BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai yaitu : a. Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang, b. Mengubah laju transport sedimen sepanjang pantai, c. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain. Sesuai dengan fungsinya tersebut, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu: a. Konstruksi yang dibangun dipantai dan sejajar dengan garis pantai, contohnya dinding pantai atau revetment. b. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke pantai, contohnya groin dan jetty. c. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar
dengan
garis
pantai,
contohnya
pemecah
gelombang (breakwater). Penggunaan tipe bangunan pantai ditentukan oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan material di atau di dekat lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut, kedalaman air dan ketersediaan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan. Di samping itu, karakteristik dasar laut juga menjadi salah satu faktor penting lainnya. Tanah dasar (fondasi bangunan) harus dapat mempunyai daya dukung yang cukup sehingga stabilitas bangunan dapat terjamin.
1 | Page
1.2 RUMUSAN MASALAH a. Apa pengertian dari revetment ? b. Jelaskan jenis-jenis dinding pantai ! c. Jelaskan klasifikasi revetment ! d. Jelaskan bahan revetment ! e. Jelaskan kerusakan dinding
pantai
dan
penanggulangannya ! 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan
makalah
ini
adalah
untuk
memahami salah satu tipe bangunan pantai dan bagaimana menangani
kerusakan
bangunan pantai.
2 | Page
yang
terjadi
pada
konstruksi
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI BATHYMETRI, DATA ANGIN, ARUS, PASANG SURUT, GELOMBANG DAN DATA TANAH 2.1.1 Definisi Bathymetri Batimetri (dari bahasa
Yunani:
βαθυς,
berarti
"kedalaman", dan μετρον, berarti "ukuran") adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga
dimensi lantai samudra
atau danau
(id.wikipedia.org). Batimetri juga didefinisikan sebagai gambaran relief dasar laut, perbedaan kenampakan atau ciri-ciri dasar laut dan mempunyai arti penting dalam penelitian karena dengan mengetahui roman muka bumi akan memudahkan mengetahui kondisi morfologi suatu daerah (Nontji,1987). Sebuah peta batimetri umumnya
menampilkan
relief lantai atau dataran dengan garis-garis kontor (contour lines) yang disebut kontor kedalaman (depth contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaan. Di daratan, garis kontur menghubungkan tempat-tempat berketinggian
sama,
sedangkan
kontur
pada batimetri menghubungkan tempat-tempat dengan kedalaman sama di bawah permukaan air. 2.1.2 Definisi Data Angin Data angin adalah pengelompokkan data sesuai dengan tahun, bulan, tanggal, jam, arah, dan kecepatan angin. 2.1.3 Definisi Arus Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal
dan
horisontal
sehingga
menuju
keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas 3 | Page
yang
terjadi
di
seluruh
lautan
dunia.
Arus
juga
merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lain
arah
angin,
perbedaan
tekanan
air,
perbedaan densitas air, gaya Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng , downwelling.Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu: 1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya: Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan. 2. Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus.
Gaya
corriolis
juga
yangmenyebabkan
timbulnya perubahan – perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan. 3. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik. 2.1.4 Definisi Pasang Surut Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke
4 | Page
arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih
besar
daripada
gaya
tarik
matahari
dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. 1. Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. 2. Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat. 2.1.5 Definisi Gelombang Gelombang laut tercipta karena adanya transfer energi dari angin ke permukaan laut. Energi yang tertransferkan ini akan bergerak melintasi permukaan laut, dimana air laut sendiri bergerak dalam gerakan "membundar" (circular motion) di bawah permukaan laut.
5 | Page
Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.
6 | Page
2.1.6 Definisi Data Tanah Diperoleh dari kemudian
pengambilan
dilakukan
pengujian
sampel di
di
lokasi
Laboraturium
Mekanika Tanah untuk mendapatkan sifat fisik tanah. Data tanah yang diperlukan pada penyelidikan tanah untuk analisa longsor meliputi : • Data Bor Mesin, meliputi : muka air tanah (MAT), Standart Penetration Test (SPT) • Soil Properties, meliputi : kohesi (c), sudut geser (ø), berat lsi (γ) tanah, water content (w), void ratio (e) • Engineering properties, meliputi : hasil dari Triaxial Test, Unconfined Test, maupun Consolidation Test 2.2 PENGERTIAN DINDING PANTAI ATAU REVETMENT Dinding pantai atau revetment adalah bangunan pantai yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa vertikal atau miring. Dinding pantai biasanya berbentuk vertikal,
sedang revetment
mempunyai sisi miring. Bangunan ini ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai, dan bisa terbuat dari pasangan batu, beton, tumpukan buis beton, turap, kayu atau tumpukan batu (Triatmodjo,Teknik Pantai, 1999).
Gambar 2.1. Dinding Pantai atau Revetment (Teknik Pantai,1999)
7 | Page
Dalam perencanaan dinding pantai, perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan, lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air, baik itu di depan
maupun
di
belakang.
Fungsi
bangunan
akan
menentukan pemilihan bentuk. Permukaan bangunan dapat berbentuk sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga. Pemakaian sisi tegak, dapat mengakibatkan erosi yang cukup besar apabila dasar bangunan berada di air dangkal. Bangunan dengan sisi lengkung atau konkaf adalah yang paling efektif untuk mengurangi limpasan gelombang.
2.3 JENIS-JENIS DINDING PANTAI Pada dasarnya, dinding pantai dibuat dalam berbagai jenis tergantung fungsi yang diinginkan dari dinding pantai tersebut. Berikut ini diberikan beberapa jenis dinding pantai. a. Dinding pantai beton, dinding pantai ini terbuat dari beton atau pasangan batu. Bangunan ini digunakan untuk menahan gelombang besar dan tanah dasar relatif
kuat.
Bangunan
ini
juga
berfungsi
untuk
melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat dekat dengan garis pantai. b. Dinding pantai turap, sesuai namanya, dinding pantai ini didukung oleh pondasi tiang dan dilengkapi dengan turap baja yang berfungsi untuk mencegah erosi tanah fondsi oleh serangan gelombang dan piping oleh aliran air tanah. Selainitu kaki bangunan juga dilindungi dengan batu pelindung. c. Dinding pantai dari tumpukan adalah
bronjong,
anyaman kawat berbentuk
kotak
bronjong yang di
dalamnya diisi batu. Bangunan ini bisa menyerap energy gelombang, sehingga elevasi puncak bangunan bisa rendah. Kelemahan bronjong adalah korosi pada 8 | Page
kawat anyaman yang merupakan faktor pembatas dari umur bangunan. d. Dinding pantai (revetment), bangunan ini terbuat dari tumpukan pipa
(buis) beton. Bangunan pelindung
pantai dari susunan pipa beton telah banyak digunakan di Indonesia, seperti di beberapa pantai di Menado, Pangandaran,
Pekalongan,
Tuban,
Bali,
dan
salah
satunya juga terdapat di Kota Ternate. Kelebihan dari bangunan ini adalah mudah dan cepat pelaksanaannya, tidak memerlukan peralatan yang berat, relatif murah, dan
dapat
dikerjakan
sendiri
oleh
masyarakat.
Biasanya digunakan pipa berdiameter 1,0 m, tinggi 0,5 m dan tebal 0,1 m. 2.4 KLASIFIKASI REVETMENT 2.4.1 Klasifikasi berdasarkan lokasi Perkuatan lereng tanggul (levee revetment) Dibangun untuk melindungi tanggul
terhadap
gerusan gelombang pantai. Perkuatan tebing sungai (low water revetment) Berfungsi untuk melindungi tebing dari gerusan gelombang dan
mencegah proses meander pada
tebing pantai. Dan bangunan ini akan terendam air seluruhnya pada saat banjir. Perkuatan lereng menerus (high water revetment) Dibangun pada lereng tanggul dan tebing secara menerus atau pada bagian pantai yang tidak ada bantarannya. 2.4.2 Berdasarkan perlindungan alur arah horizontal a. Perkuatan tebing secara langsung dan tidak langsung: - Struktur kaku dari beton bertulang atau pasangan -
batu kali; Struktur lentur dari bronjong batu, pasangan blok beton terkunci, batu curah (dumpstone).
9 | Page
b. Perkuatan tebing secara langsung: Penggunaan perkuatan tebing secara langsung jika palung sungai belum terlanjur berpindah ke kondisi yang tidak menguntungkan, dan lahan di sisi luar palung diharapkan sama sekali tidak boleh tergerus oleh aliran sungai. c. Perkuatan tebing secara tidak langsung: - Struktur tiang pancang beton, besi, kayu atau -
bambu; Struktur krib bronjong batu atau blok beton terkunci,
krib
bambu
dikombinasi
dengan
tanaman bambu/tanaman yang lain. Penggunaan perkuatan tebing secara tidak langsung jika palung sungai sudah terlanjur pada kondisi yang kurang
menguntungkan
sehingga
perlu
diubah/dikendalikan ke kondisi yang lebih baik. 2.5 BAHAN REVETMENT Bangunan revetment ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai dan bisa terbuat dari pasangan batu, beton, tumpukan pipa (buis) beton, turap, kayu atau tumpukan
batu.
Dalam
perencanaan
dinding
pantai
atau revetment perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan, lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air baik di depan maupun di belakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan dan sebagainya. Ada dua kelompok revetment, yaitu permeable dan impermeable. a. Permeable Revetment - Open filter material (rip rap) :Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam atau batu buatan yang dilapisi filter pada bagian dasar bangunan.
10 | P a g e
-
Stone pitching : Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam saja dengan lapisan filter pada bagian
-
dasar bangunan. Concrete block revetment : Yaitu revetment yang terbuat dari blok beton dengan ukuran tertentu dan
lapisan filter pada bagian dasar bangunan. b. Impermeable Revetment - Aspalt revetment : Yaitu revetment yang bahannya -
dari aspal pada tebing yang dilindungi. Bitumen grouted stone : Yaitu revetment yang terbuat dari blok beton yang diisi oleh aspal (spaesi aspal).
Beberapa contoh bahan penyusun revetment secara umum antara lain: 1. Revetment dari susunan blok beton Bangunan masif ini digunakan
untuk
menahan
gelombang besar dan tanah dasar relatif kuat (misalnya terdapat batu karang). Selain itu bangunan ini juga digunakan untuk melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat dekat dengan garis pantai. 2. Revetment dengan turap baja Bangunan ini didukung oleh fondasi tiang dan dilengkapi dengan turap baja yang berfungsi untuk mencegah erosi tanah fondasi oleh serangan gelombang dan piping oleh aliran air tanah. Selain itu kaki bangunan juga dilindungi dengan
batu
pelindung.
Fondasi
bangunan
harus
direncanakan dengan baik untuk menghindari terjadinya penurunan tidak merata yang dapat menyebabkan pecahnya konstruksi. 3. Revetment dengan sisi tegak Bangunan ini dapat juga dimanfaatkan sebagai dermaga untuk merapat/bertambatnya perahu-perahu/kapal kecil pada saat laut tenang. Untuk menahan tekanan tanah
11 | P a g e
dibelakangnya, turap tersebut diperkuat dengan angker. Kaki bangunan harus dilindungi dengan batu pelindung.
12 | P a g e
4. Revetment dari tumpukan bronjong Bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang didalamnya diiisi batu. Bangunan ini bisa menyerap energi gelombang, sehingga elevasi puncak bangunan bisa rendah (runup kecil). Kelemahan bronjong adalah korosi dari kawat anyaman, yang merupakan faktor pembatas dari umur bangunan. Supaya bisa lebih awet, kawat anyaman dilapisi dengan plastic (PVC). 5. Revetment dari tumpukan batu pecah Bangunan ini biasanya dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar merupakan lapis pelindung yang terbuat dari batu dengan ukuran besar yang direncanakan mampu
menahan
serangan
gelombang.
Lapis
di
bawahnya terdiri dari tumpukan batu dengan ukuran lebih kecil. Bangunan ini merupakan konstruksi fleksibel yang dapat mengikuti penurunan atau konsolidasi tanah dasar. Kerusakan yang terjadi, seperti longsornya batu pelindung, mudah diperbaiki dengan menambah batu tersebut. Oleh karena itu diperlukan persediaan batu pelindung di dekat lokasi bangunan. 6. Revetment dari tumpukan pipa (buis) beton Bangunan pelindung pantai dari susunan pipa beton telah banyak digunakan di Indonesia. Bangunan ini terbuat dari pipa beton berbentuk bulat, yang banyak dijumpai di pasaran dan biasanya digunakan untuk membuat gorong-gorong, sumur gali, dan sebagainya. Pipa tersebut disusun secara berjajar atau bertumpuk dan didalamnya dapat diisi dengan batu atau beton siklop.
13 | P a g e
2.5.1 Concrette Mattresses Suatu matras beton secara sederhana adalah suatu elemen
konstruksi
yang
dibentuk
dengan
cara
menyuntikkan suatu bahan grout koloid ke dalam suatu cetakan
yang
terbuat
dari
bahan
fabric
sintetik.
Ketebalan matras ditentukan oleh penyekat woven di dalam fabric tersebut. Sistem ini mengijinkan konstruksi dari
elemen-elemen
yang
berbeda,
yang
dapat
digunakan untuk pencegahan erosi, memperbaiki aliran air, atau sebagai bahan kedap air (waterproofing). Berbagai jenis matras telah dipatenkan. Matras beton digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain: proteksi dan konsolidasi lereng atau dasar kanal, sungai, saluran, tebing pantai, atau strukturstruktur sejenis. Matras beton dapat disesuaikan untuk pelbagai keperluan yang berbeda dalam badan air atau konstruksi
maritim,
dan
kemudian
dimensinya
ditentukan menurut kebutuhan. Campuran beton yang biasa digunakan sebagai bahan pengisi adalah semen (tipe V untuk aplikasi pada lingkungan maritim) sebesar 600 kg/m3, pasir 1200 kg/m3, air 360 kg/m3 (rasio w/c = 0,6). Menurut tipenya dikenal 2 kelompok: -
Matras standar; yang biasanya digunakan jika tanah dasar keras, untuk memenuhi fungsi perlindungan tebing dan dasar sungai atau untuk menyekat
-
struktur-struktur hidrolis. Matras panel; memiliki kapasitas drainasi yang tinggi karena lubang-lubang drain (weep hole) yang besar pada selang 0,6 dan 2,0 pada kedua arah menurut
14 | P a g e
kebutuhan.
Tersedia
untuk
sebarang
panjang dan lebar dengan berat luas antara 200 sampai 1000 kp/m2 sehingga dapat dirakit sesuai dengan keperluan khusus. Beberapa
keuntungan
penggunaan
matras
beton
adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan, yaitu berat dasar sesuai dengan 2. 3. 4. 5.
keperluan Dapat dibuat dalam bentuk kaku atau lentur Dengan atau tanpa sambungan Tembus atau kedap air Relatif tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca buruk
selama pelaksanaan 6. Instalasi di bawah air juga dimungkinkan 7. Tidak diperlukan ‘predraining’ 8. Pelaksanaan relatif cepat 9. Ketahanan (durability) hampir tidak terbatas 10. Tidak memerlukan ‘sheet piling’ 11. Ekonomis 12. Penyederhanaan prosedur pelaksanaan karena hanya menggunakan satu proses dan satu bahan (buatan) saja 13. Berbagai tipe matras dapat dikombinasikan sesuai dengan keperluan 14. Secara ekologis menguntungkan 15. Telah terbukti memuaskan dalam pelbagai aplikasi 16. Cocok diterapkan pada hampir semua kondisi lereng/kontur 2.5.2 Revetment Pabrikasi a. Filter Hidrostatis Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis dari Revetment Systems International ini merupakan penanganan erosi monolitik kuat yang terdiri dari pembungkusan tanah berlapis ganda diisi dengan beton yang seluruhnya padat. Proses pembentukan multi-arah khusus yang diterapkan memungkinkan
15 | P a g e
lapisan-lapisan
bahan
bersama-sama
pada
yang
berbeda
pusat
dibentuk
tertentu
untuk
membentuk filter hidrostatis yang memungkinkan perlindungan
lapisan
mengeluarkan
untuk
tekanan
hidrostatis
struktur terpasang. Lapisan
Permukaan
Hidrostatis berbiaya
rendah,
merupakan
alternatif
‘bernafas’, di
belakang
Beton Filter permanen
utama
dalam
dan
metode
tradisional pengendalian erosi seperti beton cast-insitu atau
beton shot-in-situ,
pemasangan
batu,
penutupan atau pelapisan dengan batu. Oleh karena keunikan konstruksi yang dibungkus bahan ini, Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis dapat dipasang baik di atas maupun di bawah permukaan air. Keberagaman pemasangan Hidrostatis
fungsi
Lapisan
rancangan
Permukaan
membuatnya
sesuai
Beton
untuk
proyek yang tak terbatas. b. Flexbox Sementara mempertahankan
dan Filter
berbagai
semua
sifat
sistem Lapisan permukaan Beton Filter Hidrostatis, sistem
lapisan Flexblock dirancang
mengakomodasi
pergerakan
di
untuk
tanah
yang
mendasari. Sifat ini benar-benar mengembangkan konsep perlindungan erosi dengan beton lapisan tersusun. Proses pembentukan yang dipatenkan ini yang
dikembangkan
oleh Revetment
Systems
International ini menciptakan sebuah lapisan yang terbagi
menjadi
panel-panel
berhubungan dengan tabung grout. 16 | P a g e
yang
saling
Tabung-tabung adanya
tersebut
keseragaman
memungkinkan
inflasi
lapisan.
Setiap
tabung grout dirancang untuk berfungsi sebagai titik potong yang memungkinkan setiap panel bergerak secara
bebas
sewaktu
lapisan
tersusun
mempertahankan kelengkapan perlindungan. Seperti halnya dengan berbagai macam sistem perlindungan yang
ditawarkan
oleh Revetment
Systems
International, sistem Flexblock dapat dipasang baik di atas maupun di bawah permukaan air. Sifat unik sistem Flexblock ini terhadap
masalah
menawarkan
solusi
pengendalian
erosi
efektif yang
memerlukan sistem perlindungan yang fleksibel dengan biaya kompetitif. c. Growth Matt Produk ini telah
dirancang
dengan
memanfaatkan efek-efek pengikatan dan kamuflase tumbuh-tumbuhan, perlindungan
dengan
tanggung
yang
stabilitas dijaga
dan melalui
gabungan jaringan yang berkelanjutan dari susunan yang dimasuki tabung grout. Growth Matt diletakkan di atas permukaan yang ada atau yang bagian atasnya tanah dengan grout
berkekuatan
tinggi.
Ulir
susunan
antara
jaringan tabung bertujuan untuk mempertahankan tanah sebelum penanaman tumbuhan. Jika area yang diberi benih telah terbentuk dengan
sendirinya,
ulir-ulir
susunan
dapat
membantu mengikat tanahan ke struktur jaringan, dan kemudian membentuk perisai pelindung yang terpadu terhadap erosi. Seperti yang dijelaskan di
17 | P a g e
atas, susunan tersebut dapat diwarnai di lokasi atau di mill untuk mengkamuflasekan produk lebih lanjut. Aplikasi produknya beragam dari pengaliran dengan garis keliling hingga saluran pengalihan, aliran
air
banjir
dengan
kekentalan
rendah,
perlindungan tanggul dan pekerjaan lapangan (batu kerikil
dapat
disebarkan
di
atas
area
untuk
menggantikan tumbuhan). Penggunaan grout yang efisien di seluruh sistem merupakan alternatif yang efektif dengan harga yang menguntungkan. 2.5.3 Revetment Tipe Blok Beton Bergigi Struktur revetment terdiri dari unit-unit pelindung yang disusun membentuk kemiringan dikenal dengan struktur tipe rubel (periksa Gambar 4) . Unit pelindung bagian luar yang dikenal dengan istilah armor ini dapat dibuat dari batu belah/bulat atau dari blok-blok beton. Blok beton sebagai armor yang sudah dikenal antara lain kubus, tetrapod, aknon, dan dolos. Blok Beton Bergigi ini merupakan balok beton dengan perbandingan ukuran panjang (p): lebar (l) : tinggi (t) = 6 : 4 : 5. Ukuran minimum = 20 cm. Pada bagian depan dipasang gigi dengan tebal 8 cm dan tinggi 10 cm. Di bagian belakang diberi lubang dan dilengkapi dengan sekat. Sekat dimaksudkan agar tidak terjadi pergeseran posisi blok beton arah horizontal. Pada Gambar 5 disajikan sketsa blok beton bergigi. Terbatasnya batu alam dengan ukuran dan berat tertentu, telah mendorong penelitian dan inovasi yang menghasilkan batu pengganti, yang dikenal dengan blok beton bergigi. Stabilitas unit armor ditentukan oleh koefisien stabilitas yang disingkat KD. Untuk
18 | P a g e
tinggi gelombang yang sama, makin besar harga KD, maka berat armor yang diperlukan makin ringan, yang berarti lebih ekonomis. Armor tidak dapat berdiri
sendiri-sendiri,
tetapi
bekerja bersama-sama. Ikatan antar unit yang satu dengan yang lain tergantung dari jenis armor. Salah satu fungsi dari penelitian di Puslitbang Sumber Daya Air adalah mencari jenis armor yang mempunyai harga KD yang besar, sehingga diperoleh unit armor yang ringan dan apabila memungkinkan dalam pelaksanaannya
tidak menggunakan alat-alat
berat. Dari beberapa blok beton
yang
telah
diuji
coba, salah satunya adalah blok beton bergigi. Ikatan antara blok yang satu dengan yang
lain
(interlocking) diperkuat dengan adanya gigi, sehingga sulit lepas. Dari hasil penelitian diperoleh harga KD untuk blok beton bergigi ini adalah 4.0. Selain berat armor, salah satu besaran lain adalah tinggi rayapan. Pada tembok yang kedap dan halus, tinggi rayapan akan
lebih
permeabel
tinggi yang
dibandingkan
kasar.
Untuk
dengan
mengurangi
lapisan tinggi
rayapan, maka dalam pemasangan blok-blok beton diberi celah. Bidang celah diusahakan agar
terjadi
suatu proses aliran air yang masuk ke celah yang dapat mengurangi
tinggi
rayapan. Makin
rendah
tinggi rayapan, elevasi struktur akan makin rendah dan biaya yang diperlukan akan lebih murah. 2.6 KERUSAKAN DINDING PANTAI DAN PENANGGULANGANNYA Kegagalan pada sebuah dinding pantai dapat berupa gerusan (erosi) pada dasar dinding pantai akibat tidak terlindungi, pergeseran elemen bangunan pantai akibat
19 | P a g e
terjangan gelombang, kegagalan gelinding akibat ikatan angker yang lemah (dinding pantai jenis turap), dan terjadi perbedaan elevasi pada muka air pada bagian muka dan belakang dinding pantai (Failure Mechanisms For Flood Defence Structures, 2007). Perbedaan elevasi muka air laut di
belakang
dan
di
depan
bangunan
tersebut
dapat
menimbulkan kecepatan aliran cukup besar yang dapat menarik butiran tanah di belakang
dan pada pondasi
bangunan (piping). Keadaan ini dapat mengakibatkan rusak atau runtuhnya bangunan.
Gambar 2.2. Kegagalan gelinding pada Pantai Lebih, Pulau Bali (Laporan Survei: Kerusakan Pantai dan Penanggulangannya,2011) Pada
gambar
2.2
di
atas
dapat
dilihat,
akibat
perencanaan yang kurang baik, dinding pantai buis beton mengalami kegagalan gelinding yang menyebabkan dinding pantai Keadaan
tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. ini
juga
dapat
setempat. Gambar 2.2
20 | P a g e
membahayakan
pemukiman
juga menunjukkan kemungkinan
kegagalan gelinding terjadi akibat lapisan pasir di belakang dinding pantai tersebut tidak mampu mengimbangi tekanan di muka bangunan akibat limpasan gelombang yang sangat besar. Penanggulangannya yaitu dengan membuat sebuah dinding pantai yang sesuai dengan fungsinya yaitu dapat menahan limpasan gelombang yang sangat besar sehingga dapat mencegah terjadinya gelinding. Adapun penanggulangan yang dapat dilakukan apabila terjadi perbedaan elevasi muka air laut yaitu
Membuat
sehingga tidak terjadi limpasan Pada belakang bangunan dilindungi dengan lantai beton
elevasi
puncak
bangunan
cukup
tinggi
atau aspal dan dilengkapi dengan saluran drainase,
atau Membuat konstruksi yang dapat menahan terangkutnya butiran tanah/pasir, misalnya dengan menggunakan geotekstil yang berfungsi sebagai saringan.
21 | P a g e
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Dinding pantai atau revetment adalah bangunan pantai yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Adapun jenis-jenis dinding pantai yaitu dinding pantai beton, dinding
pantai
turap,
dinding
pantai
dari
beronjong dan dinding pantai (revetment). Revetment itu sendiri diklasifikasikan
tumpukan
berdasarkan
lokasi dan berdasarkan perlindungan alur arah horizontal. Ada
berbagai
bahan
penyusun
revetment
antara
lain
revetment dari susunan blok beton, revetment dengan turap baja, revetment dengan sisi tegak, revetment dengan tumpukan bronjong, revetment dari tumpukan batu pecah, revetment dari tumpukan pipa (buis) beton. Dalam perencanaannya tidak boleh asal-asalan agar tidak terjadi salah fungsi yang menyebabkan bangunan pantai
yang
dibangun
tidak
berfungsi
sebagaimana
mestinya. Berbagai kerusakan yang terjadi pada bangunan pantai terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air laut. Perbedaan elevasi muka air laut di belakang dan di depan bangunan tersebut dapat menimbulkan kecepatan aliran cukup besar yang dapat menarik butiran tanah di belakang dan pada pondasi bangunan (piping). Keadaan ini yang
menyebabkan
munculnya
berbagai
penyebab
kerusakan pada bangunan pantai seperti kegagalan guling dan erosi yang terjadi pada dasar dinding pantai. Untuk
22 | P a g e
penanggulangannya, dapat dilakukan dengan membuat konstruksi
yang
dapat
menahan
terangkutnya
butiran
tanah/pasir, misalnya dengan menggunakan geotekstil yang berfungsi sebagai saringan. 3.2 SARAN Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui lebih
jauh
(kegagalan)
tentang pada
penyebab
terjadinya
bangunan
pantai
penanggulangannya juga dapat dimaksimalkan.
23 | P a g e
kerusakan sehingga