Tugas Makalah Pemuliaan Tanaman Tanaman
METODE INTRODUKSI
Disusum Oleh:
Nurul fauziah
: G111 16 032
Reski Amalia Nasir : G111 G111 16 032 032 Ines Iswari
: G111 16 041
Rian Irawan
: G111 16 044
Alifia Alfadilah Syam: G111 16 050
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI DEPARTEMEN BUDIDAYA TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Introduksi Tanaman adalah suatu proses memperkenalkan tanaman dari tempat asal tumbuhnya ke suatu daerah baru. Introduksi tanaman dimaksudkan mendatangkan/memasukkan varietas-varietas tanaman dari luar negeri ke suatu negeri. Pada awal tahun 1997 di international rice research institute (irri) di los banos, filipina, berlangsung lokakarya membahas apakah introduksi tanaman eksotis (tidak asli), aman bagi kita. Lokakarya itu diselenggarakan oleh Institute
for
International
Studies
dari
Stanford
University,
Amerika
Serikat, khususnya dari Project on Agricultural Introduction and Biodiversity. Proyek itu diadakan sebagai tanggapan atas besarnya perhatian masyarakat ilmiah di berbagai negara terhadap keselamatan hayati (biosafety) yang dikaitkan
dengan
introduksi
tanaman
transgenik
hasil
rekayasa
genetik
melalui teknik DNA rekombinan. Padahal menurut pendapat beberapa ilmuwan ahli tanaman, bahaya yang mungkin disebabkan oleh introduksi tanaman transgenik itu jauh lebih kecil daripada bahaya yang mungkin timbul dari introduksi tanaman eksotis. Mengapa? Tanaman transgenik dihasilkan dari tanaman yang sudahlama dikenal atau sudah biasa ditanam oleh petani, seperti padi,jagung, kedelai atau kapas. Perubahan sifat yang diperoleh melalui rekayasa genetik itu sampai sekarang baru terbatas kepada sifat-sifat yang dikendalikan oleh satu atau dua gen saja. Sehingga bahaya yang mungkin timbul kecil atau bahkan tidak ada, walaupun argumen ini masih bisa diperdebatkan lagi. Sebaliknya, tanaman eksotik dengan berbagai sifat yang belum dikenal sebelumnya adalah tanaman yang sama sekali asing bagi para petani. Sehingga perilakunya di alam baru di sini belum diketahui dan bahaya yang dapat ditimbulkan jauh lebih besar.
1.2 Tujuan introduksi tanaman
Introduksi tanaman memiliki beberapa tujuan antara lain: a.
Untuk menambah keragaman tanaman.
b.
Memajukan bidang industry.
c.
Memenuhi kebutuhan estetik dengan mendatangkan tanaman-tanaman ornamental.
d.
Untuk peningkatan mutu tanaman. Serta
e.
Mengetahui peran pemerintah dalam kegiatan metode introduksi
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Introduksi
Masalah yang dihadapi pada tanaman introduksi baik sebagai sumber keragaman maupun sebagai calon varietas baru adalah penanganan dalam mempertahankan sebagai koleksi dan evaluasinya. Koleksi tanaman introduksi dibagi 3 kelompok : a. tanaman yang telah dimuliakan. b. Tanaman asli. c. Tanaman liar. Masing – masing kelompok mempunyai manfaat khusus pada program pemuliaan. Tanaman introduksi dibutuhkan untuk memperbaiki sifat varietas unggul yang ada dengan melengkapi sifat yang dianggap kurang melalui hibridisasi / silang baik. 2.2 Introduksi Tanaman "eksotik"
Meskipun penyebaran/introduksi tanaman telah terjadi sebelum kolonialisme, zaman penjelajahan (sejak abad ke-14) dan kolonialisme (penjajahan) yang menyusulnya telah membawa pengaruh yang dramatis dalam budidaya tanaman. Segera setelah orang Spanyol dan Portugis menaklukan Amerika dan menemukan jalur laut ke Tiongkok, terjadi pertukaran berbagai tanaman dari Dunia Baru ke Dunia Lama, dan sebaliknya. Kopi yang berasal Afrika, misalnya, dibawa ke Amerika dan Asia (dibawa ke Nusantara pada abad ke-18 awal. Kelak (abad ke18)
tebu juga
menyebar
dari
Asia
Tenggara
menuju
Amerika
tropis,
seperti Karibia dan Guyana. Namun demikian, yang lebih intensif adalah penyebaran berbagai tanaman budidaya penduduk asli Amerika ke tempat lain: jagung, kentang, tomat, cabai, kakao, para (karet), serta berbagai tanaman buah dan hias. Pada abad ke-18, terjadi gelombang rasionalisasi di Eropa sebagai dampak Masa Pencerahan. Orang-orang kaya di Eropa (dan pada tingkat tertentu juga di Tiongkok dan Jepang) mulai meminati koleksi tanaman eksotik dan kebunkebun kastil mereka yang luas menjadi tempat koleksi berbagai tanaman dari
negeri
asing.
Pada
abad
ke-18
mulai
berkembang
perkebunan-
perkebunan monokultur (satu macam tanaman pada satu petak lahan). Berbagai tanaman penghasil komoditi dagang utama dunia seperti tebu, teh, kopi, lada, dan tarum dibudidayakan di berbagai tanah jajahan, termasuk Kepulauan Nusantara, tentu saja dengan melibatkan perbudakanatau tanam paksa. Pada abad ini pula cengkeh dan pala mulai ditanam di luar Maluku, sehingga harganya menurun dan tidak lagi menjadi rempah-rempah yang eksklusif. 2.3 Dampak Buruk Introduksi Tanaman Eksotis
Beberapa jenis tanaman yang mempunyai arti penting secara ekonomi di Indonesia beberapa waktu lalu merupakan tanaman pendatang dari Amerika Selatan. Tanaman itu antara lain karet dan kopi. Sedang yang berasal dari benua Afrika ialah kelapa sawit. Selain itu, berbagai jenis tanaman pangan penting bagi Indonesia ada yang berasal dari Amerika Selatan, misalnya jagung, ketela pohon dan ketang. Kalau melihat keadaannya sekarang, maka kita akan cepat sampai kepada kesimpulan bahwa tanaman eksotik itu tidak merugikan bahkan membawa banyak keuntungan. Tetapi kita tidak tahu akibat awalnya, apakah tanaman-tanaman itu mendesak beberapa puluh jenis tanaman asli Indonesia dan musnah dari permukaan bumi Tanah Air kita ini. Tetapi ada juga contoh tanaman eksotik yang betul-betul membawa petaka di Tanah Air. Salah satu yang mencolok adalah tanaman enceng gondok (Eichhornia crassipes). Tanaman air yang di Malaysia diberi nama keladi hamil ini, pertama kali didatangkan di Indonesia pada tahun 1894 oleh Kebun Raya Bogor sebagai tanaman hias. Mungkin karena bentuk dan warna bunganya yang
indah
putih
kebiru-biruan
itu.
Tetapi
sebagaimana
kita
ketahui,
beberapa tahun kemudian tanaman enceng gondok ini tersebar ke seluruh tempat di Indonesia dan mengganggu di sawah maupun pelbagai macam perairan, danau dan sungai. Berbagai usaha, dengan dana yang tidak sedikit, terpaksa dilakukan untuk memberantas tanaman ini, dan tidak selalu berhasil. Sampai pada tahun 1979 pemerintah terpaksa mendatangkan kumbang Neochetinal eichhorniae, hama tanaman enceng gondok dari Amerika Selatan, melalui AS. Setelah dikembangbiakkan di suatu tempat, kumbang ini disebarkan
ke beberapa tempat di pulau Jawa. Menurut pengamatan, tahun 1994 kumbang hama enceng gondok ini sudah menyebar ke seluruh Pulau Jawa. Cara pengendalian gulma semacam ini disebut sebagai pengendalian secara hayati (biological control). Menurut pengalaman di berbagai ransg, cara itu yang paling efektif untuk memberantas tanaman eksotik yang berubah menjadi gulma, yaitu dengan mendatangkan hama penyakit atau pemakan tanaman eksotik itu dari ransg asalnya. Di Indonesia masih ada satu contoh lain yang tidak begitu terkenal seperti tanaman enceng gondok, yaitu rumput “golkar”. Tanaman perdu ini dahulu dikenal sebagai Eupatorium odoratum tetapi sekarang oleh pakar-pakar taksonomi tumbuhan diubah namanya menjadi Chromolaena odorata. Pada awal abad ini, tanaman itu didatangkan ke Indonesia sebagai tanaman penutup tanah (cover crop), agar tanah hutan yang baru dibuka tidak cepat rusak oleh hujan atau kering akibat teriknya matahari. Selain itu daun tanaman ini tiap tahun dalam jumlah yang cukup banyak gugur dan mengalami pembusukan sehingga menambah kesuburan tanah. Menurut keterangan salah seorang ahli mikrorhiza, tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang pada akarnya mempunyai mikrorhiza vesikuler arbuskuler (VAM) banyak, yang membantu tanaman itu menyerap fosfat, seng dan air dengan lebih mudah. Mungkin karena sifat itulah tanaman tersebut dapat bertindak sebagai tanaman penutup tanah yang baik. Walaupun di beberapa tempat di Indonesia tanaman ini dianggap sebagai gulma lahan kering, tetapi di beberapa tempat lain petani masih lebih suka kalau tanahnya yang terbuka ditumbuhi rumput itu daripada alang-alang. Ada beberapa faktor yang perlu kita perhatikan sebelum mendatangkan dan memperkenalkan tanaman eksotis ke daerah kita. Pertama-tama kita harus mempertimbangkan kemampuan tanaman itu hidup dan berkembang di daerah kita. Setelah itu kita harus memperhitungkan kemungkinan dampak negatifnya terhadap pertanian dan lingkungan. Selanjutnya kita juga harus meneliti dampaknya yang membahayakan manusia, seperti kemungkinannya secara mudah menyebabkan alergi bagi sebagian besar penduduk. Kalautanaman eksotik itu
mudah berkembang biak atau memberikandampak yang merugikan, adakah cara untuk mengendalikannya. Kalau faktor-faktor itu sudah diperhitungkan dan tetap memberikan kepastian keamanannya bagi kita, barulah kita dapat mendatangkan tanaman eksotik ke Indonesia. Sebelum diperkenalkan secara luas, sebaiknya tanaman itu diuji coba dalam skala kecil di beberapa tempat yang agak terisolasi dari pusat-pusat usaha pertanian di Indonesia. Kalau percobaan skala kecil itu berlangsung baik dan tidak ada dampak yang terjadi, kita baru dapat mengusahakannya secara luas. Badan pengawas Pada waktu ini di Indonesia ada dua instansi yang tampaknya bertugas mengawasi introduksi tanaman. Yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat umum ialah Pusat Karantina Tumbuhan dan Hewan. Tetapi kalau dikaji lebih dalam, pusat karantina ini hanya melakukan pemeriksaan tanaman introduksi berkaitan dengan apakah tanaman itu membawa hama dan penyakit dari luar negeri, dan tidak termasuk sifat-sifat tanaman itu. Instansi yang satunya ialah Komisi Pelepasan Varietas. Komisi ini memeriksa dan menilai varietas varietas baru tanaman pertanian, baik yang merupakan hasil pemuliaan tanaman peneliti kita, maupun yang didatangkan dari luar negeri, yang akan dilepas kepada petani di Indonesia. Sepanjang pengetahuan saya, lingkup tugas komisi ini belum mencakup introduksi tanaman eksotik yang secara diam-diam sering dilakukan oleh peneliti maupun orang awam. Melihat sekarang sudah mulai banyak dihasilkan berbagai tanaman dan banyak beredar produk-produk dari tanaman pemerintah sudah harus memikirkan perangkat maupun institusi yang diberikan wewenang menangani tanaman maupun produk hasil rekayasa genetika itu. Di sejumlah daerah, masuknya produk dan tanaman telah menjadi persoalan besar. Kebanyakan masyarakat menentang produk hasil rekayasa genetika itu. Konsumen berdemonstrasi menentang masuknya kedelai, tomat, dan kapas hasil rekayasa genetika. Sampai saat ini masyarakat Indonesia tidak tahu apakah produk-produk itu sudah masuk ke Indonesia. Tidak ada informasi yang terbuka mengenai introduksi tanaman eksotis, apalagi tanaman
ransgenic itu. (Sutaryo Brotonegoro, anggota Pokja Penyusun Pedoman Keselamatan Hayati, Departemen Pertanian). 2.4
Peran Pemerintah Dalam Introduksi Tanaman
Kegiatan
pemerintah dalam industroduksi tanaman yaitu mengatur,
melindungi, dan memberi penghargaan. a. bahwa sumberdaya alam nabati yang jenisnya beraneka ragam dan mempunyai peranan penting bagi kehidupan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa; oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secari lestari, selaras, serasi, dan seimbang bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat; b. bahwa sistem pembangunan yang berketanjutan dan berwawasan lingkungan perlu ditumbuhkembangkan dalam pembangunan pertanian secara menyeluruh dan terpadu; c. bahwa pertanian maju, efisien, dan tangguh mempunyai peranan yang penting dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional, yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; d. bahwa sistem budidaya tanaman yang merupakan bagian dari pertanian perlu dikembangkan sejalan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia untuk mewujudkan pertanian maju, efisien, dan ta ngguh; e. bahwa peraturan perundang-undangan yang saat ini masih berlaku, baik yang merupakan produk hukum warisan pemerintah kolonial maupun produk hukum nasional, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kepentingan nasional sehingga perlu dicabut; f. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas dipandang perlu menetapkan ketentuan tentang sistem budidaya tanaman dalam suatu Undangundang; Penyelenggaraan budidaya tanaman telah disepakati dalam undang-undang no. 12 tahun 1992 tentang system budidya tanaman terdiri dari pembenihan dan perlindungan tanamam yakni:
Pembenihan Pasal 8: Perolehan benih bermutu untuk pengembangan budidaya tanaman
dilakukan melalui kegiatan penemuan varietas unggul dan/atau introduksi dari luar negeri. Pasal 10: 1. Introduksi dari luar negeri dilakukan dalam bentuk benih atau
materi induk untuk pemuliaan tanaman. 2. Introduksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan oleh Pemerintah dan dapat pula dilakukan oleh perorangan atau badan hukum. 3. Ketentuan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 17: 1. Pemerintah menetapkan jenis tumbuhan yang pengeluaran dari
dan/atau
pemasukannya
memerlukan izin.
ke
dalam
wilayah
Negara
Republik
Indonesia
2. Pengeluaran benih dari atau pemasukannya ke dalam
wilayah negara Republik Indonesia wajib mendapatkan izin. 3. Pemasukan benih dari luar negeri harus memenuhi standar mutu benih bina. Perlindungan tanaman yaitu Pasal 20: 1. Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian
hama terpadu.
2. Pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), menjadi tanggung jawab masyarakat dan Pemerintah. Pasal 21: Perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20,
dilakanakan melalui kegiatan berupa :
a. pencegahan masuknya organisme
pengganggu tumbuhan ke dalam dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; b. pengendalian organisme pengganggu tumbuhan; c. eradikasi organisme pengganggu tumbuhan. Pasal 23 Setiap media pembawa organisme pengganggu tumbuhan yang
dimasukkan ke dalam, dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam, dan dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia dikenakan tindakan karantina tumbuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Introduksi Tanaman adalah suatu proses memperkenalkan tanaman dari tempat asal tumbuhnya ke suatu daerah baru. Introduksi tanaman dimaksudkan mendatangkan/memasukkan varietas-varietas tanaman dari luar negeri ke suatu negeri.
Masalah yang dihadapi pada tanaman introduksi baik sebagai sumber keragaman maupun sebagai calon varietas baru adalah penanganan dalam mempertahankan sebagai koleksi dan evaluasinya.
Pemerintah dalam kegiatan introduksi system budidaya tanaman yaitu mengatur, melindungi, dan memberi penghargaan.
3.2 Saran
Sebaiknya kita memperhatikan sebelum mendatangkan dan memperkenalkan tanaman eksotis ke daerah kita. Pertama-tama kita harus mempertimbangkan kemampuan tanaman itu hidup dan berkembang di daerah kita. Setelah itu kita harus memperhitungkan kemungkinan dampak negatifnya terhadap pertanian dan lingkungan. Selanjutnya kita juga harus meneliti dampaknya yang membahayakan manusia, seperti kemungkinannya secara mudah menyebabkan alergi bagi sebagian besar penduduk.
DAFTAR PUSTAKA Pemuliaan-introduksi tanaman. http://fp.uns.ac.id/~hamasains/bab3pemuliaan.htm tanggal akses 15 september 2017 Pemuliaan tanaman. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanaman. tanggal akses 15 September 2017. Introduksi Tanaman Eksotis. http//www.pdfqueen.com. tanggal akses 16 september 2017.