KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamin segala puji dan syukur bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Sh alawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat d apat memperluas ilmu tentang "UANG", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih bermanfaat kepada pembaca. Tim penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu kami dengan segala kerendahan hati mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR.............................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah........................................... 1 1.2 Rumusan Masalah................................................... . 3 1.3 Tujuan dan Manfaat............................................... Manfaat................................................. .. 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Uang Menurut Para Ahli......................... 4 2.2 Fungsi Uang.............................................................. 5 2.3 Kriteria Uang............................................................ 6 2.4 Jenis-Jenis Uang....................................................... 8 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kasus........................................................................ 11 3.2 Penyelesaian Kasus................................................... 12 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan............................................................... 16 4.2 Saran........................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sebelum ditemukannya uang logam pada abad VII SM, orang belum mengenal alata tukar berupa uang. Kegiatan ekonomi pada masa itu hanya dilakukan dengan cara saling tukarmenukar barang atau yang biasa disebut barter. Banyak cara dilakuakn orang zaman dulu dalam melakukan barter dengan maksud memenuhi kebutuhannya masing-masing. Misalnya, beberapa orang penduduk di daerah pedalaman meletakkan hasil buminya di pinggir sungai, selanjutnya beberapa orang tersebut cukup mengambil barang-barang yang dibawa oleh para pedagan g. Mereka menukar barang-barang miliknya sendiri ,seperti itulah barter terjadi. Seiring dengan perkembangan zaman, cara barter kemudian berubah. Orang melakukan pertukaran barang dengan menggunakan lambang atau benda. Ada yang menggunakan kulit kerang, kepingan batu, kepingan tulang, sampai tanah liat. Bahkan , di Tibet pernah digunakan bongkahan teh kering sebagai alat pembayaran. Fungsi benda tersebut sudah mendekati fungsi uang, namun banyak orang sulit menentukan dan menetapkan nilai tukar semacam itu. Akhirnya, orang mengenal penukaran dengan mata uang. Sekitar abad ke-7 SM mulai digunakan koin yang terbuat dari campuran emas dan perak oleh bangsa Lidia (sekarang bagian dari Negara Turki). Disusul kemudian dengan ditemukan dan digunakannya pertama kali uang kertas oleh bangsa Cina pada abad ke-11 M. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tuka rmenukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar. Setelah itu mata uang yang digunakan sebagai alat tukar terus berkembang. Perubahan itu terjadi, baik pada bentuk, nilai, pecahan, nama atau pen yebutannya, maupun bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan mata uang juga beragam ,ada yang terbuat dari logam dan emas juga yang terbuat dari kertas khusus. Ada mata uang yang bentuknya bulat dan persegi panjang. Dari segi pecahannya dikenal istilah sen. Nama mata uang setiap negara pun berbeda beda, seperti rupiah (Indonesia), dolar (Amerika) , rupee (India) , rial (Arab (Arab Saudi), poundsterling (Inggris) , gulden (Belanda) , ringgit (Malaysia) (Malaysia) , dan peso (Filiphina). Di Indonesia sendiri perkataan “rupiah” berasal dari perkataan “Rupee” satuan mata uang India. Sejarah uang Republik Indonesia diawali sesudah proklamasi tahun 1945. Ketika itu, pemerintah mulai merasakan perlunya mengeluarkan uang. Menurut pemerintah ketika itu, uang tidaksekedar berfungsi sebagai alat pembayaran. Uamh juga merupakan lambang kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia dan alat untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia
internasional. Sbelumnya, di Indonesia telah berlaku tiga macam mata uang, yaitu uang rupiah De Javasche Bank , uang Gulden dan uang Jepang. Pada tanggal 30 Oktober 1946, secara resmi menyatakan ORI (Oeang Repoebliek Indonesia ) sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah. Lalu sejak 2 November 1949 empat tahun setelah merdeka. Indonesia menetapkan rupiah sebagai mat auang kebangsaanya yang baru. Indonesia pernah pula menggunakan uang RIS (Republik Indonesia Serikat). Adapun aung logam pertama kali diresmikan pada tanggal 30 September 1957. Sekarang ini uang logam dan uang kertas yang beredar dicetak oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).
I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam latar belakang untuk memudahkan dalam pembahasan agar tidak terlalu meluas dan dapat tepat sasaran yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana pendapat para ahli ekonom mengenai definisi uang.
2.
Bagaimana fungsi uang untuk khalayak umum.
3.
Bagaimana kriteria dan jenis-jenis uang.
4.
Bagaimana cara menyelesaikan kasus yang berkaiatan dengan uang.
I.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan pembuata makalah ini adalah : 1.
Untuk mengetahui definisi uang menurut para ahli ekonom.
2.
Untuk mengetahui fungsi uang untuk khalayak umum.
3.
Untuk mengetahui kriteria dan jenis-jenis uang.
4.
Untuk mengetahui cara penyelesaian kasus yang berkaitan dengan uang.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Uang Menurut Para Ahli
Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan kata lain, bahwa uang merupakan alat yang dapat di gunakan dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu.Pengertian secara umum uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar, akan tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya seperti sebagai alat satuan hitung, penimbun kekayaan atau sebagair standar pencicilan uang.berkut pengertian uang menurut para ahli : a.
Roberson
Dalam bukunya money menyatakan uang adalah sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang. b.
R.S. Sayers
Dalam bukunya modern banking menyatakan uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayaran utang. c.
A.C. Pigou
Dalam bukunya “the veil of money” menyatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar. d.
Rolling G. Thomas
Dalam bukunya “Our Banking and Monetary system” mendefinisikan uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima dalam pembayaran pembelian barang-barang dan jasa-jasa untuk mebayar utang. e.
Rimsky k. judisseno
Uang adalah suatu media yang diterima dan digunakan oleh para pelaku ekonomi untuk memudahkan dalam bertransaksi. f.
Walker
Uang adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu. Dengan kata lain lain uang adalah uang
karena fungsinya sebagai uang karena fungsinya sebagai uang dan bukan k arena fungsi fungsi lainnya. 2.2
FUNGSI UANG
Secara umum uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. A. Fungsi Asli Asli uang menunjukkan fungsi yang mula-mula melekat pada uang atau fungsi fungsi yang mengacu pada tujuan awal diciptakannya uang. 1) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsi sebagai alat untuk pertukaran dan mengatasi kesulitan dalam pertukaran secara natural (barter). 2) Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu berfungsi untuk menentukan nilai dari suatu barang atau jasa, serta untuk menentukan besarnya harga menghitung besar kecilnya pinjaman 3) Selain itu uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valut) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang.
B. Fungsi Turunan, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu sendiri antara lain: 1) Sebagai alat pembayaran yang sah. Kebutuhan manusia akan barang dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang. 2) Sebagai alat pembayaran utang. Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang. 3) Sebagai alat penimbun kekayaan. Sebagian orang biasanya tidak menghabisakan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi ada sebagaian uang yang disisihkan dan di tabung untuk keperluan di masa dating, baik di bank maupun di rumah. 4) Sebagai alat pemindah kekayaan. Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lainya dapat memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama. 5) Sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi. Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.
2.3
KRITERIA UANG
Seperti diketahui bahwa sesuatu yang dapat di katakan sebagai uang haruslah memenuhi beberapa persyaratan. Tujuannya adalah agar sesuatu yang di anggap uang dapat di terima semua lapisan masyarakat dan dapat digunakan sebagai alat tukar-menukar oleh si pemiliknya. Artinya bahwa sesuatu yang dianggap sebagai uang harus memiliki beberapa kriteria sehingga dapat di akui sebagai uang. Kriteria sesuatu agar dapat dikatakan sebagai uang haruslah memenuhi persyaatan sebagai berikut : 1.
Ada Jaminan.
Setiap uang yang di terbitkan dijamin oleh pemerintah negara tertentu. Dengan adanya jaminan dari pemerintah tertentu, maka kepercayaan untuk menggunkan uang untuk berbagai keperluan mendapat kepercayaan dari masyarakat luas. 2.
Disukai Umum
Artinya uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya apakah sebagai alat tukar, penimbun kekayaan atau sebagai standar penciciclan uang. 3.
Nilai yang stabil
Nilai uang harus memiliki kestabilan dan ketetapan serta diusahakan fluktuansinya sekecil mungkin. Apabila nilai uang sering mengalami ketidakstabilan, maka akan sulit untuk di percaya oleh yang menggunakan. 4.
Mudah di simpan
Uang harus mudah disimpan di berbagai tempat termasuk dalam tempat yang keci, namun dalam jumlah yang besar artinya uang harus memiliki fleksibilitas, seperti bentuk fisiknya fisiknya yang tidak terlalu besar, mudah dilipat, dan terdapat nominal mulai dari yang kecil sampai nominal yang maksimal. 5.
Mudah dibawa
Uang harus mudah dibawa kemanapun dengan kata lain mudah untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atu dari satu tangan ke tangan yang lain dengan fisik kecil dan nminal besar sekalipun uang sebaiknya mudah dibawa untuk keperluan sehari-hari. 6.
Tidak mudah rusak
Uang hedaknya tidak mudah rusak dalam berbagai kondisi baik robek atau luntur terutama kondisi fisiknya mengingat frekuensi pemindahan uang dari satu tangan ke tangan lainnya demikian besar.
7.
Mudah dibagi
Uang mudah di bagi dalam satuan unit tertentu dengan berbagai nominal yang ada guna kelancaran dalam melakukan transaksi, mulai dari nominal kecil sampai nominal yang besar sekalipun. Kemudian uang tidak hanya agar mudah dibagi, tetapi juga harus mudah dalam pembulatan dengan kelipatan tertentu, terutama dalam nilai bulat. Oleh karena itu, agar uang mudah dibagi harus dibuat dalam nominal yang begaram. 8.
Suplai harus elastic
Agar perdagangan dan usaha menjadi lancar jumlah uang yang beredar di masyarakat haruslah mncukupi. Tersedianya uang dalam jumlah yang cukup di sesuaikan dengan kondisi usah atau kondisi perekonomian suatu wilayah.
2.4
JENIS-JENIS UANG
Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakandalam dua jenis, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang di maksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalm bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikan dibayar dengan uang ini. Untuk menarik uang giral, orang menggunakan cek. A. 1)
Berdasarkan Bahan Pembuatannya. . Uang Logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam, biasanya dari emas atau perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi da n stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai.
Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang logan dinilai berdasarkan b erdasarkan nilai intrinsiknya. Tapi saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut. Uang logam memiliki tiga macam nilai: a. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang misalnya berapa nilai emas dan perak yang di gunakan untuk mata uang. b. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang.
c. Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukar dengan suatu barang (daya beli uang). 2)
Uang Kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU no. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang di maksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
B.
Berdasarkan Nilainya
Uang Penuh (fully bodied money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik tekandung dalam uang uan g tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya. Uang Tanda (Token Money) Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas uang yang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intinsik uang tersebut. Misalnya, untuk mebuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00. C.
Berdasarkan Iembaga atau Badan Pembuatnya
Uang menurut lembaga yang menerbitkan atau membuatnya dapat dibedakan menjadi uang kartal dan uang giral: 1) Uang Kartal adalah uang yang diberi tanda atau cap oleh pemerintah, sehingga berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dan dapat diterima umum. 2) Uang Giral adalah simpanan atau deposito pada bank yang dapat diambil dengan menggunakan cek, giro, atau surat perintah pembayaran lainnya yang dicetak atau dibuat oleh bank umum atau bank komersial. Uang Giral yang beredar di masyarakat terdiri atas , cek adalah perintah yang diterima yang diterima dari pihak lain sebagai alat untuk pembayaran atau perintah kepada bank untuk membayar dengan uang tunai, dan giro adalah untuk memindahkan uang giral ke rekening orang lain tetapi tetap uang giral giral bukan uang tunai dan telegrafic transfer adalah adalah pemindahan pembayaran atas suatu transaksi melalui bank.
D.
Berdasarkan kawasan
Uang berdasarkan kawasan dapat dibedakan sebagai berikut 1) Uang domestik artinya uang yang berlaku hanya di suatu negara tertentu, di luar negara tersebut mungkin berlaku dan mungkin tidak berlaku. 2) Uang internasional yaitu uang yang berlaku tidak hanya dalam suatu negara, tetapi juga berlaku dan diakui di berbagai negara di dunia. Misalnya uang dolar, poundsterling, yen, euro, dan sebagainya.
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Kasus
A. Pembuatan Uang Palsu Lolos Ultraviolet REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Polisi Resor Kota Bekasi berhasil menangkap 15 orang diduga terlibat pemalsuan dan pengedaran uang kertas pecahan seratus ribu rupiah di wilayahnya. Mereka ditangkap di dua lokasi yang berbeda, sembilan orang di Perumahan Metland Tambun dan enam sisanya di Perumahan Nasional 3 Bekasi Timur. Berawal dari laporan dari mas yarakat, polisi menangkap tangan para pembuat upal di Perum Metland, Jalan Biduri Blok K 1 No. 3 Kel. Tambun, Bekasi pada Jumat (21/11) sekitar pukul 09.00 WIB. "Ketua mereka yang berinisial AM beserta delapan karyawannya tengah mencetak, membuat dan memalsukan uang kertas saat kami datang ke tempat kejadian. Semua pelaku beserta barang buktinya langsung di bawa ke Polresta Bekasi untuk penyelidikan lebih lanjut," ujar Kepala Bidang Humas Polisi, Rikwanto saat datang berku njung ke Polres Bekasi, Senin (24/11). Dari hasil pemeriksaan, Rikwanto menerangkan, pelaku diketahui mulai melakukan kejahatan tersebut sejak dua tahun lalu. Namun, mereka belum berani untuk mengedarkannya karena masih dalam tahap pembelajaran. Setelah AM dan sindikatnya merasa uang palsunya mendekati sempurna, mereka pun mulai berani untuk mengedarkannya sejak dua bulan terakhir. "Uang palsu tersebut memiliki tingkat kemiripan dengan uan g asli sekitar 80 persen. Saat dilakukan pengecekan fisik dengan 3D (di lihat, di raba dan di terawang) tidak ada perbedaan, bahkan uang palsu tersebut juga lolos dari uji sinar ultra violet," kata Rikwanto menambahkan. Perbedaan uang palsu tersebut dengan yang asli, menurut Rikwanto hanya bisa dilihat dari nomor serinya. Pasalnya, nomor seri yang terdapat di uang palsu tidak terdaftar di Bank Indonesia. Karena sulitnya untuk membedakan itulah, Rikwanto mengakui jika kasus pemalsuan uang yang dilakukan AM adalah yang paling mendekati kemiripan dengan uang asli
dibandingkan kasus-kasus sebelumnya. Tingkat kemiripan yang dimiliki uang palsu tersebut, terang Rikwanto, membuat peredarannya sudah masuk ke dalam supermarket, pom bensin dan pasar-pasar tradisional di daerah Bekasi dan sekitarnya. Selain itu, karena kualitas uang palsu yang bagus itu pula lah, AM kemudian menjualnya dengan perbandingan harga 1:3 kepada oknum-oknum yang identitasnya masih ditelusuri. "Jadi, jika AM mencetak Rp 30 juta juta maka ia menjualnya seharga Rp 10 juta. Kami masih terus menyelidiki dan menelusuri kemana saja dan berapa uang palsu yang telah beredar," terang Rikwanto Sementara itu, saat ini polisi menyita uang palsu senilai Rp 170 juta siap edar dan Rp 200 juta yang masih dalam gulungan.
Penyelesaiain Studi Kasus Salah satu tindak pidana yang menarik perhatian saat ini adalah peredaran uang palsu. Kejahatan mengedarkan uang palsu dapat melumpuhkan perekonomian Negara, oleh karena itu untuk menegakkan keadilan dan mewujudkan suasana yang aman tertib sangatlah sulit dilakukan. Salah satu penyebab terjadinya tindak pidana peredaran uang palsu karena adanya dua factor ,yaitu factor internal dan factor eksternal, yaitu : 1. Faktor internal adalah factor yang terdapat diri orang yang mengedarkan uang palsu, atau dalam arti orang yang terlibat dalam kejahatan peredaran uang palsu. 2. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat pada pengaruh lingkungan dari seseorang itu tinggal. Jika di lingkungan sekitarn ya berpotensi melakukan kejahatan maka dirinya akan terpengaruh hal kejahatan pula. Akibat dari kegiatan uang palsu yang termasuk dalam kategori profesional kriminal sangat merugikan negara dan masyarakat. Selain itu dampak dari peredaran uang palsu dapat menyebabkan rusaknya perekonomian suatu negara berupa inflasi dan nilai mata uang terpuruk.Maka perekonomian Negara menjadi lemah dan tidak stabil. Bentuk kejahatan uang palsu memang memiliki kerakteristik yang beragam. Tindak pidana yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan peredaran uang palsu dapat dimintakan pertanggung jawaban pidana, ka rena kejahatan yang dilakukan tersebut mengandung unsur-unsur tindak pidana. Hal ini telah telah secara sadar diantisipasi oleh KUHP. Pemerintah juga telah secara sistematis menyiapkan aturan hukum untuk melindung kinerja perekonomian negara yang tidak bisa kita lepaskan dengan uang sebagai alat pembayaran masyarakat. . Kejahatan tentang uang palsu ini telah diatur dalam Buku II KUHP dalam Pasal 244 sampai dengan Pasal 252 KUHP. Bunyi KHUP pasal 244 tentang pemalsuan pemalsuan uang “Barang siapa meniru atau memalsukan mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh negara atau bank, dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang atau uang kertas itu sebagai ahli dan tidak dipalsu, diancam dengan pidana paling paling lama 15 tahun penjara” B.Penggunaan Cek Kosong Sebagai Alat Pembayaran Sriwijaya Post – Post – Rabu, Rabu, 22 Juli 2009 17:58 WIB. Dua kali tagihan utangnya dibayar dengan cek kosong, PT Pulau Hijau Asri (PHA) melalui kuasa hukumnya, Chairul S Matdiah, SH melapor ke Polda Sumsel, Rabu (2/7). Pelakunya tidak lain adalah Siti Faridah yang merupakan
warga negara Malaysia. Akibat perbuatan Siti, PT PHA diduga menderita kerugian hingga Rp 3,2 miliar. Chairul S Matdiah berkata ,”tidak hanya Siti Fadilah yang Fadilah yang kita laporkan tetapi juga dua orang lainnya yaitu Muskani dan Zamzami. Muskani yang berjanji untuk bertanggungjawab dan Zamzami yang memiliki cek kosong tersebut” kepada wartawan, Rabu (22/7) yang ditemui usai melapor ke Siaga Ops Polda Sumsel. Menurutnya, kejadian itu berawal dari k ontrak jual beli crude palm oil (CPO) antara Siti dan PT P T PHA. Perjanjian kontrak itu senilai Rp 3,2 miliar. Selanjutnya, Siti tidak juga melakukan pembayaran terhadap perjanjian jual beli tersebut dan baru pada minggu pertama Juli 2009 memberikan dua lembar cek. Kedatangan Siti pada saat itu bersama dengan Muskani dan Zamzami. Adapun masing-masing cek bernilai Rp 2 miliar dan Rp 1,2 miliar. Saat dicairkan oleh salah satu karyawan PT PHA pada tanggal 8 Juli 2009 ternyata cek tersebut kosong. Siti menemui kembali pihak PT P T PHA setelah dikonfirmasi bahwa cek yang diberikannya kosong pada tanggal 20 Juli 2009. Siti pun memberikan cek yang baru sebagai alat pembayaran atas perjanjian kontrak jual beli yang berimbas menjadi hutang tersebut. Namun, lagi-lagi saat karyawan PT PHA hendak mencairkannya pada tanggal 24 Juli 2009, cek itu pun merupakan cek kosong. Penyelesaian studi kasus Pada dasarnya setiap penerbit yang menerbitkan cek seharusnya berlatar belakang sebagai seorang nasabah di Bank yang mempunyai rekening tabungan mempunyai dana yang cukup terlebih dahulu sebelum menerbitkan surat cek sebagai alat pembayaran. Namun seringkali di dalam praktek penggunaan cek sering disalah gunakan sebagai tindakan penipuan yaitu cek kosong. Berdasarkan pengaturan UU No. 17 Tahun 1964 tentang Larangan Penarikan Cek Kosong yang secara khusus menyatakan bahwa tindak pidana penarikan cek kosong adalah kejahatan. Faktor yang menjadi pendukung praktek penggunaan cek kosong adalah rahasia Bank. Bank tidak akan memberikan informasi mengenai jumlah rekening nasabahnya. Jadi apabila ternyata surat cek itu dananya tidak mencukupi atau kosong, penerima surat cek tidak mungkin mengetahui hal itu. Penerima surat cek hanya percaya bahwa pada saat diperlihatkan ia akan memperoleh pembayaran. Bagi penerbit surat cek yang berspekulasi, hal ini merupakan kesempatan untuk memperoleh kenikmatan dengan menerbitkan surat cek kosong atau membayar dengan cek kosong dalam transaksi dagang. Pasal 378 KUHP merumuskan sebagai berikut: “Barang siapa dengan maksud untuk Pasal menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4 tahun”. Penyelesaian masalah yang timbul dalam praktek penggunaan Cek kosong sebagai alat
pembayaran di Indonesia adalah bahwa cek tersebut dapat ditagihkan kemudian hari sebelum habis masa pengunjukannya yaitu 70 hari. Tetapi apabila masa pengunjukkan selama 70 hari cek telah lewat dan cek masih ditolak karena belum tersedianya dana, maka masih dapat dimintakan dana sampai waktu selama 6 bulan terhitung terhitung mulai hari penerbitan semula. Setelah waktu waktu 6 bulan telah lewat (daluwarsa), pemegang cek masih dapat melakukan Hak Regres. Hak regres adalah hak yang diberikan oleh undang- undang kepada pemegang surat beharga dalam hal terjadi non akseptasi yaitu janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan tanda tangan pengesahab dalam surat wesel, atau non pembayaran. Hak regres diatur di dalam Pasal 142 sampai dengan Pasal 153 KUHD, yang yang dapat dilakukan dengan 2 macam cara yaitu dengan akte otentik dan dengan protes sederhana. 1. Dengan akte otentik yaitu tindakan yang dilakaukan pemegang dalam hal terjadi penolakan pembayaran atau non akseptasi yang dibuat dihadapan notaries atau juru sita yang diikiuti oleh 2 orang saksi. Akta tersebut adalah akta tentang penolakan pembayaran atau non akseptsasi (pasal 143 (b) dan (c)). Dengan protes sederhana, tidak memakai formalitas tertentu artinya tidak harus dibuat dalam akta tersendiri. Protes ini dilakukan dalam h al tidak ada klausuka yang melarang protes sederhana, pemegang tidak ingin ingin melakukan protes otentik, pihak yang diprotes bersedia memberikan bantuannya yaitu dengan cara menuliskan pernyataan pada surat beharga bahwa akseptasi dan pembayaran ditolak.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dengan keberadaannya uang sebagai alat pertukaran atas barang dan jasa manusia dapat lebih leluasa dalam melakukan kegiatan transaksi perekonomian dalam memenuhi kebetuhan hidupnya, eksistensinya akan terus ada dan akan terus berkembang mengikuti kecanggihan teknologi dan alat yang diciptakan. Namun disisi lain manusia manusia juga lah yang melakukan praktek-praktek tindak pemalsuan serta penipuan yang dapat menghambat stabilitas lalu lintas perekonomian. Kejahatan uang palsu dan pembuatan cek kosong ini juga membawa pangaruh yang lebih besar jika kita tengok dari perekonomian negara. Pemerintah secara dini telah menyadari pentingnya uang sebagai alat pembayaran yang sah yang sifatnya umum dan dapat diterima secara luas oleh masyarakat. Oleh karena itu pemerintah telah berusaha sedapat mungkin untuk menciptakan alat pembayaran yang memiliki karakteristik yang unik yang tidak memungkinkan bagi orang lain selain negara untuk dapat menciptakannya secara bebas.
4.2 Saran Untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan melihat perbedaan antara uang yang asli dengan uang palsu alias upal diperlukan teknik analisis yang cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah. Langkah cara 3D tersebut ialah : 1. Dilihat lihatlah, pastikan uang yang kita periksa memiliki warna, corak dan gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti tanda air yang menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas serta benang tali pengaman yang berada di dalam uang tersebut. Uanguang pecahan besar biasanya memiliki tanda keaslian lain seperti corak gambar dengan warna yang mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan uang itu benar-benar asli. 2. Diraba Usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau lembut. Uang yang asli biasanya agak kaku dan tebal bahan kertasnya. Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa jika diusap-usap. Rabalah uang anda apakah sudah asli atau belum. 3. Diterawang Langkah yang terakhir adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat seperti matahari dan lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan tanda mata air apakah dalam kondisi baik atau tidak. Dan pada praktek penggunaan cek kosong sebagai alat pembayaran di Indonesia juga sangat rumit karena pemegang cek dibebani prosedur yang panjang untuk mengklaim haknya, sampai akhirnya harus diselesaikan dengan kembali kepada perjanjian pokok para pihak. Cek kosong menimbulkan kerugian bagi orang-orang yang menerimanya saat transaksi berlangsung. Penyelesaian masalah yang timbul dalam praktek penggunaan Cek kosong Peraturan dan sanksi tegas harus segera diatur dalam Undang-undang. Dengan ditetapkannya Undang-undang larangan penarikan cek kosong yang meberikan hukuman yang berat diharapkan transaksi usaha tidak akan terganggu dan mengurangi penyelewengan yang selama ini terjadi dalam ranah cek kosong. Negara Indonesia memerlukan peraturan yang tegas dan benar-benar dijalankan di lapangan untuk mencapai kesejahteraan dan keamanan berinvestasi dan berbisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw,Gregrory.2006.Makro Ekonomi.Jakarta: PT Glora Aksara Pratama Hasibuan,Malayu.1987.Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian CV Armico
Indonesia.Bandung:
Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan lainya. Jakarta. PT RajaGrafindo persada