14
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mengajar belajar adalah kegiatan guru dan murid untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan semakin jelasnya tujuan maka kemungkinan maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk ditemukannya model pembelajaran dan penyampaian yang serasi. Namun, hingga saat ini tidak ada pegangan yang pasti tentang cara mendapatkan model dan metode mengajar yang tepat. Tepat tidaknya suatu metode akan terbukti melalui evaluasi hasil belajar murid. Pada umumnya, mengajar adalah usaha guru untuk mengatur dan menciptakan kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungan disekitarnya, seperti guru, alat pelajaran, dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan belajar yang telah ditentukan.
Demikian pula dengan menggunakan suatu metode mengajar untuk segala tujuan belajar tidak akan efektif. Permasalahannya ialah menentukan yang manakah model dan metode mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan pelajaran tertentu,
Metode pembelajaran examples non examples merupakan metode pembelajaran yang menggunakan alat peraga seperti gambar dan melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajaran dimana siswa melakukan diskusi kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya. Berdasarkan alasan tersebut, diharapkan ada peningkatan minat atau motivasi belajar siswa.
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Hasil belajar dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti kondisi fisiologis dan psikologis sedangkan faktor eksternal atau faktor dari luar diri siswa antara lain lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan dapat mempengaruhi kondisi psikologis siswa seperti kecerdasan, minat, motivasi dan kemampuan kognitif.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran Examples Non Examples ?
Apa saja prinsip model pembelajaran Examples Non Examples?
Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran pada model Pembelajran Examples Non Examples ?
Bagaimanakah motivasi belajar pada model Pembelajaran Examples Non Examples?
Apakah hasil belajar dari model Pembelajaran Examples Non Examples?
Apa saja kelebihan dan kekurangan menggunakan model Pembelajaran Examples Non Examples?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
Mendeskripsikan dan memahami pengertian pembelajaran Examples Non Examples.
Menyebutkan prinsip Model pembelajaran Examples Non Examples.
Mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran Examples Non Examples.
Mengetahui motivasi belajar pada model pembelajaran Examples Non Examples.
Mengetahui dan memahami salah satu model pembelajaran yakni pembelajaran Examples Non Examples.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran Examples Non Examples.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Pembelajaran Examples Non Examples
Menurut Buehl (1996) examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari examples non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasi keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
Model Examples Non Examples merupakan salah satu pendekatan Group investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik. Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada individu.(Muslimin Ibrahin, 2000 : 3)
Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh model pembelajaran yang menggunakan media. Media dalam pembelajaran merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Manfaat media ini adalah untuk guru membantu dalam proses mengajar, mendekati situasi dengan keadaan yang sesungguhnya. Dengan media diharapkan proses belajar dan mengajar lebih komunikatif dan menarik.
Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebut Examples And Non-Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
Salah satu proses belajar mengajar adalah gambar. Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya. Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan aktif termotivasi untuk belajar.
Menurut Rochyandi, Yadi (2004:11) model pembelajaran kooperatif tipe example non example adalah:
"Tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial."
Gambar juga mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar, yakni untuk mempermudah dan membantu siswa dalam membangkitkan imajinasinya dalam belajar. Selain itu dengan mengggunakan gambar siswa dapat melatih mencari dan memilih urutan yang logis sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian dalam Model Pembelajaran Examples Non Examples tercakup teori belajar konstruktivisme.
Teori konstruktivisme ini menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide (Slavin dalam Nur dan Wikandari,2002: 8).
2.2 Prinsip Model Pembelajaran Examples Non Examples
Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Examples and Non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Examples dan Non-Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
· Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Non-Example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Metode Examples non Examples penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Prinsip Reaksi model pembelajaran Examples Non Examples adalah
Guru memberi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar 2-3 orang siswa, sehingga setiap anggota bertanggung jawab atas setiap penguasaan komponen-komponen yang di tugaskan sebaik-baiknya. Sehingga menyebabkan tumbuhnya rasa senang dalam proses belajar mengajar, serta dapat menjadikan siswa lebih semangat belajar karena dapat melihat secara langsung.
Dalam sistem sosial guru selalu mengamati semua yang di lakukan tiap kelompok agar kegiatan berjalan lancar. Dalam model ini guru tidak banyak mejelaskan tentang materi. Guru hanya menyiapkan materi yang berupa gambar-gambar untuk memfasilitasi anak dalam mendiskusikan sebuah materi dan dilakukan secara kelompok. Dalam kelompok tersebut tidak hanya materi yang di bahas saja melainkan juga memberi arti penting dari kerjasama, persaingan sehat antar kelompok, keterlibatan belajar dan tanggung jawab.
2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Examples Non Examples
Menurut (Agus Suprijono, 2009 : 125) Langkah – langkah model pembelajaran Examples Non Examples, diantaranya :
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar-gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.
Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD/OHP/In Focus. Pada tahap ini Guru dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar dan membentuk kelompok siswa.
Guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisa gambar. Peserta didik diberi waktu melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama agar detil gambar dapat dipahami oleh peserta didik, dan guru juga memberi deskripsi tentang gambar yang diamati.
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan sebaiknya disediakan guru.
Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.
dilatih peserta didik untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.
Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tennyson dan Pork (Weblogask: 2011) menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
Urutkan dari yang gampang sampai yang ke sulit.
Pilih contoh yang berbeda satu sama lainnya.
Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.
Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non contoh akan membantu siswa untuk membangun pemikiran yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (Weblogask: 2011) telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang memperkenalkan konsep yang baru dengan model example non example. Kerangka konsep tersebut antara lain:
Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non contoh yang menjelaskan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menyajikannya dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap example dan non example tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar tersebut berbeda.
Menyiapkan examples non examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.
Meminta siswa untuk bekerja berpasangan atau berkelompok untuk menggeneralisasikan konsep examples non examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikan secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.
Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari examples non examples.
2.4. Motivasi Belajar Model Pembelajaran Examples Non Examples
2.4.1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan. Motif merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia, yang menyebabkan manusia bertindak atau melakukan sesuatu. Motivasi merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:
Kebutuhan.
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
Dorongan
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi tujuan tersebut merupakan inti motivasi.
Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga diharapkan tujua dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangan diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
2.4.2. Jenis Motivasi Belajar
Motivasi dapat diebedakan menjadi dua yatu :
Motivasi Instrinsik
Yang di maksud dengan Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu suadah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai Contoh: Seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya, karena ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh, seseorang itu belajar karena tahu besok paginya akan ada ujian dengan harapan akan mendapat nilai yang baik, sehingga ia akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah.
Strategi yang digunakan oleh Guru untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
Strategi menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran. Dengan strategi motivasi yang tepat akan mampu memberikan kesuksesan dalam pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Wina Sanjaya (2006), bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Pupuh Fathurohman dan M. Sobry Suntikno (2010) menyatakan ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, yaitu:
Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu seorang guru menjelaskan tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kepada siswa. Makin jelas tujuan yang akan dicapai peserta didik maka makin besar juga motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Memberikan hadiah (reward)
Memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat peserta didik untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, peserta didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar peserta didik yang berprestasi.
Memunculkan saingan atau kompetensi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
Memberikan pujian
Memberikan pujian atau penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi sudah sepantasnya dilakukan oleh guru yang bersifat membangun.
Memberikan hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta didik tersebut mau mengubah diri dan beruaha memacu motivasi belajarnya.
Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar
Kegiatan yang dilakukan guru adalah memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Guru menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan disiplin yang terarah sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang kondusif.
Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun komunal (kelompok)
Menggunakan metode yang bervariasi
Dalam pembelajaran, metode konvensional harus sudah ditinggalkan guru karena peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan kompetensi peserta didik.
Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan memotivasi peserta didik dalam memaknai pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Adanya media yang tepat akan mampu memediasi peserta didik yang memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicaranya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap peserta didik dapat dikurangi dan dapat memberikan stimulus terhadap indera peserta didik.
Hasil Belajar
2.5.1 Pengertian
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian tehadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegitan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu
Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu :
Ketrampilan dan kebiasaan
Pengetahuan dan pengertian
Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat di isi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah (Nana Sudjana, 2004;22)
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
Faktor eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
Lingkungan Sosial
Lingkungan Sosial Sekolah
Lingkungan Sosial Masyarakat
Lingkungan Sosial Keluarga
Lingkungan Non-Sosial
Lingkungan alam
Faktor Instrumen (Perangkat belajar yang digunakan)
Faktor materi pelajaran yang diajarkan pada siswa.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperolehsiswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.(Nana Sudjana, 1989: 111)
Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Metode Pembelajaran Examples Non Examples
Menurut Buehl (Kurniawan: 2011) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example.
Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dirumuskan kelebihan-kelebihan dari model examples non Examples sebagai berikut:
Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar
Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Adapun kekurangan atau kelemahan model pembelajaran Examples Non Examples, yaitu sebagai berikut:
Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
Penerapan model examples non Examples memakan waktu yang lama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada pembelajaran penerapan metode atau model pada cara mengajar sangat menentukan hasil belajar, tetapi keberhasilan juga sangat bergantung padasituasi kelas. Situasi kelas menjadi bahan pertimbangan utama ketika menentukanmodel pembelajaran yang akan digunkan.
Pembelajaran Examples Non Examples, Examples gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh pada suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Non Examples gambaran yang bukan contoh dari materi. Siswa akan diarahkan untuk dapat mengetahui gambaran dari Examples dan menganalisis gambaran dari Non Examples sehingga siswa akan merasa terpacu untuk menggali lebih jauh lagi materi yang di berikan.
Pembelajaran Examples Non Examples akan menjadi motivasi belajar yang baik, dengan langkah yang menyenangkan, sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula.Namun pada sisi pengajar model seperti ini memerlukan pemikiran yang kreatif serta pengaplikasian yang sesuai dengan materi, karena tidak semua materi dapat digambarkan dengan model Pembelajaran Examples Non Examples.
B. Saran
1. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Makalah ini, sangat diharapkan akan adanya perbaikan.
2. Diharapkan kepada para Guru agar lebih menyelenggarakan pembelajaran yang optimal terhadap anak didiknya dan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang arti belajar itu sendiri.
3. Diharapkan kepada Guru selaku pendidik untuk tidak hanya memfokuskan fungsinya selaku pengajar dan fasilitator, tetapi juga perannya selaku motivator sehingga sukses dalam proses pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, Cet. Keempat
Nirwana, Herman dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Padang : FIP UNP
Apriani, Atik dan David Indrianto. Implementasi model pembelajaran examples non examples. FKIP PGMI. IKIP PGRI SUMEDANG. 2010
Agus Suprijono.(2009).Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.