MAKALAH SHOLAT, DZIKIR DAN DO’A
Makalah Ini Dibuat Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah Pendidikan Religius (Agama Islam)
Disusun Oleh:
Nama
: Dudung Musabilani
NPM
: 13110011
Jurusan / Semester : PKn / 1
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Veteran Semarang Tahun 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin untuk ditinggalkan. Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati,
tafahhum (Kefahaman terhadap ma‟na
pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah SWT. Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan aspek aplikatif dari prinsip prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah. Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya maka mereka bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara shalatnya, bagaimana ia melakukan dengan baik dan bagaimana sholat yang kualitasnya itu baik, tentunya sholat yang khusyu yang disempurnakan oleh sunah-sunahnya dan dilanjutkan setelah sholat dengan melakukan dzikir (wirid) serta diakhiri dengan berdoa.
B. Rumusan Masalah / Permasalahan
1. Apa pengertian sholat? 2. Apa fungsi sholat? 3. Apa saja syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan sholat? 4. Apa pengertian dzikir? 5. Sebutkan macam-macam dzikir? 6. Apa fungsi dzikir? 7. Apa pengertian doa? 8. Bagaimana tata cara berdoa yang baik? 2
BAB II PEMBAHASAN A. Sholat 1. Pengertian dan Hukum Sholat
Shalat menurut bahasa berarti do‟a, sedang menurut
istilah adalah
suatu rangkaian ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan tata cara dan syarat-syarat tertentu. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya Shalat hukumnya wajib‟ain bagi setiap muslim yang telah berusia akil baligh Dasar Hukum: Q.s. Al-Ankabut ayat 45
Artinya : “ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al -Kitab ( Al Qur‟an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
3
perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaan-nya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan “ (Q.s. Al -Ankabut: 45)
2. Dalil Naqli Tentang Shalat
Artinya : “ Maka apabila kamu telah menyelesaik an shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman “(Q.s. An- Nisa‟:103)
Artinya : mendirikan
“ (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang shalat
dan
menafkahkan
sebagian
riski
yang
Kami
anugerahkan kepada mereka “ (QS Al Baqarah 3) Kalau kita memperhatikan beberapa ayat tersebut di atas, maka sebenarnya shalat itu merupakan suatu keniscayaan yang mesti dilakukan oleh seorang hamba Allah, sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Sang Maha Pencipta, lagi pula manfaat shalat itu akan kembali kepada kita yang mengerjakanya, yaitu sebagaimana dalam QS Al Ankabut ayat 45 bahwa 4
shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Disamping itu gerakangerakan shalat ternyata mengandung makna gerak badan atau olahraga yang sangat bermakna bagi manusia.
3. Fungsi Shalat Dalam Kehidupan a.
mendidik kita untuk berdisiplin
b.
shalat membawa kita kepada tercapainya kebahagiaan di dunia dan di akhirat
c.
shalat membawa kepada ketenangan jiwa
d.
mempererat tali silaturrahmi
e.
merupakan syiar Islam
f.
shalat mengandung ajaran persamaan derajat, dan sebagainya
4. Ketentuan Shalat Fardhu
a) Syar at Waji b adalah hal-hal menjadikan seseorang diwajibkan mengerjakan shalat. Adapun syarat wajib shalat fardhu terdiri dari : 1.
Beragama Islam
2.
Baligh/Mumayyiz (dewasa)
3.
Berakal sehat
4.
Suci dari haid dan nifas (bagi wanita)
b) Syar at Syah adalah hal-hal yang harus dipenuhi seseorang sebelum mengerjakan shalat agar shalatnya menjadi sah.
5
Adapun syarat syahnya shalat terdiri dari : 1.
Suci dari hadast kecil maupun besar
2.
Suci badan, pakaian maupun tempat dari najis
3.
Menutup aurat
4.
Telah masuk waktu shalat
5.
Menghadap ke arah kiblat
6.
Mengetahui kaifiat (tata cara) shalat
c) Rukun shalat adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi dalam shalat , jika ada yang ditinggalkan maka shalatnya tidak sah. Rukun shalat terdiri dari; 1.
niat
2.
takbiratul ihram, yaitu dengan membaca “Allahu akbar”
3. berdiri
bagi yang mampu (apabila tidak mampu boleh duduk)
4.
membaca surat al-fatihah
5.
rukuk dengan tumakninah
6.
i'tidal dengan tumakninah
7.
sujud dengan tumakninah
8.
duduk diantara dua sujud dengan tumakninah
9.
duduk akhir (duduk pada rakaat terakhir sebelum salam)
10.
membaca tasyahud akhir
11.
membaca sholawat atas Nabi Muhammad saw
12.
mengucapkan salam yang pertama
13.
tertib, artinya teratur dan berurutan
6
d) Sunn ah shalat adalah sesuatu yang lebih utama dilakukan, tetapi jika ditinggalkan maka tidak sampai menjadikan shalat itu batal. Adapun sunnah shalat terdiri dari : 1.
mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu ketika takbiratul ihram, rukuk, i'tidal dan berdiri dari tasyahud awal.
2. bersedekap
ketika sedang berdiri
3.
melihat ke tempat sujud
4.
membaca do‟a iftitah selesai takbiratul ihram
5.
membaca ta‟awudz sebelum membaca suratul-fatihah
6.
membaca amin setelah membaca suratul-fatihah
7.
membaca surat-surat pendek setelah selesai membaca suratul-fatihah
8.
membaca suratul-fatihah dan surat-surat pendek dengan suara keras pada rakaat pertama, kedua dan pada shalat jum‟at serta shalat hari raya (khusus bagi imam)
9.
membaca takbir setiap pindah gerakan shalat
10.
membaca do‟a pada waktu i'tidal
11.
membaca tasbih pada waktu rukuk dan sujud
12.
meletakkan kedua tangan diatas paha pada waktu duduk
13.
duduk iftirosy pada waktu tasyahud awal
14.
duduk tawarruk pada waktu tasyahud akhir
15.
menegakkan jari telunjuk tangan kanan ketika membaca tasyahud.
7
e) H al-h al yang membatalkan shal at Shalat seseorang menjadi batal, jika ia melakukan hal-hal sebagai berikut: 1.
meninggalkan salah satu syarat shalat
2. berbicara
dengan sengaja
3. bergerak
lebih dari 3 kali berturut-turut selain gerakan shalat
4.
terjadinya hadast besar maupun hadast kecil
5.
terkena najis
6.
terbukanya aurat
7.
membelakangi atau menggeser dari kiblat
8.
makan minum
9.
tertawa terbahak-bahak
10.
berubah niat
B. Dzikir 1. Pengertian Dzikir
Dzikir
berasal
dari
bahasa
Arab dzakara )
(
yang berarti
mengingat atau menyebut. Menurut istilah, dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-sifat keagungan dan kemuliaan-Nya seperti tahmid, tahlil dan tasbih. Allah memerintahkan umat Islam untuk memperbanyak dzikir seperti disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut :
8
Artinya : “… ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu
(dengan memberikan
rahmat
dan
pengampunan).
Dan
bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku)” (QS. Al Baqarah: 152) 2. Macam- Macam Dzikir a. Dzikir Dengan Lidah
Dzikir dengan lidah dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat dzikir, baik dengan suara jelas (jahar) atau samar (sir). b. Dzikir Dengan Fikiran
Merenungkan ciptaan Allah merupakan dzikir yang sangat tinggi nilainya, disamping dapat memantapkan iman, juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. c. Dzikir Dengan Perasaan
Dizkir dengan pesaaan dilakukan dengan berbaik sangka kepada Allah, dan merasakan indahnya rahmat yang telah dikucurkan-Nya buat kita, sehingga dapat merubah perasaan negatif menjadi positif d. Dzikir Dengan Keyakinan
Dzikir dengan keyakinan adalah mantapnya aqidah tauhid dalam perjalanan hidup. e. Dzikir Dengan Perbuatan Dzikir dengan perbuatan dilakukan dengan sikap taat dan patuh terhadap aturan Allah, baik dalam hal „aqidah, ibadah maupu n mu‟amalah.
9
3. Lafadz Dzikir Setelah Sholat
Adapun lafadz dzikir yang singkat yang kita ucapkan setelah selesai mengerjakan shalat adalah sebagai berikut: a. membaca istighfar tiga kali
b. membaca kalimat tahlil sebanyak tiga kali
,
dilanjutkan dengan membaca do‟a sebagai berikut ;
c. membaca tasbih, tahmid dan tahlil masing-masing sebanyak tiga kali
lafadz tasbih
:
(
)
lafadz tahmid
:
(
)
lafadz takbir
:
(
)
d. kemudian dilanjutkan dengan membaca lafadz berikut ini
,
10
e. langkah terakhir setelah dzikir tutuplah dengan doa sesudah sholat. 4. Fungsi dan Manfaat Dzikir
Dzikir dengan lidah, fikir, perasaan, keyakinan maupun dengan perbuatan lisan, dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, antara lain : a. Meneguhkan iman b. Sumber energy akhlak c. Terhindar dari bahaya d. Mendatangkan nikmat dan rahmat e. Penentram jiwa f. Dosanya akan diampuni.
C. Do’a 1.
Pengertian Do’a
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan. Berdoa harus dengan sikap yang
khusyu’ dan tadharru’ dalam
menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Dengan tadharu‟ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun
11
dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan. Mengingat doa adalah ibadah maka ada beberapa etika yang harus kita terapkan dalam berdoa. Berikut penulis ramukan etika dalam berdoa dari beberapa ayat dalam Al-Quran.
a. Bertobat sebelum berdoa b. Disunnatkan menghadap kiblat c. Hendaklah mengangkat kedua tangan d. Seyogyanya doa-doa itu diawali dan diakhiri dengan puji-pujian kepada Allah SWT. e. Mengakui keagungan Allah SWT dengan segala kerendahan diri dan hati (QS. 6/Al-An‟am: 42). f. Mengucapkan doa dengan suara yang sedang (tidak keras dan juga tidak berbisik) dan lembut. "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. 7/Al-„Arofi 55) g. Memanjatkannya dengan perasaan takut (tidak akan diterima) dan berharap (untuk dikabulkan). "Berdoalah kepada- Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan." (QS. 7/Al-A‟rof: 56). h. Tidak perlu berpantun, dan/atau dengan pengucapan berirama. Cukuplah dengan kata-kata yang baik yang mencerminkan kerendahan kedudukan kita sebagai hamba di hadapan Allah SWT.
12
i. Mengulang doa sampai dua atau tiga kali, yakni doa tentang sesuatu yang kita prioritaskan memohonkannya kepada Allah SWT. j. Ditutup dengan bacaan sholawat, kemudian dilanjutkan dengan bacaan tahmid. k. selesai berdo‟a sebaiknya kita mengusapkan kedua tangan ke muka.
Adapun struktur atau kerangka do‟a secara sederhana ada tiga bagian : a) pendahuluan, yaitu membaca basmalah dan hamdalah b) materi do‟a, boleh menggunakan bahasa Arab atau bahasa apa s aja yang dimengerti c) pada waktu kita menutup do‟a, hendaklah mengucapkan hamdalah dan shalawat atas nadi SAW. 2.
Fungsi Do’a
a. untuk menunjukkan keagungan Allah swt kepada hamba-hambaNya yang lemah. b. doa mengajari kita agar merasa malu kepada Allah. Sebab manakala ia tahu bahwa Allah akan mengabulkan doa-doanya, maka tentu saja ia malu untuk mengingkari nikmat-nikmatNya. c. mengalihkan hiruk-pikuk kehidupan dunia, agar dapat memutuskan syahwat duniawi yang fana menuju ketenangan hati dan ketentraman jiwa.
13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Shalat menurut bahasa berarti do‟a, sedang menurut istilah adalah suatu rangkaian ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan tata cara dan syarat-syarat tertentu. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya. 2. Dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara )
( yang berarti mengingat
atau menyebut. Menurut istilah, dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-sifat keagungan dan kemuliaan-Nya seperti tahmid, tahlil dan tasbih. Macam-macam dzikir diantaranya yaitu dzikir dengan lisan/lidah, dzikir dengan fikiran, dzikir dengan perasaan, dzikir dengan keyakinan, dzikir dengan perbuatan. 3. Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
14
B. Saran
Sebagai makhluk ciptaan Alloh SWT, yang diciptakan tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk beribadah kepada-Nya, dengan melaksanakan perintah dan larangan-Nya. Tentunya kita harus tahu diri, sudah diberikan beribu-ribu kenikmatan haruslah bersyukur kepada-Nya baik secara lisan maupaun secara perbuatan, dengan membaca kalimat-kalimat tauhid dan mengerjakan ibadahibadah yang mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh.
Demikian yang dapat penulis paparkan, mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis. Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah dikesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
15