1. Malabsorbsi Banyak kondisi dan situasi berbeda dapat mempengaruhi kemampuan usus halus untuk menyerap nutrisi yang memadai. Contohnya termasuk kesalahan dalam proses pencernaan, seperti kegagalan untuk menghasilkan enzim yang diperlukan untuk memecah makanan tertentu; struktural cacat atau tumor di dalam usus, proses peradangan, infeksi usus, penyakit lainnya, dan cacat bawaan. Malabsorbsi adalah suatu kondisi di mana sistem pencernaan kehilangan kemampuan untuk menyerap nutrisi tertentu. Sindrom Malabsorbsi adalah kelainan-kelainan yang terjadi akibat penyerapan zat gizi yang tidak adekuat dari usus kecil ke dalam aliran darah.
2. Malabsorbsi Karbohidrat
Definisi Malabsorbsi karbohidrat adalah ketidak mampuan saluran cerna dalam mencerna bahan makanan sumber karbohidrat. Dalam banyak ban yak kasus, karbohidrat yang biasanya tidak berhasil dicerna adalah laktosa. Bisanya laktosa ditemukan pada susu, dimana laktosa yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah oleh enzim laktase dari usus dan diubah menjadi galaktosa dan glukosa.
Etilologi Salah satu penyebab yang paling umum dari gangguan ini adalah kurangnya enzim pencernaan. Dalam keadaan normal, zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam aliran darah, terutama dari usus kecil. Pada sebagian orang, enzim yang dihasilkan tubuh tidak mencukupi karena berbagai faktor misalnya genetik, usia, atau penyakit tertentu. Dan alasan lainnya adalah neonates BBLR, diare infeksi, pasca operasi dan gizi buruk
Patogenesis Laktosa yang telah sampai ke lumen usus mengalami malabsorbsi (tidak diserap/sedikit diserap oleh vili usus) sehingga akan difermentasikan oleh bakteri yang ada di usus. Fermentasi ini akan menghasilkan banyak asam organic dan gas, sehingga akan meningkatkan tekanan osmotic di dalam lumen usus halus. Peningkatan tekanan ini akan menyebabkan cairan diserap ke dalam lumen usus dan terjadi diare osmotic
Gejala Klinis malabsorbsi
disebabkan
kekurangan
enzim
lactase,
maka
penderita
akan mengalami diare yang parah, perut kembung dan flatulen (banyak buang angin) setelah minum susu. Gejala lainnya nyeri atau kram perut, lemah dan lesu.
Pemeriksaan Penunjang a. Tes Pernapasan. Tes untuk menguji intoleransi laktosa ini dilakukan dengan menguji napas pasien. Jika napas mengeluarkan gas hidrogen setelah mengonsumsi laktosa, maka kemungkinan besar pasien tersebut menderita intoleransi laktosa. b. Laktosa loading test (tes toleransi) misalnya pasien puasa,diukur kadar gula darahmya kemudian diberi laktosa 2 gr/kg BB.Gula darah diperiksa setiap ½ jam sampai 2 jam lamanya. Hasil dianggap positif bila selama 2 jam didapat hasil kurang dari 25 mg%. c. CT scan. Pemindaian ini dilakukan untuk melihat adanya masalah struktur dalam saluran pencernaan. d. Tes malabsorbsi karbohidrat
Penatalaksanaan Gizi pengobatan utama untuk masalah ini adalah dengan menerapkan perubahan pola makan dengan mengatur jam makan dan memporsi makanan berkarbohidrat atau
melibatkan suplemen diet khusus untuk menggantikan nutrisi yang tidak bisa diserap oleh tubuh. Di beri dengan susu bebas atau rendah laktosa.
Penatalaksanaan medis Pada Malabsorbsi congenital, terapi bersifat symptomatic seperti pemberian preparat besi dan vitamin pada klien anemia serta transpusi darah bila perlu.Terapi pada malabsorbsi yang didapat ditujukan pada etiologi seperti enteritis kronis yang menyebabkan kerusakan mukosa halus. Obstruksi pancreas yang menyebabkan enzyme-enzym pancreas tidak dapat masuk ke dalam usus halus
3. Malabsorbsi Lemak
Definisi Gangguan penyerapan lemak di dalam tubuh, biasanya malabsorbsi lemak terjadi dalam keadaan lipase tidak ada atau kurang, mukosa usus halus(vili) atrofi atau rusak,gangguan system limfe usus..
Etiologi Gangguan absorbsi lemak (LCT) dapat terjadi pada keadaan : 1. Lipase tidak ada atau kurang. 2. Conjugated bile salts tidak ada atau kurang 3. Mukosa usus halus (vili) atrofi rusak. 4. Gangguan sistem limfe usus. Keadan ini akan menyebabkan diare dengan tinja berlemak (steatorea) dan malabsorbsi lemak. Malabsorbsi lemak dapat terjadi pada kelainan seba gai berikut : 1. Penyakit pankreas; fibrosis kistik, insufisiensi lipase pankreas. 2. Penyakit hati; hepatitis neonatal, atresia biliaris, sirosis hepatis.
3. Penyakit usus halus; reseksi usus halus yang ekstensif (pada atresia, volvulus, infark mesenterium), penyakit seliak dan malabsorbsi usus (karena kelainan mukosa usus atau atrofi), enteritis regional, tropical sprue, contaminated small bowel syndrome, abetalipoproteinemia (karena gangguan pembentukan kilomikron), malabsorbsi yang sebabnya tidak diketahui. Mungkin sekali terjadi pada diare berulang dan kronis pada malnutrisi energi protein. 4. Kelainan limfe; limfangiektasis usus, gangguan limfe karena trauma, tuberkulosis, kelainan kongenital. 5. Neonatus (kurang bulan masa kehamilan)
Patogenesis Gangguan absobsi lemak umumnya LCT (Long Chain Triglycerides) dapat terjadi dalam keadaan lipase tidak ada atau kurang, mukosa usus halus(vili) atrofi atau rusak,gangguan system limfe usus. Di alam, bentuk trigliserida asam lemak umumnya mengandung atom C lebih dari 14, seperti asam palmitat, asam stearat, asam oleat dan asam linoleat. Bentuk ini disebut LCT (Long Chain Triglycerides). Disebut MCT (Medium Chain Tryglycerides) adalah trigliserida dengan atom C6 12 buah. Untuk pengobatan anak dengan malabsorbsi lemak, susu MCT telah banyak digunakan oleh berbagai klinik 1). Dalam keadaan sehat, absorbsi LCT dari usus halus bergantung kepada beberapa faktor. Hidrolisis dari LCT menjadi asam lemak dan gliserida terjadi di usus halus bagian atas dengan pengaruh lipase pankreas dan conjugated bile salts yang ikut membentuk micelles yaitu bentuk lemak yang siap untuk diabsorbsi. Sesudah masuk ke dalam usus kecil tcrjadi reesterifikasi dari asam lemak sehingga kemudian terbentuk kilomikron yang selanjutnya diangkut melalui pembuluh limfe.
Gejala Klinis Jika lemak tidak diserap sebagaimana mestinya, tinja akan berwarna terang, lembek, berbau busuk, dan jumlahnya sangat banyak; tinja semacam ini disebut steatorrhea. Kadang-kadang disertai muntah, mata cekung, nadi kecil dan cepat. Tinja akan menempel di sisi kloset atau akan mengapung dan sulit untuk disiram.
Pemeriksaan Penunjang a. Tes malabsorbsi lemak b. Tes tinja, kadar lemak dalam sampel tinja akan diteliti di laboratorium. c. Pemeriksaan mikroskopis lemak dalam tinja
Penatalaksanaan Gizi a. Beri susu lemak tidak jenuh karena penyerapannya tidak dengan bantuan enzim lipase. b. Mengkonsumsi suplemen
4. Malabsorbsi Protein
Definisi Malabsorbsi protein terjadi akibat tidak adekuatnya tubuh dalam menyerap protein.
Etilologi a. Kerusakan pankreas (enzim tripsin) b. Parasit c. Gangguan mukosa usus d. Pasca operasi Sindrom Whipple’s
Patogenesis Pepsin lambung memulai pencernaan protein dalam lambung (dan juga merangsang pelepasan cholecystokinin yang sangat penting untuk sekresi enzim pankreas). Enterokinase, enzim pada brush border , mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin, yang mengubah banyak protease pankreas ke dalam bentuk aktif mereka. Karena pankreas mengalami kerusakan sehingga protein tidak dapat di hidrolisis menjadi asam amino.
Gejala Klinis a. Diare b. Rambut rontok c. Edema d. Mudah terkena infeksi e. Nyeri otot / tulang
Pemeriksaan Penunjang a. Tes darah Tes ini untuk melihat kadar nutrisi dalam darah, seperti vitamin B12, .
vitamin D, kalsium, karoten, albumin, dan protein. b. Tes malabsorbsi protein c. Salah satu metode diagnosis yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan pankreas dan biopsi.
Penatalaksanaan Gizi
a. Mengatur pola makan dengan rendah protein
Penatalaksanaan medis Pada Malabsorbsi congenital, terapi bersifat symptomatic seperti pemberian
preparat besi dan vitamin pada klien anemia serta transpusi darah bila perlu.Terapi pada malabsorbsi yang didapat ditujukan pada etiologi seperti enteritis kronis yang
menyebabkan kerusakan mukosa halus. Obstruksi pancreas yang menyebabkan enzymeenzym pancreas tidak dapat masuk ke dalam usus halus
Daftar Pustaka http://www.sehatfresh.com/sindrom-malabsorbsi/ http://1health.id/id/article/category/diet-dan-nutrisi/mengenal-malabsorbsi-karbohidrat.html Edi Setiawan Tehuteru, 1999. MALABSORPSI LAKTOSA PADA ANAK.,139-144. jurnal