BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Latar Belakang Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, batas non fisik antar negara semakin sulit untuk membed membedaka akanny nnyaa bahkan bahkan cender cenderung ung tanpa tanpa batas batas (borderle (borderless ss state). state). Globalisasi Globalisasi membawa membawa damp dampak ak yang ang sang sangat at besa besarr di semu semuaa bida bidang ng tida tidak k terk terkec ecua uali li di bida bidang ng ekon ekonom omi. i. Perkembangan sangat pesat terjadi dalam bidang perdagangan dan jasa salah satunya adalah bisnis franchise bisnis franchise.. Bisnis Bisnis usaha ini tumbuh tumbuh subur subur di Indone Indonesia sia baik baik asing asing maupun maupun lokal. lokal. Cepatnya perkembangan dan suksesnya bisnis franchise ini disebabkan oleh beberapa faktor. aktor yang paling mendasar adalah bahwa franchise bahwa franchisemerupakan merupakan kombinasi dari pengetahuan dan kekuatan satu usaha bisnis yang sudah ada atau mapan. Pengaturan Pengaturan mengenai mengenai franchise franchise diatur diatur secara secara khusus khusus dalam dalam Peratu Peraturan ran Pemerin Pemerintah tah !epublik Indonesia "omor #$ %ahun $&&' tentang (aralaba. )ebagai pelaksana Peraturan Pemerintah tersebut, pemerintah melalui Peraturan *enteri Perdagangan !epublik Indonesia "omor +-*DG-P/!-0-$&&0 +-*DG-P/!-0-$&&0 tentang Penyelenggaraan (a (aralaba. ralaba. Peraturan *enteri ini kemudian kemudian di cabut dan di ganti dengan Peraturan *enteri Perdagangan Perdagangan !epublik !epublik Indonesia "omor 1+-*DG- P/!-0-$&$ P/!-0-$&$ tentang Penyelenggaraan (aralaba. (aralaba. 2etent 2etentuan uan Pasal Pasal ayat ayat 34 Peratu Peraturan ran Pemerin Pemerintah tah "omor "omor #$ %ahun ahun $&&' $&&' tentan tentang g (aralaba, (a ralaba, mengartikan franchise mengartikan franchise sebagai 5hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan-atau jasayang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan-atau digunakan oleh oleh piha pihak k
lain lain
berd berdas asar arka kan n
perj perjan anji jian an wara warala laba ba.. Di
satu
sisi pihak
pemberi
waralaba (franchisor) memberi memberikan kan lisensi lisensi menggu menggunak nakan an suatu suatu 6ak 2ekaya 2ekayaan an Intelek Intelektua tuall seperti 6ak Cipta, *erek, Paten, !ahasia Dagang, kepada penerima waralaba (franchisee). (franchisee). Di sisi sisi
lain lain piha pihak k
pene penerim rimaa
wara waralab labaa (franchisee) berkewajiban (franchisee) berkewajiban
fee terhadap penerima waralaba (franchisor).
untuk membayar royalty
1.2. Rumusan Rumusan Masalah Masalah
. Bagaimanakah )ejarah dan Pengertian Pengertia n (aralaba (aralaba 7 $. pa )aja %ipe8%ipe (aralaba 7 +. Bagaimana Perkembangan Perusahaan !etail dengan )istem (aralaba (aralaba 7 #. pa *anfaat dan 2eunggulan serta s erta pa kelemahan )istem (aralaba 7 1. Bagaimana Pelaksanaan Perjanjian ranchise ntara ranchisor dan ranchisee 7 9. pa kibat 6ukum Pemutusan Perjanjian ranchise )ecara )epihak oleh Franchisor oleh Franchisor )ebelum Berakhirnya 2ontrak 7
1.3 Tu Tujuan juan Penulsan
. :ntuk *engetahui *engetahui )ejarah dan Pengertian (aralaba (aralaba 7 $. :ntuk *engetahui %ipe8%ipe (aralaba 7 +. :ntuk *engetahui Perkembangan Perusahaan !etail dengan )istem (aralaba (aralaba 7 #. :ntuk *engetahui *anfaat dan 2eunggulan serta pa kelemahan )istem (aralaba (aralaba 7 1. :ntuk *engetahui *engetahui Pelaksanaan Perjanjian ranchise ntara ntara ranchisor dan ranchisee 7 9. :ntuk *engetahui kibat 6ukum Pemutusan Perjanjian ranchise )ecara )epihak oleh Franchisor oleh Franchisor )ebelum Berakhirnya 2ontrak 7
BAB II LANDA!AN TE"RI
2.1 !ejarah #ran$hes %&arala'a(
ranchise atau (aralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 01&8an oleh Isaac )inger, pembuat mesin jahit )inger, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya.
(alaupun
usahanya
tersebut
gagal,
namun
dialah
yang
pertama
kali
memperkenalkan format bisnis waralaba ini di ). 2emudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, ;ohn ) Pemberton, pendiri Coca Cola. "amun, menurut sumber lain, yang mengikuti )inger kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif ), Generals *otors Industry ditahun 0<0. Contoh lain di ) ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh (estern :nion serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer. (aralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. 2ecenderungan ini dimulai pada tahun << ketika =( !oot Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun <+1, 6oward Deering ;ohnson bekerjasama dengan !eginald )prague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l<1&8an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis 3business format4 atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, ), menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai +1 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di ). )edangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh ;.>yons melalui usahanya (impy and Golden /gg, pada tahun 9&8an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba 3franchisor4 dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan )!.
Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun <1&8an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun <'&8an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya . )istem bisnis franchise pada saat ini tidak hanya pada penjualan produk dalam bentuk barang tetapi sudah berkembang pada penjualan ide atau jasa. ?ang penting dalam perkembangan franchise saat ini adalah bagaimana mengembangkan konsep atau ide franchisor agar dapat dikembangkan oleh franchisee dengan mutu, standar dan keseragaman tetap terjaga. ranchising atau waralaba 3dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan4 adalah hak8hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. )edangkan menurut @ersi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual 362I4 atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. )edangkan menurut sosiasi ranchise Indonesia, yang dimaksud dengan (aralaba ialahA )uatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek 3franchisor4 memberikan hak kepada indi@idu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara8cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. International ranchise ssociation 3I4 mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchisee, di mana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee 3lon, $&&94. )edangkan menurut British ranchise ssociation franchise didefinisikan sebagai garansi lisensi kontraktual antara satu orang 3franchisor4 dengan pihak lain 3franchisee4. Para pakar memeberikan beberapa pengertian tentang waralaba diantaranyaA a.
*. ;afar mengemukakan pengertian waralaba adalah pola hubungan kemitraan antara
kelompok mitra usaha dengan perusahaan mitra usaha yang memberikan hak lisensi, merek, saluran distribusi perusahaannya kepada mitra usaha sebagai penerima waralaba yang disertai dengan bantuan teknis bimbingan manajemen.
b.
?oseph *ancuso *engemukakan pengertian waralaba adalah ranchise merupakan
suatu istilah yang menunjukan hubungan antara dua pihak atau lebih guna mendistribusikan barang atau jasa. c.
Douglas ;. uen mengatakan bahwa franchise ialah suatu metode perluasan, pemasaran
dan bisnis, yaitu perluasan dan distribusi produk serta pelayanan dengan membagi bersama standar pemasaran dan operasional. d.
Dalam buku ensikopledi manajemen mengungkapkan pengertian waralaba adalah hak
istimewa atau hak khusus yang diberikan oleh pemerintah untuk mengoperasikan pelayanan kendaraan untuk umum, misalnya motor dan jalan di kota tertentu. Dan istilah inipun kadang8 kadang dipergunakan untuk menunjukan hak istimewa oleh organisasi swasta, misalnya pemberian wilayah eklusif pada agen penjualan oleh suatu perusahaan swasta. ranchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya. ranchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba. Pada saat ini dapat dikatakan bahwa franchising merupakan salah satu segi pemasaran dari banyak kemungkinan cara memasarkan usaha yang sedang berkembang pesat. ranchising adalah sebuah bentuk jaringan bisnis, jaringan yang terdiri dari banyak pengusaha yang bekerja dengan sebuah sistem yang sama. )alah satu keuntungan bisnis franchising ini adalah penerima waralaba tidak perlu lagi bersusah payah mengembangkan usahanya dengan membangun citra yang baik dan terkenal.
Ia cukup
menumpang
pada
pamor
yang
sudah
terkenal dari pemilik
waralaba3franchisor4, sehingga demikian penerima waralaba3franchisee4 yang umumnya adalah pengusaha kecil akan menikmati kesukseskan dan keberuntungan dari perusahaan berskala besar tanpa harus melaksanakan sendiri suatu riset dan pengembangan, pemasaran dan promosi yang biasanya memerlukan biaya yang sangat besar yang tidak mungkin dipikul oleh pengusaha kecil tersebut.
leh karena sistem yang disediakan tersebut, seorang pemilik modal atau perusahaan tidak harus memulai usahanya dari nol, sehingga resiko kegagalan dari usaha pemilik modal menjadi sangat kecil. Dengan keuntungan dan keunggulan yang ditawarkan dengan model bisnis franchise ini, banyak masyarakat pemilik modal yang memang pada awalnya sudah menyiapkan dananya untuk membuka usaha menjadi tertarik untuk mengin@estasikan dananya kedalam format bisnis ini. %anpa memperhatikan lagi sisi8sisi kelemahan dan resiko atas bisnis ini. *eskipun resiko kegagalan dari pemilik modal sangat kecil, namun bukan berarti format usaha seperti ini bebas dari resiko. )alah memilih fanchisee bisa berbahaya, karena franchisee yang tidak tepat bisa menghambat dalam pengembangan usaha, merusak citra merk franchisor, mencuri sistem bisnis francishor dan menerapkannya dalam usaha yang sejenis sehingga menjadi kompetitor bagi franchisor. ranchisee pun dapat terancam apabila franchisor membuka usaha baru yang sejenis dengan usaha yang telah ia serahkan kepada franchisee sehingga menjadi kompetitor bagi franchisee. T)e*T)e &arala'a
*encermati perkembangan dan penggolongan usaha waralaba, menurut Iman )jahputra %unggal, berikut dapat disebutkan beberapa tipe usaha waralaba , antara lain a. Product Franchising (trade name-franchising) Dalam pengaturan ini, dealer diberi hak untuk mendistribusikan produk untuk pabrikan. :ntuk hak tersebut, dealer 3 franchisee-penerima waralaba4 membayar fee untuk hak menjual kepada produsen 3 franchisor -pemberi waralaba4 b. Manufacturing franchising (Product-distribution franchising) Pengaturan ini sering digunakan dalam industri minuman ringan 3Pepsi, Coca8Cola4. Dengan menggunakan
ini franchisor memberi dealer 3bottler 4
hak ekslusif
memproduksi
dan
mendistribusikan produk di daerah tertentu. c. Business-format franchising (Pure/comprehensive franchising) ?aitu suatu pengaturan dengan jalan franchisor menawarkan serangkaian jasa yang luas kepada franchisee, mencakup pemasaran, ad@ertensi, perencanaan strategi, pelatihan, produksi dari manual dan standar operasi 3Iman )jahputra %unggal, $&A94. da dua tipe dasar waralaba, pertama adalah (aralaba Produk, dimana pada waralaba tipe ini penerima waralaba menjual suatu produk manufaktur atau mendistribusikan barang8 barang yang diproduksi oleh pemberi waralaba. %ipe yang kedua adalah (aralaba !encana :saha, yaitu suatu jasa atau rencana usaha yang dijadikan elemen utama untuk dijual. .
*enurut
I
3 ntenational
Franchise
!ssociation4
terdapat
#
jenis Franchisemendasar yang biasa digunakan di merika )erikat. 4 Product Franchise Produsen menggunakan produk waralaba untuk mengatur bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang8barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak8hak ini. Contoh terbaik dari jenis waralaba ini adalah toko ban yang menjual produk dari franchisor atau pemberi waralaba, menggunakan nama dagang, serta metode pemasaran yang ditetapkan oleh franchisor atau pemberi waralaba. $4 Manufacturing Franchises ;enis waralaba ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek pemberi waralaba 3 Franchisor 4. ;enis (aralaba ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman. 2ebanyakan pembuat minuman botol menerima waralaba dari perusahaan dan harus menggunakan bahan baku yang sama jenisnya seperti yang digunakan oleh pemberi waralaba untuk memproduksi, mengemas dalam botol dan mendistrubusikan minuman tersebut. +4 Business "pportunity #entures Bentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk8produk dari suatu perusahaan tertentu. Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal8baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. #4 Business Format Francising Ini merupakan bentuk waralaba yang paling populer, di dalam praktek. *elalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang dari perusahaan. :mumnya perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis untuk memulai dan mengatur perusahaan. )ebaliknya, pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau royalty. %erkadang perusahaan juga mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan. Perkem'angan Perusahaan Retal !stem
Franchise +
In+,nesa
Di Indonesia, franchise atau yang lebih dikenal dengan waralaba sudah dikenal sejak sekitar tahun <'&8an, hal ini terbukti dengan masuknya restoran8restoran sengan penyajian pelayanan cepat 3 fast food 4 , seperti 2entucky ried Chicken dan PiEEa 6ut. "amun, sebelumnya sudah ada usaha franchise asing yang masuk ke Indonesia, seperti 6otel 6yatt, 6otel )heraton, dan produksi minuman Coca8cola, tetapi usaha tersebut belum begitu dikenal masyarakat sebagai usaha franchise, karena konsumen baru dari kalangan tertentu saja. 2emudian sistem franchise mulai berkembang pesat di Indonesia sejak tahun <0&8an, terutama bisnis franchise dengan merek asing atau luar negeri. Pemerintah mengijinkan kegiatan usaha franchise ini dengan harapan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di Indonesia. Perkembangan perusahaan8perusahaan eceran di Indonesia dewasa ini sangat pesat. 6al ini dikarenakan bisnis ini merupakan usaha yang memiliki prospek cerah, lebih8lebih di Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dengan kebutuhan yang besar pula. )alah satu perusahaan yang bergerak dalam bisnis eceran tersebut adalah *inimarket lfamart dan *inimarket Indomaret yang dikelola dengan sistem franchiseatau waralaba. khir8akhir ini memang sedang maraknya bisnis waralaba. Dengan konsep waralaba ini sebuah perusahaan bisa berkembang dengan sangat cepat. Perusahaan sebesar *ac Donald, 2C, starbuck, mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Dalam skala nasional, perkembangan bisnis waralaba semacam minimarket atau retail juga sangat baik. Man-aat +an eunggulan !erta elemahan !stem &arala'a
)istem waralaba sebagai strategi perluasan dari suatu usaha yang telah berhasil dan ingin bermitra dengan pihak ketiga yang serasi dan ingin berusaha sendiri, selain memberi keuntungan kepada pelaku usaha tersebut 3Pemberi dan Penerima waralaba4 juga memberikan manfaat yang lebih luas dalam dunia perekonomian. )eperti yang dikatakan oleh nang )ukandar, 2etua sosiasi ranchise Indonesia dalam seminar di :ni@ersitas Gajah *ada, $ ktober $&, bahwa ada beberapa manfaat luas dari sistim usaha waralaba, yakniA a.
*enggiatkan perekonomian
b.
*enciptakan lapangan pekerjaan
c.
)ecara konsisten menjaga mutu- produk-jasa yang ditawarkan.
d.
*emberi pemerataan kesempatan pada semua pihak. Dijelaskan pula oleh nang )ukandar dalam bukunya yang berjudul Franchising di
ndonesia, bahwa keunggulan dari pola franchise dapat dilihat dari peningkatan efekti@itas
dan efisiensi dari operasinya melalui jaringan yang terbentuk dan mendapatkan efek skala ekonomi, karena pembelian dalam partai besar, berpromosi dan memasarkan dalam skala yang besar pula.
Tabel 1.1 Keuntungan dan KelemahanWaralaba
euntungan &arala'a
a4 *anajemen bisnis telah terbangun b4 )udah dikenal masyarakat c4 *anajemen finansial yang lebih mudah d4 Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
elemahan &arala'a
a4
)angat terikat dengan supplier
b4 2etergantungan pada reputasi waralaba lain c4 Biaya waralaba d4 Pemotongan keuntungan 3royalty,pajak4
2.2 Pelaksanaan Perjanjan #ran$hse Antara #ran$hs,r +an #ran$hsee
Dalam rangka memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum dalam menjalankan usaha franchise ini, pemerintah telah mengatur secara khusus dalam Peraturan Pemerintah "omor #$ tahun $&&' tentang (aralaba 3 Franchise4 yang telah diundangkan pada tanggal $+ ;uli $&&', karena Pemerintah beranggapan bahwa sistem franchise ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kegiatan perekonomian negara kita yang sedang lesu dan memberikan kesempatan kepada masyarakat khususnya kepada golongan ekonomi lemah untuk berusaha melaksanakan bisnisnya. leh karena itulah Pemerintah mengeluarkan peraturan perundang8undangan tersebut. Bisnis franchise atau waralaba di Indonesia menjadi suatu usaha yang sangat menarik bagi pelaku usaha namun dengan perkembangan yang ada dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi kedua belah pihak antara franchisor 3pemberi waralaba4 dan franchisee 3penerima waralaba4 tidaklah cukup pengaturannya melalui peraturan pemerintah saja sehingga perlu dibuat suatu undang8undang
tentang
waralaba.
(alaupun
demikian
segala
peraturan
yang
mengatur tentang franchisetetaplah harus tunduk pada peraturan dan ketentuan dalam 2itab :ndang 8 :ndang 6ukum Perdata 32:6 Perdata4.
2etentuan mengenai perjanjian dalam 2:6 Perdata itu diatur dalam Buku III yang mempunyai sifat terbuka, di mana dengan sifatnya yang terbuka itu akan memberikan kebebasan berkontrak kepada para pihaknya, dengan adanya asas kebebasan berkontrak memungkinkan untuk setiap orang dapat membuat segala macam perjanjian. (aralaba menurut perspektif 2:6 Perdata yang terdapat dalam Buku III termasuk dalam perjanjian innominaat atau perjanjian tidak bernama yang tidak diatur secara khusus dalam 2:6 Perdata. Perjanjian innominaat adalah perjanjian yang timbul, tumbuh, hidup dalam praktek kehidupan masyarakat. ;enis Perjanjian ini diatur dalam ketentuan Pasal +< 2:6 PerdataA 5)emua Perjanjian, baik yang mempunyai suatu nama khusus, maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan8peraturan umum, yang termuat di dalam bab ini dan bab yang laluF. Franchise atau waralaba adalah sebuah pengaturan bisnis yang berkembang saat ini di era globalisasi yang bertujuan komersial alih teknologi 3 transfer of technology) dilakukan dengan sistem franchise ataupun distribusi barang atau jasa yang dilakukan dibidang hak kekayaan intelektual sepertiPaten, *erek, !ahasia Dagang, Desain Industri dan lain sebagainya. (alaupun upaya melakukan transfer teknologi atau alih teknologi sebagai dasar masuknya pengaturan hak kekayaan intelektual di Indonesia sampai saat ini belum tercapai sebagaimana yang diharapkan, sebaliknya Indonesia dijadikan sebagai pasar dari produk8 produk negara maju sehingga perlu peningkatan dari para indi@idu8indi@idu kreatif dalam persaingan di bidang usaha khususnya di bidang hak atas kekayaan intelektual. Bentuk bisnis franchise bagaimanapun juga bentuknya bertujuan memperpanjang atau memperlebar dunia bisnis dan industri. 6al ini tidak dapat disamakan dengan bisnis penyewaan seragam 3 formal-$ear 4 atau dokter gigi, singkatnya akti@itas ini dapat digunakan di banyak kegiatan ekonomis di mana sistemnya terbentuk karena adanya manufaktur, proses dan-atau distribusi barang8barang atau usaha pemberian jasa. )ecara praktek, bentuk hukum (legalstand point 4 dari usaha franchise ini dituangkan dalam perjanjian atau kontrak 3contract la$4. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa dalam menjalankan akti@itas franchise atau waralaba ini tidak perlu syarat atau pengaturan yang khusus atau struktur perundang8undangan untuk mengatur fungsi dari franchise.
leh sebab itu setidaknya perlu ada usaha untuk menekan pada pihak luar bahwa tidak perlu adanya peraturan khusus 3 specificregulation) dari franchise yang sudah ada atau berjalan sekarang ini atau akan lebih penting bagi bisnis franchise adalah bentuk pengembangannya agar dapat berkembang pesat di dalam lapangan pertumbuhan ekonomi. Bisnis franchise adalah salah satu dari bisnis yang kompleks, hal ini terkait dengan nasihat-informasi dalam bisnis, aspek finansial dan aspek hukum. :ntuk itu ada beberapa hal penting
yang
perlu diperhatikan dalam
memberikan
perlindungan
terhadap
perjanjian franchise sebagaimana diuraikan berikut ini A 4
Pengaturan Franchise
Franchise adalah sebuah pengaturan dimana satu pihak 3the franchisor), ialah pihak yang mengembangkan sebuah sistem untuk melakukan bisnis tertentu denganmemperbolehkan pihak lain 3the franchisee) untuk menggunakan sistem yang dimiliki franchisor . 6ubungan tersebut adalah
suatu
hubungan
yang
berkelanjutan, hal
mana franchisee menjalankan berdasarkan standar dan praktik yang sudah dibuat dan dimonitor oleh franchisor dengan asistensi yang berkelanjutan serta dukungan usaha. Franchise dalam hal
ini
berkaitan
dengan
sebuah
sistem
di
mana franchisor memperbolehkan franchise untuk mengeksploitasinya, hal ini merupakan sebuah sistem franchise. )istem Franchise adalah sebuah paket 6ak 2ekayaan Intelektual yang berkaitan satu atau lebih merek (mar%s), nama dagang (trade name), industrial desain, penemuan, hak cipta berikut %no$-ho$ yang rele@an serta rahasia dagang yang dapat dieksploitasi untuk perdagangan barang ataupun ketentuan dalam bisnis jasa. $4
>isensi
Pemberian lisensi dalam arti yang sempit, yakni perusahaan atau seseorang (licencor)yang memberi hak kepada pihak tertentu (licensee) untuk memakai 6ak 2ekayaanIntelektual seperti merek, hak cipta, paten untuk memproduksi atau menyalurkan produk jasa pihak licencor .
)ebagai
imbalannya licensee membayar fee. &icencor tidak
mencampuri
urusan manajemen dan pemasaran pihak licensee. *isalnya, perusahaan *attel Inc yang memiliki hak karakter Barbie 3boneka anak8anak4 di ) memberikan hak lisensi kepada perusahaan mainan di Indonesia dalam memproduksi.
6al yang perlu diperhatikan dalam pemberian lisensi ini adalah pihak penerima lisensi atau waralaba yang menjalankan kegiatan usaha sebagai mitra usaha pemberi lisensi atau waralaba menurut ketentuan dan tata cara yang diberikan, juga memerlukan kepastian bahwa kegiatan usaha yang sedang dijalankan olehnya tersebut memang sudah benar8benar teruji dan memang merupakan suatu produk yang disukai oleh masyarakat, serta akan dapat memberikan suatu manfaat finansial baginya. +4
:nit Franchise Dalam
situasi
dalam
mana franchisor dan franchisee dalam
negeri negara
3domestik4
yang
sama,unit
tertentu waralaba
di
umumnya
menggunakan struktur tersebut. 6al ini dapat diperbolehkan oleh franchisor untuk meniru bisnisnya seefektif mungkin tanpa berencana mendirikan struktur waralaba baru, seperti subsidinya
atau 'oint
venture.
Dalam
kesepakatan
tingkat
Internasional
di
mana franchisor dan franchisee berlokasi di negara yang berbeda. Perbedaan bahasa, budaya,
bisnis
politik
dan
ekonomi
antara
negara
yang
mana franchisor dan franchisee terlokasi pada perbedaan ketentuan pendekatan untuk mengimplementasikan waralaba di negara tersebut. Franchisor dapat menemukan karena sebuah perbedaan pendekatan dibutuhkan di negara franchisee, ini juga dibutuhkan untuk mendirikan sebuah perwakilan lokal. )ebagai alternatif untuk mendirikan sebuah perwakilan lokal bagi franchisor untuk mendirikan organisasinya sendiri ahli yang mungkin untuk adaptasi waralabanya kepada kebutuhan dari setiap pasar lokal yang dia harapkan untuk dijalankan. Pendekatan ini dengan pengawasan secara maksimal oleh franchisor dimana waralaba tersebut dijalankan, hal mana ini signifikan dengan perkembangan kewajiban administratif, biaya8biaya, mengoperasikan di negara lain dan akan mengurangi dari salah satu keuntungan utama dari waralaba yang tidak dapat dialihkan sumber untuk mendirikan operasi bisnis keluar. #4
%eritorial Franchise
Perjanjian franchise yang tujuannya dibuat terhadap suatu wilayah atau segi area geografis untuk periode waktu tertentu disebut teritorial franchise. *isalnya toko8toko atau outlet8 outlet. Dua bentuk waralaba teritorial adalah perjanjian pengembang franchise dan master perjanjian franchise.
Dalam
sebuah
waralaba
internasional
di
mana
master
lokal franchisor adalah subsidiary dari franchisor , mengontrol secara langsung hubungan bisnis dengan franchisee misalnya dengan tetap memberikan masukan disesuaikan dengan kondisi lokal.
Franchisor harus secara aktif turut serta dalam 'oint venture tersebut untuk menjalankan waralaba. ormat dari sebuah 'oint ventura kadang menyediakan keamanan bagi pemilik hak kekayaan intelektual, karena dengan franchisor terlibat dalam management 'oin venture tersebut, penggunaan sistem waralaba oleh franchisee dapat terkontrol. 2eterlibatan franchisor menjadi
sangat
penting
dalam
masalah
kontrol
bisnis franchisedan bagi pelaku bisnis di Indonesia ini merupakan kesempatan untuk belajar dengan demikian proses alih teknologi dapat terjadi dengan menghasilkan suatu ino@asi yang baru bagi franchisee. Pelaksanaan bisnis franchise atau waralaba diatur dalam Peraturan *enteri Perdagangan Penyelenggaraan
!epublik
(aralaba.
Indonesia Peraturan
"omor 1+-*8DG-P/!-0-$&$ *enteri
tersebut mengatur bahwa
tentang setiap
usaha franchise atau waralaba baik pemberi waralaba atau franchisor dan penerima waralaba atau franchisee wajib mendaftarkan usahanya dalam bentuk )urat %anda Pendaftaran (aralaba 3)%P(4. 2.3
Ak'at
Hukum
Pemutusan
Perjanjan
#ran$hse
!e$ara
!e)hak
,leh Franchisor !e'elum Berakhrn/a ,ntrak
Pihak franchisor memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada franchise, hal ini disebabkan karena franchisor sebagai pemilik usaha yang menyewakan usahanya tersebut kepada franchiseedengan ketentuan bahwa pihak franchisee tidak akan menyewakannya kepada pihak lain. 2edudukan ini membuat franchisor dapat menentukan isi perjanjian bahkan memutuskan perjanjian secara sepihak. Pemutusan perjanjian atau kontrak dapat disebabkan karena wanprestasi atau kealpaan dari pihak franchisor 3pemberi waralaba4 dan wanprestasi
atau
kealpaan
dari
pihak franchisee 3penerima
waralaba4.
Biasanya
alasan franchisor memutuskan perjanjian karena pihak franchisee melanggar isi perjanjian yang telah dibuat. *isalnya jika franchisee tidak memenuhi sales uota minimum yang telah disepakati, franchisor dapat memutuskan perjanjian tersebut. 6al lain yang mungkin juga terjadi misalnya A 4
Franchisee menjadi terutang atau tidak mampu membayar utang kepada franchisor
(insolven) $4
*elakukan pelanggaran atau kerahasiaan
+4
%erlambat melakukan laporan royalti
#4
Gagal membayar royalti
14
*elakukan tindakan di luar standard kualitas dan jasa
>ebih lanjut dalam hal franchisee menyatakan dirinya bangkrut atau dinyatakan bersalah karena adanya masalah kriminal, franchisor dapat memutuskan perjanjian waralaba tanpa harus memberikan catatan kepada franchisee. Dari alasan8alasan pemutusan perjanjian atau kontrak yang dikemukakan di atas, muncul
pertanyaan apakah
hak
dan
kewajiban
dari franchisor dan franchisee setelah
pemutusan. *engenai masalah tersebut harus dilihat apakah hal ini dinyatakan dalam perjanjian waralaba atau tidak. Pada saat pemutusan perjanjian, bekas franchisee tidak lagi berhak menggunakan hak kekayaanintelektual, karena hak tersebut masih dipegang oleh franchisor karena perlisensian, ataupun pendaftaran. )ecara khusus franchisee harus perhatikan bahwa uang yang telah dibayarkan misalnya untuk advertising , promosi dari merk dan nama usaha digunakan berdasarkan perjanjian waralaba tidak akan diberikan hak apapun untuk menggunakan tanda tersebut setelah pemutusan perjanjian.#H Berkenaan dengan pemutusan perjanjian atau kontrak, ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah "omor #$ %ahun $&&' tentang (aralaba dan Pasal 0 Peraturan *enteri Perdagangan "o. 1+-*DG- P/!-0-$&$ tentang Penyelenggaraan (aralaba menjelaskan bahwa Perjanjian (aralaba yang diputus secara sepihak oleh pemberi waralaba sebelum masa berlaku perjanjian berakhir, pemberi waralaba tidak dapat menunjuk penerima waralaba yang baru
untuk
wilayah
yang
sama,
sebelum
tercapai
kesepakatan
dalam
penyelesaian perselisihan oleh kedua belah pihak (cleanbrea%) atau paling lambat 9 bulan setelah pemutusan perjanjian waralaba atau sampai ada putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap. Dampak dari pemutusan perjanjian atau kontrak secara sepihak oleh franchisor pastinya sangat merugikan franchisee. )ehingga tidak menutup kemungkinan franchisee untuk menuntut ganti rugi atas kerugian yang dideritanya. pabila franchiseemenuntut ganti rugi, maka franchisor harus membayar kerugian tersebut. Demikian
sebaliknya
apabila
wanprestasi
atau
kealpaan
disebabkan
oleh franchisee maka franchisor juga dapat menuntut ganti rugi. )ebelum menyatakan bahwa
salah
satu pihak
wanprestasi
baik dilakukan
oleh franchisor maupun franchisee, maka para pihak menyelesaikan sengketa dengan cara musyawarah terlebih dulu dengan memberikan teguran atau somasi. )omasi diatur dalam Pasal $+0 2:6 Perdata dan Pasal $#+ 2:6 Perdata. Dalam Pasal $+0 2:6 Perdata dijelaskan bahwa 5si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukanF.
)omasi adalah teguran dari si berpiutang 3kreditor4 kepada si berutang 3debitor4 agar dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak. )urat teguran harus dilakukan paling sedikit tiga kali. kibat tidak dilaksanakannya prestasinya dan telah ditegur selama tiga kali, maka si berutang 3debitor4 dinyatakan wanprestasi. da dua sebab timbulnya ganti rugi, yaitu ganti rugi karena wanprestasi dan ganti rugi karena perbuatan melawan hukum. Ganti rugi karena wanprestasi diatur dalam Buku III 2:6 Perdata dimulai dari Pasal $#+ 2:6Perdata sampai dengan Pasal $1$ 2:6 Perdata, sedangkan ganti rugi karena perbuatan melawan hukum diatur dalam Pasal +91 2:6 Perdata. Ganti rugi karena perbuatan melawan hukum adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada orang menimbulkan kesalahan kepada pihak yang dirugikannya. Ganti rugi itu timbul karena adanya kesalahan, bukan karena adanya perjanjian. Ganti rugi karena wanprestasi adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada debitor yang tidak memenuhi isi perjanjian yang telah dibuat antara kreditor dan debitor. *engenai syarat pembatalan perjanjian atau kontrak, dalam Pasal $99 2:6 Perdata menyebutkan bahwa perjanjian harus timbal balik, terdapat wanprestasi, dan pembatalannya harus dimintakan kepada hakim. Dalam hal penggantian biaya kerugian diatur dalam Pasal $9' 2:6 Perdata yang menyebutkan pihak kreditor dapat menuntut debitor dengan cara pemenuhan perjanjian atau pembatalan disertai ganti rugi. )ebagai kesimpulan dapat ditetapkan, bahwa kreditor dapat memilih antara tuntutan8tuntutan sebagai berikutA 4
Pemenuhan perjanjian
$4
Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi
+4
Ganti rugi saja
#4
Pembatalan perjanjian
14
Pembatalan disertai ganti rugi. )elain jalur ligitasi atau pengadilan, para pihak dapat menyelesaikan sengketa perdata
melalui jalur di luar pengadilan, yakni non ligitasi atau arbitrase. *enurut :ndang8:ndang "o. +& %ahun <<< tentang rbitrase dan lternatif Penyelesaian )engketa disebutkan bahwa rbitrase adalah 5penyelesaian sengketa perdata di luar peradilan hukum yang berdasarkan perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh pihak yangbersengketaF. 3Pasal ayat 344. *engacu pada ketentuan Pasal ayat 3&4 :ndang8:ndang "o. +& %ahun <<< tentang rbitrase dan lternatif Penyelesaian )engketa, maka cara penyelesaian sengketa melalui
rbitrase dan lternatif Penyelesaian )engketa dibagi menjadi lima cara, yaitu A 4
2onsultasi
2onsultasi merupakan tindakan penyelesaian sengketa bersifat personal antara suatu pihak tertentu, yang disebut dengan klien dengan pihak lain yang disebut dengan konsultan yang memberikan pendapatnya kepada klien tersebut untuk memenuhi dan mengikuti pendapat kliennya tersebut. $4
"egosiasi
"egosiasi merupakan persetujuan antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka. 2esepakatan mengenai permasalahan tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak. 3Pasal 9 ayat 3$44. +4
*ediasi
*ediasi merupakan kesepakatan tertulis antara para pihak yang bersengketa atau beda pendapat yang diselesaikan melalui seorang mediator 3Pasal 9 ayat 3+44. *ediator baik perorangan maupun lembaga independen bersifat netral atau tidak memihak. *ediator berkewajiban melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan pada kehendak dan kemauan dari para pihak. #4
2onsiliasi
2onsiliasi merupakan proses yang dilakukan pihak ketiga untuk mengupayakan kesepakatan bersama dengan para pihak yang bersengketa mengenai kasus yang terjadi dan menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan. 14
Pendapat hli Pendapat ahli merupakan konsultasi dalam bentuk opini atau pendapat hukum atas
permintaan dari para pihak yang bersengketa. Pemberian opini dalam bentuk masukan bagi para pihak maupun penafsiran ketentuan dalam perjanjian yang telah dibuat oleh para pihak untuk memperjelas permasalahannya.
BAB III !TUDI A!U!
3.1 #RAIN0HI!E DI AL#AMART AB"TABE
*enjamurnya pertumbuhan minimarket seperti lfamart, Indomaret, )tarmart, Circle 2, dan lain8lain kemudian pasar swalayan, toserba, dan pusat perbelanjaan eksklusif seperti Golden %ruly, 6ero, )ogo dan lain8lain, sebagai salah satu jaringan retail modern, menunjukkan situasi persaingan semakin seru. !etail yang modern merupakan sarana yang tepat untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan frekuensi perputaran barang dan modal yang cepat. )trategi pangsa pasar yang biasa dilakukan oleh pedagang eceran skala besar adalah dengan membuka cabang 3chain store4. )alah satu pola yang marak dikembangkan saat ini yaitu melalui pola waralaba 3franchising4. Potensi pasar bisnis waralaba sangat besar terlihat dari usaha8usaha franchise yang bermunculan di tanah air, baik lokal maupun asing. :saha franchise di Indonesia mencatat pertumbuhan yang sangat menggembirakan. Data yang ada menyebutkan, usaha franchise dan business opportunity tahun $& sebanyak 99 usaha. )etahun berikutnya 3$&&14 angka tersebut melonjak tajam menjadi $'+ usaha atau mengalami kenaikan sekitar 9& yang sepertiganya menawarkan jenis franchise. dapun tujuan penelitian ini, yaituA 34 memformulasikan faktor8faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian franchise lfamart, 3$4 mendeskripsikan atribut8atribut yang dianggap penting oleh franchisee pada franchise yang ditawarkan, 3+4 mengidentifikasi dan menge@alusi sikap franchisee lfamart terhadap atribut franchise lfamart dalam rangka perbaikan strategi franchise yang telah diterapkan P%. )umber lfaria %rijaya terhadap outlet lfamart. Dalam penelitian ini diambil #& orang responden Data primer yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis faktor, dan analisis sikap multiatribut fishbein dengan bantuan software )P)) .1 for windows dan *icrosoft /Jcel. 6asil dari analisis faktor dari $1 @ariabel yang diteliti menunjukkan adanya enam faktor utama yang terbentuk yaitu faktor pendorong-pengaruh utama, faktor sistem dan informasi franchise, faktor analisis keuangan franchisee, faktor citra perusahaan, dan faktor citra produk franchise 3.2 Perusahaan Franchise (Carefour di Indonesia
Carrefour di Indonesia hadir sejak tahun <<& dengan membuka gerai pertama di Glodok PlaEa pada ktober <<. Pada tahun <<1, Continent, sebagai perusahaan ritel
Prancis, membuka gerai pertamanya di Pasar esti@al. Pada tahun <<0, Carrefour dan Promodes 3sebagai pemegang saham utama dari Continent4 menggabungkan semua kegiatan usaha ritel di seluruh dunia dengan nama Carrefour. 6al tersebut menjadikan Carrefour sebagai ritel terbesar kedua di dunia. )ebagai bagian dari perusahaan global, P%. Carrefour Indonesia berusaha untuk memberikan standar pelayanan kelas dunia dalam industri ritel Indonesia. Carrefour Indonesia memperkenalkan konsep hipermarket dan menyediakan alternatif belanja baru di Indonesia bagi pelanggan Carrefour Indonesia. Carrefour menawarkan konsep 5ne8)top )hoppingF yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan. )aat ini, Carrefour sudah beroperasi di && gerai dan tersebar di +0 kota-kabupaten di Indonesia. )ebagai salah satu pemain ritel terkemuka, Carrefour Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan Carrefour di Indonesia. '$ juta pelanggan telah mengunjungi Carrefour di tahun $&&, naik dari 9$ juta pelanggan di tahun sebelumnya.Carrefour sangat peduli terhadap kebutuhan pelanggan dengan menawarkan lebih dari #&.&&& produk, sehingga pelanggan dapat memperoleh pilihan lengkap kebutuhan sehari8hari yang berkualitas baik dengan harga diskon di dalam lingkungan belanja yang nyaman. Carrefour Indonesia memiliki sekitar $0,&&& karyawan langsung dan tidak langsung seperti )PGs, cleaning ser@ice, dll. Carrefour Indonesia telah bermitra dengan sekitar #,&&& pemasok yang hampir '& adalah :2* 3:saha 2ecil *enengah4. )elain itu, dengan kehadiran Carrefour di Indonesia, Carrefour dapat membantu industri terkait seperti transportasi, logistik, konstruksi, pergudangan juga akan berkembang berkembang bersama Carrefour
membangun
negeri.
)ejalan dengan program Pemerintah tentang Corporate )ocial !esponsibility 3C)!4, Carrefour Indonesia terus mengembangkan program yang komprehensif, terpadu dan berkelanjutan, yaitu KPojok !akyatK yang sepenuhnya didukung oleh Departemen Perdagangan, Departemen 2operasi dan :*2* dan Departemen Perikanan dan 2elautan !epublik Indonesia. Carrefour Indonesia mengalokasikan KPojok !akyatK di sebuah lokasi khusus di # gerai yang tersebar di ' kota 3;akarta, Palembang, )urabaya, *akassar, Bandung, *edan and ?ogyakarta. Carrefour juga ikut menyediakan akses pasar dan kegiatan promosi untuk memastikan bahwa produk tersebut berhasil. Carrefour Indonesia juga telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah di sektor Pertanian dengan membeli <1 produk dari pasar domestik,
meningkatkan kehidupan petani dengan menjaga hubungan jangka panjang dan memperluas akses pasar di gerai Carrefour Indonesia, meningkatkan perkembangan kualitas produk lokal dengan memperkenalkan metode pertanian modern dan lebih aman, misalnya pengembangan secara aktif penggunaan pupuk alami, dan menerapkan sistem kontrol pengelolaan air. %ahun ini, + tahun kehadiran di Indonesia, Carrefour terus mengembangkan cara untuk berkontribusi secara konsisten dan berkesinambungan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Carrefour Indonesia telah memberi kontribusi terhadap peningkatan pendapatan pajak nasional, mengatasi inflasi dengan menawarkan dan pelebaran akses masyarakat terhadap produk yang lebih terjangkau, yang pada gilirannya meningkatkan tingkat konsumsi domestik dan daya beli pelanggan. Carrefour Indonesia berharap semua usaha dan kontribusi selama tahun8tahun $& di Indonesia akan membawa Carrefour Indonesia untuk menjadi Perusahaan !etail Pilihan 2eluarga Indonesia pada tahun $&$.
BAB I PENUTUP .2 !m)ulan
Dalam
pelaksanaan
perjanjian franchise para
pihak
yaitu
pemberi
waralaba (franchisor) maupun penerima waralaba (franchisee) harus mendaftarkan usahanya dan
memiliki
)urat
%anda Pendaftaran
3)%P(4. )elanjutnya franchisor membuat prospektus memuat
data
identitas pemberi
waralaba,
penawaran
legalitas
(aralaba
kepada franchisee yang
usaha, sejarah
kegiatan
usaha,
struktur organisasi, laporan keuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba dan hak-kewajiban para pihak. Dalam perjanjian franchise harus memuat klausul8klausul seperti nama dan alamat para pihak, jenishak kekayaan intelektual, kegiatan usaha, hak dan kewajiban, pelatihan, wilayah usaha, jangka waktuperjanjian, cara pembayaran, penyelesaian sengketa,
cara perpanjangan-pengakhiran-pemutusanperjanjian,
gerai. 6al8hal
yang
perlu
perjanjian franchise antara lainA manual
jaminan
diperhatikan
dan
jumlah
dalam pelaksanaan
operation, training , pemilihan
lokasi,
support
berkelanjutan, jadwal pengembangan, uality control dan rahasia dagang. kibat hukum pemutusan perjanjian secara sepihak oleh franchisor sebelum berakhirnya
kontrak
intelektual dari bisnis
yaitu, franchisee tidak
dapat
menggunakan hak
usaha franchisetersebut. Franchisor tidak
kekayaan boleh
menunjuk franchisee yang baru untuk wilayah yang sama, sebelum penyelesaian perselisihan. Penyelesaian perselisihan diselesaikan secara musyawarah dengan cara teguran atau somasi yang diatur dalam Pasal $+0 2:6 Perdata dan Pasal $#+ 2:6 Perdata. )ecara ligitasi atau pengadilan, baik franchisor maupun franchisee dapat menuntut ganti rugi atas dasar wanprestasi berdasarkan Pasal $$9 2:6 Perdata dan Pasal $$' 2:6 Perdata. )elain itu, penyelesaian perselisihan dapat dilakukan di luar pengadilan 3non ligitasi4 atau arbitrase yaitu konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan pendapat ahli.
.2 !aran
Pada
pelaksanaan
perjanjian franchise atau
waralaba
kedua
belah
pihak
harus menuangkan segala bentuk hak dan kewajiban sebagaimana yang disepakati bersama dalam ketentuan franchiseagreement , dan mematuhi isi dari kontrak, jangan sampai terjadi pemutusan
secara sepihak
oleh franchisor atau menolak
untuk memperbaharui
perjanjian dan kemudian mendistribusikan sendiriproduknya di wilayah franchise. Dalam
hal
terjadi
pemutusan
perjanjian franchise secara
sepihak
oleh franchisor sebelum berakhirnya kontrak sebaiknya diselesaikan secara arbitrase atau non ligitasi karena prosesnya cepat, tidak memakan waktu, dan keputusan yang dibuat bersifat pri@at sehingga dapat menghindari kerusakan hubungan antara franchisor dan franchisee.
DA#TAR PU!TAA
dolf 6uala. asar-asar !efika ditama,
*u%um
+ontra%
nternasional ,
P%
Bandung, $&&.
mir 2aramoy. aralaba alur Bebas *ambatan Men'adi Pengusaha u%ses, P% Gramedia Pustaka :tama, ;akarta, $&. *arbun,
B". Membuat
Per'an'ian
yang
!man
dan
esuai
*u%um ,
Puspa )wara, ;akarta, $&&. *argono "uansa *iru,
)uyud. !spe%
Property )alim, Grafika,
+omersialisasi
!set
ntele%tual ,
ulia, Bandung, $&&. hmadi. *u%um
!ajawali Pers, ;akarta, )aidin
*u%um
2,
6. !spe%
+ontra%
dan
Perancangan
+ontra% ,
ntele%tual
(ntellectual
$&. *u%um
*a%
+e%ayaan
ights), !ajaGrafindo Persada, ;akarta, $&+. 6.). Per%embangan ;akarta, $&&+.
*u%um
+ontra%
nnominaat
i
ndonesia ,
)inar