BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perang jamal adalah perang yg yg terjadi di Basra, Irak pada tahun 656 masehi antara pasukan yg berpihak pada
Ali Bin Abi Talib dan pasukang pasukang berpihak
kepada Aisha.ra, yg menginginkan keadilan atas terbunuhnya khalifah terdahulu yaitu Utsman Bin Affan . B. Rumusan masalah 1. Apakah perang Jamal itu? 2. Apakah sebab – sebab – sebab sebab perang jamal? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sejarah perang jamal 2. Untuk mengetahui sebab – sebab – sebab sebab terjadinya perang jamal
1
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II PEMBAHASAN
A. PERANG JAMAL Perang jamal adalah perang yg yg terjadi di Basra, Irak pada tahun 656 masehi antara pasukan yg berpihak pada Ali Bin Abi Abi Talib dan dan pasukang berpihak kepada Aisha.ra, yg menginginkan keadilan atas terbunuhnya khalifah terdahulu yaitu Utsman Bin Affan . Dinamakan perang Jamal, karena dalam peristiwa tersebut, Ummul Mukminin, Mukminin, Aisyah ikut dalam peperangan dengan mengendarai unta. Perang ini berlangsung pada lima hari terakhir Rabi’ul Akhir tahun 36H/657M. Ikut terjunnya Aisyah memerangi Ali sebagai khalifah dipandang sebagai hal yang luar biasa, sehingga orang menghubungkan perang ini dengan Ais yah. Pertempuran ini berjalan dari siang hari sampai sore, dan menelan korban sepuluh ribu Muslimin, bahkan dalam riwayat yang lain tiga belas ribu orang. Aisyah hadir dalam perang ini dan naik unta berambut merah. Penamaan perang ini dengan nama Perang Jamal (unta betina) adalah karena Perang ini adalah perang pertama kali yang terjadi di antara kaum Muslimin. Perang ini diakhiri dengan kemenangan pasukan Ali bin Abi Thalib dan terbunuhnya Thalhah dan Zubair. Aisyah menjadi tawanan dan dipulangkan secara terhormat ke madinah. Pengangkatan Ali menjadi khalifah keempat dari khulafa’ ar -rasyidin -rasyidin terjadi pada tahun 35H/656 M, berawal dengan wafatnya khalifah ketiga Utsaman bin Affan, yang terbunuh oleh sekelompok pemberontak dari Mesir yang bertepatan dengan 17 Juni 656 M, yang mana mereka tidak puas terhadap kebijakan pemerintahan Utsman bin Affan. Setelah Utsman wafat, pemilihan khalifah yang keempat jatuh ke tangan Ali Ali bin Abi Tholib. Semenjak wafatnya wafatnya khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu banyak terjadi cobaan dan fitnah yang melanda kaum muslimin. Hal ini sesuai dengan apa yang pernah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
“Jika pedang telah dijatuhkan atas kaum muslimin, pedang itu tidak akan diangkat hingga hari kiamat”. kiamat” . (HR. Abu Dawud no. 4252 dan Ibnu Majah no. 3952) Saat itu sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dibai’at menjadi khalifah selanjutnya menggantikan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu atas kesepakatan para sahabat. Diantara sahabat yang ikut dibai’at adalah Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin al-Awwam. al-Awwam. Sahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai wali Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu menunda bai’atnya kepada sahabat Ali karramallahu wajhah sampai qishash atas pembunuh dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu ditegakkan. Sementara sahabat Ali karramallahu wajhah berbeda pandangan dengan Mu’awiyah. Ali radhiyallahu ‘anhu berijtihad bahwa kondisi saat itu tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya qishash.Beberapa sahabat yang lain seperti Thalhah, Zubair dan Ummul Mukminin Aisyah juga menyampaikan kepada Ali radhiyallahu ‘anhu untuk menegakkan qishash atas pembunuh Ustman bin Affan radhiyallhu ‘anhu. Namun Ali radhiyallahu ‘anhu tetap berpegang pada ijtihadnya. Aisyah bersama sahabat yang lain akhirnya berangkat menuju Bashrah menemui Ali radhiyallahu ‘anhu untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) diantara kedua kubu umat muslim yang sedang berbeda pendapat. Kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh pihak khawarij untuk memulai fitnahnya. Pihak khawarij melakukan penyerangan kepada dua belah pihak sekaligus. Ali bin Abi Thalib beranggapan beliau sedang diserang sehingga beliau memutuskan menyerang untuk membela diri. Begitupun dengan Ummul Mukminin Aisyah, beliau beranggapan sedang diserang dan harus membela diri. Akhirnya terjadilah Perang Jamal yang sebenarnya tidak diinginkan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
“Rasulullah
SAW
pernah
berkata
kep ada
Ali
bin
Abi
Thalib:
‘Bahwasanya antara kamu dan Aisyah nanti akan ada satu permasalahan.’ Ali bertanya: ‘Saya kah wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘Ya.’ Ali kembali bertanya: ‘Apakah saya orang yang celaka ya Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘Tidak, ak an an tetapi jika hal itu nanti terjadi, maka kembalikanlah ia (Aisyah) ke tempatnya t empatnya yang aman.” (Musnad aman.” (Musnad Al-Imam Ahmad 2/393) B. SEBAB-SEBAB PERANG JAMAL
Dalam Minhaj As-Sunnah, As-Sunnah, tentang kemunculan perselisihan tersebut, Ibnu Taimiyah menulis, “Tersebar rumor di tengah rakyat Syam akan Ali bin bin Abi Tholib yang menerima pembunuhan pembunuhan Utsman bin Affan itu. Rumor Rumor seperti ini tersebar di sana karena empat sebab. (1) Tidak adanya qishash qishash terhadap para pembunuh Utsman bin Affan, Aff an, (2) meletusnya Perang Jamal, (3) kepergian Ali dari Madinah sekaligus kepindahan Ali ke Kufah tempat komplotan pembunuh Utsman berada, (4) orang-orang yang membunuh Utsman bergabung ke dalam pasukan Ali. Empat alasan itulah yang membuat rakyat Syam mencurigai Ali memiliki saham dalam pembunuhan pembunuhan Utsman. Padahal, tidak sama sekali. Sebaliknya, Ali justru melaknat para pembunuh Utsman itu.” Sebenarnya, ada lebih dari satu orang yang masuk dan melakukan kekerasan fisik terhadap Utsman sampai terbunuh. Ibnu Asakir dan Ibnu Katsir menyebutkan nama-nama mereka di dalam karya masing-masing berdasarkan riwayat-riwayat yang sahih. Orang pertama adalah laki-laki yang dijuluki Al-Mawt Al-Aswad ,
kematian yang hitam. Ia adalah orang yang mencekik Utsman sampai
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Orang kedua adalah Kinanah bin Bisyr. Setelah Utsman siuman,
Kinanah memukul rusuk dan kepala Utsman dengan tiang besi sampai jatuh tersungkur. Sudan bin Humran Al-Muradi. Al-Muradi. Ialah Orang ketiga adalah Sudan
yang
membuat jari-jari istri Utsman, Nailah, terputus ketika hendak melindungi suaminya. Ketika tidak terhalang lagi, Sudan segera menikam Utsman sampai terbunuh. Belum sempat beranjak pergi, Sudan dibunuh oleh salah seorang pelayan Utsman. Me lihat Utsman telah ditikam, Orang keempat adalah ‘Amr bin Hamq. Melihat ‘Amr segera menduduki dada Utsman. Dengan penuh kebencian, ‘Amr menikam Utsman yang sudah tidak bernyawa lagi itu. “Tiga tikaman,” kata ‘Amr, “kuberikan karena Allah. Enam tikaman lagi kuberikan karena dendam yang menyesakkan dadaku.” da daku.” Khalifah Khayyath, dalam kitab Tarikh Tarikh miliknya, menambahkan orang kelima, Jabalah. Ia berasal dari rombongan yang datang dari Mesir. Orang inilah yang diyakini oleh banyak orang sebagai pembunuh Utsman sebenarnya. Antara keluarnya Al-Mawt Al-Aswad dan masuknya Kinanah Kinanah bin Bisyr, sempat masuk Muhammad bin Abi Bakar, putra Abu Bakar Ash-Shiddiq dari istrinya yang bernama Asma’ binti Umais. Muhammad segera memegang jenggot Utsman, tetapi melihat keadaan Utsman waktu itu ia urung melanjutkan apa yang akan dilakukannya. Muhammad kemudian menyesal lalu pergi keluar. Ia yang bergabung dengan rombongan orang-orang dari Mesir sempat berusaha menahan dan menyadarkan teman-temannya. Meski demikian, amarah massa sudah tidak terbendung lagi. Usaha Muhammad berlalu sia-sia. Adapun Perang Jamal, ini adalah contoh paling baik tentang kesalahpahaman yang berdarah-darah. Ketika massa di tingkat bawah tidak terkendali lagi, para pemimpin meski dikenal memiliki keilmuan menjulang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Bermula dari bertemunya sejumlah sahabat Rasulullah di Makkah awal tahun 36 H. Thalhah dan Zubair waktu itu bertemu dengan rombongan Aisyah yang baru selesai menunaikan ibadah haji. Hadir juga di sana Ya’la bin Muniyah dan Abdullah Abdullah bin ‘Amir. Mereka sepakat untuk pergi ke Bashrah untuk mencari para pembunuh Utsman. Mereka mengira dengan kuat, dari Madinah para pembunuh pergi ke Kufah atau Bashrah dan berdiam di sana. Tiba di Bashrah, mereka didatangi Utsman bin Hunaif, gubernur setempat yang diangkat oleh Ali. Utsman bin Hunaif menahan mereka sampai Ali tiba di sana. Belum lagi Ali datang, tibatiba Jabalah datang menyerbu dengan membawa pasukan yang berjumlah sekitar 700 orang bersenjata. Mereka yang datang ini dapat dikalahkan. Waktu itu, selain membawa para pendukung dari Makkah, Thalhah, Zubair dan Aisyah juga dibantu oleh penduduk-penduduk Bashrah. Kabar yang sampai kepada Ali, Utsman bin Hunaif telah berperang melawan rombongan sahabat-sahabat Rasulullah itu. Ali segera menyiapkan 10.000 orang untuk datang ke Bashrah menemui mereka. Pasukan sejumlah itu dikenal dalam sejarah sebagai pasukan Kufah. Masing-masing pihak kemudian mengirimkan utusan untuk bertemu dan berusaha mendudukkan persoalan. Pihak Ali diwakili oleh Al-Miqdad bin AlAswad dan Al-Qa’qa Al-Qa’qa bin ‘Amr yang berunding dengan Thalhah dan Zubair. Mereka pun sepakat untuk mengadakan qishash qishash terhadap para pembunuh Utsman. Selain itu, masing-masing pihak sepakat pula untuk menahan diri tidak saling menyerang. Satu-satunya yang tersisa dari pembicaraan adalah masalah waktu pelaksanaan. Akan tetapi, kesepakatan itu rusak ketika tiba-tiba sebuah pasukan yang diorganisasi oleh oknum-oknum pembunuh Utsman menyerang tempat bermalam rombongan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Serangan ini dilakukan sebelum masuk waktu fajar. Para penyerang melakukan penyerangan atas inisiatif sendiri, tanpa sepengetahuan Ali. Mereka segera melarikan diri
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
kesepakatan mereka, Thalhah dan Zubair menyiapkan serangan balik. Paginya, mereka menyerang Ali dan pasukannya. Ali dan pasukannya tidak mengira akan serangan itu. Balik menganggap pasukan Thalhah dan Zubair telah merusak kesepakatan, pasukan Ali kemudian meladeni meladeni mereka. Saling serang pun terjadi. Lewat Lewat tengah hari, apa yang terjadi di antara mereka itu berubah menjadi sebuah perang besar. Sayangnya, baik Ali maupun Thalhah dan Zubair, masing-masing tidak dapat menahan lagi pasukan mereka. Dari kedua belah pihak, korban-korban telah berjatuhan. Di tengah kecamuk perang, Aisyah sempat mengutus Ka’ab bin Sur untuk menghentikan perang. Berbekal sebuah mushaf yang diangkatnya, Ka’ab mencoba menarik perhatian perh atian kedua belah pihak meminta dengan nama Allah untuk berhenti menumpahkan darah. Usaha itu gagal. Ka’ab tewas dihujani anak-anak panah. Thalhah termasuk orang-orang yang pertama terbunuh pada perang itu. Sebatang anak panah tak-bertuan melayang mengenainya dan menjadi sebab terbunuhnya. Ali sangat berduka ketika melihat jenazah Thalhah setelah perang usai. Berbeda dengan Thalhah, Zubair berpaling dari perang. Ada banyak riwayat yang menerangkan alasan di balik berpalingnya Zubair. Riwayat yang paling masyhur adalah yang bercerita bahwa Zubair pergi dari perang itu setelah mengingat kembali sebuah sabda Rasulullah yang didengarnya dan didengar Ali pula, “Sungguh, engkau akan memerangi Ali, sedangkan engkau sebagai sebag ai pihak yang zalim.”
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
menjauh sekaligus menghentikan perang. Telah banyak orang yang terbunuh di sekitar unta itu karena membela keselamatan Aisyah. Dengan unta yang tumbang itu, Perang Jamal usai. Kedua pasukan menghentikan serangan. Ali secara langsung memerintahkan orang-orangnya untuk mengamankan sekedup yang berisi Aisyah itu. Hari sudah menjelang sore. Muhammad bin Abi Bakar yang bergabung dengan pasukan Ali diperintah untuk mendampingi Aisyah. Malam itu mereka masuk ke Bashrah dan bermalam di sana. Ali bermalam di Bashrah selama tiga hari. Ia radhiyallahu ‘anhu ‘anhu memimpin shalat jenazah bagi mereka yang terbunuh dalam perang sehari itu. Harta-harta yang telah dirampas pasukan dikembalikan. Sebaliknya, orang-orang yang lari dari perang dibiarkannya dan tidak dikejar. Selama di Bashrah, Aisyah diperlakukan dengan baik oleh Ali dan pasukannya. Bahkan, ia akan menghukum siapa saja dari pasukannya yang kedapatan mencela Aisyah. Ali kemudian memulangkan Aisyah dan rombongannya
ke
Makkah
untuk
kemudian
kembali
ke
Madinah.
Rombongan itu dilepas oleh Ali sendiri, seperti ketika melepas seorang ibu pergi. Bahkan, Ali langsung mengiringi mereka sampai beberapa mil dan mengucapkan selamat jalan, radhiyallahu ‘anhum. ‘anhum . Sebelum berangkat pulang, Aisyah mendoakan Ali dan pasukannya. Kepada orang-orang orang-orang yang hadir di sana, Aisyah berwasiat, “Wahai anak anak anakku, jangan kalian saling mencaci-maki. Demi Allah, sungguh, apa yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Perang jamal adalah perang perang yg terjadi di Basra, Irak pada pada tahun 656 masehi antara pasukan yg berpihak pada Ali Bin Abi Talib dan pasukang pasukang berpihak kepada Aisha.ra, yg menginginkan keadilan atas terbunuhnya khalifah terdahulu yaitu Utsman Bin Affan . Dinamakan perang Jamal, karena dalam peristiwa tersebut, Ummul Mukminin, Mukminin, Aisyah ikut dalam peperangan dengan mengendarai unta. Perang ini berlangsung pada lima hari terakhir Rabi’ul Akhir tahun 36H/657M. Ikut terjunnya Aisyah memerangi Ali sebagai khalifah dipandang sebagai hal yang luar biasa, sehingga orang menghubungkan perang ini dengan Aisyah.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
https://aslibumiayu.net/6112-perang-jamal-bagaimana-kronologis peperangan-tersebut-siapa-dalang-terjadinya-peperangan-ternyata-pendiri-syiah berada-dibalik-semua-ini.html Diakses pada 24 Mei 2017.