MAKALAH SEJARAH INDONESIA
KONGSI DAGANG VOC
Disusun Oleh
Kelompok 1
Nama : Abdul Haris
Andri Sulistiyanto
Dini Nuranis
Koribah
M.Subekhi
Sendi Andriyanto
Wahyu Nurohman
Kelas : IX IPA 3
Mapel : Sejarah Indonesia
SMA NEGERI 1 KETANGGUNGAN
Tahun Ajaran 2016/2017
DAFTAR ISI
Bab 1 .................................................................................................................................................
Latarbelakang ...................................................................................................................................
Bab 2..................................................................................................................................................
Kongsi Dagang VOC.........................................................................................................................
Awal Munculnya VOC.....................................................................................................
Politik VOC.....................................................................................................................
Kebangkrutan VOC.........................................................................................................
Bab 3..................................................................................................................................................
Penutup...........................................................................................................................
Kesimpulan......................................................................................................................
BAB 1
LATAR BELAKANG PERDANGANGAN VOC.
Keberhasilan Belanda yang pulalng dengan muatan yang penuh dengan rempah-rempah ini mendorong kapal-kapal Belanda yang lain berbondong-bondong datang ke Nusantara. Banyaknya pedangang Belanda yang datang ke Indonesia telah mendorong persaingan sengit di antara meraka. Selain itu, pedagang Belanda juga harus bersaing dengan pedagang Eropa lain yang telah terdahulu berada di Indonesia.
Oleh karena itu, untuk menghindari persaingan tersebut atas saran anggota parlemen Belanda yaitu Johan Van Oldebamevelt, maka dibentuklah perkumpulan bersama. Usulan tersebut disambut dengan positif sehingga pada tanggal 20 Maret 1602 berdirilah Vereening Oost Compagnie (VOC) atau persekutuan Dagang Hindia Timur. Tujuandi bentuknya VOC antara lain. Untuk menghindari persaingan antar pedagang Belanda. Memperkuat posisi Belanda dalam mengahapi pesaing dengan bangsa-bangsa Eropa atau bangsa-bangsa Asia. Membantu pemerintah Belanda dalam berjuang menghadapi Spanyol yang masih menguasainya.
BAB 2
KONGSI DAGANG VOC
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah suatu organisasi perdagangan yang didirikan oleh Bangsa Belanda pada tanggal 20 Mei 1602.
Jan Peterzoon adalh seorang gubernur jendral VOC. Pada tahun 31 Mei 1619, J.P.Coen mengganti nama jayakarta menjadi Batavia, sesuai dengan nama nenek moyang orang Belanda, yaitu bangsa Bataaf. Selanjutnya Batavia diganti menjadi markas VOC. Atas perintah J.P Coen padatahun 1620 dibangun sebuah gedung yang sekarang terletak dijalan Taman Fatahillah. Gedung tersebut kemudian dikenal sebagai Stadhuis atau balai kota. Gedung itu merupaka salah satu bangunan Belanda di Batavia yang digunakan sebagai kantorgubernur jenderal VOC. Gedung tersebut dajadikan sentral untuk membangun kamaharajaan VOC. Tempat awal membangun keabsolutan dan kesewenangan-wenangan monopoli perdagangan serta interverensi politik VOC di Nusantara.
1.Awal Munculnya VOC
Salah satu tujuan kedatangan orang-orang Barat ke dunia Timur adalah mendapatkan keuntungan dan kekayaan dari perdagangan rempah-rempah. Berita tentang keuntungan dan perdagangan rempah-rempah menyebar luas dan hal itu membuat orang-orang Barat tertarik untuk pergi ke Nusantara. Orang-orang Barat tersebut saling bernteraksi dan bersaing untuk mendapat keuntungan. Para pedagang atau perusahaan dagang portugis bersaing dengan para pedagang Belanda, bersaing dengan para pedagang spanyo, bersaing dengan para pedagang Inggris dan seterusnya. Bahkan persaingan tersebut bukan tidak hanya antar Bangsa, antar kelompok atau antar kongsi dagang, tetapi dalam satu bangsa pun mereka bersaing.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah dan parlemen Belanda (Staten Generaal) pada tahun 1598 menguusulkanagar antar kongsi dagang Belanda bekerja sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. Usulan tersebut baru terelisasi empat tahun kemudian, yakni pada tanggal 20 Maret 1602 secara resmi dibentuk persekutuan koongsi dagan Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi atau penggabungan antarkongsi yang ada. Kongsi dagang tersebut diberi nama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau disebut "Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur".
Secararesmi VOC didirikan di Amsterdam dan dipimpin sebuah dewa yang beranggotakan 17 orang sehingga disebut "Dewan Tujuh Belas" (de heeren XVII). Dewan tersebut terdiri dari delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Markas besar dewan tersebut beradad di Amsterdam.
Tujuan dibentuk VOC adalh menghindari persaingan diantara pedagang Belanda sehingga mendapatkan keuntungan maksimal, memperkuat posisi Belanda dalam persaingan dengan bangsa Eropa maupun dengan bangsa Asia lainya, dan membantu perintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol (dalam bidang keungan).
Agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan leluasa, VOC oleh pemerintah Belanda diberi hak-hak istimewa yang disebut hak aktroi. Dan isinya sebagai berikut.
Hak melakukan monopoli perdaganag rempah-rempah
Hak untuk memiliki angkatan perang.
Hak untuk memerintah wilayah yang diduduki
Hak untuk mencetak uang.
Hak untuk melakukan perjanjian dengan raja-raja di Indonesia.
Hak untuk membantu keuangan Belanda.
Hak untuk melakukan peperangan
Dengan memiliki hak untuk memiliki angkatan perang sendiri dan boleh melakukan peperangan, VOC cenderung ekspansif. VOC berusaha memperluas daerah-daerahnya dan melakukan monnopoli. VOC memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai musuhnya. Pada tahun 1505 VOC mengawali ekspansifnya, VOC berhasil mengusir purtugis dari Ambon dan berhasil menduduki benteng pertahana Portugis.Benteng tersebut kemudian diberi nama benteng victoria.
Pada awal perkembanganya sampai tahun 1610, secara langsung "Dewan TujuhBelas" harus menjalankan tugas-tugasnya dan harus menyelesaikan urusan-urusan VOC(termasuk juga urusan ekspansi untuk memperluas wilayah monopoli). Karena Dewan Tujuh Belas tdak dapatmenjalankan tugasnya dengan efektif dan cepat maka pada tahun 1610 dipilihnya Gubernur Jendral secara kelembagaan. Gubernur Jenderal merupak jabatan tertinggi yang brtugas mengendalikan kekuasaan di negara jajahan VOC. Selain Gubernur jenderal juga dibentuk "Dewan Hindia" (Raad Van Indie) dengan tugas memberi nasihat dan mengawasi kepemimpinan gubernur jenderal.
Gubernur VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Sebagai gubernur VOC yang pertama, PieterBoth harus menata organisasi kongsi dagang dengan sebaik-baiknya agar harapan untuk mendapatkan monopoli di Hindia Timur dapat terwujudkan. Pada tahun 1610 Pieter Both medirikan pos perdagangan di Banten. Kemudian Pieter Both meninggalkan Banten dan memasuki Jayakarta. Pada waktu itu penguasa Jayakarta, Pangeran Jayakrama sangat terbuka dalam hal perdagangan. Pedagang dari mana saja bisa berdagang di Jayakarta. Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda kelapa yang ramai.
Pada tahub 1611 Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta. Perjanjian tersebut untuk pembelian sebidang tanah dengan seluas 50 x 50 vadem (satu vadem=182 cm) yang berada disebelah ciluwung. Tanah itulah yang kemudian menjadi cikal bakal penghunian dan kekuasan VOC dan menjadi cikal bakal Batavia.Ditanah tersebut didirka bangunan berlantai dua untuk tempat tinggal, kantor, dan sekaligus gudang. Selain itu, Pieter Both juga berhasil mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan mendirikan pos perdagangan di Ambon.
2. Politik VOC
Pada tahun 1614, Pieter Both diganti oleh gubernur jenderal Gerard Reynst (1614-1615). Namun baru satu tahun memerintah ia di gantikan oleh Laurens Reael (1615-1619). Pada masa Laurens Reael berhasil membangun gedung Mauritius ditepi sungai ciliwung. Pada awalnya VOCbersikap baik, tetapi lama –kelamaan mulai congkak, sombong melakukan paksaan, dan kekerasan. Hal itu menimbulkan kebencian rakyat dan para penguasa. Oleh karena itu, pada tahun 1618 sultan Banten yang dibantu tentara Inggris dibawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta.
Pada tahun 1619 gubernur jendral Laurens Reael diganti oleh gubernur Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen)yang terkenal berani dan kejam. J.P Coen merasa Bangsanya telah di permalukan oleh Banten dan Inggris di Jayakarta. Untuk itu J.P. Coen mempersiapkan pasukan untuk menyarang Jayakarta. Dengan armada angkatan laut (18 kapal perang) J.P.Coen mengepung Jayakarta dan berhasil mendudukinya. Pada tanggal 30 mei 1619 kota Jayakarta dibumihanguskan dan kemudian dibangun kota bergaya kota dan bangunan seperti di Belanda. Kota baru diberi nama Batavia.
J.P. Coen dikenal sebagai pelatak dasar penjajahan VOC di Indonesia. J.P. Coen bberusaha meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi Nusantara. Cara VOC meningkatkan kekayaannya sebagai berikut.
Merebut pasaran pertanian, seprti denngan monopoli rempah-rampah di Maluku.
Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian.
VOC menduduki tempat-tempat yang strategis.
VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara, terutama mengenai usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli.
VOC tetap mempertahankan lembaga-lembaga pemerintahan tradisional dengan tujuan agar bisa dipengaruhi atau diperalat.
Setelah J.P.Coen berhasil membangun Batavia, pada tahun 1623 J.P.Coen kembali ke Belanda dan menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter De Carpentier. Namun, oleh pimpinan VOC di Belanda J.P.Coen di minta kembali ke Batavia. Padatahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan diangkat kembali untuk jadi gubernur jenderal untuk yang kedua kalinya. Pada masa inilah terjadi seranagan mataram yang di pimpin oleh Sultan Agung ke Batavia.
Dalam perkembangan selanjutnya, VOC semakin serakah dan ingin menguasai Nusantara. VOC terus malakukan tindakan intervensi politik terhadap kerajaan-kerajaan, melakukan monopoli, menerapkan politik devide et impera, serta melakukan berbagai tipudaya untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang besar. Sebagai contoh raja Paku Buwana II yang saatitu sedang sakit keras dipaksa menandatangani naskah penyerahan kekuasaan kerajaan Mataram kepada VOC pada tahun 1749.
Untuk memperkukuh kedudukan VOC di Indonesia bagian barat dan memperluas pengaruhnya di Sumatra. VOC berhasilmenguasai Malaka setelah mengalahkan Portugispada tahun 1641. VOC juga berusaha meluaskan pengaruhnya di Aceh. Kerajaan Makasar dibawah kesultanan Hasanuddin juga berhasil dikalahkan yang di tandai denngan perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Di Makasar VOC juga berhasil memaksakan kontrak monopoli perdagangan dengan Raja Sulaiman dari Kalimantan selatan. Setelah berhasil melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di kepulauan Maluku, VOC sekim berjaya. Untukmengendalikan pelaksanaan monopolin di Maluku dilaksanakan pelayaran hongi. Pelayaran hongi atau touchten adalah pelayaran menyusuri pantai yang dilengkapi dengan angkatan perang untuk mengawasi para pedagang Malukagar tidak menjual rempah-rempahnya kepada pedagang lain. Apabila diketahui ada yang melanggar, mereka akan mendapatkan hukuman yang berat.
Pengaruh dan kekuasaan VOC di Nusantara semakin meluas. Untuk itu setiap daerah yang di pandang strategis oleh VOC, armada VOCnya akan di perkuat, dan di bangun benteng-benteng untuk pertahanan. Sebagai contoh Duurstede di Saparua, Benteng Nasau di Banda, benteng Victoria di Ambon, benteng Oranye di Ternante, dan benteng Rotterdan di Makassar.
Untuk memperluas pengaruh dan kekuasaannya, perhatian VOC sampai Irian/Papua. Willem Janz adalah orang Belanda yang pertama yang sampai di Irian. Rombongan Willem Janz menaiki kapal Duyke pada tahun 1606 berhasil memasuki Irian. Di tanah Irian, Willem Janz inin mencari rempah-rempah. Pada tahun 1616-1617 Le Maire dan Willem Schouten mengadakan survei di derah pantai timur laut Irian dan menemukan kapulauan Admiralty, bahkan sampai ke New Ireland. Dengan penemuan tersebut, nama Willem diabadikan sebagai nama kepulauan yaitu Schouten. Pengaruh VOC di Irian semakin kuat hal itu dapat di lihat pada tahun 1667 pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah Irian yang semula beradada di bawah kerajaan Tidore sudah menjadi daerah kekuasaan VOC.
Denngan keserakahan dan kekerasan yang di lakukan VOC tersebut, munculnya kolonialisme dan imperalisme yaitu penjajahan atau penguasa terhadap daerah dari suatu Bangsaoleh Bangsa lain. Kata Koloni berasal dari kata latin "tanah", atu permukiman, atau jajahan. Kata Imperialisme berasal dari kata imperator yang artinya memerintah. Imperalialisme merupakan suatu penjajahan langsung suatu negara terhadap negara lain.
3.Kebangkrutan VOC
Pada tahun 1749 dalam lembaga kepengurusan VOC terjadi perubahan. Pada tanggal 27 Maret 1749, parlemen Belanda mengeluarkan undang-undang yang menetapkan bahwa raja Willem IV sevbagai penguasa tertinggi VOC. Hal itu berarti anggota pengurus "Dewan Tujuh Belas" yang semula di pilih oleh parlemen dan provinsi memegang saham (kecuali provinsi Holand), sepenuhnya menjadi tanggung jawab Raja. Sebagai kongsi dagang keuntungan VOC merosot. Pada tahun 1673 VOC tidak mampu membayar dividen dan kas VOC merosot karena serangkaian perang yang di lakukan VOC.
Pada tanggal 24 Juni 1719 Gubernur Jenderal Henricus Zwaardecroon mengeluarkan ordonasi untuk mengatur cara penghormatan terhadap gubernur jenderal, kepada dewan Hindia kepada Isteri dan anaknya. Kemudian pada tahun 1754 gubernur jenderal Jacob Mosel juga mengeluarkan ordonasi yang mengatur tentang kendaraan kebesaran.
Hal-hal yang menyebabkan kebangkrutan VOC sebagai berikut
Banyak korupsi yang dilakukan pegawai VOC.
Anggaran pegawai yang terlalu besar.
Biaya perang untuk memedamkan rakyat sangat besar.
Persaingan antarkongsi dagang lain.
Utang yang sangat besar.
Pembarian dividen kepada pemegang saham meskipun mengalami kemunduran.
Berkembangnya paham liberalisme.
Dengan kondisi tersebut, VOC tidak dapat berbuat banyak. Menurut penilaian pemerintah keberadaan pemerintah sebagai kongsi dagang tiidak dapat di lanjutkan lain. Pada tanggal 31 desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Gubernur jenderal VOC yang terakhir Van Overstraten masih harus bertanggung jawab tentang keberadaan Hindia Belanda.
BAB 3
KESIMPULAN
VOC merupakan himpunan dagang dikalangan swasta Belanda. Mereka merasa berkewajiban membantu pemerintah Belanda dalam mendapatkan dana. Sebaliknya perintah Belanda memandang perlu memberikan sejumlah kewenangan dalam VOC. Kewenangan atau hak yang dimiliki VOC di sebut hak aktroi dengan isinya VOC berhak mengangkat dan memperhatikan pegawainya. VOC berhak memiliki tentaranya untuk pertahanan diri. VOC berhakmendirikan benteng pertahanan. VOC berhak membuat mata ung sendiri. VOC berhak berperang, berdamai, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja di negera Asing. VOC berhak monopoli.
Dengan hak-hak istimewa yang dimilikinya, VOC kemudian berhak sewenang-wenangtanpa memperhatikan hak-hak Indonesia. Tindakan VOC selanjutnya adalah merebut Maluku dan Portugis. Pada tahun 1605 benteng Portugis di Ambon dapat dengan mudah direbut VOC dan benteng tersebut diberi nama Victoria.
Peristiwa ini yang pertama menjadi tonggak penjajahan Belanda di Indonesia.setelah berhasil menguasai Ambon pada tahun 1609, VOC mengangkat Pieter Both sebagai gubernur jenderal Pieter Both Pieter Both selanjutnya menjalin hubungan dan mengikat perjanjian dengan penguasa daerah di Maluku.
Ketika VOC dipimpin J.P. Coen, Jayakarta direbut dan dibangun kota Batavia pada tahun 1619. Hal tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut, letak Jayakarta lebih strategis di jalurperdagangan Asia. VOC dapat mengawasi gerak-gerik pelayaran diselat sunda dan malaka.