MAKALAH INTERNAL AUDIT
" TEMUAN AUDIT"
KELOMPOK I
Akutansi F
IRMA ARMEILIA (13430001)
NURUL DEVI KUSUMA SARI (13430024)
MIRA SUCI AL FITRI (13430032)
ISNIYAH AYU PRAMESTI (13430181)
SHERLY NESICA OCTAVIA (13430183)
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
BAB III
RINGKASAN
Definisi Temuan Audit
Temuan audit adalah penyimpangan penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima. Temuan audit dapat menggambarkan tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan,tindakan-tindakan yang dilarang dan tercela, sistem yang tidak memuaskan dan eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
Temuan audit dapat dikembangkan berdasar pada perbandingan kondisi (fakta / keadaan sebenarnya) dengan kriteria (praktik yang diharapkan), mengungkap akibat yang ditimbulkan dari perbedaan kondisi dan kriteria tersebut serta mencari penyebabnya. Langkah terakhir yang dapat diambil oleh auditor berkenaan dengan hal tersebut adalah menyusun rekomendasi yang akan diberikan kepada manajemen berdasarkan temuan audit tersebut.
Standar
Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup(sufficient), andal (reliable), relevan (relevance) dan berguna(usefulness) untuk mencapai tujuan penugasan. Practice advisory 2410-1 dari Standar : " kriteria komunikasi" Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut : kriteria, kondisi, penyebab & dampak/akibat. Practice advisory 2420-1 dari Standar : "kualitas kriteria komunikasi" menyatakan bahwa komunikasi harus obyektif , jelas , ringkas konstruktif, tepat waktu.
Unsur-Unsur Temuan Audit
Unsur-unsur temuan audit meliputi :
Kondisi
Merupakan keadaan/kejadian sebenarnya yang ditemukan auditor selama proses audit dilaksanakan dan diselesaikan
Kriteria
Dua elemen penting dalam konsep Kriteria (criteria) yaitu tujuan dan sasaran, bisa mencakup standart-standart operasi yang mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang diaudit dan kualitas pencapaian.
Akibat
risiko/ eksposur yang dihadapi organisasi karena kondisi tidak sama dengan kriteria (akibat perbedaan)
Sebab
Merupakan alasan perbedaan antara harapan dengan kondisi aktual (mengapa ada perbedaan)
Kesimpulan
Harus ditunjang oleh fakta-fakta. Kesimpulan dapat dan seharusnya menyajikan tindakan potensial.
Rekomendasi
Menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol.
Saran-Saran Perbaikan
Saran-saran perbaikan dari seorang auditor pada temuan audit berfungsi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan dan mencegah kecurangan terjadi (Fraud Prevention).
Temuan Audit yang dapat dilaporkan
Temuan yang dapat dilaporkan harus :
Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen
Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten dan relevan
Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka
Relevan dengan masalah-masalah yang ada
Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
Pendekatan untuk mengkonstruksi Temuan.
Factor-faktor yang perlu dipertimbangkan Internal Auditor :
Tidak mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen.
Bertanggungjawab untuk memberikan bukti.
Tertarik pada perbaikan kinerja, namun tidak mutlak.
Meninjau temuan audit secara kontinyu, sebab
Penelahaan Pengawasan (Supervisory Reviews)
Seharusnya setiap temuan audit yang dilaporkan telah melalui penelahan pengawasan (supervisory review) yang ketat. Tujuannya untuk mempertahankan kredibilitas aktivitas audit internal.Penyelia (supervisor) audit harus melakukan review secara rutin/periodik untuk menjaga mutu/kualitas audit.
Pelaporan Temuan Audit (Reporting Deficiencies Of Audit Findings)
Beberapa organisasi audit menyusun ringkasan eksekutif (executive summary) atas laporan audit internal.Ringkasan eksekutif biasanya dibuat dalam satu halaman, menjelaskan lingkup audit, menyajikan opini audit secara keseluruhan, menyajikan penilaian auditor atas obyek/operasi yang diaudit, dan menyebutkan temuan-temuan yang dapat dilaporkan.
Tindak Lanjut ( Follow Up )
Standar 2500.A.1 : Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk memonitor dan memastikan bahwa tindakan manajemen telah diimplementasikan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima risiko untuk tidak mengambil keputusan. Practice advisory 2500-A.1.1 :"Proses Tindak Lanjut": Tanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut harus didefinisikan dalam piagam tertulis aktivitas audit internal.
Contoh Kasus
Data di bawah ini dikumpulkan oleh auditor internal selama field work pada fungsi Piutang (Account Receivable) khususnya yang berkenaan dengan meningkatnya jumlah Beban Piutang Tidak Tertagih (Bad Debt Expenses). Guna penyusunan laporan atas temuan audit, data di bawah ini menggambarkan temuan audit yang meliputi kondisi, kriteria, sebab dan akibat, yaitu :
Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit pada saat melakukan transaksi dengan Pelanggan.
Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja.
Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru.
Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7% untuk tahun berjalan.
Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun fiskal yang diaudit.
Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah putang tak tertagih yang dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan yang ada.
Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan tambahan kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan.
Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk mengurangi belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci).
Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat kinerja penjualan.
Diminta :
Klasifikasikan ke-12 (keduabelas) item data tersebut di atas ke dalam unsur-unsur Temuan Audit yang terdiri atas : Kondisi (3 item) ; Kriteria (3 item) ; Penyebab (3 item), dan ; Akibat (3 item)
Uraikan rekomendasi Anda berdasarkan temuan audit tersebut !
Jawaban :
Kondisi
Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja.
Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru.
Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat kinerja penjualan.
Kriteria
Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan yang ada.
Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan tambahan kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
Sebab
Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit pada saat melakukan transaksi dengan Pelanggan.
Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan.
Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk mengurangi belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci).
Akibat
Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7% untuk tahun berjalan.
Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun fiskal yang diaudit.
Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah putang tak tertagih yang dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
Rekomendasi
Tingkatkan supervisi terhadap proses transaksi untuk mendorong dipatuhinya kebijakan dan prosedur penjualan kredit.
Sejalan dengan kebijakan pengurangan jumlah staf pegawai di Bag. Kredit, Manajemen sebaiknya memberikan tangungjawab tambahan kepada Staf di Bag. Kredit untuk melakukan analisis umur piutang/kredit setiap pelanggan/debitur dengan status open-account (sebagai Pengendalian Pengganti dari mekanisme review atas catatan pembayaran debitur/pelanggan pada periode berjalan)
BAB IV
KESIMPULAN
Temuan audit adalah penyimpangan penyimpangan dari norma norma atau kriteria yang dapat diterima.
Temuan audit dihasilkan dari proses perbandingan antara kondisi (fakta/keadaan sebenarnya) dengan kriteria (praktek yang diharapkan), berikut penyebab terjadinya perbedaadan,akibat yang mungkin ditimbulkannya. Kemudian auditor menyusun rekomendasi yang akan diberikan kepada manajemen berdasarkan temuan audit tersebut.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, Lawrence B, Morimer A Dittenhofer, James H Scheiner. 2005. Edisi Lima. Internal Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Slide.player.temuan-audit
http://dokumen.tips/documents/temuan-audit-audit-findings.html