BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Kelas reptilia merupakan suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian besar kadal, ular, penyu atau kura-kura, dan buaya. Ini adalah pengelompokkan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda tersebut. Namun demikian, analisis kladistik menunjukkan bahwa pengelompokkan semua vertebrata tersebut diatas di dalam satu kelas yang tidak menyertakan burung merupakan suatu hal yang tidak sesuai dengan filogeni. Burung tampaknya memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan buaya daripada antara kura-kura dan buaya. Pada kenyataannya, kelas reptilia tidak dapat didefinisikan kecuali oleh tidak adanya ciri-ciri yang membedakan burung (bulu terbang) dan mamalia (rambut dan kelenjar susu). Terlepas dari permasalahan taksonomik ini, mempelajari reptilia (dalam pengertian tradisional) memberikan fakta-fakta yang membantu kita memahami semua hewan amniota (Campbell, dkk., 2003). Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri di tempat yang kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kasar (Jasin, 1984). Kelas reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang telah berjaya pada masa mesozoikum, untuk lebih mengetahui lebih banyak lagi informasi-informasi seputar reptilia, maka disusunlah makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah karakteristik umum reptil? 2. Apakah klasifikasi dari ordo squamata? 3. Bagaimanakah morfologi dan anatomi ular? 4. Dimanakah persebaran reptil? 5. Bagaimanakah system organ dari dari reptil? 6. Bagaimanakan peran reptile dalam ekosistem?
1
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui karakteristik umum reptil. 2. Untuk mengetahui klasifikasi dari ordo squamata. 3. Untuk mengetahui morfologi dan anatomi ular. 4. Untuk mengetahui persebaran reptile. 5. Untuk mengetahui system organ dari dari reptile. 6. Untuk mengetahui peran reptile dalam ekosistem.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Karakteristik Umum Reptilia
Nama reptilia diambil dari model cara hewan berjalan (latin: reptum=melata atau merayap) dan studi tentang reptilia disebut Herpetology (Yunani: creptes = reptil) (Jasin, 1984). Reptilia memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan darat yang umumnya tidak ditemukan pada amfibia, sisik yang menagndung protein keratin membuat kulit reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Kulit berkeratin merupakan analog hewan vertebrata dari kutikula berkitin pada serangga dan kutikula berlilin pada tumbuhan darat. Karena reptilia tidak dapat bernafas melalui kulit yang kering, maka sebagian besar reptilia mendapatkan semua kebutuhan oksigennya melalui paru-paru. Banyak kura-kura juga menggunakan permukaan lembap pada kloakanya untuk pertukaran gas (Campbell, dkk., 2003). Reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut (Kurniati, 2009): 1.
Tubuh: ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku; kelenjar di permukaan kulit sedikit.
2.
Memiliki 2 pasang anggota badan, masing-masing dengan 5 jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat; anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
3.
Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital.
4.
Jantung terdiri dari 4 ruang yang belum terpisah sempurna, 2 serambidan ventrikel yang sebagian saling terpisah; 1 pasang bekas aorta; sel darah merah oval bikonkaf dengan inti.
5.
Respirasi dengan paru-paru; pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
6.
Terdapat 12 pasang syaraf cranial.
7.
Suhu tubuh berubah-ubah tergantung suhu lingkungan (poikolotermis).
8.
Fertilisasi internal,menggunakan organ kopulasi; telurnya besar mengandung kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit; biasanya telur ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang di dalam tubuh betina.
3
9.
Otak kecil sederhana, otak besar (serebrum) sudah mulai berkembang dengan tubuhnya disebut Neopalium. Neopalium adalah pertumbuhan serebral kortex yang baru.
10. Gigi reptilian bervariasi, letak dirahang atas dan bawah yaitu maxilla dan mandibulla, juga ada pada langit-langit ada juga reptilia yang tidak punya gigi (kura-kura).
B. Klasifikasi Ordo Squamata
Adapun klasifikasi dari ordo Squamata adalah sebagai berikut (Jasin, 1984): 1. Subordo Sauria
1) Tubuh panjang 2) Mandibula bersatu di bagian anterior. 3) Kelopak mata biasa dapat digerakkan. 4) Bentuk lidah bercabang. 5) Mempunyai kandung kemih 6) 1.
Famili Eublepharidae
Kingdom
2.
Contoh/Klasifikasi : Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Eublepharidae
Genus
: Goniurosaurus
Spesies
: G.araneus
Ciri-ciri Memiliki kelopak mata yang dapat digerakkan Berwarna kuning dan memiliki empat garis coklat lebar di bagian belakang Mata gelap coklat kemerahan
Famili Gekkonidae
Contoh/Klasifikasi Kingdom : Animalia
Cirri-ciri Jari-jari kaki yang memiliki adaptasi khusus
Phylum
: Vertebrata
yang memungkinkan untuk berada di bagian
Class
: Reptilia
permukaan tanpa menggunakan cairan atau
Ordo
: Squamata
tegangan permukaan.
Family
: Gekkonidae
Genus
: Hoplodactylus 4
Spesies
3.
: Hoplodactylus sp
Famili Agamidae
Contoh/Klasifikasi
Ciri-ciri Kaki kuat
Kingdom
: Animalia
Ekor tidak dapat beregenerasi
Phylum
: Vertebrata
Kaki belakang relative lebih panjang dari kaki depan
Class
: Reptilia
Keunikan
Ordo
: Squamata
Mampu mengubah warna tubuh untuk mengatur suhu
Family
: Agamidae
tubuh
Genus
: Sitana
Spesies
:
Sitana
ponticeriana
4.
Famili Chameleonidae
Contoh/Klasifikasi
Ciri-ciri Ukuran tubuh relatif besar
Kingdom
: Animalia
Kulit yang keras dan warna
Phylum
: Vertebrata
tubuh gelap.
Class
: Reptilia
Habitat :
Ordo
: Squamata
Family
: Chameleonidae
Genus
: Uromastyx
Spesies
: Uromastyx acanthinuru
Didalam gua-gua
5
5.
Famili Iguanidae
Contoh/Klasifikasi Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Iguanidae
Genus
: Ctenosaura
Spesies
: Ctenosaura similis
Ciri-ciri Ukuran tubuh bervariasi. Mempunyai sisik yang keras dan berwarna hijau Mempunyai cakar. Habitat : Di daratan dan di bebatuan.
2. Subordo Ophidia (ular)
1.
1)
Tidak mempunyai kaki ( tidak mempunyai telapak kaki ).
2)
Lubang telinga, tulang dada (sternum), dan kandung kemih tidak ada.
3)
Mandibula dihubungkan di bagian anterior oleh sebuah ligamentum.
4)
Bola mata tidak dapat digerakkan, tertutup oleh sisi transparan.
5)
Tidak mempunyai kelopak mata.
6)
Lidah panjang, bercabang dua dapat dijulurkan keluar
Famili Colubridae
Contoh/Klasifikasi Kingdom : Animalia
Ciri-ciri 1. Tubuh hitam, ditutupi oleh sisik berwarna
Phylum
: Vertebrata
hijau
Class
: Reptilia
2. Kepala berbentuk segitiga.
Ordo
: Squamata
3. Melilit di batang pohon.
Family
: Colubridae
Genus
: Chrysopedia
Spesies
: Chrysopedia ornata
4. Hidup dipepohonan
6
2.
Famili Elapidae
Contoh/Klasifikasi
3.
Ciri-ciri
Kingdom
: Animalia
Memiliki sepasang taring yang digunakan
Phylum
: Vertebrata
untuk menyuntikkan racun dari kelenjar yang
Class
: Reptilia
terletak di bagian belakang rahang atas.
Ordo
: Squamata
Family
: Elapidae
Genus
: Naja
Spesies
: Naja haje
Tubuh panjang dan ramping dengan sisik halus, tubuh berwarna gelap.
Family Viperidae
Contoh/Klasifikasi Kingdom : Animalia
4.
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Viperidae
Genus
: Vipera
Spesies
: Vipera aspis
Ciri-ciri Panjang tubuh 28 cm sampai 3,6 m ( Lachesis sesuai , Crotalinae ) Kepala berbentuk segitiga
Famili Boidae
Contoh/Klasifikasi Kingdom : Animalia
Ciri-ciri Rahang bawah yang relatif kaku dengan
Phylum
: Vertebrata
elemen koronoideus, sisa korset panggul
Class
: Reptilia
dengan anggota belakang yang sebagian
Ordo
: Squamata
terlihat sebagai sepasang taji , satu di kedua
Family
: Boidae
Genus
: Boa
Spesies
: Boa Constrictor
sisi lubang . Jantan dubur taji lebih besar dan lebih mencolok dari betina.
7
5.
Famili Pythonidae
Contoh/Klasifikasi
Ciri-ciri Tidak menyerang manusia
C.
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Pythonidae
Genus
: Python
Spesies
: Python molurus
kecuali terkejut atau terprovokasi Mangsa dibunuh oleh proses penyempitan
Morfologi dan Anatomi Ular a. Karakteristik Khusus 1) Warna Tubuh Warna juga menjadi penting dalam termoregulasi, yaitu akan menjadi
perubahan konsentrasi granula-granula pigmen dalam kromatofora akibat respon temperatur tinggi dengan mengurangi pewarnaan sehingga warna menjadi lebih terang., sementara itu temepratur rendah menyebabkan pewarnaan gelap. Warna juga disiapkan untuk melindungi organ-organ vital dari bahaya radiasi matahari. Kadangkala pigmentasi berfungsi untuk perisai organ intermuskular bahkan untuk perlindungan jaringan peritoneum (Kutnianti, 2009). 2) Sisik Epidermal Tubuh reptil dibungkus oleh sisik kering sebagai pelindung tubuh seperti
halnya sisik ikan. Sisik-sisik ini terbagi dalam 2 kategori, yaitu epidermal dan dermal. Tipe sisik reptil adalah superfisial dan umumnya berganti secara berkala. Sisik dermal adalah lempengan tulang yang tertanam permanen pada kulit dan bertahan selama hidupnya (Hickman, 2001). Reptil memiliki sisik epidermal yang terlihat amat nyata pada kadal dan ular. Sisik epidermal secara terus menerus diproduksi oleh karena pertumbuhan dari lapisan stratum germinativun epidermis dan umunya berlipat sehingga menjadi tumpang tindih satu sama lain. Ketika lapisan sisik epidermal tumbuh secara sempurna atau secara utuh, akhirnya menjadi terpisah dari stratum germinativum 8
dan tampak sebagai benda mati. Ular dan kadal sisik-sisiknya berganti yang disebut dengan proses ekdisis. Sebelum berlangsungnya ekdisis, sisik-sisik baru yang akan menggantikan sisik yang sudah tua sudah terbentuk. Kebanyakan ular berganti kulit secara sekaligus.Epidermal yang lepas pertama pada daerah kepala termasuk kulit di dorsal mata, ular pada akhirnya beringsut ke luar dari penutup lama. Pergantian kulit pada ular dihitung mulai saat pertama seekor ular berganti kuloit adalah bergantung pada tingkat pertumbuhannya. Jenis ular yang cepat pertumbuhannya biasanya berganti kulit setiap dua bulan (Hickman, 2001). Beberapa ular berbisa seperti pada Crotalus cerates dan Cerates cerates memiliki struktur seperti tanduk di atas matanya yang merupakan modifikasi dari sisik-sisik. Tanduk ini akan melipat ke bawah menutupi mata ketika kepala ular ditekan. Tanduk ini mungkin bermanfaat untuk melindungi mata ketika ular bergerak melalui bebatuan, akar-akar, belukar atau apa saja yang dapat menyebabkan luka. Lapisan kulit epidermal pada kadal tidak berganti secara keseluruhan dalam waktu relatif pendek (Hickman, 2001). Sisik epidermal reptil menunjukkan lebih banyak keragaman bentuk dan struktur, terutama pada ular dan kadal.Sisik tersebut mugkin tersusun secara longitudinal, diagonal atau transversal (baris-baris melintang). Sisik pada kepala umumnya berbeda dalam penampilan dari sisik bagian tubuh lain dan diberi nama sesuai dengan lokasinya. Sisik di sepanjang bagia bibir atas disebut sisik-sisik labial atas.,sisik yang melingkari mata adalah sisik okular, yang diantara kedua mata adalah sisik interokular. Perbedaan dalam ukuran, bentuk dan jumlah sisik ini memberikan ciri khusus dan penting untuk klasifikasi (Hickman, 2001. Sisik ular biasanya sikloid atau berbentuk segi empat. Sisik kadal mungkin dikelompokkan ke dalam sisik granular, sikloid, quadrangular atau mucromate, dan sisik mungkin halus atau kasar. Sisik bagian tubuh tertentu bisa termodifikasi hingga menjadi panjang seperti duri yang ditemukan pada iguana (Hickman, 2001). Sisik pada bagian ventral tubuh ukar umumnya lebih besar umumnya lebih besar, pitamoris melintang disebut scute yang berfungsi untuk memperluas lebar tubuh.Keberadaan scute di bagian bawah permukaan tubuh biasanya digunakan sebagai ciri dasar untuk membedakan ular dari kadal (Hickman, 2001). 3) Kelenjar Kulit
9
Karena sisik epidermal kering maka reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit kelenjar kulit. Kelenjar mukus dan kelenjar di kloaka pada buaya berfungsi selama masa bercumbu. Beberapa kadal juga memiliki kelenjar endokrin di dekat kloaka di masa kawin.Kadal ini memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang preanal atau lubang femoral, umumnya pada betina lebih kecil atau ditemukan hanya pada pejantan.Kelenjar ini menjadi sangat aktif pada musim kawin (Sukiya, 2005). Tipe kelenjar holokrin telah ditemukan disebut kelenjar keturunan atau generation gland.Perubahan sekresi dari kelenjar-kelenjar ini tampak dihubungkan dengan pertumbuhan sisik pada kulit (Sukiya, 2005). 4) Gigi
Ular umumnya memiliki gigi tipe pleurodont yang tersusun pada jajaran di rahang atas dan bawah. Beberapa ular berbisa memiliki gigi berlekuk yang disebut gigi opistoglifi. Ular berbisa kuat, umumnya memiliki sepasang taring berlubang terletak pada bagian anterior rahang atas, bentuk taring seperti jarum hipodermik dan dasar taring berhubungan dengan kantong kelenjar bisa. Kontraksi otot di sekitar kelenjar bisa pada saat ular menyerang, bertanggung jawab untuk menyuntikkan bisa melewati taring ke korban. Taring, seperti juga gigi yang lain akan diganti bila tanggal. Taring ular berbisa opistoglifi adalah gigi bisa yang terletak pada rahang atas bagian posterior sedangkan gigi bisa yang terletak pada rahang atas bagian anterior dan dapat dilipat (bisa digerakkan) karena ada engsel disebut gigi solenoglifi. Gigi bisa pada ular kobra dan ular mamaba taringnya terletak pada rahang atas bagian anterior dan gigi bisa ini tidak bisa digerakkan yang disebut dengan tipe gigi taring proteroglifi (Sukiya, 2005). Berdasarkan letak taringnya, tipe gigi ular dapat dibedakan menjadi empat dan dapat dijadikan acuan ular tersebut berbisa atau ti dak, yaitu (Jasin, 1984): 1.
Aglypha: Tidak memiliki taring bisa. Contoh : Ptyas korros (Ular kayu), Python reticulatus (Ular sanca batik). Ular ini tidak berbisa.
2.
Ophistoglypha: Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada rahang atas. Contoh : Boiga dendrophila (ular cincin emas). Ular ini berbisa menengah.
3.
Proteroglypha: Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan. Contoh : Naja naja sputatrix (ular kobra), Ophiophagus Hannah (ular king kobra) Ular ini berbisa tinggi. 10
4.
Solenoglypha: Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat dilipat. Contoh : Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa tinggi.
5) Alat Gerak (appendages) dan Lokomosi
Gerakan melata pada ular adalah hal yang menarik. Ternyata ular melata dengan cara berbeda. Ada 4 tipe gerakan maju, yaitu berombak horizontal , rectilinear, concertina dan sidewinder. Rattlesnake dan ular berbisa memiliki lubang sensor khusus di setiap sisi kepala. Keberadaan lubang ini telah dipelajari oleh Noble dan Schmidt (1937), bahwa walaupun semua organ utama dirusak atau diblok ternyata ular mampu menemukan atau mengetahui lokasi dan mematuk mangsanya sebab objek memiliki suhu tubuh lebih tinggi atau lebih rendah dari lingkungan sekitar. Lubang-lubang sensor ini bersifat saraf opthithalmic cabang dari saraf cranial ke V. Organ sensor di kepala ular fiton Australia ( Morelia spilotes) mampu menerima sinar infra merah (Sukiya, 2005).
b. Morfologi ular
Pada bagian morfologi ular memiliki mulut , dengan lidah yang bercabang yang menghasilkan bisa lidah yang panjang dan silindris berfungsi sebagai indera perasa dan peraba. Lidah dapat dijulurkan melalui noktah tengah yang berada di bibir bawah sehingga ular mampu menjulurkan lidah tanpa harus membuka mulut. Umumnya lidah berwarna hitam, tetapi adakalanya berwarna merah terang atau kebiruan. Walaupun panjang dan bergerak sangat dinamis, lidah bukan sebagai alat bantu menelan. Sebagai indera perasa, lidah ular dipakai untuk mengenali lingkungan baru dengan cara dijulurkan ke luar agak lama. Bila ada makanan atau benda baru di dekatnya, ular akan menjulurkan lidah dan menyentuhkannya berkali-kali sebelum menelan atau menolaknya. Bila timbul rangsangan istimewa maka lidah akan dijulurkan dan bergetar. Ternyata dalam mulut ular terdapat kumpulan saraf yang bernama Jacobson. Letaknya di bagian atas mulut ular. Lidah ular yang berbentuk seperti garpu inilah yang berfungsi seperti hidung. Lalu, segala yang diciumnya akan dikirimkan ke Jacobson. dari situlah, ular akan bergerak, dan gurat sisik, Seluruh tubuh ular dibalut kulit yang elastis sehingga pergerakan tubuhnya sangat lentur. Kulit yang elastis ini memungkinkan ular meregang dan mengembang saat menelan mangsa. Saat tubuh sedang mengembang, antara sisik dan kulit yang terkembang tampak sangat tipis. Lapisan epidermis kulit luar dapat kasar atau halus. Sisiknya 11
tersusun rapi dari yang besar sampai kecil. Sisik ini sebenarnya merupakan “tulang kulit” yang disebut dermalcore atau osteoderm dan ada yang tersusun tumpang tindih (overlapping ) (Brotowidjoyo, 1994).
c. Anatomi
Ular adalah binatang yang istimewa, bagian-bagian organ dalam ular ini mengikuti kontur tubuhnya yang panjang dan ramping. Pada pengamatan anatomi terdapat kerongkongan, batang tenggorokan, paru-paru, untuk peredaran darah terdapat jantung terdiri atas bagian kiri dan kanan, hati lambung, kantung udara, pancreas, limpa, usus, ovarium, organ sekresi ginjal dan berakhir di kloaka (Jasin, 1984).
d. Zoogeografi
Reptil bisa ditemui di semua benua kecuali Antartika, walaupun distribusi Reptil yang utama hanya di daerah tropis dan sub-tropis. Habitat dari kelas reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu ordo Crocodilia dan beberapa anggota ordo Chelonia, beberapa sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil sub-ordo Ophidia dan Lacertilia (Wikipedia, 2012). Reptilia hidup di rawa atau di sungai, atau di tapi laut. Untuk tempat perlindungan, misalnya buaya menggali lubang di tepi sungai.Makanan terdiri dari berbagai hewan.Reptilia mencakup empat ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, Rhynchocephalia, dan Crocodilia. Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terrestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon. Untuk komodo sangatlah endemik yaitu terbatas persebarannya di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara, seperti pulau Komodo, Padar, Rinca dan di ujung barat pulau Flores (Wikipedia, 2012). Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepi danau, pantai, dan rawa-rawa. Di perkotaan, biawak sering temukan hidup di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai.Sedangkan cecak hidup di dinding dan atap rumah. Di alam cecak biasanya hidup pada tempat teduh. Persebaran lacertilia sangat 12
hampir setiap tempat dapat ditemukan kecuali di daerah Arktik, Antartika dan Greenland (Wikipedia, 2012).
D. Sistem Organ 1. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada reptil lebih sempurna dari pada amfibi oleh sebab adanya paru paru fungsional dan ginjal metanefros. Atrium jantung terbagi sempurna menjadi ruangan kanan dan kiri, sinus venosus menyatu dengan dinding atrium kanan, ventrikel terpisah oleh septum (sekat). Ventrikel pada aligator dan buaya terbagi menjadi 2 kamar secara sempurna (Sukiya,2005). Jantung pada hewan ini terletak di bagian anterior ventral dari rongga thorax, terdiri dari sinus venosus yang kecil yang berfungsi menerima darah dari vena, dua buah auricular dan dua ventrucula.antara ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna karena masih terdapat foramen panizzae. Darah dari vena akan masuk ke dalam jantung melalui sinus venosus, auriculum dextra, ventruculum dextra, arteri pulmonalus dari paru-paru darah kembali masuk ke auriculum sinestra dan akan terus ke ventriculum sinestra. Dari sini akan melalui sepasang arcus aorticus yang selanjutnya ke arah dorsal mengelilingi oesophagus, dari dasar archus aorticus dexter muncul dua arteri ke leher dan kepala. Dua archus aorticus menghubungkan diri menjadi satu di sebelah dorsal menjadi aorta dorsalis yang akan memberikan darah kepada alatalat di dalam rongga tubuh, ke ektremitas posterior dan ekor. Darah vena dikumpulkan oleh vena cava anterior yang menampung darah dari kepala dan kedua ekstremitas anterior, sebuah vena cava posterior menampung darah dari organum reprodactivum dan ren, vena porta hepatica menampung darah dari tractus digestive yang memecah menjadi kapiler-kapiler di dalam hepar dan dikumpulkan oleh vena hepatica yang pendek. Vena epigastris pada masing-masing sisi pada rongga abdominalis menampung darah dari ekstremitas posterior, ekor, dan tubuh. Dari kedua vena cava tersebut akan masuk melalui sinus venosus (Kutnianti, 2009). 2. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada reptil disesuaikan dengan kebiasaan makan. Reptil umumnya herbivora, hanya sedikit yang karnivora. Reptil karnivora kecil makanan pokoknya serangga dan avertebrata lain, sedangkan karnivora yang lebih besar mangsa pokoknya adalah vertebrata lain mulai dari ikan sampai mamal (Sukiya, 2005).
13
Reptil darat umumnya mempunyai kelenjar pencernaan di mulut yang berkembang lebih baik. Hal ini dihubungkan dengan keperluan untuk pelumasan makanan yang kering agar mengurangi gesekan saat ditelan. Kelenjar-kelenjar ini antara lain di daerah fasial lingual dan sublingual. Kelenjar racun padareptil berasal dari beberapa kelenjar mulut tersebut. Kelenjar racun pada kadal beracun merupakan modifikasi dari kelenjar sublingual (Sukiya, 2005). Lidah ular berkembang baik. Lidah dapat dijulurkan untuk menangkap mangsa, ujungnya dipertebal dan lengket sehingga mangsa dapat menempel. Ujung lidah ular bercabang dan dapat dijulurkan, berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan rangsangan kimia dari lingkungan luar. Esofagus mudah dibedakan dengan ventrikulus. Usus halus umumnya bergelung-gelung untuk memperbesar permukaan penyerangan. Caecum terletak pada titik persimpangan antara usus halus dan usus besar, tetapi tidak semua reptil memiliki (Sukiya, 2005). Pada hewan ini terdapat dentes atau gigi yang berfugsi untuk mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi ini dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang berbentuk kerucut menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok kearah cavum oris. Pada tulang langit-langit (palatum) terdapat deretan gigi yang halus disebut dengan dentes palatini. Lingua pipih bersifat bipida atau bercabang dua terletak di dasar cavum oris. Kemudian pada belakang faring terdapat oesophagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagin fundus yang agak bulat dan bagian kecil disebut pyloris. Bagian ini akan bersambung dengan intesinum tenue (usus halus) dan akan berlanjut di intestinum crasum (usus besar) yang biasa disebut rectum. Diantara kedua intestinum terdapat saecum yang pendek, dan pada akhirnya rectum bermuara pada kloaka. Kloaka merupakan muara umum dari tractus digestive dan reproduktifa(Kutnianti, 2009). 3. Sistem Pernafasan
Paru-paru pada reptil lebih berkembang dari pada amfibi, tetapi masih lebih sederhana bila dibandingkan dengan vertebrata yang lebih tinggi. Paru-paru kiri pada ular, tereduksi atau bahkan tidak ada. Reduksi atau eliminasi ini ada hubungannya dengan bentuk tubuh memanjang (Sukiya, 2005). Pada proses respirasi, hewan ini mengambil udara melalui nares ekterna terus menembus plat yang keras menuju ke nares interna yang terletak di belakang lubang ekterna. Larynx tersusun atas tulang rawan tiga buah dan berisi beberapa pita suara. Selanjutnya berhubungan dengan trakea yang tersusun atas gelang-gelang tulang rawan. 14
Trakea bercabang menjadi dua bronchi yang selanjutnya masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas bagian anterior yang lebih kompleks (Jasin, 1984). 4. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi dapat dibedakan antara sistem genitalis feminine (betina) dan sistem genitalis musculina (jantan). Sistem genitalis feminine terdiri atas sepasang ovarium yang berbentuk ovoid pada datarannya terdapat benjolan retroperitonial. Oviduct yang merupakan saluran yang berdinding tipis, mulai dari cranial sabagai corong ostium abdominalis. Oviduct memiliki kelenjar dindingnya yang memberi kulit keras pada ovum yang sudah dibuahi. Oviduct bermuara di kloaka yang dinding dorsal agak ke muka daripada muara ureter. System genitalis musculina terdiri atas sepasang testis yang berbentuk oval kecil yang berwarna keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididimis kemudian dilanjutkan oleh saluran vasa deferensia. Pada bagian caudalnya bersatu dahulu dengan ureter baru masuk kloaka. Di samping itu semua terdapat alat kopulation yang disebut hemi-penis yang terjadi antara dua organon yang terjadi karena tonjolan dinding kloaka. Pada waktu istirahat melipat masuk dengan dinding otot di sebelahnya. Pada waktu copulation hemi-penis ditonjolkan keluar sedang otot daging ke sebelah dalam. Semua bagian alat-alat genitalis itu digantung oleh alat penggantung yang masing-masing ialah mesovarium untuk ovarium, ligamentum untuk oviduct, dan mesorchium untuk penis (Brotowijoyo, 1994).
E. Peran dalam Ekosistem
Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut(Wikipedia, 2012): a.
Sebagai predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung memakan serangga.
b.
Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan te lur penyu.
c.
Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan.
d.
Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan ular berbisa dapat membunuh manusia. Banyak jenis kadal dan ular yang menguntungkan manusia karena memakan serangga
dan rodentia. Banyak kulit ular yang diperdagangkan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu dll. Bagi sebagian orang daging ular juga dijadikan makanan karena dipercaya memiliki khasiat sebagai obat. Bisa ular juga seba gai penawar gigitan ular. 15
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh setelah pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: Karakteristik umum reptil adalah tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin). Memiliki 2 pasang anggota badan. Masing-masing dengan 5 jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular. Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital. Jantung terdiri dari 4 ruang yang belum terpisah sempurna, 2 serambi dan ventrikel yang sebagian saling terpisah; 1 pasang bekas aorta; sel darah merah oval bikonkaf dengan inti. Respirasi dengan paru-paru. Terdapat 12 pasang syaraf cranial. Suhu tubuh berubah-ubah tergantung suhu lingkungan (poikolotermis). Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi. Otak kecil sederhana, otak besar (serebrum) sudah mulai berkembang dengan tubuhnya disebut Neopalium. Gigi reptilian bervariasi, letak dirahang atas dan bawah yaitu maxilla dan mandibulla.
B. SARAN Dalam upaya mencari informasi guna kepentingan materi dan penulisan makalah ini,
kami banyak mengalami hambatan dan keterbatasan. Untuk itu kami berharap kepada pihak yang berwenang untuk dapat menyediakan sumber belajar yang memadai, sehingga dapat memenuhi kebutuhan mahasisw/i akan informasi yang diperlukan. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran untuk perbaikan makalah berikutnya sangat kami harapakan. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penulisan makalah ini, terutama kepada : 1.
Eko Very M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Konsep Dasar IPA 2 yang telah mendidik dan membimbing kami.
2.
Teman-teman kelompok yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan dana untuk penyelesaian makalah ini.
16