MAKALAH HUKUM DAGANG INTERNASIONAL “FREE ON BOARD (FOB)”
OLEH: CHRISTIANY JILLY JILLY G. AGUSTINUS 14071101100 FAKULTAS HUKUM
BAB I ENDAHULUAN 1.
L!"!# B$%!&!'
Perdagangan internasional sebagai salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis, dalam dekade terakhir ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, ditengah semakin meningkatnya perhatian dunia usaha terhadap kegiatan bisnis internasional. Fenomena ini dapat dicermati dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antarnegara, serta berkembangnya kegiatan bisnis melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual serta berbagai jenis perdagangan internasional lainnya. Perdagangan internasional telah men “drive perdagangan dalam negeri untuk bertransformasi menjadi perdagangan global, di mana seluruh dunia adalah pasar global, globalisasi berarti bahwa arus barang, jasa, modal, teknologi dan orang menyebar di seluruh dunia, !nsur inti dari globalisasi adalah ekspansi perdagangan dunia melalui penghapusan atau pengurangan hambatan perdagangan, seperti tarif impor. "konomi #globalisasi# sebagai hasil dari perdagangan internasional adalah proses sejarah, hasil dari inovasi manusia dan kemajuan teknologi. $al ini mengacu pada peningkatan integrasi ekonomi seluruh dunia, terutama melalui pergerakan barang, jasa, dan modal lintas batas. %stilah ini kadang&kadang juga mengacu pada pergerakan manusia (tenaga kerja) dan pengetahuan (teknologi) melintasi perbatasan internasional. 'da berbagai alasan mengapa negara atau sebjek hukum (pelaku perdagangan) melakukan perdagangan internasional, diantaranya karena perdagangan internasional adalah tulang punggung bagi negara untuk menjadi makmur, sejahtera dan kuat. $al ini sudah terbukti dalam perjalanan sejarah perkembangan dunia.
. R*+*,!' M!,!%!. Penjelasan tentang F* + . Penjelasan tentang -F + /. Penjelasan tentang -%F +
BAB II EMBAHASAN A. F#$$ O' B!#/ (FOB) Free n *oard (F*) adalah bagian dari %ncoterms. Penyerahan barang dengan Free n *oard dilakukan pada di atas kapal yang akan melakukan pengangkutan barang. 0elain itu yang memiliki kewajiban untuk mengurus formalitas ekspor adalah pihak penjual. Persyaratan dengan menggunakan F* hanya dapat dilakukan untuk pengangkutan laut dan antarapulau semata. Penjual melakukan penyerahan barang. *ila barang 1 barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan. $al itu berarti bahwa pembeli wajib memikul semua biaya dan resiko atas kehilangan atau kerusakan barang mulai dari titik itu. 0yarat ini menuntut penjual untuk mengurus formalitas ekspor. 0yarat ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja. F* artinya pihak eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang berada di atas kapal (vessel) dan kondisi dimana penjual atau eksportir hanya bertanggung jawab terhadap barang sampai di atas kapal yang ditunjuk oleh pembeli. !rusan pengangkutan (0hipping) bisa di urus sendiri, diserahkan kepada *roker (0hipping agent), Forwarding -ompany atau -ourrier. Pengiriman dalam jumlah2volume yang besar akan lebih baik jika diserahkan kepada broker (shipping agent), pengiriman dalam jumlah sedang bisa diserahkan kepada forwarding company, sedangkan pengiriman dakam paket kecil akan lebih e3sien jika menggunakan jasa courrier. •
Faktor&faktor yang 4empengaruhi F* 5
a. 6arak antara 7eparture Port dengan 7estination Port 0emakin jauh jarak antara pelabuhan asal (7eparture Port) akan semakin tinggi juga Freight -ost yang akan timbul. 4asing&masing forwarding company atau shipping line biasanya memiliki daftar rate yang disesuaikan dengan port of departure. b. *erat atau volume dari barang yang diangkut
0emakin besar jumlah2volume barang yang akan dikirimkan tentu akan semakin tinggi juga Freight -ost nya. c. -ara pengiriman -ara pengiriman bisa melalui udara bisa juga melalui laut. !ntuk jumlah2volume pengiriman yang sama, pengiriman lewat udara cost lebih tinggi dibandingkan dengan lewat laut. d. -arrier (alat transportasi) yang dipergunakan 4asing&masing carrier memiliki rate yang berbeda&beda meskipun untuk cara pengangkutan yang sama (sama&sama lewat udara atau sama&sama lewat laut). $al ini disebabkan oleh layanan masing&masing cargo carrier mereka yang berbeda&beda, memiliki metode tersendiri dalam menentukan rate. 'kan tetapi mereka masih harus tunduk kepada aturan %'8' (%nternational 'ir 8ransportation 'ssociation) untuk air carrier. •
*arang dalam perjalanan
*arang dianggap sedang dalam perjalanan (in transite) ketika barang masih berada dalam pengangkutan (misalnya melalui jasa pengangkutan kereta api, truk, atau jasa udara) pada tanggal perhitungan.barang dalam perjalanan seharusnya termasuk dalam persediaan perusahaan bergantung pada syarat penjualan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan sebagai berikut 5 . F* (Freight on *oard) shipping point atau F* tempat pengiriman (frangko gudang penjual) 5 kepemilikan barang pindah ke pembeli pada sat pengangkutan barang terjadi dari gudang penjual. . F* 7estination atau F* tempat tujuan (frangko gudang pembeli) 5 kepemilikan barang secara hukum masih berada pada penjual hingga barang tersebut sampai di gudang pembeli.
B. C," A'/ F#$-" (CNF) -F 9 -ost and Freight biasa disebut juga -F:, artinya pihak eksportir bertanggung jawab juga terhadap biaya pengiriman sampai pelabuhan negara tujuan. -F atau -F: (-ost and Freight) yaitu harga barang sampai pelabuhan tujuan dan kondisi dimana penjual atau eksportir menanggung semua biaya pengapalan sampai ke pelabuhan tujuan. !ntuk kondisi -F: ini asuransi ditutup oleh pihak importir. 6ika urusan pengangkutan diserahkan
kepada freight forwarder atau shipping agent maka elemen&elemennya adalah sebagai berikut 5 a. $andling 5 *esarannya berbeda&beda sesuai dengan tingkat kesulitan penanganan di ground mulai unloading sampai ke truck pengangkutan dari airport2harbour sampai ke ;udang pemilik barang. b. 8rucking 5 4asing&masing forwarding memiliki rate yang berbeda yang pastinya tergantung pada jarak tempuh dan volume2bobot barang yang diangkut. 6ika pengiriman diurus sendiri maka elemennya hanya Freight -harge yang kenakan oleh airline&nya. F* dan -F merupakan cara bertransaksi dimana posisi si pembeli menerima barang yang di atur dalam %-8":4 <<<. *erikut penjelasannya 5 "=> 9 "? >orks (nama tempat) Penjual menyerahkan barang di tempat penjual, misalnya di pabrik, gudang atau tempat lainnya. 7alam hal ini dokumen ekspor belum di urus. :isiko dan biaya&biaya terkait dengan pengambilan barang tersebut di tempat penjual menjadi tanggungjawab pembeli. 7ibelakang terminologi "? >orks dicantumkan nama tempat penjual menyerahkan barangnya kepada pembeli. 4isalnya "? >orks 6urong&>arehouse. %ni berarti barang di serahkan oleh penjual di gudang penjual yang berlokasi di 6urong 0ingapore. •
•
•
F-' 9 Free -arrier (nama tempat) Penjual menyerahkan barang& barang kepada perusahaan angkutan yang ditunjuk pembeli di tempat yang telah ditentukan. 7alam hal ini dokumen ekspor di urus oleh pihak penjual. :isiko dan biaya&biaya bagi pihak penjual hanya sampai pada saat penyerahan barang kepada perusahaan angkutan, selebihnya menjadi tangungjawab pembeli. ama tempat penyerahan tersebut dicantumkan di belakang terms F-'. 4isalnya F-' @uala Aumpur. @uala Aumpur dalam hal ini adalah nama kota dalam negara pihak penjual melakukan penyerahan barang tetapi masih berada di wilayah negara yang bersangkutan. F'0 9 Free 'longside 0hip (nama pelabuhan pengapalan) 7alam hal ini penjual menyerahkan barang di samping kapal bersandar pada pelabuhan pengapalan yang ditentukan. Pembeli bertanggung jawab atas segala risiko dan biaya&biaya sejak barang diserahkan oleh penjual di samping kapal. 7okumen ekspor diurus oleh pihak penjual. ama pelabuhan pengapalan dicantumkan di belakang terms F'0. 4isalnya F'0 arita. 'rtinya penyerahan dilakukan di samping kapal yang bersandar di pelabuhan arita 6epang.
•
•
•
•
•
F* 9 Free n *oard (nama pelabuhan pengapalan) Penjual melakukan penyerahan barang di atas kapal (melewati pagar kapal) yang tertambat di pelabuhan pengapalan. 0ejak dari titik penyerahan tersebut pembeli bertanggungjawab atas risiko atas barang dan biaya& biaya yang terjadi. 0emua dokumen dan biaya&biaya yang berkaitan dengan ekspor merupakan tanggungjawab penjual. 0ama seperti F'0, nama pelabuhan pengapalan dicantumkan dibelakang terms F*. 4isalnya F* 0ingapore. -F:9 -ost and Freight (nama pelabuhan tujuan) -F: yang sebelumnya juga disebut sebagai -BF perlakuannya sama dengan F*, hanya dalam hal ini penjual wajib membayar biaya&biaya dan ongkos angkut sampai ke pelabuhan tujuan yang ditentukan. 4eskipun demikian, risiko kehilangan atau kerusakan atas barang&barang sejak penyerahan melewati pagar kapal berada pada pihak pembeli. ama pelabuhan tujuan dicantumkan di belakang terms -F:, misalnya -F: 8anjung Perak yang dalam hal ini merupakan pelabuhan tujuan. -%F 9 -ost %nsurance and Freight (nama pelabuhan tujuan) Perlakuannya sama dengan -F:, hanya saja penjual wajib menutup asuransi angkutan laut terhadap risiko kerugian pembeli terhadap kerusakan atau kehilangan barang yang mungkin terjadi selama dalam perjalanan. 4eskipun penjual yang menutup asuransi, risiko atas barang telah berpindah dari pihak penjual kepada pembeli sejak penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengapalan. 0ama seperti -F:, nama pelabuhan tujuan dicantumkan dibelakangterms -%F, misalnya -%F 8anjung Priok. 7"0 9 7elivered "? 0hip (nama pelabuhan tujuan) 7alam hal ini penjual dianggap menyerahkan barang kepada pembeli di atas kapal (barang belum di bongkar) pada saat kapal tiba di pelabuhan tujuan. 0emua biaya dan risiko terkait dengan pengangkutan barang sampai ke pelabuhan tujuan masih merupakan tanggungjawab penjual. Pada kondisi ini dokumen impor di pelabuhan tujuan belum diurus. 8erms 7"0 8anjung Priok menunjukkan bahwa barang diserahkan penjual kepada pembeli di atas kapal di pelabuhan 8anjung Priok. 7"C 9 7elivered "? Cuay 1 7uty !npaid (nama pelabuhan tujuan) 0ama seperti 7"0 namun penjual menanggung biaya bongkar barang tersebut ke atas dermaga. 7alam 7"C 1 7uty !npaid pembeli wajib mengurus dokumen impor dan membayar semua bea masuk serta pajak&pajak sehubungan dengan impor tersebut.
•
7"C 9 7elivered "? Cuay 1 7uty Paid (nama pelabuhan tujuan) 0elain bertanggungjawab membongkar barang tersebut dari kapal ke atas dermaga, penjual juga bertanggungjawab atas pengurusan dokumen impor serta pembayaran bea masuk dan pajak&pajak terkait dengan impor tersebut di negara tujuan.
7ari penjelasan %ncoterms di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perdagangan internasional (ekspor 1 impor), apabila sales contract mencantumkan terms "=>, F-', F*, -F: serta -%F maka penyerahan telah terjadi di negara asal barang (country of origin) karena risiko atas barang (kehilangan atau kerugian) telah berpindah dari penjual ke pembeli di negara asal barang tersebut. 7engan demikian misalnya dalam hal P8.' mengimpor barang dari 0 Pte Atd 0ingapore dengan terms -%F 8anjung Priok, maka dalam hal ini penyerahan terjadi di 0ingapura yaitu di luar daerah pabean %ndonesia sehingga tidak memenuhi syarat untuk dikenakan PP. Pada saat P8. ' memasukkan barang tersebut ke wilayah pabean %ndonesia baru kemudian dikenakan PP impor. *egitu juga misalnya apabila P8.= yang berkedudukan di 6akarta melakukan penjualan ke P8.D yang bekedudukan di 0urabaya terms -%F 8anjung Perak. *arang berasal dari sebuah perusahaan pabrik di 0ingapura di mana P8. = merupakan agen tunggalnya di %ndonesia. P8.= akan membeli barang dari vendornya di 0ingapore misalnya dengan terms "? >ork >arehouse 0ingapore. 0elanjutnya P8.= menjual barang ke P8.D dengan terms -%F 8anjung Perak. 4engacu pada %ncoterms <<<, penyerahan dari P8.= ke P8. D merupakan penyerahan di luar daerah pabean yaitu di 0ingapore (bukan di 8anjung Perak 0urabaya), sehingga P8. = tidak wajib mengenakan PP ke P8.D. 0elanjutnya P8.D akan mengurus dokumen impor atas nama perusahaannya sendiri. @ontrak penjualan seperti ini bisa terjadi antara lain dalam hal P8.D memperoleh fasilitas pembebasan bea masuk (master list) atau dalam hal adanya pembatasan atau ketentuan pemerintah yang tidak membolehkan P8.= (misalnya perusahaan yang bergerak di bidang migas) melakukan impor langsung dari luar negeri melainkan harus melakukan pembelian dari perusahaan lokal. 7alam hal penggunaan trade terms 7"0 atau 7"C 1 7uty !npaid dalam transaksi perdagangan internasional, penyerahan dianggap terjadi di luar daerah pabean. 7alam kedua terms tersebut risiko atas barang (kehilangan atau kerusakan) baru berpindah kepada pembeli setelah barang tiba di daerah pabean %ndonesia. Pada 7"0 penyerahan terjadi di atas kapal sedangkan pada 7"C 1 7uty !npaid di sisi dermaga setelah barang dibongkar dari kapal. 0edikit benang merah mungkin dapat ditarik adalah bahwa dalam
kedua terms tersebut dokumen impor wajib diurus sendiri oleh pembeli (importir) atas namanya sehingga *ea 4asuk, PPh pasal dan PP dibayar oleh pembeli tersebut. 7engan demikian transaksi tersebut dapat dianggap seperti kegiatan impor biasa. $al ini berbeda dengan terms 7"C 1 7uty Paid, di mana pihak penjual yang mengurus dan membayar sendiri bea masuk dan pajak&pajak terkait atas namanya sehingga seolah&olah pihak penjual bertindak juga sebagai importir yang kemudian menjualnya kepada pembeli di daerah pabean. Perpindahan risiko atas barang ke pihak pembeli terjadi setelah pihak penjual menyelesaikan pengurusan dokumen impor. 4eskipun terms tersebut jarang dipakai dalam sales contract ekspor&impor, hal ini dapat dikategorikan sebagai penyerahan dalam daerah pabean yang merupakan salah satu syarat dikenakannya PP.
C. C," I',*#!'$ F#$-" (CIF) -ost, %nsurance and Freight (-%F) adalah bagian dari %ncoterms. Penyerahan barang dengan -ost, %nsurance and Freight dilakukan di atas kapal, namun ongkos angkut dan premiasuransi sudah dibayar oleh penjual sampai ke pelabuhan tujuan, dengan begitu penjual wajib untuk mengurus formalitas ekspor. -%F disebut juga dengan -F: atau -ost and Freight. -%F 9 -ost, %nsurance, Freight, artinya -F E %nsurance ('suransi) ditanggung oleh eksportir. !ntuk kondisi -%F ini asuransi ditutup oleh pihak importir. -%F (-ost %nsurance and Freight) yaitu harga barang sampai pelabuhan tujuan dan kondisi dimana penjual atau eksportir menanggung semua biaya pengapalan sampai ke pelabuhan tujuan dan ekpsortir wajib menutup asuransinya. Freight -ost atau yang biasa kita kenal di %ndonesia dengan ongkos angkut adalah pengeluaran (e?penditure) untuk memindahkan barang dari gudang penjual ke gudang pembeli, merupakan komponen utama kedua dari landing cost dan landing cost calculation (8he 'bstraction). Penjual melakukan penyerahan barang 1 barang kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri, tetapi penjual wajib pula membayar ongkos 1 ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang 1 barang itu sampai ke tempat tujuan. $al tersebut bearti bahwa pembeli memikul semua resiko dan membayar semua ongkos yang timbul setelah barang 1 barang yang wajib setelah barang 1 barang. 0elain itu dengan persyaratan -%F, maka penjual memiliki kewajiban untuk menutup kontrak asuransi dan melakukan pembayaran premi asuransi. Persyaratan penyerahan barang dengan -F: hanya dapat dilakukan untuk pengangkutan laut dan pengangkutan antara pulau saja.
7alam transaksi ekspor dari %ndonesia ke negara lain syarat pembayarannya selalu F* (Free on *oard) sedangkan pada transaksi impor ke %ndonesia syarat pembayarannya selalu -F: (-ost and Freight) atau -%F (-ost, %nsurance and Freight). 7alam kedua atau tiga jenis kondisi tersebut pebisnis %ndonesia selalu berada pada posisi di bawah, dalam arti kalah dalam perolehan valuta asing yaitu pada kondisi F* untuk transaksi ekspor, langkah pebisnis %ndonesia untuk menghimpun devisa dari hasil ekspornya terhenti pada saat barang yang diekspor dimuat ke kapal yang akan mengangkut barang dagangan itu. *erarti perolehan valuta asing pebsinis %ndonesia dari barang yang diekspornya hanya berupa “harga pabrik ditambah biaya&biaya yang dikeluarkan eksportir sampai barang tiba di atas kapal yang memuatnya sementara biaya angkutan (freight) dibayar oleh importir di negara lain sana dan diterima oleh pebisnis asing adalah importir yang memilih sarana pengangkut dan sejauh ini mereka tidak memilih perusahaan pelayaran %ndonesia sebagai pengangkut. 0ebaliknya dalam transaksi impor, harga barang yang harus dibayar oleh importir adalah sampai dengan barang dibongkar dari kapal di pelabuhan tujuan di %ndonesia, termasuk biaya asuransinya (pada kondisi -%F) atau tidak termasuk biaya asuransi (kondisi -F:). 4emang uang tambang dibayar oleh eksportir di sana namun biaya&biaya itu harus dibayar kembali oleh importir %ndonesia. 0uatu hal pasti bahwa transaksi ekspor dari %ndonesia dengan kondisi harga -%F atau -F: seperti dikehendaki (diinginkan) oleh pebisnis %ndonesia, tentu boleh&boleh saja, demikian juga kondisi harga F* untuk impor ke %ndonesia, namun apakah mitra bisnisnya di luar negeri setuju dengan apa yang diinginkan oleh pebisnis %ndonesia itu. *anyak faktor yang memerlukan pendalaman kajian lebih lanjut. Pertama, bagaimana bargaining power pebisnis %ndonesia dalam melakukan negosiasi dengan mitra bisnis di luar negeri, @edua, bagaimana ketersediaan sarana pengangkut (9kapal laut) %ndonesia, yaitu kapal yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran %ndonesia. @edua faktor penentu bagi pilihan syarat harga sesuai ketentuan %ncoterms, merupakan faktor&faktor krusial yang sulit ditembus oleh kebanyakan eksportir dan importir %ndonesia, karena5 . @omoditas ekspor %ndonesia mempunyai banyak saingan, banyak negara beriklim tropis yang juga mengekspor kopi, teh, minyak sawit mentah (-P) dan juga produk&produk garment (8P8, tekstil dan produk tekstil) dan lain& lain. . @alau lokasi negara pesaing dengan negara pengimpor lebih dekat, tentu eksportir negara lain itu dapat menawarkan harga yang lebih bersaing
daripada harga yang ditawarkan oleh eksportir %ndonesia eshingga meminta harga -%F2-F: bagi komoditas ekspor %ndonesia cukup berat dari sisi negosiasinya. /. 8elah umum diketahui bahwa porsi armada niaga nasional %ndonesia belum mencapai < dari armada niaga asing yang melayani jalur pelayaran yang samaG situasi ini sangat menyulitkan pebisnis %ndonesia untuk meminta harga F* bagi barang ekspornya sebab menyangkut kepastian penyediaan sarana pengangkut. @alau importir di luar negeri setuju membayar dengan harga -F:2-%F tetapi pada saat “latest shipment date kapal %ndonesia tidak tersedia, merupakan situasi yang sangat berat bagi eksportir %ndonesia. 4eminta perubahan kondisi A2- sehingga importir di egara lain, yang membuka A2-, dapat menyetujui pengapalan dengan kapal non&%ndonesia mungkin @ saja tetapi dikhawatirkan importer di luar negeri tersebut akan meminta kompensasi dalam satu dan lain bentuk, atau menetapkan penalty yang memberatkan eksportir %ndonesia. 4elihat kepada dua situasi krusial tersebut, mungkin eksportir %ndonesia sementara waktu ini harus “nrimo saja hanya mendapat perolehan devisa yang cukup kecil dan importer %ndonesia harus “nrimo mengeluarkan devisa banyak&banyak. 0atu hal sangat diharapkan yaitu pihak&pihak terkait, terutama @'7% %ndonesia, %0' dan asosiasi bisnis lainnya melancarkan segala daya upaya yang diperlukan untuk meningkatkan bargaining power eksportir dan importir %ndonesia.
D. $#-"*'!' F2 D!' C3 *ahkan tidak jarang karena ketidaktahuan kita tentang pajak akan mengurungkan niat kita untuk membeli barang tersebut, yang sesungguhnya jika kita mengerti ternyata pajak yang harus dibayar tidak sebesar yang kita duga. !ntuk setiap barang yang di pesan dari luar negeri, begitu sampai di negara %ndonesia, yang pertama kali dilihat adalah kategorinya terlebih dahulu, apakah barang tersebut masuk ke kategori barang mewah atau non barang mewah. 7ari sini nantinya akan ditentukan apakah perhitungan pajak tersebut berdasarkan F* ( Free n *oard 2 Freight n *oard ) atau masuk ke perhitungan -%F ( -ost 1 %nsurance 1 Freight ). Aalu berapa batas minimum belanja yang akan terkena pajak adalah HI<. 6ika belanja berada dibawah atau sama dengan HI<, maka tidak dikenai Pajak *ea 4asuk. amun jika belanja melebihi HI<, akan terkena Pajak *ea 4asuk.
*atas minimum tersebut akan sangat berbeda kasusnya untuk barang yang berada di kelas F* dan -%F. . !ntuk kelas F*, nilai HI< hanya dihitung dari harga barang. . !ntuk kelas -%F, nilai HI< merupakan gabungan ( nilai total ) dari harga barang E insurance E ongkos kirim. *arang 1 barang yang merupakan kategori barang mewah akan masuk ke kelas -%F. *arang 1 barang tersebut adalah 5 . *arang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok. . *arang yang hanya dikonsumsi masyarakat tertentu. /. *arang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi. J. *arang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status. 7iluar empat kategori diatas, maka barang belanja akan dimasukkan kedalam kelas F*. ilai pajak akan dihitung dari / komponen dibawah ini5 . 8arif *ea 4asuk (tergantung kategori barang). . Pajak Pertambahan ilai (PP) sebesar <. /. Pajak Penghasilan (PPh) sebesar .I s2d .I. 7i bawah ini akan diberikan sedikt contoh perhitungan Pajak kelas F* dan -%F 5 1. FOB a. $arga barang 5 H< ngkos kirim E insurance 5 HII @arena harga barang dibawah HI<, maka tidak dikenakan Pajak. b. $arga barang 5 HK< ( misal 5 @artu) ngkos kirim E insurance 5 HI ilai terkena pajak 5 HK< 1 HI< 9 H< & *ea 4asuk 9 I ? H< 9 H<.I & PP 9 < ? (*ea 4asuk E ilai terkena pajak) 9 < ? (H<.I E H<) 9 H.
ngkos kirim E insurance 5 HLI 8otal *elanja 9 HI< E HLI 9 HI ilai terkena pajak 5 HI 1 HI< 9 HLI & *ea 4asuk 9 < ? HLI 9 H< & PP 9 < ? (*ea 4asuk E ilai terkena pajak) 9 < ? (H< E HLI) 9 HL.I & PPh 9 L.I ? (*ea 4asuk E ilai terkena pajak) 9 L.I ? (H< E HLI) 9 H/.I 8otal Pajak 9 H< E HL.I E H/.I 9 H/<.KI 4isal harga rupiah di rate HNI<< , maka total Pajak 9 :p.N<.N/L,&
DAFTAR USTAKA 'nonima .<. 0istem Pembayaran "kspor http522hengkysanL.blogspot.com2<<2