Mantram Mejaya-jaya. Om Dirgayur Astu tat astu, Om subham astu tat astu, Om Sukham bhawantu, Om Purnam bhawantu, Om sreyam bhawantu, Om Sapta wrddhin astu tat astu astu swaha. Artinya: Om Hyang Widhi Wasa semoga kami dianugrahi kesejahteraan, kebahagiaan, dan panjang umur
Mantra Lekesan
Om suruh mara jambe mara, timiba pwa sira ring lidah, Sanghyang Bumi Ratih ngaranira, tumiba pwa sira ring ati, Kunci pepet aranira, ketemu-temu dalaha, samangkana lawan tembe, netu pwa sira ring wewadonan Sang Hyang Sumarasa aran nira, wastu kedep mantranku. Mantra Pengurip-urip Pengurip-urip Om urip-uripang bayu, sabda idep, teka urip, Ang Ah. Mantra potong gigi pertama Mantra waktu pemotongan gigi yang pertama
Om lunga ayu, teka ayu. (diucapkan tiga kali)
RESI GHANA
ÅÛI GAÓA (RESI GHANA) ITU BUKANLAH CARU
Upacara Resi Ghana
ini disebut caru oleh umat pada umumnya.
Namun kalau diteliti lebih dalam, Upacara Resi Ghana ini bukanlah caru. Mengapa upacara tersebut tidak disebut caru? Karena caru adalah upacara yang ditujukan untuk Nyomia Bhùta Kala. Dalam Pùjà Pengastawa Resi Ghana menyatakan bahwa Upacara Resi Ghana itu ditujukan kepada Dewa Ghana Patti.
Jadi, bukan untuk nyomia suatu Bhùta Kala tertentu. Dalam Lontar Pratamaning Caru menyebutkan tujuan upacara Mecaru itu untuk mengalahkan dan “menyempurnakan” yang di dalam Lontar tersebut disebutkan: Pinaka Pamurnaning Gering , desti, tuju, bebai, sahananing pakaryan wong ala purna denia. Meskipun Upacara Resi Ghana ini tidak menyebutkan untuk nyomia Bhùta Kala namun ditujukan pada Dewa Ghana untuk melindungi umat dari gangguan Bhùta Kala. Hal inilah yang tampaknya menyebabkan Upacara Resi Ghana itu disebut caru. Tata cara penyelenggaraan Upacara Resi Ghana ini diuraikan dalam Lontar Japa Kala dan Lontar Keputusan Resi Ghana. Sedangkan Pùjà Pengastawa untuk mengantarkan Upacara Resi Ghana itu tercantum dalam Lontar Perembon Weda Pùjà.
Dalam Pùjà Pengastawa yang menyebutkan lontar tersebut menyatakan bahwa Upacara Resi Ghana itu ditujukan untuk memuja Dewa Ghana Patti. Dewa Ghana adalah Dewa Wighna-ghna. Wighna dalam bahasa Sansekerta artinya halangan, “Tujuan memuja Dewa Ghana adalah untuk memohon pada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Ghana agar kita mendapatkan perlindungan Tuhan. Dengan perlindungan Tuhan itu kita terhindar dari berbagai halangan dalam menjalani hidup ini. Karena itu Upacara Resi Ghana ini lebih tepat disebut sebagai Upacara Penolak Baya artinya upacara untuk menolak mara bahaya. Dalam tata cara penulisan Lontar di
Bali doa pembukaan selalu
dituliskan Mantram Om Awighnam astu, yang artinya Ya Tuhan semoga kami tidak mendapatkan halangan.
Doa pembukaan penulisan lontar itu adalah doa yang ditujukan kepada Dewa Ghana agar dalam kegiatan menulis Lontar tersebut menjadi lancar tanpa halangan. Demikian juga dalam kegiatan upacara persembahyangan. Sebelum
puncak persembahyangan dimulai selalu diawali dengan
memercikkan “Tìrtha Panglukatan pada sarana upakara dan umat yang akan sembahyang. Tìrtha Panglukatan itu Dewanya adalah Dewa Ghana. Jadi, fungsi Tìrtha Panglukatan tersebut sama dengan doa pembukaan dalam penulisan lontar tersebut. Upacara Resi Ghana ini
biasanya dilakukan dalam setiap rumah tempat tinggal, bangunan untuk umum apa lagi bangunan suci. Tujuan upacara Resi Ghana ini agar rumah tempat tinggal atau bangunan umum lebih-lebih tempat suci seperti Merajan dan Pura Kahyangan agar benar-benar terlindungi oleh Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Ghana. Dengan kata lain Upacara Resi Ghana ini bertujuan untuk menstanakan kesucian Dewa Ghana untuk melindungi suatu bangunan suci atau tempat tinggal agar terlindung dari mara bahaya. Upacara Resi Ghana ini biasanya diulang kembali setiap sepuluh tahun. Hal ini untuk mengingatkan kita agar terus ingat pada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Ghana. Ini bermakna untuk selalu memelihara rasa Ketuhanan dalam diri dan dalam tempat tersebut. Rasa Ketuhanan yang dalam inilah yang akan memberi kita perlindungan dalam hidup. Karena orang yang rasa Ketuhanannya sangat kuat akan terhindar dari perbuatan yang bertentangan dengan Dharma . Dalam Lontar Japa Kala disebutkan Upacara Resi Ghana ini disamping untuk melindungi lingkungan rumah atau tempat suci dari gangguan mara bahaya. Upacara ini juga dilakukan apabila ada pohon besar yang tumbang sampai keakar-akarnya, ada suatu wilayah yang ukurannya tidak sesuai dengan petunjuk Lontar Aûþa Bhùmì.
Dalam Lontar Mpu Lutuk disebutkan Upacara Resi Ghana ini dilakukan untuk: Pemarisudha karang panes dan karang angker, kalau ada terjadi kematian karena salah pati, ada orang kelebon amuk dan disambar petir. Dalam Lontar Usada Bali disebutkan itik putih yang menjadi sarana utama dalam Upacara Resi Ghana ini isi jejeroannya agar diolah menjadi sibatan dalam lima wujud. Jantung atau Pepusuh dari itik putih itu diolah menjadi urab putih diletakkan di arah Timur dalam pengiderngider. Hatinya diolah menjadi urab barak letaknya dalam pangiderider di selatan. Ungsilannya diolah menjadi urab kuning dalam pangider-ngider di barat. Nyalinya diolah menjadi urab selem dalam pangider-ider letaknya di utara. Sedangkan badan dari itik putih itu olahannya diletakkannya di tengah-tengah. Dalam Lontar Keputusan Resi Ghana itik putih itu diolah menjadi tiga-puluh tiga tanding dan diletakkan dalam pangider-ider di lima penjuru sesuai dengan uripnya di Timur lima tanding, di selatan sembilan tanding, di barat tujuh tanding, di utara empat tanding, dan di tengah delapan tanding. Dengan demikian semuanya berjumlah 33 tanding. Angka tiga puluh tiga ini adalah lambang urip bhuwana. Upacara Resi Ghana ini dilangsungkan dihadapan Sanggar Tutuwan yang ditancapkan di Timur laut areal bangunan disertai dengan dua Kober (sejenis
bendera) dengan lukisan Dewa Ghana. Tangkai Kober
itu menggunakan TIYING Gading atau
bambu kuning. Upacara Resi
Ghana ini sesungguhnya sangat sederhana. Karena ia dianggap caru maka sering didasarkan dengan Caru Pañca Sato atau ada juga yang menggunakan Caru Pañca Sanak bahkan Pañca Kelud. Hal ini menyebabkan upacara R ESI Ghana ini menjadi mahal. Menurut Ida Pedanda Made Sidemen dari Geria Taman Sanur (almarhum) Resi Ghana itu hendaknya cukup menggunakan itik putih itu saja. Meluruskan pengertian ini memang membutuhkan waktu untuk melakukan
dialog dan penelitian untuk mengembalikan kewawasan
yang benar tentang Upacara Resi Ghana ini. Banyak umat yang merasakan secara langsung manfaat Upacara Resi Ghana ini. Ada umat yang dalam kehidupan rumah tangga tidak tentram, tidak kerasan tinggal di rumah sendiri, perasaan dan pikiran sering sepertinya kosong, mudah terpancing marah dan lain-lain godaan dalam kehidupan rumah tangga. Setelah upacara Resi Ghana ini dilangsungkan dalam waktu yang tidak
lama mereka merasakan ketentraman hidup. Meskipun rumahnya
sangat sederhana ia amat kerasan tinggal di rumah karena merasa nyaman. Jarang diserang penyakit, percekcokan semakin menghilang. Meskipun ekonominya pas-pasan mereka bisa hemat sehingga tidak terhimpit hutang dan lain-lain. Demikianlah banyak sekali yang
merasakan manfaat Upacara Resi Ghana tersebut. Tentunya harus dilakukan dengan penuh keyakinan. AJIAN BHATARA GURU
Om tumurun Bhatara Guru , saking swargan suralaya, mengelayang ke marcapada, angadeg ring jadma manusa. Aku Bhatara guru, amejah guna japa mantrane I Calonarang, mantra kawisesane I Bhuta Leak kabeh, amejah manglebur, mangeseng guna japa mantrane Ni Rangdeng Jirah, pupug punah pejah geseng lebur. Aku Bhatara Guru sakti, amejah guna sakoti-koti guna pejah geseng lebur, lingsem pupug punah lebur.
Ajian di atas dapat digunakan untuk mengobati orang yang sakit kena guna-guna. Seperti Jaran Guyang, Setan Kober, Semar Mesem dan sebagainya. Sarana toya kelebutan, kembang setaman dipakai pengelukatan. AJIAN BAYU ANOMAN
Om asepku Bhetari Ratih, metu saking Jnana, metu kukus saking Bhetara luwih, metu saking papusuhan. Om ja Om Ma Grum. Om idep aku Sanghyang Kukus Maya Sakti, mawisesa aku dadi Anoman Sakti,
mangejuk atmane si...... tanpa atma si ......., tanpa bayu si ......., teka lempor, teka leglog, teka loyo. Om siddhi rastu, pomo - pomo - pomo. Mantra di atas
bisa digunakan untuk menangkap leak. Tentu saja untuk
menggunakan mantra ini anda harus memahami kekuatan sendiri. Jangan sampai anda ingin menangkap leak, tapi justru anda sendiri yang ditangkap oleh leak, kan repot jadinya. AJIAN BIMA SAKTI
Ong jaya jaya panjaya, jaya nirbaya suata lembu mahasakti. Ong Sang angadeg wetan, unjata kulon. Ong Bang angadeg kidul, unjata lor. Ong Tang angadeg kulon, unjata wetan. Ong Ang angadeg lor , unjata kidul. Ong Ing angadeg aku ring madianing antariksa. Bima sakti tengeranku, angaji jaya sengara, angagem gada Silawita.
Dak gebugaken ring segara, gempang-gempung kang segara, matemahan lumut, buk setetet, mulih maring Bhetari Gangga. Dak gebugake ring pertiwi, gempang-gempung ikang pertiwi, matemahan Puri, mulih maring Bhetari Pertiwi. Dak gebugaken ring Gunung , bentar kang gunung, gempang-gempung kang gunung, matemahan katon mulih ring pertiwi. Dak gebugaken ring watu , kayu, sarwa aeng, supata-temah
anta kapilangu, mulih maring Maharaja Laksmi. Dak gebugaken ring Detya , Denawa, Buta Pisaca, Kumangmang, sakwehing Durga-Kala. Bentar kang Detya Denawa, Buta Pisaca, Kumang mang, sakwehing Durga-Kala, gempang-gempung, supat materaahan Widiadara-Widiadari, mulih maring Denawa Detya. Dak gebugaken ring wong satru, musuh, dusta durjana, ring wong adesti, aneluh-aneranjana. Gempang-gempung wong satru, musuh, dusta durjana, wong adesti, aneluh aneranjana, supat matemahan Sapta Resi, mulih ring Prenawa Wisesa. Ong - Sa - Ba - Ta - A - I - Na - Ma - Si - Wa - Ya Ang - Ung - Mang
Untuk menghidupkan ajian ini diperlukan sarana berupa bunga pucuk bang, dan memakai kampuh atau saput poleng - hitam-putih.
PANGESENGAN DESTI
Ni Randeng Jirah magenah ring uwat lidahe tengen. Ni Calon arang magenah ring uwat lidahe kiwa, Sanghyang Taya magenah ring uwat lidahe tengah, anerus katungtunging lidah, malingga Ida Bhatara Guru. Mangeseng Ni Calonarang, mangeseng Ni Randeng Jirah. Medal Geni ring nabhi, murub sekadi gunung. Ang - Ah, geseng lebur telas dadi awu, anyud ke tukad punda,
anerus kehulu puhun, pomo , pomo, pormo.
Sarana yang digunakan adalah toya anyar, atau toya kelebutan, bunga pucuk bang, canang sari mesari siyu pitungatus (1700). Bisa dipakai untuk mengobati AJIAN SIWA-GNI
“ Ong aku angeseng sakluwiring pepasangan, acep -acepan, umik-umikan, rerakahan, pependeman, kageseng denira Sanghyang Siwa-Gni.
“ Ong tuju teluh teka pada kageseng. Ong maya-maya teka pada kageseng. Ong aeng-aeng tan aeng teka pada kageseng. Ong angker-angker teka pada kageseng. Ong Bhuta-Bhuti teka pada kageseng. Tan kwasa kita ngungkul-ungkuli awak sariran-ku. Apan aku weruh ring kamulanmu. Kedhep mandhi mantra-ku”
Mantra Kikir
Om, Sang Perigi Manik, aja sira geger lunga antinen, kakang nira Sri Kanaka teka kekeh pageh, tan katekaning lara wigena teka awet-awet-awet. AJIAN PANCA-GNI “
Ong Geni murup saka wetan, Kahyangan denira Bhatara Iswara. Aku angeseng I Leak Putih, teka geseng, teka geseng, teka geseng.
“
Ong geni murup saka Kidul, Kahyangan denira Bhatara Brahma. Aku angeseng I Leak Abang, teka geseng, teka geseng, teka geseng.
“ Ong geni murup seka Kulon, Kahyangan denira Bhatara Mahadewa. Aku angeseng I Leak Kuning, teka geseng, teka geseng, teka geseng.
“ Ong Geni murup saka Lor, Kahyangan denira Bhatara Wisnu. Aku angeseng I Leak Ireng, teka geseng-teka geseng, teka geseng.
“ Ong geni murup saking tengah, Kahyangan denira Bhatara Siwa. Aku angeseng I Leak Mancawarna, teka geseng, teka geseng, teka geseng.
“ Ong Geni Pasupati ring Lamben-ku. Geni Maya-maya ring Swaran-ku. Geni ngibek ing rat, ring awak sariranku kabeh. Aku angle bur angeseng Desti - Leak kabeh.
“ Ong siddhirastu ya namah swaha. Ang - Ung - Mang”.