1
MAKALAH ISLAM DAN PERADABAN MELAYU PENGARUH ISLAM TERHADAP ADAT ISTIADAT
“
MELAYU
”
DOSEN PENGAMPU : Drs. H. Nazari, M.Pd.I
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 14
1. MUSTANIRAH
(NIM 209173225)
2. NOVISA SARI EFENDI
(NIM 209173231)
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah.SWT, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah.SAW. Berkat limpahan dan rahmatnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Peradaban Melayu yang membahas mengenai Pengaruh Islam Terhadap Adat Istiadat Melayu. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumber pemikiran kepada pembaca khususnya kepada para mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jambi,
September 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 C. Tujuan ..................................................................................................... 1 BAB A. B. C.
II PEMBAHASAN Pengertian Adat Istiadat ............................................................................ 2 Fungsi Adat ............................................................................................... 3 Pengaruh Islam Terhadap Adat Istiadat Melayu ...................................... 4
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 10 B. Saran ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang landasan yuridisnya bersumber pada Al-Qur’an dan Al – hadist. selain itu, Islam adalah agama yang berasaskan kepada dua istilah kunci, yakni Syari’ah dan Fiqih . Prinsip dan nilai – nilai yang ada pada agama islam memberikan kemaslahatan yang luar biasa bagi sekian umat yang memeluknya. Terutama dalam hal yang diangkat disini adalah mengenai kepemimpinan dan adat istiadat ras melayu . Dalam hal kepemimpinan , islam jelas menerangkan bahwa setiap orang adalah pemimpin . ini jelas dan sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifatullah , yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada – Nya . Kemudian dalam hal pengaruhnya terhadap adat istiadat ras melayu jelas terlihat bagaimana penanaman nilai beragama di dalam kebudayaan adat melayu itu sendiri yang bersifat dinamis. 1 . Dapat ditafsirkan bahwa adat dalam kebudayaan Melayu ini, telah ada sejak manusia Melayu ada. Adat selalu dikaitkan dengan bagaimana manusia mengelola dirinya, kelompok, serta hubungan manusia dengan alam (baik alam nyata maupun gaib atau supernatural), dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Dengan demikian adat memiliki makna sama dengan kebudayaan. 2 B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian adat istiadat ? 2. Apa fungsi dari adat ? 3. Apa pengaruh Islam terhadap adat istiadat melayu ? C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengertahui pengertian adat istiadat 2. Untuk mengatahui 3. Untuk mengetahui Pengaruh islam terhadap adat istiadat melayu 1
2
Arifin. 2017. http://santoryupirates.blogspot.com/2017/05/contoh-makalah-pengaruh-islamterhadap.html?m=1. Di akses tanggal 26 september 2018, pukul 16.00 Wib Takari, Muhammad. 2015. Adat Dalam Peradaban Melayu. Laporan Penelitian. Hlm. 1
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Adat Istiadat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adat didefinisi kan sebagai aturan (perbuatan) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala. Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai- nilai budaya, norma, hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu sistem atau kesatuan. Sementara istiadat didefinisikan sebagai adat kebiasaan. Dengan demikian, adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan yang dianut masyarakat suatu daerah secara turun menurun, Biasanya di dalam adat istiadat tersebut berisi aturan-aturan yang telah menjadi konvensi masyarakat dalam menjalankan suatu hal. Adat istiadat bisa diartikan juga sebagai norma-norma yang terdapat dalam suatu masyarakat dan dibentuk berdasarkan konvensi maupun warisan dari leluhur.Normanorma ini terlepas dari aturan-aturan yang terdapat dalam agama dan bersifat kontekstual. Adat istiadat adalah sebuah ungkapan yang artinya segala aturan, ketentuan, tindakan yang menjadi kebiasaan secara turun menurun. Adat istiadat berbeda satu tempat dengan tempat yang lain, demikian pula adat di suatu tempat.3 Ada ungkapan adat Melayu menjelaskan, biar mati anak, jangan mati adat mencerminkan betapa pentingnya eksistensi adat dalam kehidupan masyarakat Melayu. Dalam konsep etnosains Melayu, dikatakan bahwa mati anak duka sekampung, mati adat duka senegeri, yang menegaskan keutamaan adat yang menjadi anutan seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari sisi lain, makna ungkapan adat biar mati anak jangan mati adat mengandung makna bahwa adat (hukum adat) wajib
3
Marcelino. 2014. Sejarah Rumah Adat Maumanu. Makalah_adat_Istiadat
2
https://www.academia.edu/7602136/
3
ditegakkan, walaupun harus mengorbankan keluarga sendiri. Maknanya adalah adat adalah aspek mendasar dalam menjaga harmoni dan konsistensi internal budaya, yang menjaga keberlangsungan struktur sosial dan kesinambungan kebudayaan secara umum. Jika adat mati maka mati pula peradaban masyarakat pendukung adat tersebut. Pentingnya adat dalam kehidupan masyarakat Melayu adalah berfungsi untuk mengatur hampir semua sisi kehidupan, memberikan arahan dan landasan dalam semua kegiatan, mulai dari hal yang besar sampai kepada hal yang paling kecil. Adat mengajar orang untuk menjadi manusia beradab, bersopan-santun, toleran, saling menghormati, tahu diri, tolong-menolong agar dapat menciptakan suasana kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu, adat Melayu bersumber dan mengacu kepada ajaran Islam. Oleh karena itu adat dijadikan identitas setiap pribadi orang Melayu. Sesuai dengan ajaran adat Melayu, kalau hendak tahu kemuliaan umat, tengok kepada adat-istiadatnya, bahasa menunjukkan bangsa, adat menunjukkan umat.
B. Fungsi Adat
Menurut Tenas Effendy (2004:66-67) fungsi adat dalam kebudayaan Melayu adalah sebagai berikut: 1. Menjabarkan nilai-nilai dasar Islam. Tidak dapat dipungkiri bahwa adat Melayu pada hakekatnya adalah penjabaaran nilai-nilai agama Islam, yang dianut masyarakatnya. Melalui adat dan kelembagaan adat inilah beragam nilai yang Islami dikembangkan, kemudian disebarkan ke tengah masyarakat. Nilai ini kemudian dijadikan identitas kemelayuan yang bersebati dengan Islam. Dari sini muncul pendapat yang menyatakan bahwa kemelayuan seseorang tidak hanya ditentukan oleh etnisitas saja tetapi juga melalui agama yang dianut yaitu Islam, beradat Melayu, dan berbahasa Melayu. Dengan demikian kemelayuan seseorang menjadi luas, yang terwujud dari berbagai latar belakang suku dan puak.
4
2. Menjadi identitas yang Islami. Adat Melayu yang berakar dari agama Islam ini kemudian menjadi identitas kemelayuan, sehingga tidak dapat dipisahkan dari semua aspek kehidupan mereka. Oleh karena itu seorang yang bukan beragama Islam kemudian menganut agama Islam, sejak dahulu disebut sebagai masuk Melayu. Sebaliknya jika seorang Melayu keluar dari agama Islam ia disebut dengan keluar dari Melayu, dan gugurlah hakhaknya sebagai orang Melayu, dan adat kemelayuannya. 3. Menjadi perekat persebatian dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Fungsi utama institusi adat adalah sebagai perekat persebatian (integrasi) masyarakaat dalam kehidupan sosialnya. Fungsi ini amat penting karena masyarakat Melayu di Nusanatara ini hidup dalam komunitas yang heterogen. Kemajemukan ini memerlukan simpai dan perekat yang dapat menyatukan masyarakat yang beragam itu daalam tatanan kehidupan yang aman dan damai, saling hormat-menghormati, saling bantu-membantu, dan lainnya. Hal ini diungkapkan dalam adat senasib sepenanggungan, seaib, dan semalu. 4
C. Pengaruh Islam Terhadap Adat Istiadat Melayu
Sebelum masuknya islam, ras melayu sudah mempunyai sistem kepercayaan kepada kuasa – kuasa luar biasa yakni kepercayaan animisme. Setelah islam tersebar di alam melayu sejak abad ke 13 M dengan membawa berbagai aspek bidang mulai dari ekonomi, politik, kepercayaan dan adat istiadat, mengubah pandangan dunia ras melayu daripada kepercayaan mereka sebelumnya terhadap dewa – dewa. Dalam rangka menentukan kebijakan dan arah peradaban Melayu, maka masyarakat Melayu mendasarkannya kepada institusi generik yang disebut adat . Dalam rangka menghadapi dan mengisi globalisasi, masyarakat Melayu telah membuat strategi budayanya. Strategi ini diarahkan dalam adat Melayu.
4
Takari, Muhammad. 2015. Adat Dalam Peradaban Melayu. Laporan Penelitian. Hlm. 18
5
Adat Melayu berasas kepada ajaran-ajaran agama Islam, yang dikonsepkan sebagai adat bersendikan syarak — dan sayarak bersendikan kitabullah. Yang dimaksud syarak adalah hukum Islam atau tamadun Islam. Di sisi lain kitabullah artinya adalah Kitab Suci Allah (Al-Qur’an), atau merujuk lebih jauh dan dalam adalah wahyu Allah sebagai panduan manusia dalam mengisi kebudayaannya. Dalam melakukan arah budayanya orang Melayu memutuskan untuk menerapkan empat bidang (ragam) adat. Menurut Lah Husni (1986) adat pada etnik Melayu tercakup dalam empat ragam, yaitu: (1) adat yang sebenar adat; (2) adat yang diadatkan; (3) adat yang teradat, dan (4) adat-istiadat. Keempat bidang adat ini saling bersinerji dan berjalin seiring dalam mengawal polarisasi kebudayaan Melayu secara umum. Apapun yang diperbuat orang Melayu seharusnya berdasar kepada ajaran-ajaran adat ini. Namun perlu diketahui bahwa beberapa pakar dan pelaku budaya Melayu, menyebutkan hanya tiga kategori adat saja, tidak sampai empat yaitu adatistiadat. Namun ada pula yang menyebutkannya dalam empat kategori. Yang jelas keempat-empatnya memiliki hubungan yang sinerji dan saling menguatkan. Namun jika ditilik dari sudut pandang, maka kategori pertama adalah yang paling dasar, holistik, menyeluruh, Sedangkan kategori kedua, ketiga, dan keempat adalah turunan dari yang pertama. Begitu juga ketiga adalah turunan dari pertama dan kedua. Juga keempat adalah turunan dari pertama, kedua, dan ketiga. Kategori yang pertama adalah mutla k dan absolut menurut hukum yang diciptakan Allah. Kategori kedua, ketiga, dan keempat, adalah bersifat perkembangan ruang dan waktu di dalam kebudayaan, baik itu berupa aktivitas sosial, maupun juga benda-benda atau artefak kebudayaan.5 Dalam konteks pengaruh islam terhadap adat istiadat melayu dapat kita lihat dari kebiasaan orang mela yu ketika seorang ibu mengandung anak dengan usia kandungan sudah sampai pada bulan ketujuh , dimana diadakan ritual adat ”upacara melenggang perut’’ dengan tujuan untuk membuang sial atau garuh
5
Takari, Muhammad. 2015. Adat Dalam Peradaban Melayu. Laporan Penelitian. Hlm. 4
6
atau celaka kelak seorang ibu bersalin. Namun ketika islam masuk ke ras melayu tersebut, kebiasaan adat tersebut dihilangkan atau dihapuskan karena hal tersebut merupakan perwujudan kepercayaan animisme pada unsur gaib yang didalamnya mengandung unsur kurafat dan syirik. kebiasaan tersebut kemudian digantikan dengan kegiatan kenduri dan pembacaan do’a selamat untuk si ibu dan anak yang bakal lahir agar segala – galanya selamat. Dari hal tersebut dapat dikatakan jelas bahwa pengaruh islam mampu mentransformasi atau me-metamorfosakan kebiasaan awal adat melayu yang terbilang sesat dalam ajaran agama islam. Selain itu , kami selaku perancang makalah juga menghadirkan pengaruh islam terhadap adat istiadat mela yu di indonesia, khususnya yang kami angkat disini tidak jauh – jauh dari ruang lingkup tempat kami berdomisili , yakni jambi yang dimana penjelasannya antara lain sebagai berikut : 1. Adat Jambi Diteliti Oleh Agama Islam Adat istiadat dan hukum adat Melayu Jambi tetap dihormati akan tetapi mana yang bertentangan dengan ajaran agama Islam tentulah diberantas, seperti pemujaan patung sehingga semua patung yang terdapat di Pulau Berhala (dinamakan demikaian kerena pulau itu penuh berhala) karena itu Ahmad salim yang menyatakan menghancurkan berhala itu digelar Datuk Paduka Berhala). Memang
pandangan
Islam
terhadap
masyarakat
yeng
telah
berkembang tidaklah bersifat apriori mengakui atau menolak. Tetapi yang tidak bertentangan dengan syariat tetap diakui ( disebut adat muktabaroh), yang tentang ditolak (disebut adat muglahah) dan jika ada dalam suatu perbuatan adat terhadap aspek yang tidak bertentang disamping aspek yang bertentang dengan ajaran agama maka dibuang aspek bertentang disampng aspek bertentangan. Orang Jambi sejak itu sampai pada zaman penjajahan belanda memegang adat dan ajaran Islam secara semultan seolah olah adat tidak bisa dipisahkan dari ajaran Islam sebagaimana diungkapan “Syara Mengato Adat Memakai” Orang Jambi akan merasa sangat tersinggung
7
apabila dikatakan tidak beradat.Karena sama artinya dengan tidak beragama. Pada zaman Pemerintahan Belanda urusan peradilan bagi bumi Putera/Pribumi Melayu Jambi diserahkan kepada badan Peradilan tersendiri yang disebut Kerapatan Adat, kecuali mereka yang sudah tunduk kepada perundang-undang Hindia Belanda diadil berdasarkan Hukum Perdata /Hukum Pidana. Kemudian setelah Jambi dijajah oleh jepang maka baik adat maupun agama Islam hampir terlupakan sama sekali karena masyarakat Jambi terlibat dalam keprihatinan hidup yang mendalam.Setelah Indonesia adat dan agama mulai dibenahi kembali walapun tidak berhasil seperti sediakala, namun orang Jambi pun masih merasakan bahwa tidak beradat sama dengan tidak beragama karena itu mereka mematuhi keduanya duanya secara simultan.Tetapi ketika pengadilan adat dihapuskan oleh pemerintahan dan dibubarkan kesatuan masyarakat adat (disebut Marga atau Mandopo di Kerinci dan Kampung di Kota Jambi menurut Undang undang yang baru maka banyak yang menganggap bahwa adat itu pun tidak diakui padahal yang dihapuskan itu adalah aspek formatnya bukan aspek materialnya. 2.
Bukti bukti Adat Bersendi Syara, Syara Bersendi Kitabullah Dalam literatur Islam tegas tegas dinyatakan “Alaadatu Muhakkamal” yang artinya adat kebiasaan itu merupakan keputusan hukum, akan tetapi adat yang diakui sebagai keputusan hukum itu harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut : a. Mutharid (dilakukan berulang ulang terus menerus sama terhadap s atu perbuatan) b. Mun’kis (dilakukan orang banyak, masyarakat,bukan seoran g) c. Tahqiq (keselamatan tersebut bukan berupa khayalan)
8
d. Muwafiq lisy syar’i (sesuai dan tidak bertentangan dengan kaidah agama Islam lebih lebih dengan yang jelas disebutkan dalam AlQuran atau Hadist).
6
Kemudian perlu diperhatikan, persoalan apa yang boleh dimasuki adat dan apa yang tidak.secara garis besar persoalan agama itu dibagi kepada tiga bagian. a. Persoalan aqidah/kepercayaan b. Persoalan Ibadah c. Persoalan Mu’amalah hubungan dengan sesama melalui ikat nuatan tukar menukar kebendaan- pemidahaan hak dan sebagainya. Dalam pesoalan aqidah dan ibadah, maka hanya syara yang menentukan, sebagaimana kaidanya dirumuskan ulama Al’aslu fil aqidah wal ibadah al haram,ila maa abahahusy artinya : hukum asal dalam soal aqidah dan ibadah adalah haram/dilarang kecuali yang diizinkan/disuruh syara’bermacam macam bentuk kepercayan tahayul dilarang;segala bentuk ibadah permintaan kepada arwah dan benda yang dianggap keramat dilarang. Dalam soal Mu’amalah maka selama tidak terdapat larangan dari syara maka hukumnya dibolehkan. Tetapi apabila di dalamnya terdapat segi segi yang dilarang maka tidak dibolehkan seperti melihat perempuan karena akan melamar, berjual beli atau belajar mengajar,dibolehkan asal tidak berulang ada yang mengawasi.maka bertandanng melihat berulang ulang atau tidak diawasi adalah dilarang.jual beli apapun bentuknya dibolehkan asal barang yang halal.tidak mampu,tidak lazim dan tidak khianat. Dalam bidang hukum perdata,misalnya mengenai susunan keluarga dan perkawinan. Dalam masyarakat adat jambi yang berbatin atau berkalbu dikenal susunan keluarga nya sebgai parental bilaterals seperti
6
Muhammad, Ahmad, Al-Buraey, 1985. Islam Landasan Alternative Administrasi Pembangunan, Jakarta: CV Rajawali. Hlm 375.
9
di jawa (bukan sperti dimasyarkat dayak), yaitu sistem masyarakat yang menarik garis turunan setiap anggota nya atau warganya dari /menurut garis keturunan ayah maupun ibu sebagai orang tua. Fakta hukum yang membutikan telah terjadi nya suatu perkawinan sepanjang upacara arak arakan duduk bersanding selain pemberian sesajen kepada nenek moyang, memang berasal dari hukum adat yang telah diakui (mu’tabar) dalam syara.
7
7
As-Sadlan, Shalih. 2002. Aplikasi Syariat Islam, Jakarta: Darul Fallah. Hlm 21
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Adat istiadat bisa diartikan juga sebagai norma-norma yang terdapat dalam suatu masyarakat dan dibentuk berdasarkan konvensi maupun warisan dari leluhur.Norma-norma ini terlepas dari aturan-aturan yang terdapat dalam agama dan bersifat kontekstual. Sebelum masuknya islam, ras melayu sudah mempunyai sistem kepercayaan kepada kuasa – kuasa luar biasa yakni kepercayaan animisme. Setelah islam tersebar di alam melayu sejak abad ke 13 M dengan membawa berbagai aspek bidang mulai dari ekonomi, politik, kepercayaan dan adat istiadat, mengubah pandangan dunia ras melayu daripada kepercayaan mereka sebelumnya terhadap dewa – dewa. Dari hal tersebut dapat dikatakan jelas bahwa pengaruh islam mampu mentransformasi atau me-metamorfosakan kebiasaan awal adat melayu yang terbilang sesat dalam ajaran agama islam. Bagi masyarakat melayu jambi , adat mereka adalah islam . islam dan adat adalah dua hal yang tidak terpisah . sebuah se loko yang sering diulang – ulang adalah “ adat bersendi syara’ , syara’ bersendi kitabullah , syara’ mengato adat memakai “ . seloko ini berarti bahwa adat atau kebiasaan masyarakat melayu jambi didasarkan pada syariat yang berasal dari kitab suci (Al –qur’an). B. Saran
1. Bagi mahasiswa UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan PIAUD Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat memberikan kritik dan saran kepada penulis agar bisa memperbaiki makalah ini kedepannya. 2. Bagi UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi Diharapkan agar dapat menambah lebih banyak lagi referensi atau sumber bacaan mengenai adat istiadat dan perngaruh islam terhadap adat istiadat melayu.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
As-Sadlan, Shalih. 2002. Aplikasi Syariat Islam, Jakarta: Darul Fallah Arifin. 2017. http://santoryupirates.blogspot.com/2017/05/contoh-makalah pengaruh-islam-terhadap.html?m=1. Di akses tanggal 26 september 2018, pukul 16.00 Wib Marcelino. 2014. Sejarah Rumah Adat Maumanu. https://www.academia.edu/ 7602136/ Makalah_adat_Istiadat. Di akses tanggal 26 september 2018, pukul 16.00 Wib Muhammad. Ahmad, Al-Buraey. 1985. Islam Landasan Alternative Administrasi Pembangunan, Jakarta, CV Rajawali, Hlm 375. Takari, Muhammad. 2015. Adat Dalam Peradaban Melayu. Laporan Penelitian. Hlm. 1. Di akses tanggal 26 september 2018, pukul 16.00 Wib