SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI Diajukkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian, Teknologi, dan Vokasi yang diampu oleh Dr. Ir. Drs. H. Iskandar Muda P., M.T.
Oleh : Aulia Shalsabila (1704015) M. Rizki Darmawan (1701782) M. Raynaldi Aizhar (1702115)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2017
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan kasih dan sayangnya kepada kita, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas tepat waktu, yang berjudul “Sejarah Bangunan”. Tugas ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas. tug as. Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya tugas ini. Saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk siapapun yang yang membacanya.
Bandung, November 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN 1.4 MANFAAT 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN BAB 2 BAB 3 3.1 KESIMPULAN 3.2 SARAN DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1 STRUKTUR BANGUNAN GAMBAR 2 ROMA GAMBAR 3 KATEDRAL GAMBAR 4 GEDUNG PENCAKAR LANGIT GAMBAR 5 JALAN SETAPAK GAMBAR 6 JALAN ROMAWI GAMBAR 7 PENGERASAN MACADAM GAMBAR 8 TELFORD GAMBAR 9 IRIGASI MESIR KUNO GAMBAR 10 TAMAN GANTUNG BABILONIA GAMBAR 11 JEMBATAN KAYU GAMBAR 12 JEMBATAN ROMAWI GAMBAR 13 JEMBATAN GAMBAR 14 JEMBATAN
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Teknologi konstruksi merupakan teknologi yang digunakan untuk membangun prasarana maupun sarana. Tercipatanya sebuah karya teknologi konstruksi merupakan hasil dari pemikiran manusia akan suatu prasarana maupun sarana yang dibutuhkan. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perkembangan konstruksi bangunan dari waktu ke waktu? 2. Apa yang membuat teknologi konstruksi bangunan berubah? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui tentang teknologi konstruksi bangunan. 2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan teknologi kontruksi bangunan 3. Untuk mengetahui pentingnya teknologi konstruksi bangunan 1.4 MANFAAT 1. Menambah wawasan tentang teknologi konstruksi bangunan 2. Mengetahui sejarah teknologi konstruksi bangunan
BAB 2 2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM STRUKTUR Secara singkat sejarah teknik struktur dapat dijelaskan melalui perubahan-perubahan sistem struktur dari penggunaan desain coba-coba yang digunakan oleh Mesir dan Yunani kuno hingga sistem struktur canggih yang digunakan saat ini. Perubahan bentuk struktur berhubungan erat dengan penggunaan material, teknologi konstruksi, pengetahuan perencana pada perilaku struktur atau analisis struktur, hingga keterampilan pekerja konstruksinya.
Gambar 1 Struktur Bangunan Keberhasilan terbesar para ahli teknik Mesir adalah digunakannya batu-batu yang berasal dari sepanjang sungai Nil untuk membangun kuil dan piramid. Karena kemampuan daya dukung batu yang rendah dan kualitas yang sangat tidak menentu, yang disebabkan adanya retakretak dalam dan rongga-rongga, maka bentang balok-balok tersebut harus sependek mungkin untuk mempertahan kerusakan akibat lentur. Oleh karenanya sistem post-and-lintel yaitu balok batu masif bertumpu pada kolom batu yang relatif tebal, memiliki kapasitas terbatas untuk menahan beban-beban horisontal atau beban eksentris vertikal, bangunan-bangunan menjadi relatif rendah. Untuk stabilitas kolom harus dibuat tebal, dengan pertimbangan bahwa kolom ramping akan lebih mudah roboh dibandingkan dengan kolom tebal. Yunani, lebih tertarik dengan kolom batu dengan penampilan yang lebih halus , menggunakan tipe t ipe yang sama dengan post-andlintel sistem pada bangunan Parthenon. Hingga awal abad 20-an, lama setelah konstruksi post-and-lintel digantikan oleh baja dan rangka beton, para arsitek melanjutkan dengan menutup fasad kuil Yunani klasik pada bagian penerima bangunan-bangunan. Tradisi klasik jaman Yunani kuno sangat mempengaruhi masa-masa setelah pemerintahan mundur. Sebagai pembangun berbakat, para teknisi Roma menggunakan struktur menggunakan struktur lengkung secara luas, seperti yang sering ditemui dalam deret-deret bentuk bertingkat pada stadion (coliseum),terowongan air, dan jembatan. Bentuk lengkung dari busur memungkinkan bentang bersih yang lebih panjang dari yang bisa diterapkan pada bangunan dengan
konstruksi pasangan batu post-and-lintel. Stabilitas bangunan lengkung mensyaratkan: 1) seluruh penampang bekerja menahan gaya tekan akibat kombinasi beban-beban keseluruhan, 2) abutmen atau dinding akhir mempunyai kemampuan yang cukup untuk menyerap gaya diagonal yang besar pada dasar lengkungan. Orang-orang Roma mengembangkan metode pembentukan pelingkup ruang interior dengan kubah batu, seperti terlihat pada Pantheon yang ada di Roma.
Gambar 2 Roma Selama periode Gothic banyak bangunan-bangunan katedral megah seperti Chartres dan Notre Dame, bentuk lengkung diperhalus dengan hiasanhiasan yang banyak dan berlebihan, bentuk-bentuk yang ada menjadi semakin lebar . Ruangruang atap dengan lengkungan tiga dimensional juga ditunjukan pada konstruksi atap-atap katedral. Elemenelemen batu yang melengkung atau disebut flying buttresses, yang digunakan bersama dengan tiang-tiang penyangga dari kolom batu yang tebal atau dinding yang menyalurkan gaya dari kubah atap ke tanah . Bidang teknik pada periode ini menghasilkan pengalaman yang tinggi berdasar pada apa yang dipelajari dipelajar i ahli bangunan dan mengajarkan pada murid-muridnya, selanjutnya ketrampilan ini diturunkan pada generasigenerasi selanjutnya.
Gambar 3 Katedral
Meskipun katedral dan istana-istana megah didirikan selama bebarapa abad di Eropa tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada teknologi konstruksi, hingga diproduksinya besi tuang sebagai bahan komersial pada pertengahan abad ke-18. Bahan ini memungkinkan ahli teknik untuk mendesain bangunan dengan sederhana tetapi dengan balokbalok yang kuat, kolom-kolom dengan penampang yang lebih solid. Hal ini memungkinkan desain struktur yang ringan dengan bentang yang lebih panjang dan bukaan-bukaan yang lebih lebar. Dinding penahan yang masif digunakan untuk konstruksi batu yang tidak memerlukan bentang panjang. Pada akhirnya, baja dengan kemampuan menahan gaya tarik yang tinggi dan tekan yang besar memungkinkan konstruksi dari struktur-struktur yang tinggi hingga saat ini untuk gedung pencakar langit (skyscraper). Pada akhir abad ke-19, Eifel, seorang ahli teknik perancis yang banyak membangun jembatan baja bentang panjang mengembangkan inovasi-nya untuk Menara Eifel, yang dikenal sebagai simbol kota Paris . Dengan adanya pengembangan kabel baja tegangan tinggi, para ahli teknik memungkinkan memba-ngun jembatan gantung dengan bentang panjang.
Gambar 4 Gedung Pencakar Langit
Penambahan tulangan baja pada beton memungkinkan para ahli untuk mengganti beton tanpa tulangan menjadi lebih kuat, dan menjadikan elemen struktur lebih liat (ductile). Beton bertulang memerlukan cetakan sesuai dengan variasi bentuk yang diinginkan. Sejak beton bertulang menjadi lebih monolit yang berarti bahwa aksi beton dan baja menjadi satu kesatuan unit, maka beton bertulang memiliki kemampuan yang lebih tidak terbatas. Pengembangan metode analisis memungkinkan perencana memprediksikan gaya-gaya dalam pada konstruksi beton bertulang, desain merupakan semi empiris dimana perhitungan didasarkan pada penelitian pada pengamatan perilaku dan pengujian-pengujian, serta dengan menggunakan prinsip-prinsip mekanika. Pada awal tahun 1920-an dengan menggunakan momen distribusi oleh Hardy Cross, para ahli menerapkan teknik yang relatif sederhana untuk menganalisis struktur. Perencana menjadi lebih terbiasa menggunakan momen distribusi untuk menganalisis rangka struktur yang tidak terbatas, dan menggunakan beton bertulang sebagai material bangunan yang berkembang berkembang pesat. Dikenalnya teknik las pada akhir abad ke-19 memungkinkan penyambungan elemen baja dan menyederhanakan konstruksi rangka kaku baja. Selanjutnya, pengelasan menggantikan plat plat sambung berat dan sudut-sudut yang yang menggunakan paku paku keling. Saat ini perkembangan komputer dan penelitian-penelitian dalam ilmu bahan menghasilkan perubahan besar dari ahli-ahli teknik struktur dalam mengembangan pendukung khusus struktur. Pengenalan komputer dan pengembangan metode matriks untuk balok, pelat dan elemen bidang permukaan memungkinkan perencana menganalisis struktur yang kompleks dengan cepat dan akurat. 2.2. SEJARAH PENEMUAN DAN PERKEMBANGAN JALAN RAYA Sejarah perkembangan jalan raya berawal seiring sejarah manusia itu sendiri yang selalu memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan berinteraksi dengan sesamanya. Maka dapat dikatakan perkembangan jalan raya terjadi seiring dengan perkembangan peradaban umat manusia. Perkembangan teknik atau cara pembuatan jalanterjadi seiring dengan melesatnya teknologi yang dikembangkan oleh umat manusia. Jalan pada awalnya hanyalah berupa jejak atau bekas lewatnya orang-orang yang mencari kebutuhan hidup. Misalnya bahan makanan, pakaian, hewan buruan, maupun sumber air. Manakala umat manusia mulai hidup dalam kelompok, jejak-jejak yang tadi kemudian berubah menjadi jalan kasar/jalan setapak. s etapak. Kemudian, saat mulai hewan-hewan dimanfaatkan sebagai alat transportasi, maka jalan perlulah dibuat lebih bagus atau rata. Sejarah perkerasan jalan pertama kali dijumpai di Mesopotamia, bersamaan dengan penemuan roda sekitar 3500 Sebelum Masehi. Pada zaman keemasan Romawi, konstruksi perkerasan jalan berkembang dengan pesat. Kala itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dalam bentuk beberapa lapisan perkerasan. Tetapi perkembangan konstruksi perkerasan jalan terhenti sementara saat kekuasaan Romawi runtuh sampai awal abad ke 18. Pada saat itu, beberapa bangsa seperti Perancis dan Skotlandia diketahui menemukan sistem-sistem konstruksi perkerasanjalan yang sedikit lebuh maju. sebagian besar sampai saat ini masihumum digunakan di negara berkembang seperti Indonesia maupun dinegara-negara lain di dunia.
Beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan konstruksi jalan raya: · John Louden Mac Adam (1756-1836), adalah orang Skotlandia yang memperkenalkan konstuksi perkerasan yang terdiri dan batu pecah atau batu kali, pori-pori diatasnya ditutup dengan batu yang lebih kecil/halus. Jenis perkerasan ini terkenal dengan nama Perkerasan Macadam. Agar terbentuk lapisan yang kedap air, maka di atas lapisan macadam diberi lapisan atas yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir kasar. · Pierre Marie Jerome Tresaguet (1716-1796) dan Perancis mengembangkan sistim lapisan batu pecah yang dilengkapi dengan drainase, kemiringan melintang serta mulai rnenggunakan pondasi dari batu.· Thomas Telford- (1757-1834) dari Skotlandia membangun jalan mirip dengan apa yang dilaksanakan Tresaguet. Konstruksi perkerasannya terdiri dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil diletakkan di atasnya untuk menutup pori-pori yang ada dan memberikan permukaan yang rata. Sistim ini terkenal dengan nama sistim Telford. Jalan-jalan di Indonesia yang dibuat pada jaman dahulu sebagian besar merupakan sistim jalan Telford, walaupun diatasnya telah diberikan lapisan atas dengan pengikat aspal.
Gambar 5 Jalan Setapak
Gambar 6 Jalan romawi
Gambar 7 perkerasan macadam
Gambar 8 Telford 2.3. SEJARAH IRIGASI Irigasi sudah sejak zaman dahulu dikenal manusia untuk mengairi lahan. Lalu sejak kapan irigasi berkembang di dunia?. Berikut ini kronologinya. 6000 Sebelum Masehi Irigasi dikenal pertama kali di Mesir dan Mesopotamia menggunakan air dari Sungai Nil dan Eufrat/Tigris. Pada saat banjir di bulan Juli sampai Desember, air lalu disalurkan selama 40 sampai 60 hari. Air itu kemudian dikembalikan ke sungai pada masa pertumbuhan tanaman. 3500 Sebelum Masehi Musim banjir tahunan tahunan di sepanjang Sungai Nil tak tercatat secara berkala sehingga bangsa bangsa Mesir menciptakan alat ukur banjir atau Nilometer. Desainnya sederhana berupa kolom vertical yang dimasukan ke dalam sungai agar terlihat kedalamannya berapa. Desain kedua menggunakan tangga yang dimasukan ke sungai. Data ini kemudian diguanakan oleh Dukun Mesir kuno untuk memprediksi banjir.
Gambar 9 Irigasi di Mesir Kuno
3100 Sebelum Masehi Proyek irigasi pertama diciptakan di bawah pimpinan Raja Menes. Dia dan penerusnya menggunakan bendungan dan canal untuk mengalihkan banjir Nil ke sebuah danau yang disebut "Moeris". 2000 Sebelum Masehi Pipa panjang dibuat dari semen dan hancuran batu oleh orang Romawi untuk menyalurkan air. Pipa yang sama digunakan seabad lalu untuk membawa air lembah San Gabriel California. 1792 Sebelum Masehi Raja Babilonia, Hammurabi adalah raja pertama yang memiliki lembaga irigasi di dalam kerajaan. Lembaga ini bertugas mendistribusikan air secara proporsional berdasarkan luas lahan, petani bertugas memelihara saluran air dil lahannya, dan adminstrasi kolektif dari semua pengguna kanal. 1700 Sebelum Masehi Tiang besar dengna palang seimbang, tali dan ember dipasang pada masa ini. Dengan menarik tali lalu menurunkan ember ke sunagi, operator lalu mengangkat air dari sungai. Tiang bisa berputar dan ember dikosongkan saat air dialihkan. Dengan metode ini air bisa didapat meski sungai belum banjir. 700 Sebelum Masehi Roda Air Mesir (Noria), merupakan sebuah roda dengan ember dan pot Tanah liat dibuat melingkar. Roda diputar oleh aliran sungai. Aliran ini mengisi ember yang terendam aliran sungai kemudian otomatis akan berputar karena perbedaan berat. Model ini merupakan model irigasi otomatis tanpa tenaga manusia di dunia. 604-562 Sebelum Masehi Taman Gantung Babilonia adalah salah satu keajaiban dunia kuno dan dibangun pada masa Nebukadnezar di Babilonia. Yang hilang dari sej arah adalah bagaimana taman ta man tersebut diberi pengairan dan akhirnya metode yang digunakan adalah irigasi.
Gambar 10 Taman Gantung Babilonia
550-331 Sebelum Masehi Kareze di Mesopotamia, merupakan teknik yang memungkinkan penggunaan air Tanah sebagai sumber utama irigasi. Sebuah Qanat dibangun terlebih dahulu dengan menggali vertical hingga ke dalam Tanah. Setelah sumur Qanat itu selesai, lalu terowongan digali dengan arah horizontal ke ujung sumur. Lereng alami akan memungkinkan air sumur mengalir menurut gravitasi ke bawah terowongan. Qanat masih digunakan saat ini di Cina dan Maroko. 500 Sebelum Masehi Roda Air Persia, digunakan pertamakali dan saat ini dikenal sebagai pompa. Perangkat ini merupakan rangkaian alat pengangkut air mirip Noria namun tidak menggunakan tenaga air sungai dan bisa menggunakan tenaga manusia. 250 Sebelum Masehi Saat mengunjungi Mesir, Sarjana Yunani Archimedes menciptkaan perangkat pompa Archimedes yang terdiridari sekrup di dalam tabung hampa. Sekrup itu berbalik dan saat sia berotasi maka air akan terangkut. 500 Masehi Penggunaan kincir angina pertamakali tidak diketahui meski gambar kincir angin pompa dari Persia diketahui. Desain ini punya layar vertical yang terbuat dari daun alang-alang atua kayu yang melekat pada poros pusat. 1800 Masehi Irigasi di dunia pada masa ini mencakup 19 juta ha lebih. Saat ini sudah mencapai 600 juta ha. Sejarah Irigasi di Indonesia Tradisional Nusantara
Sejak Mesir Sejak Mesir Kuno telah dikenal dengan memanfaatkan Sungai Nil. Di Indonesia, irigasi tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga. Sistem Irigasi Zaman Hindia Belanda
Sistem irigasi adalah salah satu upaya Belanda dalam melaksanakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) pada tahun 1830. tahun 1830. Pemerintah Hindia Belanda dalam Tanam Paksa tersebut mengupayakan agar semua lahan yang dicetak untuk persawahan maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal dalam mengeksplotasi tanah jajahannya. Sistem irigasi yang dulu telah mengenal saluran mengenal saluran primer, sekunder, ataupun tersier . Tetapi sumber air belum memakai sistem Waduk Serbaguna seperti TVA di Amerika Serikat. Serikat. Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber kali yang disusun dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya.
Waduk Jatiluhur 1955 di Jawa Barat dan Pengalaman TVA 1933 di Amerika Serikat
Tennessee Valley Authority (TVA) yang diprakasai oleh Presiden AS Franklin D. Roosevelt pada Roosevelt pada tahun 1933 merupakan salah satu Waduk Serba Guna yang pertama dibangun di dunia Resesi ekonomi (inflasi) tahun 1930 melanda seluruh dunia, sehingga TVA adalah salah satu model dalam membangun kembali ekonomi Amerika Serikat. Isu TVA adalah mengenai: produksi mengenai: produksi tenaga listrik, navigasi, pengendalian banjir, pencegahan malaria, reboisasi, dan kontrol erosi, erosi , sehingga di kemudian hari, Proyek TVA menjadi salah satu model dalam menangani hal yang mirip. Oleh sebab itu, Proyek Waduk Jatiluhur merupakan tiruan yang hampir mirip dengan TVA di AS tersebut. Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3/tahu n dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. 2.4. SEJARAH PERKEMBANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN Teknologi konstruksi merupakan teknologi yang digunakan untuk membangun sarana maupun prasarana. Hasil akhir teknologi konstruksi ini biasanya berbentuk rumah, jembatan, jalan, rel kereta api, dan lain sebagainya. Terciptanya sebuah karya teknologi konstruksi merupakan hasil dari pemikiran manusia akan suatu sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kemampuan berpikir dan berkreasi tersebut merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Oleh karena itu, kita sebagai manusia sudah seharusnya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia-Nya. Salah satu karya terpenting dan tertua dalam dunia konstruksi adalah jembatan. Menurut catatan icomos.org dan historyworld.net, meskipun tahun pembuatannya tidak dicantumkan, jembatan mulai dikenal pada zaman prasejarah. Saat itu, jembatan terbuat dari kayu yang disilangkan, kemudian bagian atasnya ditutup oleh ranting-rantin g pohon. Konstruksi jembatan mengalami perkembangan dari masa ke masa seiring perkembangan peradaban maupun teknologi. Perkembangan teknologi konstruksi jembatan dapat dilihat dari segi bahan utama dalam pembuatan jembatan, yaitu besi dan baja. Penggunaan besi dan baja menjadikan sebuah konstruksi jembatan menjadi kuat, kokoh, tahan lama dan megah. 1. Sejarah Perkembangan Jembatan
Jembatan merupakan sebuah sarana dengan struktur tertentu yang dibangun untuk menghubungkan dua atau lebih rentang hambatan fisik seperti sungai, jurang, teluk, lembah, dan jalan sehingga dapat melintas dengan lancar dan aman. Jembatan pertama kali dibangun dengan sangat sederhana dan alami tanpa campur tangan manusia seperti kayu besar atau batu besar yang melintang di atas sungai. Dari sinilah manusia mempunyai ide untuk membangun konstruksi jembatan yang dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Pada tahun 1776 Inggris membangun jembatan besi pertama berbentuk setengah lingkaran, yang melintasi sungai Severn – Inggris. Jembatan tersebut diberi nama Jembatan Coalbrookdale. Orang zaman dahulu membuat jembatan hanya menggunakan teknik potong dan coba. Pada perkembangannya, proses pembuatan jembatan tidak hanya mengandalkan kedua teknik tersebut. Proses pembuatan jembatan sudah menggunakan berbagai macam teknik berupa
penerapan ilmu pengetahuan sehingga dihasilkan jembatan-jembatan yang kukuh, kuat, dan memiliki unsur keindahan. Berikut ini adalah perkembangan jembatan dari setiap zaman. a. Jembatan Zaman Purba
Pada zaman ini jembatan belum diakui sebagai hasil karya konstruksi karena pada zaman ini manusia purba menggunakan batang kayu tumbang untuk menyebrang sungai. Manusia zaman purba melintasi sungai dengan memasang pilar-pilar batu, kayu gelondongan, atau pohon yang tumbang dengan bentang yang sangat pendek. Selain itu, mereka juga manfaatkan akar-akar atau ranting-ranting pohon sebagai jembatan gantung untuk bergelantungan melompati pohon satu ke ke pohon yang lain. Jenis jembatan yang digunakan pada zaman purba biasanya berbentuk jembatan balok sederhana, dan digunakan hanya untuk bentangan yang pendek. Seperti yang dibangun diatas Sungai Eufrat dan Sungai Tigris di Babylonia kira-kira 2000 SM. b. Periode Romawi Kuno
Zaman Romawi Kuno dimulai dari tahun 300 SM dan berlangsung kurang lebih selama 600 tahun yang lalu. Pada zaman ini teknologi jembatan sudah mulai berkembang. Pada zaman ini jembatan yang dibangun telah menggunakan kayu, batu, dan beton. Namun, untuk jembatan batu dan beton, bentuknya sama seperti pada periode jembatan purba yaitu berbentuk lengkung (arch). Akan tetapi, pada zaman ini manusia telah mampu mengatasi permasalahan yang lebih le bih rumit. Pada zaman ini mereka membuat konstruksi jembatan yang dibangun di atas pilar yang berada di bawah air dan melindunginya dari bahaya banjir. c. Periode Zaman Pertengahan
Zaman pertengahan di Eropa berlangsung dari abad ke-11 sampai dengan abad ke-16 sesudah runtuhnya Romawi. Secara fisik konstruksi jembatan pada periode ini tidak jauh berbeda dengan periode romawi kuno. Bentuk jembatan lengkung dan pilar-pilar batu masih sering digunakan pada jembatan periode ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa Jembatan Rialto yang dibangun pada abad ke-16 di atas Grand Canal, Venice adalah jembatan terbaik di zaman pertengahan dalam segi pengembangan teknik jembatan dan estétika. Pada jembatan ini, jalan raya menghubungkan dua ruas kawasan perdagangan yang mempunyai jalan masuk menuju jalur pejalan kaki (footwalks) yang dibangun di bagian tepi dalam satu kesatuan konstruksi. d. Teknologi Jembatan Zaman Besi dan Baja
Periode ini dilatarbelakangi adanya revolusi industri. Pada periode ini jembatan besi dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip bentuk lengkung, terutama untuk jembatan jalan raya. Pada era ini sudah menggunakan kantilever pada konstruksinya. Pembuatan jembatan pada era ini menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel. Jembatan besi pertama adalah jembatan Coalbrookdale yang melintasi Sungai Savern, Savern, Inggris. e. Zaman Jembatan Gantung
Periode ini dimulai pada abad ke-18. Pada tahun 1825 dibangun jembatan gantung Menai Straits, Inggris. Konstruksi jembatan menggunakan menara batu sebagai pilarnya. Di tahun 1851 mengalami kemajuan dengan dibangunnya jembatan gantung Niagara, Amerika Serikat. f. Zaman Jembatan Cable Stayed
Di Eropa jembatan cable stayed berkembang dengan baik selama 3 dekade. Jembatan ini memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan jembatan gantung. g. Zaman Jembatan Beton
Jembatan beton mulai terkenal sejak tahun 1865 dengan bentang terpanjang yang pernah dicapai 78 meter. Konstruksi jembatan ini menggunakan gelagar beton bertulang. Jembatan Lengkung Sydney merupakan jembatan beton lengkung terpanjang yang pernah dibuat. 2. Konstruksi Jembatan yang Ada di Dunia
Jembatan tidak hanya memiliki fungsi untuk menghubungkan dua lokasi atau lebih, tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sebuah jembatan juga dapat dijadikan tempat pariwisata karena keindahan konstruksinya. Berikut ini adalah beberapa jembatan di dunia yang memiliki keindahan yang memukau para wisatawan. a. Ponte Vecchio
Ponte Vecchio merupakan jembatan tua yang dibuat di abad pertengahan di atas Sungai Arno, Florence. Hal yang membuat jembatan berbeda dari yang lain adalah jembatan ini memiliki toko-toko yang bisa disewa oleh pedagang perhiasan dan suvenir sehingga hal itu semakin menambah keindahannya.
b. Golden Gate Bridge
Golden Gate Bridge merupakan sebuah jembatan gantung yang sangat panjang yang menghubungkan wilayah San Francisco dan Marin County utara. Proses pembuatannya membutuhkan waktu selama 7 tahun dan selesai pada tahun 1937. Golden Gate Bridge ini dikenal sebagai salah satu jembatan terpanjang di dunia. Jembatan ini juga dikenal luas karena memiliki warna yang unik yaitu dilapisi oleh warna bata sebagai tanda jika terjadi kabut tebal. Penggunaan warna merah bata tersebut tentunya tidak hanya dapat bermanfaat tetapi juga dapat menambah keindahan jembatan ini. c. Millau Bridge
Millau Bridge terletak di dekat Sungai Tarn. Jembatan ini dibuat dengan menggunakan tiangtiang tinggi (343 meter) untuk menopang jembatan agar menjadi kukuh. Pada jembatan ini kita dapat melihat banyak kabel putih yang digunakan sebagai salah satu teknik penguatnya juga menambah keindahan bagi bagi para pengunjung. d. Tower Bridge
Tower Bridge memiliki bentuk seperti pintu gerbang kerajaan yang megah. Akan tetapi ini bukanlah pintu gerbang kerajaan, ini hanyalah jembatan gantung yang dibangun di atas Sungai Thames, London. Tower Bridge dibangun pada 1886 dan baru selesai 8 tahun kemudian. e. Jembatan Nasional Suramadu
Pembangunan jembatan Suramadu menjadi salah satu bukti berkembangnya teknologi konstruksi di Indonesia. Jembatan ini dibangun selama lebih kurang 6 tahun. Konstruksi jembatan dirancang untuk tahan terhadap guncangan gempa dan dilengkapi dil engkapi sistem antikorosi pada pondasi tiang baja. Bahan bangunan utama terdiri dari sekitar 650.000 ton beton dan
50.000 ton besi baja. Pembangunan dimulai tahun 2003 dan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Jembatan Suramadu menghubungan Pulau Jawa dan Madura (Surabaya – Madura). Madura). Memiliki panjang 5.438 m dan tercatat ter catat sebagai jembatan terpanjang t erpanjang di Asia Tenggara. Waktu tempuh perjalanan dari Surabaya ke Madura menjadi lebih singkat yakni 5 menit, biasanya membutuhkan waktu 30 menit perjalanan dengan kapal feri. JEMBATAN Jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai, teluk, atau kondisi-kondisi lain berupa rintangan yang berada lebih rendah, sehingga memungkinkan kendaraan, kereta api maupun pejalan kaki melintas dengan lancar lanc ar dan aman. Jika J ika jembatan j embatan berada di atas jalan lalu lintas biasa maka biasanya dinamakan viaduct.
Jembatan dapat dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan (balancing) sistem transportasi, karena jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi. Bila lebar jembatan kurang menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan menghambat laju lalu lintas. Struktur jembatan dapat dibedakan menjadi bagian atas (super struktur) yang terdiri dari deck atau geladak, sistem lantai, dan rangka utama berupa gelagar atau girder, serta bagian bawah (sub struktur) yang terdiri dari pier atau pendukung bagian tengah, kolom, kaki pondasi (footing), tiang pondasi dan abutmen. Super Super struktur mendukung jarak horisontal horisontal di atas permukaan tanah.
Sebagai bagian dari transportasi, khususnya transportasi darat, teknologi jembatan berkembang sejalan dengan peradapan manusia. Dan hingga sekarang bidang teknologi jembatan sangat maju. Namun kemajuan yang dialami diawali dengan proses ”cut and try”. Dapat dikatakan bahwa ide teknologi jembatan muncul dari pengalaman kehidupan manusia. Misalnya pengalaman manusia dimana pohon yang tumbang melintasi sungai pada saat banjir, dapat dimamafatkan untuk penyebrangan. Atau contoh alamiah lain yang dapat melahirkan ide jembatan gantung adalah menyebrangnya hewan atau mausia dengan memanfaatkan akar pohon dari satu pohon ke pohon lain. Pengalaman praktis dari kehidupan manusia dalam mengatasi alam, didukung dengan pengetahuan akan ilmu-ilmu gaya, ga ya, melahirkan teknologi jembatan yang kian hari bertambah maju. Hal ini dapat kita lihat dan jumpai dalam kenyataan sekarang ini, dimana teknologi jembatan sudah sangat maju. Sebagaimana uraian sebelumnya, perkembangan teknologi jembatan diawali dari proses ”cut and try”. Selanjutnya dengan metode empiris, dibuatlah beberapa pikiran intelegensi tentang kekuatan bahan dalam membangun jembatan.
Teknologi Jembatan Zaman Purba Pemikiran-pemikiran zaman purba telah menjadi sumbangan yang sangat berharga bagi teknologi jembatan. Manusia zaman purba menyebrangi sungai dengan memasang tiang-tiang batu dan pilar-pilar pilar -pilar batu, kayu gelondongan, atau pohon yang tumbang dengan bentang yang sangat pendek. Juga manusia purba menyebrangi sungai dengan memanfatkan cabang -cabang
atau akar-akar yang bergantungan sebagai jembatan gantung, dengan cara berayun dari satu pohon ke pohon pohon lain. Tipe jembatan zaman purba adalh jembatan balok sederhana, dan digunakan hanya untuk bentangan yang pendek. Namun, pada era ini juga ditemukan tipe jembatan pelengkung, walau bentuk dan meterial konstruksi masih sangat sederhana.
Gambar 11 Jembatan kayu
Teknologi Jembatan Periode Romawi Kuno Teknologi jembatan pada periode ini, telah membangun jembatan dari kayu, batu dan beton. Untuk jembatan batu dan beton, bentuknya sama seperti pada periode jembatan purba yaitu berbentuk lengkung. Namun periode ini, telah berhasil mengatasi permasalahan yang rumit, seperti membuat perhentian konstruksi yang dibangun di atas pilar yang berada di bawah air dan melindunginya dari bahaya banjir.
Gambar 12 Jembatan Romawi
Teknologi Jembatan Zaman Pertengahan Konstruksi jembatan pada periode ini tidak berbeda jauh dari periode Romawi Kuno. Bentuk lengking dan pilar-pilar batu masing sering digunakan sekitar abad ke-12 di Prancis, pilar jembatan dibual dalam bentuk segi tiga pada bagan huludan dikenal dngan is tilah ”streaminglining” dari kayu. Pada periode ini, tiang-tiang pancang telah dipakai untuk mengatasi masalah tanah dasar. Tiang-tiang tersebut dipancang secara berkelompok dengan jarak yang rapat sehingga membentuk satu kasatuan kelompok tiang yang solid. Bagian atas tiang dilapisi tiga lapisan kayu sebagai kepala tiang (pile cap) dan dijepit dengan besi. Kemudian lapisan batu ditempatkan sebagai pangkal jembatan dan dibuat lengkung.
Gambar 13 Jembatan
Teknologi Jembatan Zaman Besi dan Baja Era jembatan besi dan baja sejalan dengan adanya revolusi industri. Pada zaman ini jembatan besi dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip bentuk lengkung, terutama untuk jembatan jalan raya. Pada era ini jembatan menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja: deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel
Gambar 14 Jembatan
BAB 3
3.1 KESIMPULAN Perkembangan bangunan sama halnya dengan perkembangan teknologi dimana manusia semakin menginginkan kemudahan. Perkembangan ini berawal dari bangsa mesir kuno, babylonia dan bangsa mesopotamia yang dikenal dengan peradaban majunya. 3.2 SARAN Perkembangan teknologi bangunan harus selaras dengan kebutuhan umat manusia sehingga kita dapat mampu mempermudah beberapa hal yang kita butuhkan. Dan juga perkembangan teknologi konstruksi konstruksi bangunan harus selaras dengan sumber daya daya manusia yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Agnas, Sir.(2017).[online]. http://www.gurugeografi.id/2017/01/sejarah-irigasi-di-dunia.html . Diakses pada 6 November 2017 Irrigation association.(2011)[online]. http://www.irrigationmuseum.org/exhibit2.aspx diakses pada 6 November 2017