Analisis pelaksanaan Manajemen Strategi pada Perusahaan Travel Agent Salvajaya Tour n Travel
Sebagai tugas kelompok Manajemen Strategi
Disusun oleh: HENDRA SALVANI B51111030 EDI SAPUTRA PAMUNGKAS B51111041 EKO BAYU SAPUTRA B51111085
BAB I DESKRIPSI USAHA
Salah satu bisnis “Tour and Travel” yang sedang berkembang pada saat ini adalah pemesanan tiket pesawat dengan sistem online service yaitu pemesanan tiket pesawat berbagai airlines yang bisa didapat dengan cepat dan mudah.
Untuk dapat memenangkan persaingan yang terjadi baik di pasar nasional maupun pasar global saat ini, maka bisnis travel ini harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, dan ini dapat dilakukan dengan memberikan layanan yang bermutu baik, pelayanan yang cepat dan tepat serta biaya – biaya yang relatif bersaing. Pemikiran ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kotler (2003:19-20) yang mengatakan bahwa tujuan pemasaran hendaknya mampu untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan para pelanggannya. Banyak perusahaan beranggapan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk memelihara pelanggan lama lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk menarik pelanggan baru. Hal ini diperkuat dengan adanya fakta menurut Kotler (2005:85) bahwa “biaya untuk menarik pelanggan ba ru dapat lebih mahal dari biaya mempertahankan pelanggan yang ada.” Salah satu perusahaan yang memperlihatkan kenaikan penjualan dalam jangka waktu tiga bulan (caturwulan) semenjak beroperasi yaitu CV. SALVAJAYA TOUR n TRAVEL, dimana menurut pengamatan sementara dari penulis lebih disebabkan oleh telah berlangsungnya secara optimal kinerja layanan melalui penerapan dalam membangun kepercayaan (trust ) kepada para pelanggannya sehingga bisa dilihat dari data dimana terjadi peningkatan dalam penjualan tiket. Untuk dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik penjualan tiket Airlines secara keseluruhan. Grafik 1.1 Penjualan Tiket Airlines dalam jangka waktu 3 bulan semenjak beroperasi
Series 1
40 35 30 25 20 15
Series 1
10 5 0 September
Bulan
Oktober
November
Berdasarkan pada data tersebut, nampak bahwa CV. SALVAJAYA TOUR n TRAVEL menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan karena terlihat dengan adanya kenaikan jumlah penjualan tiket dari bulan September hingga bulan November. Fakta tersebut di atas menyebabkan adanya pergeseran pandangan pengusaha terhadap pelanggan, dari yang berorientasi transaksi (transaction oriented ) yang ditempuh dengan cara memperkuat faktor brand and value untuk merangsang terjadinya pembelian beralih kepada pandangan untuk membangun hubungan dengan pelanggan (SWA, Januari:2005). Perpindahan orientasi tersebut mengakibatkan perusahaan – perusahaan menciptakan dan membiayai program – program untuk menjaga agar pelanggan kembali lagi membeli lebih banyak dan menjadi tetap setia kepada perusahaan. Kotler and Amstrong (2003:13) berpendapat bahwa kunci untuk memelihara kesetiaan pelanggan adalah melakukan “relationship marketing ” yaitu hubungan jangka panjang dengan pelanggan, distributor, dealer, dan pemasok yang bernilai tinggi. Mereka harus membina ikatan ekonomik dan sosial yang kuat dengan memberi janji secara konsisten menyerahkan produk atau jasa yang bermutu tinggi, pelayanan yang baik, dan harga yang wajar. Semakin lama pengusaha semakin bergeser dari berusaha memaksimalkan laba pada setiap transaksi individual ke memaksimalkan hubungan yang saling menguntungkan dengan konsumen dan pihak – pihak lain.
Dalam usaha travel ini, salah satu hal yang sangat harus diperhatikan adalah kompetensi dalam hal mencerna dan input data – data yang diperlukan untuk reservasi tiket airlines dalam sebuah sistem yang sudah terintegrasi. Karena hal ini akan sangat berpengaruh pada kualitas pelayanan perusahaan terhadap pelanggannya, yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan. Manajemen yang baik pastinya akan memperhatikan hal itu, karena ini merupakan salah satu tanggung jawab yang harus diemban oleh sang Manajer. Dalam menjalankan usahanya, CV. SALVAJAYA TOUR n TRAVEL sangat memperhatikan reaksi para pelanggan dan calon pelanggan terhadap pelayanan yang telah diberikan, selalu mengevaluasi setiap proses kerja yang berjalan pada sebuah rangkaian sistem yang sudah terintegrasi pada perusahaan ini. Meskipun perusahaan ini belum lama berdiri dalam menjalankan usahanya sebagai agent tiket pesawat, akan tetapi mereka memiliki tim kerja yang sangat berkompetensi dan berpengalaman dalam menjalankan sistem reservasi tiket secara online.
BAB II ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL & INTERNAL
4.3 Analisis Lingkungan Eksternal Adalah faktor-faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan suatu peluang atau ancaman. Pada perusahaan CV. SALVAJAYA TOUR n TRAVEL, terdapat lingkungan eksternal yang sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha yang dijalankan. Dalam hal ini cotohnya adalah kompetitor dan regulasi pemerintah setempat. Adapun lingkungan eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu Lingkungan Eksternal Makro dan Lingkungan Eksternal Mikro. 3.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Makro Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi, politik, sosial, serta lingkungan alam dan geografi. A. Dalam lingkungan ekonomi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi manajemen strategi dari perusahaan ini. Diantaranya yaitu: - Konsumsi Individu, konsumsi pemerintah & konsumsi swasta - Investasi Swasta - Biaya tenaga kerja oer unit - Inflasi - Sistem perekonomian - Distribusi pendapatan Sebagai contoh; dengan adanya tingkat inflasi yang tinggi maka akan mempengaruhi penetapan harga tiket airline dari setiap maskapainya. Hal itu juga akan mempengaruhi tingkat kemampuan daya beli dari masyarakat terhadap pembelian tiket. B. Lingkungan Demografi, Sosial & Budaya Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen strategi perusahaan dalam hal ini, diantaranya yaitu: - Jumlah penduduk - Pendapatan - Pekerjaan - Selera masyarakat - Tingkat kelahiran & kematian - Gaya hidup, dsb Sebagai contoh; dengan adanya selera masyarakat dan gaya hidup yang tinggi serta modern, maka akan mempengaruhi tingkat penjualan tiket airline.
C. Lingkungan Alam & Geografi Faktor – faktor yang mempengaruhi manajemen strategi perusahaan ini adalah sebagai berikut: - Iklim - Suhu/Temperatur - Struktur dataran - Luas wilayah - Biaya bahan baku - Level polusi - Bencana alam, dsb Sebagai contoh; pada saat terjadi polusi kabut asap, maka akan sangat mempengaruhi terhadap penjualan tiket airline. Hal itu dikarenakan jadwal penerbangan pesawat akan terganggu, sehingga konsumen lebih memilih untuk membatalkan pembelian tiket airline. D. Lingkungan Politik, Hukum, Hankam Beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen strategi perusahaan ini adalah sebagai berikut: - Perbedaan ideologi - Peraturan/UU yang berlaku - Stabilitas pemerintahan dan keamanan, dsb Sebagai contoh; pada sisi stabilitas keamanan, masyarakat atau pelanggan akan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam memilih perusahaan agen tiket yang terpercaya. E. Lingkungan Teknologi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen strategi perusahaan ini, yaitu: - Meningkatnya kecepatan perubahan teknologi - Tidak terbatasnya peluang inovasi - Meningkatnya peraturan perundang undangan atas perubahan teknologi Sebagai contoh; dengan tidak terbatasnya peluang inovasi, maka akan memicu berbagai macam strategi perusahaan dalam memasarkan jasa travel agen. Contohnya adalah dengan media sosial online serta berkolaborasi dengan para pengusaha di bidang lain untuk memasarkan produk atau jasa. 2.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Mikro Menurut Michael E. Porter (1980:4) bahwa intensitas bersaing dalam industri dan potensi laba industri merupakan fungsi dari 5 kekuatan persaingan yaitu: 1. Persaingan diantara perusahaan yang telah ada. a. Pada tingkat persaingan yang tinggi maka penjualan tiket semakin tinggi hal ini tidak luput dari image yang dimiliki perusahaan.
2.
3.
4.
5.
b. Perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi, maka intensitas persaingan perusahaan akan tinggi. Karena sudah memiliki konsumen yang sudah lama/tetap. c. Switching cost yang tinggi maka intensitas persaingan pun akan tinggi. d. Penghalang untuk keluar yang tinggi maka jumlah persaingan antara perusahaan tinggi e. Diversitas pesaing yang tinggi maka intensitas persaingan akan tinggi. Ancaman pendatang baru a. Skala ekonomi yang mampu dicapai perusahaan berarti perusahaan tersebut mampu menghasilkan output produksi dalam jumlah yang besar namun dengan biaya per unit yang lebih rendah. b. Differensiasi jasa yang tinggi maka penghalang masuk pendatang baru akan rendah karena dengan adanya differensiasi yang tinggi, maka jasa tersebut akan memiliki ciri khas tersendiri yang sulit diikuti oleh pendatang baru. c. Kebutuhan modal yang tinggi maka penghalang masuk pendatang baru akan rendah/sulit. d. Switching cost pembeli yang tinggi maka penghalang masuk pendatang baru akan rendah. Karena dipengaruhi tingkat loyalitas setiap perusahaan. e. Akses ke saluran distribusi tinggi maka penghalang masuk pendatang baru akan tinggi. Akan tetapi bagi perusahaan, penghalang masuknya pendatang baru rendah. f. Keunggulan biaya perusahaan tinggi maka penghalang masuk pendatang baru akan tinggi. Menekan pemborosan dan harus bersikap efesiensi. g. Kebijakan pemerintah yang tinggi maka penghalang masuk pendatang baru akan tinggi. Ancaman produk/ jasa pengganti a. Switching cost pembeli yang tinggi maka penghalang masuk produk/jasa subtitusi rendah. b. Kinerja/prestasi jasa/produk pengganti yang tinggi maka penghalang masuk produk/jasa subtitusi mudah/rendah. Kekuatan tawar menawar pemasok a. Jumlah perusahaan tinggi maka posisi pemasok rendah. b. Jumlah produk/jasa pengganti tinggi maka posisi pemasok rendah. c. Tingkat kepentingan produk/jasa tinggi maka posisi pemasok tinggi d. Switching cost pembeli tinggi maka posisi pemasok tinggi e. Tingkat kepentingan pembeli tinggi maka posisi pemasok rendah/sulit. f. Kemempuan potensial untuk melakukan integrasi kedepan tinggi maka posisi pemasok tinggi. Kekuatan tawar menawar pembeli a. Jumlah pembelian yang tinggi maka posisi pembeli tinggi. b. Switching cost yang tinggi maka posisi pembeli sulit berpindah. c. Tingkat differensiasi produk/jasa yang tinggi maka posisi pembeli tinggi. d. Kepekaan pembeli terhadap harga yang tinggi maka posisi pembeli tinggi.
e. Kepemilikan informasi tentnag produk yang tinggi maka posisi pembeli tinggi. f. Kemempuan potensial untuk melakukan integrasi kebelakang yang tinggi maka posisi pembeli tinggi. 3.1.2 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya dan kapabilitas yang dimilikinya. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi manajemen strategi perusahaan ini adalah sebagai berikut: - Sumber daya pemasaran - Sumber daya manusia - Sumber daya keuangan - Sumber daya produksi Pada perusahaan jasa agen travel ini, cara menemukan peluang adalah dengan cara broadcast kepada orang-orang terdekat lebih dahulu. Cara ini ditempuh karena dianggap lebih efektif. Dengan broadcast tersebut, sekaligus menjelaskan bagaimana cara perusahaan dalam memilih pasar sasaran, dengan mempertimbangkan beberapa segmentasi agar lebih efektif dan efisien. Sedangkan dalam hal sumber daya SDM, travel agen ini lebih memperhatikan spesifikasi jabatan serta deskripsi jabatan. Hal ini lebih diprioritaskan karena dengan adanya spesifikasi dan deskripsi jabatan tersebut, maka akan lebih mudah untuk memposisikan setiap personil yang ada sesuai porsi dan kompetensinya. Sumber daya keuangan CV. SALVAJAYA TOUR n TRAVEL hanya bersumber dari internal financing, dengan memanfaatkan modal pribadi dan sekutu untuk mengelola biaya – biaya operasional serta peralatan yang diperlukan. Sedangkan dalam penggunaan dan pengalokasiannya, perusahaan ini sangat menjunjung tinggi nilai – nilai ekonomis, efektif dan efisien.
BAB III IDENTIFIKASI PELUANG-ANCAMAN & KEKUATAN-KELEMAHAN 4.3 Identifikasi Peluang dan Ancaman Analisa SWOT dilakukan dengan cara mewawancarai manajer Salvajaya Tour n Travel serta didukung oleh studi pustaka, kemudian dapat diperoleh informasi mengenai persaingan yang terjadi antara perusahaan tour and travel, perkembangan teknologi informasi saat ini, kondisi politik dan ekonomi. Melalui informasi-informasi tersebut maka dapat diketahui faktor eksternal yang menjadi peluang serta ancaman bagi Salvajaya Tour. 3.1.1. Ancaman (Threats) Adapun faktor-faktor eksternal yang dapat dikategorikan sebagai ancaman bagi Salvajaya Tour adalah: 1. Kondisi ekonomi di Indonesia yang masih belum stabil Keadaan ekonomi di dalam negeri yang masih labil seringkali membuat iklim bisnis di Indonesia masih tidak menentu. Inflasi yang tinggi merupakan salah satu tanda dari perekonomian di Indonesia yang belum stabil. Akibat dari inflasi maka hampir seluruh sektor dunia bisnis akan terkena dampaknya, tak terkecuali bisnis tour and travel . Selain itu nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang sering sekali mengalami penurunan juga memberikan dampak yang negatif dari industri tour dan pariwisata. Dampak dari penurunan nilai tukar rupiah bagi industri tour and travel jelas sangat besar, karena sebagian besar transaksi pada industri tour and travel berpatokan pada mata uang asing khususnya Dollar Amerika Serikat ($USD). Bila nilai tukar rupiah turun, maka harga dari produk pariwisata yang ditawarkan perusahaan tour and travel semakin tinggi. 2. Ancaman dari gerakan terorisme Aksi terorisme seperti peledakan bom yang terjadi akhir-akhir ini juga turut mempengaruhi industri tour and travel. Akibat dari aksi terorisme, banyak tempat pariwisata yang menjadi tujuan utama wisatawan menjadi kurang diminati. Sebagai contoh kita dapat lihat peledakan bom di pulau Bali yang terjadi dua kali. Imbas dari peledakan bom tersebut sungguh sangat besar, banyak wisatawan asing dan lokal yang membatalkan rencana kunjungan ke pulau dewata tersebut. Padahal kondisi pariwisata di Bali baru saja berangsur-angsur pulih setelah ledakan pertama. 3. Persaingan yang semakin ketat dalam bisnis tour and travel sebagai akibat dari semakin banyak muncul pendatang baru. Akibat dari semakin banyaknya muncul pendatang baru dalam dunia maka persaingan dalam bisnis tour and travel semakin tinggi. Persaingan harga, mutu, dan kualitas produk dan jasa membuat perusahaan ini harus memiliki strategi bisnis yang tepat agar tidak kalah dengan perusahaan lain.
4. Peraturan dan kebiajakan dari pemerintah Indonesia Sering berubahnya peraturan dan kebijakan dari pemerintah Indonesia, khususnya mengenai industri pariwisata, dapat dijadikan sebagai ancaman. Sebagai contoh pencabutan fasilitas visa berkunjung singkat bagi warga negara asing yang hendak masuk ke Indonesia. Hal tersebut tentu memberikan iklim yang tidak kondusif bagi pariwisata di Indonesia. 3.2.1 Peluang (Opportunities) Adapun faktor-faktor eksternal yang dapat dikategorikan sebagai peluang (opportunities) bagi Salvajaya Tour adalah: 1. Pasar dari bisnis Tour and Travel yang semakin besar Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri tour and travel . Biaya perjalanan pariwisata yang semakin terjangkau dan ditambah lagi dengan semakin banyak dan panjang musim liburan, sehingga makin banyak orang yang tertarik melakukan perjalanan wisata. Sebagai contoh musim libur Hari Raya Idul Fitri (Lebaran), Natal dan tahun baru, yang masing-masing biasanya berkisar satu minggu lamanya. 2. Tujuan pariwisata yang semakin beragam Berkembangnya industri pariwisata hampir di seluruh negara di dunia menyebabkan banyak muncul objek dan lokasi pariwisata yang baru dan beragam. Sebagai contoh dapat kita lihat pembukaan taman hiburan Disneyland di Hongkong baru-baru ini, menyebabkan banyak perusahaan tour and travel menawarkan paket perjalanan wisata ke objek tersebut. 3. Biaya transportasi yang semakin murah Biaya transportasi melalui udara saat ini harganya sudah semakin murah dan terjangkau oleh masyarakat menengah kebawah. Hal ini disebabkan karena semakin banyak muncul perusahaan penerbangan komersil baik dari dalam negeri maupun asing, sehingga terjadi persaingan harga diantara mereka. Akibatnya harga tiket pesawat semakin terjangkau oleh masyarakat, bahkan sering kali dapat kita lihat bahwa harga tiket pesawat lebih murah dibandingkan harga tiket kereta untuk tujuan yang sama. 4. Adanya kemungkinan untuk pembebasan pajak fiskal dari pemerintah Indonesia Dengan adanya kemungkinan pajak fiskal dihapuskan, maka minat wisatawan Indonesia untuk pergi berwisata ke luar negeri dapat semakin lebih besar, karena beban untuk membayar fiskal akan hilang. Selama ini wisatawan Indonesia yang hendak bepergian ke luar negeri, seringkali menganggap pajak fiskal senilai kurang lebih Rp1.000,000,- (satu juta rupiah) untuk satu orang sebagai beban yang cukup besar. 3.2 Kelemahan (Weakness ) Adapun faktor-faktor internal yang teridentifikasi sebagai kelemahan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan promosi perusahaan yang kurang gencar
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Salvajaya tour belum sebanyak yang dilakukan oleh pesaing-pesaingnya, terutama pesaing besar seperti Ateng Tour, Sentosa, dll. Hingga saat ini kegiatan promosi hanya sebatas menyebar broadcast pada media sosial BlackBerry Massenger, menyebar selebaran, aktif dalam kegiatan berkomunitas sebagai ajang pengenalan produk kepada para relasi. 2. Belum mampu secara maksimal menjangkau pelanggan di luar daerah Salvajaya tour belum mampu untuk melayani pelanggannya secara langsung yang berada di luar daerah, dimana daerah tersebut tidak memiliki cabang kantor dari Salvajaya Tour. Masih banyak daerah yang sebetulnya memiliki pelanggan potensial yang belum bisa dilayani oleh Salvajaya Tour. 3. Database pelanggan yang belum ada Belum adanya database bagi pelanggan Salvajaya Tour menyebabkan pelayanan kepada pelanggan belum maksimal. Dengan adanya database yang menyimpan seluruh informasi pelanggan, tentunya akan sangat memudahkan bagi pihak travel maupun pelanggan, dan juga untuk kebutuhan manajerial. Contohnya dengan adanya database tersebut, dapat dibuatkan laporan maupun statistik untuk mengetahui: - Dari daerah mana saja pelanggan Salvajaya Tour berasal - Lokasi tujuan pariwisata apa yang saat ini paling banyak dituju oleh pelanggan Salvajaya Tour. Data-data yang diperoleh dari pelanggan selanjutnya memungkinkan Salvajaya Tour dalam meningkatkan pelayanan serta kualitas produk a/ jasa yang ditawarkan. 3.2.1 Kekuatan (Strength) Adapun faktor-faktor internal yang teridentifikasi sebagai keunggulan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Memilki staff yang berpengalaman dibidangnya. Salvajaya tour memiliki staf yang berpengalaman di bidangnya dan siap membantu pelanggannya dengan memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik. 2. Produk dan jasa yang ditawarkan dengan harga yang kompetitif Produk dan jasa Salvajaya tour beragam jumlahnya dan ditawarkan kepada konsumennya dengan harga yang kompetitif. Hal tersebut sangat penting mengingat persaingan antara perusahaan tour and travel yang sangat ketat. 3. Hubungan kerjasama yang baik dengan pemasok Salvajaya tour memiliki hubungan yang baik dengan para pemasoknya seperti perusahaan maskapai airlines, hotel, kereta api, dan sebagainya. Karenanya Salvajaya tour dapat menawarkan produk dan jasa pariwisata yang menarik, beragam, dan memiliki pengendalian mutu yang baik kepada konsumennya..
BAB IV MEMPERTIMBANGKAN BERBAGAI ALTERNATIF STRATEGI & MENENTUKAN PILIHAN STRATEGI 4.3 Melahirkan Berbagai Alternatif Strategi Dengan Menggunakan Matrik SWOT Setelah mengumpulkan semua data yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, dirumuskan strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk mengurangi ancaman dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Setelah nilai total diketahui maka disusun diagram SWOT untuk mengetahui posisi relatif Target Tours dibandingkan perusahaan pesaing dengan cara : 1) Jumlah dari perkalian bobot dan ratingpada opportunities dan threatsdiselisihkan untuk mendapatkan titik Y. Opportunities = 2.580 Threats = 0.519 Titik Y = Opportunities - Threats = 2.580 - 0.519 = 2.061 2) Jumlah dari perkalian bobot dan rating pada strengths dan weaknessesdiselisihkan untuk mendapatkan titik X. Strengths = 2.793 Weaknesses = 0.400 Titik X = Strengths - Weaknesses = 2.793 - 0.400 = 2.393 Maka kondisi Target Toursterletak pada koordinat (2.4 ; 2.0), yaitu pada kuadran pertama (gambar 2.1). Suatu kondisi dimana perusahaan memiliki strengthsdan opportunitiessehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, maka dapat diformulasikan strategi yang tepat untuk dapat mendukung pertumbuhan perusahaan.
Opportunities
2.0 Weakness
Strenghts
0
2.4
Gambar 2.1: Posisi Relatif yang dirancang
Dari hasil evaluasi menggunakan matriks SWOT, maka dapat diidentifikasikan beberapa strategi yang dapat dijalankan perusahaan: MATRIKS SWOT
Strengths – S
Weaknesses – W
1.Memiliki staf berpengalaman 2.Produk dan jasa ditawarkan dengan harga kompetitif 3.Hubungan kerjasama yang baik dengan pemasok 4.Penghargaan yang pernah diperoleh
1.Promosi kurang gencar 2.Belum menjangkau pelanggan di luar daerah 3.Databasepelanggan belum ada
Opportunities – O
Strategi SO
Strategi WO
1.Pasar bisnis tour dan travelyang makin besar 2.Tujuan pariwisata yang beragam 3.Biaya transportasi makin murah 4.Pembebasan pajak fiskal
1.Membuat diskon khusus menjelang high seasons (S1, S2, S3, O1, O2, O3, O4) 2.Membangun website e-commerce untuk melayani pelanggan khususnya pelanggan di luar daerah (S1, S2, S3, O1, O2, O3, O4)
1.Melakukan kegitan promosi dengan lebih banyak dan efektif untuk meraih pelanggan baru (W1, O1, O2, O3, O4) 2.Merancang web (W2, W3, O1, O2, O3, O4)
Threats – T
Strategi ST
Strategi WT
1.Kondisi ekonomi Indonesia 1.Kerjasama dengan pemasok masih belum stabil membuat event khusus dan 2.Ancaman dari gerakan promosi harga (S1, S2, S3, terorisme T1, T2, T3) 3.Persaingan ketat akibat 2.Memperbanyak dan banyak pendatang baru memperbaiki kualitas produk 4.Peraturan dan kebijakan dan jasa yang ditawarkan pemerintah (S1, S2, S3, S4, T1, T2, T3, Indonesia T4)
1.Membuat database dan memelihara pelanggan yang sudah ada (W2, W3, T3) 2.Membuat paket wisata dengan harga terjangkau (W1, W2, T1, T2, T3, T4)
Gambar 2.2: MATRIKS SWOT
4.3 Strategi Utama/Induk (Grand Strategy) Setelah diamati dan diteliti, Salvajaya Tour lebih cenderung menganut strategi induk yang dikemukakan oleh Jauch & Glueck. Yang sangat terlihat jelas yaitu Strategi Ekspansi, dimana dilakukannya ekspansi internal, eksternal, ekspansi horizontal serta ekspansi vertikal. Selain itu, manajemen Salvajaya Tour juga menerapkan strategi pertumbuhan diantaranya terdapat beberapa konsentrasi yaitu strategi integrasi dan strategi intensif.
Contoh dari strategi integrasi yang di jalankan oleh Salvajaya Tour ini yaitu, memberikan jasa tambahan antar-jemput bandara, dan antar tiket pesawat sampai ke tangan pelanggan. 4.3 Strategi Fungsional Pada pemasaran, Salvajaya tour menerapkan strategi Relationship marketing. Dalam industri jasa, strategi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan nilai bagi pelanggan yang mengarah pada penghantaran nilai antar pribadi yang istimewa antara perusahaan dengan pelanggan sehingga pada akhirnya dapat menciptakan kepuasan bagi pelanggan. Pada hakekatnya pelanggan adalah individu yang mempunyai kebutuhan untuk dihargai. Hal ini sejalan dengan teori tentang hirarki kebutuhan manusia yang dikemukakan oleh M aslow (1998) dan Barnes (2008:82) yang menyebutkan bahwa “kebutuhan manusia dipuaskan secara bertahap dari tingkat yang rendah ke tingkat yang tinggi dimulai dengan kebutuhan fisiologis mendasar sampai pada kebutuhan mengaktualisasikan diri yaitu tahap dimana individu menerima kedamaian batin dan kepuasan total akan kehidupannya.” Pelanggan yang diperlakukan dengan hormat dan sopan akan merasa lebih nyaman berhubungan dengan perusahaan. Perusahaan harus menyadari bahwa emosi dan perasaan pelanggan sangat berpengaruh terhadap keputusan mereka untuk tetap berhubungan dengan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu membuat pelanggan merasa penting, dihargai, dihormati, dan terkesan. Definisi CRM (Customer Relstion shi p M anagement ) menurut www.erakarsa.com adalah: Customer Relstionship M anagement (CRM ) adalah strategi yang dil akukan per usahaan dalam mengelol a pelanggan. CRM pada inti nya adalah bagaiman a mengidentif ikasi pelanggan, mengakui sisi, dan memper tahank an mer eka.
Dan cara yang dilakukan untuk mempertahankan pelanggan antara lain memberikan perlakuan istimewa yaitu dengan memberikan potongan harga melalui member card bagi para pelanggan tetap. Member card dapat diperoleh oleh pelanggan tanpa adanya syarat yang berat, hanya dengan mengisi formulir maka pelanggan akan mendapatkan member card yang disediakan oleh Salvajaya Tour.
BAB V DOKUMENTASI I.
II.
Foto 1 (tampak website sistem reservasi online tiket airline)
Foto 2 (tampak invoice dari transaksi reservasi tiket secara online)
III.
Foto 3 (tampak depan kantor Salvajaya Tour n Travel)
IV.
Foto 4 (tampak dalam kantor Salvajaya Tour)
V.
Foto 5 (Wawancara dengan Manajer Salvajaya Tour n Travel)