LULUR NYIBERUS
Simplisia segar
Dicuci (pembuangan kotoran)
Pemotongan rimpang (hingga diperoleh ukuran yang lebih kecil)
Diblender
Bubur
Pengeringan di oven
Kondisi menggumpal
Giling ulang (dimortal)
Diayak
Bahan simplisia
pengolahan
pengepakan
Produk
BAB I PENDAHULUAN
Nenek moyang pada jaman dahulu, sebenarnya sudah memiliki racikan dengan menggunakan bahan – bahan alami untuk memutihkan kulit. Memutihkan kulit dengan aman dan murah, dapat menggunakan cara membuat lulur tradisional untuk memutihkan kulit. Lulur tradisional tersebut menggunakan bahan – bahan yang alami sehingga sangat aman dan menghasilkan hasil yang natural. Lulur atau luluran dikenal para wanita Indonesia sebagai salah satu proses untuk membersihkan sekaligus menjaga kecantikan kulit. Tradisi membuat lulur dengan meramu bahan alami seperti rempah-rempah, buah-buahan dan bahan lainnya telah lama dikenal turun temurun dari berbagai generasi dan kini menjadi lebih dikenal terutama oleh wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Lulur atau body scrub bertujuan untuk mengangkat sel-sel kulit mati, kotoran dan membuka pori-pori sehingga dapat bernapas serta kulit menjadi lebih cerah dan putih. Sekarang ini begitu banyak jenis lulur yang beredar di masyarakat dengan berbagai khasiat dimulai dari menghaluskan kulit, meremajakan kulit hingga memutihkan kulit (Ery, 2012). Kunyit merupakan salah satu bahan baku produk herbal yang banyak penggunaanya di Indonesia. Komponen utama kunyit yang diketahui memiliki berbagai aktivitas adalah kurkumin antara lain anti virus, anti jamur (Araujo dan Leon, 2001), anti oksidan (Jayaprakasha, et al, 2006). Kurkumin atau seringkali juga disebut sebagai kurkuminoid adalah suatu campuran yang kompleks berwarna kuning oranye yang diisolasi dari tanaman dan memiliki efek terapeutik. Kurkumin sebenarnya terdiri dari tiga macam kurkumin, yaitu kurkumin I (deferuloyl methane), kurkumin II desmethoxykurkumin (feruloyl-p-hydroxy-cinnamoylethane) dan kurkumin III (bis-desmethoxykurkumin (bis-(p-hydroxycinnamoyl)-methane) (Wardini dan Prakoso, 1999).Kurkumin merupakan zat
yang memiliki aktivitas biologi (zat berkhasiat), yang terdapat pada
berbagai jenis Curcuma sp. (Chen dan Fang, 1997). Di dunia ada 40-50 jenis Curcuma sp, yang merupakan tanaman asli dari wilayah Indo-Malesia, ditemukan tumbuh tersebar dari India, Taiwan, Thailand, seluruh wilayah Malesia sampai ke wilayah Pasifik dan Australia utara.
Di wilayah Malaisia ada sekitar 20 jenis Curcuma sp.
Menurut
Krishnamurthy et al. (1976 ) kunyit mengandung 2,5 – 6 % kurkumin kunyit telah dikenal
di kalangan industri jamu/obat tradisional dan banyak digunakan sebagai bahan baku dalam ramuan jamu dan bisa juga di gunakan sebagai lulur.
BAB II TINJAUAN UMUM
1. Curcumae domestica Rhizoma ( Kunyit )
Habitat Tumbuh dan ditanam di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia dan Filipina.
Tumbuh dengan baik di tanah yang baik tata pengairannya, curah hujan cukup banyak 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahu dan ditempat yang sedikit kenaungan, tetapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar dan baik menghendaki tempat yang terbuka. Tanah ringan seperti tanah lempung berpasir, baik untuk pertumbuhan rimpang.
Taksonomi Klasifikasi tanaman Genus
: Curcuma
Nama Binomial
: Curcuma longa (Linnaeus,1758)
Kerajaan
: Plantae
Devisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Subkelas
: Zingiberidae
Ordo
: Zingiberales
Familia
: Zingiberaceae
Makroskopik kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan, bentuk hampir bundar sampai bulat panjang, kadangkadang bercabang, lebar 0,5 cm sampai 3cm, panjang 2 cm sampai 6cm, tebal 1mm sampai 5mm, umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upihdaun dan pangkal akar. Batas kortek dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata berdebu, warna kuning jingga sampai coklat kemerahan. Epidermis satu lapis sel, pipih berbentuk poligonal, dinding semenggabus. Rambut penutup berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok panjang 250 µm sampai 890 µm dinding tebal. Hipodermis terdiri dari beberapa lapisan sel terentang tangensial, dinding sel
menggabus, perinderm terdiri dari 6 lapis samapi 9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding menggabus. Korteks dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati. Butir pati tunggal bentuk lonjong atau bulat telur dengan satu ujung mempunyai tonjolan atau berbentuk bulat sampai hampir segitiga dengan satu sisi membulat, lamela kurang jelas, hilus yang kurang jelas terdapat pada tonjolan di ujung butir, panjang 10 µm sampai 28 µm, umumnya 14 µm sampai 20 µm. Sel sekresi banyak tesebarbentuk bulat atau lonjong beris minyak berwarna kuning jingga yang sebagian mendamar dan berwarna cokalt kekuningan pada penambahan besi (III) klorida LP warna menjadi lebih tua. Berkas pembuluh kolateral tersebar tidak beraturan pada korteks dan pada silinderpusat, berkas pembuluh dibawah endodermis tersusun dalam lingkaran,kadang-kadang berkas pembuluh dikelilingi sel parenkim yang tersusun menjari, pembuluh kayu umumnya terdiri dari pembuluh tangga dan pembuluh jala, lebar 20 µm samapi 80 µm tidak berlignin. Endodermis terdiri dari 1 lapis sel terentang tangensial, dinding radial menebal, tidak terdapat pati. Serbuk warna kuning sampai kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir pati gumpalan tidak beraturan zat warna kuning samapai kuning coklat, parenkim dengan sel sekresi, fragmen pembuluh tangga dan pembuluh jala fragmen rambut penutup warna kuning tidak terdapat serabut.
Morfologi dan Anatomi Temu dengan batang berwarna semu hijau atau keunguan. Rimpang terbentuk dengan
sempurna, bercabang-cabang berwarna jingga. Setiap tanaman berdaun 3 sampai 8 helai. Panjang tangkai daun serta pelepah daun sampai 70cm, tanpa lidah-lidah, berambut halus jarang-jarang,
helaian
daun
berbentuk
lanset
lebar,
ujung
daun
lancip
berekor,
keseluruhannya berwarna hijau atau hanya bagian atas dekat tulang utama berwarna agak keunguan, panjang sampai 28 cm sampai 85 cm, lebar 10cm sampai 25cm. Perhubunagan terminal, gagang berambut, bersisik, panjang gagang 16cm sampai 40 cm, tenda bunga, panjang 10cm sampai 19 cm, lebar 5cm sampai 10 cm, daun kelopak berambut, berbentuk lanset, panjang 4cm sampai 8 cm, lebar 2cm sampai 3,5cm, daun kelopak yang paling bawah berwarna hijau, bentuk bundar telur, makin keatas makin menyempit serta memanjang , warna semu putih atau keunguan, kelopak berbentuk tabung, panjang 9 mm sampai 13mm, bergiigi 3dan tipis seperti selaput, tajuk bagian bawah berbentuk tabung, panjang lebih kurang 20mm, berwarna krem, warna putih atau merah jambu, panjang 10 mm sampai 15mm, lebar 11mm sampai 14mm, bibir berbentuk bundar telur, panjang 16mm sampai 20 mm, lebar 15 sampai 18 mm, warna jingga atau kuning keemasan dengan pinggir berwarna coklat dan ditengahnya berwarna kemerahan.
Kandungan kimia Minyak atsiri 3-5%,(zingiberen,tumeron, seskuiterpen alkohol) kurkumin, pati, tanin,
damar, lemak, protein, kamfer, kalsium, fosfor, gom dan besi.
Kegunaan Kunyit (Curcuma domestica Val.) meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh secara
drastis. Kerusakan oksidatif diyakini menjadi salah satu mekanisme dibalik penuaan dan sejumlah penyakit. Kerusakan oksidatif melibatkan radikal bebas, molekul yang sangat reaktif disertai dengan electron yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas cenderung bereaksi dengan zat organik yang penting, seperti protein asam lemak atau DNA. Alasan utama mengapa antioksidan sangat penting adalah karena mereka melindungi tubuh kita dari radikal bebas. Kurkumin ternyata memiliki kandungan antioksidan yang diperoleh dari struktur kimiawi yang dapat menetralisir radikal bebas. Namun kurkumin juga meningkatkan aktivitas enzim antioksidan tubuh. Dengan cara tersebut, kurkumin mampu melawan radikal bebas. Kurkumin memblokir radikal bebas secara langsung, kemudian menstimulasi mekanisme antioksidan tubuh.
2. Oryza Sativa L (Beras )
Habitat Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis/subtropis pada 45°LU sampai 45°LS, cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm per bulan atau 1.500 - 2.000 mm/tahun, dengan distribusi selama 4 bulan. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman padi adalah 23 °C dan ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 – 1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu, lempung dalam perbandingan tertentu dan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 – 22 cm dengan pH antara 4 – 7 (Siswoputranto, 1976). Dari segi fisiologis jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas padi. Hasil penelitian Pratiwi et al. (2010) menyimpulkan bahwa jarak tanam lebar memberi peluang varietas tanaman mengekspresikan potensi pertumbuhannya.
Semakin rapat populasi tanaman, semakin sedikit jumlah anakan dan jumlah panjang malai per rumpunnya. Pada populasi rendah (jarak tanam lebar), pertumbuhan padi akan lebih baik, namun per luasannya hasil dan komponen hasilnya lebih rendah dibandingkan jarak tanam yang lebih rapat. Jarak tanam yang lebar akan meningkatkan penangkapan radiasi surya oleh tajuk tanaman, sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti jumlah anakan produktif, volume dan panjang akar total, meningkatkan bobot kering tanaman dan bobot gabah per rumpun, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil per satuan luas (Kurniasih et al., 2008, Lin et al., 2009, Hatta et al., 2012). Sebaliknya, pada jarak tanam rapat jumlah malai per rumpun menurun, tetapi jumlah malai per m2 nyata meningkat (Mobasser et al., 2009).
Taksonomi
Tanaman padi termasuk ke dalam marga Oryza, dengan nama jenis Oryza sativa L. dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Bangsa : Poales Suku : Gramineae Marga : Oryza Jenis : Oryza sativa L. (Tjitrosoepomo, 2013) Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim Graminae atau lumiflorae) dan merupakan tanaman berakar serabut, daun berbentuk lanset (sempit memanjang), urat daun sejajar, memiliki pelepah daun, bunga tersusun sebagai bunga, buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir atau kariopsis.
Morfologi dan Anatomi Deskripsi tanaman padi Padi merupakan tanaman semusim (annual) berumur pendek
kurang dari 1 Akarnya serabut mencapai kedalaman 20-30 cm, tinggi berbatang bulat dan berongga yang disebut jerami. Helai daun bangun garis, dengan tepi kasar dan panjangnya 15 – 80 cm. Bunga padi terdiri dari tangkai bunga, kelopak bunga lemma (gabah padi yang besar), palea yang kecil), putik, kepala putik, tangkai sari, kepala sari, dan bulu pada ujun lemma.
Pada fase generatif, malai tumbuh ke atas dan ujungnya menggantung 40 cm. Malai padi terdiri dari sekumpulan bunga padi yang timbul dari buku paling atas, berjarum, berjarum pendek atau panjang, licin atau kasar, berwarna hijau atau coklat, gundul atau be menghasilkan buah yang kaya akan pati. Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya yang menyebabkan daun tanaman padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Berdasarkan kelengkapan daunnya tanaman padi termasuk daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas helaian dan upih daun. (Tjitrosoepomo,2005). Adapun bagian - bagian daun padi, yaitu 1. Helaian daun (lamina Helaian daun terletak pada batang padi serta berbentuk memanjang seperti pita. 2. Upih/Pelepah daun Pelepah daun merupakan bagian daun yang menyelubungi batang. Pelepah daun berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak. 3. Lidah daun (ligula) Lidah daun terletak antara helaian (lamina) dan upih daun. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung varietas padi yang ditanam.warna yang berbeda-beda, tergantung pada varietas (Hana, 2003).
Kandungan kimia Sebagaimana butir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati sekitar 80-85%. Beras juga mengandung protein, vitamin terutama pada bagian aleuron, mineral, dan air. Pati beras dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu amilosa dengan struktur tidak bercabang dan amilopektin yang berstruktur bercabang. Komposisi kedua golongan pati ini menentukan transparan atau tidaknya beras dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Beras pera memiliki kandungan amilosa lebih dari 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar, tidak berlekatan dan keras (Anonim, 2010).
Kegunaan tepung beras dapat membantu meningkatkan produksi kolagen yang berfungsi untuk meningkatkan elastisitas kulit. Kandungan yang terdapat pada tepung beras adalah
gamma
oryzanol.
Kandungan
senyawa
ini
mampu
memperbaharui
pembentukan pigmen melanin, sebagai antioksidan dan juga efektif menangkal sinar ultraviolet.
3.Carboxylmethyl Cellulose CMC (Carboxy Methyl Cellulosa) adalah derivat selulosa yang direaksikan dengan alkalin chloroacetic acid. Struktur Carboxy Methyl Cellulosa dasar adalah β– 1,4-Glukopiranosa yang merupakan polimer selulosa. Carboxy Methyl Cellulosa memiliki panjang molekul yang lebih pendek dibanding dengan selulosa murni (Yissa, 2009). Carboxy Methyl Cellulosa merupakan merupakan eter polimer selulosa linear dan berupa senyawa anion, yang bersifat biodegradable, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, butiran atau bubuk yang larut dalam air namun tidak larut dalam larutan organik, memiliki rentang pH sebesar 6.5 sampai 8.0, stabil pada rentang pH 2 – 10, bereaksi dengan garam logam berat membentuk film yang tidak larut dalam air, transparan, serta tidak bereaksi dengan senyawa organik. Carboxy Methyl Cellulosa berasal dari selulosa kayu dan kapas yang diperoleh dari reaksi antara selulosa dengan asam monokloroasetat, dengan katalis berupa senyawa alkali. Carboxy Methyl Cellulosa juga merupakan senyawa serbaguna yang memiliki sifat penting seperti kelarutan, reologi, dan adsorpsi di permukaan. Selain sifat-sifat itu, viskositas dan derajat substitusi merupakan dua faktor terpenting dari Carboxy Methyl Cellulosa (Deviwings, 2008). 4.Susu kambing etawa
Taksonomi Menurut Williamson dan Payne (1993) dalam Rusman (2011) kambing secara ilmiah dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Artiodactyla Famili : Bovidae Subfamili : Caprinae Genus : Capra Spesies : C. Aegagrus Subspesies : Capra aegagrus hircus
Kandungan gizi susu kambing etawa per 100 gram Gizi Kandungan Air 87,00 g, Energi 68,00 kkal, Protein 3,50 g , Total lemak 4,10 g , Karbohidrat 4,40 g ,Serat 0,00 g , Ampas Mineral 0,80 g , Kalsium (Ca) 133,00 mg , Besi (Fe) 0,05 mg Magnesium (Mg) 13,97 mg ,Phospor (P) 110,00 mg , Potassium (K) 204,00 mg , Sodium (Na) 49,00 mg , Seng (Zn) 0,30 mg Tembaga (Cu) 0,046 mg , Mangan (Mn) 0,018 mg , Vitamin C 1,290 mg , Thiamin 0,048 mg , Riboflavin 0,138 mg , Niacin 0,277 mg , Asam pantotenat 0,310 mg , Folat 0,600 mg , Vitamin B12 0,065 mg , Vitamin A 185,00 IU , Vitamin D 12,00 IU, Vitamin E 0,09 mg,Vitamin B6 0,046mg Sumber: (Budiana dan Susanto, 2005)
Kegunaan
Susu kambing mengandung alpha hydroxy asam seperti asam laktat yang membantu menghilangkan sel-sel kulit mati di permukaan kulit. Aneka kandungan vitamin yang terdapat dalam susu kambing dapat digunakan untuk melakukan proses perbaikan sel-sel kulit yang sudah rusak sehingga dapat membantu menyehatkan kulit. Susu kambing dapat juga untuk melembabkan dan melembutkan kulit karena susu kambing memiliki pH yang sama dengan tubuh.
BAB III TINJAUAN KHUSUS
1. Kunyit
Panen:
Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik adalah pada umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Sebab produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati) Pemanenan
dilakukan
dengan
cara
membongkar
rimpang
dengan
cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat lalu dimasukkan dalam karung agar tidak rusak. Panen kunyit dilakukan saat musim kemarau karena pada saat itu sari/zat yang terkandung didalamnya mengumpul. Saat panen kadar air kunyit bisa mencapai 90%, yang selanjutnya perlu dikeringkan hingga mencapai kadar air 9% agar dapat disimpan lama.
Tahap Penyediaan Bahan
Rimpang kunyit yang didapatkan terlebih dahulu disortasi dengan tujuan memisahkan rimpang yang benar-benar berkualitas baik dengan jenis rimpang yang kisut, rusak, serta dari bahan lain yang mungkin sebagai bahan kontaminasi. Selanjutnya dicuci bersih untuk membuang kotoran yang mungkin melekat, kemudian ditiriskan untuk mendapatkan kondisi rimpang yang kering
Peeling dan Trimming
Perlakuan peeling ditujukan untuk membuang kulit rimpang kunyit dan trimming adalah tindakan untuk membuang bagian sisa (marterial waste). Setelah peeling dan trimming, dilakukan pencucian ulang untuk memperoleh kondisi yang lebih bersih.
Perolehan Bubur Kunyit
Rimpang kunyit yang telah dicuci selanjutnya diblender untuk mendapatkan fase bubur yang relatif halus. Diupayakan agar saat pemblanderan, penambahan air tidak terlalu banyak sehingga bubur yang diperoleh tidak mengandung air yang berlebih dan mudah untuk dikeringkan.
Pengeringan bubur
Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven biasa pada suhu yang berbeda, sesuai dengan perlakuan yang diinginkan dan lamanya waktu yang diperlukan. Pengeringan dapat dilakukan pada suhu 50 oC selama 6 jam dalam oven (Surojanametakul
et al .,
2010). Pada saat pengeringan, secara pasti bubur
akan memadat atau membatu. Di kala kondisi seperti ini dapat dilakukan upaya penggilingan ulang dengan mortal, selanjutnya hasil gilingan dapat diovenkan kembali. Jika dibutuhkan, penggilingan dengan mortal dapat dilakukan untuk kedua kalinya. Kondisi bubuk kering yang diinginkan, jika bahan yang dikeringkan telah memberikan penampakan gembur-gersang sebagaimana kondisi tepung kering. Proses pengeringan dapat dihentikan bila bahan yang dimaksud sudah memberikan penampakan yang benar-benar gembur-gersang sebagaimana kondisi tepung diterima oleh masyarakat secara umum. Bubuk kunyit dengan penampakan yang benar-benar gembur sesuai dengan penerimaan masyarakat memiliki kandungan kadar air bahan sekitar 9,1% atau 9%. 2. Beras Pencucian Dalam proses pencucian beras di cuci menggunkan air yang mengalir dan di cuci hingga bersih. Perendaman Beras di rendam selama 1 malam dalam air sampai kadar airnya menjadi 30 %. Pengeringan Bubur beras di keringkan dibawah panas sinar matahari dan di angin-anginkan hingga menjadi bubuk beras.
3. Susu Pengeringan
Prinsip Pembuatan susu bubuk adalah menguapkan sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan (pengeringan). Tahap-tahap pembuatan susu bubuk adalah perlakuan pendahuluan, pemanasan pendahuluan, pengeringan dan pengepakan. Pada perlakuan pendahuluan yang harus dikerjakan adalah penyaringan, separasi dan standarisasi. Penyaringan bertujuan memisahkan benda-benda asing misalnya debu, pasir, bulu, dan sebagainya yang terdapat dalam susu. Separasi bertujuan untuk memisahkan krim dan susu skim. Tujuan pemanasan pendahuluan adalah menguapkan sebagian air yang terkandung oleh susu, sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50% saja. Untuk memanaskan digunakan suhu antara 65-177º C dengan cara mengaduk hingga susu menjadi bubuk susu.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. ALAT DAN BAHAN ALAT :
Alat : 1. Pisau 1 2. Wadah 2 3. Telenan 1 4. Oven 1 5. Gas 1 6. Kompor 1 7. Saringan 1 8. Ayakan 1 9. Plastik 3 10. Kertas karton 1 Bahan : 1. Kunyit 500 g 2. Beras 300 g 3. Serbuk susu kambing segar 200 g 4. CMC secukupnya 5. Air secukupnya B. CARA KERJA
1. Kupas kunyit kemudian cuci hingga bersih. 2. Iris kunyit menjadi bagian lebih tipis, haluskan. 3. Peras kunyit yang telah dihaluskan lalu diamkan beberapa saat hingga terdapat endapan. 4. Pisahkan endapan dengan air lalu tiriskan. 5. Kemudian ekstrak kunyit diletakkan di dalam loyang lalu di oven hingga kering dengan suhu 40°C - 60°C. 6. Angkat kunyit yang telah kering lalu biarkan dingin. 7. Bersikan beras lalu rendam dalam air selama 1 malam, haluskan. 8. Beras yang sudah halus lalu letakkan dalam loyang di jemur dibawah sinar matahari dan di angin-anginkan hingga kering. 9. Ambil susu lalu panaskan dengan suhu 60°C - 80°C aduk hingga terbentuk serbuk. 10. Ayak bubuk kunyit, bubuk beras dan bubuk susu kambing. 11. Campurkan bubuk kunyit, bubuk beras dan bubuk susu kambing sampai homogen. 12. Tambahkan CMC secukupnya lalu kemas. 13. Lulur siap digunakan.