BAB I PENDAHULUAN
Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding otot dinding perut perut.. Pend Penderi erita ta hern hernia, ia, mema memang ng kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif. Bera Berasa sall
dari dari
baha bahasa sa Latin Latin,,
herniae,
yait aitu
menonjolnya
isi
suatu atu
rongga
melalui jaringan melalui jaringan ikat ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. rongga. Dinding Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa inin. !angguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus. usus. Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya proesus "aginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau testis atau buah zakar. #ementara pada orang de$asa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut. Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang penuh dengan akti"itas maup maupun un kesib kesibuk ukan an dima dimana na akti akti"i "ita tass terse tersebu butt memb membut utuh uhka kan n stamina yang tinggi. %ika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan dipaksakan maka, penyakit penyakit hernia akan segera menghinggapinya.&'(
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI (2)
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas inin, kantong, dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia ba$aan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, umpamanya diafragma, inguinal, umbilikal, dan femoral. KLASIFIKASI (2)
)enurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. *sus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. +ni biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta. idak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. Hernia disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata bila isinya terjepit oleh inin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. kibatnya, terjadi gangguan pasase atau "askularisasi. #eara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan "askularisasi disebut sebagai hernia strangulata. Pada keadaan sebenarnya gangguan "askularisasi telah terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagi tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis. ama yang lazim dipakai ialah hernia strangulata $alaupun tidak ada gejala dan tanda strangulasi. Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut hernia /ihter. +leus obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan hernia tidak ditemukan dan baru terdiagnosis pada $aktu laparotomi. Komplikasi hernia /ihter adalah strangulasi sehingga terjadi perforasi usus, dan pada hernia femoralis ini tampak seperti abses di daerah inguinal. 0perasi darurat hernia inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua setelah operasi 2
darurat untuk apendisitis. #elain itu, hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu di +ndonesia. A.
HERNIA INGUINALIS (2,3)
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia trans"ersalis dan aponeurosis m.trans"ersus abdominis. Di medial ba$ah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m.oblikus eksternus. tapnya ialah aponeurosis m.oblikus eksternus, dan di dasarnya terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada lelaki, dan ligamentum rotundum pada perempuan. er"us ilioinguinalis dan n.iliofemoralis mempersarafi otot di regio inguinalis, sekitar kanalis inguinalis, dan tali sperma, serta sensibilitas kulit regio inguinalis, skrotum, dan sebagian keil kulit tungkai atas bagian proksimomedial. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki ketimbang pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang ukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. #elain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia mele$ati pintu yang sudah terbuka ukup lebar itu. Pada orang yang sehat,ada tiga mekanisme yang dapat menegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya fasia trans"ersa yang kuat yang menutupi trigonum Hesselbah yang umumnya hampir tidak berotot. !angguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia. 1aktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus "aginalis yang terbuka, peningkatan tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Proses turunnya testis mengikuti prosesus "aginalis. Pada neonatus kurang lebih 234 prosesus "aginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 534 prosesus "aginalis belum tertutup. kan tetapi, kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen. idak sampai '34 anak dengan prosesus "aginalis paten menderita hernia. Pada lebih dari separuh populasi anak, dapat dijumpai prosesus "aginalis paten kontralateral. tetapi insidens hernia tidak melebihi 634. *mumnya disimpulkan adanya prosesus "aginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi diperlukan faktor lain, 3
seperti anulus inguinalis yang ukup besar. ekanan intra abdomen yang meninggi seara kronik, seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites, sering sering disertai hernia inguinalis. +nsidens hernia meningkat dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus inguinalis internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih "ertikal. #ebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih trans"ersal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat menegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan n.iliofemoralis setelah apendektomi. %ika kantong hernia inguinalis lateralis menapai skrotum, hernia disebut hernia skrotalis. Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atau, jika tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis
skrotum. estis
yang
teraba
dapat
dipakai
sebagai
pegangan
untuk
membedakannya. Hernia labialis ialah hernia inguinalis lateralis yang menapai labium mayus. #eara klinisnya tampak benjolan pada labium mayus yang jelas pada $aktu berdiri dan mengedan, dan hilang pada $aktu berbaring. Diagnosis banding hernia labialis adalah hernia femoralis dan kista di kanalis uk yang menonjol di kaudal ligamentum inguinale dan di lateral tuberkulum pubikum. Kista kanalis uk teraba sebagai kista dengan batas jelas di sebelah kraniolateral berlainan dengan hernia indirek dan tidak dapat direposisi. Hernia inguinai! "e#iai! (2)
Hernia inguinalis medialis, disebut juga hernia inguinalis direk, menonjol langsung ke depan melalui segitiga Hesselbah yaitu daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga Hesselbah dibentuk oleh fasia trans"ersal yang diperkuat oleh serat aponeurosis m.trans"ersus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia medialis, karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena inin hernia longgar. 4
Hernia inguinalis direk ini hampir selalu disebabkan oleh faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbah. 0leh karena itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. Hernia ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi. )ungkin terjadi hernia geser yang mengandung sebagian dinding kandung kemih. Kadang ditemukan defek keil di m.oblikus abdominis internus, pada segala usia, dengan inin yang kaku dan tajam yang sering menyebabkan strangulasi. Hernia ini banyak diderita oleh penduduk di frika. Hernia inguinai! a$erai! (2)
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu anulus dan kanalis inguinalis7 berbeda dengan hernia medialis yang langsung menonjol melalui segitiga Hesselbah dan disebut sebagai hernia direk. pabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada di dalam m.kremaster, terletak anteromedial terhadap "as deferens dan struktur lain dalam tali sperma. Pada pemeriksaan hernia lateralis, akan benjolan berbentuk lonjong sedangkan hernia medialis berbentuk bulat. Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan ba$aan berupa tidak menutupnya prosesus "aginalis peritoneum sebagai akibat penurunan testis ke skrotum. Hernia geser dapat terjadi di sebelah kanan atau kiri. Hernia yang di kanan biasanya berisi sekum dan sebagian kolon asendens, sedangkan yang di kiri berisi sebagian kolon desendens. Ga"%aran &ini! (2)
Pada umumnya keluhan pada orang de$asa berupa benjolan di lipat paha yang timbul pada $aktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat, dan menghilang $aktu istirahat baring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya diketahui oleh orang tua. %ika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, banyak menangis dan kadang-kadang perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulata. Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetri dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dioba mendorong apakah benjolan dapat direposisi. #etelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak5
anak, kadang inin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalis yang melebar. Pada hernia insipiens tonjolan hanya dapat dirasakan menyentuh ujung jari di dalam kanalis inguinalis dan tidak menonjol keluar. Pada bayi dan anak-anak kadang tidak terlihat adanya benjolan pada $aktu menangis, batuk, atau mengedan. Dalam hal ini perlu dilakukan palpasi tali sperma dengan membandingkan yang kiri dan yang kanan7 kadang didapatkan tanda sarung tangan sutera. Pena$aa&!anaan (2)
Pengobatan konser"atf terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. /eposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, keuali pada pasien anak-anak. /eposisi dilakukan seara bimanual. angan kiri memegang isi hernia membentuk orong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah inin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak, inkarserasi lebih sering terjadi pada umur di ba$ah dua tahun. /eposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan "italitas isi hernia jarang terjadi dibandingkan dengan orang de$asa. Hal ini disebabkan oleh inin hernia yang lebih elastis pada anak-anak. /eposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. %ika reposisi hernia tidak berhasil, dalam $aktu enam jam harus dilakukan operasi segera. Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. amun, ara yang sudah berumur lebih dari 8333 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang. #ebaiknya ara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang tertekan sehingga strangulasi tetap menganam. Pada anak-anak ara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis. Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. +ndikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplastik. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkeil anulus inguinalis internus dan memperkuat 6
dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam menegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal sebagai metode hernioplastik, seperti memperkeil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia trans"ersa, dan menjahitkan pertemuan m.tras"ersus internus abdominis dan m.oblikus abdominis internus yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini, atau
menjahitkan fasia trans"ersa, m.trans"ersus
abdominis, m.oblikus abdominis internus ke ligamentum 9ooper pada metode ) :ay. )etode Bassini merupakan teknik herniorafi yang pertama dipublikasi tahun ';;<. #etelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan rekonstruksi dasar lipat paha dengan ara mengaproksimasi m.oblikus abdominis internus, m.trans"ersus abdominis, dan fasia trans"ersalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale. eknik dapat diterapkan, baik hernia direk maupun indirek. Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain berupa "ariasi herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot yang dijahit. *ntuk mengatasi masalah ini, pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan. Pada teknik itu dilakukan prosthesis mesh untuk memperkuat fasia trans"ersalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke inguinal. Pada hernia kongenital pada bayi dan anak-anak yang faktor penyebabnya adalah prosesus "aginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena anulus inguinalis internus ukup elasti dan dinding belakang kanalis ukup kuat. erapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak dilakukan dalam satu tahap. )engingat kejadian hernia bilateral ukup tinggi pada anak, kadang dianjurkan eksplorasi kontralateral seara rutin, terutama pada hernia inguinalis sinistra. Hernia bilateral pada orang de$asa, dianjurkan melakukan operasi dalam satu tahap, keuali jika ada kontra indikasi. Kadang ditemukan insufisiensi dinding belakang kanalis inguinalis dengan hernia inguinalis medialis besar yang biasanya bilateral. Dalam hal ini, diperlukan hernioplastik yang dilakukan seara ermat dan teliti. idak ada satu pun teknik yang dapat menjamin bah$a tidak akan terjadi residif. =ang penting diperhatikan ialah menegah terjadinya tegangan pada jahitan dan kerusakan pada jaringan. *mumnya dibutuhkan plastik dengan bahan prosthesis mesh misalnya. erjadi residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparas i dibandingkan dengan faktor konstitusi. Pada hernia inguinalis lateralis penyebab residif yang paling sering ialah penutupan anulus inguinalis internus yang tidak memadai, di antaranya karena diseksi kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma preperitoneal, atau kantong 7
hernia tidak ditemukan. Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif umumnya karena tegangan yang berlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik. Pada operasi hernia seara laparoskopi diletakkan prosthesis mesh di ba$ah peritoneum pada dinding perut. B.
HERNIA FE'RALIS (2)
Kanalis femoralis terletak medial dari ".femoralis di dalam lakuna "asorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat ".safena magna bermuara di dalam ".femoralis. foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan tajam. Batas kranio"entral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis dari ligamentum iliopektineale &ligamentum 9ooper(, sebelah lateral oleh &sarung( ".femoralis, dan di sebelah medial oleh ligamentum lakunare !imbernati. Hernia femoralis keluar melalui lakuna "asorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis. Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada perempuan kira-kira 8 kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang munul terutama pada $aktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intra abdomen seperti mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada $aktu berbaring. #ering penderita datang ke dokter atau ke rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha di ba$ah ligamentum inguinale, di medial ".femoralis, dan lateral tuberkulum pubikum. idak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena keilnya atau karena penderita gemuk. Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. #elanjutnya, isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk orong sejajar dengan "ena femoralis sepanjang kurang lebih 6 m dan keluar pada fosa o"alis di lipat paha. Pa$*i!igi (2)
#eara patofisiologi peninggian tekanan intra abdomen akan mendorong lemak preperitoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia. 1aktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas, dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut. Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafi pada hernia inguinalis, terutama yang memakai teknik Bassini atau #houldie yang 8
menyebabkan fasia trans"ersa dan ligamentum inguinale lebih tergeser ke "entrokranial sehingga kanalis femoralis lebih luas. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah strangulasi dengan segala akibatnya. Hernia femoralis keluar di sebelah ba$ah ligamentum inguinale pada fosa o"alis. Kadang-kadang hernia femoralis tidak teraba dari luar, terutama bila merupakan hernia /ihter. Diagn!i! %an#ing (2)
Diagnosis banding hernia femoralis, antara lain limfadenitis yang disertai tanda radang lolal umum dengan sumber infeksi di tungkai ba$ah, peritoneum, anus, atau kulit tubuh kaudal dari tingkat umbilikus. Lipoma kadang tidak dapat dibedakan dari benjolan jaringan lemak preperitoneal pada hernia femoralis. Diagnosis banding lain adalah "ariks tunggal di muara ".safena magna dengan atau tanpa "arises pada tungkai. Konsistensi "ariks tunggal di fosa o"alis lunak. Ketika batuk atau mengedan benjolan "ariks membesar dengan >gelombang? dan mudah dihilangkan dengan tekanan. bses dingin yang berasal dari spondilitis torako-lumbalis dapat menonjol di fosa o"alis. idak jarang hernia /ihter dengan strangulasi yang telah mengalami gangguan "italitas isi hernia, memberikan gambaran seperti abses. #etelah dilakukan tindakan insisi, ternyata yang keluar adalah isi usus, bukan nanah. *ntuk membedakannya, perlu diketahui bah$a munulnya hernia erat hubungannya dengan akti"itas, seperti mengedan, batuk, dan gerak lain yang disertai dengan peninggian tekanan intra abdomen, sedangkan penyakit lain, seperti torsio testis atau limfadenitis femoralis, tidak berhubungan dengan akti"itas demikian. Pena$aa&!anaan (2)
#etiap hernia femoralis memerlukan tidakan operasi, keuali kalau ada kelainan lokal atau umum yang merupakan kontraindikasi operasi. 0perasi terdiri atas herniotomi disusul dengan hernioplastik dengan tujuan menjepit anulus femoralis. Hernia femoralis dapat didekati dari krural, inguinal, atau kombinasi keduanya. Pendekatan krural tanpa membuka kanalis inguinalis dipilih pada perempuan. Pendekatan inguinal dengan membuka kanalis inguinalis sambil menginspeksi dinding posteriornya biasanya dilakukan pada lelaki karena hernia femoralis pada lelaki sering disertai hernia inguinalis medialis. Pendekatan kombinasi dapat dipilih pada hernia femoralis inkarserata, hernia residif, atau kombinasi dengan hernia inguinalis.
9
Pada pendekatan krural, hernioplastik dapat dilakukan dengan menjahitkan ligamentum inguinale ke ligamentum 9ooper. Pada teknik Bassini melalui regio inguinalis, ligamentum inguinale dijahitkan ke ligamentum lakunare !imbernati. +.
HERNIA U'BILIKALIS (2)
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 634 bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi premature. idak ada perbedaan angka kejadian antara bayi lelaki dan perempuan. Geaa &ini! (2)
Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui inin umbilikus akibat peninggian tekanan intra abdomen, biasanya ketika bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkarserasi. Pena$aa&!anaan (2)
Bila inin hernia kurang dari 6 m, umumnya regresi spontan akan terjadi sebelum bayi berumur enam bulan7 kadang inin baru tertutup setelah satu tahun. *saha untuk memperepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan, kemudian memanangnya dengan pita perekat untuk 6-5 minggu. Dapat pula digunakan uang logam yang dipanangkan di umbilikus untuk menegah penonjolan isi rongga perut. Bila sampai usia satu setengah tahun hernia masih menonjol, umumnya diperlukan koreksi operasi.
D.
HERNIA LAIN (2)
#elain yang telah disebut di atas, terdapat hernia lain, antaranya adalah@
Hernia sikatriks atau hernia insisional erjadi pada bekas luka laparotomi. #ayatan pada ner"us mengakibatkan anestesi kulit dan paralisis otot pada segmen yang dilayani oleh saraf yang bersangkutan. %ika 10
lebih dari dua saraf terpotong, mungkin terjadi hernia "entralis, umpamanya pada insisi lumbotomi.
Hernia insipiens Hernia ini adalah hernia yang membalut, merupakan hernia indirek yang berada di kanalis inguinalis yang ujungnya tidak keluar dari annulus eksternus.
Hernia epigastrika )enonjol melalui defek di linea alba, kranial dari umbilikus.
Bentuk hernia lain yang jarang dijumpai ialah hernia obturatoria melaui foramen obturatorium, dan hernia diafragmatika melalui foramen Bohdalek di diafragmatika. Hernia Littre adalah hernia yang isinya di"ertikulum )ekel. K'PLIKASI (2)
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. +si hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel7 ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis keuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia terekik oleh inin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. #umbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia /ihter. Bila inin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. %arang terjadi inkarserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantong hernia dan satu segmen lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti huruf A. %epitan inin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan "ena sehingga terjadi udem organ atau stuktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. imbulnya udem menyebabkan jepitan pada inin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. +si hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa jaringan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
11
!ambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan airan, elektrolit, dan asam basa. Bila telah terjadi strangulasi karena gangguan "askularisasi, terjadi keadaan toksik akibat gangren dan gambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia. yeri akan menetap karena rangsangan peritoneal. Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali disertai nyeri tekan dan, tergantung isi hernia, dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses lokal. Hernia strangulata merupakan keadaan ga$at darurat. 0leh karena itu, perlu mendapat pertolongan segera. PEN+EGAHAN (3)
)enjaga Berat Badan@ #eseorang yang mempunyai berat badan yang sehat, keseimbangan antara tekanan udara didalam tubuh dan di luar tubuh diatur oleh pernapasan. Ketika seseorang menarik napas maka tekanan dalam tubuh meningkat dan ketika menghembuskan napas maka tekanan dalam tubuh menurun. Hal ini berbeda dengan orang yang mempunyai kelebihan berat badan. ekanan dalam tubuh selalu besar di dalam sehingga ketika batuk, mengejan atau mengangkat beban yang ringan sekalipun tekanan menjadi lebih besar dibandingkan yang mempunyai berat badan normal dan ini bisa mengarah pada hernia. Latihan eratur@ !unakan beban yang tepat sesuai kekuatan. %ika belum tahu berat beban yang tepat, sebaiknya menoba dari yang pasti bisa diangkat dulu. Pemanasan sebelum latihan juga sangat dianjurkan. Ketika mengangkat beban, pastikan tekukan lebih pada lutut, bukan pinggang. Latihan perut yang teratur akan membangun kekuatan didaerah yang terpengaruh oleh hernia.
BAB III LA'PIRAN
12
13
14
15
BAB - DAFTAR PUSTAKA
'. Hernia. "ailable@ http@id.$ikipedia.org$ikiHernia 6. /asjad 9. Hernia. Dalam @ #jamsuhidajat /, %ong AD, editor. Buku jar +lmu Bedah. Cdisi ke-6. %akarta@ Penerbit Buku Kedokteran C9!7 63387 hal. 65-5;. 5. Hernia
dan
fakta
yang
ada.
"ailable@
http@$$$.akubugar.omindeE.phpF
optionGomontentI"ie$GartileIidG6;5@hernia-dan-fakta-yangadaIatidG85@othersI+temidG 16
17