Makalah Ozon ( Meteorologi-Klimatologi)
MAKALAH
OZON
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Meteorologi dan
Klimatologi
Dosen Pengampu : Dr. Ch. Muryani
oleh :
WAHYU PURNOMO AJI
K5412077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tanpa halangan apapun.
Makalah yang berjudul "Ozon" ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metorologi dan Klimatologi Semester I Prodi Pendidikan Geografi
FKIP UNS 2012.
Dalam kesempatan ini kami berterima kasih atas bimbingan, bantuan, serta
saran dari berbagai pihak seperti :
1) Allah SWT atas segala ni'mat yang diberikan-Nya.
2) Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan moril maupuun
materil.
3) Ibu Dr. Ch. Muryani sebagai dosen pengampu mata kuliah Meteorologi
dan Klimatologi.
4) dan masih banyak pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun
demu terwujudnya penulisan makalah yang akan datang yang lebih baik.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan memberikan sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
Geografi.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Desember 2012
Penulis,
Wahyu Purnomo Aji
NIM. K5412077
Motto
· Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, melainkan
kita yang meminjamnya dari anak cucu kita. ( Anonim )
Daftar Isi
Halaman Judul
............................................................................
....................... i
Kata Pengantar
............................................................................
...................... ii
Motto
............................................................................
..................................... iii
Pengesahan..................................................................
....................................... iv
Daftar Isi
............................................................................
................................ v
Daftar Gambar
............................................................................
....................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
............................................................................
... 1
B. Rumusan Masalah
..........................................................................
2
C. Tujuan Penulisan
............................................................................
2
D. Manfaat Penulisan
.........................................................................
2
E. Sistematika Penulisan
..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Pembentukan Lapisan Ozon
...................................... 3
B. Manfaat Lapisan Ozon
................................................................... 4
C. Faktor Penyebab Penipisan Lapisan Ozon
..................................... 5
D. Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon
.............................................. 6
E. Dampak Menipisnya Lapisan Ozon
................................................ 7
F. Pencegahan dari Penipisan Lapisan Ozon
....................................... 9
G.Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon
..................................... 10
H.Alasan Keberadaan Lubang Ozon di Antartika ..............................
12
I. Contoh Kasus
............................................................................
...... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................
....... 18
B. Saran
............................................................................
................. 18
Daftar Pustaka
............................................................................
...................... 20
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari
matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari
matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga
diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih,
dan salah satu unsur pembentuk plastik.
Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung
bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Indikasi kerusakan lapisan ozon
pertama kali ditemukan sekitar tiga setengah dekade yang lalu oleh tim
peneliti Inggris, British Antarctic Survey (BAS), di benua Antartika.
Beberapa tahun kemudian hasil pantauan menyimpulkan kerusakan ozon di
lapisan stratosfer menjadi begitu parah. Lapisan ozon melindungi kehidupan
di bumi dari radiasi ultraviolet matahari. Namun, semakin membesarnya
lubang ozon di kawasan kutub bumi akhir- akhir ini sungguh mengkhawatirkan.
Bila hal tersebut tidak diantisipasi, bisa menimbulkan bencana lingkungan
yang luar biasa.
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi
hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang
dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ini,
terbentuk pada musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan
sebelum menebal kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada
ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca menunjukan bahwa persentase
ozon secara keseluruhan di Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan
yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama.
Gas chlofluorocarbons (CFC) disebut juga sebagai gas yang menyebabkan
terjadinya penipisan lapisan ozon ini. Selain CFC, ada pula
hydrochlorofluorocarbons (HCFC), halons, methyl bromide, carbon tetra
chloride, dan methylchloform. Ozon tercipta jika radiasi yang berasal dari
matahari bertemu dengan oksigen di dalam atmosfer.
Penipisan lapisan ozon disebabkan meningkatkan persentasi gas-gas yang
bereaksi dengan ozon (O3) sehingga mengurangi kadarnya di atmosfir. Di
pihak lain, lapisan ozon ini diperlukan untuk mengurangi penetrasi
ultraviolet dari matahari.
Di lain pihak, manusia juga membutuhkan ultraviolet ini guna menunjang
ketersediaan vitamin D bagi setiap orang. Oleh karena itu, ozon perlu
dijaga konsentrasinya sehingga kehidupan dapat berjalan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan bagaimana proses pembentukan lapisan ozon.
2. Apa manfaat dari lapisan ozon
3. Apa yang menjadi faktor penyebab menipisnya lapisan ozon
4. Bagaimana mekanisme penipisan lapisan ozon
5. Apa dampak yang ditimbulkan dari penipisan lapisan ozon
6. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah menipisnya lapisan ozon
7. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menanggulangi menipisnya lapisan
ozon baik oleh badan dunia, negara Indonesia maupun masyarakat
dunia.
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dan proses pembentukan lapisan ozon
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang manfaat lapisan ozon
3. Menginformasikan kepada pembaca tentang faktor penyebab penipisan
lapisan ozon
4. Mendeskripsikan mekanisme proses penipisan lapisan ozon
5. Memberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan dari penipisan
lapisan ozon
6. Memberi penjelasan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan dari
penipisan lapisan ozon.
D. Manfaat
Mengetahui manfaat lapisan ozon dan efek samping akibat menipisnya lapisan
ozon.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat dan Sistematika Penulisan.
Bab II Pembahasan, yang terdiri dari : Definisi dan Pembentukan Lapisan
Ozon, Manfaat Lapisan Ozon, Faktor Penyebab Penipisan Lapisan Ozon,
Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon, Dampak Menipisnya Lapisan Ozon,
Pencegahan dari Penipisan Lapisan Ozon, Penanggulangan Penipisan Lapisan
Ozon, Alasan Keberadaan Lubang Ozon di Antartika, Contoh Kasus
Bab III Penutup, yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran
BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Pembentukan Lapisan Ozon
Ozon ditemukan oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun
1840. Ozon merupakan molekul yang terdiri atas tiga atom oksigen yang
dilambangkan dengan simbol O3. Meskipun ozon bisa ditemukan dalam jumlah
yang kecil di semua lapisan atmosfer, namun karena adanya proses kimia dan
radiasi, keberadaannya tidak terlalu signifikan. Hampir sekitar 90 persen
dari jumlah ozon yang ada di atmosfer berada pada lapisan teratas yang
dikenal dengan nama stratosfer, yang lokasinya sekitar 15-50 km di atas
permukaan bumi. Wilayah yang berisikan konsentrasi terbesar dari ozon ini
dinamakan sebagai lapisan ozon.
Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer.
Ozon yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan
mahluk hidup di bumi dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang
terdapat pada lapisan troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi
dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di
troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca.
Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan,
cat, plastik dan kesehatan manusia.
Ozon membentuk cairan berwarna biru tua pada suhu di bawah -112
C, dan cairan berwarna biru tua gelap pada suhu di bawah -193 C. Selain itu
mempunyai bau yang keras, menusuk hidung serta terbentuk pada kadar rendah
dalam udara akibat arus eletrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi
seperti radiasi eletromagnetik. Ozon adalah gas beracun sehingga bila
berada dekat permukaan tanah akan berbahaya dan bila terhisap dapat merusak
paru-paru bahkan mampu menyebabkan kematian.
Secara alamiah ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar
ultraviolet dari pancaran sinar matahari. Pada tahun 1930, Chapman
menjelaskan pembentukan ozon secara alamiah. Di mana ia menjelaskan bahwa
sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari mampu menguraikan gas
oksigen di udara bebas.
Molekul oksigen tersebut terurai menjadi dua buah atom oksigen,
proses ini dikenal dengan nama photolysis. Lalu kedua atom oksigen tadi
secara alamiah bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada
disekitarnya, kemudian terbentuklah ozon.
Reaksi Pembentukan Ozon :
Sinar Ultra Violet O O + O
O3
Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer yang dikenal dengan
nama lapisan ozon adalah kumpulan ozon yang terjadi dari hasil proses
alamiah photolysis. Lapisan ozon ini berada pada ketinggian 19 – 48 km (12
– 30 mil) di atas permukaan bumi.
Selain terjadi proses pembentukan molekul ozon, secara alamiah
terjadi juga proses penguraian O3. Sinar ultraviolet yang mempunyai energi
tinggi dapat memutus ikatan rantai molekul ozon, sehingga molekul ozon
tersebut kembali menjadi atom oksigen bebas (O) dan molekul oksigen (O2).
Pada kondisi normal, tanpa adanya Bahan Perusak Ozon (BPO), reaksi
pembentukan dan penguraian molekul Ozon terjadi dalam keadaan seimbang
sehingga jumlah molekul Ozon di stratosfir relatif stabil.
Reaksi Penguraian Ozon :
Sinar UV + O3 ===> O2 + O
O + O3 ===> O2
+ O2
2O3 <==>
3O2
B. Manfaat Lapisan Ozon
Lapisan Ozon sangat bermanfaat bagi segala kehidupan di bumi karena
ia berfungsi sebagai :
1. Melindungi makhluk hidup yang ada di bumi dengan cara menyerap hampir
90% radiasi sinar ultraviolet B (UV-B) yang dipancarkan oleh matahari.
Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih
pendek daripada cahaya. UV-B yang mempunyai panjang gelombang 280-315 nm.
Telah diketahui bahwa Sinar UV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan :
a. Penyakit kanker kulit
b. Katarak
c. Kerusakan genetik pada sel-sel manusia, hewan maupun tumbuhan.
d. Penurunan sistem kekebalan hewan, tumbuhan dan organisme yang hidup di
air
e. Mengurangi hasil pertanian dan dan merusak tanaman
f. Mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta
mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan
kebanyakan hewan- hewan laut.
2. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang 315-400 nm) tidak diserap oleh
lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari sangat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi.
3. Ozon stratospheric memberi efek pada suhu atmosfer yang menentukan suhu
dunia
C. Faktor Penyebab Penipisan Lapisan Ozon
Zat-zat perusak ozon tersebut dikenal dengan nama Bahan Perusak Ozon
(BPO), contohnya yaitu :
1. Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydrochlorofluorocarbons (HCFC).
CFC yang berlebihan dikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak
berpuluh-puluh tahun yang lalu. CFCdapat melepaskan atom
Chlorine dan dapat merusak lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat di
dunia dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan penggunaan
Freon pada alat AC, lemari es, dan alat pendingin lainnya merupakan salah
satu bentuk yang turut andil dalam pengrusakan lapisan ozon, karena alat
ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114 dan HCFC-22 dalam proses kerjanya.
Catatan : Penentuan Rumus Kimia suatu CFC (Menggunakan Aturan 90)
Contoh : CFC-11 (Nama Dagang : Freon-11 atau R-11)
CFC-11 : 11 + 90 = 101
101 merupakan 3 digit angka, dimana :
( Digit Pertama menunjukkan jumlah atom Karbon (a)
( Digit Kedua menunjukkan jumlah atom Hidrogen (b)
( Digit Ketiga menunjukkan jumlah atom Fluorin (c)
( Menghitung jumlah atom klorin dengan Rumus (2.a + 2) - b -c
Sehingga CFC-11 dengan jumlah atom karbon adalah 1, jumlah atom hidrogen
adalah nol, jumlah atom fluorin adalah 1, dan jumlah atom klorin (2.1 + 2 -
0 - 1 =3).
Jadi rumus kimia CFC-11 adalah CFCl3. Artinya, ia memiliki 1 atom karbon,
tidak memiliki hidrogen, 1 atom fluorin, dan 3 atom klorin.
2. Penggunaan CFC-11, CFC-12 dan CFC-114 secara luas juga digunakan pada
produk dengan alat kerja penyemprot atau disebut aerosol spray seperti
kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut (hair
spray), minya wangi/parfum, insektisida, pembersih kaca (jendela),
pembersih oven, produk-produk farmasi, cat, minyak pelumas dan oli.
3. Penggunaan CFC-113 sebagai cairan pembersih (cleaning solvent) pada
proses pembuatan peralatan elektronik, penghilangan lemak
(degreasing) logam selama proses fabrikasi. Selain itu CFC-113 digunakan
untuk dry-cleaning dan spot-cleaning pada industri tekstil.
4. Haloncarbon yang digunakan dalam zat cair pemadam kebakaran (aerosol
fire extinguiser) sepertiMethyl Bromide, Carbon Tetrachloride, dan Methyl
Chloroform.
5. Penggunaan methyl chloroform dan carbon tetrachloride sebagai bahan
pelarut (solvent).
D. Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon
Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang
mengandung khlorin atau bromin yang dihasilkan oleh zat/bahan perusak ozon
seperti CFC dan Haloncarbon yang akan menghasilkan radikal khlor dan brom.
Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai
memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul
ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi
ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa
yang mengandung khlor dan brom perusakan lapisan ozon semakin parah.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan
ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur
dengan sinar UV dan membebaskan atom Chlorine. Bahan kimia ini menipiskan
lapisan ozon dan menghasilkan Lubang Ozon dengan bertindak sebagai katalis
dalam suatu reaksi kimia yang merubah ozon (O3) menjadi oksigen (O2).
Reaksi ini dipercepat dengan adanya kristal-kristal es di stratosfer yang
merupakan salah satu dari sumber bagi kerugian besar ozon di Antartika.
Karena CFC bertindak sebagai katalis, maka mereka tidak dikonsumsi dalam
reaksi yang merubah ozon menjadi oksigen, tetapi tetap ada di stratosfer
dan terus menerus merusak ozon selama bertahun-tahun.
Menurut hasil penelitian, satu atom Cl dapat menguraikan sampai 100.000
senyawa ozon dan bertahan sampai 40-150 tahun di atmosfer. Padahal
stratosfer hanya bisa menyerap sejumlah atom klorin, sehingga pada akhirnya
meskipun penggunaan CFC ditekan, jumlah yang ada dalam atmosfer masih cukup
besar dan perlu waktu yang sangat lama untuk diserap.
1. Reaksi Penipisan Ozon Stratosfer karena CFC
Fotodisosiasi CFC :
CFCl3 + UV ==> CFCl2 + Cl
Reaksi dengan O3 :
O3 + Cl ==> ClO + O2
ClO + O ==> Cl + O2
Hasil :
O3 + O ==> 2O2
2. Reaksi Perusakan Ozon oleh Bromin
Senyawa Bromine dipecah oleh sinar UV sehingga melepaskan
Bromin, dan meng-katalisa perusakan Ozon :
O3 + Br ==> BrO + O2
BrO + O ==> Br + O2
Hasil :
O3 + O ==> 2O2
Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai
29 juta Km². Konsentrasi rata – rata lapisan ozon kurang dari 200 DU
dikategorikan sebagai lubang ozon (Ozone Hole).
Dari data dan pengamatan kondisi ozon di atmosfir kondisi dari bulan
Oktober 1980 sampai dengan Oktober 1991 kondisi lubang pada lapisan ozon
makin memprihatinkan dan makin membesar, bahkan berdasarkan laporan dari
NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta km², hampir
sebesar benua Australia. Kondisi terbaru memang sudah lebih baik menurut
data per – 9 September 2011 konsentrasi rata-rata lapisan ozon minimum 164
DU ( lubang ozon = 200 DU) terletak di lokasi 76 derajat selatan dan 108
derajat sebelah barat dengan luas sekitar 18.12 million km2 dan kehilangan
partikel ozon sebesar 8.14 megatron. Dari foto satelit lubang ozon di kutub
utara masih terlihat terjadi penipisan. penipisan itu berada di sekitar
Rusia dan Skandinivia, selain yang juga terlihat di Australia.
E. Dampak Penipisan Lapisan Ozon
Dampak Negatif
Apabila lapisan ozon semakin tipis, praktis akan mengakibatkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Lapisan ozon akan membentuk lubang sehingga makin banyaknya sinar UV
yang mencapai bumi, karena untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan
terjadi kenaikkan radiasi UV sebesar 20 persen. Hal ini sangat berbahaya
terhadap kelangsungan makhluk hidup di bumi. Sinar ultraviolet dalam jumlah
banyak dapat menyebabkan :
a. Kanker kulit pada manusia. Menurut pnelitian, di Punta Arenas, Chili
terjadi peningkatan kasus kanker kulit sebesar 66% selama 1994 – 2004, di
Australia 1000 kasus per 100.000 orang/thn.
b. Penyakit katarak pada mata manusia
c. Rusaknya sistem imunisasi tubuh
d. Perusakan genetik atau sel-sel hidup pada manusia dan hewan
e. Kehidupan laut, ekosistem, dan hutan pun akan terganggu bila volume
sinar ultra ungu melebihi batas normal
f. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan
akan cenderung kerdil, sehingga menurunkan produktifitas pertanian.
g. Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan
udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu
sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut.
h. Dengan banyaknya radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu
reaksi kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat mengakibatkan penambahan
jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya
hujan asam dan berakibat naiknya gangguan saluran pernapasan pada manusia.
2. Gunung-gunung es di kutub utara akan mencair yang mengakibatkan
naiknya permukaan air laut dunia. Sehingga lambat laun daratan di bumi pun
akan tenggelam.
3. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan
bumi yang sering disebut sebagai "Global Warming". Sebagian besar
ozon stratosfer dihasilkan di kawasan tropis dan diangkut ke ketinggian
yang tinggi dengan skala besar putaran atmosfer semasa musim salju
hingga musim semi. Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.
Dampak Positif
Beberapa dampak positif dari sinar ultraviolet antara lain :
1. Sebagai penghangat
2. Pembentukan vitamin D untuk tulang
3. Membasmi & membunuh bakteri
4. Energi bagi tumbuhan
5. Menghilangkan depresi
Oleh sebab itu disarankan untuk "sering" berjemur secara sehat di pagi hari
selama 30 menit. Untuk mendapatkan vitamin D dan agar tak gampang terserang
osteoporosis. Itupun disarankan hanya pada muka dan tanggan saja dan hanya
dilakukan di pagi hari.
Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk:
1. Mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik),
2. Menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida,
nitrit, dan
bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna),
3. Membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu
penapis menghilangkan besi dan arsenik),
4. Mencuci, dan memutihkan kain (dipaten),
5. Membantu mewarnakan plastik,
6. Menentukan ketahanan getah.
F. Pencegahan dari Penipisan Lapisan Ozon
Dalam memelihara lapisan ozon, seluruh masyarakat di dunia harus bertindak
yaitu dengan cara :
1. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga
yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi
dari sinar UV.
2. Menggunakan selalu produk-produk yang berlogo ramah ozon.
3. Menggunakan alat pemadam api yang tidak mengandung Haloncarbon.
4. Memeriksa dan merawat peralatan pendingin/pengatur suhu dan sistem
pemadam api secara berkala untuk memastikan tidak adanya kebocoran BPO
(CFC, HCFC atau Halon)
5. Memastikan bahwa CFC/HCFC/Halon yang ada di dalam sistem diambil kembali
(recovery) dan didaur ulang (recycle) dalam proses perawatan dan perbaikan
sistem pendingin atau pemadam api.
6. Mengirim CFC/HCFC/Halon yang sudah tidak terpakai ke fasilitas
pengolahan BPO bekas seperti Halon Bank, Pusat Reklamasi CFC atau
Pemusnahan BPO.
7. Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat
perusak ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan misalnya
pembangkit tenaga listrik dari sel surya, angin atau arus air
terjun/turbin.
8. Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat
dalam program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan
penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi
yang tidak merusak lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar "Save Our
Earth".
9. Tidak membakar hutan maupun menebang pohon-pohon secara liar.
Cara Pencegahan Langsung Dampak Sinar Ultraviolet
Dibawah ini beberapa tips mencegar paparan langsung dari dampak negatif
sinar Ultraviolet. Menghindari berjemur dibawah sinar matahari yang terik
pada jam 10 – 16 sore. Waspadai SUNBURN respon inflamasi kulit normal yang
bersifat akut, lambat dan sementara setelah terjadinya paparan oleh sinar
UV. Ditandai dgn eritema pd kulit, jika berat dapat terbentuk vesikel,
bula, terjadi edema & nyeri. Menggunakan baju yg mampu menangkal sinar UV
(Bahan pakaian terdiri dari SPF 15 – 50 (Suppl):S79-S82 yang aman bagi
tubuh)). Penggunaan Tabir Surya Topikal terbukti mampu menjadi induksi
solar keratosis & KSS. Serta gunakan kacamata, topi dan payung pada puncak
sinar matahari yaitu pada pukul 10.00 s/d 16.00.
G. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon
1. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Badan Dunia
Isu penipisan lapisan ozon telah dijadikan isu internasional oleh Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lingkungan Hidup, United Nations
Environment Programme (UNEP) sejak tahun 1987. Atas permintaan "United
Nations Environment Programme" (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global
dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon
dalam jangka panjang. Semua data dari penelitian pemantauan di seluruh
dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia
kepada masyarakat ilmiah internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia
terhadap lapisan ozon, dengan ditandatanganinya Protokol Montreal pada
tahun 1987, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon.
Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 1990 diumumkan pelarangan total terhadap penggunaan CFC
sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989,
yang juga disetujui oleh Presiden Amerika Serikat, George Bush.
Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National
Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti
Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km
(372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan
menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.
Perhatian negara-negara di dunia terhadap penipisan lapisan
ozon sebenarnya sudah ada sebelum lahirnya Protokol Montreal. Yaitu dengan
terciptanya kebijakan dalam perlindungan lapisan ozon pada tahun 1981
melalui keputusan UNEP Governing Council, merupakan kelompok kerja yang
beranggotakan wakil dari beberapa negara. Kelompok kerja ini menyusun suatu
konsep "Konvensi untuk Perlindungan Lapisan Ozon."
Sampai kemudian pada tahun 1985 dokumen ini dikenal dengan Konvensi
Wina, yang berisikan tentang perlindungan terhadap lapisan ozon. Dokumen
ini diadopsi oleh negara-negara Uni Eropa serta 21 negara lainnya di dunia.
Konvensi Wina merupakan titik awal pergerakan dalam menyelamatkan lapisan
ozon. Konvensi Wina merupakan landasan hukum pelaksanaan perlindungan
lapisan ozon ditingkat internasional yang mensyaratkan seluruh negara pihak
untuk bekerjasama melaksanakan pengamatan, penelitian dan pertukaran
informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mengkaji dampak
kegiatan manusia terhadap lapisan ozon serta dampak penipisan lapisan ozon
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Tak lama setelah itu muncul Protokol Montreal pada tanggal 16
September 1987. Protokol Montreal memuat aturan pengawasan produksi,
konsumsi dan perdagangan bahan-bahan perusak lapisan ozon. Dalam protokol
tersebut tercantum jenis-jenis bahan kimia yang masuk dalam daftar
pengawasan serta jadwal penghapusan masing-masing jenis BPO. Protokol
Montreal kemudian mengalami penyempurnaan melalui penetapan Amandemen
London (1989), Amandemen Kopenhagen (1992), Amandemen Montreal (1997) serta
Amandemen Beijing (1999).
2. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Indonesia
Pada tahun 1992, Indonesia meratifikasi Protokol Montreal dan
Konvensi Wina melalui Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Pengesahan Konvensi Wina dan Protokol Montreal. Dilakukannya hal ini
sebagai bentuk upaya Indonesia dalam rangka perlindungan lapisan ozon.
Aksi nyata yang dilakukan seperti penghapusan CFC sebagai salah
satu Bahan Perusak Ozon (BPO) pada sektor manufaktur refrigrasi yang
dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan United
Nations Development Programme (UNDP). Kegiatan proyek dilaksanakan mulai
tahun 2003 sampai 2007 dengan tujuan untuk menghapuskan penggunaan CFC pada
industri yang memproduksi alat pendingin. Proyek ini merupakan pelaksanaan
Konvensi Wina dan Protokol Montreal.
Jadwal penghapusan BPO yang berlaku bagi Indonesia adalah
sebagai berikut :
Bahan Perusak Ozon
Jadwal Penghentian Impor
Halon1998
TCA1998
CTC1998
CFC2007
Methyl Bromida2015
HCFC2040
Keberhasilan mem-phase-out sebanyak 8,989 Metrik Ton CFC pada tahun 2007,
Indonesia dinilai berhasil karena telah menghapuskan konsumsi CFC lebih
cepat dua tahun dari pada target Protokol Montreal.
Keberhasilan Indonesia diatas tidak sampai disitu saja, beberapa rencana
Kedepan terus digagas. Antara lain; Implementasi HPMP 2011 – 2018. Rencana
Kedepan adalah melaksanakan HCFC Phase-out Management Plan (HPMP) atau
Penghapusan konsumsi HCFC.Untuk mencapai target pemerintah Indonesia
menghapus konsumsi HCFC secara bertahap pada Freeze, pada baseline
levelpada tahun 2013 dengan kriteria baseline : Rata-rata konsumsi 2009 dan
2010. Selanjutnya; 10 % pengurangan impor tahun 2015, 35% pengurangan impor
tahun 2020, 67.5 % pengurangan impor tahun 2025, 97.5 % pengurangan impor
tahun 2030.
Upaya penghapusan HCFC ini akan diimplementasikan secara bertahap mulai
dari tahun 2013 sebagai masa pembekuan konsumsi, yaitu kembali kepada angka
baseline rata-rata konsumsi tahun 2009 dengan 2010; kemudian pengurangan
konsumsi HCFC sebesar 10% dari baseline pada tahun 2015, pengurangan
konsumsi sebesar 35% konsumsi pada tahun 2020, pengurangan sebesar 67.5%
pada tahun 2025 dan pengurangan sebesar 97.5% pada tahun 2030.
Langkah-langkah dalam menjalankan program HCFC Phase-out Management Plan
(HPMP) Periode Tahun 2011 -2013 dengan cara; Sosialisasi ke pemangku
kepentingan pusat dan daerah, Penurunan/pencegahan pertumbuhan konsumsi
HCFC, Pembuatan peraturan kendali import HCFC, Pembuatan peraturan
penggunaan HCFC di sektor manufaktur, Pembuatan peraturan import produk
yang mengandung HCFC, Pengembangan sistem dan mekanisme pemberian bantuan
Incremental Capital Cost, Incremental perational Cost, dan Technical
Assistances; monitoring, audit dan evaluasi pemberian bantuan pada
manufaktur.
Hidrokarbon – alternatif pengganti BPO
Harapan kedepan dari upaya tersebut adalah menjadikan Hidrokarbon salah
satu alternatif pengganti BPO, yang tidak memiliki potensi merusak ozon dan
rendah potensi pemanasan globalnya. Pertamina pada saat ini sedang
mengembangkan produk Hidrokarbon sebagai pengganti CFC dan HCFC sebagai
bahan pendingin di AC maupun refrigerasi.
3. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Masyarakat Dunia
Salah satu upaya masyarakat dalam membantu upaya pemerintah
untuk menanggulangi menipisnya lapisan ozon yaitu dengan cara penanaman
tumbuhan dan pohon-pohon sekaligus melestarikannya.
Karena dengan banyaknya pohon, maka banyak pula oksigen yang
dihasilkan oleh tumbuhan atau pohon tersebut. Dengan banyaknya kandungan
oksigen di udara bebas maka semakin banyak juga ozon yang terbentuk dan
naik ke atmosfer. Sehingga membentuk lapisan ozon yang tebal dan stabil
keberadaannya.
H. Alasan Mengapa Lubang Ozon Berada di Antartika
Jawaban dari pertanyaan ini terletak pada dua alasan. Pertama, ketika
sesuatu (seperti sebuah molekul CFC dilepaskan ke udara, dia tidak tetap
tinggal pada atmosfer di wilayah sumbernya. Karena CFCs memiliki waktu-
tinggal beberapa dekade, maka CFC tetap tinggal cukup lama untuk melakukan
perjalannya ke stratosfer. Kunci dari waktu hidup yang panjang dari CFC
adalah karena mereka tidak reaktif. Mereka tidak bereaksi dengan substansi
lainnya di troposfer, dan hanya terpisah di stratosfer ketika mereka
terekspose pada radiasi ultraviolet energi-tinggi--sebuah proses yang dapat
memakan waktu beberapa tahun. oleh karena angin di troposfer dan stratosfer
memilki waktu yang cukup untuk mendistribusikan molekul CFC bumi.
Kedua, kondisi cuaca di Antartika memungkinkan terbentuknya awan yang
disebut dengan polar stratospheric clouds (PSCs). Awan ini terbentuk hanya
pada kondisi dingin. Hal ini lah yang mnenyebabkan awan ini biasanya hanya
terbentuk di Antartika (PSCs juga dapat ditemukan di Artik, tetapi karena
cuacanya tidak selalu dingin, maka awannya tidak begitu sering ditemukan).
Untuk memahami mengapa PSCs mengkontribusi penipisan ozon, informasi
tambahan mengenai kimia di stratosfer diperlukan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika CFCs memasuki stratosfer,
mereka terekspose pada sinar ultraviolet energi-tinggi dari matahari, yang
menyebabkan klorin (simbol kimianya adalah Cl) terlepas dari molekul CFC.
Satu atom klorin memiliki kemampuan untuk memfragmentasi lebih dari 1000
molekul ozon (sebagai contoh melalui reaksi Cl + O3 => ClO +O2) sebelum
atom klorin tersebut terperangkap lagi dalam molekul yang lebih stabil
(sering disebut dengan reservoir substances), seperti chlorine nitrate
(ClONO2). Fakta ini memang sangat menarik dan mungkin dapat menjelaskan
mengapa terjadi pengurangan ozon di bumi. Akan tetapi tidak bisa
menjelaskan mengapa terjadi lubang ozon.
Maka disinilah PSCs berperan. Pada permukaan awan yang dingin ini,
reservoir substances sekali lagi bertransformasi menjadi bentuk klorin yang
lebih aktif. Sebagi contoh, ClONO2 bereaksi dengan hydrochloride acid (HCl)
untuk membentuk chlorine gas (Cl2) and HNO3. Selama periode gelap total di
kutub sejumlah besar Cl2 dapat terakumulasi, tetapi hanya sedikit penurunan
ozon yang teramati.
Destruksi besar-besaran dari ozon yang pada akhirnya membentuk lubang ozon
terjadi hanya ketika sinar matahari pertama menyinari atmosfer Antartika
setelah periode malam di kutub, memecah Cl2 menjadi dua atom klorin (Cl2 =>
2 Cl). Sekarang destruksi ozon dapat dimulai lagi melalui reaksi Cl + O3 =>
ClO +O2. Karena terdapat banyak sekali klorin dalam bentuk aktif pada akhir
malam di kutub (September di Antartika) lubang ozon dapat meluas ke ukuran
yang lebih besar dari pada wilayah Amerika Serikat. Pada kutub selatan,
level ozon dibawah 100 Dobson unit sekarang telah secara frekuentif
diobservasi pada akhir September dan awal Oktober.
Temperatur paling dingin di Kutub Selatan terjadi pada bulan Agustus dan
September. awan tipis terbentuk pada kondisi dingin ini, dan reaksi kimia
pada partikel awan membantu gas klorin dan bromin secara cepat
menghancurkan ozon. Pada awal Oktober, temperatur biasanya mulai menghangat
dan kemudian lapisan ozon mulai terbentuk kembali.
I. Contoh Kasus
1. Dilema Lubang Ozon dan Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca
Arktik - Ketika Es Antartika Terancam oleh Pulihnya Lubang Ozon
Kalau lubang ozon sudah terpulihkan, apakah kemudian pemanasan global bisa
teratasi? Ternyata studi terkini menunjukkan pulihnya lubang ozon di atas
Antartika malah menyebabkan lebih banyak es mencair pada dekade mendatang.
Ketika lubang ozon pulih, pola angin yang melindungi interior wilayah kutub
dari udara yang hangat menjadi terbuka, mengakibatkan Antartika menghangat,
demikian juga kondisi yang lebih hangat dan kering di Australia.
Kendati suhu global meningkat, interior Antartika mempunyai situasi yang
unik karena cenderung mendingin pada musim panas dan gugur selama beberapa
dasawarasa belakangan. Ilmuwan mengaitkan pendinginan tersebut dengan
adanya lubang pada lapisan ozon yang mempengaruhi pola sirkulasi atmsofer
dan memperkuat angin yang mengarah ke barat dan berputar-putar di dalam
benua Antartika. Angin tersebut mengisolasi interior Antartika dari pola
pemanasan, sebagaimana yang teramati pada semenanjuang Antartika serta
bagian lain dunia.
Upaya untuk mencegah terjadinya lubang pada ozon telah dilakukan semenjak
lama. Protokol Montreal tahun 1987 telah berhasil mengupayakan pelarangan
bahan-bahan perusak ozon, sehingga kerusakan yang lebih parah bisa
terhindarkan. Tetapi permasalahan tidak sesederhana itu. Studi telah
dilakukan pada dinamika antara ozon strastosfer dan kondisi atmosfer dari
tahun 1950 sampai akhir abad ke dua puluh; hasilnya menunjukkan bahwa
ketika tingkat ozon terpulihkan, lapisan bawah stratosfer di atas Antartika
- 10-20 km di atas permukaan Bumi - akan menyerap radiasi ungu-ultra, dan
menaikkan temperatur sampai 9 derajat C, mengurangi gradien temperatur
utara-selatan yang kuat. Kalau sudah begitu, temperatur menjadi lebih 'suam-
suam kuku' di Antartika, bersamaan dengan itu, angin yang mengarah ke barat
menjadi lebih lemah dan menghasilkan temperatur yang lebih hangat dan
kering di Australia dan meningkatnya presipitasi di Amerika Selatan.
Model iklim, sebagaimana yang dipergunakan oleh IPCC (Intergovernmental
Panel on Climate Change's) tidak memperhitungkan detil mengenai kimiawi
ozon. Banyak model tidak menyertakan situasi pada 30 km di atas permukaan
Bumi, sementara untuk menjelaskan stratosfer itu paling tidak membutuhkan
ketinggian sampai 60 km. Tentu saja ini menjadi tantangan bagi ilmuwan yang
bekerja pada analisis iklim untuk memperhitungkan perubahan ozon dari
pengurangan sampai penyembuhannya selama abad dua puluh dan dua puluh satu.
Jika didapatkan umpan-balik bahwa ternyata pencairan es berdasarkan model
yang ada masih kurang tepat, maka tingkat aman karbon-dioksida yang
ditetapkan selama ini juga salah. Produktivitas biologi di lautan
ditentukan oleh pola sirkulasi lautan dan atmosfer, sehingga studi
mendatang harus bisa menggandeng sekaligus dinamika lautan pada kimiawi
ozon dan iklim.
Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik
Para ilmuwan mengatakan lapisan ozon di atas atmosfer daerah Inggris berada
di tingkat rendah. Pengamatan ozon yang berpusat di Jerman memperlihatkan
lapisan ozon, berfungsi melindungi bumi dari radiasi matahari yang
berbahaya, ketebalannya makin menipis, yakni dari 4 mm - 5mm turun menjadi
2,5 mm.
Menurunnya ketebalan lapisan ozon di Inggris, menurut kepala program
pengamatan ozon Eropa di Postdam, disebabkan adanya kombinasi dari salju
Arktik dan udara bertekanan tinggi di sekitar Atlantik Utara. Keadaan
tersebut dapat bertambah buruk, tergantung dari apa yang terjadi pada bulan
selanjutnya dan juga bahwasanya penipisan ozon yang terjadi di Inggris baru-
baru ini memang hal yang signifikan.
Tingkatan ozon menipis di sekeliling Arktik dan Antarktika akibat pantulan
sinar matahari mendorong bahan-bahan kimia perusak ke atmosfer. Temperatur
rendah mempercepat kerusakan ini, dan yang paling menjadi perhatian saat
ini adalah Antartika, dimana sebuah lubang di lapisan ozon telah terbuka
sejak tahun 80-an.
Melihat kondisi suhu dingin yang tidak biasa di Arktik saat musim dingin
(yang dihubungkan dengan pemanasan global) para ilmuwan Eropa memberi
peringatan mengenai kerusakan ozon di utara pada bulan Januari.
Komisi Eropa mengatakan bahwa sehubungan dengan terjadinya pendinginan di
lapisan stratosfer Arktik, peningkatan kerusakan ozon dapat terjadi dalam
beberapa dekade. Sebuah lubang di lapisan ozon dapat mengakibatkan
meningkatnya intensitas radiasi UV yang mempengaruhi daerah kutub dan
skandinavia, dan mungkin turun ke Eropa Tengah. Hal ini dapat mempengaruh
kesehatan manusia dan juga keanekaragaman hayati lainnya.
Kerusakan lapisan ozon yang diakibatkan oleh penggunaan zat-zat kimia yang
mengandung CFCs (chloroflurocarbons) seperti yang terdapat di dalam
pendingin ruangan dan aerosols sprays ini diakibatkan oleh banyaknya
Chlorine yang dihasilkan dari suatu fenomena yang dikenal dengan polar
vortex.
Polar vortex merupakan kejadian dimana CFCs digerakkan oleh sirkulasi angin
global menuju utara dan selatan bumi, sehingga 'kumpulan CFCs' tersebut
'terjebak' di kutub. Awan yang terbentuk dalam musim dingin ini adalah yang
terbesar terlihat di Arktik dalam 20 tahun terakhir. Polar vortex merupakan
tempat kejadian dan situasi menjadi lebih buruk. Kerusakan ozon yang
terjadi bisa lebih banyak lagi jika vortex tetap stabil.
Kutub Arktik berputar, tidak seperti Antarktika yang tetap posisinya tiap
tahun. Hal ini mencegah penipisan ozon yang terpusat pada suatu tempat,
seperti yang terjadi di hemisphere selatan setiap musim semi, namun hal ini
membuat pancaran UV ke permukaan bumi tidak dapat diprediksi.
Kebanyakan pengrusakan ozon terjadi karena pembentukan formasi ozon baru di
daerah tropis, yang 'diangkut' ke Arktik. Kerusakan zat kimia ozon
semestinya diimbangi dengan perpindahan ozon.
Kerusakan lapisan ozon karena adanya pergerakan alami polar vortex Arktik
yang menyebar sampai sekitar Skandinavia dan daerah Inggris bagian utara
lainnya. Musim dingin 2004-2005 di Arktik merupakan musim dingin yang
paling buruk yang pernah tercatat, dengan temperatur mencapai -78ºC pada
lapisan stratosfer. Sampai sejauh ini, hal tersebut merupakan bukti yang
paling dipercaya bahwa perubahan iklim global dapat mempengaruhi kenaikan
suhu yang ekstrim daripada hanya sekedar pemanasan secara umum di lapisan
atmosfer yang lebih rendah.
2. Katarak dan Kanker Kulit pun Meningkat
SUARA MERDEKA-Kerusakan ozon telah merupakan perhatian dan kekhawatiran
dunia. Padahal lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di bumi,
karena lapisan ini akan melindungi dari radiasi sinar ultraviolet.
Berbagai penyakit dan gangguan kesehatan dapat timbul akibat peristiwa
ini.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi
penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia,
Radiasi ultraviolet (UV) dari matahari berperan dalam peningkatan beberapa
penyakit noninfeksi.
Kebanyakan radiasi yang sampai ke bumi merupakan sinar UV-A yang memiliki
panjang gelombang 315 - 400 nanometers.
Sedangkan sinar UV-C (180-280 nm) akan dihalangi sepenuhnya oleh atmosfer
dan UV-B (290-315 nm) yang dapat menyebabkan katarak, kanker kulit dan
bersifat immunosupresi akan diserap ozon pada lapisan stratosfer. Namun
seiring dengan menipisnya ozon akibat penumpukan gas CFC, sinar UV-B ini
tidak terblok dan dapat menimbulkan berbagai penyakit noninfeksi tersebut.
Kerusakan Mata
Pada mata, energi radiasi UV-B sebagian besar diserap kornea dan dapat
mencapai lensa. Sedangkan UV-A dapat diserap kuat oleh lensa dan sebagian
kecil dapat mencapai retina. Katarak merupakan penyebab kebutaan dari
setengah jumlah kasus kebutaan akibat radiasi ultraviolet. Risiko ini
meningkat sebanding dengan dosis pajanan radiasi. Asam amino dan sistem
transport membran pada lensa umumnya mudah mengalami proses fotooksidasi
oleh oksigen radikal dari UV-B.
Gangguan mata lain yang dapat terjadi akibat radiasi adalah
keratokonjungtivitis, pterigium, eritema dan gangguan pada kornea dan
kelopak mata. Keratokonjunctivitis (welderís flash atau snow blindness)
yaitu reaksi radang akut kornea dan konjungtiva mata akibat reaksi
fotokimia pada kornea (fotokeratitis) dan konjungtiva (fotokonjungtivitis)
yang dapat timbul beberapa jam setelah pajanan 200 - 400 nm dan berlangsung
umumnya hanya 24 - 48 jam. Gejala yang mungkin timbul berupa memerahnya
bola mata disertai rasa sakit yang parah dan pada beberapa kasus terjadi
blepharospasme.
Eritema kornea mata muncul muncul beberapa jam pasca pajanan akut 20 - 400
nm, biasanya berlangsung selama 8 - 72 jam bergantung tingkat pajanan dan
daerah spektrum. Pajanan kronik dapat pula menimbulkan pterygium atau
tumpukan lemak di atas kornea.
Kanker Kulit
Penyerapan UV-B/C pada kulit dibatasi oleh lapisan basal epidermis,
sedangkan UV-A dapat menembus stratum korneum dan lapisan atas stratum
Malphigi. UV-C memberikan efek tidak langsung terhadap timbulnya eritem dan
mengubah fungsi imunitas sel langhans. UV-B memberikan efek terparah, dari
eritema, kaker kulit sampai dengan induksi luka bakar. UV-A dapat
menimbulkan kanker kulit dan pigmentasi kulit.
Peningkatan suhu dalam jangka waktu lama sebesar 2 derajat C sebagai
akibat perubahan iklim, akan meningkatkan efektivitas UV sebesar 10%.
Kanker kulit yang berkaitan dengan radiasi sinar matahari, dapat berupa
kanker nonmelanomatous(basal sell karsinoma, squamous sell karsinoma) dan
melanoma superficial. Melanoma merupakan bentuk kanker kulit yang paling
serius.
Sedangkan basal cell carcinoma merupakan jenis kanker kulit yang paling
sering ditemukan, biasanya berbentuk benjolan, kecil, atau nodul. Sedangkan
squamous sell karsinoma berbentuk nodul merah bersisik. Tidak seperti
kanker kulit lainnya, melanoma tidak berhubungan dengan pemaparan kumulatif
total terhadap radiasi ultraviolet, melainkan berkaitan dengan pemaparan
intermiten yang kuat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lapisan Ozon adalah lapisan yang melindungi bumi dari radiasi
sinar ultraviolet dari matahari. Lapisan ini berada di lapisan stratosfer
bumi yang terletak di sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi. Seiring
dengan berkembangnya zaman, penggunaan bahan-bahan yang mengandung Bahan
Perusak Ozon (BPO) telah banyak digunakan oleh masyarakat dunia hingga
sekarang. Sehingga menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon dengan
terbentuknya lubang ozon. Generasi mendatang berada dalam ancaman bahaya.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan langkah perbaikan lingkungan secara global
dan berkesinambungan.
B. Saran
Perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan oleh semua masyarakat
dunia untuk mengantisipasi kerusakan pada lapisan ozon. Tindakan yang dapat
dilakukan oleh masyarakat dunia untuk mencegah penipisan lapisan ozon
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga
yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan ozon.
2. Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat
perusak ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
3. Beberapa kegiatan ramah ozon (ozone friendly) harus digalakkan dan
disosialisasikan untuk mengubah secara bertahap perilaku manusianya. Upaya
ini harus selalu menerapkan prinsip 4R (reduce, reuse, recycle,
replace/replant).
4. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program
perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan
lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang
tidak merusak lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar-seminar dan
penyuluhan secara rutin di berbagai organisasi masyarakat.
Namun demikian, kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak akan efektif jika
tidak diikuti kegiatan penyebarluasan / permasalahan ozon ini kepada
seluruh tingkatan pada masyarakat. Kota-desa, suami-isteri, orang tua-anak,
guru-murid, kelompok pekerja formal-non formal, teknisi lemari es dan AC,
petani, nelayan, dan lainnya, kalau bisa semua mendapatkan pengenalan
pentingnya ozon dan bahayanya jika lapisan ozon ini rusak. Ibu-ibu rumah
tangga dan anak sekolah merupakan sasaran yang utama dalam kegiatan
penyadartahuan semacam ini. Terlebih lagi jika menggunakan sarana
multimedia akan memberikan hasil yang lebih efektif, misalnya dengan
pemutaran film Ozzy Ozone kepada siswa sekolah dasar dan ibu-ibu mereka.
Film yang sangat bagus dan menumbuhkan antusiasme yang besar pada siswa
sekolah.
Dari pembahasan, maka penulis memberikan saran-saran kepada pembaca agar
peduli terhadap lapisan ozon dengan cara sebagai berikut :
1. Memperluas ilmu mengenai faktor penyebab dan dampak kerusakan lapisan
ozon.
2. Berperan aktif dalam suatu seminar atau acara tentang penipisan lapisan
ozon agar mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulangan lapisan ozon.
3. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan ozon
Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/wiki/Ozon
www.scribd.com/doc/56907443
www.g-excess.com Pendidikan IPA
www.menlh.go.id/pengertian-lapisan-ozon-bahan-perusak-ozon-dam...
www.sitenar.com Kabar Terkini Science