MARKET RESEARCH and
MARKETING PLAN REPORT
LD41- Etrepreneurship I
Name : Muhammad Dimas Suwandi Number : 1701349883
BINUS UNIVERSITY
2015
TABLE OF CONTENTS
Preface…………………………………………………………………………………...3
Literature Review..……………………………………………………….…………......4
Metodology…….…………….……………………………………………..…………....8
Result and Discussion…...…………………………………………………………….8
Conclusion……………..…….………………………………………………….……..14
Marketing Plan……………….………………………………………………………...14
- SWOT Analysis……………………………………………………….………..14
- Tujuan Pemasaran……………………………………………………….........15
- Definisi Produk……………………….…………………….……………..........16
- Definisi Pelanggan………………………………………….………………….16
- Competitor/Value Creation Analysis…………………………………………16
- Marketing Mix…………………………………………..……………………….17
- Merketing Channel……………………………………………….…………….17
- Product Pricing and Budgeting……………………………………………….18
- Risk………………………………………………….…………….……………..18
- Integrate Marketing Communication……………………..…………………..19
- Track Marketing Activities……………………………………………………..20
- Evaluate Progress……………………………………………….……………..20
Bibliography ….……………………………………...…………………………………21
Attachment .………………………………………………………………...…………22
Preface
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan Market Research and Marketing Plan
dengan lancar. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Entrepreneurship 1 Universitas Bina Nusantara.
Saya sangat senang sekali dengan mata kuliah entrepreneurship
karena tugas-tugas yang diberikan bersifat praktek dan mengharuskan
saya untuk terjun kelapangan, sehingga saya bisa melihat kondisi pasar
seperti apa dan bagaimana strategi agar saya bisa bersaing dipasaran.
Pada mata kuliah entrepreneurship 1 ini saya akan menjual rak
alat tulis. Rak alat tulis yang dibuat merupakan Rak alat tulis yang
saya desain sendiri dan diproduksi dengan bahan baku kayu kamper serta
bantuan tukang kayu sehingga memiliki kualitas yang baik. Rak pensil
yang akan saya pasarkan ini memiliki desain yang unik tapi sederhana
yang akan dijual dengan harga yang sesuai dengan kualitasnya.
Saya memilih bisnis ini karena saya melihat peluang yang cukup
menjanjikan, setiap orang pasti membutuhkan alat tulis untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan mereka apalagi sebagai pekerja kantor dan
mahsiswa/i alat tulis merupakan suatu alat yang wajib dimiliki,
sehingga perlu adanya tempat atau rak untuk menyimpan alat tulis
tersebut, dengan demikian target utama saya dalam memasarkan rak alat
tulis adalah mahasiswa dan pekerja kantor.
Pembeli bisa mendapatkan rak alat tulis yang terbuat dari kayu
dengan harga yang bersaing tetapi memilki desain yang unik, elegan
namun tetap sederhana untuk ditempatkan pada area kerja mereka
sehingga alat tulis yang mereka punya tidak berantakan dan hilang.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 22 April 2015
Muhammad Dimas Suwandi
Literature Review
Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun mengangkat tema modern dalam setiap
desain rak kayu, bukan berarti tekstur kayu yang unik harus
disingkirkan. Hal itu malah bisa menjadi daya tarik dan pembeda dari
rak kayu lainnya.
Konsep itulah yang kemudian diangkat oleh Paula Juliana dalam produk
rak kayu yang diproduksinya dan diberi label One 9 Arts sejak akhir
tahun lalu.
Berawal dari hobi suaminya yang gemar membuat rak untuk konsumsi
pribadi, Paula melihatnya sebagai peluang bisnis, apalagi jenis rak
yang ia produksi masih jarang ditemukan di Indonesia.
"Kami sengaja angkat tekstur kayu jati Belanda yang kami gunakan,
sehingga tiap produk memiliki keunikan yang berbeda," katanya.
Perlahan-lahan, pesanan mulai bermunculan, awalnya dari kerabat dan
teman dekat, kemudian mulai berdatangan dari berbagai daerah saat
Paula mulai memasarkannya melalui website one9arts.com.
"Saya lihat rak dinding yang seperti ini masih belum ada yang produksi
baik lokal mau pun dari luar negeri," katanya.
Untuk memiliki rak dinding One 9 Arts, para calon pembeli harus
melakukan pemesanan dengan waktu pembuatan sekitar 1-2 pekan, karena
Paula memproduksi rak kayu hanya berdasarkan pesanan.
Sementara itu, untuk harga yang dibanderol setiap raknya berbeda,
tergantung desain dan kerumitannya. Umumnya, harga yang dipatok berada
pada kisaran Rp450.000-Rp1,5 juta.
"Dari harga jual itu, margin keuntungan yang bisa didapat sekitar 20%-
30%," katanya.
Saat memulai bisnis ini, Paula dan suaminya mengaku perlu merogoh
kocek untuk modal hingga Rp50 juta. Dana tersebut digunakan untuk
membeli bahan baku, peralatan dan promosi.
"Modal paling besar digunakan untuk promosi, mulai dari membuat
website hingga brosur," katanya.
Di sisi lain, dia juga melirik UKM Gallery SMESCO untuk memasarkan
produknya. Namun, hingga saat ini belum terlaksana karena terkendala
urusan administrasi dan lainnya.
"Saya ingin bisa memamerkan produk ini sebagai produk UKM di SMESCO,
tapi masih susah karena beberapa kali ditolak urusan harga yang kami
patok," katanya.
Meski demikian, Paula tak patah arang. Selain memasarkan produk secara
online melalui website dan media sosial, ke depannya Paula ingin
mengikuti berbagai bazaar yang diselenggarakan di beberapa tempat di
Jakarta dan sekitarnya.
"Sekarang kami tengah berjuang untuk memperkenalkan produk ini ke
masyarakat, karena memang belum banyak dikenali," katanya.
http://entrepreneur.bisnis.com/read/20150105/263/388045/mendulang-
untung-dari-bisnis-rak-kayu
Sektor Industri Kayu merupakan peluang bisnis yang memiliki usia
bisnis tidak akan pernah berhenti. Industri kayu adalah salah satu
sektor bisnis yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi
semakin tinggi karena pendapatan devisa dari transaksi ekspor dan
impor yang terjadi. Selain itu industri kayu juga menghadirkan banyak
investor asing seperti investor dari Itali, Amerika, Swis, Jerman,
Jepang, Korea, Cina yang berinvestasi hampir di seluruh wilayah
Indonesia.
https://teddywirawan.wordpress.com/2010/10/27/55-peluang-bisnis-
industri-kayu/
Perkembangan Industri Kayu Olahan
Perkembangan industri khususnya di bidang mebel dapat kita lihat
dari jumlah ekspor barang jadi kayu yang pada tahun 1986 berjumlah 99
juta dollar amerika dan pada setiap tahun selanjutnya baik menjadi 527
juta dollar amerika pada tahun 1997. Konsumen industri kayu gergajian
di indonesia yang terbesar adalah pada sektor perumahan dan sektor
kostruksi. Selanjutnya mulai tahun 1986 industri hilir baru mulai
didirikan, misalnya industri perabot rumah dari kayu moulding dan
laminating dsb. Konsumsi kayu olahan di indonesia sendiri lebih besar
dibandingkan dengan produk kayu yang diekspor, meskipun ekspor produk
kayu olahan sangat potensial .1294233652417293944
Peluang Pasar
Permintaan di luar negeri atas perabot rumah tangga maupun
barang komponen dari kayu, cukup mantap dan meningkat dari tahun ke
tahun. Pada periode krisis ekonomi yang melanda Indonesia masa kini,
peningkatan ekspor barang-barang dengan nilai tambah tinggi adalah
salah satu langkah untuk mengatasi krisis. Industri kayu olahan yang
padat tenaga kerja dapat menciptakan peluang kerja dan dapat pula
menahan daya beli (konsumsi) di daerah di mana perusahaan ekspor
tersebut berada.
Subsektor industri kayu olahan yang memproduksi perabot maupun
komponen kayu untuk pasar ekspor mempunyai prospek bisnis yang sangat
baik, karena bahan baku, tenaga kerja maupun sebagian besar dari
faktor produksi lain berasal dari dalam negeri.
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/05/peluang-besar-industri-
kayu-332337.html
Produk Kayu Olahan Indonesia Perlu Disesuaikan dengan Selera Pasar
February 21, 2013 - Ekonomi - Tagged: produk kayu olahan - no comments
Kamis, 21 Februari 2013
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Indonesia merupakan negara dengan
sumber daya alam kayu yang melimpah. Potensi kreativitas dalam
menciptakan produk kayu olahan yang cukup tinggi dan keragaman corak
desain yang berciri khas lokal merupakan faktor penentu daya saing
produk Indonesia.
"Kesemuanya memerlukan pengembangan dalam teknik pengolahan produk
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar tujuan ekspor," kata
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan, Dody
Edward, Kamis (21/2).
Perkembangan ekspor produk kayu olahan Indonesia (termasuk HS 94 dan
44) sepanjang periode 2009-2011 menunjukan tren yang cenderung
positif, meskipun hanya sekitar 1%.
Negara tujuan utama ekspor untuk produk kayu olahan Indonesia, antara
lain Jepang, Amerika Serikat, China, Australia, Jerman, Belanda, Arab
Saudi dan Inggris.
Nilai ekspor produk kayu olahan periode Januari-November 2012
sebesar US$ 4.086 juta, meningkat 2,5% dari periode yang sama tahun
2011.
Guna meningkatkan kemampuan para eksportir dalam menyesuaikan kualitas
produknya ke negara tujuan ekspor, Kementerian Perdagangan bekerja
sama dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO), Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Badan Revitalisasi
Industri Kehutanan serta Asuransi Ekspor Indonesia, Rabu (20/2),
menyelenggarakan kegiatan adaptasi produk melalui workshop dan
kunjungan ke produsen.
Workshop adaptasi produk ini bertema Exporting Successfully to
Switzerland and the EU Opportunities for Indonesian Wood Processing
Companies.
Workshop yang dihadiri sekitar 40 peserta ini diadakan untuk
menjaring calon peserta Interzum Fair 2013 di Jerman. Pada workshop
ini, dua tenaga ahli SIPPO yaitu Sabine Hahn-Fornet dan Johannes
Schwegler hadir untuk memberikan pengetahuan dan pengalamannya terkait
produk kayu olahan.
Sabine Hahn-Fornet memaparkan tren produk kayu olahan yang saat ini
berkembang di Eropa terutama yang diminati pada pameran BAU Munich
2013. Sabine juga memperkenalkan program-program dan fasilitasi SIPPO.
Sementara Johannes Schwegler menyampaikan informasi mengenai prosedur
teknik pengolahan produk untuk memenuhi standar ekspor ke Eropa,
khususnya ke Swiss dan desain industri untuk kayu olahan. Tenaga ahli
dari SIPPO lainnya juga memberikan pemaparan mengenai penggunaan
Letter of Credit (LC) dalam melakukan kegiatan ekspor.
Selain dari SIPPO, perwakilan dari Asuransi Ekspor Indonesia juga
memberikan pemaparan mengenai pentingnya pemanfaatan asuransi dalam
kegiatan ekspor.
Sementara perwakilan Badan Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK)
menjelaskan tentang standar verifikasi legalitas kayu yang digunakan
termasuk standar pengapalan untuk kebutuhan ekspor.
Selain kegiatan workshop, akan dilakukan pula kunjungan ke perusahaan
yang akan berpartisipasi dalam BAU Munich 2014. Kunjungan tersebut
merupakan upaya pendampingan dan pengarahan dari pakar SIPPO kepada
perusahaan untuk dapat menyesuaikan produknya dalam pameran tahun
depan. (ra)
http://mindcommonline.com/produk-kayu-olahan-indonesia-perlu-
disesuaikan-dengan-selera-pasar/
Metodology
Metodology yang saya gunakan dalam melakukan market research rak
alat tulis ini adalah survey melalui kuisioner text (untuk nama),scale
dan multiple choice yang saya buat melalui google drive/google docs
sehingga saya tinggal menyebarkan link yang telah didapat ke berbagai
jaringan sosial secara online lalu para responden dapat dengan mudah
memberikan respon mereka terhadap harga produk rak alat tulis yang
diproduksi. Kuisioner yang dibuat terdiri dari 10 pertanyaan tentang
harga dari sebuah rak alat tulis, dengan demikian saya dapat
mengetahui berapa harga rak alat tulis yang diinginkan oleh kebanyakan
orang. Hasil dari kuisioner tersebut akan jadi bahan pertimbangan
dalam memproduksi rak alat tulis yang memiliki kualitas baik dengan
harga yang diinginkan oleh setiap orang.
Result and Discussion
Responden yang didapat dalam survey ini berjumlah 40 orang yang
terdiri dari 19 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Rata-rata para
responden adalah mahasiswa/i yang berkuliah di Jakarta. Berikut
merupakan beberapa output penting dari hasil survey yang bisa
dijadikan bahan pertimbangan saya dalam memasarkan produk rak alat
tulis.
Nama Reaponden : weny,Hamba
Romanza,gitadr,nadhilla,bintang,fibel,Andi,Anonymous,Gianisa,Alfan,F
ery,Agnes,aini mufida,Ikanurs,Shinta,Sahlan,Hafiz,AlayaM.,Rani,Imam
Arsy Adhim,Hisyam,Dolfi
Riadi,Gunawan,Rara,Javier,Anisa,Roland,Pratiwi,Angga
Prakasa,renanda farah,Muhammad Yusuf Dimas,Naira,Vivi
damayanti,Putra.
Jenis Kelamin :
Profesi Responden:
Profesi responden yang mengisi kuisioner, kebanyakan dari
mereka berprofesi sebagai mahasiswa yang berjumlah 30 orang,
namun juga ada yang berprofesi sebagai pekerja swasta,
wiraswasta atau masih mengenyam tingkat pendidikan sekolah
mengah.
Berapa Harga yang anda inginkan untuk sebuah rak alat tulis kayu ?
Rata-rata responden menginginkah harga dari sebuah rak alat
tulis kayu berkisar Rp 80.000 – Rp 100.000 yang berjumlah 19
responden.Saya menanyakan pertanyaan ini untuk mengetahui harga
yang diharapkan calon pembeli untuk produk yang akan saya
pasarkan.
Berapa uang yang biasanya anda keluarkan untuk membeli rak alat
tulis kayu ?
Kebanyak dari responden biasa membeli rak alat tulis kayu
dengan kisaran harga Rp 65.000 – Rp 80.000 sebanyak 22
responden. Dari pertanyaan ini saya dapat mengetahui besar uang
yang telah responden rela keluarkan untuk membeli rak alat
tulis.
Merek produk menentukan harga :
Rata-rata responden setuju bahwa merek dapat menentukan
harga barang yang dijual.Tujuan dari kuisioner ini untuk
mengetahui seberapa besar antusias para responden terhadap
merek.
Kualitas menentukan harga:
Rata-rata responden sangat setuju bahwa kualitas dapat
menentukan harga barang yang dijual. Dari pernyataan kuisioner
ini dapat diketahui bahwa responden juga mementingkan kualitas.
Saya membeli rak alat tulis jika ada potongan harga :
Dan rata-rata responden ingin membeli rak alat tulis kayu
jika ada potongan harga. Tujuan dari pernyataan ini untuk
mengetahui antusias responden terhadap pontongan harga.
Harga produk rak alat tulis yang saya beli lebih rendah dari harga
produk lainnya:
Harga produk rak alat tulis yang saya beli lebih tinggi dari harga
produk lainnya:
Harga produk rak alat tulis yang saya beli stabil:
Rata-rata responden memiliki rak alat tulis dengan harga
yang normal, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Dari
tiga pernyataan kuisioner ini dapat diketahui sudut pandang
harga dari setiap responden, sehingga saya bisa menentukan harga
yang cocok untuk memasarkan produk rak alat tulis saya.
Harga produk rak alat tulis yang saya beli sesuai dengan
kualitasnya:
Rata-rata responden memiliki rak alat tulis dengan kualitas
yang sesuai dengan harganya. Tujuan dari peryataan kuisioner ini
adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan responden terhadap rak
alat tulis yang telah mereka miliki.
Harga produk rak alat tulis saya sudah termasuk dengan biaya kirim:
Kebanyakan harga rak alat tulis yang responden miliki sudah
termasuk biaya kirim. Tujuan dari pernyataan ini untuk
mengetahui seberapa besar minat mereka terhaap rak alat tulis
yang dijual secara online di internet.
Conclusion
Dari hasil penelitian yang telah ditampung, dapat disimpulkan
bahwa:
Responden menganggap harga yang cocok untuk sebuah rak alat tulis kayu
berkisar antara Rp 80.000 sampai Rp 100.000.
Kebanyakan responden mengeluarkan uang untuk membeli rak alat tulis
mereka sebesar Rp 65.000 sampai Rp 80.000.
Menurut responden pengaruh merek dan kualitas terhadap harga barang
sangat besar.
Responden tidak terlalu mementingkan potongan harga untuk membeli rak
alat tulis kayu.
Rata-rata responden berpendapat harga rak alat tulis yang mereka
miliki cenderung normal, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal.
Rata-rata harga rak alat tulis yang responden miliki sudah sesuai
dengan kualitas yang ditawarkan.
Rata-rata harga rak alat tulis yang responden miliki sudah termasuk
biaya kirim.
Marketing Plan
Rencana pemasaran yang akan saya lakukan setelah mendapatkan
kesimpulan dari hasil riset pasar yang telah dilakukan adalah :
SWOT (Strength,Weakness,Opportunity,Threat)
Untuk menentukan strategi pemasaran salah satunya saya
menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui bagaimana kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman bagi bisnis produk rak alat tulis kayu
saya. Berikut merupakan analisisnya :
Strength:
- Kekuatan produk yang saya buat terletak pada
desainnya yang unik tetapi sederhana serta bahan
bakunya yaitu kayu kamper dan juga kerapihan
penyelesaian pembuatannya.
- Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh
mahasiswa di kampus karena target utama pasar saya
adalah mahasiswa.
- Harga yang bersaing dan disesuaikan dengan biaya
produksi dan harapan responden kuisioner.
Weakness:
Sudah banyak produk rak alat tulis plastik yang
dijual dipasaran dengan harga yang lebih murah dari rak
alat tulis berbahan baku kayu seperti produk saya untuk itu
saya harus benar-benar menjaga kualitas dari produk saya
dan terus mengembangkan/melakukan inovasi agar bisa
bersaing dengan rak alat tulis lainnya.
Opportunity:
Desain seperti produk rak alat tulis saya belom ada
dipasaran, apalagi bahan bakunya dari kayu kamper, kualitas
sudah tidak diragukan lagi jadi saya pasti bisa terus
berkembang dan melakukan ekspansi pasar.
Threat:
Hambatan yang ditemui dalam bisnis rak alat tulis
kayu ini adalah kebanyakan orang lebih suka hanya
menggunakan tempat pensil karena lebih praktis dan bisa
dibawa kemana-mana, jadi mereka merasa tidak perlu membeli
rak alat tulis.
Tujuan Pemasaran (Marketing Objectives)
Visi :
"Menjadi seorang wirausahawan yang tangguh, berani, cerdas dan
kuat mental sehingga mampu bersaing dipasar nasional maupun
internasional"
Misi :
- Membuat produk yang inovatif
- Membangun mental entrepreneur sejati
- Mengembangkan sistem kerja dengan baik sehingga mampu menguasai
pasar
- Menjaga hubungan erat dengan pelanggan
Tujuan :
- Mendapatkan pengalaman entrepreneurship
- Mendapatkan profit yang besar
- Menjual produk yang berkualitas
- Mendapatkan pelanggan tetap
Definisi produk :
Dunia kerja dan pendidikan semakin hari akan semakin
berkembang maka dibutuhkan peralatan-peralatan yang dapat
menunjang pekerjaan mereka terutama untuk para pekerja kantoran
dan mahasiswa/I yang sangat membutuhkan alat tulis untuk
membantu menuntaskan pekerjaan mereka, karena setiap pekerja
membutuhkan alat tulis maka dibutuhkan juga rak alat tulis
sebagai tempat penyimpanan alat tulis jika sudah selesai
dipakai. Saat ini kebanyakan orang hanya memakai tempat pensil
untuk menyimpan alat tulis mereka, itu dapat membuat pekerjaan
menjadi kurang efisien dan efektif pada saat bekerja di meja
kerja, karena harus selalu mengeluarkan tempat pensil untuk
memakai alat tulis dan memasukannya kembali jika sudah
memakainya yang bisa beresiko terhadap hilangnya alat tulis
tersebut, padahal jika memiliki alat tulis kita hanya langsung
mengambil alat tulis tersebut dari raknya tanpa harus repot
mencari atau mengeluarkannya dari tempat pensil.
Produk rak pensil yang saya jual terbuat dari bahan baku
kayu kamper dengan desain yang unik dan elegan. Dalam pembuatan
rak alat tulis, saya mengedepankan prinsip ergonomi sehingga
dapat membuat pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif. Ciri
khas dari produk saya adalah memiliki enam lobang pada bagian
depan untuk menyimpan alat tulis seperti pulpen dan pensil dan
pada bagian belakang terdapat tempat untuk menyimpan alat
seperti tip-x,stabilo,spidol dan lain sebagainya.
Definisi pelanggan :
Target utama saya adalah mahasiswa/i dan pekerja kantoran
karena sebagian besar waktu mereka bekerja di meja kerja
sehingga sangat membutuhkan alat tulis untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka dan membutuhkan rak alat tulis untuk menyimpan
alat tulis mereka jika sudah dipakai.
Competitor/Value Creation Analysis :
Kebanyakan alat tulis yang dijual dibuat dengan menggunakan
bahan baku plastik sehingga rentan sekali terhadap kerusakan,
seperti patah dan pecah karena bahan dari plastik itu sendiri
yang kurang kuat/ringkih, tetapi jika rak alat tulis terbuat
dari kayu kamper akan jauh lebih kuat dan tahan lama sehingga
konsumen tidak perlu khawatir tentang kualitas produk rak alat
tulis yang akan saya pasarkan.
Marketing mix: the 4 P's :
Poduct Offering : Merek produk rak alat tulis yang ditawarkan
bernama Camphor dibuat dengan menggunakan bahan baku kayu kamper
sehingga kualitas dari rak alat tulis baik, karena kayu kamper sangat
kuat dan tahan lama serta tahan rayap.
Pricing : Rak alat tulis Camphor dijual dengan harga Rp 90.000,saya
memberi harga tersebut berdasarkan biaya produksi dan hasil respon
kuisioner, harga tersebut termasuk harga yang sangat bersaing jika
dibandingkan dengan rak alat tulis kayu lainnya dan pembayaran bisa
melalui transfer ATM maupun tunai.
Channel : Sesuai target pasar utama saya adalah mahasiswa/i dan
orang kantoran jadi saya akan memasarkan rak alat tulis kayu saya di
dekat campus, perkantoran atau toko buku dan saya juga akan memasarkan
produk saya secara online lalu produk akan dikirim melalui jasa kirim
dengan biaya ditanggung pembeli.
Promotion : Untuk mempromosikan produk saya, saya memanfaatkan media
sosial di internet agar produk saya akan cepat dikenal oleh
masyarakat, saya juga melakukan promosi secara langsung yaitu
menawarkan langsung produk saya ke teman-teman saya dan membagikan
brosur atau flyer tentang produk saya.
Marketing Channel :
Saluran pemasaran saya yang pertama melalui Binus Festival
disana saya akan menjelaskan dan mendeskripsikan tentang produk
rak alat tulis saya denagn bantuan softwere Autodesk Inventor
sehingga saya bisa menjelaskan dengan lebih menarik dan disana
saya akan membagikan brosur untuk setiap orang yang lewat, saya
juga akan memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan
sekaligus menjual produk rak alat tulis saya sehingga mereka
bisa mengakses tentang produk saya lewat internet.
Product Pricing and Budgeting :
Investasi awal saya yaitu hanya membuat enam buah rak alat
tulis dengan anggaran seperti ini :
"Nama "Quantity"Harga "
"Kayu Kamper "50 cm "Rp 100.000 "
"Tukang Kayu "1 "Rp 200.000 "
"Finishing Touch"1 "Rp 60.000 "
"Transportasi "1 "Rp 40.000 "
"Total Biaya " "Rp 400.000 "
Total biaya keseluruhan yang saya keluarkan sebesar Rp
400.000 untuk membuat enam buah rak alat tulis sehingga untuk
satu buah rak alat tulis saya mengeluarkan biaya sebesar Rp
66.666,657.
Dalam menentukan harga jual kami berpatokan terhadap biaya
produksi dan pendapat dari responden kuisioner, kebanyak dari
responden mengharapkan harga untuk rak alat tulis kayu berkisar
antara Rp 80.000 – Rp 100.000 jadi saya mematok harga jual
sebesar Rp 90.000 untuk setiap satu buah rak alat tulis kayu.
Dari perhitungan tersebut profit yang saya dapatkan adalah:
Harga jual Rp 90.000
Biaya produksi Rp 66.666,65___ -
Profit Rp 23.333,35
Saya mendapat profit sebesar Rp 23.333,35 untuk setiap rak
alat tulis kayu.
Target saya memasarkan 3 produk setiap hari dan satu bulan
saya bekerja selama 30 hari (toko online selalu buka) jadi
omset saya satu bulan adalah :
30 x 3 x Rp 90.000 = Rp 8.100.000
Dan profit yang saya dapatkan selama satu bulan adalah :
30 x 3 x Rp 23.333,35 = Rp 2.100.001,5
Risk
Resiko yang mungkin terjadi dalam bisnis rak alat tulis berbahan
baku kayu adalah :
- Harga kayu yang naik turun
- Persaingan dengan merek lain
- Target tidak bisa tercapai
- Pekerja/Tukang kayu tidak dapat bekerja
Integrate Marketing Communication :
Dalam komunikasi pemasaran terpadu produk saya berukuran
pas, tidak terlalu besar dan tidak terlau kecil dan memiliki
desain yang unik tetapi sederhana dan padat lalu memiliki warna
coklat kayu sehingga mencerminkan produk saya ramah lingkungan,
kuat serta tahan lama dan cocok untuk ditempatkan di meja kerja,
itu bisa membuat para konsumen tertarik terhadap produk rak alat
tulis saya.
Serta saya juga akan melakukan pendekatan kepada masyarakat
melalui media sosial internet sehingga mereka dapat mengakses
tentang produk saya dimana saja dan kapan saja melalui gadget
yang selalu mereka bawa atau computer dan laptop yang mereka
gunakan.
Saya juga memilih brand yang tepat terhadap produk rak alat
tulis kayu saya, yaitu bernama "Camphor" yang bisa mencerminkan
produk alat tulis kayu saya kuat, tangguh serta tahan lama.
Track Marketing Activities :
Sejauh ini saya baru mempromosikan produk saya
melalui media sosial dan secara langsung saya menawarkan
produk rak alat tulis saya ke teman-teman saya. Berikut
adalah alur aktivitas pemasaran produk rak alat tulis kayu
saya :
Evaluate Progress :
Progress sampai saat ini adalah saya berhasil mendapatkan
40 responden untuk melihat selera pasar dan saya juga melakukan
promosi melalui media sosial (path) maupun secara langsung dan
feedback dari mereka sangat menyenangkan, mereka suka dengan rak
alat tulis saya, mulai dari bahan bakunya (kayu kamper),warna
hingga desain rak alat tulis yang saya buat.
Bibliography
http://entrepreneur.bisnis.com/read/20150105/263/388045/mendulang-
untung-dari-bisnis-rak-kayu
https://teddywirawan.wordpress.com/2010/10/27/55-peluang-bisnis-
industri-kayu/
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/05/peluang-besar-industri-
kayu-332337.html
http://mindcommonline.com/produk-kayu-olahan-indonesia-perlu-
disesuaikan-dengan-selera-pasar/
http://belajarpsikologi.com/kata-pengantar-contoh-kata-pengantar/
Attachment
-----------------------
Laki-Laki 19 46.3%
Perempuan 21 51.2%
Mahasiswa/i 30 73.2%
PNS 0 0%
Wiraswasta 2 4.9%
Swasta 6 14.6%
Other 1 2.4%
Rp 65.000 - Rp 80.000 17 41.5%
Rp 80.000 - Rp 100.000 19 46.3%
Rp 100.000 - Rp 125.000 4 9.8%
Rp 125.000 > 0 0%
Rp 65.000 - Rp 80.000 22 53.7%
Rp 80.000 - Rp 100.000 13 31.7%
Rp 100.000 - Rp 125.000 5 12.2%
Rp 125.000 > 0 0%
1 1 2.4%
2 0 0%
3 10 24.4%
4 18 43.9%
5 11 26.8%
1 1 2.4%
2 0 0%
3 4 9.8%
4 15 36.6%
5 20 48.8%
1 1 2.4%
2 8 19.5%
3 20 48.8%
4 5 12.2%
5 6 14.6%
Ya 14 34.1%
Tidak 25 61%
Ya 16 39%
Tidak 24 58.5%
Ya 34 82.9%
Tidak 6 14.6%
Ya 37 90.2%
Tidak 2 4.9%
Ya 24 58.5%
Tidak 16 39%