MAKALAH PROTOZOOLOGI Disusun untuk melengkapi tugas Semester Pendek Bioscience 2
OLEH KELOMPOK 3
ISTY OCTAVIA YEPY HESTI RIANI DWI AKNES SHINDY WULANDARI DANNIAL BAGUS AHMAD ALFIAN ZEIN MUTTAQIN AMAR YUSNI YUNJI ASIH HUTAMI RUDY ARSINTA WIWID SURYADI JULIATUSHOLIHAH SHELLY LEONIA SISCA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Protozoa adalah jasad renik hewani yang terdiri satu sel, hidup sendirisendiri atau berkelompok membentuk koloni (protos=pertama, zoon=hewani). Protozoa banyak terdapat di alam antara lain di dalam air lau, air tawar, tanah dan di dalam tubuh organisme lain. Pada umumnya berukuran mikroskopis, meskipun hanya terdiri dari satu sel dengan satu atau lebih inti, terapi memiliki susunan, fisiologi dan tingkah laku yang sangat kompleks. Berhubung dengan kompleksitasnya, kadang-kadang disebut “aseluler”, Protozoa dapat diklasifikasikan berdasarkan habitat, struktur dan alat geraknya. Berdasarkan karakter tersebut protozoa terdiri dari beberapa kelas yaitu
rhizopoda/sarcodino,
ciliata/infusoria,f
lagellata/masthigopora
dan
sporozoa. (Satino.2004) Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya sehingga dapat menyebakkan munculnya berbagai penyakit akibat ifeksi rotozoa dalam tubuh manusia seperti, Malaria, Amebiasis ( disentri amuba), Toksop lasmosis dsb.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan protozoa ? 2. Apa saja klasifikasi protozoa ? 3. Bagaimana morfologi protozoa ? 4. Bagaimana fisiologi protozoa ? 5. Apa saja reproduksi dalam protozoa ? 6. Penyakit apa saja yang muncul dari infeksi protozoa ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.
Dapat mengetahui definisi protozoa
2.
Dapat mengetahui klasifikasi protozoa
3.
Dapat mengetahui morfologi protozoa
4.
Dapat mengetahui siklus Hidup protozoa
5.
Dapat mengetahui fisiologi protozoa
6.
Dapat mengetahui reproduksi protozoa
7.
Dapat mengetahui beberapa jenis penyakit yang timbul dari infeksi protozoa
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi protozoa
Protozoologi merupakan cabang biologi (dan mikrobiologi) yang mengkhususkan diri dalam mempelajari kehidupan dan klasifikasi protozoa. Secara klasik dan sebagai objek pengkajian tentang hewan bersel satu yang hidup sebagai parasit pada manusia. Sedangkan protozoa adalah jasad renik hewani yang terdiri satu sel, hidup sendiri-sendiri atau berkelompok membentuk koloni (protos=pertama, zoon=hewani). Protozoa banyak terdapat di alam antara lain di dalam air lau, air tawar, tanah dan di dalam tubuh organisme lain. Pada umumnya berukuran mikroskopis, meskipun hanya terdiri dari satu sel dengan satu atau lebih inti, terapi memiliki susunan, fisiologi dan tingkah laku yang sangat kompleks. Berhubung dengan kompleksitasnya, kadang-kadang disebut “aseluler”, untuk membedakan dengan sel sel individual yang menyusun tubuh binatang metazoa atau tumbuh-tumbuhan. Meskipun beberapa protozoa kadang kadang mengelompok bersama dalam satu koloni, namun tiap tiap sel mengelola fungsinya sendiri. Hanya sebagian kecil protozoa yang hidup sebagai parasit pada binatang atau pada manusia. Beberapa protozoa yang hidup bebas di alam mengandung butir kromatin sehingga beda antara hewan dan tumbuhan menjadi samar. Pengelompokan dan pemberian Definisi yang dipergunakan dalam buk u “Parasitologi Kedokteran:ditinjau dari organ tubuh yang diserang” ini didasarkan Perkumpulan Ahli Protozoa (“the Society of Protozoologists”) pada “Committee on Systematics and Evolution”. Dalam klasifikasi modern, makhluk hidup dibagi dalam 5 kingdom, yaitu Monera, Protista, Plantas, Fungi, dan Animalia. Protozoa dibagi ke dalam 7 phyla dan 4 phyla yang
penting,
yaitu
Sarcomastigophora,
Apicomplexa,
Ciliophora,
dan
Microsporida. Masing-masing phylum dibagi ke dalam Subphylum, Superkelas, atau Kelas. Tingkatan-tingkatan ini telah banyak berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, akan tetapi nama dasar dengan akhiran takson umumnya tetap sama seperti pada daftar phyla, kelas dan ordo seperti yang telah ditetapkan oleh bagian Zoologi pada “Amerikan Association for the Advancement of Science”. B. Klasifikasi protozoa
Kingdom : Protista
Phylum: Protozoa
Kelas protozoa terdiri dari: 1. Kelas Rhizopoda atau Sarcodina Semua yang termasuk di dalam kelas ini hidup parasit. Memiliki satu atau dua pseudopia, sebagian besar daur hidupnya amoeboid, reproduksi dilakukan secara aseksual dengan cara membelah. Reproduksi seksual dengan gamet-gamet berflagel ataupun amoeboid, tidak membentuk spora dan tidak melakukan konjugasi. Kelas sarcodina terdiri dari 5 ordo yaitu: Lobosa, Proteomyxa, Foraminifera, Heliozoa dan Radiolaria. a. Ordo Lobosa terdiri dari dua sub ordo yaitu Gymnamoeba dengan contoh spesiesnya adalah amoeba dubia, amoeba proteus, dan entamoeba histolytica. Sub ordo kedua adalah thecamoeba, contoh arcella dentalis, difugia corona, dan euglipha alveolata . Ordo Proteomyxa, memiliki benang pada pseudopodia merupakan ciri khusus dari ordo ini, contoh pseudospera volvocalis (parasit pada volvox). b. Ordo Foraminifera, merupakan protozoa bercangkok yang sebagian besar hidup di lautan, kumpulan cangkoknya membentuk endapan kapur yang tebal di dasar laut, contoh dari spesiesnya adalah globigerina ooze. c. Ordo Heliozoa memiliki ciri khas yaitu tubuhnya terdiri dari dua bagian atau lapisan yang disebut lapisan cortex dan lapisan medula yang berisikan nukleus, vakuola makanan dan organel lain. Helizoa
memiliki cangkok yang sederhana atau kompleks, contohnya adalah actinophrys sol dan actinosphaerium eichhorni yang ditemukan hidup dalam tumbuh-tumbuhan air tawar. d. Ordo Radiolaria hidup di laut, contohnya acantometra sp. 2. Kelas Ciliata atau Infusoria Disebut sebagai infusoria karena organisme ini ditemukan pada saat seorang zoolog meneliti air tuangan dari jerami, sehingga disebut hewan tuangan atau infusoria. Kelas ini disebut ciliata karena semua hewan yang masuk kelas ini memiliki alat gerak berupa silia atau rambut getar. Contoh dari spesies yang terkenal adalah paramecium caudatum. Reproduksi Ciliata: Ciliata dapat bereproduksi secara aseksual maupun secara seksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara pembelahan biner. Pembelahan biner
diawali
dengan
pembelahan
makronukleus.
Makronukleus
memanjang, kemudian membelah menjadi dua. Pada pembelahan biner tidak terjadi pembelahan secara mitosis. Selanjutnya, sitoplasma membelah secara transversal (membujur) sehingga dihasilkan dua sel anakan. Reproduksi seksual terjadi dengan cara konjugasi. Reproduksi secara konjugasi ini menghasilkan Ciliata dengan sifat kombinasi baru (rekombinasi genetik).
3. Kelas Flagellata atau Mastigophora Terdiri dari dua subkelas yaitu Phytomastigina dan Zoomastigina. Sub kelas Phytomastigina terdiri dari beberapa ordo, antara lain: a. Ordo Chrysomonadiada Memiliki 1 atau 2 kromatophora cokelat dan mempunyai flagella yang satu pendek dan yang satu panjang. Bentuk tubuh amoeboid contoh dinobryon sertularia. b. Ordo Chryptomanadida Contoh: chilomonas paramecium. c. Ordo Dinoflagellida Contoh: peridinium tabulatum, noctiluca scintilan.
d. Ordo Phytomonadida Contoh: haematococcus lacustris, volvox globator, chlamidomonal sp. Sub kelas kedua adalah Zoomastiginia yang terdiri dari beberapa ordo. Ordo ordo yang memiliki peranan langsung dan penting antara lain: a. Ordo Protomonadida Anggota
ordo
ini
pada
umumnya
merupakan
mikroskopis
berflagelata yang sebagian besar hidup parasit kecuali oikomonas termo yang hidup bebas di air tawar atau permukaan tanah. Genus yang hidup parasit antara lain: trypanosoma (parasit pada mamalia, aves, reptil, amphibi, dan pisces. Genus Leismania, Chritidia (parasit pada arthropoda dan invertebrata lain), Herpetomonas, Phytomonas. b. Ordo Polymastigida Anggota ordo ini memiliki 3-8 flagel, hidup pada alat pencernaan hewan atau pada usus manusia. Contoh giardia lambia (hidup pada usus manusia, anjing, kucing atau pada kelinci) dan tricomonas buccalis (pada mulut vertebrata dan tricomonas vaginalis. c. Ordo Hypermastidida Anggota dalam ordo ini hidup dalam saluran percernaan organisme lainnya, diantaranya trichonympha campanula hidup dalam usus rayap. Protozoa ini bersimbiose dengan hospesnya untuk memecah cellulose menjadi monosakarida.
4. Kelas Sporozoa Bersifat parasit. Bentuk tubuhya sederhana berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Tidak mempunyai alat gerak dan vakuola kontraktil. Beberapa spesies bergerak dengan mengubah bentuk sel, cara memperoleh makanan dengan merayap dari hospes secara saprozoik.
Spesies
yang
paling
banyak
dikenal
adalah
genus
Plasmodium. Sementara di dalam buku Parasitologi Kedokteran Natadisastra dan Agoes (2009) dituliskan bahwa protozoa dapat diklasifikasikan
berdasarkan habitatnya.
Berdasarkan habitatnya protozoa
dibagi
menjadi : a. Protozoa usus dan rongga tubuh (rongga atrial) Ordo Amoebida. Genus Entamoeba, Iodamoba dan Endolimax; Ciliata dari phylum Ciliophora, Balantidium coli; Flagelata dari ordo Kinetoplastida, Giardia lamblia, Dienamoeba fragilis, Trichomonas sp.; Sporozoa, Genus Eimeria, dan Isospora. b. Protozoa darah dan jaringan (termasuk juga ameba jaringan otak primer) Flagelata,
famili
Trypanosomatidae,
Genus Leishmania dan
Trypanosomatidae, Genus Leishmania dan Trypanosoma; Sporozoa, subkelas
Coccidia,
Subordo
EIMERIINA,
Genus
Isospora,
Sarocystis, dan Toxoplasma; Subordo HAEMOSPORINA, Genus Plasmodium. Sementara ameba jaringan otak primer termasuk kelompok protozoa darah dan jaringan. Sebelumnya telah diketahui sebagai ameba yang hidup bebas di alam. Namun, akhir-akhir ini diketahui jika masuk ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan serangan pada otak dan dapat menimbulkan kematian dalam 1-2 hari setelah serangan. Terdapat 2 genus, yaitu Genus Naegleria dan Genus Acanthamoeba.
C. Morfologi dan Struktur umum protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Mitokondria terdapat pada protozoa pada bagian yang melakukan pernafasan secara aerobik. Pada sebagian besar mitokondria mempunyai tubulus pada bagian
dalamnya.
Mitokondria
erat
hubungannya
dengan
penggunaan energi untuk alat gerak, dan vakuola kontraktil. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang
tidak
menguntungkan
dapat
membentuk
kista
untuk
mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies kecil, misalnya Stentor coeruleus berwarna biru,dan Blepharia laterilia berwarna merah atau merah muda. Sitoplasma terdiri atas dua bagian, yaitu ektoplasma (bagian pinggiran) dan endoplasma (bagian sentral yang lebih padat dan bergranula). Tidak memiliki klorofil, kecuali Euglena. Nukleus protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga yang lebih, misalnya Arcella vulgaris atau Opalina ranarum. Struktur nukleus pada prinsipnya ada yang vasikular
dan
granular.
Pada
nukleus
vasikuler,
kromatin
terkonsentrasi dalam sebuah massa atau butir (Arcella), sedang yang granular berkhromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh nukleus (Amoeba). Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik,
yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Protozoa tersusun oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubahubah. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak
yang
dipunyai
dan
mekanisme
gerakan
inilah
protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.
D. Siklus Hidup Protozoa
Selama siklus hidupnya, protozoa biasanya melewati beberapa tahap atau fase yang memiliki struktur dan aktivitas berbeda. Trofozoit merupakan terminologi untuk struktur aktif dan mencerna makanan merupakan fase perbanyakan pada sebagian besar protozoa. Pada protozoa parasit, struktur trofozoit memiliki sifat patogenesis. Pada homoflagelata terminologi amastigot, promastigot, epistomastigot, dan tripomastigot merupakan bagian dari fase trofozoit. Variasi terminologi diterapkan pada apicomplexa, seperti takizoit dan bradizoit untuk membedakan struktur organisme dalah siklus hidupnya. Fase lainnya adalah kompleks aseksual seperti merozoit yang merupakan hasil fisi schizont multinukleat, dan siklus seksual seperti gametosit dan gamet. Beberapa protozoa membentuk kista yang bersifat infektif. Perbanyakan dapat terjadi di dalam kista, sehingga menghasilkan selsel anakan baru. Trofozoit Entamoeba histolitica lebih dulu berubah bentuk menjadi kista bernukleus tunggal. Setelah dewasa, nukleus dalam kista mengalami pembelahan menjadi 4 nukleus dan keluar menjadi 4 sel ameba baru. Kista Giardia lambia mampu menghasilkan hanya 2 sel anakan. Kista memiliki dinding protektif yang membuat parasit bertahan di lingkungan luar selama periode lama, bahkan sampai beberapa tahun. Kista dalam jaringan inang
tidak
memilik
dinding
protektif
kuat
dan
bergantung
pada
carnovorisme untuk penyebarannya. Oosit merupakan fase hasil reproduksi seksual pada apicomplexa. Oosit apicomplexa biasanya keluar bersama feces inang, tetapi oosit Plasmodium (agen malaria) berkembang dalah rongga tubuh vektor nyamuk.
E. Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
F. Reproduksi protozoa
Protozoa mempunyai dua cara reproduksi yaitu:
1.
Cara aseksual,
2.
Cara seksual.
Cara aseksual (berkembang biak tanpa perkawinan) Apabila keadaan lingkungan baik, maka Protozoa akan mengadakan pembelahan diri yang dimulai dari kariosom, nukleus dan seterusnya sitoplasma. Biasanya dari satu parasit menjadi dua dan seterusnya. Cara ini disebut pembelahan biner (binary fission) dan cara ini hanya terjadi pada bentuk Trofozoit (vegetatif). Cara perkembang biakan satu sel menjadi dua ini disebut juga sebagai endodiogenik, yaitu satu inti akan membelah menjadi dua, lalu diikuti oleh sitoplasma. Ada lagi perkembangbiakan yang disebut dengan endopoligenik, yaitu inti membelah menjadi banyak, lalu diikuti oleh sitoplasma. Dalam hal ini, salah satu sel akan berkembangbiak menjadi beberapa sel baru. Pembelahan ini teratur dan sitoplasma juga mengikuti pembelahan ini secara teratur. Pada pembelahan inti menjadi banyak tapi tidak teratur tiap belahan akan diikuti oleh sitoplasma dan terjadi beberapa sel baru yang bentuknya kurang teratur, maka pembelahan ini disebut splitting. Hal ini biasanya terjadi pada proses infeksi yang sangat akut. Perkembangbiakan dimana satu ini membelah menjadi banyak dan diikuti pembelahan sitoplasma, hingga terbentuk merozoit yang banyak, perkembangbiakan ini disebut skiz ogoni.
Cara seksual Pada pembiakan secara seksual berupa perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet. Setelah terjadi perkawinan akan menhasilkan zigot (zygosis = menjadi satu), lalu terbentuk ookinet lalu menjadi ookista yang di dalamnya terbentuk sporozoit, proses ini disebut sporogoni.
G. Penyakit yang timbul dari infeksi protozoa
1. Amebiasis ( disentri amuba)
Penyakit ini merupakan penyakit perut yang banyak dialami orang di indonesia. Amebiasis adalah penyakit infeksi yang terjadi terutama pada usus besar, dalam keadaan tertentu infeksi dapat menyebar ke hati, otak dan paru. Penyebab penyakit ini adalah sejenis protozoa dari kelas Rhizopoda, yaitu Entamoeba histolytica. Bentuk kista infektif masuk kedalam mulut bersama dengan makanan atau minuman yang tercemar. Setelah melewati lambung dinding kista akan pecah. Selanjutnya didalam jaringan submukosa usus besar bentuknya berkembang menjadi tropozoit. Salah satu gejala amebiasis adalah adanya darah dan lender pada tinja penderita. Penderita akan merasakan sembelit, dalam keadaan akut akan timbul nyeri di perut yang hebat. Penderita biasanya buang air besar sebanyak 68 kali sehari. Tinja penderita berbau menyengat, berwarna merah tua, berlendir dan ada darah.
Usaha-usaha
pencegahan
dapat
dilakukan
oleh
individu
maupun
masyarakat. Dan memasak air minum dan makanan secara baik dan benar, mencegah pencemaran makanan dan minuman oleh lalat, lipas atau tikus, menjaga kebersihan diri dan alat-alat makan. Pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat adalah mengadakan sistem pembuangan tinja dengan baik.
2.
Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejenis protozoa dari kelas sporozoa, genus Plasmodium. Ada 4 spesies Plasmodium yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, plasmodium ovale. Penularan penyakit melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang membawa sporozoid infektif. Penularan lainnya adalah melalui trarisfusi darah, plasenta ibu atau jarum suntik. Penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk, protozoa menginfeksi penderita bukan dalam bentuk sporozoid, tetapi dalam bentuk tropozoid. Setelah sporozoid masuk tubuh calon penderita, 5 sampai 7 hari kemudian, parasit berkembang biak di dalam selsel epitel hati dan kemudia akan memasuki sel darah merah.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
Mengobati penderita dan orang yang dalam tubuhnya mengandung parasit malaria, Memberantas sarang nyamuk, Memberantas nyamuk, Dan mencegah gigitan nyamuk.
3. Toksop lasmosis Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit sejenis protozoa, subfilum Sporozoa, kelas Toxoplasmea, yaitu Toxoplasma gondii. Infeksi parasit ini menimbulkan radang pada kulit, kelenjar getah bening, jantung, paru, mata,otak,dan selaput otak. Kucing merupakan sumber perantara infeksi bagi manusia. Kucing yang terinfeksi akan mengeluarkan tinja yang mengandung ookista toxoplasma. Ookista ini dapat menginfeksi manusia melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja kucing tersebut yang mengandung ookista. Penularan dapat juga terjadi dengan adanya kontak antara kulit dengan jaringan ekskreta binatang yang sakit. Penularan lain dapat pula terjadi pada pada bayi/janin yang didapat dari ibu selama bayi tersebut dalam kandungan atau melalui air susu.
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara : Memasak makanan dan minuman dengan sempurna Mengobati hewan perantara, terutama kucing yang sakit Menjaga kebersihan individu dan lingkungan.
4. Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika. - Penyakit ini ditimbulkan oleh gigitan lalat, yang dinamakan lalat tse-tse. - Gejala : pertama yaitu adanya suatu benjolan kecil yang berwarna merah. Apabila penyakit itu akan berkembang, tanda-tanda dan gejala-gejala akan nampak lebih lanjut dalam waktu dua atau tiga minggu. Kebanyakan dirasakan sakit kepala, nyeri urat syaraf, tidak dapat tidur (insomnia), kehilangan kesanggupan untuk mempersatukan pikiran dan denyut nadi yang cepat. Petak-petak yang berwarna merah muda atau kemerah-merahan mungkin nampak, kadang-kadang pada kulit badan, paha, dan keadaan ini akan berjalan terus hingga beberapa hari lamanya. Kelenjar getah bening
dimana saja dalam badan akan membengkak tetapi kejadian ini terutama terdapat pada kelenjar-kelenjar yang berada di belakang dan di bawah telinga.
Dalam keadaan akut, kejang gagau dan semacam pitam atau sawan dapat terjadi sewaktu-waktu. Itulah suatu tanda yang membahayakan bagi si penderita. Dalam keadaan biasa penderita akan bertambah kehilangan tenaga dengan perlahan-lahan, badan lemah, otak hampir tak dapat dipakai, lidah, jari, dan lengannya gemetar, lalu datang rasa mengantuk yang amat sangat dan tak peduli dimana dan keadaan sekitarnya, sehingga penyakit ini dinamai penyakit mengantuk. Ketagihan tidur ini terjadi demikian keras sehingga penderita tidak dapat mengendalikan pribadinya sama sekali. 5. Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin lakilaki. - Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular lewat hubungan seksual (PMS), seseorang beresiko terkena PMS apabila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal, bila tidak diobati dengan benar penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian. - Pada wanita : gejalanya Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau hubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina atau
alat kelamin, keputihan berwarna putih susu bergumpal
disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin. - Pada laki-laki : gejalanya Berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis atau alat kelamin, luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang
hebat pada saat kencing, bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa protozo merupakan adalah jasad renik hewani yang terdiri satu sel, hidup sendiri-sendiri atau berkelompok membentuk koloni (protos=pertama, zoon=hewani) dan berdasarkan struktur alat geraknya, filum protozoa dibedakan menjadi empat, yaitu kelas Rhizopoda, kelas Ciliata, kelas Flagellata dan kelas Sporozoa..Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik. Protozoa bereproduksi dengan cara aseksual (berkembang biak tanpa perkawinan) atau disebut pembelahan biner dan secara seksual berupa perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet. Setelah terjadi perkawinan akan menhasilkan zigot.
DAFTAR PUSTAKA
Natadisastra, Djaenudin, Agoes, Ridad. 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau Dari Organ Tubuh yang Diserang ”. http://books.google.co.id/books?id=CTSg_1JsvwC&printsec=frontcover&hl=id #v=onepage&q&f=false. Diakses pada 8 Juli 2014 pukul 10.00 Satino. 2004. Pengantar Praktikum Taksonomi Avertebrata http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Praktikum%20Avert.pdf. Diakses pada 8 Juli 2014 pukul 10.30 Fitria, S. 2014. Ciri-ciri Ciliata http://www.sridianti.com/ciri-ciri-ciliata.html Saputra, A. 2013. Pengertian Protozoologi http://fourseasonnews.blogspot.com/2013/01/pengertian-protozoologi.html Dwi, C. F. 2013. Peranan Protozoa http://protozoabiologi.blogspot.com/p/peranan-protozoa.html Anonymous. 2014. Protozoa http://staff.unila.ac.id/hasti/files/2011/11/PROTOZOA.pdf diakses tanggal 9 juli 2014 pukul 22.10 wib Anonymous. 2011. Flagellata http://biologi.um.ac.id/wp-content/uploads/2011/12/bab-iv1.pdf diakses tanggal 10 juli 2014 pukul 9.31 wib Perwira, Ima Y. 2013. Protozoa http://imayudhaperwira.files.wordpress.com/2013/10/3-protozoa.pdf pada 10 juli 2014 jam 18.45 WIB Anonymous. 2008. Pengantar Protozoologi
diakses
http://cahscient.files.wordpress.com/2008/08/textbook-mikrobiologi17.doc. diakses pada 10 juli 2014 jam 20.05 WIB