Kata Pengantar…………………………………………………………………….i Daftar isi
…………………………………………………………… . …………ii
Bab I ; Pendahuluan 1.1 Latar Belakang…………………………… Belakang……………………………… …...............…… ...............……..….………1 ………1 1.2 Rumusan Masalah………………………… Masalah…………………………………………… ………………… . . .………2 .………2 1.3 Tujuan penelitian……………………… penelitian…………………………………………… …………………… . .…… …….. ..… …..2 1.4 Manfaat Penelitian……………………………………… Penelitian……………………………………… . .…………… ……………..2 ..2 Bab II ; 2.1 landasan teori…..………………... teori…..………………...………… …………........ ........………… ………….. ..……… ……….3 .3 Bab III ; Metode Penelitian 3.1 jenis penelitian..........................................................................................3 3.2 waktu dan tempat penelitia.n.......................................... penelitia.n................................................. ....... .......... .....3 3.3 teknik pengumpulan data .............................................. .........................3 3.4 inteprtasi data....................... .… .…... ..........………… ..........…………..……. ……. .....................3 Daftar Pusaka…………………………………………………………. Pusaka…………………………………………………………. . . ........... .
BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bela negara yang selalu didengung-dengungkan oleh petinggi bangsa Indonesia sejak dulu memang merupakan sesuatu yang amat penting bagi keberlangsungan suatu negara. Dengan perkembangan IPTEKS dan munculnya berbagai bentuk hambatan, gangguan, tantangan dan ancaman di luar pertahanan keamanan yang semakin luas dan rumit, pengertian bela negara mulai berkembang sebagai upaya untuk menjamin integritas dan eksistensi NKRI, baik dalam aspek ideology, politik,ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. (Parlaungan Adil Rangkuti Bentuk hambatan, gangguan, tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa dan negara dalam upaya menjamin kelangsungan hidupnya, semakin sulit dideteksi dan dianalisa dalam segala bidang. Sehingga perlu rasanya masyarakat kembali sadar dan peduli terhadap nilai-nilai kepejuangan bangsa sebagai pengembangan kesadaran bela negara. Karena upaya bela negara bukan hanya sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara, akan tetapi juga merupakan kehormatan dan tanggung jawab moral setiap anak bangsa. Oleh karena gangguan terhadap bangsa tidak hanya dari segi keamanan saja maka perhatian kita juga tidak boleh terpusat hanya pada satu permasalahan saja. Namun untuk saat ini yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan adalah ancaman terhadap aset negara berupa budaya dan produk lokal yang telah menghadapi perdagangan bebas. Baru-baru ini Indonesia menyetujui adanya kerjasama perdagangan bebas ASEAN-CHINA yang dikenal dengan ACFTA. Oleh sebab itu kami akan mencoba menyoroti dampak perdagangan bebas pada pasar Indonesia Cinta produk Indonesia dapat menjadi gambaran betapa besarnya rasa cinta masyarakat pada bangsa ini. Bayangkan, ketika seluruh rakyat Indonesia dengan penuh kesadaran mengonsumsi produk-produk buatan lokal di tengah derasnya arus barang impor dari luar negeri. Secara tak langsung, konsumsi yang begitu besar akan meningkatkan pendapatan pengusaha lokal bahkan pendapatan nasional. Diharapkan pula dengan keuntungan tersebut pelaku usaha akan terus meningkatkan mutu produk-produknya sebagai timbal balik dari kepercayaan publik dalam negeri. Selain itu, permintaan produk lokal yang tinggi tentu menuntut peningkatan jumlah produksi yang juga akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi jutaan rakyat Indonesia. Beberapa hal di atas mungkin hanya sebagian kecil dari pentingnya rasa cinta tanah air yang diwujudkan dengan “Cinta Produk Dalam Negeri”. Agaknya kita perlu belajar dari masyarakat Jepang yang sangat loyal terhadap barang barang buatan negaranya meskipun tidak sedikit barang dari luar negeri yang masuk. Karena mereka percaya dengan membeli produk dalam negeri adalah suatu cara membantu negaranya untuk menjadi bangsa yang besar. Semua keadaan di atas membuat saya tertarik untuk membahas masalah “Cinta Produk Dalam Negeri” pada makalah ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Mengapa masyarakat Indonesia lebih memilih produk luar negeri dari pada produk dalam negeri? 2. Apa penyebab kurangnya kesadaran dan kebanggan masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri? 3. Bagaimana peran pemerintah terhadap pelaku usaha dalam negeri?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui penyebab masyarakat Indonesia lebih memilih produk luar negeri dari pada produk dalam negeri. 2. Untuk mengetahui penyebab kurangnya kesadaran dan kebanggan masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri. 3. Untuk mengetahui peran pemerintah terhadap pelaku usaha dalam negeri.
D.
MANFAAT
1. Manfaat teoritis
-
Sebagai acuan atau rujukan untuk penelitian berikutnya. Dapat menambah wawasan bagi remaja tentang pentingnya budaya asli kita sendiri Untuk lebih Mengentalkan /mempertebal keyakinan budaya di kalangan remaja.
2
BAB II LANDASAN TEORI
1.Teori radhit yusandi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki banyak sekali potensi yang dapat dijadikan senjata untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang disegani di dunia. Indonesia memiliki sumber daya alam maupun sumber daya manusia melimpah yang dapat dimanfaatkan demi kepentingan negara kita tercinta yaitu "Membuat Bangsa Indonesia Menjadi Negara Yang Disegani". Dari kedua "modal" nagara kita yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia , tampaknya sumber daya manusia merupakan sesuatu yang pantas untuk lebih diekploitasi demi memajukan negara kita. Karena negara-negara maju dan disegani di dunia ini seperti Jepang, Inggris, Rusia, Amerika dan Cina merupakan negara maju dikarenakan sumber daya manusia mereka mampu "berbuat banyak" dalam memajukan negara mereka. Khusus Cina, kini mereka telah diperhitungkan dan disegani oleh dunia berkat kemajuan sumber daya manusianya, setelah sekian lama hanya dianggap memiliki populasi manusia terbesar di dunia namun negaranya hanya dianggap sebagai negara berkembang. Sedikit membahas sepak terjang Cina belakangan ini, mereka mampu keluar dari "label" negara berkembang dan mulai disegani oleh negara lain di dunia ini karena mereka mampu membuat peraturan yang sangat ketat serta mambuat penduduknya sangat menghargai hasil buatan dalam negeri ketimbang hasil buatan negara lain. Dahulu Cina memang negara yang menutup diri terhadap negara lain dan juga tertutup akan segala sesuatu, termasuk dalam informasi dari luar negeri. Jadi tidak mengherankan jika dahulu sangat sulit sekali produk dari negara lain yang dapat masuk ke Cina. Kini Cina mulai tidak menutup diri dan terbuka akan suatu globalisasi, namun masih tetap dengan batasan-batasan yang sangat ketat. Sebagai contoh kita lihat bagaimana sulitnya Facebook masuk ke Cina, padahal sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia Cina adalah sasaran empuk bagi Facebook dalam menambah jumlah anggotanya. Hal i ni dikarenakan apa? Ya di Cina sudah ada jejaring sosial lokal bernama Weibo yang sangat populer di masyarakat mereka. Atau kita lihat bagaimana Google ngos-ngosan dalam memasuki pasar di Cina. Padahal Google merupakan mesin pencari paling populer di dunia. Lagi-lagi Cina memiliki mesin pencari lokal bernama Baidu. Google yang superior pun tidak mampu melawan Baidu di negara Cina. Dari sedikit contoh di atas kita lihat bagaimana produk lokal asal Cina mampu mengalahkan
produk asing. Padahal produk asing tersebut sangat dominan di pasar global. Ingin tahu apa alasnnya? Di Cina, masyarakatnya sangat menghargai dan bangga terhadap produk buatan dalam negeri ketimbang produk asing. Maka dari i tu banyak orang Cina menggunakan produk dalam negeri. Jadi tidak sia-sia bagi si pembuatnya karena hasil ciptaan mereka sangat diminati oleh masyarakat setempat. Hal ini semakin mendorong sejumlah orang di Cina untuk membuat produk baru serta mengembangkannya. Nah hal di atas lah yang layaknya di contoh oleh masyarakat kita agar menjadikan negara kita disegani oleh negara lain di dunia. Masyarakat kita perlu untuk menghargai serta merasa bangga terhadap hasil ciptaan anak bangsa. Karena selama ini hal tersebut tampaknya kurang dimiliki masyarakat kita. Masyarakat kita cenderung lebih bangga jika memakai hasil buatan orang asing. Alhasil negara kita hanya dijadikan pasar oleh perusahaan-perushaan asal luar negeri.Bangga kah apabila negara kita disebut oleh perusahaan asing, contoh RIM, sebagai negara dengan jumlah pengguna Blackberry terbesar di dunia? Atau kita oleh Facebook disebut sebagai salah satu negara dengan jumlah penggunaFacebook paling besar di dunia? Jawabannya adalah TIDAK. Kita harusnya mampu menciptakan produk-produk yang menyaingi produk asing tersebut dan kemudian masyarakat kita beralih menggunakan produk hasil buatan anak bangsa. Jangan biarkan produk asing berkuasa dan mengeruk uang dari negara kita ! Kita harus bangga terhadap Indonesia. Jadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang disegani ! Dan Wujudkan misi aksi Indonesiaku sesuai tema yang dikumandangkan Lintas.Me !
2.Teori March Apabila kita amati dewasa ini, budaya dan jati diri bangsa indonesia telah mengalami pengikisan yang luar biasa. Bahkan boleh dikatakan generasi muda seperti menjadi orang asing dinegeri sendiri. Hal ini karena proses pewarisan budaya kepada masyarakat indonesia kurang mendapat perhatian sehingga yang terjadi hanya proses pewarisan secara alamiah dan tidak terprogram. Oleh karena itu, perlu suatu upaya untuk mencegah memudarnya budaya dan jati diri bangsa. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah memudarnya budaya dan jati diri bangsa adalah : 1. Melakukan reorientasi budaya (culture reorientation) Masyarakat indonesia yang majemuk memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam. Budaya budaya tersebut ada yang masih bertahan, hampir hanyut, bahkan telah hanyut dan tidak dikenal sama sekali oleh generasi sekarang. Oleh sebab itu, budaya-budaya yang kita miliki perlu ditengok kembali dan sedapat mungkin dipublikasikan hingga dikenal dan berfungsi secara normal. Aktifitas seperti ini adalah reorientasi budaya 2. Melakukan revitalisasi budaya (culture revitalization) Jika kita ingin unsur-unsur budaya lokal terus digunakan oleh generasi baru maka perlu ada upaya perombakan dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga unsur-unsur budaya tersebut menjadi penting kembali. Pernyataan tersebut sesungguhnya merupakan hakikat revitalisasi budaya lokal. 3. Melakukan refungsionalisasi budaya (culture refungsionalization)
Sering kali unsur-unsur budaya lokal tidak lagi menarik dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu perlu upaya tertentu agar suatu budaya kembali berfungsi dalam pergaulan hidup sehari-hari. Upaya seperti ini adalah refungsionalisasi budaya. 4. Mengupayakan pelembagaan budaya (culture institusional) Fungsi budaya perlu didukung oleh adanya lembaga sosial, seperti sanggar kesenian, sekolahsekolah tinggi kesenian, taman hiburan rakyat, dan taman rekreasi. Lembaga-lembaga sosial seperti ini sudah selayaknya diberi pembinaan dan dipelihara oleh pemerintah dinas kepariwisataan. Suatu sub kebudayaan dapat bertahan untuk jangka waktu yang panjang ketika ada pelembagaan yang jelas antara pemerintah dengan lembaga-lembaga budaya serta kelompok seniman sebagai pelaku budaya. Ini hakikatnya dari upaya pelembagaan budaya sebagai perwujudan untuk mempertahankan budaya sendiri dalam jangka panjang. 5. Melakukan implementasi budaya (culture implementation) Unsur-unsur budaya yang telah dikenalkan kepada generasi baru, harus dikemas dalam tampilan yang menarik, dibina dan dikembangkan, diberi kesempatan untuk berkembang melalui kegiatan-kegiatan masyarakat serta diberi wadah kelembagaan. Ketika hal itu dilakukan maka unsur budaya tersebut akan terimplementasikan secara bertahap kedalam kehidupan masyarakat luas. Implikasinya kebudayaan tersebut akan bertahan untuk jangka waktu yang relatif panjang karena telah memberikan manfaat dalam kehidupan masyarakat. Jadi, implementasi budaya merupakan cara untuk mewujudkan pemanfaatan suatu struktur budaya kedalam fungsi yang bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Pada akhirnya implementasi budaya merupakan ujung tombak paling menentukan untuk menyelamatkan pengaruh budaya lokal, regional, dari budaya asing.
DAFTAR PUSTAKA
http://membacateknologi.blogspot.com/2012/11/membuat-bangsa-indonesia-menjadibangsa.html http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/artikel-upaya-mencegah-memudarnya-budayadan-jati-diri-bangsa/