MAKALAH KIMIA FORENSIK
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010
BAB
I
PENDAHULUAN
Forensik berasal dari bahasa Yunani Forensis yang berarti "debat" atau "perdebatan. Forensik biasanya selalu dikaitkan dengan tindak pinada (tindak melawan hukum). Dalam buku-buku ilmu forensik pada umumnya ilmu forensik diartikan sebagai penerapan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan. Dalam penyidikan suatu kasus kejahatan, observasi terhadap bukti fisik dan interpretasi dari hasil analisis (pengujian) barang bukti merupakan alat utama dalam penyidikan tersebut. Dalam kelompok ilmu-ilmu forensik ini dikenal antara lain ilmu fisika forensik, ilmu kimia forensik, ilmu psikologi forensik, ilmu kedokteran forensik, ilmu toksikologi forensik, ilmu psikiatri forensik, komputer forensik dan sebagainya. Ilmu Forensik dikategorikan ke dalam ilmu pengetahuan alam dan dibangun berdasarkan metode ilmu alam. Dalam padangan ilmu alam sesuatu sesuatu dianggap ilmiah hanya dan hanya jika didasarkan pada fakta atau pengalaman (empirisme), kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikan oleh setiap orang melalui indranya (positivesme), analisis dan hasilnya mampu dituangkan secara masuk akal, baik deduktif maupun induktif dalam struktur bahasa tertentu yang mempunyai makna (logika) dan hasilnya dapat dikomunikasikan ke masyarakat luas dengan tidak mudah atau tanpa tergoyahkan (kritik (k ritik ilmu). Analisis forensik merupakan analisis senyawa kimia di dalam sampel yang digunakan sebagai data penunjang dalam kasus hukum dan kriminal. Termasuk dalam
analisis forensik adalah pemeriksaan sidik jari, cairan tubuh, toksikologi/keracunan, narkotika, kebakaran, ledakan dan lain-lain. Analisis kimia forensik sebagai bukti dalam pemeriksaan hukum dan kriminal mencakupi identifikasi barang bukti, pemeriksaan sidik jari, jari, pemeriksaan darah, pemeriksaan cairan tubuh
dan
pemeriksaan DNA. Penggunaan instrument penting dalam penyelidikan kasus-kasus kriminal. Sejak tahun 1960, GC-MS digunakan secara luas dalam Kimia Organik. Sejak saat itu terjadi kenaikan penggunaan yang sangat besar dari metode ini. Ada dua alasan utama terjadinya hal tersebut. Pertama adalah telah ditemukannya alat yang dapat menguapkan hampir semua senyawa organik dan mengionkan uap. Kedua, fragmen yang
dihasilkan
molekulnya.GC-MS
dari
ion
adalah
molekul singkatan
dapat dari
dihubungkan ³Ga ³Ga
s
dengan
struktur
Chrom at ogr ogr aphy-M aphy-M a ss
S pec pect t romet romet ri´. ri´. Instrumen alat ini adalah gabungan dari alat GC dan MS, hal ini berarti sampel yang hendak diperiksa diidentifikasi dahulu dengan alat GC (Ga Ga s Chromat Chromat ogr ogr aphy aphy))
baru,
kemudian
diidentifikasi
dengan
alat
MS
( M M a ss
S pec pect t romet romet ry). ry). GC dan MS merupakan kombinasi kekuatan yang simultan untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen-komponen campuran.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah kromatografi diturunkan dari fakta bahwa teknik ini mula-mula digunakan untuk memisahkan pigmen-pigmen (Greek, chroma chroma = warna, gr warna, gr aphein aphein = menggambar), tetapi dengan berbagai modifikasi maka teknik ini digunakan dalam pemisahan zat-zat kimia, dan tidak lagi selalu dihubungkan dengan senyawa-senyawa berwarna. Ketepatan dalam memilih prosedur semuanya tergantung pada perbedaan distribusi berbagai komponen-komponen campuran di antara dua fasa, yakni fasa bergerak dan fasa diam. Fasa bergerak dapat berupa cairan atau gas, dan fasa diam dapat berupa padatan atau cairan. Melalui kombinasi komponen-komponen tersebut maka diperoleh beberapa macam t eknik kromatografi seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Teknik Kromatografi
Dalam semua teknik teknik
kromatografi, zat terlarut yang akan dipisahkan
bermigrasi sepanjang suatu kolom (atau seperti dalam kromatograi kertas atau lapisan tipis, padatan fisika dari suatu kolom), dan tentu saja dasar pemisahan terletaknya dalam berbeda-bedanya laju bermigrasi untuk zat yang berlainan. Kita dapat membayangkan laju migrasi suatu zat terlarut sebagai suatu resultant dua faktor, satu cenderung untuk menggerakkan zat terlarut dan yang lain menghambatnya. Suatu beda sangat kecil antara dua zat terlarut dalam keteguhan adsorspinnya dan dalam antaraksinya dengan pelarut yang bergerak menjadi dasar pemisahan bila molekulmolekul zat terlarut itu berulang-ulang didistrubusikan antara kedua fase itu sepanjang kolom itu. Beberapa contoh kromatografi yang sering digunakan di laboratorium diberikan di bawah ini : A. Kromatografi partisi
Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem multikomponen. Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa stationer dan fasa mobil. Fasa stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobil adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang teradsorbsi. Contoh khas kromatografi partisi adalah kromatografi kolom yang digunakan luas karena merupakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa organik (Gambar 2). Kolomnya (tabung gela) diisi dengan bahan seperti alumina, silika gel atau pati yang dicampur dengan adsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel
kemudian diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sammpel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom. Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil) dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fasa stationer). Selama perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan partisi berulang-ulang. Laju penurunan berbeda untuk masing-masing zat terlarut dan bergantung pada koefisien partisi masing-masing zat terlarut. Akhirnya, zat terlarut akan terpisahkan membentuk beberapa lapisan. Akhirnya, masing-masing lapisan dielusi dengan pelarut yang cocok untuk memberikan spesimen murninya. Nilai R didefinisikan untuk tiap zat etralrut dengan persamaan berikut. R = (jarak yang ditempuh d itempuh zat terlarut) / (jarak yang ditempuh pelarut/fasa mobil).
Gambar 1. Diagram skematik kromatografi
B.
Kromatografi kertas
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan. Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka. Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi. Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.
Gambar 2. Contoh hasil kromatografi kro matografi kertas C.
Kromatografi gas
Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair). Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini. Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan
setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu. Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini. Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya, akan mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya analisik atau preparatif.
Gambar 3. Skema kromatografi kro matografi gas
Dalam kromatografi gas (yang biasa disebut carrier g a s) s) digunakan untuk membawa sample melewati lapisan material. Karena gas yang bergerak, maka disebut mobile ph pha se (fasa bergerak), sebaliknya lapisan material yang diam disebut stat stat iona ionary ph pha se (fasa diam). Ketika mobile phase membawa sample melewati stationary phase, sebagian komponen sample akan lebih cenderung menempel ke stationary phase dan bergerak lebih lama dari komponen lainnya, sehingga masingmasing komponen akan keluar dari stationary phase pada saat yang berbeda. Dengan cara ini komponen-komponen sample dipisahkan. Secara umum, peralatan GC terdiri dari: 1) Inject Inject ion ion Syst Syst em; em; 2) Oven; Oven; 3) Cont Cont rol rol Syst Syst em; em; 4) Column; Column; 5) De 5) Det t ect ect or or ; dan 6) D 6) Data ata Acquisit Acquisit ion ion Syst Syst em. em. Inject Inject ion ion syst syst em em Digunakan untuk memasukkan/menyemprot gas dan sample kedalam column. Ada beberapa jenis injection system: 1) P 1) P acked column inject inject or or ; umumnya digunakan dengan package column atau capillary column dengan diameter yang agak besar; injeksi dilakukan secara langsung (direct injection). 2) S pli plit/ t/ S S pli p lit t less less cap capill ill ary inject inject or or , digunakan dengan capillary column; sebagian gas/sample dibuang melalui split valve. 3) Tem per per at at ure ure progr progr amma mmable cool on-column, on-column, digunakan dengan cool capillary column, injeksi dilakukan secara langsung. Oven Digunakan
untuk
memanaskan
kolom
pada
mempermudah proses pemisahan komponen ko mponen sampel. Column
temperatur
tertentu
sehingga
Berisi stationary phase dimana mobile phase akan lewat didalamnya sambil membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis column, yaitu: 1) P 1) P acked column, column, umumnya terbuat dari glass atau stainless steel coil dengan panjang 1 ± 5 m dan diameter kira-kira 5 mm. 2) C apill apill ary column, column, umumnya terbuat dari purified silicate glass dengan panjang 10-100 m dan diameter kira-kira 250 mm. Beberapa jenis stationary phase yang sering digunakan: a) Polysiloxa Polysiloxanes untuk nonpolar analytes/sample. b) Polyet Polyet hylene hylene glycol untuk polar analytes/sample. c) Inorg anic atau p atau polymer olymer packing packing . Cont Cont rol rol syst syst em em Berfungsi untuk: 1) Mengontrol pressure dan flow dari mobile phase yang masuk ke column. 2) Mengontrol temperatur oven. o ven. Det Det ect ect or or Berfungsi mendeteksi adanya komponen yang keluar dari kolom. Ada beberapa jenis detektor, salah satunya adalah spektometer massa yang berfungsi mengukur perbedaan rasio massa/muatan (m/e) dari ionisasi atom atau molekul untuk menentukan kuantitasi atom atau molekul tersebut. Spektrometer Massa
Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu). Karena partikel-partikel bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak dibelokkan. Urutannya adalah sebagai berikut: Tahap pertama : Ionisasi
Atom di-ionisasi dengan emengambilf satu atau lebih elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon). spektrometer massa ini selalu bekerja hanya dengan ion positif. Tahap kedua : Percepatan Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama. Tahap ketiga : Pembelokan Ion-ion
tersebut
dibelokkan
dengan
menggunakan
medan
magnet,
pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang ediambilf pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin besar. Tahap keempat : Pendeteksian Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut d ideteksi dengan secara elektrik.
Gambar 3. Diagram spektrometer massa Keadaan hampa udara Penting bagi ion-ion yang telah dibuat dalam ruang ionisasi untuk dapat bergerak lurus dalam mesin tanpa bertabrakan dengan molekul2 udara. Ionisasi
Gambar 4. Tahap ionisasi
Sampel yang berbentuk gas (v (vaporised aporised sa sam ple ple)) masuk ke dalam ruang ionisasi.
Kumparan
metal
yang
dipanaskan
dengan
menggunakan
listrik
emelepaskanf elektron-elektron yang ada pada sampel dan elektron-elektron lepas itu menempel pada perangkap elektron (elec (elect t ron ron t r rap) a p) yang mempunyai muatan positif po sitif.. Partikel-partikel dalam sample tersebut (atom atau molekul) dihantam oleh banyak sekali elektron-elektron, dan beberapa dari tumbukan tersebut mempunyai energi cukup untuk melepaskan satu atau lebih elektron dari sample tersebut sehingga sample tersebut menjadi ion positif. Kebanyakan ion-ion positif yang terbentuk itu mempunyai muatan +1 karena akan jauh lebih sulit untuk memindahkan elektron lagi dari sample yang sudah menjadi ion positif. Ion-ion positif yang terbentuk ini ediajak keluarf dan masuk ke bagian mesin yang merupakan sebuah lempengan metal yang bermuatan positif ( Ion re pellel pellel ). ). Percepatan
Gambar 5. Tahap percepatan
Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi yang sangat positif itu akan melewati 3 celah, dimana celah terakhir itu bermuatan 0 V. Celah yang berada di tengah
mempunyai voltase menengah. Semua ion-ion tersebut dipercepat sampai menjadi sinar yang sangat terfokus. Pembelokkan
Gambar 6. Tahap pembelokkan
Ion yang berbeda-beda akan dibelokkan secara berbeda pula oleh medan magnet. Besarnya pembelokan yang dialami oleh sebuah ion tergantung pada: 1. Massa ion tersebut. Ion-ion yang bermassa ringan akan dibelokkan lebih daripada ion-ion yang bermassa berat. 2. Muatan ion. Ion yang mempunyai muatan +2 (atau lebih) akan dibelokkan lebih daripada ion-ion yang bermuatan +1. Dua faktor diatas digabungkan ke dalam perbandingan massa/muatan. Perbandingan ini mempunyai simbol m/z (atau m/e)
Pendeteksian Pada gambar diatas, hanya sinar B yang bisa terus melaju sampai ke pendetektor ion. Ion-ion lainnya bertubrukan dengan dinding dimana ion-ion akan menerima elektron dan dinetralisasi. Pada akhirnya, ion-ion yang telah menjadi netral tersebut akan dipisahkan dari spektrometer massa o leh pompa vakum.
Gambar 7. Tahap pendeteksian Ketika sebuah ion menubruk kotak logam, maka ion tersebut akan dinetralisasi oleh elektron yang pindah dari logam ke ion (gambar kanan). Hal ini akan menimbulkan ruang antara elektron-elektron yang ada dalam logam tersebut, dan elektron-elektron yang berada dalam kabel akan mengisi ruang tersebut. Aliran elektron di dalam kabel itu dideteksi sebagai arus listrik yang bisa diperkuat dan dicatat. Semakin banyak ion yang datang, semakin besat arus listrik listrik yang timbul t imbul.. Bagaimana bentuk output o utput dari spektrometer massa.
Hasil dari pencatat diagram disederhanakan menjadi ediagram garisf. Ini menunjukkan arus listrik yang timbul oleh beragam ion yang mempunyai perbandingan m/z masing-masing. Diagram garis Molybdenum (Mo) adalah sebagai berikut:
Garis tegak lurus itu menunjukkan besarnya arus listrik yang diterima oleh alat pencatat arus yang berarti banyaknya ion datang ke detektor. Seperti yang anda bisa lihat dari diagram diatas, ion yang paling banyak adalah ion yang mempunyai perbandingan m/z 98. Ion-ion lainnya mempunyai perbandingan m/z 92,94,95,96,97 dan 100. Ini berarti molybdenum mempunyai 7 macam isotop. Dengan menganggap bahwa semua ion tersebut bermuatan +1 maka berarti massa dari ketujuh isotop tersebut adalah 92,94,95,96,97 ,98 dan 100.
Sampel rambut
Tiga faktor yang mempengaruhi obat-obatan masuk ke dalam rambut adalah jumlah melanin di dalam rambut, kadar lemak di dalam rambut dan PH dari struktur obat tersebut. PH dari melanocyt adalah 3-5 afinitas melanin terhadap obat-obatan telah di demonstrasikan secara eksprimen baik terhadap hewan maupun manusia atau in vitro. Didapatkan bahwa konsentrasi obat terhadap rambut yang memiliki kadar melanin yang tinggi memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan rambut pirang maupun dengan rambut coklat setelah mengkonsumsi dosis yang sama. Faktor yang kedua yang terpenting adalah polaritas dari obat maupun metabolitnya. Semakin polar obat ataupun metabolit dari obat tersebut seperti benzoylecgonine, morphin ataupun amphetamine lebih sedikit masuk ke dalam rambut
dibandingkan
dengan
yang
liphophilic
seperti
kokain
atau
6-
monoacetylmorphine atau methaphetamin. Keasaman dari isi obat merupakan faktor yang ketiga dalam menentukan masuknya obat ke dalam rambut. Matrik rambut memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi (PH lebih rendah) dibandingkan dengan kadar PH dalam darah (PH 7,4) sehingga obat ±obat yang bersifat basa lebih mudah masuk dibandingkan obat yang bersifat netral maupun yang bersifat basa. Metode analisa rambut Beberapa metode analisa untuk mendeteksi dan menghitung kadar kokain dan metabolitnya di dalam tubuh, tapi tidak ada satu pun yang diterima sebagai
standar. Umumnya, setiap prosedur memiliki langkah yang sama yaitu : pengumpulan spesimen, pencucian sampel, ekstraksi dari sampel, immunoassay screening dan konfirmasi atau penghitungan menggunakan berbagai macam metode. Perbedaan mendasar dari beberapa metode tersebut adalah dalam persiapan sampel yaitu dalam pencucian dan ekstraksi sampel rambut. Dalam penelitian ini digunakan metode ³soft´ digestion dari sampel rambut untuk mengh indari konversi kokain ke BZE A. Prosedur pengambilan sampel rambut Tempat dan teknik untuk pengambilan sampel rambut sangat penting karena perbedaan trace elemen dan konsentrasi obat berbeda pada beberapa tempat di rambut. Morphine konsentrasi tertingginya terdapat di rambut pubis, kemudian rambut ketiak dan rambut di kepala. Konsentrasi methadone tertinggi didapatkan di rambut ketiak, menurun di rambut pubis diikuti rambut kepala. Sampel rambut yang digunakan untuk analisa penggunaan kokain diambil dari rambut kepala. Vertex posterior dari kepala merupakan yang tersering digunakan sebagai sampel karena hampir sebagian besar rambut pada daerah ini (85%) dalam masa pertumbuhan sehingga banyak obat-obatan yang ada di sana. Jumlah sampel yang bagus adalah sekitar 100 mg rambut, diambil dengan cara menggambil beberapa bagian rambut dan menariknya dengan lembut untuk melepaskan bagian yang ada dalam keadaan istirahat. Analisa secara segmental biasanya digunakan mencari hubungan antara waktu konsumsi dan lokasi obat di rambut, dimana akar rambut disejajarkan kemudian dipotong menjadi beberapa segmen sepanjang 1 cm dimana nantinya mewakili pertumbuhan rambut selama sebulan.
Prosedur pencucian Proses pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi dari sampel rambut baik itu lemak, minyak, kosmetiks dan obat-obatan yang melekat pada rambut. Teknik yang digunakan dimana sampel rambut (5-10mg) dicampur dengan 1 mL methanol di diamkan selama 15 menit dalam suhu 37oC yang kemudian dicuci dengan phosphate buffer (PH 6) pada suhu 37oC sudah mampu untuk menghilangkan kontaminasi obat-obatan. C. Penghancuran dan ekstrasi obat Berbagai macam teknik dapat digunakan untuk penghancuran dan ekstraksi obat yang ada di rambut,salah satu metode yang digunakan adalah soft digestion teknik dimana kira-kira 10 mg rambut ditempatkan di dalam tabung centrifuge (lebar 10mm x kedalaman 100mm) dicampur dengan 2,6mL buffer (1 ml 1M tris HCl buffer, 20 mL 10 persen dodecyl sulfate dan 79mL air yang terion) dan dicampur dengan 0,4 mL 0 4 M dithiothreitol dalam 10 mM sodium acetate buffer yang kemudian diputar dan diinkubasi selama 2 jam pada suhu 40 °C. Kemudian 55 L proteinase K solution (10 mg/mL atau 136 units/mL) ditambahkan; kemudian sampel diputar lagi dan diinkubasi selama semalam pada suhu 40 °C, phase ekstraksi ini mampu untuk mengisolasi kokain, BZE, dan EME dari sampel rambut.