BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya, dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai karya fiksi yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekedar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengola gagasan yang ada dalam pikirannya. Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra klasik dan sastra modern. Sastra modern termasuk di dalamnya prosa baru yang mencakup roman, novel, novel populer, cerpen. Prosa adalah kar ya fiksi yang dibangun melalui Unsur Intrinsik. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi, unsur inilah yang ada menyebabkan karya sastra hadir. Berdasarkan ulasan di atas makalah ini disusun agar pembaca lebih memahami dan menambah pengetahuan para pembaca tentang prosa fiksi maupun unsur-unsur intrinsik prosa fiksi. 1.2. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan dibuatlah rumusan sebagai berikut : 1. Apa pengertian prosa fiksi? 2. Ada berapa jenis prosa fiksi? 3. Apa saja unsur-unsur intrinsik prosa fiksi? 1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, ialah sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan kepada pembaca tentang pengertian prosa fiksi 2. Untuk mendeskripsikan kepada pembaca tentang jenis-jenis prosa fiksi 3. Untuk mendeskripsikan kepada pembaca tentang unsur-unsur intrinsik prosa fiksi.
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Prosa Fiksi
Kata prosa berasal dari bahasa Latin prosa yang artinya terus terang. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia “prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi”. Secara sempit prosa adalah karya imajiner dan estetik. Dalam kesusastraan juga disebut fiksi, teks n aratif, wacana naratif. Sedangkan secara luas prosa menyangkut semua karya tulis yang ditulis bukan dalam bentuk puisi atau drama, tiap baris dimulai dari margin kiri penuh sampai ke margin kanan. Menurut Abrams “prosa paling sering diartikan sebagai penggunaan bahasa seharihari yang dibedakan dari pola-pola pengulangan satuan bahasa yang berirama pada baris puisi”. Prosa dalam pengertian ini dipertentangkan dengan puisi Eropa lama yang memiliki irama sebagai salah satu aturan terikat dari puisi. Prosa hanya berlaku untuk sastra karena istilah ini adalah istilah sastra. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa selalu bersumber dari lingkungan kehidupan yang dialami, disaksikan, didengar, dan dibaca oleh pengarang. Adapun ciri-ciri prosa fiksi adalah bahasanya terurai, dapat memperluas pengetahuan dan menambah pengetahuan, terutama pengalaman imajinatif. Prosa fiksi dapat menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian dalam kehidupan. Maknanya dapat berarti ambigu. Prosa fiksi melukiskan realita imajinatif karena imajinasi selalu terikat pada realitas, sedangkan realitas tak mungkin lepas dari imajinasi. Selanjutnya prosa fiksi mengajak kita untuk berkontemplasi karena sastra menyodorkan interpretasi pribadi yang berhubungan dengan imajinasi. 2.2. Jenis-Jenis Prosa
Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra klasik dan sastra modern. Sastra modern termasuk di dalamnya prosa baru yang mencakup roman, novel, cerpen, esai, referensi, riwayat dan kritik. Selanjutnya sastra klasik termasuk di dalamnya yaitu prosa lama yang mencakup kisah, cerita rakyat, dongeng, fabel, tambo, legenda, mitos, cerita jenaka, sage, parabel, cerita berbingkai dan hikayat.Berikut ini pemabahasan lebih rinci mengenai contoh prosa-prosa di atas : 2.2.1. Prosa Lama
2
Prosa lama adalah karya sastra yang belum terpengaruh oleh budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa lama: a. Hikayat Hikayat berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman. b. Tambo Tambo adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612. c. Kisah Kisah adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah. d. Dongeng Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal.
2.2.2. Prosa Baru
Prosa baru adalah adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru: a. Roman Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya.
b. Novel
3
Novel berasal dari Italia, yaitu novella yang berarti berita. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik dan yang mengandung konflik. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus. c. Cerpen Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabk an perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis. d. Riwayat Riwayat (biografi) adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara. e. Kritik Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi. f.
Resensi Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
g. Esai Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
4
2.3. Unsur Intrinsik Prosa
Unsur pembangun prosa terdiri dari struktur dalam atau unsur intrinsik serta struktur luar atau unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya satra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Adapun unsur intrinsik prosa terdiri atas : a. Tema Tema, yaitu suatu yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai bahan karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terdiri dari tema utama serta beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki tema utama saja. b. Amanat Amanat, yaitu pesan-pesan yang disampaikan oleh si pengarang melalui cerita yang digubahnya. Si pengarang menyampaikan amanatnya dengan dua cara, yaitu
Secara eksplisit (terang-terangan): Pembaca dengan mudah menemukannya Secara implisit (tersirat/tersembunyi): Untuk menemukan amanat dalam hal ini, pembaca agak sukar menemukannya, terlebih dulu pembaca hendaknya membaca secara keseluruhan isi cerita tersebut.
c. Alur/Plot Alur/plot, yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita yangmana alur terjalin dengan alur yang lainnya. d. Tokoh Tokoh, yaitu pelaku di dalam cerita dan mengambil peranan dalam setiap insiden-insiden. e. Penokohan Penokohan (Perwatakan), yaitu pelukisan watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita. f.
Latar Latar ( setting ), yaitu lingkungan (tempat/lokasi, waktu, dan suasana) terjadinya suatu peristiwa di dalam cerita.
5
Tempat Waktu Suasana
: umpamanya di rumah sakit, daerah wisata, dan lain sebagainya. : tahun, musim, masa perang, periode sejarah, dan sebagainya. : aman, damai, gawat, berduka, kacau, galau, dan sebagainya.
g. Sudut Pandang Sudut pandang ( point of view), yaitu status atau kedudukan si pengarang dalam cerita. Ada empat macam sudut pandang, antara lain: pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku utama (pengarang = aku); pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan; pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; kombinasi atau campuran, kadang-kadang di dalam dan kadang-kadang di luar cerita.
h. Gaya Bahasa Gaya Bahasa (Majas) disebut juga “langgam, corak, bentuk, atau style bahasa” yaitu cara yang digunakan oleh si pengarang untuk mengungkapkan maksud dan dan tujuannya baik dalam bentuk kata, kelompok kata, atau kalimat. Jadi, gaya bahasa atau majas meliputi; kata, frasa atau kelompok kata, kalimat (struktur) biasa/majas. Gaya bahasa atau majas adalah ibarat kendaraaan bagi seseorang pengarang yang akan membawanya kemana arah tujuan yang ingin ditujunya.
6
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan
Prosa fiksi adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Prosa fiksi merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik. Sebuah prosa fiksi biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah prosa fiksi, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam prosa fiksi tersebut. Unsur-unsur intrinsik prosa fiksi yaitu tema, amanat, alur (plot), tokoh, penokohan (perwatakan), latar (setting), sudut pandang (point of view), dan gaya bahasa. 3.2. Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat lebih memahami unsur-unsur intrinsik karya sastra terutama dalam bentuk prosa fiksi dan dapat menemukan unsur-unsur tersebut dalam cerita prosa fiksi dengan mudah.
7
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. http://halaisu.blogspot.com/2012/04/makalah-menjelaskan-unsurintrinsik.html http://raisyaandhira.blogspot.com/2014/02/ciri-prosa-fiksi.html http://naslaardhy.blogspot.com/2014/06/unsur-intrinsik-prosa-fiksi.html http://www.yadi82.com/2010/03/menentukan-unsur-intrinsik-cerpen.html http://www.academia.edu/3788272/BAB_I_PEMNDAHULUAN_Latar_Belakang_Mas alah
8