BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia Olah raga Senam merupakan cabang olahraga yang paling banyak menggun menggunakan akan unsur unsur – unsur unsur gerak. gerak. Senam Senam sendiri sendiri merupaka merupakan n aktivit aktivitas as fisik fisik yang yang dilakuk dilakukan an baik sebagai sebagai cabang cabang olahraga olahraga tersendi tersendiri ri maupun maupun sebagai sebagai latihan latihan cabang cabang olahr olahraga aga lain lainny nya. a. Berl Berlai ainan nan dengan dengan caban cabang g olahr olahraga aga lain lain pada pada umum umumny nyaa yang yang mengukur hasil aktivitasnya pada objek tertentu, Senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu serta koordinasi dari setiap bagian anggot tubuh dari komponen – komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, dan kelentukan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik. Senam Senam merupak merupakan an suatu suatu cabang cabang olahrag olahragaa yang melibat melibatkan kan perform performaa gerakan gerakan yang yang membutu membutuhkan hkan kekuata kekuatan, n, kecepata kecepatan n dan keserasi keserasian an gerakan gerakan fisik fisik yang yang teratur teratur.. Bentuk modern dari senam ialah : alang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai. lantai. Bentuk! Bentuk!bent bentuk uk tersebut tersebut konon konon berkemb berkembang ang dari latihan latihan yang yang digunaka digunakan n oleh bangsa "unani "unani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor se ekor kuda dan pertunjukan pertun jukan sirkus. Senam Senam biasa biasa diguna digunakan kan orang orang untuk untuk rekrea rekreasi, si, relak relaksas sasii atau atau mene menenan nangka gkan n pikiran, biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, fitness, di gymnasium maupun di sekolah. Sekarang, sejak kecil banyak anak sudah terbiasa terbiasa diajarkan senam, baik oleh orang tua, maupun oleh pengajar olahraga olahr aga di sekolah. Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi arti penting bagi kelangsungan hidup manusia. Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai, senam hamil, hamil, senam aerobik, senam pramuka, Senam #esegaran $asmani %S#$&, dll. Biasanya di sekolah dasar, guru!guru mengajarkan senam!senam yang mudah dicerna oleh murid, seperti S#$ dan senam pramuka. 'amun ketika beranjak remaja, banyak orang melakukan senam aerobik, ataupun senam lain termasuk meditasi untuk menenangkan diri. B. Rumusan Masalah
(. )pa pengertian senam* +. Bagaimana sejarah senam* . apa saja aspek penentu prestasi senam* 1
-. )pa saja karakteristik dan struktur gerak senam* . )pa saja karakteristik pesenam berbakat* C. Tujuan
(. /ntuk mengetahui pengertian senam. +. /ntuk mengetahui sejarah. . /ntuk mengembangkan prestasi senam. -. /ntuk mengetahui struktur gerak senam yang benar . /ntuk mengetahui dan mencari karakteristik calon atlet senam.
2
-. )pa saja karakteristik dan struktur gerak senam* . )pa saja karakteristik pesenam berbakat* C. Tujuan
(. /ntuk mengetahui pengertian senam. +. /ntuk mengetahui sejarah. . /ntuk mengembangkan prestasi senam. -. /ntuk mengetahui struktur gerak senam yang benar . /ntuk mengetahui dan mencari karakteristik calon atlet senam.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Senam 1. Pengertan senam
Sena Senam msena senam m dala dalam m baha bahasa sa ingg inggri riss dise disebu butt 01y 01ymnas mnasti tic2 c2 yang ang bera berasa sall dari dari kata01ymnos2 kata01ymnos2 bahasa 1reka %yunani& yang berarti berpakaian minim atau telanjang. telanjang. Orang Orang" "unani nani kuno kuno mela melakuk kukan an lati latihan han senam senam di ruanga ruangan n khusus khusus yang yang disebu disebutt 01ymnasium2at 01ymnasium2atau au 01ymnasion2. 01ymnasion2. 3ujuannya 3ujuannya ialah untuk mendapatkan mendapatkan kekuatan dan keindaha keindahan n jasmani. jasmani. 4ara 4ara melakuk melakukanny annyaa sambil sambil berpakai berpakaian an minim minim atau atau telanja telanjang. ng. 5aksudnya 5aksudnya mungkin agar dapat leluasa bergerak. 'amun yang melakukan senam ini hanya hanya kaum kaum pria. pria. Senam Senam di negeri negeri kita kita sudah sudah diken dikenal al sejak sejak 6ama 6aman n penja penjajah jahan an Bela Beland nda. a. 7aktu ktu itu itu nama namany nyaa 01y 01ymnas mnasti tiek ek22 seda sedang ngka kan n pada pada 6ama 6aman n jepa jepang ng dinamak dinamakan an 03ai 03aiso2. so2. emakai emakaian an istilah istilah senam senam sendiri sendiri kemungk kemungkina inan n bersama bersamaan an dengan pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport. Senam sejak 6aman "unani kuno sampai sampai sekarang sekarang telah telah mengala mengalami mi perkemb perkembanga angan n demikia demikian n pesat, pesat, seiring dengan kemajuan di bidang ilmu dan teknologi. erkembangan itu terlihat dalam bentuk!bentuk gerakan, teknologi. erkembangan itu terlihat dalam bentuk! bentuk gerakan, sistimatika latihan maupun ujuan!tujuannya.)pakah ujuan!tujuannya.)pak ah senam itu* /ntu /ntuk k
menj menja8 a8ab ab
pert pertan any yaan aan
demi demiki kian an
seba sebaik ikny nyaa
dibe diberi ri
ja8a ja8aba ban n
deng dengan an
mengemukakan batasan. 3api itu tidaklah mudah disebabkan ruang lingkup senam sekarang sekarang demikia demikian n luasnya luasnya.. 'amun 'amun batasan batasan itu perlu perlu untuk untuk membeda membedakan kan senam senam dengan cabang olahraga lainnya, untuk itu perlu dikemukakan dulu apa ciri!ciri dan kaidah!kaidah senam itu. a&. 4iri dan kaidah dan kaidah senam ialah senam ialah : 9Bah8 9Bah8aa geraka gerakan!g n!ger eraka akan n latih latihann annya ya selal selalu u dapat dapat direnc direncana anaka kan, n, dipil dipilih ih dan diciptakan oleh guru, pelatih bahkan oleh pelaku sendiri. 9Bah8a gerakan latihannya terpilih itu harus disusun secara sistematis %merupakan suatu kebulatan latihan& 9enyus 9enyusunan unan dan pemilih pemilihan an gerakan gerakan itu harus harus sesuai sesuai dengan dengan prinsip prinsip!pri !prinsip nsip tertentu sesuai dengan tujuan atau kebutuhan si pelaku. Dengan melihat ciri!ciri dan kaidah!k kaidah!kaida aidah h tersebu tersebutt maka maka batasan batasan mengena mengenaii senam senam dapat dapat dirumus dirumuskan kan sebagai berikut: 3
0Senam adalah latihan jasmaniolahraga yang bentuk!bentuk gerakannya dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan prinsip!prinsip tertentu sesuai dengan kebu kebutu tuha han n atau atau tuju tujuan an si peny penyus usun un2. 2. Dari Dari bata batasa san n di atas atas dapa dapatt diam diambi bill kesimpulan bah8a setiap orang guru atau pelatih olahraga dapat menentukan tujuan, memilih dan menyusun latihannya sendiri sesuai dengan kebutuhan atau tujuan tujuan untuk untuk apa. 5ungkin 5ungkin untuk untuk memelih memelihara ara kesegara kesegaran n jasmani jasmani,, menamb menambah ah keterampilan, keindahan bentuk dan lain!lain. b&. /nsur!unsur senam : (&. 4alesthenic /nsur pertama dari senam ialah 04alesthenic2 berasal dari bahasa 1reka 1reka %"u %"unani&: nani&:0# 0#all allos2 os2 yang yang arti artiny nyaa indah indah dan dan 0sten 0stenos2 os2 yang yang artiny artinyaa kekuatan. kekuatan. $adi 4alesthenic berarti latihan jasmani untuk menambah kekuatan dan keind keindaha ahan. n. ;ati ;atiha han n ini biasan biasanya ya dilak dilakuka ukan n denga dengan n atau atau tanpa tanpa alat. alat. 4alesthenic disebut juga dalam bahasa inggris 0
ercise2atau latihan bebas. 3ermasuk 3ermasuk ke dalam da lam golongan ini adalah senam pagi atau senam kamar, senam senam kondi kondisi si dan senam senam penda pendahul huluan uan,, sema semacam cam lati latihan han senam senam yang yang mendahului mendahului latihan olahraga lainnya. lainnya. 1erakan!gerakan 1erakan!gerakan senam 4alesthenic 4alesthenic sebaga sebagaii conto contoh h misal misalny nya: a: memb membung ungkuk kukka kan n badan badan ke depan depan sedal sedalam am!! dalamnya kemudian merentangkannya kebelakang sejauh!jauhnya? memutar badan ke samping kiri dan da n kanan? melakukan gerakan gera kan push!ups, dll. +&. 3umbling /nsur ke!dua ialah 03umbling2 yang berasal dari kata 03ombolan2 %@talia %@talia&& yang yang artinya artinya melomp melompat, at, melenti melenting ng dan menggul mengguling. ing. 03umbl 03umbling2 ing2 berarti gerakan!gerakan gerakan!geraka n melompat, melenting, mengguling dan berjungkir balik secara berirama. 3umbling atau0akrobatik2 adalah suatu ketangkasan gerak putar pada poros!poros tubuh. ada saat badan berputar bila tangan bertumpu %satu atau dua tangan& maka terjadilah gerakan handspring, kip, flic!flac dan cart 8heel %baling!baling&. #alau tangan!tangan tidak bertumpu maka terjadilah gerakan salto %sommersault&. Sena Senam m kond kondis isii adal adalah ah sena senam m untu untuk k
memel emelih ihar araa
atau atau juga juga
meni meningk ngkatk atkan an kondi kondisi si jasma jasmani. ni. #ata #ata 0kondi 0kondisi si22 dari dari kata kata bahasa bahasa inggri inggriss 0conditi 0condition2 on2 yang artinya artinya keadaan keadaan atau persyar persyaratan atan untuk untuk 0in conditi condition2 on2 artiny artinyaa dalam dalam keadaan keadaan baik, baik, dalam dalam keadaan keadaan siap.0ph siap.0physi ysical cal conditi conditionin oning2 g2 adalah latihan jasmani untuk meningkatkan dan memelihara kemampuannya 4
%kesegarannya&. $adi senam kondisi adalah termasuk kepada physical conditioning. 3etapi mengenai cara memilih dan menyusun latihannya tetap berdasarkan ciri!ciri dan kaidah!kaidah senam. #esegaran $asmani secara fungsional ialah 0derajat kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu yang bersifat jasmaniah yang memerlukan persyaratan tertentu2. ersyaratan!persyaratan tersebut dapat berupa persyaratan anatomis %menyangkut struktur tubuh& seperti ukuran dan bentuk tubuh, tinggi badan dan lain!lain, tapi dapat juga persyaratan yang bersifat fungsional seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan dan lain!lain. Sebagai contoh misalnya untuk pekerjaan sebagai juru tulis di kantor tidak diperlukan persyaratan ukuran tinggi dan berat badan ataupun kekuatan sebagaimana halnya diperlukan oleh seseorang pemain bola Aoli. engertian lain mengenai kesegaran jasmani ialah bila kita mengambil dari bahasa inggris yaitu 0physical
dengan
pekerjaannya.
#esegaran
jasmani
hanya
dapat
dipertahankan atau ditingkatkan dengan bekerja atau berolahraga secara teratur dengan beban atau porsi yang sesuai dengan persyaratan jenis pekerjaan yang bersangkutan. #ekurangan gerak berakibat menurunnya kemampuan jasmani seperti lemah dan cepat menjadi lelah. Dalam keadaan demikian orang mudah dihinggapi penyakit. #eadaan demikian biasa disebut tidak dalam kondisi %out of condition& atau tidak fit atau sudah tidak cocok untuk mengerjakan pekerjaannya. /ntuk mengembalikan kepada keadaan cocok atau fit maka yang bersangkutan perlu melakukan latihan yang dapat meningkatkan kesegarannya. "aitu latihan yang dipilih dan disusun secara sistematis dan bertahap sesuai dengan kebutuhannya.
!. Ma"am # ma"am Senam
a.
Senam ;antai Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada 5
matras, unsur – unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau belakang. $enis senam ini juga disebut latihan bebas karena pada 8aktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus. Bila pesenam memba8a alat berupa bola, pita, atau alat lain, itu hanyalah alat untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan, pelemasan, kekuatan, ketrampilan, dan keseimbangan. Senam lantai dilakukan di atas area seluas (+>(+ m dan dikelilingi matras selebar ( m untuk keamanan pesenam. angkaian gerakan senam harus dimulai dari komposisi gerakan ketangkasan, keseimbangan, kelu8esan,dll. esenam pria tampil dalam 8aktu C detik dan 8anita tampil diiringi music dalam 8aktu E detik. 1erakan – gerakan yang menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang – kurangnya + detik. 1erakan – gerakan salto harus dikerjakan setinngi bahu. 5acam – macam bentuk gerakan senam lantai antara lain : (&
1uling ke depan
+& 1uling ke belakang &
;ompat harimau
-& #eseimbangan kepala &
#eseimbangan tangan
F&
Gandspring
C& Back handspring H& 5eroda E& Stut (& ound off ((& #ep (+& 'eck kip (& Gead kip (-& #ayang (& Sikap lilin (F& Sikap kayang (C& Salto b.
Senam )rtistik 6
;ahirnya senam artistik di @ndonesia yaitu pada saat menjelang pesta olahraga 1anefo @ di $akarta pada tahun (EF, yang mana setiap artistik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya. Organisasi ini dibentuk pada tanggal (- $uli (EF dengan nama =S)'@ %ersatuan Senam @ndonesia&, atas prakarsa dari tokokh – tokoh olahraga se – @ndonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olagraga senam. romotornya dapat diketengahkan tokoh – tokoh dari daerah seperti : $akarta, $a8a Barat, $a8a 3engah, $a8a 3imur, Sumatera /tara. eralatan Senam )rtistik %ukuran alat& a&
/ntuk putra ada F alat
!
ercise %lantai& : ukuran (+>(+ m
!
ommel horse %kuda – kuda pelana& : panjang (.F m dan tinngi (.( m
!
arallelbar %palang sejajar& : panjang . m, jarak .-H sd .+ m, tinngi (.C m.
!
ings %gelang ! gelang& : tinggi +. m dan jarak . m.
!
Gorse vault %kuda – kuda lompat& : panjang (.F m dan tinggi (. m.
!
Gori6ontal bar %palang tunggal& : panjang +.- m dan tinggi +.+ m.
b& /ntuk putri ada - alat !
Gorse vault %kuda – kuda lompat& : panjang (.F dan tinggi (.+ m
!
/niven bars %palang bertingkat& : panjang, +.- m, tinggi palang ba8ah (. m, tinggi palang atas +. m
!
Balance beam %balok keseimbangan& : panjang . m dan tinggi (.+ m.
!
ersice %lantai& : ukuran (+>(+ m
eraturan /mum Senam )rtistik a&
#ejuaraan Beregu %kompetisi @&
!
Setiap regu terdiri dari F pesenam putra putri
!
3erdiri dari rangkaian 8ajib dan rangkaian pilihan, pada putra F alat, putri alat.
!
$uara beregu %kompetisi @&adalah regu dengan jumlah nilai terbanyak dari jumlah pesenam terbaik pada masing – masing alat untuk rangkaian 8ajib dan rangkaian pilihan.
! 'ilai maksimum untuk putra adalah : (+ nomor pertandingan > I F %8ajib dan pilihan &, F nomor pertandingan > I %pilihan& 7
! 'ilai maksimum untuk putri adalah : H nomor pertandingan > I - %8ajib dan pilihan&, - nomor pertandingan > I + %pilihan& b& #ejuaraan perorangan serba bisa % kompetisi @@ & !
eserta finalis diambil dari F pesenam terbaik dari hasil kompetisi @, atau ( dari jumlah peserta.
!
Dibatasi pesenam dari tiap 'egara daerah
!
Ganya melakukan rangkaian pilihan untuk putra F alat dan putri - alat
!
$uara perorangan serba bisa %kompetisi @@& adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai rata – rata pada kompetisi @ %8ajib dan pilihan&, ditambah dengan nilai kompetisi @@ pada seluruh alat.
! 'ilai maksimum untuk putra I (+ ! 'ilai maksimum untuk putri I H c&
#ejuaraan perorangan per alat %kompetisi @@@&
!
eserta finalis diambil dari dari H pesenam terbaik dari hasil kompetisi @ pada alat tersebut
!
Dibatasi + pesenam dari tiap 'egaradaerah dan hanya alat yang boleh diikuti oleh seorang pesenam
!
Ganya melakukan rangkaian pilihan untuk putra F alat dan putri - alat
!
$uara perorangan per alat %kompetisi @@@& adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai rata – rata pada kompetisi @ %8ajib dan pilihan& ditambah dengan nilai kompetisi @@@ pada masing – masing alat.
! 'ilai maksimum putri I + c.
Senam )erobik irama )erobik adalah suatu cara latihan untuk memperoleh oksigen sebanyak ! banyaknya. Senam )erobik adalah olahraga u ntuk peningkatan kesegaran jasmani bukan olahraga prestasi, akan tetapi olahraga preventif yang dapat dilakukan secara masal. embagian senam )erobik menurut cara melakukan dan musik pengiring, yaitu: (& High impact aerobics %senam aerobik aliran gerakan keras& +& Low impact aerobics %senam aerobik aliran gerakan ringan& & Discorobic %kombinasi antara gerakan – gerakan aerobik aliran keras dan ringan disko& -& Rockrobic %kombinasi gerakan – gerakan aerobik dan ringan serta gerakan – gerakan rock nJ roll& 8
& Aerobic sport %kombinasi gerakan – gerakan keras dan ringan serta gerakan – gerakan kalestetik kelentukan& 3ahap – tahap melakukan senam aerobik adalah sebagai berikut : (&
emanasan selama ( menit
+& ;atihan inti selama ( – + menit &
endinginan pelemasan selam menit
-. Senam Sibuyung Senam yang gerakannya menirukan suatu benda yang dapat bergerak atau gerakan he8an yang bergerak %gerakan fantasi&. Senam ini dipergunakan untuk sis8a SD yang berumur sekitar C – E tahun % kelas ( – SD &.
B. $ARA$TERISTI$ DAN STRU$TUR %ERA$ DASAR SENAM
Senam merupakan cabang olahraga yang dicirikan oleh keterampilan gerak yang sangat unik. Dilihat dari taksonomi gerak umum, senam bisa secara lengkap di8akili oleh gerak!gerak dasar yang membangun pola gerak yang lengkap, dari mulai pola gerak lokomotor, nonlokomotor, sekaligus manipulatif. Sedangkan bila ditinjau dari klasifikasi keterampilannya, senam bisa dimasukkan menjadi ketrampilan diskrit sekaligus serial %jika sudah berupa rangkaian&. Dari hakekat karakteristik dan struktur geraknya, senam dianggap kegiatan fisik yang sangat cocok untuk mengembangkan kualitas motorik dan kualitas fisik anak secara sekaligus. @ni dilihat dari kandungan pola gerak lokomotor, yang dianggap mampu meningkatkan aspek kekuatan dinamis, kecepatan, serta sekaligus daya tahan umum dan khusus, di samping tentu saja membangun kelincahan serta keseimbangan dinamis. Dihubungkan dengan pola gerak nonlokomotor yang dikandungnya, senam mampu meningkatkan aspek kekuatan, kelentukan dan keseimbangan statis. Dan dari banyaknya anak terlibat dalam kegiatan!kegiatan manipulatif seperti melempar dan menangkap %bola, hoop, tali, gada&, anak juga dibangun kemampuan koordinasi serta potensi pengolahan rangsang pada pusat kesadaraannya Bab ini akan membahas unsur!unsur pembangun gerak dasar senam yang memperkaya khasanah keterampilan senam serta dasar pengembangannya. Gal ini bisa dilakukan dengan cara meninjau karakteristik gerak dasar senam, konsep gerak dan tubuh secara umum, serta prasyarat fisik serta motorik dalam keberhasilan menguasai keterampilan senam. 9
1. $arakterstk gerak &asar senam
Seperti telah diuraikan secara selintas dalam bagian pendahuluan di atas, keterampilan senam selalu dibangun di atas keterampilan dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. a'. $eteram(lan l)k)m)t)r
;okomotor diartikan sebagai gerak berpindah tempat, seperti jalan, lari, lompat, berderap, beringkat, leaping, skipping, dan sliding. Dalam senam, gerak! gerak di atas sangat penting digunakan, karena hakikatnya hampir seluruh keterampilan atau gerakan senam merupakan gerak lokomotor, seperti kip, handspring, baling!baling, atau flic!flac. 1erak lokomotor dalam senam terutama sangat diperlukan untuk menambah momentum hori6ontal, seperti berlari pada saat melakukan a8alan. 1erak a8alan ini diperlukan karena sebagian daya yang diperoleh dari adanya momentum ini digunakan untuk menyempurnakan gerak keterampilan senam itu sendiri.
/ntuk
bisa
memperoleh
daya
yang
kuat,
pesenam
harus
mengkontraksikan otot!ototnya untuk mengerahkan daya internal, yang kemudian digabungkan dengan daya eksernal yang bisa jadi dihasilkan dari alat yang dipakai, misalnya papan tolak. 5elatih macam!macam keterampilan lokomotor, karenanya akan sangat berguna dalam menanamkan dasar pembentukan keterampilan senam. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus dari pelatih agar macam!macam gerak lokomotor bisa diajarkan, terutama yang berkaitan dengan keterampilan senam. *'. Keterampilan nonlokomotor
#eterampilan nonlokomotor adalah gerak yang tidak berpindah tempat, mengandalkan ruas!ruas persendian tubuh yang membentuk posisi!posisi berbeda yang tetap tinggal di satu titik. 4ontoh!contoh gerakan nonlokomotor adalah melenting, meliuk, membengkok, dsb Dalam senam, keterampilan nonlokomotor banyak dipakai dalam gerak! gerak kalestenik, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kelentukan. Demikian juga dengan sikap!sikap bertumpu dan keseimbangan statis, yang tidak perlu berpindah tempat. $ustru dalam senam lah gerak!gerak nonlokomotor lebih banyak
mendapat
penekanan,
karena
ketrampilan. 10
berhubungan
dengan
penguasaan
/ntuk mengambil manfaat yang optimal dari gerak!gerak nonlokomotor ini, proses pelatihan senam perlu ditekankan pada upaya mengembangkan kekuatan, kelentukan dan keseimbangan. Banyak variasi yang bisa dilakukan, baik dilakukan secara perorangan maupun berpasangan. c). Keterampilan manipulatif
#eterampilan manipulatif sering diartikan sebagai kemampuan untuk memanipulasi objek tertentu dengan anggota tubuh: tangan, kaki, atau kepala. #eterampilan yang termasuk ke dalamnya di antaranya adalah menangkap, melempar, memukul, menendang, mendribling, dsb. Dalam senam artistik, keterampilan ini jarang ditemui, kecuali bah8a beberapa alat perlu dipegang dengan tangan dan pesenam bermain!main di atasnya. 3etapi dalam senam ritmik, keterampilan manipulatif seolah menjadi ciri utamanya. Semua alat senam ritmik seperti bola, tali, pita, gada, dan simpai keterampilannya didasarkan pada kemampuan memanipulasi semua alat itu? apakah dilemparkan kemudian ditangkap lagi, diputar, diayun, dipuntir, digelindingkan, dan banyak lagi, baik oleh tangan, oleh badan, bahkan oleh kaki sekalipun. C. PEMAHAMAN TERHADAP PRESTASI SENAM 1. Em(at As(ek Penentu Prestas Senam
3injauan terhadap penampilan senam di kejuaraan!kejuaraan tingkat dunia menunjukkan satu homogenitas yang besar dari para pesenam, baik dalam dimensi fisik maupun dalam dimensi psikologis. Dengan variasi yang sangat kecil sebagai kekecualian, umumnya para pesenam memiliki tubuh yang pendek dibanding para atlet dari olahraga lain, tetapi menunjukkan kualitas fisik dan motorik yang tinggi. 5enurut /nestahl %(EH: (&, secara psikomotorik, fungsi!fungsi seperti koordinasi, fleksibilitas, kekuatan, keseimbangan dan timingnya merupakan ciri dominan dari para pesenam. 3idak diragukan, kesamaan atau homogenitas ini akan terlihat pula pada perlengkapan mentalnya. Dari ekspresi 8ajah dan tindak!tanduknya, pesenam tingkat dunia jelas memiliki kekuatan mental dan stabilitas emosional yang besar. 5ereka tampak tidak terpengaruh oleh penampilan dari pesenam lain yang sudah tampil sebelum dirinya. Dengan persaingan yang semakin ketat dalam hal teknis, nampaknya sisi psikologis pesenam itulah yang diyakini menjadi penentu dari kemenangan seorang pesenam. 11
)spek!aspek apa sajakah, baik dalam 8ilayah fisik maupun 8ilayah psikologis, yang menjadi penentu keberhasilan prestasi senam* Seperti diakui oleh para ahli, untuk dapat menjadi pesenam unggul dalam senam modern sekarang ini, diperlukan persyaratan multi dimensi yang menuntut kerja keras dari pesenam dengan berbagai cara %Salmela dalam /nesthal? (EH&. Gal ini dapat dimaklumi karena dengan alat yang berbeda!beda %F alat pada putra, - alat pada putri, dan alat untuk ritmik&, setiap alat mempersyaratkan persyaratan fisik yang berbeda pula. Sebagai misal pada disiplin senam artistik putra, dari enam alat yang dipertandingkan, dua alat di antaranya, yaitu ;antai dan #uda ;ompat, lebih menuntut kualitas po8er kaki dan lengan, di samping kelentukan dan keseimbangan dinamis. Sedangkan keempat alat sisanya, lebih banyak menggunakan kekuatan lengan, 8alau dalam jenis fungsi yang berbeda, yaitu dua alat %#uda elana dan alang Sejajar& lebih banyak memerlukan kemampuan bertumpu, dan dua alat lainnya %1elang!1elang dan alang 3unggal& lebih menuntut kemampuan menggantung. Sementara variabilitas seperti disebutkan di atas tetap ada dalam menampilkan keenam alat senam artistik putra, terdapat sejumlah penentu yang menetap %invariant determinants& yang mendasari penampilan senam. enentu tersebut harus dikombinasikan dalam cara tertentu, sehingga kekurangan dalam satu komponen akan tertutupi oleh kelebihan dari komponen lain. $adi, dalam batas tertentu, meningkatnya tingkat keterampilan dapat mengkompensasi kelemahan dalam kekuatan dan kelentukan atau sebaliknya. Demikian juga dalam hal rangkaian, pesenam dapat memilih kelebihan!kelebihannya, dan menghindari menampilkan
kelemahan!kelemahannya.
Dapat
diasumsikan
bah8a
mengkombinasikan penentu tersebut akan membentuk substrata invariant untuk suksesnya penampilan senam. Di samping itu, suatu proses seleksi alamiah akan terjadi, sehingga pesenam yang tidak memiliki karakteristik tersebut hanya memiliki kemungkinan sukses yang lebih kecil Salmela %(EH& mengutip Bouchard, menyatakan bah8a variansi dari prestasi penampilan senam dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu penentu yang bersumber dari lingkungan %sifatnya berubah!ubah: variable& dan penentu yang bersumber dari diri pesenam sendiri %sifatnya relatif menetap: invariant&. 5odel konseptual ini mencoba memperhitungkan variansi penampilan yang dipengaruhi 12
oleh lingkungan dan ba8aan serta interaksi dari keduanya. Diakui oleh Salmela, bah8a penentu lingkungan memainkan peranan yang sangat penting dalam prestasi senam, namun yang lebih penting lagi adalah faktor ba8aan pesenam. Oleh Salmela, masih mengutip Bouchard, variansi yang bersifat ba8aan ini dikelompokkan menjadi yang bersifat morfologis %antropometrik&, organis dan fisiologis %kualitas fisik&, perseptual dan neuromuscular %kualitas motorik&, dan tak kalah pentingnya aspek sosio!psikologis %mental!psikologis&. Gakikat penentu dari dimensi fisiologis dan organis, yang banyak menyumbang pada penampilan pesenam, disesuaikan event!nya atau alatnya. Dalam empat even dari enam even yang ada, dibutuhkan terutama kekuatan otot untuk sekitar detik, ketika pesenam mengontrol berat tubuh dengan lengannya, baik dalam posisi bertumpu maupun menggantung. Sedangkan pada dua alat lain, yang terutama diperlukan adalah e>plosive po8er untuk 8aktu yang singkat. 3untutan untuk itu sedemikian besarnya sehingga pesenam level dunia mampu menjadi atlet yang paling ramping tanpa lemak dan paling kuat serta paling lentuk di antara para atlet, sementara kapasitas total dan tingkat AO+!5a>!nya berada pada level yang cukup rendah dengan kebutuhan energi yang diperlukan pada setiap alat cukup sebanding. #euntungan karakterikstik morfologis dari pesenam memudahkannya berfungsi secara efisien dalam kualitas otot dan organis yang diperlukan untuk menampilkan gerakan dinamis dan bertenaga dalam 8aktu singkat. esenam karenanya cenderung bertubuh lebih kecil dan ringan dari atlet olahraga lain. 3ubuh demikian, secara mekanika gerak dianggap menguntungkan untuk menghasilkan gerakan!gerakan cepat, 8alaupun tentu saja mengandung kelemahan terutama dalam menghasilkan daya yang besar. #elebihan dan kelemahan ini masing!masing berfungsi baik dalam alat yang berbeda!beda. )rtinya, tipe tubuh tertentu akan menguntungkan dalam alat tertentu, tetapi tidak menguntungkan pada alat lainnya. Dengan demikian, tipe tubuh terbaik untuk pesenam yang menekuni keseluruhan enam alat merupakan kompromi dari penentu morfologis ideal dari beberapa pesenam yang mengambil spesialisasi pada alat tertentu )dapun dari segi kualitas psikologis yang me8ujud dalam penampilan senam nampaknya amat bervariasi dalam sifatnya, dikaitkan dengan hakikat tuntutan yang kompleks dari even yang berbeda!beda. ada alat kuda pelana, pesenam perlu tampil dengan tenang dan konsentrasi tinggi untuk sekitar detik 13
atau lebih, sementara pada alat kuda lompat hanya diperlukan konsentrasi dan pemrograman gerak dalam 8aktu yang sangat singkat. 3untutan tugas yang demikian, diduga oleh para ahli, sebagai penyebab mengapa kebanyakan pesenam memiliki ciri kepribadian yang stabil dan mandiri. Sejumlah dukungan belakangan mulai muncul untuk menyatakan bah8a penentu penampilan senam tingkat tinggi diperkuat oleh kualitas yang stabil dari sifat anthropometrik dan kepribadian, yang bersesuaian dengan tuntutan tugas biomekanik dan psikomotor dari setiap alat %5arsden, Salmela, )ndrea B. Schmid dan =rik eper dalam /nestahl? (EH&. #enyataan bah8a tuntutan tugas di antara keenam alat sangat berbeda dapat menghasilkan keuntungan biomekanik dan psikomotor yang nyata untuk digunakan oleh pesenam yang memiliki kelebihan fisik dan psikologis, sehingga menjadi dukungan terbaik untuk menjadi pesenam all around. Studi yang mengkhususkan diri pada penentu keberhasilan pada satu alat tunggal akan memberikan kemudahan untuk memisahkan penentu!penentu yang penting dalam menguasai keterampilannya. !. Sum*angan As(ek M)r+)l)gs Terha&a( Prestas Senam
)spek morfologis atau kecenderungan struktur anatomi, berkaitan dengan struktur tubuh yang berhubungan dengan ukuran, proporsi dan komposisi tubuh, atau lajim pula disebut dimensi anthropometrik %)bernethy et al., (EEC&. Dimensi ini merupakan dimensi yang paling banyak disorot atau diperhatikan oleh para pelatih olahraga kompetitif, karena sangat terkait erat dengan terdukungnya keterampilan teknik seorang atlet dalam menyelesaikan tugas!tugasnya. Setiap cabang olahraga, dilihat dari karakteristik gerak dan tuntutan lingkungannya, dapat dihubungkan dengan persyaratan kondisi ideal tubuh para atletnya %)ckland K Bloomfield, (EEF&. ermainan bola voli dan bola basket, misalnya, menuntut atletnya memiliki postur tubuh yang tinggi, kemudian gulat dan sumo, mensyaratkan atlet bertubuh tambun, sedangkan pelari jarak jauh, mengidealkan atlet yang bertubuh kurus, dan banyak lagi. ;alu bagaimana dengan cabang senam* Diakui oleh para pengamat, bah8a atlet olahraga senam dianggap memiliki struktur fisik atau postur tubuh yang khusus, yang umumnya berbeda dari atlet cabang olahraga lain. Diyakini banyak pihak bah8a olahraga senam banyak menuntut atletnya untuk memiliki tubuh yang ringan, karena berkaitan dengan tuntutan gerak keterampilannya yang perlu dilakukan dengan cepat serta perlunya 14
mempertahankan posisi tubuh dalam sikap!sikap yang tidak umum. #eharusan bah8a tubuh harus ringan ini dimanipestasikan dengan berbagai cara, misalnya dengan tubuh pendek atau tubuh ramping. @tu kesan secara umum. $ika ditinjau lebih mendalam, sebenarnya tidak harus berarti bah8a tubuh pesenam harus pendek. Dalam alat tertentu, tubuh pendek dianggap menguntungkan karena memungkinkan terdukungnya pergerakan yang berlangsung cepat. Seperti disinggung dalam prinsip biomekanika, tubuh pendek hanya mendukung terhadap satu sisi dari kemungkinan gerak, tetapi sekaligus juga mengandung kelemahan, di antaranya kurang menguntungkan dalam menghasilkan momentum dan penghasilan daya serta minimalnya efek tubuh itu terhadap kemulusan dan keindahan gerak. #elemahan tersebut hanya dapat ditutupi oleh kualitas fisik dan geraknya, misalnya, tubuh pendek itu harus mampu bergerak lebih cepat dan lebih po8erful %)ckland K Bloomfield, (EE+&. Dikaitkan dengan tuntutan dan kebutuhan gerak khusus yang ada pada setiap alat, tubuh pendek sebenarnya hanya sesuai dengan maksimal tiga alat saja, sedangkan tiga alat yang lain akan lebih cocok dilaksanakan dengan perangkat fisik yang lebih dari ukuran pendek. ada alat yang disinggung belakangan, tubuh yang lebih panjang akan menyumbang terhadap besarnya daya yang dihasilkan ketika melakukan gerak!gerak berputar yang banyak memanfaatkan besaran massa serta jarak massa tersebut relatif ke sumbu putaran. Sedangkan kelemahan tubuh atau bagian tubuh yang relatif panjang, masih dalam alat yang sama, membuat pesenam harus mengerahkan tenaga yang lebih besar dalam sikap!sikap tubuh pada posisi bertahan dan keseimbangan. Dengan demikian, pesenam yang tinggi mempunyai keharusan untuk memiliki tingkat kekuatan yang lebih besar dari pada pesenam yang pendek %4arr, (EEC&. Di samping mempermasalahkan ukuran tubuh dalam kaitannya dengan tinggi tubuh, disyaratkan pula bah8a pesenam memiliki tubuh yang ideal dihubungkan dengan proporsi antara panjang rentangan lengannya dengan tinggi tubuhnya. Di luar itu, proporsi ini pun berlaku pula untuk panjang tungkai dengan panjang togok, lebar atau lingkar dada relatif kepada lebar atau lingkar panggul. Dalam catatan resmi dari para praktisi senam, dikatakan bah8a panjang rentang kedua lengan relatif harus lebih panjang dari tinggi tubuh, kemudian panjang tungkai relatif harus lebih panjang dari panjang togok %tinggi duduk&, dan lingkar dada relatif harus lebih luas dari lingkar panggul %5c4harles, dalam Golt, (EE-&. 15
)lasan dari kesemua itu berhubungan erat dengan aspek keseimbangan, kekuatan, serta kemudahan dalam menyelesiakan gerak!gerak khusus yang memerlukan kelentukan. Gal terakhir yang harus disinggung berkaitan dengan aspek anthropometrik ini adalah ratio antara berat badan dengan tinggi badan. atio ini biasanya disebut Body 5ass @nde>, untuk mengukur bentuk atau proporsi tubuh ideal serta penyebaran massa tubuh ke berbagai bagian tubuh %)bernethy et al., (EEC&. Secara sederhana, B5@ ini dimaksudkan untuk mengetahui berat tubuh ideal dikaitkan dengan tinggi tubuhnya. /ntuk mengetahui indeks dari keduanya, caranya cukup mudah, yaitu dengan membagi berat massa %kg& oleh tinggi tubuh %cm&. esminya rumus B5@ adalah berat badan dibagi tinggi badan kemudian dikuadratkan %B5@I massheight+&, tetapi untuk kebutuhan praktis dalam memilih pesenam, rumus itu cukup berbunyi: berat badantinggi badan. Semakin kecil nilai dari indeks berat tubuh dan tinggi tubuh seorang anak ketika anak memulai latihannya maka semakin ideal ukuran tubuhnya, karena berarti tubuh anak dinilai relatif ringan. Secara umum dapat dikatakan, bah8a hubungan antara proporsi tubuh dan ukuran!ukurannya %dimensi anthropometris& terhadap prestasi atau penampilan senam dilandaskan pada aspek mekanika gerak yang sangat signifikan membentuk keterampilan senam pada umumnya %)bernethy et al., (EEC&. Dengan kata lain, penelusuran terhadap aspek morfologis pada pesenam terkait erat dengan kajian biomekanika yang melandasi terbentuknya keterampilan senam yang demikian kompleks tersebut. ,. As(ek -rgans Dan s)l)gs Terha&a( Prestas Senam
)spek organis dan fisiologis seorang atlet berhubungan dengan kualitas komponen kebugaran tubuh, seperti dalam hal daya tahan, kekuatan, po8er, kelentukan, serta kecepatan, %oleh Bompa, (EH, dikelompokkan sebagai biomotor abilities&, karena komponen!komponen tersebut terkait erat dengan kualitas organis dan fisiologis atlet. Secara umum, kelima aspek di atas menyumbang secara dominan terhadap keberhasilan penampilan pesenam dalam seluruh alat. Oleh karena itu mudah dipahami, bah8a dalam proses latihan senam dan dalam proses pemilihan
bibit
pesenam,
kelima
aspek
dari
kemampuan
fisik %physical
competencies& tersebut selalu mendapatkan perhatian yang serius. ara ahli sepaham bah8a hubungan dari kelima unsur di atas terhadap keterampilan senam bersifat timbal balik. )rtinya, keberhasilan suatu keterampilan 16
senam selalu harus ditunjang oleh kehadiran dari kelima aspek di atas, dan sebaliknya, proses latihan yang selalu mengulang!ngulang keterampilan yang sama hingga hitungan tertentu, secara otomatis akan meningkatkan kualitas dari komponen fisik yang dibutuhkan. 'amun demikian, bukan berarti bah8a keberhasilan penampilan senam cukup dilakukan hanya dengan berlatih teknik semata!mata, melainkan perlu sekali menekankan pada pengembangan komponen! komponen fisik di atas terlebih dahulu. Senam secara umum berisi keterampilan yang mengandung pola gerak yang kaya, yang dalam pelaksanaannya sangat tergantung pada komponen!komponen fisik yang disebutkan di atas. 5eskipun pola gerak tadi sebenarnya sangat tidak terbatas, tetapi para ahli sepaham bah8a dalam senam terdapat sedikitnya C pola gerak yang sifatnya sangat dominan, sehingga lajim disebut sebagai ola 1erak Dominan %Dominant 5ovement atterns& %ussell, (EHF? Schembry, (EH&. #etujuh pola gerak tersebut adalah: a. endaratan %landing& b. osisi statis %static position& c. ;okomotor %locomotor& d. )yunan %S8ing& e. utaran %otation& f. 3olakan %Spring& g. #etinggian dan ;ayangan %Geight and flight& $ika dilihat dari ketujuh pola gerak dominan di atas, kita dapat menyimpulkan bah8a komponen yang paling penting dalam senam adalah terutama kekuatan, kecepatan dan po8er. #etiga komponen ini, terkandung secara melekat dalam hampir semua pola gerak dominan yang menjadi ciri khas penampilan senam. #ekuatan, misalnya diperlukan ketika pesenam melakukan pendaratan, mencapai posisi statis, melakukan gerak berpindah tempat secara cepat, dalam ayunan, dan dalam tolakan. Sedangkan kecepatan dan po8er, sumbangannya juga sangat besar untuk keberhasilan lokomotor, ayunan, putaran, dan tolakan untuk menghasilkan layangan di ketinggian. #ekuatan dan kecepatan merupakan fungsi dari serabut otot cepat, yang lajim disebut serabut otot merah atau dinamai juga sebagai fast!t8itch fiber. 5enurut kajian para ahli, serabut otot ini, di samping ditentukan oleh faktor genetik atau ba8aan, juga mampu berkembang sesuai porsi dan masa latihan. Seperti 17
disinggung secara selintas pada bagian sebelumnya, struktur dan jumlah serabut dalam otot dapat diubah sebagai respons terhadap program latihan yang intensif dan dimulai pada usia yang tepat, yaitu sejak dini %
keanggunan dan keartistikan senam de8asa ini sudah tergantikan oleh kehadiran senam ritmik, yang sangat erat kaitannya dengan keindahan itu sendiri. )kan halnya daya tahan, dalam senam perlu dibedakan antara daya tahan umum dengan daya tahan otot lokal. Secara umum, daya tahan yang diperlukan dalam senam adalah daya tahan otot lokal, terutama yang bersifat anaerob. Gal ini dapat dimengerti karena dalam penampilan resmi pada kejuaraan, durasi 8aktu yang diperlukan jika dirata!ratakan hanyalah detik, dengan kekecualian pada nomor lantai yang memerlukan 8aktu paling lama yaitu maksimal C detik. Dengan pemikiran demikian, dapat dimaklumi bah8a pesenam tidak diharuskan memiliki daya tahan aerobik untuk 8aktu lama, tetapi lebih banyak membutuhkan daya tahan anaerob %anaerobic po8er& untuk menyelesaikan tugas penampilannya. #aitan antara daya tahan anaerob dengan kekuatan dan po8er tentu sangat dekat. /ntuk dapat mengerahkan kekuatan dalam durasi 8aktu tertentu, pesenam perlu memiliki daya tahan anaerob yang baik. Demikian pula ketika pesenam harus mengulang pengerahan kekuatannya untuk yang berikutnya, keberhasilannya antara lain ditentukan pula oleh daya tahan anaerob. Gal ini terkait langsung dengan kemampuan otot!otot pesenam dalam mengolah dan menyediakan energi siap pakai dalam bentuk )3, dan digunakan secara berturut!turut untuk tugas penampilan gerak yang berbeda!beda. Semakin baik kualitas daya tahan anaerobnya, semakin siap pesenam dalam melakukan serangkaian gerakan yang bermacam!macam, yang biasanya memiliki intensitas progresif, yaitu semakin lama semakin tinggi intensitasnya, dan diakhiri dengan sebuah klimaks. #esemua faktor atau komponen fisik yang disebutkan di atas pada dasarnya merupakan perpaduan antara faktor yang bersifat ba8aan %genetik& dan merupakan hasil dari latihan yang mengikuti prinsip!prinsipnya secara tepat. erpaduan itulah yang me8ujud dalam prestasi, sehingga tidak diragukan lagi, kepekaan dan kepia8aian pelatih dalam memilih pesenam berbakat dan kepakarannya dalam memberikan porsi dan kualitas latihan yang tepat merupakan syarat utama dalam mencetak atlet yang unggul. /. As(ek Perse(tual Dan Neur)mus"ular Terha&a( Prestas Senam
)spek perseptual dan neuromuscular yang dimaksud oleh Bouchard sebenarnya menunjuk pada kualitas motorik, yang sering dianggap merupakan jalinan sumbangan dari persepsi dan kualitas fungsi syaraf di dalam tubuh seorang atlet. #ualitas itulah yang menentukan kemampuan koordinatif %coordinative 19
abilities& serta kemampuan orientasi tubuh dalam hubungannya dengan ruang, 8aktu, serta posisi!posisi tubuh sendiri %5echling dalam )u8eele et al., (EEE&. #e dalam kemampuan ini terlibat pula unsur!unsur kualitas kinestetis % proprioceptive&, yaitu kemampuan untuk mengenali dirinya berdasarkan informasi yang diberikan berbagai alat dalam tubuhnya sendiri, seperti vestibular apparatus, joint receptors, golgi tendon organs, serta muscle spindles dan cutanious receptors %Schmidt, (EH? Schmidt, (EE(&. #esemua apparatus tadi, menentukan kualitas keseimbangan dinamis, pemberian feed back diri sendiri, serta kemampuan mendeteksi posisi tubuh ketika melakukan gerakan!gerakan yang kompleks. Senam adalah cabang olahraga yang sangat memerlukan kemampuan atau kualitas motorik seperti disebutkan di atas. Bayangkan jika pesenam tidak memiliki kemampuan mendeteksi posisi tubuhnya, misalnya, akibatnya tentu fatal karena bisa jadi ia akan mendarat dari suatu salto dengan kepalanya, bukan dengan kakinya. Demikian pula dalam penampilannya di nomor alat, di mana ia harus menangkap kembali alat yang dipegangnya setelah melakukan putaran di udara. $ika dirinya tidak mampu mengontrol kesadarannya, ia dapat saja gagal melakukannya, yang berakibat pada gagalnya gerakan yang dilakukannya, di samping bisa juga menyebabkan cedera. Secara umum kualitas!kualitas di atas menentukan apa yang lajim disebut ability pada seorang atlet. )bility menentukan baik buruknya keterampilan motorik, karena merupakan karakteristik yang dianggap stabil %permanen& yang ditentukan oleh faktor keturunan yang secara relatif berkembang otomatis dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dan tidak mudah diubah melalui latihan atau pengalaman %Schmidt, (EE(&. )bility inilah yang membedakan satu anak dengan anak lainnya, sehingga tercermin menjadi sebuah perbedaan individual %Singer, (EH&. #etika ability menyatu dengan pengalaman anak dalam hal gerak, jadilah ia sebagai motor ability atau kemampuan motorik, yang merupakan gabungan dari kemampuan ba8aan serta bentukan dari pola asuhan yang berlangsung lama. #emampuan motorik inilah yang dijadikan kelengkapan anak ketika dirinya mempelajari keterampilan gerak. Semakin baik motor ability!nya, semakin baik pula kualitas keterampilan gerak yang mampu dikuasainya. 5otor ability, sejauh telah diidentifikasi oleh
yang sangat kompleks. Seperti halnya betapa tidak terbatasnya jenis keterampilan yang dapat dikuasai oleh manusia, demikian pulalah ketidakterbatasan dari motor ability yang mendasarinya. #eterampilan bermain piano, misalnya, tidak terlepas dari dasar motor ability dalam hal fingers dexterity, visual acuity, dll. Sedangkan dalam bidang olahraga, keterampilan gerak yang bermacam!macam itu didasari oleh seperangkat motor ability yang sesuai dengan keperluannya, seperti fleksibilitas, kekuatan, po8er, koordinasi, keseimbangan, agilitas, serta daya tahan. "ang sering dilupakan selama ini adalah fakta bah8a baik untuk mencapai keterampilan yang sifatnya halus maupun keterampilan yang lajim ditemui dalam cabang!cabang olahraga, abilitas yang diperlukan sebenarnya merupakan kombinasi dari serangkaian motor ability yang sangat kompleks. Dalam senam misalnya, kita tidak dapat mengabaikan ability yang sangat banyak tersebut, dan hanya mengakui ability yang bersifat 8adag seperti disinggung di atas. 5enurut hemat penulis, tetap diperlukan abilities seperti di ba8ah ini untuk dapat sukses dalam olahraga senam, yaitu: !ontrol precision: kemampuan yang mendukung tercapainya penghasilan respons gerak secara cepat dan cermat, yang dilakukan oleh sekumpulan otot atau segmen tubuh yang relatif besar. "ulti#limb coordination: kemampuan yang mendukung tugas yang membutuhkan koordinasi anggota tubuh dalam keadaan bergerak secara simultan, seperti dua tangan, dua kaki, atau tangan dan kaki. Response
orientation:
kemampuan
yang
mendukung
tugas
gerak
yang
membutuhkan kecepatan orientasi dalam penentuan alternatif pola gerak yang akan dibuat dan berkaitan dengan kemampuan memilih respons yang benar dalam kondisi yang sangat mendesak. Reaction time: kemampuan yang menyokong tugas yang memerlukan kecepatan memberikan respons cepat atas stimulus yang muncul tanpa terduga, sehingga harus bereaksi secepat mungkin. Dalam lingkup teori pengolahan informasi, 8aktu reaksi ini sebenarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berlangsung melalui tahapan tertentu, dari mulai mengenali rangsang yang datang, memilih respons yang tepat, hingga memprogram respons dalam bentuk gerak sebagai outputnya. $peed of Arm "ovement : kemampuan yang mendukung tugas di mana anggota tubuh harus digerakkan dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan tinggi. 21
%ostural discrimination : kemampuan yang mendukung tugas di mana subyek harus merespons secara cepat terhadap perubahan gerak penting dalam tubuh dalam keadaan tidak ada unsur penglihatan yang terlibat untuk melakukan penyesuaian badan secara cermat. Respons integration : kemampuan yang menyokong tugas di mana subyek harus memanfaatkan dan menerapkan petunjuk penting yang bersifat sensoris dari beberapa sumber ke dalam satu respons tunggal yang terpadu. Arm#Hand steadiness : #emampuan yang mendukung tugas di mana seseorang harus mampu menahan lengannya secara stabil dan seimbang. &isual acuity: kemampuan yang mendukung tugas yang dilaksanakan dengan memanfaatkan ketajaman pandangan mata dalam mengamati objek atau perubahan yang terjadi di lingkungan untuk segera direspons dengan tindakan yang tepat. #esemua kemampuan di atas, menurut 5echling, merupakan kemampuan yang ditentukan besarannya oleh faktor perseptual, yang dianggap paling berperan dalam membentuk kemampuan yang bersifat koordinatif. @ni sejalan dengan temuan Blume, seperti dikutip 5echling, yang secara intens menganalisis kebutuhan individu dalam berbagai cabang olahraga, bah8a sedikitnya terdapat tujuh kemampuan koordinatif dari begitu banyaknya kemampuan yang ada. #emampuan koordinatif tersebut meliputi: %(& orientation, %+& body!limb co!ordination, %& discrimination %proprioception&, %-& balance, %& rhythmic ability, %F& reaction, dan %C& perceptual!motor adaptation. Senam, terutama senam artistik, pada dasarnya merupakan perilaku gerak yang kualitas penampilannya sangat ditentukan oleh kemampuan koordinatif di atas. ada perilaku gerak yang kompleks seperti senam, kemampuan koordinatif merupakan faktor yang menyumbang paling banyak dibandingkan dengan faktor! faktor lain seperti kekuatan atau daya tahan %5echling, dalam )u8eele, (EEE&. #arenanya tidak bisa diragukan lagi, pesenam harus memiliki kemampuan! kemampuan yang mendukung terhadap kapabilitasnya dalam mengkoordinasikan gerak secara keseluruhan. #eniscayaan tersebut mengarahkan pada keharusan lain, bah8a pesenam harus memiliki kemampuan mengontrol gerak secara akurat, yang merupakan fungsi tingkat tinggi dari cortex dalam otaknya. 3eori neurofisiologis secara meyakinkan menunjukkan bah8a pengontrolan gerak diatur oleh 8ilayah corte> yang berbeda %Schmidt, (EE(&. 7ilayah cerebellum terutama mengontrol program gerak yang cepat dan bersifat balistik, sedangkan 22
basal ganglia memprogram gerakan atau jenis keterampilan berkelanjutan %continuous&. 1erak atau aksi yang cepat yang dapat berlangsung kurang dari + milidetik dikontrol oleh program motorik %motor program& yang terjadi sebelum gerak itu dimulai. #arenanya segala perhitungan kesalahannya harus dilakukan juga sebelumnya, karena sekali gerak dimulai, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaikinya %open loop control system&. Di pihak lain, gerakan lambat atau yang berulang!ulang, dikontrol oleh closed#loop control system, di mana setiap gerak berikutnya selalu dapat diperbaiki sesuai dengan umpan balik yang diperoleh dari lingkungan %Schimdt, (EE(? 5echling, dalam )u8eele, (EEE&. Senam adalah cabang olahraga yang dibangun oleh serangkaian gerak diskrit %cepat dan singkat&. 7alaupun keseluruhan rangkaiannya diselesaikan dalam 8aktu antara detik hingga C detik, namun secara diskrit gerakan!gerakan tunggalnya hanya berlangsung sekitar + hingga ms, yang mengharuskan semua pemrograman gerak diselesaikan sebelum dirinya bergerak. Demikian juga ketika ia merangkaikan dua hingga empat gerakan sekaligus, gerakan itu harus direncanakan dan diprogram dalam motor program, yang bekerja dengan prinsip all or none. 0. As(ek Psk)l)gs &alam -lahraga Senam
andangan bah8a prestasi olahraga bukan hanya persoalan kekuatan otot, kondisi fisik, dan keterampilan teknik saja adalah pandangan yang sudah diakui sejak lama. ersoalannya, kebanyakan pelatih dan atlet kita hanya baru!baru ini saja sadar bah8a ciri dan kemampuan psikologis memainkan peranan yang penting, terutama dalam senam yang kompetitif. 5eskipun atlet merasa bah8a kebugaran fisiknya sedang dalam puncaknya dan merasa sangat siap untuk kejuaraan, bisa saja ia tampil buruk. Bahkan pada saat tertentu, sering pula ia sudah dikalahkan justru sebelum kejuaraan dimulai. ersoalan klasik yang sering ditemui dalam olahraga @ndonesia saat ini adalah, banyak para pelatih atau atlet yang kalah atau gagal dalam pertandingan, bersembunyi di balik masalah non teknis, seolah!olah masalah itu di luar jangkauan kemampuan mereka untuk mengatasinya. adahal, meminjam istilah 5arsden dalam /nestahl %(EH&, persoalan non!teknis tersebut merupakan suatu masalah yang inherent akibat ketidakmampuan atlet dan pelatih dalam menghubungkan proses latihannya dengan proses pertandingan. 5enurut 5arsden, bagaimana konsep kejuaraan dipandang oleh atlet pada umumnya adalah persoalan krusial. 23
Gal umum yang sering terjadi dalam kasus di atas adalah adanya kesenjangan antara apa yang dialami oleh atlet pada saat berlatih dan pada saat bertanding. Dari apa yang dapat ditelusuri, atlet kurang menyadari betapa pentingnya merasakan suasana latihan seperti suasana bertanding, yang menurut Schmidt %(EH+? (EE(& dan 5agil %(EH& harus didisain oleh pelatihnya berupa latihan yang memiliki nilai transfer. ;ebih dari itu, pelatih pun seharusnya memandang penting peranan dari mental practice %5agil. (EH? otella, Laichko8sky, dan /nestahl dalam /nestahl, (EH& yang dikaitkan dengan pembiasaan pada suasana pertandingan, untuk menjadi bagian terpadu dari latihannya. Sekaitan dengan prestasi olahraga, para ahli membedakan faktor mental atlet ini dari yang sifatnya psikologis dan yang bersifat emosional atau perasaan. /ntuk bahasan lebih lanjut dan dikaitkan dengan permasalahan yang dipersoalkan dalam penelitian ini, faktor yang berpengaruh terhadap prestasi dalam 8ilayah mental menjadi dua yaitu faktor psikologis dan faktor mood. a.
pesenam
disebabkan
oleh
gagalnya
pesenam
membangun
keterampilan mental yang menyumbang pada keunggulan perorangan. 3ingkat 24
perkembangan keterampilan demikian sedikitnya dapat digambarkan dalam perbandingan antara penampilan dalam latihan dan dalam pertandingan. 5ahoney et al. dalam /nestahl %(EH& membedakan tipe pesenam menjadi tiga macam, yaitu %(& pesenam yang penampilan dalam latihannya selalu lebih buruk dari pada penampilannya dalam situasi pertandingan, %+& pesenam yang penampilan dalam latihan dan pertandingannya relatif setara dan stabil, dan %& pesenam yang biasanya tampil lebih baik dalam latihan dari pada dalam situasi pertandingan. ersoalannya adalah: mengapa beberapa pesenam nampak berprestasi lebih baik dalam kondisi pertandingan dari pada dalam kondisi latihan* 5engapa pesenam lain nampak berprestasi lebih buruk dalam kondisi yang sama* 3erdapat sejumlah faktor yang menyumbang pada pola konsistensi dan inkonsistensi individual dalam berprestasi %5ahoney et al.&. )da pesenam yang merasa terbantu untuk bangkit oleh tantangan yang ditimbulkan oleh situasi kompetitif di arena pertandingan, sementara pesenam lain justru merasa terganggu. )da pula sejumlah pesenam yang merasa terpanaskan dalam kondisi kejuaraan dibanding oleh keadaan yang kurang menekan dalam latihan.
kutub ja8aban yang lain. 'egara!negara seperti usia, $erman 3imur %sebelum lebur dan bersatu menjadi $erman&, omania, dan bahkan 4ina, yang selama ini sukses mencetak prestasi senam dunia telah menunjukkan kepada kita bah8a ja8aban yang paling benar adalah gabungan keduanya. Di satu pihak mereka percaya bah8a kemampuan psikologis merupakan suatu bakat ba8aan anak sehingga mereka memiliki instrumen tersendiri untuk memilih calon atlet pilihannya. Sedangkan di pihak lain mereka juga percaya, bah8a bakat pilihan itu dapat dikembangkan dan dibentuk dalam proses pembinaan, sehingga me8ujud semakin besar %$arov, Gartley, )tkinson, osner dalam Golt, (EE-&. *( )eyakinan Diri esenam yang cenderung tampil buruk atau lebih buruk dalam situasi pertandingan biasanya bukanlah individu yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Gal ini dapat dipahami dalam kaitannya dengan pengertian bah8a kepercayaan diri merupakan bagian dari gambaran pengalaman bertanding seseorang di masa!masa sebelumnya %odgers, (EEC&. #arenanya dapat dipahami pula bah8a pesenam yang baru mengalami situasi pertandingan baru %apakah betul!betul baru dalam cabang yang bersangkutan atau hanya tingkat kejuaraannya yang baru& akan merasa tidak yakin diri dengan penampilannya serta biasanya akan menghabiskan banyak 8aktu dan konsentrasinya untuk memikirkan hal tersebut %5ahoney dkk&. 5emang, seperti diakui 5ahoney et al., adalah naif untuk menganggap bah8a proses psikologis yang cukup kompleks seperti keyakinan diri dapat digambarkan begitu sederhana seperti di atas. Sebagian, hal ini disebabkan belum jelasnya secara meyakinkan bah8a kepercayaan diri dapat diperkuat oleh suatu strategi yang langsung dan bersifat sederhana. "ang dapat diharapkan mendekati kebenaran adalah bah8a ekspekstasi seorang
atlet
terhadap
penampilannya
sering
teraktualkan
dalam
penampilannya. Dengan demikian, mencoba berpikir positif atau sebaliknya, seringkali dapat memberikan ketenangan pada atlet , sehingga terekspresi sebagai kepercayaan diri. #etika suatu pengalaman yang positif dapat ter8ujudkan dengan berpikir positif seperti itu, hal itu akan menyumbang terhadap rasa percaya diri atlet %7illiam K ;effing8ell, (EEC&. ertanyaannya adalah, tidak mungkinkah mekanisme di atas bersifat sebaliknya* 5isalnya, apakah tidak mungkin bah8a seorang atlet yang 26
memiliki kepercayaan diri yang tinggi malahan berprestasi buruk, sehingga sering digambarkan dengan istilah overconfidence* )pa yang harus dilakukan seorang atlet yang berprestasi baik tetapi tetap merasa berkeyakinan rendah* ertanyaan di atas diakui para ahli sebagai pertanyaan yang sulit dija8ab. #enyataan di lapangan memang sering berbicara secara berbeda. 5isalnya, kadang!kadang atlet yang merasa agak segan!segan atau ragu!ragu justru bisa berprestasi baik. Bahkan kondisi demikian sering diekspresikan oleh atlet yang tidak percaya dengan hasil atau penampilannya yang dianggap di luar dugaannya. Dalam situasi seperti itu, tidaklah mudah menunjukkan masalah kepercayaan diri itu tanpa manampilkan isu seputar identitas pribadi dan konsep diri si atlet. Selain dari bentuk penyuluhan mendalam, rasanya tak mungkin bah8a keterbatasan diri %self!limiting& atlet yang kronis dapat melebihi sel#fulfilling prophecy!nya dan tampil dengan sebaik!baiknya. 5enyedihkan memang, karena diyakini benar bah8a sangat banyak atlet yang berbakat tidak pernah mendekati potensi prestasinya karena identitas diri yang terbatas dan konsep dirinya. #asus yang lebih umum, barangkali, adalah atlet yang menunjukkan potensinya yang jelas dalam keadaan yang inkonsisten dan kadang!kadang penuh harap untuk dapat beranjak ke kualitas penampilan yang lebih tinggi. Dalam kasus demikian, menurut 5ahoney et al., akan terdapat kesempatan untuk adanya perbaikan, karena terdapat kemungkinan bah8a dirinya meremehkan %underestimate& kemampuannya sendiri. )tau, bisa jadi, hal itu karena kurangnya pengalaman, karena seperti disinggung oleh beberapa ahli, atlet yang tidak berpengalaman sering merasa kurang yakin diri dari pada atlet yang berpengalaman. Salah
satu cara mendekati
permasalahan inkonsistensi
dalam
penampilan adalah memfokuskan diri pada kesempatan belajar yang dihasilkan oleh variasi dalam dua arah. 5isalnya, seorang pesenam yang mengalami kesulitan dalam event tertentu dapat didorong untuk memelihara suatu mental journal di mana dirinya mencatat beberapa sikap dan perasaan yang mendahului dan mengikuti suatu kejuaraan. Dikatakan dua arah, karena, baik dari kesalahan maupun dari keberhasilannya, ia tetap mendapat kesempatan untuk memperbaiki penampilannya lebih baik lagi dari 27
sebelumnya. Dikaitkan dengan bahasan Schmidt berkenaan dengan perlunya atlet membentuk dan meyakini adanya aturan atau ketentuan yang berlaku yang harus dijadikannya pedoman, tak pelak hal itu merupakan penerapan dari teori learning schema %(EE(&. Strategi lain yang dapat ditempuh untuk mengurangi kesenjangan antara penampilan latihan dan penampilan pada pertandingan adalah dengan mengurangi kesenjangan kedua situasi itu sendiri. Situasi latihan sering dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat menyerupai situasi pertandingan. Gal itu dapat dilakukan secara mental, dengan penggunaan mental imagery. /ntuk beberapa pesenam, apa yang diperlukan adalah cukup dengan berkonsentrasi dan memfokuskan perhatiannya pada penampilan. Bagi pesenam lain, situasi tersebut perlu diciptakan secara sengaja, termasuk situasi fisik gedung, kehadiran para 8asit, serta kalau mungkin dilengkapi pula dengan ramainya penonton. $ika mungkin, situasi tersebut dapat diciptakan sesering mungkin. +( )onsentrasi Satu dari ciri atlet yang unggul adalah kemampuannya yang nyata untuk tidak hanya dapat memperbaiki prestasinya dari kesalahannya saja, tetapi juga dari pengalaman berhasil yang mengarahkannya pada perbaikan lebih tinggi lagi. )tlet yang briliant bukan berarti tidak pernah mengalami kesalahan atau kekalahan. 5ereka biasanya mampu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengasimilasi kesalahan secara psikologis dalam cara yang tidak merusak keyakinan atau komitmennya. 4iri kedua dari atlet elit adalah kemampuannya untuk memusatkan konsentrasi pada tugasnya. Gal ini berhubungan dengan konsep yang sudah disinggung sebelumnya dalam hal bah8a atlet yang MasyikN danatau terganggu oleh keterbatasan dan kesalahannya kurang mampu memadukan pengalamannya dengan informasi yang diperoleh ke dalam perkembangan keterampilan pribadinya. #onsentrasi adalah suatu proses pemusatan perhatian yang intens terhadap suatu 8ilayah perhatian yang lebih sempit %/nestahl dalam /nestahl, (EH&. Dalam kegiatan olahraga, konsentrasi ini berkaitan dengan proses
pengolahan
informasi
yang
berlangsung
dalam
tiga
tahapan
%identifikasi stimulus, memilih respons, dan memprogram respons& untuk menghasikan respons yang tepat. "ang menarik dari proses konsentrasi ini 28
adalah fenomena yang mengiringi tingkat performa seorang atlet disesuaikan tingkat stress yang dirasakannya, yang seolah mengikuti prinsip / terbalik %Schmidt, (EE(? )bernethy et al., (EEC&. ada tingkat stress yang rendah, tingkat perhatian belum bisa benar!benar terfokus, karena tidak terjadi apa! apa pada pusat persepsinya. #etika stress mulai meningkat, diperkirakan terjadi suatu gejala narrowing perception yang menyebabkan 8ilayah persepsi atlet mampu membebaskan tanda!tanda yang dianggapnya tidak relevan dan dia mampu berkonsentrasi pada tanda!tana yang paling relevan. Di sinilah penampilan atlet meningkat karena dibaerngi dengan konsentrasi yang tinggi. 'amun begitu, jika tingkat stress itu terus meningkat naik ke kadar yang dikatakan berlebihan, maka penyempitan persepsi itu juuga terus meningkat, sehingga bahkan tidak mampu mendeteksi tanda!tanda yang diperlukan sama sekali. Dalam keadaan inilah atlet disebut memasuki keadaan panik atau lajim disebut keadaan hypervigilance. Oleh karena itu 8ajar jika dikatakan jika atlet yang memiliki konsentrasi yang baik adalah mereka yang mampu memanfaatkan kondisi pertandingan untuk men!NchokeN persepsinya sampai kadar tertentu, dan mengetahui dengan pasti kapan ia harus menenangkan dirinya kembali agar tidak terganggu oleh keadaan panik akibat stress. ( )ecemasan 3ingkat kecemasan seorang atlet selalu berhubungan dengan keadaan yang menekan %sterssful& yang ditimbulkan dari dua sumber, yaitu yang bersifat internal seperti motivasi yang tinggi, harapan, atau target pribadi? di samping bersifat eksternal baik karena sikap pelatih, orang tua, atau teman satu regu, maupun yang timbul karena kondisi pertandingan yang relatif berbeda dari kondisi latihan. ara pelatih dan atlet yang berpengalaman mengetahui bah8a penampilan akan terbantu oleh hadirnya kecemasan selama ia mampu memanfaatkannya dengan cara yang produktif. #ondisi demikian oleh para ahli disebut arousal , yaitu kondisi umum kesiapan bertanding ketika dikendalikan oleh pengaktifan psikologis %)bernethy et al., (EEC&. Bagi atlet pemula, intensitas kecemasan sebelum pertandingan sering menimbulkan stress yang berlebihan dan sering dianggap sebagai kurangnya keyakinan diri. 29
Dari studi para ahli dapat disimpulkan bah8a atlet elit sekalipun sering
mengalami
kecemasan
pra!pertandingan
dalam
tingkat
inggi.
erbedaan yang mungkin terjadi adalah cara dan bagaimana para atlet itu memandang dan memanfaatkan kondisi itu untuk menambah kualitas penampilannya. Bahkan sebagian ahli menyarankan agar atlet dan pelatih untuk sering mencoba penampilannya di ba8ah kondisi kecemasan tinggi dalam masa!masa latihannya. #emampuan memanfaatkan kondisi kecemasan ini menjadi lebih penting
dalam
olahraga
senam
mengingat
sifat
kejuaraannya
yang
berkesinambungan dari satu alat ke alat berikutnya. elatih dan pesenam seharusnya menyadari bah8a kecemasan bisa juga ditimbulkan oleh kesadaran atlet bah8a penampilannya di satu alat kurang maksimal. #ecemasan ini, jika tidak ditangani dengan baik, akan mempengaruhi keberhasilan pada alat berikutnya. 5isalnya, jika pesenam terlalu memikirkan kegagalannya pada alat lantai, hal itu dapat mengganggu penampilan pesenam pada alat kuda pelana dan alat gelang!gelang dan bahkan sisa alat lainnya. $ika kasus demikian terjadi pada masa!masa latihan masih ada kesempatan memperbaikinya pada masa latihan berikutnya. 3etapi jika hal itu terjadi pada masa pertandingan, diperlukan penanganan khusus yang agak berbeda dari pelatih dan terutama dari pesenamnya sendiri. Gal itu tidak mudah, karena kemampuan pesenam dalam hal terkait itu juga merupakan kemampuan yang sedang berkembang. -( $ikap %ositif dan )einginan Banyak atlet kelihatannya percaya bah8a sikap mental positif dan kepercayaan diri yang teguh merupakan fenomena yang terjadi secara alamiah pada atlet yang berbakat dan tergambarkan secara mencolok dalam perkembangan dan keberhasilan para atlet secara konsisten. enelusuran para ahli terhadap masalah ini mengedepankan fakta bah8a kesemua itu merupakan akibat dari program penegasan diri %self#affirmation& yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dari pada sebagai bakat ba8aan. 5enurut 5ahoney et al., konsep sikap mental yang positif dapat digambarkan dalam perilaku individual yang berbeda!beda. Gal yang dianggap esensial adalah bah8a sikap positif ini melibatkan suatu proses dari memberi semangat pada diri sendiri % self#encouragement & yang hampir tidak terkait 30
sama sekali dengan isi atau kualitas penampilannya. $adi, bukan berarti bah8a atlet yang sering bersifat MpositifN dalam mendekati latihan atau pertandingannya karena ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi, tetapi bisa jadi karena sebaliknya. "ang dianggap positif dalam hal ini adalah keinginannya atau keteguhan maksudnya untuk tetap memperbaiki diri dan penampilannya dan selalu melakukan yang terbaik sesuai kemampuannya. Suatu indikasi dari sikap positif ini adalah memang benar bah8a dedikasi dan komitmen yang kuat terhadap penampilan dan perkembangan pribadi yang optimal adalah fundamental pada atlet!atlet yang serius %1ordon, (EE+& . )pa yang kurang dipahami adalah besaran perkembangan dari sikap ini sepenuhnya tergantung pada proses penerapannya dan latihan dari hari ke hari. ola sikap dan reaksi diri, menurut 5ahoney et al., dikuatkan oleh latihan mental dan titik pusat perhatiannya. $adi, sebagaimana pesenam yang serius harus sepenuhnya terlibat dalam dimensi fisikal dari proses kondisioning dan pengembangan keterampilan, ia juga harus memadukan dimensi psikologisnya ke dalam program latihannya secara komplet %)bernethy dkk, (EEC? Singer, (EH&. Berbuat sebaliknya sama artinya dengan membiarkan potensi!potensi psikologis ini tidak terperhatikan, tidak terlatih dan tidak terkembangkan, dan dalam banyak kasus malah berakibat menjadi penghalang atau rintangan pada penampilan yang optimal. Dalam kaitan inilah, para ahli mendorong dan meyakinkan para pelatih dan atlet untuk memperhatikan sikap dan perasaan mereka, komitmennya pada olahraga yang digeluti, dan pola pengajaran dirinya selama proses latihan dan kejuaraan. b.
untuk menyumbang prestasi terbaik. Salah satunya adalah rofile of 5ood States %O5S& yang dirintis oleh 7illiam 5organ, berupa kuestioner yang merangkum keadaan emosi %mood& dalam hal kelelahan %fatigue&, amarah %anger&, kesiagaan %vigour&, ketegangan %tension&, bingung %confusion&, dan depresi %Bond, (EE+? 3erry, (EEC, ON4onnor, (EEC&. 3erry menyimpulkan bah8a mood merupakan keadaan yang relatif berubah!ubah sesuai lingkungan yang dihadapi oleh atlet, sehingga lebih berguna jika profiling mood ini dilaksanakan lebih kerap untuk memastikan bah8a tidak ada risiko gangguan emosi % performance#threatening mood & dari atlet sebelum bertanding. Begitu mengetahui bah8a mood atlet sedang diliputi ketegangan atau amarah, pelatih masih memiliki kesempatan untuk berupaya mendinginkanN perasaan atletnya. Bahkan upaya ini telah dimanfaatkan oleh tim olimpiade musim dingin @nggris untuk memonitor emosi para atletnya sejak empat hari sebelum pertandingan. @dealnya, profil mood atlet sebelum bertanding menggambarkan apa yang disebut 5ogan sebagai profil gunung es‖ , yang merupakan gabungan garis yang menghubungkan titik!titik dari keenam faktor mood di atas, yang menonjolkan faktor kesiagaan %vigour& di atas skor rata!rata dan beradanya faktor lain di ba8ah skor rata!rata %lihat gambar&. ;ebih menjulang puncak gunung es!nya pada faktor kesiagaan, maka semakin potensial mood atlet itu untuk tampil meyakinkan. $ika puncak gunung itu beraa pada faktor lain, sementara faktor kesiagaan berada pada titik yang rendah, kondisi itulah yang menurut 3erry yang harus segera diubah dengan beberapa teknik relaksasi dan mental rehearsal, atau bahkan dengan cara mendinginkan diri secara khusus %Butler, (EEC&. D. SELE$SI PESENAM 1. PEMILIHAN SECARA ISUAL
erhatikan kecenderungan tubuh anak secara teliti dalam hal!hal penyimpangan berikut: a. Bahu yang tidak simetris, pada keadaan normal maupun ketika direntangkan. b. 3ulang belikat %Scapula& yang menonjol c. 3ulang selangka %clavicula& yang tajam dan menonjol keluar. d. 3ulang iga %thora>& yang tidak simetris. e. Dada burung 32
f. 3ulang dada %sternum& yang menonjol g. ;engan yang terlalu pendek atau terlalu panjang. h. 3ungkai yang terlalu pendek dan togok yang terlalu panjang. i. 3idak dapat merentangkan lengan dan tungkai j. ;engan dan tungkai yang hiper!ekstensi k. Bentuk perut yang menonjol ke samping. l. ;ordose, kipose dan skoliose. m. anggul yang lebar %lingkarnya lebih besar dari lingkar dada& n. anggul yang tidak simetris. o. Bentuk kaki yang O atau P. p. #urangnya kelentukan pada pergelangan kaki %ankle& Q. #aki datar. r. ;eher terlalu pendek atau terlalu panjang. !. PARAMETER ANTR-P-METRI$
=S=')5 )3@S3@# /3), /S@) F 3)G/' 3@'11@ B=D@@ %45& 3@'11@ D/D/# %45& )'$)'1 ;='1)' %45& )'$)'1 3/'1#)@ %45& D@)5=3= )'11/; %45& B=)3 B)D)' %#1& @'D=#S 3@'11@ D)' B=)3 B)D)'
(( ! ((H ! F -C ! -H.F F( ! F. (H ! (E. (F ! (E. .(- ! .(C
=S=')5 )3@S3@# /3@, /S@) F 3)G/' 3@'11@ B=D@@ %45& 3@'11@ D/D/# %45& )'$)'1 ;='1)' %45& )'$)'1 3/'1#)@ %45& D@)5=3= )'11/; %45& B=)3 B)D)' %#1& @'D=#S 3@'11@ D)' B=)3 B)D)'
(F ! ((H. ! F -C. ! -H.C F(.( ! F.H (C.E ! (H. (F ! (E .( ! .(H
=S=')5 )3@S3@# /3), /S@) C 3)G/' 3@'11@ B=D@@ %45& 3@'11@ D/D/# %45& )'$)'1 ;='1)' %45& )'$)'1 3/'1#)@ %45& D@)5=3= )'11/; %45&
((F ! (++ F+ ! F ! F ! FF. (H,H ! (E.F 33
B=)3 B)D)' %#1& @'D=#S 3@'11@ D)' B=)3 B)D)'
+ ! + .(FH ! .(HF
=S=')5 )3@S3@# /3@, /S@) C 3)G/' 3)G/' 3@'11@ B=D@@ %45& 3@'11@ D/D/# %45& )'$)'1 ;='1)' %45& )'$)'1 3/'1#)@ %45& D@)5=3= )'11/; %45& B=)3 B)D)' %#1& @'D=#S 3@'11@ D)' B=)3 B)D)'
((C ! ((E F ! F -H. ! (.+ F+ ! F (E,( ! +( (H. ! +(. .(H ! .(H
=S=')5 @35@#, /S@) F 3)G/' 3@'11@ B=D@@ %45& 3@'11@ D/D/# %45& )'$)'1 ;='1)' %45& )'$)'1 3/'1#)@ %45& D@)5=3= )'11/; %45& B=)3 B)D)' %#1& @'D=#S 3@'11@ D)' B=)3 B)D)'
((- ! ((E E ! F -H.( ! -E.( F+.( ! F-.( (C,H ! (H,+ (.( ! (F.C .( ! .(-
,. $UALITAS ISI$ DAN M-T-RI$
)3@S3@# /3), /S@) F 3)G/' #/);@3)S <@S@# #=#/)3)'
O7= #=;='3/#)'
#=4=)3)' #=S=@5B)'1)'
#OOD@')S@
$='@S 3=S3 (. /SG / +. /;; /S . 5='11)'3/'1, )'1#)3 #)#@ ;O5)3 3)') )7);)' (. 5=5B/'1#/# #= D=)' +. S;@3 S)5@'1 . S@#) $=5B)3)' %B@D1=& -. #=;='3/#)' B)G/ D='1)' 3);@ (, ;)@ + 5=3= S3)3 B=D@@ (. $@'1$@3 5)3) 3=3/3/, 3)'1)' D@ )3)S #=);) +. $@'1$@3 S)3/ #)#@, ;='1)' D@='3)'1#)', 5)3) 3=3/3/ (. 3=S3 1=)#)' B)/ %;@G)3 4O'3OG&, $/5;)G #=S);)G)'
)3@S3@# /3@, /S@) F 3)G/' 34
F ( H H (F H (
S4O= ( ( + -
+ + (- F
-.2 F2
2 -2
.2 (!+2
F2
-2
(!+2
(!+
!-
!F
#/);@3)S <@S@#
$='@S 3=S3
S4O= F
-
+
(
C
+
+. /;; /S
F
(
. 5='11)'3/'1, )'1#)3 #)#@
F
#=#/)3)'
(. /SG /
O7=
;O5)3 3)') )7);)'
(-
(
(+
#=;='3/#)'
(. 5=5B/'1#/# #= D=)'
(
C
+
+. S;@3 S)5@'1
-
F
. S@#) $=5B)3)' %B@D1=&
(!+
+
-. #=;='3/#)' B)G/ D='1)' 3);@ (, ;)@ + 5=3= S3)3 B=D@@
-
-.2
2
.2
F2
-2
(!+2
F2
-2
(!+2
(!+
!-
!F
#=4=)3)' #=S=@5B)'1)'
#OOD@')S@
(. $@'1$@3 5)3) 3=3/3/, 3)'1)' D@ )3)S #=);) +. $@'1$@3 S)3/ #)#@, ;='1)' D@='3)'1#)', 5)3) 3=3/3/ (. 3=S3 1=)#)' B)/ %;@G)3 4O'3OG&, $/5;)G #=S);)G)'
=S=')5 @35@# F!C 3)G/' #/);@3)S <@S@# #=4=)3)' #=#/)3)' D@')5@S O7= #=;='3/#)'
#OOD@')S@ /5/5
$='@S 3=S3 (,
;)@
+
5=3=,
S3)3
5=;)")'1 (. )'1#)3 3/'1#)@ G@'11) E S=;)5) D=3@# %OS@S@ 5='11)'3/'1& ;O5)3 A=3@#); %45& (. 5=5B/'1#/# #= D=)' +. S;@3 S)5@'1 . S@#) $=5B)3)' %B@D1=& -. #=;='3/#)' D@')5@S D)@ )'11/; (. ;O5)3 B=/3) %3/'& )D) OOS ;O'1@3/D@');
/. $ARA$TERISTI$ $EPRIBADIAN2MENTAL ")'1 =;/ D@@D='3@<@#)S@ D)@ 4);O' =S=')5 35
F .
S4O= + .E! -.F -.(
(
(
C
H + ( R
(!(H + (!+ (+F R
+ (( + E R
F
+C
NE%ATI (. 5/D)G 5=')'1@S D);)5
P-SITI (. 3=1/G D)' @'1@' 5='4OB)
5='1G)D)@ 3/1)S +. S=@'1 B=/B)G #O'D@S@
3=/S +. 5OOD!'") S3)B@;
5OOD!'") . S=3=;)G 5='1G)D)@ 3/1)S
. S=3=;)G 5='1G)D)@ 3/1)S
")'1 5=)'1S)'1, S/;@3
")'1 5=)'1S)'1, 4=)3
5='=')'1#)' D@@ -. D@G)D)#)' )D) #O'D@S@
5='=')'1#)' D@@ -. D@G)D)#)' )D) #O'D@S@
")'1 B=/B)G!/B)G, @B/3, D)'
")'1 B=/B)G!/B)G, @B/3, D)'
@/G: 3=1)'11/ =G)3@)''")
@/G: 3@D)# 3=1)'11/
. 3@D)# 5='"/#)@ #O'D@S@
=G)3@)''") . 5='"/#)@ #O'D@S@ ;)3@G)'
;)3@G)' ")'1 #O5=3@3@< F. G)S@; S/)3/ 3/1)S 3@D)#
")'1 #O5=3@3@< F. G)S@; S/)3/ 3/1)S S)'1)3
S3)B@; C. =')5@;)' D@ ;)3@G)' ;=B@G
S3)B@; C. =')5@;)' D@ #=$/)))'
B)@# D)@)D) D@ #=$/)))'
;=B@G B)@#S)5) D)@)D) D@ ;)3@G)'
E. PETUN3U$ PELA$SANAAN TES DAN PEN%U$URAN
elaksanaan engukuran )nthropometrik (. engukuran 3inggi Badan )lat yang diperlukan: ! )lat engukur 3inggi Badan ita 5eteran ! )lat encatat elaksanaan: Subjek diminta berdiri tegak dengan bersandar ke tembok pada punggungnya, kemudian tempelkan sebilah balok kecil %buku, kotak kayu, dll.& yang keras dan tegak lurus di atas kepala subjek sampai menyentuh kepala. 3itik atau garis di mana balok itu menyentuh kepala, kemudian di ukur hingga ke lantai. 3entukan ukuran tinggi badan ini dalam centimeter. +. 5engukur 3inggi Duduk )lat yang diperlukan: !
5eteran 36
!
#ursi tanpa jok dan sandaran
elaksanaan: Subjek diminta duduk di kursi yang diletakkan di dekat tembok, dengan menyandar tegak ke tembok di belakangnya. 3empelkan balok kecil di atas kepala subjek hingga menyentuh kepala. 3itik atau garis di mana balok itu menyentuh kepala diukur hingga ke permukaan datar kursi terdekat. 3entukan ukuran tinggi duduk dalam centimeter. . 5engukur anjang ;engan )lat yang diperlukan: !5eteran elaksanaan: Subjek diminta berdiri tegak. /kurlah panjang lengan dari ujung bahunya hingga ke ujung jarinya. /ntuk pengukuran ini boleh dilakukan pada salah satu lengannya, atau kedua!duanya. 3entukan ukuran panjang lengan dalam centimeter. -. anjang 3ungkai )lat yang diperlukan: !
5eteran elaksanaan: Subjek diminta berdiri tegak menyandar tembok di belakangnya. 5intalah subjek mengangkat salah satu kakinya, untuk mengetahui titik sudut dari kaki yang terangkat tersebut, dan tandai titik itu dengan tetap menyentuhkan tangan pengukur pada titik itu. #emudian minta subjek mnurunkan kakinya kembali dan berdiri tegak kembali, tanpa melepaskan titik dimaksud. /kurlah panjang tungkai dari titik sudut tungkai ke lantai dalam centimeter
. Berat Badan )lat yang diperlukan: !
3imbangan badan. elaksanaan: 5intalah subjek berdiri di atas timbangan, dengan hanya mengenakan pakaian yang tidak menambah berat, termasuk topi dan sepatu yang harus dilepas. engukur kemudian melihat dan mencatat berat badan subjek dari ukuran yang tertera pada timbangan tersebut. 4atat ukuran berat badan dalam kilogram.
F. ;ebar anggul )lat yang diperlukan: 37
!
5eteran
elaksanaan: Subjek berdiri tegak menghadap ke petugas pengukur. /kurlah lebar panggul anak dengan mengukur bagian ujung kiri dan ujung kanan panggul pada bonggol tulangnya yang menonjol. 3entukan ukuran lebar panggul ini dalam centimeter. C. @ndek Berat Badan: 3inggi Badan )lat yang diperlukan: !
#alkulator
elaksanaan: Setelah ukuran tinggi badan dan berat badan diketahui, maka untuk menentukan indek berat badan!tinggi badan adalah dengan membagi ukuran berat %dalam kilogram& oleh ukuran tinggi badan %dalam centimeter&. Gasilnya adalah ukuran indek dari yang dimaksud, yang diambil dalam tiga desimal di belakang koma. ;akukan pembulatan sesuai ketentuan jika terdapat lebih dari tiga desimal di belakang koma.
='1/#/)' #/);@3)S <@S@# D)' 5O3O@# (. ush!/ps )lat yang diperlukan: 3idak ada elaksanaan: Subjek diminta mengambil posisi telungkup di lantai, dengan kedua tangan diletakkan di samping dada, dengan siku mengarah ke atas, dada menyentuh lantai. Dari posisi tersebut, subjek diminta melakukan push ups hingga kedua lengannya lurus dan kembali ke posisi semula hingga dada menyentuh lantai kembali. Gitungan dimulai ketika posisi tumpu dengan kedua lengan lurus dicapai. Gitungan hanya dilakukan untuk push!ups yang memenuhi ketentuan. ;akukan sebanyak!banyaknya tanpa dibatasi 8aktu. 5enghentikan gerakan pada posisi lengan lurus diperbolehkan dengan 8aktu istirahat yang tidak melebih + detik, sebanyak!banyaknya tiga kali. +. ull!/ps )lat yang diperlukan: !
alang dalam ketinggian yang mencukupi, dengan diameter palang tidak lebih dari centimeter %untuk putra& dan centimeter %untuk putri&.
elaksanaan: 38
Subjek menggantung pada palang dengan pegangan telapak tangan menghadap ke tubuh %atau anak diperbolehkan memilih&. Dari posisi tersebut lakukan pull!ups hingga dagu mele8ati ketinggian palang dan segera turun kembali hingga posisi gantungan dengan kedua lengan lurus. Skornya adalah jumlah ulangan pull!ups yang dilakukan dengan benar secara maksimum. . )ngkat kaki ke tangan %;eg ;ift to the bar& )lat yang diperlukan: !
alang dalam ketinggian yang mencukupi, dengan diameter palang tidak lebih dari centimeter %untuk putra& dan centimeter %untuk putri&.
elaksanaan: Subjek menggantung pada palang dengan pegangan bebas. )ngkat kedua kaki hingga menyentuh palang tanpa terlebih dahulu mengayun atau melecutkan kaki ke belakang, dan kembali ke posisi menggantung. ;akukan sebanyak!banyaknya ulangan, dengan ketentuan memenuhi syarat di atas. -. )ngkat #aki E selama detik %itmik& )lat yang diperlukan: !
alang dalam ketinggian yang mencukupi, dengan diameter palang tidak lebih dari centimeter.
elaksanaan: Subjek menggantung pada palang dengan pegangan bebas. Dari posisi ini, angkat kedua kaki hingga membentuk sudut E dalam keadaan lurus, dan kembali ke posisi menggantung. ;akukan sebanyak!banyaknya dan secepat!cepatnya, dalam batas 8aktu detik. . Standing Broad $ump )lat yang diperlukan: !
ita 5eteran
3anda yang bisa dilekatkan ke lantai #apur atau magnesium ber8arna putih elaksanaan: Subjek berdiri dengan menempatkan ujung jari kakinya yang sudah dilumuri magnesium persis di belakang pita pembatas Dengan dia8ali mengayunkan kedua lengannya ke belakang dan membengkokkan kedua lututnya tanpa berpindah tempat, subjek segera melakukan lompatan ke depan sejauh!jauhnya dan mendarat tanpa jatuh ke lantai. Segera ukur jarak lompatan, dari mulai ujung pita terjauh hingga ke bekas 39
pendaratan terdekat. 3entukan ukuran dalam centimeter. Subjek diberi kesempatan melakukan lompatan sebanyak tiga kali, dengan hasil terbaik yang diambil. F. Aertical $ump %itmik& )lat yang diperlukan: !
5eteran yang keras#apur atau magnesium
elaksanaan: Subjek berdiri menyamping ke tembok, dengan terlebih dahulu memberi tanda ketinggian jangkauannya pada saat berdiri di tembok. #emudian dengan mengambil ancang!ancang, anak diminta melompat ke atas dan menjangkaukan kembali lengannya ke tembok sehingga tertinggal tandanya secara jelas. /kurlah ketinggian lompatan anak dari mulai
ketinggian jangkauan berdirinya hingga ke ketinggian jangkauan
lompatannya. 3entukan ukuran dalam centimeter. Subjek diberi kesempatan melakukan lompatan sebanyak tiga kali, dengan hasil terbaik yang diambil. C. 5embungkukkan 3ubuh %Body Bent& )lat yang diperlukan: !
ita meteran
Bangku untuk berdiri elaksanaan: Subjek diminta berdiri di atas bangku atau kursi yang sudah dipasangi meteran ke ba8ahnya. Bungkukkan badan, tanpa membengkokkan lutut, dan jangkaukan jari!jari tangan ke ba8ah sejauh mungkin, dengan kedua tangan saling bertumpang tindih dalam posisi sejajar. 3andai hasil jangkauan tersebut, dan tentukan panjang jangkauan dalam centimeter. Semakin jauh semakin baik. H. #ayang %Bridge& )lat yang diperlukan: !
ita meteran
!
5atras
elaksanaan: Subjek diminta melakukan kayang atau sikap jembatan, dengan sikap lengan lurus dan kedua lutut rapat dan lurus dengan tumit menyentuh lantai. $arak yang diukur adalah dari tumit ke ujung jari tangan terdekat. 3entukan ukuran dalam centimeter. E. Split atau #aki #angkang depan )lat yang diperlukan: !
ita meteran 40
!
5atras
#eterangan: Split yang diminta adalah sikap buka kaki kangkang dalam dua sikap yang berbeda, yaitu %(& sikap split dengan kaki kiri atau kaki kanan di depan, %keduanya disebut split depan, pilih yang terbaik& dan %+& sikap split dengan membuka kedua kaki ke kedua sisi tubuh %disebut split samping&. elaksanaan: Dengan membuka kaki ke depan atau ke samping, subjek mencoba mencapai sikap kangkang selebar mungkin hingga dapat menyentuhkan kedua pangkal pahanya ke lantai, tanpa menekuk lutut atau bagian kaki sedikitpun. Semakin dekat jarak kedua pangkal paha ke lantai semakin baik, dengan skor terbaik adalah %& dalam centimeter. /ntuk kaki split depan, jarak yang diukur adalah bagian pangkal paha dari kaki depan ke lantai. Sedangkan pada split samping, jarak yang ditentukan adalah jarak titik tengah kedua pangkal paha ke lantai. 4ara menetukan skor: 3entukan skor untuk masing!masing split dalam satuan centimeter, dan hasil dihitung masing!masing. (. Shoulder ibility %#elentukan Bahu& )lat yang diperlukan: !
ita meteran
3ongkat atau tali yang cukup besar elaksanaan: Sikap a8al, subjek berdiri dengan memegang tongkat atau tali yang disediakan dengan kedua tangan dengan lengan lurus di depan dada, dalam jarak tertentu. /kurlah jarak pegangan kedua tangan tersebut tersebut terlebih dahulu, 8alaupun belum dicatat. Dengan pegangan tersebut, subjek diminta mengangkat kedua lengannya ke atas belakang, dan dalam sikap lengan tetap lurus, subjek harus berhasil menempatkan kedua lengannya di belakang badan %inlocate&. #emudian kembali ke posisi semula %dislocate ke posisi netral lagi& dengan cara yang sama dalam arah sebaliknya. $arak di mana pesenam berhasil melakukan inlocate dan dislocate dengan memegang tongkat tadi diukur dalam satuan centimeter dan menjadi skor fleksibitas bahunya. /ntuk pengukuran ini, pesenam diperbolehkan mencoba beberapa jarak yang diperkirakan sesuai bagi dirinya, atau dilakukan secara berulang!ulang untuk menentukan jarak yang 41
tepat, hingga dirinya tidak mampu lagi melakukannya. Semakin kecil jarak kedua pegangan tangan, semakin baik skornya. ((. Sprint + meter )lat yang diperlukan: !
Stop8atch
!
uang yang mencukupi untuk melakukan sprint sepanjang + meter %dengan perhitungan terdapat jarak untuk deselerasi&.
!
3anda untuk menandai batas start dan finish.
!
Bendera untuk starter
elaksanaan: /ntuk melaksanakan tes ini sedikitnya diperlukan dua orang petugas, satu untuk menjadi starter dan satu lagi untuk timer. Subjek lari secepat!cepatnya dalam jarak + meter dengan start berdiri. 7aktu tempuh diukur dari ketika bendera starter mulai bergerak, sampai ketika togok subjek menyentuh bidang tegak %maya& garis finish. /kuran 8aktu dalam satuan detik. (+. #eseimbangan ( %$ingjit dua kaki, pejamkan mata& )lat yang diperlukan: !
Stop8atch
elaksanaan: )nak diminta berdiri dengan kedua kakinya dalam posisi tegak. #emudian minta anak memejamkan kedua matanya, dan pada saat bersamaan diminta menjingjitkan kakinya, dan segera mengangkat kedua lengannya lurus ke atas. /kurlah lamanya ia berhasil mempertahankan
posisinya
dalam
keadaan
mata
terpejam,
dengan
stop8atch#etidakseimbangan yang besar atau berubahnya posisi jingjit secara nyata merupakan akhir dari posisi yang diminta. /kur dalam detik. (. #eseimbangan + %$ingjit satu kaki, lengan terentang ke samping, pejamkan mata& #etentuannya sama dengan test nomor (+, kecuali kaki yang berjingjit hanya satu kaki, kaki lainnya di angkat di saamping kaki yang lain, serta posisi lengan yang direntangkan ke samping. (-. #oordinasi /mum %itmik& )lat yang diperlukan: !
Sebuah lingkaran berdiameter ( meter yang sudah ditandai sudut!sudutnya, dengan dibagi menjadi empat area, yaitu area E, area (H, area +C, dan area F.
elaksanaan: 42
)nak diminta berdiri di tengah lingkaran dalam posisi netral. #emudian ia bersiap!siap untuk melakukan lompatan berputar, dan segera melakukannya. "ang harus diperhatikan oleh tester adalah, seberapa banyak putaran ia berhasil melakukannya sampai ia mendarat kembali ke posisi berdiri. 3entukan apakah putaran yang dilakukan sebesar E, (H, +C, F, atau lebih dari F. 3entukan secara pasti dilihat dari bagaimana posisi kaki anak tersebut ketika mendarat. (. #oordinasi )lat yang diperlukan: !
3idak ada yang khusus, kecuali tugas gerak yang akan disertakan dalam lampiran ini.
#eterangan: /ntuk pengetesan kemampuan koordinasi, tim peneliti menggunakan tes koordinasi yang digunakan secara resmi di Bulgaria %Gadjiev dan )ndonov, (EE(&. 3es ini terdiri dari tugas untuk mengikuti gerakan instruktur secara benar, setelah diberi kesempatan untuk melihat gerakan tersebut terlebih dahulu sebanyak dua kali. 3esnya terdiri dari gerakan, yang masing!masing terdiri dari serangkaian gerak. ;akukan setiap rangkaian sebanyak kali, dan dihitung jumlah kesalahannya.
43
BAB III PENUTUP A. $esm(ulan
Salah satu pembentukan karakter manusia adalah melalui olahraga. roses pembinaan olahraga menuju prestasi puncak didalamnya termasuk pembentukan karakter yang akan memba8a atlet menuju prestasi yang maksimal. Demikian halnya dengan senam aerobic gymnastics, latihan yang dilakukan pun diprogram sebagai dasar menuju prestasi. esenam pemula harus terampil melakukan basic steps sebagai dasar aerobic gymanstics dan mampu melakukan elemen sesuai usia dalam !ode of %oints. Semua hal itu bisa tercapai dengan latihan yang terprogram dam kemauan keras dari pesenam untuk maju dan berprestasi. Selain itu senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi arti penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dan secara umum dapat dikatakan, bah8a hubungan antara proporsi tubuh dan ukuran!ukurannya %dimensi anthropometris& terhadap prestasi atau penampilan senam dilandaskan pada aspek mekanika gerak yang sangat signifikan membentuk keterampilan senam pada umumnya %)bernethy et al., (EEC&. Dengan kata lain, penelusuran terhadap aspek morfologis pada pesenam terkait erat dengan kajian biomekanika yang melandasi terbentuknya keterampilan senam yang demikian kompleks tersebut. )spek morfologis, organis, fisiologis, erseptual Dan 'euromuscular seorang atlet berhubungan dengan kualitas komponen kebugaran tubuh, seperti dalam hal daya tahan,
kekuatan,
po8er,
kelentukan,
serta
kecepatan,
%oleh
Bompa,
(EH,
dikelompokkan sebagai biomotor abilities&, karena komponen!komponen tersebut terkait erat dengan kualitas organis dan fisiologis atlet. Secara umum, kelima aspek di atas menyumbang secara dominan terhadap keberhasilan penampilan pesenam dalam 44
seluruh alat. Oleh karena itu mudah dipahami, bah8a dalam proses latihan senam dan dalam proses pemilihan bibit pesenam, kelima aspek dari kemampuan fisik % physical competencies& tersebut selalu mendapatkan perhatian yang serius. Dan tinggal bagaimana pelatih bisa mengembangkan program – program latihan untuk memperoleh prestasi dari atlet!atlet berbakat tersebut .
DATAR PUSTA$A
!
)tkinson, $ohn %(EE-&: 3he
!
Bompa, 3udor O. %(EH&: 1heory and "ethodology of 1raining0 1he )ey to Athletic %erformance. DubuQue, @o8a. #endallGunt ublishing 4ompany.
!
Bond, $.7. %(EE+&: 3he @ndividual )thlete, dalam Bloomfield, $.,
!
Butler, ichard %(EEC&: erformance rofiling: )ssessing the 7ay ford: Butter8orth! Geinemann.
!
!
!
Gadjiev, '. and )ndonov, #. %(EE(&: Selection Of 3he 3alents @n 1ymnastics, dalam #umpulan 5ateri Seminar Scientific K 5ethodological for 1ymnastics 4oaches, $akarta, ersani.
!
Gartley, 1eraldine %(EE-&: ) 4omparison of 3he Soviet and =ast 1erman 1ymnastics Systems, dalam Golt, $im %ed&, .nternational /ymnastics $ystems0 An Anthology, )ustralian 1ymnastics
!
Hibana S, Sahman. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PG!" Pr#$$
! %o&ita '#$(ati. 2003. Execution. %akarta: P) P#r$ani !
5ahendra, ). dkk.: %+(&: rofil esenam @ndonesia, ;aporan enelitian %tidak dipublikasikan&. royek enelitian #erjasama #O'@ usat dengan <O# /@. 45
!
5ahoney, 5., )vener, $., and )vener, 5arshall %(EH&: sychological
*
;ynne Brick. +(. 2ugar dengan $enam Aerobik . $akarta: 3 ajagrafindo
ersada !
ussell, #eith. %(EHF&: !oaching !ertification "anual, .ntroductory /ymnastics3 4anada, 4anadian 1ymnastics
!
Schmid, )ndrea B. and eper, =ric %(EH&: Do "our 3hings 7hen @t 4ounts, dalam /nestahl, ;ars!=ric %ed&, 1he "ental Aspects of /ymnastics, Orebo, S8eden, A=$= ubl. @nc.
!
Schmidt, ichard ). %(EE(&: "otor Learning 4 %erformance, from %rincipples to %ractice. 4hampaign, @;., Guman #inetics. Schmidt, ichard ). %(EHH&: "otor !ontrol and Learning0 A 2ehavioral 5mphasis %+nd ed.&. 4hampaign, @;: Guman #inetics.
!
Singer, obert '. %(EH&: "otor Learning and Human %erformance0 An Application to "otor $kills and "ovement 2ehaviors %rd =d.&, 'e8 "ork, 5acmillan ublishing 4o.
!
Soetjiningsih. (EE. 1umbuh )embang Anak . $akarta: enerbit Buku #edokteran =1@ ........+!+H.!ode of %oints $port Aerobics. ........++. "odel %engembangan "otorik Anak %rasekolah. $akarta: Ditjen Olahraga Depdiknas
!
3aylor, $im %(EEF&: @ntensity egulation and )thletic erformance, dalam aalte, $udy ;. Aan and Bre8er, Britton 7. %eds&, 5xploring $port and 5xercise %sychology. 7ashington D4., )merican sychological )ssociation.
!
/nestahl, ;ars!=ric %(EH&: 5ental 1ymnastics, dalam /nestahl, ;ars!=ric %ed&, 1he "ental Aspects of /ymnastics, Orebo, S8eden, A=$= ubl. @nc.
!
7illiam, $ean 5. K ;effing8ell, 3had . %(EEF&: 4ognitive Strategis in Sport and =>ercise sychology, dalam aalte, $udy ;. Aan and Bre8er, Britton 7. %eds&, 5xploring
$port
and
5xercise
%sychology.
sychological )ssociation.
46
7ashington
D4.,
)merican
PEMANDUAN BA$AT %4MNASTIC
Dosen engampu : rof. Dr. Sukadiyanto
Dsusun -leh 5 4-HANES DANAN% MD NIM. 1,611!017!8
Disusun 1una 5emenuhi 3ugas 5ata #uliah emanduan Bakat Olahraga Semester @@ rogram ascasarjana
PR-DI ILMU $E-LAHRA%AAN PR-%RAM PASCA SAR3ANA 47