MAKALAH
METABOLISME
Di Susun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Biologi Umum yang Dibina Oleh
Ibu Elly
Disusun Oleh:
Dessy Farahdina (201410070311051)
Nursakinah Fataruba (201410070311055)
Yurita Satya Wahyu K. (201410070311065)
Haireka Oktafiani (201410070311073)
Nurul Firdaus (201410070311094)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
NOVEMBER, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1 . 1 LATAR BELAKANG
Salah satu ciri dari mahluk hidup ialah melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah proses penguraian makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup. Setiap mahluk hidup pasti memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya.Selain itu makanan juga menjadi sumber tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk hidup. Makanan tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ pencernaan.Setelah masuk ke dalam tubuh,makanan tersebut akan mengalami proses perombakan. Zat – zat yang terkandung dalam makanan diuraikan menjadi sumber energi.
Hasil dari penguraian zat – zat makanan tersebut yang menjadi sumber tenaga untuk melakukan aktivitas kehidupan.Bisa kita bayangkan,jika zat – zat yang ada dalam makanan tidak diuraikan pasti tidak ada tenaga yang dihasilkan dalam tubuh.Maka mahluk hidup tidak akan mempunyai kemampuan untuk menjalani aktivitas kehidupan.Sebagai contoh kita dapat melihat seekor harimau yang memangsa makanannya. Makanan yang di cerna oleh tubuh harimau diubah/di konversi menjadi energi dan tenaga yang dapat di gunakan oleh harimau untuk berlari dan mencari mangsa yang lain.
Mungkin akan berbeda halnya jika makanan yang si makan oleh harimau tidak mengalami proses penguraian, pasti harimau tersebut tidak akan mempunyai kemampuan untuk berlari bahkan mencari mangsanya.Oleh karena itu , harimau memerlukan energi yang diperoleh dari proses penguraian zat – zat makanan.Proses inilah yang kita kenal dengan proses metabolisme.
1 . 2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan membahas mengenai :
Membahas mengenai proses metabolisme dan pengertiannya.
Membahas tentangdua macam proses yang terjadi dalam metabolisme yaitu pembentukan zat ( anabolisme ) dan penguraian zat ( kataboliosme ).
Membahas tentang peranan enzim dalam proses metabolisme.
1 . 3 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
Untuk melengkapi tugas mata kuliah Biologi Umum Semester 1 yang di berikan oleh dosen.
Sebagai sarana latihan dan melatih keterampilan dalam membuat makalah.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :
Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai metabolisme.
Kita dapat mengetahui tentang proses metabolisme dalam kehidupan kita.
BAB 2
PEMBAHASAN
2. 1 METABOLISME
Metabolisme merupakan keseluruhan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Pada metabolisme terjadi proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel hidup yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses pembentukan zat terjadi pada proses fotosintesis dan kemosintesis. Proses penguraian zat dapat berupa respirasi sel dan fermentasi sel.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses metabolisme ada dua proses yaitu proses pembentukan dan penguraian. Proses pembentukan dalam metabolisme di sebut juga proses anabolisme. Sedangkan proses penguraian disebut dengan proses katabolisme. Kedua proses ini disebut juga sebagai arah lintasan dari proses metabolisme. Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada proses anabolisme, energi yang dibutuhkan lebih banyak sehingga reaksinya dapat berlangsung cepat dan efisien serta memerlukan energi dalam bentuk energi panas. Proses ini memerlukan energi yang lebih besar karena, dalam proses anabolisme proses yang terjadi lebih banyak dan prosesnya yang cepat dan efisien sehingga energi yang di perlukan lebih besar. Reaksi seperti ini disebut juga reaksi endergonik atau reaksi endoterm. Sedangkan dalam proses katabolisme energi yang di butuhkan lebih sedikit. Hal ini terjadi dikarenakan pada reaksi katabolisme hanya menguraikan zat dan melepaskan energi. Jadi energi yang diperlukan lebih sedikit. Suatu proses di mana terjadi pelepasan energi disebut juga reaksi eskergonik atau reaksi eksoterm.
Dalam proses metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme, kedua proses tersebut melibatkan peran enzim. Enzim sangat diperlukan sebagai katalisator (senyawa yang dapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa habis reaksi ). Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat–zat yang bereaksi, dan dengan demikian dapat mempercepat proses reaksi.
2. 2 ANABOLISME
Proses penyusunan senyawa kompleks dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana disebut anabolisme. Proses ini membutuhkan energi bebas dari lingkungannya. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Reaksi yang termasuk dalam reaksi anabolisme yaitu fotosintesis dan kemosintesis. Fotosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi cahaya. sedangkan kemosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi kimia. Berikut akan di jelaskan lebih lanjut mengenai kedua proses tersebut.
2. 2. 1 FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah proses pengubahan zat-zat anorganik yaitu H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik yaitu karbohidrat dengan pertolongan cahaya. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun.
Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.
Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentukgrana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi jika ada cahaya. Warna cahaya yang paling efektif diserap klorofil adalah merah dan biru. Reaksi terang terjadi pada membran tilakoid. Pada membran tersebut terdapat fotosistem yang tersusun dari pigmen-pigmen seperti klorofil a, klorofil b, dan karotenoid. Fotosistem yang terlibat dalam fotosintesis adalah fotosistem I dan II. Fotosistem I (P700), mengandung klorofil a yang menyerap kuat energi cahaya dengan panjang gelombang 700 nm. Fotosistem II (P680), mengandung klorofil a yang menyerap kuat energi cahay dengan panjang gelombang 680 nm.
Pigmen-pigmen dalam fotosistem berfungsi untuk menangkap energi cahaya. Energi tersebut digubakan oleh klorofil a untuk melepaskan elektronnya. Ada dua macam aliran elektron, yaitu :
Jalur Elektron Siklik
Elektron yang dilepaskan oleh fotosistem I akan ditangkap oleh transport elektron. Elektron tersebut selanjutnya diteruskan menuju sistem feredoksin (Fd) dan selanjutnya diteruskan menuju kompleks sitokrom dan akhitnya kembali fotosistem I. Jalur elketron siklik menghasilkan ATP.
Jalur Elekton Nonsiklik
Reasksi ini dimulai ketika fotosistem II menyerap enegri cahaya. Energi tersebut ditangkap oleh klorofil untuk memecah molekul air (fotolisis). Elektron yang dilepaskan dari hasil fotolisis diteruskna menuju akseptor elektron ke sistem transport elektron. Dalam proses ini terbentuk ATP. Pada akhirnya eletron tersebut akan diterima oleh fotosistem I. Pada saat yang bersamaan, fotosistem I menyerap energi cahaya dan juga melepaskan eletron. Elektron tersebut diteruskan menuju akseptor elektron ks istem transport elektron (feredoksin). Pada akhirnya, elektron tersebut akan ditangkap oleh NADP+, ion H+ hasil fotosintesis akan diikat oleh NADP+ membentuk NADPH2.
Reaksi terang dan gelap menghasilkan ATP dan NADPH2. Kedua senyawa tersebut akan disunakan dalam reaksi gelap.
Reaksi Gelap
Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma tanpa memerlukan energi cahay. Reaksi ini memiliki tiga tahapan, yaitu fiksasi, reduksi dan regenerasi.
Tahap Fiksasi
Pada tahap ini CO2 berikatan dengan ribulosa bifosfat (RuBP) membentuk dua molekul 3-fosfogliserat (PGA) dengan bantuan enzim RuBP karboksilase (rubikso).
Tahap Reduksi
Pada tahap ini PGA dirubah menjadi DPGA (1,3-difosfogliserat) melalui penambahan gugus fosfat dari ATP. Selanjutnya, NADPH mereduksi DPGA menjadi fosfogliseraldehid (PGAL).
Tahap Regenerasi
Pada tahap ini molekul PGAL disusun ulang menjadi 3 molekul RuBP. Untuk menyelesaikna proses ini, siklus membutuhkan 3 ATP. Adapun PGAL yang lain digunakan untuk membentuk glukosa.
2. 2. 2 KEMOSINTESIS
Proses penyusunan bahan organik dari H2O dan CO2 dengan menggunakan energi kimia disebut kemosintesis. Kemosisntesis terjadi pada berbagai kelompok bakteri. Pelakunya disebut sebagai organisme kemosintetik atau kemoautotrof, misalnya bakteri nitrifikasi, bakteri belerang, bakteri besi, bakteri hidrogen, dan bakteri metana.
2. 3 KATABOLISME
Proses penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana disebut dengan katabolisme. Proses ini menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh makhluk hidup sehingga disebut reaksi eksogernik. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber. Proses pembongkaran ini dibedakan menjadi dua macam.yaitu sebagai berikut :
Apabila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan memerlukan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi.
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
Proses respirasi aerob mengubah energi kimia yang terkandung dalam sari makanan (glukosa) menjadi energi kimia dalam bentuk ATP.
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O + CO2 + Energi, melalui tiga tahap:
Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat menghasilkan NADH dan ATP. Glikolisis terjadi di sitosol. Dalam glikolisis, satu molekul glukosa akan dihasilkan 2 asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Asam piruvat selanjutnya memasuki tahap dekarboksilasi oksidatif di dalam mitokondria.
Glukosa + 2ADP + 2P + 2NAD 2 asam piruvat + 2ATP + 2NADHGlukosa + 2ADP + 2P + 2NAD 2 asam piruvat + 2ATP + 2NADH
Glukosa + 2ADP + 2P + 2NAD 2 asam piruvat + 2ATP + 2NADH
Glukosa + 2ADP + 2P + 2NAD 2 asam piruvat + 2ATP + 2NADH
Dekarboksilasi Oksidatif atau Pembentukan Asetil Co-A
Pada tahap ini asam piruvat diubah menjadi asetil Co-A dengan menghasilkan NADH dan melepaskan CO2. Pada organisme eukariotik, dekarboksilasi oksidatif berlangsung dalam matriks mitokondria. Pada organisme prokariotik, tahap berlangsung dalam sitosol (cairan sitoplasma)
2NADH2NADH2NAD+2NAD+
2NADH
2NADH
2NAD+
2NAD+
2C3H4O3 + 2CoA 2C2H3O-CoA + 2CO2
Siklus Kreb
Siklus kreb berfungsi menghasilkan enrgi dan berbagai senyawa antara yang akan digunakan untuk sintesis senyawa lain. Tahap ini berlangsung didalam matriks mitokondria. Dari 2 asetil Co-A yang masuk siklus akan menghasilkan 4 CO2, 2 ATP, 6 NADH, dan 2 FADH2.
Sistem Transpor Elektron
Setiap transpor elektron berfungsi mengoksidasi NADH dan FADH2 dari tahap sebelumnya. Tahap ini berlangsung dimembran dalam mitokondria. Elektron dan nitrogen dari senyawa yang bergabung dalam NADH dan FADH2 dialirkan melalui senyawa penerima elektron seperti NAD, FAD, koenzim, dan sitokrom. Oksigen berfungsi sebagai penerima elektron terakhir pada proses tersebut. Selanjutnya, oksigen bergabung dengan H+ membentuk H2O. Setiap perpindahan elektron yang terjadi, energi yang terlepas dignakan untuk membentuk ATP.
Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron terjadi melalui reaksi fosforilasi oksidatif. Oksidasi 1 NADH menghasilkan 3 ATP, oksidasi 1 FADH menghasilkan 2 ATP.
Ada perbedaan antara jumlah ATP yang dihasilkan organisme eukariotik dan prokriotik pada organisme eukariotik, oksidasi NADH dan FADH2 terjadi dalam membran mitokondria. Namun, NADH hasil glikolisis dibentuk didalam sitosol. Akibatnya, NADH tersebut harus dimasukkan kedalam mitokondria. Pemindahan 2NADH hasil glikolisis tersebut memerlukan 2 ATP. Dengan demikian, jumlah total ATP yang dihasilkan sebanyak 36.
Pada organisme prokariotik tidak memilik mitokondria, sehingga tidak terjadi pengurangan ATP untuk pemindahan NADH kedalam mitokondria. Jumlah total ATP yang dihasilkan sebanyak 38.
Apabila pembongkaran suatu zat dalam dalam lingkungan tanpa memerlukan oksigen (anaerob) disebut proses fermentasi. Reaksi-reaksi yang terjadi serta organel yang berperan dalam respirasi anaerob sama seperti pada respirasi aerob. Namun, dalam respirasi anaerob peran oksigen digantikan dengan zat lain, contoh NO3 dan SO4. Respirasi anaerob hanya dapat dilakukan oleh mikroorganisme tertentu, misal bakteri. Respirasi anaerob merupakan reaksi fermentasi. Fermentasi adalah proses penguraian karbohidrat menjadi senyawa lain tanpa bantuan oksigen. Fermentasi terdiri dari 2 tahap, yaitu glikolisis dan pembentuka NAD+. Pada proses ini asam piruvat hasil glikolisis tidak diubah menjadi asetil Co-A tetapi direduksi menjadi senyawa lain dengan bantuan NADH. Contoh fermentasi ialah, fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol.
Contoh Fermentasi : C6H12O6 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
2. 3 PERAN ENZIM DALAM METABOLISME
Enzim adalah protein katalitik. Dalam tubuh organisme enzim berperan sebagai biokatalisator yang artinya enzim dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia. Dalam reaksi kimia, enzim tidak ikut bereaksi sehingga tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi atau mengubah produk.
2. 3. 1 KOMPONEN ENZIM
Enzim sederhana, hanya terdiri atas protein.
Enzim kompleks atau enzim konjugasi (holoenzim), terdiri atas komponen-komponen yaitu komponen protein (apoenzim) dan komponen non protein (gugus prostetik).
2. 3. 2 SIFAT-SIFAT ENZIM
Dipengaruhi oleh suhu dan pH.
Bekerja secara spesifik
Bekerja secara bolak-balik (reversible)
Diperlukan dalam jumlah sedikit
Dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa.
Berupa koloid
Dapat digunakan berulangkali
2. 3. 3 MEKANISME KERJA ENZIM
Enzim mempercepat suatu reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi awal untuk memulai suatu reaksi. Enzim bekerja dengan membentuk kompleks enzim-substrat. Mula-mula enzim berikatan dengan substratnya, membentuk kompleks enzim-substrat. Pada saat enzim dan substrat berikatan maka akan menghasilkan produk. Beberapa teori yang menjelaskan kerja enzim:
Lock and Key Theory ( Teori Gembok dan Kunci)
Teori ini menjelskan bahwa enzim diumpamakan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat. Bagian ini disebut sisi aktif. Sementara itu, substrat diumpamakan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim.
Induced Fit Theoty (Teori Ketepatan Induksi)
Teori ini menjelaskan bahwa sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan substratnya.
2. 3. 4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJ ENZIM
Suhu (Temperatur)
Setiap enzim mempunyai suhu optimal yang spesifik. Enzim pada suhu 0º atau dibawahnya bersifat nonaktif. Akan tetapi enzim pada suhu tersebut tidak rusak. Kenaikan suhu dapat meningkatkan kerja enzim. Namun, jika jika suhu melebihi batas optimum, enzim dapat mengalami denaturasi (kerusakan).
Perubahan pH
Perubahan pH mengakibatkan sisi aktif enzim berubah sehingga dapat menghalangi teriatnya substrat pada sisi aktif enzim.
Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim akan meningkatkan keceatan reaksi. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan yakni jika semua substrat sudah terikat oleh enzim.
Konsentrasi Substrat
Bertambahnya konsentrasi substrat dalam suatu reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi jika jumlah enzim dalam reaksi tersebut tetap. Peningkatan kecepata reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan, yakni jika semua enzim mengikat substrat.
Aktivator
Zat-zat yang berfungsi untuk memacu atau mempercepat reaksi enzim disebut aktivator. Contohnya, garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer (2%-5%), dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl.
Inhibitor
Dua macam inhibitor enzim, yaitu:
Inhibitor Kompetitif
Inhibitor yang berikatan secara kuat pada sisi aktif enzim disebut inhibitor kompetitif (inhibitor ireversible). Inhibitor kompetitif ini dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat.
Inhibirot Non-kompetitif
Inhibitor yang terikat pada sisi alosterik enzim (selain sisi ektif enzim) disebut inhibitor non-kompetitif. Inhibitor ini mengakibatkan sisi aktif enzim berubah sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak dapat dihilangkan walaupun dengan menambahkan substrat.
BAB 3
KESIMPULAN
Metabolisme merupakan suatu proses dimana terjadi pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. Proses metabolisme sangat penting bagi mahluk hidup, karena melalui proses ininlah mahluk hidup dapat memperoleh energi untuk bergerak dan melakukan aktivitas kehidupan.
Dalam metabolisme terdapat dua proses yaitu proses pembentukan ( anabolisme ) dan proses penguraian ( katabolisme ).
Anabolisme ialah proses metabolisme yang menyusun senyawa organik sedehana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Dalam proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi tersebut dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Proses anabolisme yang memerlukan energi dalam bentuk energy cahaya disebut fotosintesis. Sedangkan proses snsbolisme yang memerlukan energi kimia disebut kemosintesis.
Katabolisme ialah proses metabolisme yang melakukan pembongkaran senyawa kimia kompleks yang banyak mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuanya adalah membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber. Dalam proses katabolisme ada dua proses yaitu respirasi dan fermentasi. Respirasi ialah proses pembomgkaran suatu zat yang membutuhkan oksigen yang cukup ( aerob ). Sedangkan fermentasi ialah proses katabolisme yang di lingkunganya tidak terdapat oksigen atau kangdungan oksigen kurang memadai ( anaerob ).
Enzim mempunyai pengaruh besar dalam proses metabolisme. Dalam proses metabolisme emzim bertugas sebagai katalisator yaitu senyawa yang dapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa berhenti bereaksi. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat – zat yang bereaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Rohana. 2012. Biologi Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara.