13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT,karena atas berkat dan rahmat-NYA lah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
Selain dari pada itu kami juga ingin mengucapkan teima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah memberi kami support, dan dan banyak inspirasi dan motivasi-motivasi yang sangat bermanfaat bagi terwujutnya makalah ini.
Makassar, 23 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR1
DAFTAR ISI2
BAB I PENDAHULUAN3
Latar Belakang3
Rumusan Masalah3
Tujuan4
BAB II ISI5
Pengertian Motivasi5
Jenis-Jenis Motivasi7
Prinsip-Prinsip Motivasi8
Cara Guru Meningkatkan Motivasi Belajar9
BAB III PENUTUP13
Kesimpulan13
Saran13
DAFTAR PUSTAKA14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan peserta didik setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih peserta didik. Dengan prestasi yang tinggi, para peserta didik mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi peserta didik adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, peserta didik akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka peserta didik akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena peserta didik tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya. Biggs dan Tefler mengungkapkan motivasi belajar peserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada peserta didik perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena itu, dalam proses pengajaran sangat diperlukan adanya motivasi. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunya makalah mengenai "Motivasi Belajar" ini.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan diatas, maka lahirlah rumusan masalah untuk makalah ini, sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan motivasi?
Apa saja jenis-jenis motivasi?
Apa saja prinsip motivasi belajar?
Bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi belajar peserta didik?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk maka tujuan penyusunan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi.
Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis motivasi.
Untuk mengetahui apa saja prinsip motivasi belajar.
Untuk mengetahui bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
BAB II
ISI
Pengertian Motivasi
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004:42) Motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar (Koeswara, 1989 ; Siagia, 1989 ; Sehein, 1991 ; Biggs dan Tefler, 1987 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006).
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sardiman (2008: 75) mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat ditinjau dari dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan pendorong dari dalam individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh dari luar individu. Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh lingkungan.
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Agus Suprijono, 2009: 163). Winkel (1983: 270) mendefinisikan bahwa "Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar".
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi peserta didik dalam belajar sangat penting. Dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar.
Terdapat enam konsep penting motivasi belajar yaitu:
Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang mahapeserta didik dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu sosial dengan tujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan.
Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi.
Motivasi belajar dapat meningkat apabila dosen membangkitkan minat mahasiswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera.
Motivasi belajar dapat meningkat pada diri mahasiswa apabila dosen memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat dipercaya.
Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum untuk mengupayakankeberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keberhasilan/kegagalan.
Menurut Utami Munandar (1992: 34-35), ciri-ciri peserta didik yang bermotivasi antara lain : 1) tekun dalam menghadapi tugas; 2) ulet dalam menghadapi kesulitan; 3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi; 4) ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari; 5) selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin; 6) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; 7) senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; 8) dapat mempertanggungjawabkan pendapat-pendapatnya; 9) mengejar tujuan jangka panjang; 10) senang mencari soal dan memecahkan soal.
Jenis-Jenis Motivasi
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.
Motivasi primer adalah motivasi didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmania seseorang. Jenis motivasi ini termasuk memelihara kesehatan, minum, istirahat, mempertahankan diri, keamanan, membangun dan kawin.
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Jenis motivasi ini dapat berupa: kebutuhan organisme seperti ingin tahu, memperoleh kecakapan, berprestasi, dan motof-motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan dan kebebasan.
Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang. Motivasi instrinsik merupakan dorongan agar peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi ini terjadi pada saat peserta didik menyadari pentingnya belajar dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh orang lain, atau dengan kata lain motivasi ini berkenaan dengan kebutuhan belajar peserta didik sendiri.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang. Motivasi ini adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar, misalnya; guru memberikan hadiah, pujian, hukuman, memberikan angka tinggi terhadap prestasi yang dicapainya, tidak menyalahkan pekerjaan atau jawaban peserta didik secara terbuka sekalipun pekerjaan atau jawaban tersebut belum memuaskan, menciptakan suasana belajar yang memberi kepuasan dan kesenangan pada peserta didik, dsb.
Biggs dan Telfer (dalam Amri. 2013: 26-27) menyatakan bahwa ada empat golongan motivasi belajar peserta didik, antara lain:
Motivasi instrumental: peserta didik belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman.
Motivasi sosial: peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan peserta didik pada tugas menonjol.
Motivasi berprestasi: peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkan.
Motivasi instrinsik: peserta didik belajar karena keinginanya sendiri.
Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu:
Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi.
Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat kepuasan.
Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar.
Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.
Cara Guru Meningkatkan Motivasi Belajar
Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan.
Memberi angka
Memberi angka dalam pembelajaran mempunyai arti penting bagi peserta didik. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar peserta didik. Banyak peserta didik, hanya termotivasi belajar karena mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport supaya angkanya baik. Angka-angka yang baik itu bagi para peserta didik merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga peserta didik, belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan teman-temanya yang menginginkan angka baik. Namun demikian, semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung didalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para peserta didik, sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afektifnya.
Hadiah
Hadiah dapat juga sikatakan sebagi motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak aakan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi peserta didik yang tidak memiliki bakat menggambar.
Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong balajar peserta didik. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar peserta didik.
Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagi tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebangganan dan harga diri, begitu juga untuk peserta didik sebagai subjek belajar. Para peserta didik akan belajar dengan keras, bisa jadi karena harga dirinya.
Memberi ulangan
Peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan adanya ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya kalu akan diadakan ulangan, harus diberitahukan kepada peserta didik.
Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri peserta didik untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
Pujian
Apabila ada peserta didik yang seukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenagkan dan mempertinggi
Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untu belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan tanpa ,aksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri peserta didik, memang ada motivasi untuk belajar sehingga tentu hasilnya akan lebih baik.
Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motiivasi yang pokok. Proses belajar ini akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat itu antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) membangkitkan adanya suatu kebutuhan, 2) menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, 3) memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan 4) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
Tujuan untuk diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah:
motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu: Pujian lebih efektif dari pada hukuman; Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi; Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat kepuasan; Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar; Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan.
Saran
Mahasiswa Pendidikan yang merupakan calon pendidik, kiranya lebih memahami lagi pentingnya motivasi dan bagaimana cara memotivasi peserta didik kita nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Hamdu, Ghullam dan Agustina, Lisa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol.12. No.1. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nugraheni, Fitri. 2009. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMK). http://www.eprints.umk.ac.id. Diakses pada tanggal 23 November 2015.
Wahyu, Fitri. 2012. Motivasi Belajar. http://www.eprints.uny.ac.id. Diakses pada tanggal 23 November 2015.
Wijayanti, Wahyu. 2010. Usaha Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Godean. http://www.core.ac.uk. Diakses pada tanggal 23 November 2013.
MAKALAHBelajar dan pembelajaranMAKALAHBelajar dan pembelajaran
MAKALAH
Belajar dan pembelajaran
MAKALAH
Belajar dan pembelajaran
(Motivasi Belajar)
OLEH:
PENDIDIKAN KIMIA
Rahmawati Yasin (1313041015)
Dwi Kurniawan (1413041006)
Nurliza Prihatmi (1413041003)
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015