BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam
pembebanan
melebihi
140
mg%
maka
dilanjutkan
dengan
pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa
,
25%
kemungkinan
akan
berkembang
menjadi
DM.
DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating, juga saat persalinan.
1
Wanita dengan DMG hampir tidak pernah memberikan keluhan, sehingga perlu dilakukan skrining. Deteksi dini sangat diperlukan untuk menjaring DMG agar dapat dikelolah sebaik-baiknya terutama dilakukan pada ibu dengan faktor risiko. Akibat dari DMG ini dampaknya hanya akan kelihatan setelah beberapa tahun kemudian apabila tidak ditangani dari sekarang akan memicu peningkatan angka kejadian DM. Dengan adanya deteksi dini pada ibu hamil juga dapat membantu untuk meningkatan kesejahteraan ibu baik selama kehamilan ataupun sesudah masa kehamilan.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep Medis dari Gestasional Diabetes Mellitus (GDM)? 2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan dari Gestasional Diabetes Mellitus (GDM)? 1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum a. Mengetahui konsep Medis Gestasional Diabetes Mellitus(GDM) b. Mengetahui konsep Asuhan Keperawatan Gestasional Diabetes Mellitus(GDM) 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengertian DM b. Mengetahui pengertian DM pragestasi c. Mengetahui pengertian Gestasional Diabetes Mellitus(GDM) d. Mengetahui etiologi Gestasional Diabetes Mellitus(GDM) e.
Mengetahui patofisiologi Gestasional Diabetes Mellitus(GDM)
f. Mengetahui Pathway Gestasional Diabetes Mellitus(GDM)
2
g. Mengetahui Asuhan keperawatan pada Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) 1.4 Manfaat Penulisan
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan kehamilan 2.
Agar mengetahui apa yang dimaksud Diabetes Mellitus (DM)
3. Dapat menjelaskan kaitan Diabetes Mellitus Mellit us (DM) dengan Ibu Hamil 4. Mampu menerapakan asuhan keperawatan ibu hamil dengan penyakit Diabetes Mellitus sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian
Menurut Dunning (2009) Diabetes mellitus adalah penyakit metabolic dimana terjadi gangguan kapasitas tubuh dalam menggunakan glukosa, lemak dan protein akibat kekurangan insulin atau resistensi insulin. Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai derajat apapun intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan. Hal ni berlaku baik insulin atau modifikasi diet hanya digunakan untuk pengobatan dan apakah atau tidak kondisi tersebut terus berlangsung setelah set elah kehamilan. Ini tidak ti dak mengesampingkan kemungkinan bahwa intoleransi glukosa yang belum diakui mungkin telah dimulai bersamaan dengan kehamilan (WHO-World Health Organisation 2011). Diabetes
mellitus
gestasional(GDM)
merupakan
intoleransi
karbohidrat yang mengakibatkan hiperglikemia dengan keparahan yang beragam dan onset atau deteksi pertamakali pada saat hamil. Definisi ini berlaku tanpa memandang apakah hormone insulin digunakan atau tidak dalam penangananya ataukah keaadaan tersebut tetap bertahan setelah kehamilan berakhir. Intoleransi glukosa dapat mendahului kehamilan tetapi keadaan ini tidak diketahui penyebabnya. (prawihardjo, 2010) Menurut American diabetes association (2014) menyebutkan bahwa wanita hamil yang tidak memiliki riwayat diabetes tetapi memiliki kadar gula darah yang tinggi selama kehamilan dapat disebut sebagai diabetes mellitus gestasional (GDM) berdasarkan kriteria diagnosa terakhir mengenai diabetes mellitus gestasional memiliki efek sebesar 18% selama kehamilan.
2.2 Etiologi
GDM adalah gangguan (secara luas) pada kehamilan akhir, yang disebabkan oleh peningkatan stimulasi pankreas yang berhubungan dengan kehamilan. Penyakit diabetes mellitus yang terjadi selama
4
kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran sel.
Menurut Kapita Selekta Jilid III 2006, yaitu: 1. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dancoxsakie B4 2. Obesitas atau gemuk, perubahan gaya hidup yang tidak sehat dari pola makan 3. Herediter, sebagai pewaris sifat dari induknya ke keturunannya secara biologi melalui gen (DNA) 4. Riwayat melahirkan bayi dengan BB lebih dari 4 kg, pancreas janin mulai menyekresi insulin pada usia gentasi 10 sampai 14 minggu.insulin bekerja sebagai pertumbuha, menyebabkan janin membuang kelebihan glikogen, protein, dan jaringan adipose, sehingga ukuran janin meningkat. 5. Riwayat abortus yang berulang – ulang, berhubungan dengan control glikemia yang buruk pada saat konsepsi dan pada minggu awal kehamilan. 6. Usia mulai tua, seiring bertambahnya umur kekebalan tubuh juga menurun terhadap penyakit penyakit seperti diabetes mellitus
2.3 Manifestasi Manifestasi klinis
1. Poliuri (banyak kencing) Hal ini disebabkan oleh kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic dieresis yang mana gula banyak menarik cairan dan eletrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing 2. Polidipsi (banyak minum) Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien banyak minum
5
3. Polifagi (banyak makan) Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan itu akan berada di pembuluh darah. Mengakibatkan: Mengakibatkan: a. Penurunan berat badan b. Kesemutan dan gatal c. Pandangan kabur d. Pruritus vulva pada wanita e. Lemas, mudah letih, dan tenaga kurang
Hal ini disebabkan kehabisannya glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusaha mendapatkan peleburan zat – zat dari bagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak.
2.4 Klasifikasi
Pada diabetes mellitus gestasional, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si ibu: 1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil 2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil Klasifikasi DM dengan kehamilan menurut Pyke(2009): 1. Kelas 1: gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan 2. Kelas 2: pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil 3. Kelas 3: pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh
darah
seperti
retinopati,
nefropati,penyakit
pembuluh darah panggul panggul dan pembuluh darah perifer.
6
2.5 Komplikasi
Komplikasi mellitus gestasional (GDM) dapat dibagi menjadi 2 kategori: 1. Pengaruh pada ibu a. Polihidramnion biasa terjadi tanpa sebab yang tidak diketahui, keadaan ini dapat berkembang menjadi ketuban pecah dini (KTD), dan kegawatan nafas. b. Kemungkinan terjadinya preeklamsi meningkat empat kali c. Infeksi lebih sering terjadi dan mungkin menjadi lebih erat d. Seksio sesaria lebih umum terjadi dan mungkin terjadi karena makrosomia janin, kegawatan janin, dan kondisi yang memburuk pada minggu terakhir kehamilan. e. Lebih sering terjadi pendarahan postpartum
f. Komplikasi
vaskuler
(misalnya:
retinopati
proliferas
dan
nefropati), khusunya individu yang sudah lama mendertia diabetes g. Komplikasi metabolik akut seperti serangan jantung dan stroke.
2. Pengaruh pada janin a. Kematian janin intrauterus b. Morbiditas neonates c. Modibitas janin
2.6 Patofisiologi dan Pathway
1. Patofisiologi Menurut purwaningsih (2010), patofisiologi diabetes mellitus gestasional adanya kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusuri,
Glukosa dapat
berdifusi secara tepat melalui plasenta kepada janin, sehingga kadar dalam darah janin hampir menyerupai pada kadar darah ibu.
7
Metabolism karbohidrat selama kehamilan karena insulin yang berlebihan masih banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan kehamilan (mitayani, 2009). Progesterone menyebabkan jaringan ibu resisten terhadap insulin daan menghasilkan enzim yang disebut insulinase. Pangkreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat maka akan timbul suatu keadaan yang disebut hiperglikemia. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai tiga kali dari normal. Hal ini disebabkan tekanan diabetic dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia menjadi masalah bila seorang ibu meningkatkan
insulin,
sehingga
ia
relative
hipoinsulin
yang
mengakibatkan hiperglikemia. Resisten insulin juga disebabkan adanya hormone estrogen, progesterone, kortisol, prolactin, dan plasenta lagtogen, hormone tersebut mempengaruhi aktivitas insulin. Kondisi tersebut dapat menimbulkan kompensasi tubuh seperti meningkatnya rasa haus (dipsi), mengekskresikan cairan (poliuri), dan mudah lapar (polifagia)
8
2. Pathway (Sumber: mitayani (2009))
Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup, diit, kehamilan, obesitas
Sel beta pangkreas terganggu
Produksi insulin Katabolisme rotein
Glukagon Liposis Asam Amino
BUN
Asam laktat
Hiperglikemia 60>140 mg/dl
Glukosuri
Hiperosmolaritas
koma
Asam lemak bebas
Asam lemak teroksidasi
Glukoneogenesis Diuretik osmotik
Kalori keluar
ketonemia
Sel kelaparan Rasa lapar
Ketonuri
Polifagi
Ketoasidosis
Perubahan nutrisi dari kebutuhan
Asidosis Metabolisme
Poliuri Hilang protein tubuh
Respon pendarahan darah lambat
Penurunan produk energy metabolisme
Dehidrasi
Rasa haus Keletihan
Polidipsi Resiko infeksi
Defisiensi pengetahuan Kekurangan 9 volume cairan
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes mellitus gestasional menurut Morgan (2009) yaitu : 1. Diagnosis dibuat berdasarkan TTG yang abnormal a. Bila TTG abnormal, pasien harus dirujuk untuk penatalaksanaan medis b. Bila TTG sedikit abnormal ( dua nilai abnormal, tidak ada nilaoi diatas 200 mg/dl), konsultasikan dengam dokter. Tindakan yang biasa dilakukan : 1) Atur diet diabetic 2200 – 2400 2400 kalori. Konsumsi 150 – 200 g karbohidrat (CHO)/hari 2) Konsumsi hanya CHO kompleks : pati, roti, buncis, kentang 3) Hindari semua karbohidrat murni, makan sedikit buah buahan 4) Konsumsi porsi makanan sama rata sepanjang hari : makan kudapat dan makanan pokok yang biasa dikonsumsi. Makan 2/7 saat makan malam dan 1/7 sebelum tidur c. Konsumsi 100 – 150g 150g protein/hari d. Konsumsi 45 – 90g 90g lemak/hari agtau sekitar 35% kalori total 2. Penatalaksanaan berkelanjutan : a. Bila memungkinkan, rujuk untuk pemantauan glukosa atau urin dirumah b. Jadwalkan pasien untuk GDT dan GD2PP setelah minggu menjalani diet. Makanan yang diberikan setelH UJI GD2PP harus makanan khusus penderita diabetes, bukan makanan tinggi karbohidrat. 3. Meningkatkan jumlah insulin a. Sulfonylurea (glipizide GITS, glibenclamide)
10
b. Meglitinide ( repaglinide, nateglinide) c. Insulin injeksi d. Meningkatkan sensitivitas insulin e. Biguanid/metformin f. Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone) g. Mempengaruhi penyerapan makanan h. Acarbose i.
Hati-hati resiko hipoglikemia berikan glukosa oral(minuman manis atau permen) 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu tersebut melakukan tes plasma glukosa puasa OGTT 75 gram glukosa.
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Menurut purwaningsih (2010) pemeriksaan penunjang diabetes mellitus gestasional meliputi: 1. Pemeriksaan protein Untuk mencari kemungkinan kelainan kongenital dan neorologis 2. Pasien diberi tes beban glukosa 50 gram dan 1 jam kemudian diperiksa kadar gula darahnya bila nilainya lebih dari 150 mg/dl maka perlu dilanjutkan tes toleransi glukosa 3 jam. TTG (Tes Toleransi Glukosa) 3 jam dan hemoglobin A1 C bila didapatkan salah satu hasil abnormal dari GDP, GD2PP atau 1 jam setelah pemberian 50 gram glukosa. Hasil dianggap normal bila: a. GDP > 105 mg glukosa/100 ml plasma b. Postpradial 2 jam > 120 mg/dl c. Satu jam setelah pemberian glukosa: 50 g > 140 mg/dl 3. Tes toleransi glukosa a. Glukosa puasa < 90 mg/dl b. Jam 1 kadarnya < 165 mg/dl c. Jam 2 kadarnya <147 mg/dl d. Jam 3 kadarnya < 125 mg/dl
11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian 1. Keluhan utama
a. Rasa mual dan Rasa ingin muntah . b. Penambahan berat badan berlebihan yang tidak adekuat . c. Poluri ( Banyak BAK ), Merupakan gejala umum pada penderita DM. Biasanya banyaknya BAK ini disebabkan oleh gula dalam darah (glukosa) yang terlalu banyak, sehingga akan membuat tubuh harus segera mengeluarkan kelebihan gula tersebut melalui ginjal bersama urine (air kencing). Gejala ini biasa muncul pada malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif lebih tinggi daripada malam hari. d. Polipdipsi ( Banyak Minum ) , Merupakan akibat reaksi tubuh karena banyak mengeluarkan urine. Gejala ini sebenarnya merupakan usaha tubuh untuk menghindari kekurangan cairan (dehidrasi). Oleh karena tubuh banyak mengeluarkan air ( dalam bentuk urin ), secara otomatis menimbulkan rasa haus untuk mengganti cairan yang keluar , akan timbul terus keinginan untuk terus menerus untuk minum. Sebaliknya jika ibu banyak minum maka akan menimbulkan keinginan untuk selalu kencing . Dua hal ini merupakan serangkaian sebab akibat yang akan terus terjadi selagi tubuh dapat mengendalikan kadar gula darahnya. e. Poliphagi ( Banyak makan), Merupakan gejala lain yang dapat dilihat . Gejala ini terjadinya karna disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Oleh karna itu ketidakmampuan insulin dalam menyalurkan gula sebagai sumber tenaga dalam tubuh, membuat tubuh merasa lemas seperti kurang tenang.
12
2. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Penyakit yang pernah di alami Diabetes adalah penyakit keturunan , jika ada salah satu keluarga yang sedarah menderita diabetes atau orang tua dari si Ibu penyandang diabetes maka kita sebagai tenaga kesahatan perlu memerlukan sesuatu tindakan . Namun , jika suami dari si Ibu adalah penyandang diabetes, ini tidak memengaruhi si Ibu dan janin jika si ibu tidak mempunyai riwayat keluarga dengan diabetes. Diabetes ini hanya dapat diturunkan melalui warisan genetic ( Dominan Autosomal ) . Namun bayi dapat berpontesi sebagai pengidap diabetes di masa mendatang karena memiliki gen diabetes dari si Ayah , meskipun si Ibu tidak memilik riwayat Diabetes .
b. Riwayat alergi : Apakah memiliki riwayat alergi terhadap obat,
makanan dan lainnya
c. Riwayat immunisasi : Apakah lengkap atau tidak, dan pernah
immunisasi apa saja
d. Kebiasaan : Apakah perokok, minum alcohol, konsumsi obat
tertentu dan lainnya
3. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat
penyakit
diabetes
mellitus,
jantung,
peningkatan
kolesterol darah, kegemukan, hipertensi, yang beresiko diturunkan secara genetik berdasarkan kebiasaan keluarganya.
13
4. Riwayat psikososial
Riwayat psikososial rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologis yang sering muncul muncul pada klien .
5. Riwayat kehamilan sekarang
a. Hamil muda, keluhan selama hamil muda Hamil tua, keluhan selama hamil tua, perubahan berat badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi, keluhan lain.
6. Riwayat antenatal care
Dimana
tempat
pelayanan,
beberapa
kali
perawatan
serta
pengobatan yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula dan perawatan yang diberikan.
7. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum : Jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa
lemah dan letih.
b. Tekanan darah : Gestational diabetes mellitus akan meningkatkan
resiko ibu untuk mengalami tekanan darah yang tinggi selama kehamilan yang beresiko untuk terkena preeklamsia dan eklamsia.
c. Nadi : Pada keadaan hiperglikemia biasanya nadi lemah .
d. Respirasi : Pada keadaan hiperglikemia atau diabetic ketoasidosis
biasanya respirasi meningkat dan napas bau keton.
e.
Suhu : Tidak ada gangguan bisa dikatakan normal
f.
Berat badan : Mengalami penurunan berat badan
14
g. Pemeriksaan fisik persistem
1. Sistem persyarafan : Adanya paresthesia
2. Sistem penglihatan : Pada keadaan hipoglikemia pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemia akan mengeluh pandangan redup 3. Sistem pernafasan : Pada keadaan hiperglikemia pernapasan cepat dan dangkal 4. Sistem pendengaran : Tidak ditemukan gangguan pada sistem
pendengaran 5. Sistem pencernaan : Adanya peningkatan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan 6. Sistem perkemihan : Adanya poliuri
7. Sistem kardiovaskuler : Perlu dikaji karena adanya peningkatan tekanan darah 8. Sistem endokrin : Ketidakmampuan menghasilkan hormone insulin 9. Sistem muskuluskeletal : Tidak ada gangguan dengan sistem muskuluskeletal 10. Sistem intergumen : Elastisitas kulit menurun
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik Diagnosis diabetes melitus ditegakkan bila kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (disertai (dis ertai gejala klasik hiperglikemia) ATAU Kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl ATAU kadar glukosa 2 jam ja m setelah TTGO >200 mg/dl ATAU kadar HbA1C >6,5%. Hasil yang lebih rendah perlu dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan TTGO di usia kehamilan k ehamilan antara 24-28 minggu.
15
Pemeriksaan konfirmasi dan pemeriksaan untuk ibu hamil tanpa faktor risiko dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu, dengan cara sebagai berikut. Minta ibu untuk makan makanan yang cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam lalu 2 jam kemudian.
Diagnosis
diabetes
melitus
gestasional
ditegakkan
apabila ditemukan: a. Kadar gula darah puasa > 92 mg/dl, ATAU b. Kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, ATAU c. Kadar gula darah setelah 2 jam > 153 mg/dl
9. Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan Menurut Gordon
a. Pola Nutrisi Pola makan : Ada perubahan frekuensi makan karena lapar yang dirasakan inu akibat dehidarasi dan starvasi . Sejumlah kalori hilang ke dalam air kemih , penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkonsumsikan hal ini penderita sering kali merasakan lapar sehingga banyak makan ( poliphagi ). Minum : > 8-9 gelas per hari karena pada penderita DM terdapat polyuriama penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum ( Polidipsi ).
b. Pola Eliminasi BAK : Sering kencing poliuri , Glukosa akan sampai ke urin . Jika kadarnya lebih tinggi lagi maka ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar Glukosa yang hilang karena ginjal mengahasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan maka penderita sering berkemih dalam jumlah besar .
16
BAB : Biasanya pada Ibu hamil tidak memiliki gangguan.
c. Pola Tidur – Istirahat Istirahat Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
d. Pola Aktifitas dan Latihan Aktifitas yang berlebihan pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat , pusing , nyeri pada kepala , berkeringat , letih , lemah, pernapasan yang dangkal dan pandangan kabur . Jika ini terjadi maka si Ibu akan rentan terhadap cedera dan jika rasa lapar berlebihan ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet si Ibu.
e. Pola Persepsi Diri : Adanya kondisi khawatir tentang kehamilan,
bayi dan keluarga
17
3.2 Analisa data
A. Analis Data No.
Data Fokus
Etiologi
Problem
Ketidakmampuan
Ketidak
merasa lapar
mengabsorpsi nutrient :
seimbangan
DO:
Hiperglikemia
nutrisi:
DS: Banyak
1.
makan
Penurunan dengan
,
Cepat
berat
asupan
badan
kurang
dari kebutuhan
makanan
adekuat DS:
2.
Merasa haus , tenggorokan
Kehilangan
kering,
Aktif
Cairan Kekurangan Volume Cairan
DO: Haus , Membran mukosa kering
,
Kulit
kering
,
Penurunan berat badan tiba tiba , Penurunan turgor kulit DS: Merasa lelah dan letih , rasa Kelesuan Fisiologi mengantuk , merasa sulit untuk melakukan aktivitas DO: 3.
Kelelahan , Kurang energi , Mengantuk , Tidak mampu mempertahakan fisik
pada
aktivitas
tingkat
yang
biasanya
18
Keletihan
DS: Merasa tidak nyaman 4.
Prosedur invasif
Resiko Infeksi
Kurang Informasi
Defisiensi
DO: Penyuntikan rutin insulin
DS: Kurang mengatahui penyakit yang sedang di derita . 5.
Pengetahuan
DO: Kurang
pengetahuan
Ketidakakuratan
,
mengikuti
perintah , Prilaku tidak tepat
3.3 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1. Kekuarangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan aktif 2. Ketidakseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan mengabsorpsi nuterient : Hiperglikemia 3. Keletihan berhubungan dengan Kelesuan fisiologi 4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi 5. Resiko infeksi berhubungan dengan Prosedur invasif
19
3.4 Intervensi
No
1.
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
Intervensi
Kekurangan
Setelah dilakukan
volume cairan
tindakan
b.d Kehilngan
keperawatan
cairan aktif
respon vantilasi
Manaejmen cairan
Rasional
1.1 Untuk mengontrol
1.1 Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output (pasien)
mekanik selama
1.2 Dukung pasien dan
3x24 jam diharapkan pasien
keluarga untuk membantu dalam
mengalami
pemberian makan
perubahan dari
dengan baik
skala 1(sangat terganggu) secara konsisten menjadi
1.3 Konsultasi dengan dokter jika tandatanda dan gejala
5(tidak
kelebihan volume
terganggu):
cairan menetap atau 1.Keseimbangan
memburuk
intake dan output dalam 24 jam (5) 2. Turgor kulit (5) 3. Kelembaban membrane mukosa (5)
4. Berat jenis urin (5)
20
asupan makanan atau cairan 1.2 Agar dapat membantu pasien dalam pemberian makanan yang baik 1.3 Untuk mengontrol tanda dan gejala pada pasien
2.
Ketidak
Setelah dilakukan
Manajemen
2.1 Untuk
seimbangan
tindakan
Hiperglikemi
megetahui tanda da
nutrisi : kurang
keperawatan
dari kebutuhan
kontrol nyeri
tubuh b.d
selama 3x24 jam
ketidak
diharapkan pasien
mampuan
mengalami
mengabsropsi
perubahan dari
nutrient :
skala 1 (sangat
Hiperglikemia
menyimpng dari
gejala pada pasien 2.1 Monitor tanda dan
yang lebih spesifik
gejala hiperglikemi : polyura, polidipsi,
2.2 Untuk
polifagi, kelemahan,
membatasi cairan
letargi, malaise,
yang masuk dan
pandangan kabur, atau
keluar pada pasien
sakit kepala 2.3 Untuk
rentan normal)
2.2 Monitor status cairan
mengajarkan pasien
(termasuk input dan
dan keluarga cara
output) sesuai kebutuhan
mengatasi penyakit
menyimpang dari
2.3 Berikan insulin
2.4 Untuk
rentan normal) :
sesuai resep
mengontrol tanda
secara konsisten menjadi skala 5 (tidak
dan gejala dari 1. Asupan gizi (5)
2.4 Intruksikan pada pasien dan keluarga
2. Asupan
mengenai manjaemen
makanan (5)
diabetes selama periode sakit, termasuk
3. Asupan cairan
pegggunaan insulin atau
(5)
obat oral, penggantin 4. Energi (5)
karbohidrat dan kapan mencari bantuan petugas kesehatan, seusuai dengan kebutuhan 2.5 Konsultasikan dengam dokter tanda dan gejala hiperglikemia yang menetap atau
21
hiperglikemia pada pasien
memburuk
3.
Keletihan b.d
Setelah dilakukan
kelesuan
tindakan
Fisiologi
keperawatan
Peningkatan tidur
3.1 Untuk memonitor jam
3.1 Monitor /catat pola
tidur pasien
tidur pasien dan jumlah
kontrol nyeri
jam tidur
selama 3x24 jam diharapkan pasien mengalami
kelelahan dan 3.2 Jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
perubahan dari
3.2 untuk mengatasi
mengoptimalkan fungsi
kehamilan, penyakit,
skala 1 (berat) secara konsisten
tekanan psikososial, dan
3.3 untuk menjaga
lain-lain
pola tidur pasien
3.3 Anjurkan pasien
3.4 Untuk
untuk menghindari
memberikan
maknan dan minuman
kenyamanan pada
yang menganggu tidur
pasien
3.4 Mulai/terapkan
3.5 Untuk menjaga
langkah-langkah
pola tidur pasien
kenyamanan sepertu
dan mengatasi
pijat, pemberian posisi,
kelelaahan pasien.
menjadi skala 5 (tidak ada) : 1. Kelelahn (5) 2. Kelesuan (5) 3. Kualitas tidur (5)
dan sentuhan afektif 3.5 Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan tidur
22
4.
Defisiensi
Setelah dilakukan
Pengetahuan tindakan b.d kurang
keperawatan kontrol
informasi
nyeri selama 3x24
Pengajaran : Proses
4.1 Untuk memberi
penyakit
pengetahuan lebih kepada pasien
4.1 Kaji tingkat pengetahuan pasien
jam diharapkan
terkait dengan proses
pasien mengalami perubahan dari skala
terhadap penyakit yang sedang diderita
penyakit yang spesifik 4.2 Untuk
1 (tidak ada
4.2 Jelaskan mengenai
pengetahuan) secara konsisten menjadi
proses penyakit, sesuai kebutuhan
skla 5 (pengetahuan sangat banyak)
4.3 Identifikasikan kemungkinan penyebab
1. Tanda dan gejala
sesuai kebutuhan
awal penyakit (5) 4.4 Berikan informasi 2. Peran diet dalam
pada pasien mengenai
mengontrol kadar
kondisinya, sesuai
glukosa darah (5)
kebutuhan
3. Rencana makan
4.5 Intruksikan pasien
yang dianjurkan (5)
mengenai tindakan untuk mencegah /
4. Hiperglikemia
meminimalkan efek
dan tanda gejala
samping penanganan dari
penyakit (5)
penyakit, sesuai 5. Prosedur yang
kebutuhan
harus diikuti dalam 4.6 Diskusikan
mengobati
perubahan gaya hidup
hiperglikemia (5)
yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi
23
mengetahui tiap proses penyakit yang diderita 4.3 Untuk memberikan informasi agar pasien lebih menjaga kondisinya 4.5 Untuk mengatasi efek samping dari penyakit 4.6 Untuk lebih mengatur gaya hidup pasien
6. Pemberian insulin pada masa yang akan yang benar (5)
datang dan mengontrol proses penyakit
5.
Resiko
Setelah dilakukan
infeksi b.d
tindakan
Prosedur
keperawatan kontrol
invasif
nyeri selama 1x24
Identifikasi resiko
Untuk identfikasi resiko disini
5.1 Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasikan bukti
jam diharapkan
yang menunjukkan
pasien mengalami perubahan dari skala
adanya penyakit medis, diagnosa keperawatan
1 (tidak pernah
serta peraatannya
menunjukkan) secara konsisten
5.2 Pertimbangkan status
menjadi skla 5
pemenuhan kebutuhan
(secara konsisten
sehari-hari
menunjukkan) :
perawat lebh berperan dalam pola kesehariannya seperti pola makan, pola istirahat, dan pasien diminta untuk menjaga aktivitas agar tidak membahayakan janin yang di dalam perutnya
5.3 Diskusikan dan 1. Mengidenfikasi
rencanakan aktivtas-
faktor rsiko infeksi
aktivitas pengurangan
(5)
resiko berkolaborasi dengan individu dan
2. Mengenali faktor
kelompok
resiko individu terkait infeksi (5)
24
3.5 Implementasi
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kekurangan
Setelah dilakukan tindakan
volume cairan
keperawatan respon
b.d Kehilngan
vantilasi mekanik selama
cairan aktif
3x24 jam diharapkan pasien mengalami perubhan dari skala 1(sangat terganggu) secara konsisten menjadi 5(tidak terganggu):
Implementasi Manajemen cairan
1.4 Menjaga intake/asupan yang akurat dan catat output (pasien) 1.5 Mendukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian makan dengan baik
1. Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam (5)
1.6 Konsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda dan gejala kelebihan volume cairan
2. Turgor kulit (5) 3. Kelembaban membrane mukosa (5) 4. Berat jenis urin (5)
25
menetap atau memburuk
2.
Ketidak
Setelah dilakukan tindakan
seimbangan
keperawatan kontrol nyeri
nutrisi : kurang
selama 3x24 jam
dari kebutuhan
diharapkan pasien
tubuh b.d
mengalami perubahan dari
ketidakmampu
skala 1 (sangat menyimpng men yimpng
an
dari rentan normal) secara
mengabsropsi
konsisten menjadi skala 5
nutrient :
(tidak menyimpang dari
Hiperglikemia
rentan normal) :
Manajemen Manajemen Hiperglikemi
2.1 Memonitor tanda dan gejala hiperglikemi : polyura, polidipsi, polifagi, kelemahan, Ltergi, malaise, pndangan kabur, atau sakit kepala 2.2 Memonitor status cairan (termasuk input dan output) sesuai kebutuhan
1. Asupan gizi (5) 2. Asupan makanan (5) 3. Asupan cairan (5)
2.3 Memberikan insulin sesuai resep 2.4 Mengintruksikan pada pasien dan keluarga mengenai
4. Energi (5)
manjaemen diabetes selama periode sakit, termasuk pegggunaan insulin atau obat oral, oral, penggantin karbohidrat dan kapan kapan mencari bantuan petugas kesehatan, seusuai dengan kebutuhan 2.5 konsultasikan dengan dokter tanda dan gejala hiperglikemia yang menetap atau memburuk
3.
Keletihan b.d
Setelah dilakukan tindakan
kelesuan
keperawatan kontrol nyeri
Fisiologi
selama 3x24 jam diharapkan pasien mengalami perubahan dari skala 1 (berat) secara
26
Peningkatan tidur
3.1 Memonitor /catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
konsisten menjadi skala 5 (tidak ada) : 3.2 Menjelaskan pentingnya tidur 1. Kelelahn (5)
yang cukup selama kehamilan, penyakit, tekanan psikososial, dan
2. Kelesuan (5)
lain-lain
3. Kualitas tidur (5)
3.3 Menganjurkan pasien untuk menghindari mknan dan minuman yang menganggu tidur 3.4 Memulai/menerapkan langkah-langkah kenyamanan sepertu pijat, pemberian posisi, dan sentuhan afektif 3.5 Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk mningkatkan tidur
4.
Defisiensi
Setelah dilakukan tindakan
Pengajaran : Proses penyakit
Pengetahuan keperawatan kontrol nyeri b.d kurang
selama 3x24 jam diharapkan
informasi
pasien mengalami perubahan dari skala 1 (tidak ada pengetahuan) secara konsisten menjadi skla 5 (pengetahuan
4.1 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik 4.2 Menjelaskan mengenai proses penyakit, sesuai kebutuhan
sangat banyak) 4.3 Mengidentifikasikan 1. Tanda dan gejala awal penyakit (5)
kemungkinan penyebab sesuai kebutuhan
2. Peran diet dalam mengontrol
27
4.4 Memberikan informasi pada
kadar glukosa darah (5)
psien mengenai kondisinya, kondisinya, sesuai kebutuhan
3. Rencana makan yang dianjurkan (5)
4.5 Mengintruksikan pasien mengenai tindakan untuk
4. Hiperglikemia dan tanda gejala penyakit (5)
mencegah/meminimalkan efek samping penanganan dari
5. Prosedur yang harus diikuti dalam mengobati
penyakit, sesuai kebutuhan 4.6 Mendiskusikan perubahan
hiperglikemia (5)
gaya hidup yang mungkin
6. Pemberian insulin yang
diperlukan untuk mencegah komplikasi pada masa yang akan
benar (5)
datang dan mengontrol proses penyakit 5.
Resiko
Setelah dilakukan tindakan
infeksi b.d
keperawatan kontrol nyeri
penyakit
selama 1x24 jam diharapkan
kronis :
pasien mengalami perubahan
Diabetes
dari skala 1 (tidak pernah menunjukkan) secara konsisten menjadi skla 5 (secara konsisten menunjukkan) : 1. Mengidenfikasi faktor rsiko
Identifikasi resiko 5.1 Mengkaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasikan bukti yang menunjukkan adanya penyakit medis, diagnosa keperawatan serta peraatannya 5.2 Mempertimbangkan status pemenuhan kebutuhan sehari-hari
infeksi (5) 2. Mengenali faktor resiko individu terkait infeksi (5)
5.3 Mendiskusikan dan rencanakan aktivtas-aktivitas pengurangan resiko berkolaborasi dengan individu dan kelompok
28
3.6 Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan berdasarkan subyektif, obyektif, analisis , dan planning nya dalah : 1. Diharapkan Keseimbangan cairan dalam tubuh dapat dapat teratasi 2. Diharapkan nutrisi dalam tubuh dapat terpenuhi 3. Rasa letih diharapkan dapat teratasi 4. Menunjukkan pemahaman terhadap penyakitnya 5. Diharapkan resiko infeksi dapat teratasi
29
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil, maka dinamakan DM pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan, maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila setelah 6 minggu persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes Gestasional, tetapi t etapi DM. Dm gstasional perlu penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan janin kedepannya. sehingga perlu diberikan asuhan keperawatan secara professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak lagi terjadi berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan
4.2 Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga dapat mengerti bagaimana asuhan keperawatan pada Gestasional Diabetes Mellitus (GDM), dan paham bagaimana konsep Medis yang terjadi pada Gestasional Diabetes Mellitus (GDM). sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan.
30
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, M.Irene, buku ajar keperawatan maternitas : penerbit buku kedokteran:EGC(2005) Journal Kaperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 Rifka, Kumala. diabetes bukan untuk ditakuti Jakarta:Fmedia (2014) serrano, Manuel,type 2 Diabetes mellitus, ELSEVIER(2010)
31