thn atau paling lambat 6 thn. Sambungan Bila terjadi pencemaran yang menimbulkan kerusakan lingkungan maka Pemerintah setempat akan mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pemilik kapal yang menimbulkan pencemaran.Tuntutan harus ditujukan kepada Pemilik Kapal atau Owner dan tidak boleh terhadap : Agent dan Awak Kapal. Pandu ,Nakhoda Pencarter (jenis apapun) Salvor ( salved helper ) Pegawai-pegawai dari yang tersebut diatas TOVALOP (Tanker Owner Voluntary Agreement concerning Liability for Oil Pollution ) Belajar dari kecelakaan Tanker Torrey Canyon oada tahun 1967 dimana belum ada suatu aturan Internasional yang efektif dalam menyediakan bantuan menyeluruh terhadap korban pencemaran atau kompensasi untuk biaya pembersihan . Pemilik tanker membuat perjanjian sukarela untuk membantu Pemerintah dalam biaya penanggulangan atau pembersihan pantai mereka yang tercemar. Dlam istilah Owner termasuk juga Bareboat Charterer. Tovalop diadministrasikan oleh Tankers Owner Pollution Federation Ltd Hanya memberi bantua kepada Pemrintah tidak kepada Perorangan atau Private. Tovalop membatasi kewajibannya sampai US $ 100 per Register ton per kapal per kejadian atau 10 juta US $ per kapal mana yang lebih kecil. Tovalop mulai berdiri pada akhir 1968 atau awal 1969 dan berhenti pada tahun 1997 sesudah CLC berjalan dengan efektif. International Convention on The Establishment of An International Fund for Compensation for Oil Pollution Damage Biasa dipendekkan dengan sebutan. Fund Convention Dibentuk untuk melengkapi bantuan apabila bantuan yang diberikan CLC belum mencukupi.
Fund merupakan bantuan dari industri perminyakan untuk membantu korban pencemaran karena bantuan dari CLC terbatas. Fund mulai berlaku 1978 . Anggota fund ialah tiap orang atau perusahaan yang dalam 1 tahun kalender menerima 150.000 ton harus menyumbang Fihak-fihak yang dibantu oleh Fund: Bla tidak ada kewajiban dari CLC. Bila pemilik tanker tidak mampu memperoleh bantuan dari CLC atau bila asuransinya tiadak mencukupi Bila harga dari kerusakan melebihi tanggung jawab owner dibawah CLC. Pengecualian Terbukti bahwa pencemaran disebabkan oleh peperangan,kerusuhan,perang saudara atau pemberontakan atau disebabkan minyak yang tumpah atah dibuang dari kapal perang ,kapal milik atau dioperasikan oleh Pemerintah dan sedang menjalankan tugas pemerintah. Found tidak akan memberibantuan terhadap hal berikut: Yang mengklaim tidak dapat membuktikan bahwa pencemaran disebabkan oleh satu atau beberapa kapal. Batas bantuan yang dapat diberikan Fund sebesar 135 juta SDR termasuk yang dibayarkan seseai CLC dan bisa naik menjadi 200 juta bila ada 3 diajukan 3 anggota yang jumlah impornya 600 juta ton atau lebih. Fund dapat membatalkan seluruh atau sebagian dari tanggung jawabnya bila dapat dibuktikan bahwa pencemaran akibat kesalahan dari owner yaitu: Kapal yang menimbulkan pencemaran tiadak memenuhi persyaratan yang diatur dalam : a)Marpol 73/78 serta amendmentnya. b)Solas 1974 serta amendmentnya c)International load line Convention l966 d)Colreg 1972 beserta amendmentnya. Kecelakaan atau kerusakan diakibatkan seluruhnya atau sebagian karena tdk memenuhi persyaratan tersebut. CRISTAL (Contract Regarding and Interim Supplement to tanker liability for Oil Pollution) Didirikan tgal 1 April 1971 sebagai badan sementara sampai Fund berlaku efektif. Anggota terdiri dari perusahaan minyak yang terlibat dalam bisnis minyak seperti penyulngan,pemasaran dan distribusi minyak. Yang diberi bantuan hanya terhadap anggota yang ikut dalam Cristal dan kapal yang menyebabkan pencemaran adalah anggota Tovalop atau CLC Bantuan yang diberikan $ 125 per register ton atau $ 10 juta (mana yang lebih kecil).Tapi bila klaim lebih besar dan Tovalop atau CLC bantuannya tidak mencukupi banruan dapat ditambah sampai maksimum 30 juta US Dollar. Seperti juga Tovalop ,Cristal sdah berakhir sejak 1997 sesudah CLC and Fund bekerja efektif.