MAKALAH LOTION
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi semi solid Yang dibimbing oleh Amalia Eka Putri.S,Farm., Apt 1.
Himatul mukaromah (1513206002) ( 1513206002)
2.
Lailatun nafiah
(1513206006)
3.
Riska fariani
(1513206008)
4.
Binti jariyah (1513206
5.
M. dian Ilhamto
PROGRAM STUDI FARMASI STIKes KARYA PUTRA BANGSA TULUNGAGUNG 2018
(1513206010) (1513206010)
DAFTAR ISI Cover Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.2.Tujuan Penulisan Makalah 1.3.Manfaat Penulisan Makalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hand body lotion merupakan salah satu produk kecantikan yang banyak digunakan oleh wanita untuk melindungi kulit mereka dari paparan sinar matahari. Intensitas sinar matahari yang tinggi di negara tropis seperti Indonesia sangat membahayakan kulit terutama dari pancaran sinar ultraviolet (UV).Adapun sediaan kosmetik untuk perawatan kulit (skin care cosmetics) antara lain pembersih, kondisioner, dan pelindung. Salah satu sediaan kosmetik perawatan kulit adalah
hand body lotion.
Hand body lotion merupakan suatu sediaan
kosmetika berbentuk emulsi cair yang digunakan pada daerah tangan dan tubuh dengan tujuan melembabkan dan melembutkan kulit (Buchmann, 2001; Mitsui, 1997). Sediaan hand body lotion yang ada di pasaran umumnya dikombinasi dengan bahan alam, seperti bubuk mutiara Cina, bunga lotus
salju,
Aloe vera, mulberry, minyak biji
anggur, beras Jepang, teh hijau Jepang, dan daun mint. Bahan alam tersebut mempunyai manfaat yang berbeda-beda, salah satunya sebagai antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai pelindung dari radikal bebas yang reaktif terhadap sel-sel tubuh dengan cara mengikat elektron molekul sel. Sumber pembentuk senyawa radikal bebas antara lain paparan sinar matahari yang berlebih, polusi, dan asap rokok. Bagian tubuh yang sering terpapar radikal bebas adalah kulit. Kulit yang terkena paparan radikal bebas terlalu lama dapat menyebabkan penuaan kulit dan dapat mulai karsinogenesis (Mucha, Budzisz, and Rotsztejn, 2013; Umayah dan Amrun, 2007).
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud lotion ? 2. Kegunaan, keuntungan dan kerugian lotion? 3. Macam-macam aspek formulasi dan pengembangannya? 4. Evaluasi, pegujian keamanan dan sensitivitas?
1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa yang disebut lotion 2. Untuk mengetahui kegunaan, keuntungan dan kerugian lotion 3. Untuk mengetahui macam-macam aspek formulasi dan pengembangannya 4. Untuk mengetahui evaluasi, pengujian dan sensitivitas pada lotion
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Lotion Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum, membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak dan mudah dioleskan. Hand and body lotion
(losio tangan dan badan) merupakan sebutan umum bagi sedia an ini di pasaran (Sularto, et al , 1995). Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air. Biasanya ditambah gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat kering pada waktu dipakai dan memberi efek penyejuknya (Anief, 1984). Wilkinson 1982 menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk pemakaian pada kulit yang sehat. Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya. Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Lachman et al., 1994).
Formulasi Lotion
Sediaan lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat pengemulsi dan humektan. Komponen zat berlemak diperoleh dari l emak maupun minyak dari tanaman, hewan maupun minyak mineral seperti minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilin lebah dan sebagainya. Zat pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik maupun nonionik. Humektan bahan pengikat air dari udara, antara lain gliserin, sorbitol, propilen glikol dan polialkohol (Jellineck, 1970). Dalam pembuatan lotion, faktor penting yang harus diperhatikan adalah fungsi dari lotion yang
dlinginkan
untuk
dikembangkan.
Fungsi
dari
lotion adalah
untuk
mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan, mencegah kehilangan air, dan mempertahankan bahan aktif (Setyaningsih, dkk., 2007). Lotion juga dipakai untuk menyejukkan, mengeringkan, anti pruritik dan efek protektif dalam pengobatan dermatosis akut. Sebaiknya tidak digunakan pada luka yang berair sebab akan terjadi caking dan runtuhan kulit serta bakteri dapat tetap tinggal di bawah lotion yang menjadi cake ( Anief, 1984). Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet (Setyaningsih, dkk., 2007).
Proses pembuatan lotion adalah dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996). Bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah sun screen, humektan, thickening , mineral oil , setil alkohol, silikon dan preservatif. Sun screen berfungsi sebagai ultra violet filter, yaitu melindungi kulit dari panas matahari juga bahan dasar pembuatan krim/lotion. Gliserin sebagai humektan berfungsi menahan air di bawah lapisan kulit agar tidak keluar sehingga mencegah kehilangan air yang berlebihan. Mineral oil dan silikon berfungsi sebagai pelembab (moisturizing ) kulit. (Setyaningsih, dkk., 2007). Setil alkohol berfungsi sebagai surfaktan, emolient dan pelembab (Setyaningsih, dkk., 2007). Selain itu, setil alkohol pada sedian lotion berfungsi sebagai thickening agent (Rowe, et al., 2003) dengan konsentrasi 2%, 6% dan 10%. Thickening merupakan pengental yang berfungsi sebagai pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan Hidrofil Lipofil Balance (HLB). Thickening agent adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu formula, yang berfungsi sebagai bahan pengental atau pengeras di dalam formula lotion. Bahan pengental atau thickening agents digunakan untuk mengatur kekentalan produk sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetik dan mempertahankan kestabilan dari produk tersebut (Mitsui, 1997). Bahan pengental yang digunakan dalam pembuatan skin lotion bertujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water soluble polymers digunakan sebagai bahan pengental yang diklasifikasikan sebagai polimer alami, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (Mitsui, 1997). Menurut Schmitt (1996), bahan pengental polimer seperti gum alami, derivat selulosa dan karbomer lebih sering digunakan dalam sistem emulsi dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan bahan pengental dalam pembuatan skin lotion biasanya digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu dibawah 2,5% (Strianse, 1996).
2.2 Kegunaan, keuntungan dan kerugian lotion
2.3 Macam-macam aspek formulasi dan pengembangannya
2.4 Evaluasi, pegujian keamanan dan sensitivitas
BAB III PENUTUP KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA