MAKALAH PUISI ANAK
Disusun untuk Memenuhi Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sastra Anak Dosen Pengampu: Dr. Enny Zubaidah, M.Pd M.Pd
Disusun Oleh: Kelompok 9/ Pendidikan Dasar Kelas C
1. Anggili Pratama
15712251004
2. Ivona Febriyani Kurniawati
15712251029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi. Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi i nterpretasi pengalaman manusia yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan marah. Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan perkembangan selera, konsep estetika yang selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah hakikat puisi anak ? 2. Bagaimana karakteristik puisi anak ? 3. Apa saja jenis puisi anak ? 4. Apa saja unsur puisi anak ? C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk mengetahui: mengetahui : 1. Hakikat puisi anak 2. Karakteristik puisi anak 3. Jenis puisi anak 4. Unsur puisi ana
Puisi Anak
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Puisi Anak
Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan pemilihan aspekaspek kebahasaan terutama diksi, bentuk, makna untuk memperoleh efek keindahan (Nurgiyantoro, 2013:312). Bahasa dalam puisi mendayagunakan unsur bahasa sehingga mampu memberikan efek menyentuh, mempesona, membangkitkan imajinasi, merangsang, dan suasana tertentu. Pendayagunaan unsur
bahasa
untuk
memperoleh
keindahan
itu
antara
lain
dapat
menggunakan permainan bunyi, dan adanya sarana retorika. Permainan bunyi berupa berbagai bentuk perulangan untu efek persajakan dan irama yang melodis. Sarana retorika pada puisi anak berupa pemilihan kata, ungkapan, permajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan. Menulis puisi pada dasarnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan daya pikir imajinasi siswa dan membentuk watak siswa. Pembelajaran menulis puisi merupakan salah satu aspek penting yang harus diajarkan pada para siswa sekolah dasar agar siswa dapat mengenal, memahami, dan memanfaatkan puisi untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, dan meningkatkan kemampuan terutama dalam kemampuan berbahasa. Cronmiller (2007:1) berpendapat bahwa membaca dan menulis puisi membutuhkan keterlibatan imajinasi secara aktif dan kreatif sehingga perlu diajarkan sejak usia dini sebagai bekal hidup bermakna. Puisi juga membantu mengembangkan keterampilan berpikir. Berdasarkan pengertian tersebut, puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan aspek kebahasaan yaitu diksi, makna, dan bentuk sebagai wujud ekspresi diri dengan bahasa yang indah. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari, puisi menggunakan bahasa yang ringkas, kata-kata yang digunakan adalah konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Kata-kata dalam puisi seolah-olah tercipta suatu yang dirasakan pembaca, didengar, dan dilihat.
Puisi Anak
3
B.
Karakteristik Puisi Anak
Menulis puisi dapat membantu anak mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa yang indah dalam puisi, anak dapat menjadikan puisi sebagai media untuk menuangkan segala hal yang dirasakan, dan dapat mengasah kreativitas anak. Anak harus dapat mengekspresikan sesuatu yang ada pada pikirannya, yang berupa kata-kata yang dirangkai dalam sebuah karya sastra yang mempunyai makna yaitu puisi. Siswa harus dapat memperkaya
pengalaman
serta
pemahaman
kosakatanya
agar
dapat
kias,
tetapi
diterapkan di dalam karya sastra. Karakteristik
puisi
anak
menggunakan
kata-kata
bahasanya, lugas, sesuai dengan kehidupan anak yang jujur dan polos. Nurgiyantoro (2013:313) berpendapat bahwa keluasan makna pada puisi anak belum seluas puisi dewasa, daya jangkau imajinasi anak dalam hal pemaknaan puisi masih terbatas. Puisi anak harus tetap memperhatikan kesederhanaan bahasa. Kesederhanaan yang dimaksud adalah dilihat dari unsur diksi, struktur, ungkapan, dan kemaknaan. Puisi anak, dalam hal bahasa maupun makna yang diungkapkan masih polos, lugas, apa adanya. Puisi anak ditulis dengan cara seleksi ketat, penggunaan metafora, dan citraan untuk menggambarkan imajinasi memori, dan emosi. Seleksi bahasa dan dan penggunaan berbagai ungkapan, citraan, serta berbagai penggambaran yang diungkapkan sebatas daya jangkau anak. Puisi anak mempunyai karakteristik bahasa yang sederhana baik dalam hal pilihan kata, struktur, maupun pemaknaan. Hal itu sejalan dengan perkembangan tingkat kejiwaan, daya pikir, dan emosi anak. Bentuk metafora yang biasa digunakan anak masih dalam bentuk sederhana. Puisi anak memperhatikan bentuk tipografi yaitu ditulis dalam larik-larik pendek, berganti baris meskipun margin kanan belum penuh sehingga membentuk bait-bait (Nurgiyantoro, 2013:315). Kandungan puisi anak tidak jauh dari dari dunia anak, pengalaman anak, dan bagaimana cara memandang hal-hal yang menurut ukuran orang dewasa tergolong sederhana. Keindahan puisi anak pada makna justru terlihat pada kepolosan dan keluguan bahasa yang
Puisi Anak
4
digunakan, artinya lebih banyak menunjuk makna langsung. Menurut Norton (323 – 324) puisi anak – anak mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan. 2. Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa. 3. Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru. 4. Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari. 5. Ditulis berdasarkan pengalaman anak. 6. Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu. 7. Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak,
menggelitik
egonya,
mengingat
kebahagiaan,
menyentuh
kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak. 8. Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.
C. Jenis Puisi Anak
Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu. Pembedaan yang sering dipergunakan adalah didasarkan isi kandungan yang ingin disampaikan. Jenis puisi anak menurut Nurgiyantoro (2013:27) dibedakan menjadi puisi naratif, balada, lirik, dan personal. Puisi naratif adalah puisi yang mengandung cerita, atau sebaliknya cerita yang dikisahkan dengan cara puisi. Puisi balada memiliki karakteristik repetisi bunyi yang kuat, berupa dialog dalam pengisahan cerita, umumnya berisi cerita petualangan heroik. Puisi lirik adalah puisi yang menggambarkan perasaan, suasana hati, jiwa, dan pikiran. Puisi personal adalah puisi modern yang sengaja ditulis untuk anak-anak oleh penulis dewasa maupun anak-anak. Puisi personal dapat berbicara tentang apa saja yang menarik bagi penulis, misalnya berbicara tentang alam, keindahan alam, ibu, dan kebaikan hati ibu, pengorbanan ibu, adik baru, persahabatan, binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Puisi Anak
5
Dalam konteks puisi untuk anak-anak, Huck (1987:406-412) merekomendasikan adanya tujuh tipe/bentuk puisi untuk anak-anak yaitu; (1) balada, (2) puisi naratif, (3) liris (lyrical), (4) limerik, (5) sajak bebas (free verse), (6) haiku, dan (7) puisi kongret. Sementara Stewig (1980) menambahkan jenis cinquain dan akrostik dalam daftar jenis puisi di atas. Anak-anak ternyata lebih tertarik terhadap gagasan suatu puisi daripada mengetahui berbagai macam tipe/bentuk puisi. Meskipun demikian, guru perlu
memperkenalkan
kepada
anak-anak
tentang
berbagai
macam
tipe/bentuk puisi untuk kemudian mencatat reaksi mereka. Pemahaman serta apresiasi terhadap berbagai tipe/bentuk puisi akan tubuh secara beransuransur, untuk itu langkah-langkah perkenalan perlu dil akukan sejak dini. a. Balada Balada merupakan puisi naratif yang telah diadaptasikan untuk nyanyian atau yang memberikan efek terhadap lagu. Karakteristik balada seringkali menggunakan repetisi, rima, dan ritme yang ditandai serta refrain yang kembali saat balada dinyanyikan. Balada biasanya berkaitan dengan perbuatan heroik dan mencakup kisah pembunuhan, cerita yang tak terbalas, perseteruan serta tragedi. Dikaitkan dengan puisi balada untuk anak-anak salah satu alternatif yang dapat dipilih adalah: (a) menyeleksi puisi-puisi balada yang diciptakan oleh penyair; (b) menyeleksi lagu-lagu balada yang telah ada selama ini; (c) memanfaatkan puisi-puisi balada. Khusus untuk dua butir pertama seleksi didasarkan atas kesesuaiannya dengan kehidupan anak-anak, serta kebermaknaan bagi mereka.
Puisi Anak
6
PUISI BALADA SEORANG PELAJAR Di Pagi hari yang datang Mentari terbangun menyinari bumi Nuansa mulai hangat terasa Menjadi awal hari yang cerah Seseorang terbangun dari tidurnya Melihat sang cahaya mentari yang terang Bersegeralah ia bersiap Untuk melakukan kewajibannya Ia akan pergi ke sekolah Untuk mencari ilmu yang bermanfaat Dan ia memohon kepada orang tuanya Agar ia di mudahkan untuk menuntut ilmu Wahai ibu dan bapak Doakanlah anakmu ini Agar di mudahkan untuk mencari ilmu Supaya kelak anakmu ini menjadi orang berhasil Wahai anakku Pergilah engkau menuntut ilmu Akan ibu doakan supaya engkau menjadi sukses doa ibu akan menyertai engkau pergilah sang anak ke sekolah menempuh perjalanan yang jauh tak peduli panas terik matahari yang menyengat takkan menghentikan langkahnya demi harapannya dan keinginannya takkan mundur 1000 langkah untuk menjadi orang sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa
Puisi Anak
7
Balada Kasih Ibu Cintamu menyinari jiwa bak cerahnya sinar sang mentari Sayangmu segarkan asa sesegar embun pagi Kasihmu wangi seharum bunga melati Hadirmu di sisiku takkan tergantikan Cinta, rindu, dan ragaku bahkan adalah milikmu Bagaimana mungkin aku terbang mencari sosok lain tuk menggantimu Jasamu padaku takkan mungkin terbalaskan Mengandung, melahirkan dalam derita tak masalah bagimu Merawat, mendidik, membesarkan dalam kesusahan tak apa buatmu Itu semua demi aku anakmu Bu bagaimana aku bisa balas semua ini Semua cinta, kasih, dan sayangmu padaku Gunung emas, lautan permata, seisi dunia bahkan takkan sanggup membalasnya Hanya doa mungkin yang bisa kupanjatkan Karena hanya Tuhanlah yang sanggup tuk membalasnya Tuhan ampunilah segala dosanya Tuhan sayangilah ia Tuhan tempatkanlah ia di surgamu nanti Amiin…
Puisi Anak
8
Puisi Balada "Ibu" Ibu... Engkau adalah nafas hidupku Engkau yang selalu ada dalam hatiku Engkau adalah wanita yang luar biasa bagi ku Dalam balutan kelemahan mu Engkau pancarkan berjuta harapan Tersenyum penuh dengan keindahan Dalam sebuah ketulusan Oh...ibu aku tak tahu bagaimana jadinya diriku Jika hidupku tanpa kasih sayang mu Akupun tak habis pikir apa jadinya Jika ku tak dilahirkan dari rahim mu Tetapi sampai sekarang dan sampai kapanpun Aku akan bersyukur kepada Allah Karena telah memberikan malaikat dan bidadari Dalam wujud seorang yang hebat seperti mu IBU...
Puisi Anak
9
MAMA, ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU PAGAR Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar Kasihan sekali. Matanya buta, jalannya meraba-raba Sherly hanya dapat memberinya sepotong coklat dan Gula-gula. Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk membeli buku. Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar Kasihan sekali. Tampaknya lapar dan belum makan dari pagi Barangkali uang belanja masih tersisa. Sebagaian dapat diberikan padanya Untuk pembeli sebungkus nasi atau makanan. Mama, orang minta-minta itu telah meninggalkan pintu pagar. Dengan uang yang dua puluh lima rupiah, wajahnya kelihatan cerah. Ia kembali berjalan tersaruk-saruk dituntun oleh tongkatnya menuju rumah tetangga (Sherly Malinton, Bunga Anggrek untuk Mama, 1981:16)
b. Sajak/Puisi Naratif Puisi naratif merupakan salah satu bentuk puisi (anak-anak) yang menceritakan suatu kejadian khusus atau episode cerita yang panjang. Jenisnya dapat berupa lirik, soneta, atau ditulis dalam bentuk sajak bebas, tetapi
persyaratannya
harus
dipenuhi,
yakni
harus
menceritakan
kisah/cerita tertentu yang sebenarnya tidak ada ceritanya. Di Amerika Serikat, puisi naratif klasik yang digemari oleh anak-anak adalah kisah Santa Claus, atau Sinterklas. Tokoh ini digambarkan ke luar malammalam menjelang natal untuk membagi-bagi hadiah kepada anak-anak. Puisi naratif lain yang disenangi anak-anak (Amerika) usia di bawah tujuh tahun adalah cerita binatang. Anak-anak usia tujuh/delapan tahun menggemari puisi naratif yang mengisahkan raja-raja yang memiliki sifat Puisi Anak
10
pemarah, puisi-puisi lucu, pada usia yang lebih lanjut, anak-anak menyukai kisah tragis/kisah sedih dan anak-anak pertengahan (middle – graders) menyukai cerita mengerikan (Huck, 1987:408).
PUTRI BANGAU Karena tak ada aral melintang Konon dahulu di negeri Jepang
Mereka pun kawin tanpa halangan
Tersebutlah tentang sebuah dongeng
Mendirikan huma di tengah hutan
Mengisahkan seekor bangau yang
Sambil bekerja pagi dan petang
malang Ketika Pak Tani kerja di lading
Sayapnya luka tak bisa terbang
Sang istri bertenun dalam kamar Seorang Pak Tani setengah baya Menemukannya dekat telaga
Setelah siap selembar kain
Bangau dipungut diobatinya
Sarung sutra halus dan indah
Sehingga sembuh sayap yang luka
Sang istri mohon agar dijual Kepada pedagang yang dari kota
Sang bangau tak dapat banyak bicara Pada Pak Tani berhati mulia
Karena kainnya sangat indah
Dalam hatinya ia berjanji
Sutra halus tenunan dewi
Suatu waktu akan datang kembali
Pedagang kota sedia membayar Banyaknya uang sepundi emas
Datanglah saatnyadi suatu pagi Ketika Pak Tani lagi sendiri
Demikianlah hidup Pak Tani miskin
Datanglah padanya seorang putri
Mnjadi kaya beristri jelita
Ingin diterima sebagai istri
Mereka rukun saling setia Nikmati hidup damai bahagia
c. Liris/Lyrical Puisi jenis ini biasanya bersifat pribadi/deskriptif tanpa ditetapkan panjangnya atau strukturnya kecuali pada unsur melodinya. Sudjiman (1986:47) mengemukakan batasan lirik sebagai karya sastra yang berisikan curahan perasaan pribadi, perasaannnya.
Satu
hal
yang
yang mengutamakan lukisan
mencolok
pada
liris/lirik
adalah
kebernyanyian atau singingness kata-katanya, sehingga anak-anak merasa senang. Pada puisi liris/lirik orkestrasi bunyi sangat dominan.
Puisi Anak
11
LINDUNGILAH AKU
Bila petang sudah datang Aku mulai ancang-ancang Untuk pergi terbang melayang Menerobos awan hitam, dan Menelusuri gelapnya malam Akulah si kelelawar hitam Yang tak pernah jemu ataupun bosan Terbang berkeliling mancari buah matang Untuk kujadikan santapan Tidurku di hari siang Bergerombol bersama teman-teman Begelantungan di atas dahan Nun jauh tinggi jangkauan Namun kehidupanku kini tak lagi tenteram Bahkan selalu terancam Diburu dan ditembaki senapan Oleh manusia yang tak punya rasa kasihan Wahai para pemburu Kasihanilah aku serta keturunanku Jangan terus menerus diburu Karena akupun ingin hidup seperti kamu Bebas berkembang biak tiada yang menggangu Seandainya aku punah dari bumiku Tentunya anak-anak serta cucumu Tak akan pernah ada yang tahu Bagaimana bentuk dn rupaku. (Romi N.G. Firdaus, 10 tahun, MI Fathurachman Jakarta Selatan)
Puisi Anak
12
PAPAKU
Ya Tuhan….. Aku mohon Kau melindungi Dan menjaga Papa selalu. Saat aku masih tidur lelap Papa sudah berangkat kerja Mencari nafkah buat kami semua Tengah malam Papa baru pulang Saat aku sudah tertidur pulas Ya Tuhan…..
Terima kasih Kau beri kami Papa yang baik hati (Reynaldo Marsadio, SDN Ungaran 1 Yogyakarta)
d. Limerik Puisi limerik merupakan sajak lima baris dengan baris pertama dan keduanya berimaan (rhyming), baris ketiga dan keempat bersifat persetujuan (agreeing), dan baris kelima biasanya berisi pengakhiran (ending). Pada ending biasanya dinyatakan dengan kejutan atau humor. Puisi jenis ini juga ditandai oleh adanya nada humor, keganjilan dan keanehan pengucapan. Anak-anak pada usia tingkat pertengahan sudah dapat menikmati puisi limerik, hal ini disebabkan oleh kemampuan berpikir mereka yang sudah pada tingkat berpikir simbolis dan abstrak.
Pernah ada seorang dari Calcutta Yang pernah menikmati makan mentega Dia akan mencakup roti Dengan selai sebaliknya Dan melemparkan mentega dalam selokan!
Puisi Anak
13
e. Haiku Jenis puisi Haiku merupakan salah satu bentuk puisi Jepang kuno yang berkembang sekitar abad ke-13 Masehi. Haiku terdiri atas tujuh belas suku kata. Baris pertama dan ketiga berisi lima suku kata, dan baris kedua terdiri atas tujuh suku kata. Hampir setiap haiku dapat dipilih menjadi dua bagian yakni, (i) uraian yang berisikan acuan (langsung atau tidak langsung biasanya pada cuaca); (ii) berisikan pernyataan tentang mood atau suasana hati. Hubungan kedua bagian itu disiratkan, baik kesamaannya maupun perbedaan penceritaannya. Untuk sasaran anakanak SD kita, bentuk haiku tampaknya belum dikembangkan menjadi bahan apresiasi sastra atau bahan pertimbangan pembinaan keterampilan menulis kreatif. Laut apa yang hendak kau tunjukan padaku Laut yang berangin sepoy menguray rambutku Laut berombak kecil berkejaran sepanjang waktu Laut berombak besar yang menghantam karang Laut dengan pengunjung yang ramai Atau hanya Laut dengan air tenang?
Hadiah Naik Kelas
Sepeda baru Kudapat dari ibu Warnanya biru
Puisi Anak
14
f. Sajak Bebas (Free Verse) dan Akrostik Sajak bebas tidaklah memiliki rima tetapi untuk bentuk puitiknya bergantung pada ritme. Sehubungan dengan hal tersebut, Panuti Sudjiman (1986:67) menyatakan bahwa sajak bebas merupakan sajak tanpa pola matra dan panjang larik, tak terikat pada konvensi struktur, dan pokok isi disusun berdasarkan irama alamiah. Puisi akrostik merupakan puisi yang sudah dikenal anak terutama siswa jenjang sekolah dasar. Puisi ini merupakan jenis puisi yang sangat mudah dipahami dan ditulis oleh anak terutama karena prosedur penulisannya. Puisi Akrostik ditulis dengan cara mengembangkan larik-larik dalam puisi melalui pengembangan huruf yang tersusun ke bawah membentuk sebuah kata.
BUNGAKU Begitu
banyak warnanya
Untaiannya Nampak
sangat indah
berembun di pagi hari
Gerakannya Aku
lembut ketika tersapu angin
begitu senang melihatnya.
PERGI
P: Petang yang menguning bergegas ke singgasana E: Enyah bersama pekikan burung senja R : Radak yang kauberi, remai terasa G: Gabak suatu pertanda I: Ilam-ilam yang kurasa
Puisi Anak
15
g. Cinquain Jenis puisi lain yang cukup sederhana adalah puisi cinquain. Jenis puisi ini cocok digunakan sebagai bahan pengajaran puisi di sekolah dasar. Seperti halnya puisi jenis haiku, puisi cinquain juga puisi yang didasarkan pada jumlah suku kata yang diajarkan kepada siswa secara prosedural melalui tahapan-tahapan. Mulai dari bagian awal puisi sampai pada bagian akhir puisi digunakan larik dengan jumlah suku kata tertentu. Puisi ini diawali dengan dua suku kata pada larik pertama, empat suku kata larik kedua, enam suku kata pada larik ketiga, delapan suku kata pada larik keempat dan dua suku kata pada larik terakhir seperti pada puisi Huck (1980) berikut.
Padi Berwarna hijau Tumbuh semakin merunduk Kau dibutuhkan untuk makan Tumbuhan penghasil beras
Duri Tajam menancap Kucoba untuk mencabut Sungguh, sangat perih menyayat Semat
Puisi Anak
16
Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi dibedakan menurut isi kandungan yang ingin disampaikan. Jenis-jenis puisi anak pada umumnya berisi cerita yang menarik bagi anak berkaitan dengan pengalaman dan dunia anak.
D. Unsur Puisi Anak
Puisi anak terbentuk oleh dua sapek yang saling berkaitan, yaitu sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana pengekspresian. Hal yang ingin diekspresikan dan pengekspresian berkaitan dengan unsur isi dan unsur bentuk yang terdapat pada unsur-unsur pembangun puisi anak. Puisi anak memiliki unsur-unsur pembangun puisi menurut Nurgiyantoro (2013:321358) sebagai berikut. a. Bunyi Aspek bunyi dalam sebuah puisi merupakan penentu keberhasilan puisi sebagai karya seni. Aspek bunyi yang dimaksud adalah persajakan, rima. Sajak atau rima adalah pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan dan didayakan untuk mencapai efek keindahan. Aspek bunyi dalam puisi selain berfungsi sebagai persajakan dan pendukung arti, juga sebagai pembangkit suasana tertentu. Suasana yang dapat disampaikan dalam puisi seperti suasana senang, duka, riang-gembira, sedih, dan romantis. Fungsi bunyi dalam puisi anak sebagai peniru bunyi-bunyian sebagai pengkongkretan suara. Keindahan bunyi dalam sebuah puisi terasa intensitassnya setelah puisi itu dibacakan, dan bahkan jika mungkin dilagukan, tidak dilihat secara visual dalam bentuk tulisan.
POTONG BEBEK ANGSA
Potong bebek angsa masak di kuali Nona minta dansa dansa empat kali Sorong ke kiri sorong ke kanan Tra lalala lala lala Sorong ke kanan tra lalala lala lala Masuk ke hutan ambil rambutan Dikejar-kejar sama orang utan
Puisi Anak
17
Persajakan, rima
Pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan & didayakan untuk mencapai efek keindahan itulah yang kemudian dikenal sebagai persajakan, sajak, atau rima. Fungsi persajakan, yaitu yang dikenal sebagai daya evokasi: kemampuan untuk membangkitkan bunyi lain secara ekspresif.
BUNGA MELATI Bunga mungil bunga melati Tumbuh di taman berumpun-rumpun Kusiram engkau setiap pagi Supaya segar berdaun rimbun
Bunga kecil indah berseri Kembanglah bertangkai-tangkai Kucium wangimu harum sekali Kelopak lembut segar terurai
Kupetik engkau pagi dan petang Jadi hiasan di taman kembang Bila datang kumbang bertamu Dia kan lihat putih wajahmu
Irama
Irama dalam puisi berkaitan dengan gerak, alunan, bunyi yang teratur yang ritmis, dan itu akan terasa jika puisi itu dibaca dan didengarkan. Selain berhubungan dengan alunan bunyi, irama juga berurusan dengan tinggi rendah dan cepat lambat serta variasi keduanya, bahkan juga dengan tekanan kata.
Puisi Anak
18
GURUKU Sungguh mulia jasamu Mengajar murid mengenal ilmu Tanpa rasa ragu
Engkau guruku seorang Mengajarku dengan penuh kasih sayang Perbedaan tidak kau pandang Kami semua merasa senang
Guruku… Tanpamu ku tak bisa meraih cita-citaku Aku akan selamanya Mengingat
b. Kata Kata yang digunakan untuk menyampaikan isi puisi melalui pertimbangan sehingga puisi yang dihasilkan indah dan bermakna. Pemilihan kata akan dapat mendialogkan sesuatu yang ingin disampaikan secara efektif. Pertimbangan pemilihan kata dari aspek bunyi adalah adanya bentuk persajakan di awal, tengah, dan akhir larik. Seleksi kata
Dilihat dari segi penulis puisi, seleksi kata-kata adalah proses penulisan yang intensif, menantang dan sekaligus mengasyikkan sebagai manifestasi ekspresi pengalaman emosionalnya. Dilihat dari sudut pembaca puisi, seleksi kata-kata adalah jaminan pemerolehan kenikmatan
emotif
&
kemudahan pemahaman
dialog
yang
ditawarkan. Apek pemilihan kata berdasarkan :
Puisi Anak
19
Aspek bunyi : ketetapan pemilihan kata dari aspek bunyi dalam puisi menjanjikan salah satunya adalah nilai kepuitisan dan itu berarti bahwa adanya efek keindahan pada puisi yang bersangkutan. Pemilihn bunyi-bunyi yang terpola secara tepat mnyebabkan puisi menjadi enak dan lancar dibaca, merdu dan mampu membangkitkan sugesti tertentu.
Aspek bentuk : puisi adalah sebentuk ekspresi yang padat dan indah.
Bahasa
puisi
mesti
singkat
dan
padat.
Singkat
mengindikasikan sedikitnyan kata-kata yang dipakai, sedang padat menunjukan luasnya gagasan yang ditawarkan.
Aspek
makna : puisi
hadir
untuk
mendialogkan
dan
menawarkan sesuatu, makna tetapi dengan cara-cara yang literer, bicara lewat nurani, kata hati dan rasa.
Aspek ekspresivitas : merupakan aspek yang menekankan pada kesan dan efek yang ingin dicapai karena efek itu seolah-olah dapat meyakinkan bahwa sesuatu yang diungkapkan itu benar benar merupakan lontaran hati secara serta merta.
c. Sarana retorika Sarana retorika merupakan sarana yang efektif untuk memperindah teks puisi atau kesastraan pada umumnya. Penggunaan sarana retorika dimaksudkan untuk lebih menghidupkan ekspresi. Sarana retorika yang dimaksud
adalah
penyiasatan kemungkinan
meliputi
struktur. berbagai
bentuk-bentuk
Permajasan dimensi
permajasan,citraan,
berfungsi pemaknaan.
untuk
dan
menambah
Citraan
untuk
mengkongkretkan penuturan, sedangkan penyiasatan struktur untuk lebih menghidupkan pengekspresian. Permajasan adalah suatu bentuk pengungkapan makna denotasi dan konotasi, makna langsung dan tidak langsung yang ditunjuk, makna tersirat dan tersurat. Permajasan biasa disebut sebagai bahasa kias. Penggunaan majas dalam puisi anak masih sederhana. Permajasan yang biasa digunakan pada puisi anak antara lain adalah majas metafora, majas
Puisi Anak
20
personifikasi, dan majas perbandingan atau simile. Majas simile yang berupa perbandingan langsung, yaitu yang secara jelas menunjukkan antara kedua hal yang diperbandingkan. Majas lain yang sering ditemukan pada puisi anak adalah majas personifikasi, yaitu majas yang memperlakukan benda-benda tidak bernyawa seperti manusia sesuai dengan imajinasi anak. Sarana retorika yang lain adalah citraan. Baik puisi dewasa maupun anak banyak memanfaatkan citraan untuk melukiskan sesuatu agar mudah diimajinasikan oleh pembaca atau pendengar. Imaji dipahami sebagai penggambaran indera secara konkret yang dibangkitkan lewat kata. Citraan dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan jumlah indera manusia, yaitu citraan penglihatan (visual), citraan pendengaran (auditif), gerakan (kinestetis), rabaan, cecapan, dan penciuman. Penyiasatan struktur adalah salah satu wujud sarana retorika pada bagian struktur. Penyiasatan struktur yang biasa digunakan dalam puisi dapat berupa bentuk repetisi (pengulangan) dan paralelisme. Bentuk repetisi berupa repetisi kata, frase, kalimat, larik-larik, sebagian atau seluruh bait puisi. Paralelisme merupakan bagian dari repetisi atau pengulangan. Sarana retorika sengaja dipakai untuk memperindah pengungkapan kebahasaan & memperluas (juga mengongkretkan & memfasilitasi) jangkauan pemaknaan. Sarana retorika meliputi: Pemajasan.
Pemajasan adalah suatu bentuk pengungkapan yang berada di wilayah tarik-menarik antara makna denotasi & konotasi, langsung & tidak langsungnya makna yang ditunjuk, makna tersirat & tersurat. Pemajasan lebih difungsikan untuk menambah kemungkinan berbagai
dimensi
pemaknaan.
Secara
garis
besar
majas
dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
Puisi Anak
Perbandingan. (berupa bentuk metafora, simile)
21
Persamaan. (berupa bentuk personifikasi)
Pertautan. (berupa bentuk metonimi-sinekdok)
Contoh Puisi
ILMU Ilmu… Bukan bagaikan mengambil sepotong kue memakannya, kemudian kenyang
tapi ilmu bagaikan meraih bulan yang bulat bersinar yang jauh disana
walau sulit meraihnya tapi sangat menyenangkan bila berhasil menghafalnya
(Safira Azizah, kelas IV Cimanggis Depok)
Citraan
Citraan untuk mengongkretkan penuturan yang membantu pembaca untuk melihat, mendengar, merasakan, & menyentuh berbagai pengalaman yang diungkapkan dalam puisi. Citraan dibedakan menjadi:
Puisi Anak
22
Penglihatan (visual)
Pendengaran (auditif)
Gerakan (kinestik)
Rabaan,
cecapaian (taktil termal)
Penciuman (olfaktori)
Contoh Puisi oleh Syair-syair Asep
PANCA INDRAKU
Aku melihat bulan Denhan mataku Aku mendengar kicau burung Dengan telingaku
Aku merasa manisan Dengan lidahku Aku mencium bunga Dengan hidungku Aku meraba patung Dengan kulit tanganku
Penyiasatan struktur
Penyiasatan struktur adalah salah satu wujud sarana retorika yang bermain di wilayah struktur & menghasilkan efek retoris yang paling intensif. Penyiasatan struktur untuk lebih “menggayakan”, mengintensifkan, & menghidupkan pengeksprsian. Contoh puisi
Puisi Anak
23
DERITA ANAK BANGSA
Ia mengayuh sepedanya Ia mengayuh semangatnya Ia mengayuh harapannya Menjual Koran di pagi hari Panasnya matahari, dinginnya hujan Tak ia rasakan Ia sampai putus sekolah
Cita-cita tak lagi ia gantungkan Masa depan tak berani ia angankan Hanya ada satu kewajiban Menjual Koran, mencari makan Seperti inikah nasib anak bangsa? (Ainun Qalbi SR, kelas 1 SMPN 1 Surabaya)
d. Tema Puisi anak dibuat untuk mengekspresikan sesuatu yang bisa berupa gagasan, ide, pengalaman, emosi atau hal lain. Menurut Nurgiyantoro (2013:354) menyebutkan bahwa tema yang banyak ditemukan pada puisi anak antara lain adalah masalah keluarga, persahabatan, liburan, rumah, dan tempat-tempat lain. Anak melalui pengamatan selintas, kandungan dalam puisi anak antara lain berkaitan dengan hal-hal yang ada disekitar anak, misalnya orang tua, guru, teman, binatang kesukaan, lingkungan alam,empati terhadap sesama. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi anak memiliki unsur-unsur pembangun yang dapat mendukung penyampaian makna dan keindahan. Unsur-unsur
Puisi Anak
24
pembangun puisi anak berupa bunyi, kata, sarana retorika,dan tema. Penulisan puisi yang didasarkan pada unsur-unsur pembangun puisi akan menghasilkan hasil puisi yang baik. Jika penulis puisi itu adalah anakanak, kandungan isi puisi yang dihasilkanmesti juga tidak jauh dari dunia anak, pengalaman anak, & bagaimana cara anak memandang hal-hal itu semua yang menurut ukuran orang dewasa terrgolong sederhana. Orang dewasa yang menulis puisi anak pun mau tidak mau harus “menyeuaikan diri” dengan dunia dan cara pandang anak agar puisi yang dihasilkan komunikatif bagi pembaca anak. Tema-tema yang banyak ditemukan pada
puisi
anak
misalnya,
tema
orang
tua dan guru,
tema
binatang dan lingkungan alam, tema religius.
MAMA Oh…mama Kenapa hatimu mulia Aku ingin memelukmu Aku selalu merindukanmu
Sejak aku masih kecil Aku selalu disayang mama Mama oh mama Kau jangan bersedih
(Desti Yuliani Bayuningsih, SDN Banaran 1, Playen, Gunungkidul)
Puisi Anak
25
BAB III PENUTUP A. Simpulan
Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan pemilihan aspekaspek kebahasaan terutama diksi, bentuk, makna untuk memperoleh efek keindahan Bahasa dalam puisi mendayagunakan unsur bahasa sehingga mampu memberikan efek menyentuh, mempesona, membangkitkan imajinasi, merangsang, dan suasana tertentu. Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan aspek kebahasaan yaitu diksi, makna, dan bentuk sebagai wujud ekspresi diri dengan bahasa yang indah. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari, puisi menggunakan bahasa yang ringkas, kata-kata yang digunakan adalah konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Kata-kata dalam puisi seolaholah tercipta suatu yang dirasakan pembaca, didengar, dan dilihat. Puisi anak – anak mempunyai karakteristik sebagai berikut: puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan, mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa, harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru, menyajikan cerita
sederhana
dan
memperkenalkan
tindakan
sehari-hari,
ditulis
berdasarkan pengalaman anak, berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu, tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak, dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti. Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu yaitu balada, sajak/puisi naratif, liris/lyrical, limerik, haiku , sajak bebas (free verse) dan akrostik, cinquain. Puisi anak terbentuk oleh dua aspek yang saling berkaitan, yaitu sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana pengekspresian. Hal yang ingin diekspresikan dan pengekspresian berkaitan dengan unsur isi dan unsur
Puisi Anak
26
bentuk yang terdapat pada unsur-unsur pembangun puisi anak. Unsur-unsur tesebut adalah 1) bunyi yang terdiri dari persajakan, irama, dan seleksi kata, 2) sarana retorika, 3) tema.
B. Saran
Puisi untuk anak-anak sangat bermanfaat untuk pengembangan ide dan kreatifitas dalam menulis ide yang ada pada diri ana, dengan menulis puisi anak dapat mengembangkan kejadian di sekitar anak menjadi sebuah puisi dengan kata-kata yang indah. Sehingga pengenalan puisi pada anak dapat
dilakukan
sedini
mungkin
dengan
tetap
mempertimbangkan
perkembangan bahasa anak.
Puisi Anak
27
DAFTAR PUSTAKA
Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan Janet Hickman. 1987. Children’s Literature in The lementary School. New York: Holt, Rinehart and Winston. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada. University press. http://renitawidiastuti.blogspot.co.id/2014/12/analisis-puisi-anak.html http://romakyokaesa-niro.blogspot.co.id/2015/03/contoh-puisi-akrostik-puisicinquain.html
Puisi Anak
28