Penerapan konsep City Walk pada pada Jalan Mailoboro Mail oboro di Yogyakarta Yogy akarta
Latar belakang Latar belakang Pengadaan proyek Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, tingkat kebutuhan masyarakat juga semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan manusia menyebabkan semakin tingginya mobilitas manusia. Mobilitas penduduk yang tinggi menjadikan semakin komplek persoalan yang dihadapi masyarakat, baik dari sisi personal maupun sosial. Bahkan tingkat mobilitas yang begitu tinggi berpengaruh pula pada kualitas lingkungan hidup terutama pada pusat-pusat aktivitas. Kualitas Ruang Kota di Indonesia, khususnya Yogyakarta semakin menurun dan masih jauh dari standar minimum sebuah kota yang nyaman, terutama pada penciptaan maupun pemanfaatan ruang terbuka yang kurang memadai. Penurunan kualitas itu antara lain dari tidak ditata dan kurang terawatnya pedestrian atau ruang pejalan kaki, perubahan fungsi taman hijau, atau telah menjadi tempat mangkal aktivitas tertentu yang mengganggu kenyamanan warga kota lain untuk menikmatinya. Hal ini menyebabkan Ruang Kota tidak begitu diminati, warga kota lebih memilih ruang komersial seperti Mal, walau hanya sekadar jalan-jalan dan cuci mata. Salah satu pendorong hal ini adalah karena minimnya ruang bagi warga kota sekadar untuk melepas kepenatan dari kesemrawutan suasana jalan kota. Pengembang berlomba menangkap kebutuhan ini di dalam ruang komersial yang mereka hadirkan. Salah satunya dengan menciptakan ruang terbuka yang nyaman dan aman yang dilewatkan di tengah ruang ritel mereka yang sekarang sering disebut dengan istilah City Walk . City walk sebenarnya tak lebih dari koridor jalan yang dikhususkan untuk deretan toko. Kota Jakarta sempat memiliki beberapa koridor jalan dengan suasana belanja yang khas, seperti:
Jalan Sabang
Pasar Baru
Kota lain pun memiliki koridor jalan ini, seperti Yogyakarta dengan Malioboro, Bandung dengan Braga-nya dan Solo dengan Jalan Slamet Riyadi .
Jalan Malioboro
Jalan Braga
Jalan Slamet Riyadi
Contoh City Walk yang dikelola oleh pengembang:
Ciwalk Bandung
HKCitywalkOutdoorShops
Jalan Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta. Adalah salah satu objek wisata yang terkenal dengan pusat perbelanjaan khas Yogyakarta. Dari makanan, pakaian, pernak pernik, dan apapun tentang Yogya hadir disana. Tak heran bila Malioboro tak pernah sepi dari incaran pengunjung baik yang berwisata ataupun sekedar jalan-jalan. Secara konsep tujuan City walk adalah memberi ruang publik terbuka bagi masyarakat pejalan kaki sebagai tempat wisata belanja, dan tempat wisata keluarga. Dengan konsep city walk, kawasan Malioboro diharapkan bebas dari kendaraan bermotor. Hal ini akan menarik banyak wisatawan termasuk warga kota Jogja sendiri, karena berwisata di kawasan ini akan terasa lebih nyaman tanpa lalu lalang kendaraan bermotor. Penataan tempat parkir kendaraan bermotor yang selama ini menempati trotoar sebelah timur jalan Maliboro yang sebenarnya merupakan areal pejalan kaki, akan membuat Malioboro terasa lebih luas bagi para wisatawan/pejalan kaki. Masyarakat dapat menggunakan transportasi Becak dan Andong ataupun bersepeda selama berkeliling disekitar City Walk .
Latar Belakang Permasalahan Proyek Rencana penataan kawasan Malioboro, Kridosono dan Jalan Kenari terus dimatangkan. Pembangunan tiga kawasan tersebut tidak hanya mengedepankan aspek ekonomi, tapi juga penyediaan arena publik yang representatif. Penataan kawasan Malioboro dimaksudkan untuk memberi akses lebih bagi para pejalan kaki. Dengan konsekuensi yang ada, pemerintah dituntut menata ruang parkir dan pedagang kaki lima disepanjang Jalan Malioboro dengan tetap mengedepankan kepentingan bersama, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan jika nanti kelak City Walk Malioboro benar-benar terealisasi. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DIY Drs Tavip Agus Rayanto MSi. memaparkan garis besar konsep penataan ketiga kawasan yang ditawarkan oleh investor. Pengembangan Malioboro, diarahkan untuk menyediakan tempat parkir. Karena lahannya terbatas, maka yang paling memungkinkan adalah pengembangan ke bawah. Untuk itu investor menawarkan konsep pembangunan parkir bawah tanah. Intinya dari Pasar Beringharjo hingga Bank Indonesia dan ke timur hingga Taman Pintar akan diperhitungkan lebih lanjut untuk dibangun kawasan parkir bawah tanah. Di kawasan tersebut juga akan dibangun pertokoan. Sebab jika hanya mengandalkan pendapatan dari parkir, sulit mencapai break event point (BEP). ”Sudah ada kajian dari ITB. Tapi konsorsium masih diminta Gubernur untuk mengkaji,” kata Tavip. Pemprov sendiri menginginkan konsep pembangunan area parkir di Malioboro, sehingga Alun-alun Utara nantinya bisa bersih dari parkir kendaraan. Kawasan Malioboro ke depan juga dikonsep sebagai citywalk. (vivanews.com “Malioboro Di Konsep Menjadi Citywalk” 8 September 2011, 11:28)
Suasana jalan Malioboro
kondisi trotoar Jalan Malioboro
Bangunan di Malioboro
Alat transportasi sepanjang jalan Malioboro
Pedagang kaki lima disepanjang jalan Malioboro
Rumusan masalah Bagaimana wujud rancangan penataan Jalan Malioboro di Yogyakarta dengan mengusung konsep City Walk yang mampu menjadi sebuah ruang publik terbuka bagi masyarakat sebagai tempat wisata belanja, dan wisata keluarga yang nyaman melalui penaatan dan pengolahan ruang dengan konsep modern namun tetap mempertahankan ciri khas Malioboro?
Tujuan dan sasaran Tujuan menjadikan Malioboro City Walk di Yogyakarta sebagai sebuah ruang publik terbuka bagi masyarakat sebagai tempat wisata belanja, dan tempat wisata keluarga yang nyaman melalui penaatan dan pengolahan ruang dengan konsep modern namun tetap mempertahankan ciri khas Malioboro.
Sasaran -
Penataan lahan parkir, pedestrian way, dan fasad bangunan dengan konsep modern
-
Mempertahankan nilai historis Malioboro lewat revitalisasi bangun tua
-
Membangun area belanja untuk menampung pedagang kecil/PKL