1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Moniliasis adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat seh at tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya. Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana
2
alat kandungan ibunya. Berg (1840) berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan perawat yang tercemar jamur merupakan faktor penting dalam dal am penyebarab infeksi ini. Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna putih diberikanlah nama Oidium Albicans. Albicans. Nama oidium oidium kemudian berubah menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara lain Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya Berkhout (1923) menamakan jamur itu dalam genus candida.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian dari Moniliasis?
1.2.2
Bagaimana epidemiologi dari Moniliasis?
1.2.3
Bagaimana etiologi dari Moniliasis?
1.2.4
Apakah tanda dan gejala dari Moniliasis?
3
1.4 Implikasi Keperawatan
Kandidiasi (moniliasis) merupakan salah satu gangguan infeksi pada sistem pencernaan yang disebabkan karena suatu infeksi jamur Candidia. Jamur ini biasanya menginfeksi kulit dan selaput lendir, kadang jamur ini menyusup ke jaringan yang lebih dalam (misal, darah) yang berakibat fatal. Infeksi ini lebih sering menyerang bayi terutama pada bagian mulut bayi (biasanya didapat dari dot, pakaian bayi, bantal, dan sebagainya). Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum dan risiko terjadi diare. Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum dipakai.
4
BAB 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian
Kandidiasi
(moniliasis)
adalah
suatu
infeksi
jamur
Candidia,
yang
sebelumnya disebut monilia. Candida biasanya menginfeksi kulit dan selaput lendir (contohnya mulut dan vagina). Kadang jamur ini menyusup ke jaringan yang lebih dalam (misalnya darah) dan menyebabkan kandidiasis sistemik , yang bisa berakibat fatal. Infeksi ini lebih sering menyerang bayi terutama pada bagian mulut bayi dan orang dewasa biasanya juga pada daerah mulut dan vagina, biasanya penderita ini karena tubuhnya mengalami kelemahan. Pada bayi biasanya di dapat dari dot, pakaian bayi, bantal dan sebagainya. Infeksi yang lebih serius ini paling sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita AIDS atau penderita kanker yang menjalani kemoterapi). Adapun Candida adalah penghuni normal saluran pencernaan dan vagina yang biasanya tidak menimbulkan penyakit. Tetapi ada beberapa faktor resiko yang
5
atau pembawa. Kolonisasi candidiasis oral telah dilaporkan berkisar dari 40% sampai 70% dari anak yang sehat dan dewasa, dengan dengan tingkat lebih tinggi dinikmati natara anak-anak dengan gigi keries danorang dewasa yang lebih tua memaki gigi palsu. Adapun tingkat yang telah terbukti juga menigkatkan dengan terapi radiasi kanker, diabetes, dan infeksi HIV. Koloniasis Candidia dapat menyebabkan inffeksi oportunistik mukosa dan disebarluaskan dan multisistem keterlibatan organ dalam immunocompromised organ. Tingkat infeksi ini telah dilaporkan sebgai 50% selama kemoterapi, 70% selama terapi radiasi, dan 90% pada infeksi HIV.
2.3 Etiologi
Oral trush dan infeksi Moniliasis lainnya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh lemah oleh karena itu penyakit atau obat-obatan seperti antibiotik mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme di dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh
6
makan dimuntahkan), tidak mau minum susu botol dan ASI, serta anak merasa gelisah. Biasanya disertai dengan bau mulut yang kurang sedap yang diakibatkan oleh kuman atau jamur. Sedangkan pada balita, biasanya suhu tidak naik terlalu tinggi dan nafsu makannya berkurang. Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil, berwarna putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm, kemudian berkembang membentuk selaput. Jika selaputnya mengikis, maka akan terlihat seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan tetap, tidak membesar, melebar, atau menjalar seperti bisul. Biasanya munculnya vesikel bersamaan dengan timbulnya panas. Adakalanya vesikel baru muncul 1-2 hari setelah panas. Kadang malah tanpa disertai panas, jika vesikel yang muncul cuma satu. Yang membuat panas umumnya sariawan karena jamur candida atau virus herpes. Sebetulnya sariawan bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik. Namun sariawan karena jamur harus diobati dengan obat anti-jamur. Biasanya memakan waktu penyembuhan
7
5. Bila terjadi kronis maka terja digranulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak. 6. Gejala
yang
muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat
Celcius. 7. Tidak mau makan atau minum. 8. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel.
2.5 Patofisiologi
Kandidiasis oral atau Moniliasis/Trush sering disesbabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh candida glabrata dan candida troicalis. Jamus candida albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme
8
berakibat bayi kekurangan makanan. Selain itu komplikasi yang mungkin terjadi diantaranya: 1. Rekurens atau infeksi berulang pada kulit 2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku 3. Candidiasis atau moniliasis tersebat pada tubuh yang menyebabkan kekebalan tubungnya berkurang 4. Candidiasis atau moniliasis yang bermetastase dapat menjalar ke esophagus, usu halus, usus besar atau dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
2.7 Pengobatan
9
sendiri tetapi apabila tidak memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih dan disimpan kering, nanti ketika akan dipakai seduh dengan air mendidih. Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat menyebabkan oral thrush juga dapat mempengaruhi bentuk rahang.Jika bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari oral thrush sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum juga dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika kebetulan ada bakteri di dalam mulut. Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada mulut tersebut.Apabila oral thrush sudah terjadi pada anak dan sudah diberikan
10
2. Utamakan ASI daripada susu formula karena ASI mengandung banyak immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu, payudara ibu juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol dot bayi ; 3. Bila menggunakan susu formula sebagai tambahan ASI, pastikan kebersihan botol dan dotnya, jangan lupa untuk mencucinya dengan air panas; 4. Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah minum susu; 5. Pastikan bayi beristirahat yang cukup; 6. Berikan bayi makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap;
11
BAB 3. PATHWAY Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik yang tak
Sistem imun turun
terkontrol, immunodefisiensi
Pertumbuhan jamur
Gangguan keseimbangan flora normal
yang tak terkontrol
di mulut (candida albicans)
Sisa susu pada mulut bayi
Tidak dibersihkan
Mulut bayi kotor
Kurang informasi
MK: Kurang Pengetahuan Ketidakmampuan
Menyerang system imun
Proses infeksi
Timbul bercak
membuat
putih di mulut
penilaian yang tepat
Kandidiasis oral
12
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian a.
Identitas
Identitas Klien: Moniliasis/trush adalah penyakit yang sering terjadi pada anak, terutama pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia maka angka kejadian semakin jarang.
b.
Keluhan Utama
Anak dengan moniliasis/trush, pada mulutnya tampak bercak keputihan, terutama pada lidah dan pipi bagian dalam yang sulit dibersihkan dan anak menolak untuk minum.
13
2)
Intra natal: pada anak dengan moniliasis/trush biasanya saat proses kelahiran bayi terinveksi jamur dari vagina ibu.
3)
Post natal: pada anak dengan moniliasis/trus biasanya orang tua jarang mencuci tangan saat merawat atau menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau putting ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.
f.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak dengan moniliasis/trush biasanya dalam keluarganya, khususnya pada ibu pernah menderita penyakit HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan infeksi jamur vagina. Akibat dari penyakit yang di derita ibu ini, maka tubuh anak dapat menjadi lebih rentan terhadap infeksi moniliasis. Moniliasis/trush bukan
14
1)
Pola persepsi dan tata laksana kesehatan: pola hidup sehat anak yang menderita moniliasis/trush harus ditingkatkan dalam menjaga kebersihan diri, perawatan, dan tatalaksana hidup sehat. Ibu juga harus melakukan perawatan puting susu dan membersihkannya sebelum memberikan ASI.
2)
Pola nutrisi dan metabolisme: anak dengan moniliasis/trush tidak mau minum ASI sehingga mampu menyebabkan gangguan pola nutrisi dan metabolisme.
3)
Pola eliminasi: pola BAB dan BAK pada anak dengan moniliasis/trush akan mengalami gangguan. Bila bakteri Candida tertelan oleh anak akan menyebabkan diare.
4)
Pola
aktivitas/bermain:
anak
biasanya tidak mengalami
keterbatasan
aktivitas, tetapi anak akan sering rewel. 5)
Pola istirahat dan tidur: anak akan sering menangis karena merasa nyeri pada daerah sekitar oral sehingga pola istirahat dan tidurnya juga akan terganggu.
6)
Pola kognitif dan persepsi sensori: pola ini mengenai pengetahuan orang
15
Suhu
: suhu tubuh tinggi, lebih dari 37 o C (normal 36o C37o C)
2)
Nadi
: takikardi
RR
: dalam batas normal (normal 20-50 x/mnt)
Kepala dan leher Inspeksi : Wajah
: simetris, dahi mengkerut
Rambut
: lurus/keriting, distribusi merata/tidak
Mata
: pupil miosis, konjungtiva anemis
Hidung
: tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Telinga
: bersih
Bibir dan mulut
: mukosa bibir agak kering, terdapat lesi pada rongga mulut
Lidah
: terdapat bercak – bercak putih pada lidah
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher
16
k.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
diagnostik
yang
dapat
dilakukan
pada
anak
dengan
moniliasis/trush adalah sebagai berikut: 1)
Laboratorium: ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa.
2)
Pemeriksaan endoskopi hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan pemberian flukonazol.
3)
Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
4)
Diagnosa pasti dengan biopsi
l.
Terapi
17
i.
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
berhubungan
ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat j.
Ansietas berhubungan dengan gejala semakin berat
k. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
dengan
18
4.3 Perencanaan No
1
Diagnosa
Tujuan/
Keperawatan
hasil
Hipertermi
Setelah
berhubungan
tindakan
kriteria
dilakukan 1. Berikan asuhan
dengan proses keperawatan infeksi
Perencanaan/ Intervensi
kompres
Rasional
hangat
di 1. Di ketiak dan lipatan paha terdapat banyak
sekitar lipatan misalnya, ketiak
pembuluh darah besar. Mengurangi panas
dan lipatan paha.
dengan memindahkan panas secara konduksi.
selama 2 x 24 jam, 2. Beri pasien banyak minum air
Air hangat dapat mengontrol pemindahan
suhu tubuh pasien
putih atau susu lebih dari 1000
panas secara perlahan tanpa menyebabkan
akan
cc/hari.
hipotermi atau menggigil.
normal,
kembali
dengan 3. Ciptakan suasana yang nyaman 2. Peningkatan
kriteria hasil pasien tidak menangis.
(atur ventilasi)
selimut
mengakibatkan
5. Observasi tanda vital
harus
diubah
untuk
tipis
membantu
mengurangi
penguapan tubuh.
antipiretik, 5. Tanda
dan pemberian cairan parenteral
ruangan
mempertahankan suhu mendekati normal. 4. Pakaian
6. Kolaborasikan dalam pemberian antimikroba,
diimbangi dengan asupan cairan yang cukup.
dan 3. Suhu
pakaian yang tebal pada anak
obat
tubuh
penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
4. Anjurkan keluarga untuk tidak memakaikan
suhu
vital
merupakan
acuan
untuk
mengetahui keadaan anak setelah dilakukan tindakan keperawatan.
19
6. Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus. 2
Nyeri
akut Setelah
berhubungan
dilakukan 1. Anjurkan
tindakan
asuhan
ibu
untuk 1. Anak akan merasa nyaman dalam dekapan
menggendong
dan
ibunya
dengan proses keperawatan
menenangkan si anak misalnya 2. Mengalihkan perhatian anak terhadap nyeri
infeksi
mengelus-elus kepalanya
yang selama 2 x 24 jam,
menghasilkan
nyeri
bentukan
dirasakan
warna
akan
merah
yang 2. Ajarkan teknik distraksi pada pasien
berkurang,
dan
dengan
mengandung
hasil pasien tidak
tindakan keperawatan.
orang tua misalnya dengan 4. Menghilangkan/mengurangi nyeri memberikan anak mainan
kriteria 3. Evaluasi status nyeri, catat
eksudat, gejala menangis semakin berat
3. Memastikan kondisi anak setelah dilakukan
dan
tampak rileks.
lokasi, karakteristik, frekuensi, waktu dan beratnya 4. Kolaborasikan
dalam
pemberian
sesuai
analgesik
indikasi 3
Perubahan
Setelah
dilakukan 1. Beri
nutrisi kurang tindakan
asuhan
dari kebutuhan keperawatan tubuh
selama 2 x 24 jam,
nutrisi
dalam
keadaan 1 Memberikan nutrisi yang adekuat
lunak, porsi sedikit tapi sering 2. Hindari
makanan
dan
obat-
2 Mencegah kerusakan integritas pada mukosa mulut
obatan atau zat yang dapat 3 ASI merupakan nutrisi untuk anak dan dapat
20
berhubungan dengan
nafsu makan anak
nyeri menjadi
pada
normal,
mulut, dengan
penurunan
hasil
nafsu makan
menangis
anak
tidak dan
badan
bertambah). Setelah
dilakukan asuhan
oral) keperawatan
berhubungan
4 Membantu klien untuk memenuhi nutrisi
memberikan
enteral
ASI
untuk anak
jika anak tidak dapat makan dan minum peroral
integritas kulit tindakan (nukosa
berusaha
meningkatkan sistem imun anak
terpenuhi 4. Kolaborasi pemasangan NGT
(berat
Gangguan
rongga mulut
kriteria 3. Anjurkan pada ibu untuk terus
nutrisi
4
menimbulkan reaksi alergi pada
1. Anjurkan
keluarga
untuk 1. Kebersihan
menjaga kebersihan bayi
bayi
perlu
dijaga
untuk
meghindari bayi dari terjadinya infeksi
2. Bersihkan mulut bayi dengan 2. Larutan garam dapat menjadi antiseptik untuk
selama 3 x 24 jam,
jari
yang
telah
dibungkus
membersihkan mulut dari bakteri dan jamur.
dengan infeksi integritas
kulit
dengan kain bersih/kassa yang 3. Ibu
pada
oral)
telah dibasahi dengan larutan
mencuci
garam
menyusui bayi untuk menghindari adanya
oral
mukosa (mukosa pasien
normal
dengan
kriteria
hasil
pasien
3. Anjurkan ibu untuk mencuci
menjaga tangan
kebersihan
sebelum
dan
terutama sesudah
transmisi bakteri atau jamur pada bayi.
tangan sebelum dan sesudah 4. Puting susu ibu perlu dibersihkan agar pada
menunjukkan
melakukan
integritas
bayi
rongga
perlu
perawatan
pada
saat bayi menyusu dapat terhindar dari bakteri dan jamur.
21
oral.
4. Anjurkan menjaga
ibu
untuk
kebersihan
selalu 5. Krim antifungal berguna untuk mencegah puting
penyebaran infeksi antara ibu dan anak.
susu 5. Gunakan krim anti fungal pada puting susu 5
Perubahan
Setelah
dilakukan 1. Kaji pola makan anak
1. Mengetahui keteraturan pola makan anak
persepsi
tindakan
sensori
keperawatan
pengecapan
selama 3 x 24 jam, 3. Berikan makanan dalam porsi . Mencukupi kebutuhan asupan nutrisi anak
berhubungan
perubahan persepsi
asuhan 2. Berikan makanan yang mudah di telan (lunak)
. Memudahkan anak untuk menelan
yang sedikit tapi sering
dengan proses sensori pengecapan 4. Berikan
makanan
infeksi
yang
pasien
teratasi
tampilan
dengan
kriteria
mungkin
ketika sakit dan sebelum sakit
. Meningkatkan kemauan anak untuk makan dalam . Mengatasi dan mengurangi penumpukan
semenarik
bercak putih di lidah
hasil pasien mampu 5. Kolaborasikan dengan tenaga kesehatan
lain
dalam
pemberian obat 6
Disfungsi
Setelah
dilakukan
motilitas
tindakan
gastrointestinal
keperawatan
asuhan
6.
6.
22
berhubungan
selama 2 x 24 jam,
dengan malnutrisi 7
Risiko
Setelah
dilakukan
konstipasi
tindakan
berhubungan
keperawatan
dengan
selama 2 x 24 jam,
7.
7.
8.
8.
9.
9.
asuhan
perubahan pola makan 8
Defisit
Setelah
dilakukan
perawatan diri: tindakan
asuhan
makan
keperawatan
berhubungan
selama 2 x 24 jam,
dengan kelemahan 9
Ketidakefektif
Setelah
dilakukan
an
tindakan
pemeliharaan
keperawatan
kesehatan
selama 2 x 24 jam,
asuhan
23
berhubungan dengan ketidakmampu an
membuat
penilaian yang tepat 10
Ansietas
Setelah
berhubungan
tindakan
dilakukan asuhan
dengan gejala keperawatan semakin berat
selama 1 x 24 jam, kecemasan
pasien
teratasi,
denga
kriteria hasil pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas, serta menunjukkan
10.
10.
24
teknik
untuk
mengontrol cemas. 11
Kurang
Setelah dilakukan
pengetahuan
tindakan asuhan
berhubungan
keperawatan
dengan
selama 1 x 24 jam,
kurangnya
pasien
informasi
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit dengan kriteria hasil pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit dan mampu melaksanakan prosedur yang
11.
11.
25
dijelaskan secara jelas.
4.4 Pelaksanaan No
Diagnosa
Pelaksanaan
Keperawatan
1
Hipertermi
1. Telah diberikan kompres hangat di sekitar lipatan misalnya, ketiak dan lipatan paha.
berhubungan dengan
2. Telah diberikan minum air putih atau susu lebih dari 1000 cc/hari.
proses infeksi
3. Telah diciptakan suasana yang nyaman (atur ventilasi) 4. Telah menganjurkan keluarga untuk tidak memakaikan selimut dan pakaian yang tebal pada anak 5. Tela dilakukan observasi tanda vital 6. Telah dilakukan kolaborasikan dalam pemberian obat antimikroba, antipiretik, dan pemberian cairan parenteral
2
Nyeri akut berhubungan
1.
dengan proses infeksi yang
menghasilkan
Telah menganjurkan ibu untuk menggendong dan menenangkan anak misalnya mengeluselus kepalanya
2.
Telah mengajarkan teknik distraksi pada orang tua misalnya dengan memberikan anak
26
bentukan warna merah dan
mengandung
mainan 3.
eksudat, gejala semakin berat 3
beratnya 4.
Telah dilakukan kolaborasikan dalam pemberian analgesik sesuai indikasi
nutrisi
1.
Telah diberikan nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit tapi sering
kurang dari kebutuhan
2.
Telah dianjurkan untuk menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat
Perubahan
tubuh
berhubungan
dengan
nyeri
menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut
pada
3.
Telah dianjurkan pada ibu untuk terus berusaha memberikan ASI untuk anak
mulut, penurunan nafsu
4.
Telah dilakukan kolaborasi pemasangan NGT jika anak tidak dapat makan dan minum
makan
4
Telah dilakukan evaluasi status nyeri, catat lokasi, karakteristik, frekuensi, waktu dan
peroral
Gangguan kulit
integritas 1.
(nukosa
oral) 2.
Telah menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan bayi Telah dibersihkan mulut bayi dengan jari yang telah dibungkus dengan kain bersih/kassa
berhubungan
dengan
yang telah dibasahi dengan larutan garam
infeksi
mukosa 3.
Telah mengnjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan
pada
oral
pada bayi 4.
Telah menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan puting susu
5.
Telah diberikan krim anti fungal pada puting susu
27
4.5 Evaluasi No
1
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Hipertermi berhubungan dengan
S : orang tua pasien mengatakan “anak saya sudah tidak panas lagi sus.”
proses infeksi
O : Suhu : 36,5 C
o
A : Tujuan tercapai P : hentikan tindakan keperawatan 2
Nyeri akut berhubungan dengan S : orang tua pasien mengatakan “sus, anak saya sudah tidak menangis lagi saat proses
infeksi
yang menyusu.”
menghasilkan bentukan warna O : bercak kemerahan di dalam mulut berkurang merah dan mengandung eksudat, A : tujuan telah tercapai
3
4
gejala semakin berat
P : hentikan tindakan keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari
S : orang tua pasien mengatakan “anak saya sudah mau meminum ASI saya lagi sus .”
kebutuhan tubuh berhubungan
O : berat badan meningkat
dengan nyeri pada mulut,
A : tujuan telah tercapai
penurunan nafsu makan
P : hentikan tindakan keperawatan.
Gangguan integritas kulit
S : orang tua pasien mengatakan “sus, anak saya sudah tidak sering menangis lagi.”
28
(nukosa oral) berhubungan
O : bayi terlihat lebih tenang
dengan infeksi pada mukosa oral
A : tujuan telah tercapai P : hentikan tindakan keperawatan.