MAKALAH HUMANIORA FENOMENA SELFIE DI MASYARAKAT
DISUSUN OLEH : 1. SONYA SONYA REVIT REVITA AS 2. SELV SELVYANA NGGEBU 3. ULILFA ULILFATU NIKMAH NIKMAH 4. NURIN ROHMAW ROHMAWA ATI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
KATA PENGANTAR
. Puji syukur kepada Tuhan karena, banyak nikmat yang diberikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “TRADS !"N#$"N#%#& S"RTA !"N#$"NA S"%!" D $AS'A $ AS'ARA(AT) RA(AT) Dalam penyusunannya, penulis memper*leh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengu+apkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepad keluarga besar Stikes usada *mbang khususnya pr*di D kebidanan dan terima kasih kepada d*sen mata kuliah Administr Administrasi asi dan amanajemen pendidikan yaitu ibu Ambar Puspitasari,S",$.Pd,$$ yang telah memberikan dukungan, kasih, dan keper+ayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini bera/al, sem*ga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. $eskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. #leh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap berharap agar agar makalah makalah ini bermanfaat bermanfaat bagi bagi semua pemba+a.
*mbang, N*0ember 1234
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A.
%ATA %ATAR R 5"%A(AN& 5"%A(AN&
(emajuan tekn*l*gi semakin meningkat dalam kehidupan kita, hal ini telah mend*r*ng masyarakat untuk terus mengikuti kemajuan tekn*l*gi tersebut. Seiring berkembangnya 6aman, semakin berkembang pulalah alat-alat tekn*l*gi dalam kehidupan masyarakat. (ehadirann smartph*ne seperti ipad, iph*ne, dan andr*id memba/a fen*mena baru dikalangan remaja yaitu selfie. Apa itu selfie 7 selfie sendiri adalah bentuk f*t* dari hasil mem*tret diri sendiri atau selft image yang mana memang sedang menjadi fen*mena bagi masyarakat luas dengan +ara melakukan kegiatan memf*t* dirinya sendiri dengan hasil gambar hanya terlihat muka yang tampak memenuhi layar +amera se*rang selfies itu sendiri. !en*mena selfie sendiri merupakan salah satu fen*mena paling b**ming di akhir tahun 1238 sampai saat ini dan pasti salah satu dari anda sering melakukan hal ini. #9f*rd Di+ti*naries pun menasbihkannya sebagai :*rd *f the 'ear. ;f it is g**d en*ugh f*r the #bamas *r The P*pe, then it is g**d en*ugh f*r :*rd *f the 'ear<, begitu yang ditulis di situs resmi #9f*rd Di+ti*naries meny*ali selfie sebagai :*rd *f the 'ear. 1 Selfie sesungguhnya bukan hal baru f*t* *leh R*bert =*rnelius tahun 3>8?, diyakini sebagai selfie pertama di dunia. !*t* tersebut kini ditempatkan di %ibrary *f =*ngress, :ashingt*n sedangkan bagi se*rang penikmat selfie sendiri disebut dengan ;selfies< karena rutinitas kegiatan sehari-harinya selalu di d*kumentasi kan dengan berf*t* selfie. 5agaimana selfie menjadi trend bagi remaja yang suka mengunggah f*t* selfie ke media s*sial sehingga dapat dilihat *leh pengguna lainnya, bahkan dilihat dari sudut pandang lain banyak masyarakat yang berasumsi bah/a se*rang selfie adalah se*rang yang krisis identitas diri, karena se*rang selfies banyak dikaitan dengan remaja yang mengalami gangguan keper+ayaan diri dengan men+*ba men+ari perhatian dari masyarakat pengguna media s*sial. Penggunaan media s*sial instagram pun terus bertambah jumlahnya, menurut pengumuman layanan ph*t* sharing tersebut pada Selasa @148123B kemarin, pengguna media s*sial instagram telah men+apai lebih dari 122 juta diseluruh dunia, angka itu naik dari sekitar 342 juta pengguna enam bulan sebelumnya, serta 322 juta pengguna sekitar satu tahun yang lalu. Data ini menunjukan bah/a instagram mengalami pertumbuhan pengguna sekitar 322 persen sepanjang tahun lalu, adapun angka 122 juta tersebut menga+u pada jumlah pengguna aktif bulanan, sebagaimana dilap*rkan *leh =net, perusahaan yang dimiliki *leh jejaring s*sial !a+eb**k ini menjelaskan bah/a para penggunanya telah mengunggah lebih dari 12 miliar. Dalam ranah penelitian k*munikasi 0isual, makna-makna simb*l tersebut rele0an untuk dianalisis dengan menggunakan pendekatan met*de analisis semi*tika. 5erdasarkan pandangan semi*tika, bila seluruh praktik s*sial dapat dianggap sebagai fen*mena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda, hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri @Tinarbuk* dalam ///.unila.eddigilib, diakses tangal 3> N*0ember 1234B. Semi*tika merupakan suatu pendekatan te*ritis yang sekaligus ber*rientasi kepada
k*de @sistemB dan pesan @tanda-tanda dan maknanyaB, tanpa mengabaikan k*nteks dan pihak pemba+a, dan bagaimana se*rang selfies dikaitkan dengan keper+ayaan diri, pandangan yang berbeda dari masyarakat pun semakin berbeda-beda. $ar+ia dikutip dalam
///.unila.edu mengatakan bah/a identitas diri merupakan k*mp*nen penting yang menunjukkan identitas pers*nal indi0idu. Semakin baik struktur pemahaman diri sese*rang berkembang, semakin sadar indi0idual akan keunikan dan kemiripan dengan *rang lain, serta semakin sadar akan kekuatan dan kelemahan indi0idu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang berkembang berkembang maka indi0idu indi0idu semakin semakin tergantung tergantung pada pada sumbersumber sumbersumber eksternal eksternal untuk e0aluasi diri. 4 nteraksi se+ara tidak langsung dapat dilakukan melalui berbagai media seperti k*munikasi melalui handph*ne dan yang saat ini banyak dilakukan *leh remaja adalah interaksi melalui dunia maya yaitu internet . %antas bagaimana pandangan Antr*p*l*gi, apakah fen*mena dalam berf*t* ini dapat dikatakan sebagai kebudayaan baru 7, jika melandaskan pada defenisi kebudayaan yang penafsirannya bah/a “kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kara manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan sebagai milik diri manusia yang didapat dari pr*ses belajar) @(*entjaraningrat, 122? al.3B. Dalam sebuh penelitian yang telah digagas *leh Tri arningsih yang menyebutkan ketika terdapat sese*rang yang sangat gemar dalam memp*sting f*t*-f*t*nya kedalam media s*+ial dan itu yang sangat membahayakan hubungan didalam kehidupan nyata. Dari gagasan diatas dapat ditafsirkan bah/a dampak bergaya atau berp*se dalam sebuah f*t* sangatlah besar. al ini dapat dikarenkan gaya berf*t* dapat menunjukkan setatus dari kita. #leh karena itu bagaimana +ara bergaya atau berp*se yang sesuai dan tepat dengan +riteria kita sehingga tidak merugikan kita dan *rang lain. #lehkarenanya *bser0asiini diajukan agar kita mengetahui tentang fen*mena dalam berf*t* yang banyak melibatkan gaya atau p*se yang saatini sedang tren. Tradisi fen*men*l*gi merupakan tradisi yang +ukup menarik untuk dibahas , fen*men*l*gi b*leh dikatakan men*lak te*ri. !en*men*l*gi sedikit alergi te*ri. Pendekatan ini lebih menekankan rasi*nalisme dan realitas budaya yang ada. al ini sejalan dengan penelitian etn*grafiyang menitikberatkan pandangan /arga setempat. Realitas dipandang lebih penting dan d*minan dibanding te*ri-te*ri. !en*men*l*gi menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai data utama dalam memahami realitas. Apa Apa yang dapat diketahui sese*rang adalah apa yang dialaminya. !en*mena yang terjadi saat ini melanda penggemar situs jejaring s*sial nstagram ,setahun belakangan ini pasti akrab dengan hashtag bertuliskan selfie bukan hanya penggemar instragaram saja, bahkan penggemar fb dan t/itter mulai dari *rang biasa hingga selebriti ternama, semua ClatahC berf*t* selfie. 5agi Anda yang belum tahu, selfie merupakan gaya f*t* yang menampilkan diri sendiri entah itu /ajah, seluruh tubuh atau hanya bagian tertentu dari tubuh. !*t* selfie ini dilakukan *leh diri sendiri tanpa meminta bantuan *rang lain untuk mem*tret Anda. Saat melakukannya, si pelaku selfie akan memegang p*nsel berkamera atau kamera dengan salah satu tangannya dan mengarahkan lensa ke bagian yang ingin dif*t*.
5.
Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas kami, rumusan masalah yang ingin kami paparkan di dalam makalah ini sebagai berikiu
3. 1. 8.
=.
Pema Pemapa para ran n ten tenta tang ng buda budaya ya self selfie ie Tinja Tinjaua uan n kasu kasus s yang yang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an fen fen*me *mena na sel selfie fie pemba pembahas hasan an fen fen*m *men ena a selfi selfie e menu menurut rut berb berbag agai ai susu susutt pand pandang ang
Tujuan penulisan makalah
$akalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah umani*ra selain itu makalah ini juga memberikan pengetahuan kepada mahasis/amasyarakat tentang tradisi fen*men*l*gi dan fen*mena selfie di masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemaparan Pemaparan tentang tentang !*t* Selfie Selfie 3. Peng Pengert ertian ian dan dan a/a a/all mula mula Selfi Selfie e Selfie adalah sebuah jenis self-p*rtrait f*t*, dimana biasanya diambil dengan kamera digital genggam atau kamera p*nsel. Selfies juga sering dikaitkan dengan jejaring s*sial, seperti nstagram. #rang-*rang biasanya melakukan f*t* Selfie dengan +ara menggunakan kamera yang dipegang dengan lengan panjang atau di hadapan +ermin. !*t* selfie biasanya juga menggukan ekpresi yang berlebihan di hadapan +amera. A/al $ula $ula f*t* Selfie Selfie ditemukan ditemukan *leh R*bert =*rnelius =*rnelius yang yang merupakan merupakan se*rang se*rang berkebangsaan Amerika yang juga se*rang perintis dalam dunia f*t*grafi. Dia membuat sebuah ekspresi dirinya sendiri pada tahun 3>8? dimana ini merupakan salah satu dari f*t* sese*rang yang pertama kali. %alu karena pr*ses f*t*nya lambat, kemudian dia mengungkap lensa yang mengalami tembakan selama satu menit atau lebih. (emudian dia mengganti penutup lensa. Debut pertama P*rtabel k*tak kamera (*dak 5r*/nie dimulai pada tahun 3?22 yang menyebabkan teknik f*t*grafi diri sendiri menjadi lebih luas . (emudian met*de ini biasanya media +ermin untuk menstabilkan kamera baik pada *bjek dekat atau pada trip*d saat framing melalui 0ie/finder di bagian atas k*tak. Se*rang /anita berkebangsaan Rusia bernama Anastasia Nik*lae0na merupakan salah satu remaja pertama yang mengambil f*t* dirinya sendiri dengan menggunakan +ermin untuk dikirim ke temannya pada tahun 3?3 di saat usianya baru 38 tahun. (emudian di dalam surat yang menyertai f*t*nya itu, dia mengatakan ESaya mengambil gambar diriku sendiri dengan melihat +ermin. al itu sangat mengagetkan dimana tangan saya gemetar.E Sebuah k*nsep meng-upl*ad f*t* diri sendiri @ sekarang dikenal sebagai super selfies B ke internet, meski dengan kamera sekali pakai @bukan smartph*neB, ke halaman :eb pertama kali di+iptakan *leh Australia pada September 1223, termasuk f*t* yang diambil di akhir 3??2-an @ ditangkap *leh nternet Ar+hi0e pada bulan April 122 B . (emudian penggunaan a/al Selfie dapat ditelusuri pada tahun 1221. Dann ini pertama kalinya mun+ul di sebuah f*rum internet Australia @ A5= *nline *nline B pada pada tanggal tanggal 38 September September 1221. 1221.
1.
Perke Perkemba mbang ngan an !*t* !*t* Selfie Selfie stilah E Selfie E dibahas *leh se*rang f*t*grafer bernama im (rause pada tahun 1224,
/alaupun f*t* bergenre Selfie sudah meluas mendahului istilahnya. (emudian pada a/al tahun 1222-an, sebelum !a+eb**k menjadi jaringan s*sial *nline yang d*minan, f*t* diri sendiri sering terjadi di $ySpa+e . Tapi se*rang penulis bernama (ate %*sse men+eritakan bah/a antara tahun 122F dan 122? @ ketika !a+eb**k menjadi lebih p*puler daripada $ySpa+e B f*t* diri sendiri sering diambil di depan +ermin kamar mandi. Dan ini menjadi indikasi buruk bagi pengguna jejaring s*sial !a+eb**k baru. %alu pada tahun 122? dalam gambar h*sting dan h*sting 0ide* situs !li+kr, pengguna !li+kr menggunakan C selfies C untuk menggambarkan bentuk f*t* dirinya sendiri yang dip*sting *leh kebanyakan gadis-gadis remaja. Selfies kemudian menjadi p*puler di berbagai tempat dari /aktu ke /aktu. Pada akhir tahun 1231 majalah Time membuat Selfie menjadi salah satu Et*p 32 bu66/*rdsE. $enurut sur0ei tahun 1238, dua pertiga dari /anita Australia berusia 3>-84 tahun, berf*t* selfies dengan tujuan yang paling umum untuk p*sting di akun !a+eb**k. %alu pada tahun 1238, kata E Selfie E telah menjadi hal yang biasa untuk dipantau dan dimasukkan dalam *nline #9f*rd "nglish Di+ti*nary. Pada bulan N*0ember 1238, kata E Selfie E diumumkan sebagai E:*rd #f The 'earE *leh #9f*rd "nglish Di+ti*nary, diman kata tersebut berasal dari Australia
Perkembangan 6aman dan kemajuan tekn*l*gi diabad m*dern ini tidak dipungkiri memiliki berbagai ma+am pengaruh terhadap kehidupan manusia, terlebih yang hidup dik*tak*ta besar. 5erbagai ma+am pengaruh itu, baik yang p*sitif maupun negatif hampir menjadi hal lumrah dalam keseharian, terlebih jika itu sudah menjadi fen*mena dan gaya hidup. Salah satu pengaruh dari perkembangan 6aman dan kemajuan tekn*l*gi yang sedang menjadi fen*mena adalah selfie. 5egitu banyak *rang yang tak mau ketinggalan melakukan hal yang satu ini, dan kini se*lah menjadi “rutinitas) bagi sebagian *rang tanpa mengenal batasan usia, status, pekerjaan dan lainnya. "ntah berapa ribu atau bahkan juta f*t* selfie yang diunggah keberbagai jejaring s*sial ataupun aplikasi smartph*ne setiap harinya. tu menunjukkan bah/a fen*mena selfie kini telah menjadi hal “/ajib), terutama untuk mereka yang narsis. 8. (ajian (ajian para para ahli ahli men menge genai nai sel selfie fie Dari ka+amata psik*l*gi, fen*mena selfie dianggap psik*l*gi k*nsumen dari adanya supply dan demand. Seperti pernyataan dari Psik*l*g (asandra Putrant* jika selfie merupakan hal supply dan demand. Demand ketika ada se*rang yang ingin menampilkan gambar dirinya sendiri sedangkan itu didukung dengan adanya @supplyB ke+anggihan dari gadget masa kini. Sedangkan menurut Pr*f. Sherry Turkle dari $assa+husetts nstitute *f Te+hn*l*gy, selfi adalah seperti f*t* pada umumnya yang berfungsi untuk mengabadikan sebuat m*men yang kemudian diperlihatkan pada *rang lain. Pengalaman Pr*f. Turkle dalam memperlajari hubungan antara manusia dengan m*bile te+hn*l*gy selama 34 tahun menyimpulkan bah/a *rang-*rang tidak lagi merasa menjadi dirinya sendiri tanpa berbagi pemikiran dan perasaan, sekalipun hal itu belum jelas bagi mereka sendiri. a pun mengatakan selfie mengakibatkan banyak *rang mengabaikan hal yang sedang terjadi disekitarnya karena lebih mementingkan mend*kumentasikan m*men tersebut tanpa ingin mele/atkannya. Didalam te*ri kebudayaan menjelaskan bah/a, kebudayaan adalah seluruh system gagasan dan rasa, tindakan, serta yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan belajar @(*entjaraningrat, dalam ///.k*mpasiana.+*mB. ika te*ri diatas di k*relasikan dengan fen*mena gaya berf*t* yang saat ini sedang marak, maka bisa jadi fen*mena berf*t* adalah sebuah kebudayaan yang baru mun+ul. Sebagaimana pendapat R.%int*n mengenai kebudayaan yaitu kebudayaan dapat dipandang sebagai k*nfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsure pembentuknya didukung dan diteruskan *leh angg*ta masyarakat. Selain itu, hal ini juga didukung dari tinjauan terdahulu dari penelitian detikN"T yang mengkutip dari uffingt*n yang dip*stkan pada @8123B manjelaskan bah/a, selfie atau gaya berf*t* sendiri dilakukan pada *kt*ber 3>?8 *leh pria Amerika Serikat yang bernama R*bert =*rnelus. Dari tinjauan ini menguatkan bah/a gaya dalam berf*t* merupakan tingkah laku dihasilkan manusia dan didukung serta diteruskan *leh angg*ta masyarakat yang lain (emudian jika dipandang dari segi fungsi, maka akan menga+u pada pada tinjauan terdahulu yang dip*st *leh R*sma :idyana pada@3>31123B bah/a, terdapat fungsi p*k*k dari gaya berf*t* yaitu dapat berinteraksi dengan *rang lain. al ini diperkuat dengan pengertian dari interaksi sendiri. nteraksi merupakan hubungan s*+ial yang men+akup hubungan timbale balik antara indi0idu, kel*mp*k, serat indi0idu dangan kel*mp*k yang dapat berupa tuturkata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau tanpa k*ntak fisik @ermant* dan :irant*, dalam ///.k*mpasiana.+*m ///.k*mpasiana.+*mBB $elihat dari sudut pandang psik*l*gi tentang selfie dan akibatnya, rasa-rasanya sangat nyata hal-hal tersebut terjadi dikehidupan sehari-hari. %ihat saja ke+anggihan gadget saat ini,
begitu sangat mendukung sese*rang untuk ber-selfie-ria. Terlebih dengan akses*ris pendukungnya, *rang-*rang sebelumnya pemalu pun kini se*lah tertarik untuk selfie. Pun begitu dengan berbagai ma+am akibat dari selfie, baik itu yang p*stitif, mengejutkan sampai yang negatif sudah banyak terjadi. AB. Dampak Dampak negaif 3B $enurut penelitian yang dilakukan dilakukan di nggris nggris menyatakan menyatakan bah/a bah/a membagi membagi terlalu terlalu banyak f*t* ke jejaring s*+ial termasuk f*t* selfie berp*tensi memperburuk hubungan atau membuat pengunggah f*t* kurang disukai 1B $enurut penelitiaa penelitiaan n kami, menemuka menemukan n bah/a bah/a sese*rang sese*rang ya yang ng se+ara se+ara berkala memp*sting f*t* miliknya dimedia s*+ial sangat membahayakan pada hubungannya di kehidupan nyata. (ata pimpinan riset Dr Da0id **gt*n hal ini dikarenakan tidak semua *rang berhubungan baik dengan *rang yang memp*sting f*t* pers*nalnya. 5B. Dampak P*sitif 3B $enurut Psik*l*g Psik*l*g Paggy Paggy Dreyler, Dreyler, selfie selfie bias menguntu menguntungkan ngkan banyak banyak *rang *rang bila digunakan se+ara tepat. $isalnya, f*t* sesuai menalankan kebiasaan hidup sehat dibanding sebelumnya. 1B $enurut Rutledge, bila selfie dilakukan se+ara benar maka dapat menjadi +ara untuk mengekspl*rasi keper+ayaan diri “saya per+aya selfie bias member dukungan pada *rang dengan +ara berbeda . misalnya, ketika ia merasa terpuruk selfie membantu mereka melihat keadaan tersebut sebagi sesuatu yang n*rmal, sama halnya pria). Gjar Rutledge, dia juga menambahkan selfie mampu men+iptakan keseimbangan dan membuka pikiran kita untuk mengerti
. 5. !"N# !"N#$" $"N# N#%# %#& & Tradisi fen*men*l*gi memf*kuskan perhatianya terhadap pengalaman sadar se*rang indi0idu. Te*ri k*munikasi yang masuk dalam tradisi fen*men*l*gi berpandangan bah/a manusia se+ara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka, sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman pers*nal dan langsung dengan lingkungan. Tradisi fen*men*l*gi memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan interpretasi dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung te*ri ini berpandangan bah/a +erita atau pengalaman indi00idu adalah lebih penting dan memiliki *t*ritas lebih besar daripada hip*tesa penelitian sekalipun. (ata fen*men*l*gi berasal dari kata phen*men*n yang berarti kemun+ulan suatu *bjek, peristi/a atau k*ndisi dalam persepsi se*rang indi0idu. !en*men*l*gi menggunakan pengalaman se+ara langsung untuk memahami dunia. #rang mengetahui pengalaman atau peristi/a dengan +ara mengujinya se+ara sadar melalui perasaan dan persepsi yang dimiliki *rang yang bersangkutan !en*men*l*gi menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai data utama dalam memahami realitas. Dalam pandangan Natant*n @$ulyana, 12214?B fen*men*l*gi merupakan istilah generik yang merujuk kepada semua pandangan ilmu s*sial yang menganggap bah/a kesadaran manusia dan makna subjektif sebagai f*kus untuk memahami tindakan s*sial. Tentu saja, dalam kaitannya dengan penelitian budaya pun pandangan subjektif inf*rman sangat diperlukan. Subjektif akan menjadi sahih apabila ada pr*ses intersubjektif antara peneliti budaya dengan inf*rman.
:a/asan utama fen*men*l*gi adalah “pengertian dan penjelasan dari suatu realitas harus dibuahkan dari gejala realitas itu sendiri) @Aminuddin, 3??232>B. Dalam perkembangannya, fen*men*l*gi memang ada beberapa ma+am, antara lain @aB fen*men*l*gi "didetik dalam linguistik, @bB fen*men*l*gi ngarden dalam sastra, artinya pengertian murni ditentukan melalui penentuan gejala utama, penandaan dan pemilahan, penyaringan untuk menentukan keberadaan, penggambaran gejala @refleksiB, @+B fen*men*l*gi transendental, dan @dB fen*men*l*gi eksistnsial. 5agi fen*men*l*gi transendental, keberadaan realitas sebagai “*bjek) se+ara tegas ditekankan. (esadaran aktif dalam menangkap dan merek*nstruksi kesadaran terhadap suatu gejala amat penting. 5agi fen*men*l*gi eksitensial, penentuan pengertian dari gejala budaya semata-mata tergantung indi0idu. Refleksi indi0idual menjadi “guru) bagi indi0idu itu sendiri dalam rangka menemukan kebenaran. Dalam penelitian budaya, perkembangan pendekatan fen*men*l*gi tidak dipengaruhi se+ara langsung *leh filsafat fen*men*l*gi, tetapi *leh perkembangan dalam pendefinisian k*nsep kebudayaan. Dalam hal ini, fen*men*l*g "dmun usserl @$uhadjir, 3??>31-38B menyatakan bah/a *byek ilmu itu tidak terbatas pada yang empirik @sensualB, melainkan men+akup fen*mena yang tidak lain terdiri dari persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek yang menuntut pendekatan h*listik, mendudukkan *byek penelitian dalam suatu k*ntsruksi ganda, melihat *byeknya dalam suatu k*nteks natural, dan bukan parsial. (arena itu dalam fen*men*l*gi lebih menggunakan tata pikir l*gik daripada sekedar linier kausal. Tujuan penelitian fen*men*l*gi budaya adalah ke arah membangun ilmu ide*grafik budaya itu sendiri. $et*de kualitatif fen*men*l*gi berlandaskan pada empat kebenaran, yaitu kebenaran empirik sensual, kebenaran empirik l*gik, kebenaran empirik etik, dan kebenaran empirik transenden. Atas dasar +ara men+apai kebenaran ini, fen*men*l*gi menghendaki kesatuan antara subyek peneliti dengan pendukung *byek penelitian. (eterlibatan subyek peneliti di lapangan dan penghayatan fen*mena yang dialami menjadi salah satu +iri utama. al tersebut juga seperti dikatakan $*le*ng @3?>>H->B bah/a pendekatan fen*men*l*gis berusaha memahami arti peristi/a dan kaitan-kaitannya terhadap *rang-*rang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Peneliti fen*men*l*gi tidak berasumsi bah/a peneliti mengetahui arti sesuatu bagi *rang-*rang yang sedang diteliti. $aka dari itu, inkuiri dimulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang diteliti. 'ang ditekankan adalah aspek subyek dari perilaku *rang. $ereka berusaha untuk masuk ke dunia k*nseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang mereka kembangkan di sekitar peristi/a dalam kehidupannya seharihari. $akhluk hidup tersedia pelbagai +ara untuk menginterpretasikam pengalaman melalui interaksi dengan *rang lain, dan bah/a pengertian pengalaman kitalah yang membentuk kenyataan. 'ang ditekankan *leh kaum fen*men*l*gis ialah aspek subyektif dari perilaku budaya. $ereka berusaha masuk ke dalam dunia subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan dalam hidup sehari-hari. Subyek penelitian diper+aya memiliki kemampuan untuk menafsirkan pengalamannya melalui interaksi. Peneliti fen*men*l*gis tidak menggarap data se+ara mentah. Peneliti +ukup arif dengan +ara memberikan “tekanan) pada subyek untuk memaknai tindak budayanya, tanpa mengabaikan realitas. al tersebut dapat dipahami, karena menurut Phillips*n @:alsh,3?H1313B istilah fen*mena itu berkaitan dengan suatu persepsi yaitu kesadaran. !en*men*l*gi akan berupaya
menggambarkan fen*mena kesadaran dan bagaimana fen*mena itu tersusun. Dengan adanya kesadaran ini, tidak mengherankan jika pemerhati kebudayaan dan pelaku budaya juga memiliki kesadaran tertentu terhadap yang mereka alami. Pengalaman yang dipengaruhi *leh kesadaran itu, pada saatnya akan memun+ulkan permasalahan baru dan di antaranya akan terkait dengan ih/al seluk beluk kebudayaan itu sendiri. Akibat dari dari tumbuh kembangnya kembangnya kesadaran kesadaran tersebut, tersebut, bukan bukan tidak mungkin mungkin jika para para ahli peneliti peneliti budaya fen*men*l*gi mulai dihadapkan pada sejumlah permasalahan kebudayaan. Pada dasarnya, ada tiga permasalahan p*k*k ketika *rang akan melukiskan kebudayaan yaitu @3B mengenai ketidaksamaan data etn*grafi yang disebabkan *leh perbedaan minat di kalangan ahli peneliti budaya, @1B masalah sifat data itu sendiri, artinya seberapa jauh data tersebut dapat diperbandingkan atau seberapa jauh data tersebut benar-benar dapat melukiskan gejala yang sama dari masyarakat yang berbeda, dan @8B menyangkut masalah klasifikasi data yang di antara para ahli masih sering berbeda kriterianya. 5erdasarkan ketiga hal itu, dalam studi fen*men*l*gi terutama sebagai upaya memahami sugesti $alin*0ski tentang “t* grasp the nati0e432F-32?B mena/arkan pendekatan etn*sains sebagai salah satu alternatif. Pendekatan ini dipandang lebih fen*men*l*gis karena dengan menerapkan m*del linguistik yang dikenal dengan pelukisan kebudayaan se+ara etik dan emik, pemaknaan kebudayaan menjadi lebih lengkap. Dengan +ara ini ini pendefinisian kebudayaan merupakan akumulasi dari sistem pengetahuan atau sistem ide, dalam istilah “makna) yang diberikan *leh pendukung kebudayaan pun turut diperhitungkan. Dari ka+a pandang fen*men*l*gis yang dipengaruhi *leh pendefinisian kebudayaan itu, pada gilirannya kebudayaan menjadi lebih k*mpleks. (ebudayaan menjadi sangat Itergantung< siapa yang memandang. ika /arga setempat paham terhadap yang mereka lakukan, tentu pendefinisian akan berlainan dengan /arga yang samar-samar terhadap budayanya. (edua pandangan yang berbeda ini pun dalam perspektif fen*men*l*gi harus tetap dihargai. #leh karena perbedaan pendapat adalah khasanah fen*mena budaya itu sendiri.
BAB III STUDI KASUS
A. Susan Stan+y Stan+y selamat selamat karena selfie
Akibat dari dari selfie yang yang dimuat dibeberapa dibeberapa berita terutama terutama media media *nline *nline memang +ukup mengejutkan. Tidak disangka selfie yang terlihat sepele tapi dapat memba/a banyak hal yang serius. Diantara beberapa akibat selfie yang memba/a akibat serius diantaranya seperti yang terjadi pada Susann Sta+y yang selamat dari siksaan suaminya karena memp*sting ph*t* /ajahnya yang berlumuran darah ke fa+eb**k. :anita Amerika Serikat yang tinggal di (entu+ky tersebut mengaku dipukuli suaminya lalu dikurung. a pun tidak bisa meminta pert*l*ngan, namun beruntung ia menemukan sinyal :i!i lalu mem*t* /ajahnya yang berlumuran darah dan diunggah ke fa+eb**k dengan dituliskan “help please, any*ne). Salah satu temannya yang melihat hal tersebut langsung menghubungi p*lisi dan Susaan pun dapat diselamatkan.
5. Selfie dari dari %antai 8 &edung Sek*lah, Terpeleset Terpeleset atuh atuh %alu $eningga $eningga &adis berumur 3 tahun di S$A Ri6al igh S+h**l di Pasig =ity, !ilipina, te/as terjatuh dari lantai tiga sek*lahnya setelah kehilangan keseimbangan dan terpeleset di tangga sek*lah saat asyik melakukan selfie dengan teman sekelasnya. $enurut $ari* Rari6a dari kep*lisian setempat, =hristine R*sell* dan se*rang teman sekelasnya ingin menjepret f*t* selfie saat istirahat. "ntah bagaimana, k*rban kemudian kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai ba/ah. &adis yang sempat dilarikan ke rumah sakit ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya sebelum mendapat pera/atan karena luka parah di kepala dan patah tulang rusuk yang melukai ginjalnya .
=. Selfie dengan Senjata dan $enembak (epala Sendir #s+ar #ter* Aguilar nekat melakukan selfie sambil mengarahkan pist*l ke kepalanya sendiri dan naas pist*l itu meletus lalu #s+ar pun meninggal. “Aku mendengar suara tembakan dan *rang berteriak, kemudian aku sadar ada yang terluka. Aku langsung memanggil p*lisi dan ketika mereka datang, dia sebenarnya masih hidup,) ujar tetangga k*rban, $anfred* Pae6. Saat itu #s+ar dan dua temannya dalam keadaan mabuk sehingga sehingga tak ada yang +*ba menghentikan selfie “maut) #s+ar ataupun berusaha menge+ek k*ndisi pist*l terlebih dulu. Akhirnya #s+ar #s+ar pun tak tak sengaja sengaja menarik pelatuk pelatuk dan dan memuntahkan memuntahkan timah timah panas ke kepalanya kepalanya sendiri. TragisJ
D. Selfie Saat $enyetir $*bil %alu Tabrakan =*lette $*ren* akan melakukan pesta pra-/edding dengan teman-temannya di sebuah res*rt p*puler di Amerika, %ake *f the #6arks, hanya jelang sebulan sebelum pernikahannya. Duduk di kursi penumpang, =*lette pergi bersama teman bernama Ashley The*bald yang menyetir m*bil. $ereka sempat berf*t* selfie sesaat sebelum m*bil yang mereka tumpangi bertabrakan dengan sebuah truk dari arah berla/anan. =*lette pun te/as, menginggalkan se*rang anak berumur 4 tahun, pria, dan keluarganya. Sementara Ashley berhasil selamat.
". Te/as setelah selfie di ka/ah merapi Sebelum terjatuh ke ka/ah &unung $erapi , "ri 'unant* @13B, $ahasis/a Atmajaya jurusan Teknik $esin ini, ini , ternyata sempat berf*t* selfie di pun+ak &unung $erapi. 5erdasarkan inf*rmasi yang diberikan kelima pendaki ke P*sk* 5arameru, Sel*, 5*y*lali, a/a Tengah, diketahui hanya dua *rang yang sampai ke pun+ak &unung $erapi. (edua *rang pendaki yang
sampai ke pun+ak adalah "ri 'unant* dan Di+ky teman satu tim dengan k*rban. Setibanya di pun+ak, keduanya menghabiskan /aktu dengan berf*t* bersama. Setelah berf*t* di pun+ak &aruda, keduannya kemudian turun. Saat hendak turun dari pun+ak &aruda itulah k*rban tak menyadari bila p*sisinya terlalu pinggir sekali. ingga akhirnya, dalam hitungan detik, "ri terjatuh ke dalam ka/ah. $elihat rekannya jatuh, Di+ky panik. (emudian Di+ky pun langsung turun ke p*s dimana rekan-rekannya yang lain menunggu, untuk bersama-sama melap*rkan jatuhnya "ri ke dalam dalam ka/ah. ka/ah.
!. Andreas tenggelam di =urug &renjang $erdeka.+*m - Nasib nahas menimpa Andreas Ste0an* @1>B /arga alan De/i Sartika (elurahan $argahayu 5ekasi Timur, a/a 5arat. Dia ditemukan sudah tidak bernya/a lagi, lantaran tenggelam saat sedang selfie di =urug &renjang, Desa (emutug (idul, (e+amatan 5aturraden 5anyumas, a/a Tengah, Selasa @F32B. $enurut beberapa saksi yang melihat kejadian tersebut, k*rban sebelum kejadian sedang berf*t* di sekitar kedung. Salah se*rang saksi, &iar Siana @11B mengatakan k*rban datang sekitar pukul 32.82 :5 ke l*kasi +urug di Desa (emutug (idul.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sisi p*sitif selfie
$enurut pendapat beberapa ahli, selfieternyata selfieternyata memiliki dampak negatif dan p*sitif. Penelitian di
ngg nggri ris s
meny menya ataka takan, n,
memb membag agii
terl terlal alu u
bany banyak ak
f*t* f*t*
ke jeja jejari ring ng
s*si s*sial al
term termas asuk uk
f*t* selfie, berp*tensi memperburuk hubungan atau membuat pengunggah f*t* kurang disukai. Peneliti menemukan, sese*rang yang se+ara berkala mem*sting f*t* miliknya di media s*sial berisik* membahayakan hubungannya di kehidupan nyata. al ini dikarenakan tidak semua *rang berhubungan baik dengan *rang yang mem*sting f*t* pers*nalnya. 5ebe 5eberap rapa a ahli ahli menya menyatak takan an,, memm* memm*sti sting ng f*t* f*t* di jejari jejaring ng s*sia s*sial, l, terma termasu suk k f*t* f*t* selfie, bisa selfie, bisa memengaruhi memengaruhi karakter dan tingkah laku *rang de/asa. $isalnya untuk narsis, yang ditemukan pada pada beberap beberapa a selfie, *byek *byek dalam dalam kead keadaa aan n berse bersena nang ng-se -sena nang. ng. $eski $eski begi begitu, tu, pene penelit litii menganggap selfie bisa selfie bisa menimbulkan kesan kesendirian yang amat dalam pada *byek f*t*. 5agaimanapun, 5agaimanapun, sejumlah psik*l*g berpendapat, berpendapat, selfie tak selfie tak sepenuhnya sepenuhnya hanya menguntungkan diri sendiri. Selfie bisa menguntungkan banyak *rang bila digunakan dengan tepat. $isalnya f*t* seusai menjalankan kebiasaan hidup sehat dibanding sebelumnya. Dengan kata lain, *rang yang kerap selfie bisa selfie bisa berperan sebagai penyebar pesan p*sitif dan artistik ke p*pulasi yang lebih luas, seperti halnya se*rang f*t*grafer. Dengan hal itu pula, selfie dapat dibedakan dari +ara pria dan /anita mengambil f*t*. 5ila dilakukan dengan benar, selfie bisa selfie bisa menjadi +ara mengekspl*rasi keper+ayaan diri. Dengan kata lain, lain, selfie bisa bisa membe memberi ri dukun dukunga gan n pada pada *rang *rang deng dengan an +ara +ara berbe berbeda da.. Pada Pada /ani /anita ta misaln misalnya ya,, ketik ketika a dia dia merasa merasa terpu terpuruk ruk,, selfiememb selfiemembantu antu mereka mereka melihat melihat keadaan keadaan tersebu tersebutt sebagai sesuatu yang n*rmal, sama halnya pada pria. Se+ara umum, selfie intinya intinya adalah adalah men+ipta men+iptakan kan keseimba keseimbanga ngan n dan membuka membuka pikiran pikiran kita untuk mengerti. Ada sisi menguntungkan yang diper*leh bila melakukan selfie dengan selfie dengan benar. 5ila merasa lebih baik dengan selfie, selfie, tentu hal ini baik untuk memperbaiki k*ndisi psik*l*gis sese*rang.
5. Selfie Selfie menurut menurut ka+amata ka+amata agama agama 3. $enu $enuru rutt aga agama ma sla slam m Dalam islam hukum selfie memang tidak tertulis langsung dalam kitab al-Kuran maupun Assunnah. Namun dalam ajaran islam terdapat beberapa hadist yang menerangkan tentang larangan menggambar. Dalam hadis yang dilarang adalah menggambar makhluk hidup yang bernya/a, sedangkan tumbuhan b*leh digambar. dalam /ebsite k*nsultasi islam terdapat beberapa hadis mengenai larangan menggambar makhluk bernya/a Dari Ibnu, dia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Barangsiapa menggambar suatu gambar dari sesuatu yang bernyawa di dunia, maka dia akan diminta untuk meniupkan ruh kepada gambarnya itu kelak di hari akhir, sedangkan dia tidak kuasa untuk meniupklannya.’” !R. Bukhari".
Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya diantara manusia yang paling besar siksanya pada hari kiamat adalah #rang$#rang yang menggambar gambar$gambar yang bernyawa.” %lihat Sayyid Sabi&, 'i&h Sunnah, bab (ashwiir). adis tersebut sudah jelas menerangkan adanya larangan menggambar makhluk yang bernya/a. $aksud dari arti kata menggambar dalam hadis tersebut adalah membuat seketsa gambar menggunakan tangan sendiri dengan bantuan alat dimana kita membuat semiripmiripnya dari gambar asli atau dengan membuat sendiri gambar tanpa meniru. sebagai +*nt*h
adalah melukis makhluk bernya/a, menggambar makhluk hidup tanpa *bjek di k*mputer atau di buku gambar. Dalam kasus ini, f*t* termasuk dalam kateg*ri gambar, namun f*t* tidak dibuat sendiri. =ara kerja f*t* sama seperti +ermin hanya saja hasilnya dalam bentuk +etak dan ini merupakan sebuah pantulan dari gambar aslinya jadi tidak sama dengan dilukis atau digambar. !*t* atau f*t* selfie tidak dilarang dalam agama, bahkan jika dipublikasikan. Ada beberapa hal yang membuat f*t* menjadi dilarang diantaranya adalah !*t* bertujuan untuk pamer. • •
!*t* bertujuan untuk merugikan *rang lain.
•
!*t* bertujuan untuk menyakiti diri-sendiri dan *rang lain.
•
!*t* bertujuan untuk nafsu belaka.
•
!*t* yang bertujuan untuk mengadu d*mba dan memb*+*rkan rahasia yang baik.
1. $enu $enuru rutt agam agama a (ris (riste ten n
Hal yang menakjubkannya adalah bahwa hal inipun sudah ada nubuatnnya di dala da lam m Alk lkit itab ab.. Ci Ciri ri man anus usia ia di ak akh hir zam aman an in inii ad adal alah ah be berr-selfie selfie ria. Perhatikanlah ayat terkutip berikut ini, tentang ciri manusia di akhir zaman. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir terakhir akan datang masa masa yang sukar sukar . Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi , tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti menuruti Allah. Secara lahiriah mereka mereka menjalankan ibadah mereka , tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu !" #imotius $%&-'( Perhatikanlah kata yang menyebutkan, “…Manusia akan mencintai dirinya sendir…” Apakah maksudnya manusia akan mencintai dirinya sendiri? Inilah yang dinamakan selfie selfie.! .! Pada awalnya, "rang-"rang suka mem"tret pemandangan
#keindahan Alam ataupun teman-lainnya$. Pada awal-awalnya, tindakan ber photo selfie sangat selfie sangat sulit dilakukan, sebab tekn"l"gi lagi-lagi belum mendukung. %etapi pada zaman sekarang, dikala kamera digital ditemukan dan dengan adanya berbagai tipe smart-phone smart-phone yang yang canggih-canggih telah memungkinkan sese"rang untuk ber- photo photo selfie dengan selfie dengan leluasa.Inilah salah satu penggenapan nubuatan Alkitab yang semakin k"mplit tersebut& %idak puas tsel'hanya dengan memegang kamera di tangan, "rang-"rang pada akhir zaman ini tidak kehabisan akal untuk memuaskan dirinya sendiri. Akhirnya ditemukanlah suatu t"ngkat ajaib yang diberi nama t"ngkat sel'ie.! Akhir-akhir ini, gadget ini, gadget yang yang mahal dan canggih sudah sulit dipisahkan dengan t"ngkat sel'ie jika sese"rang bepergian ke suatu daerah tujuan wisata. (asanya tidak a'd"l jika belum ber-sel'ie ria. )ukan hanya ph"t" sel'ie yang p"puler, tetapi juga tindakan tindak an acuh tak acuh untuk hal-hal r"hani #agama$, membual, meny"mb"ngkan diri, ber"ntak terhadap "rang tua dan sebagainya.
=. Selfi Selfi menurut menurut tinjauan tinjauan psik*l* psik*l*gis gis dan keseh kesehatan atan 5enarkah selfie se+ara inheren adalah narsistik7 Sementara setiap narsis butuh k*lam refleksi, seperti halnya Nar+issus yang menatap ke k*lam untuk mengagumi dirinya. Laman yang
m*dern telah menjadikan media s*sial seperti !a+eb**k se*lah k*lam m*dern kita untuk terus mengagumi diri. Namun, tidakkah kita terlalu +epat mengaitkan media s*sial dengan perilaku narsis7 Sebelumnya telah dilakukan penelitian terhadap 22 *rang. 5agaimana perilaku mereka terhadap !a+eb**k, berapa jam per hari /aktu yang mereka habiskan untuk mengutakatik !a+eb**k, serta berapa kali mereka memperbarui status mereka.
#rang narsis memiliki pandangan yang berlebihan terhadap daya tarik mereka dan ingin berbagi dengan dunia. Namun, pertanyaan ini lumrah diajukan, karena b*leh diakui banyak *rang melakukan selfie, mungkin Anda sendiri pun melakukannya. Pada batasan apa sese*rang yang melakukan selfie disebut mengalami gangguan narsistik atau nar+issisti+ pers*nality dis*rder7Perilaku selfie sebetulnya tidak mengenal batasan usia. al tersebut diakui *leh R*slina Merauli. Merauli. Psik*l*g anak, remaja, dan keluarga itu menjelaskan bah/a selfie tidak ada kaitannya dengan usia. “%ihat saja para akt*r atau bahkan presiden yang melakukannya @selfieB. tu bisa dilakukan di setiap tahapan usia. $emang tahap remaja adalah tahap tumbuh kembang, di mana kepedulian terhadap diri lebih tinggi. Tapi bukan berarti di usia lain tidak begitu,) kata Mera.Selfie yang sudah masuk pada tahap gangguan, menurut Mera, manakala perilaku tersebut telah mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari. “Pendidikan terganggu, pekerjaan terganggu, setiap kehidupan akan terganggu. Dia tidak lagi nafsu makan, hanya nafsu memf*t* dirinya. ) u+ap Mera. Namun, dalam ilmu psik*l*gi pun ada takaran untuk terjadinya gangguan keji/aan. Dengan kata lain, tidak bisa disebut sembarangan. Takaran tersebut mele/ati batas n*rmal sampai mengganggu fungsi sehari-hari dan membuat *rang tersebut mengalami distres Sebuah kasus bahkan pernah terjadi di nggris. Pertengahan tahun lalu, remaja 3? tahun men+*ba bunuh diri lantaran f*t* selfie-nya dia anggap tidak sempurna. ika selfie telah sampai pada tahap gangguan, menurut Mera yang harus dilakukan adalah memahami mekanisme kenapa pasien menjadi selfie
BAB V PENUTUP
("S$PG%AN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bah/a Tradisi fen*men*l*gi memf*kuskan perhatianya terhadap pengalaman sadar se*rang indi0idu. Te*ri k*munikasi yang masuk dalam tradisi fen*men*l*gi berpandangan bah/a manusia se+ara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka, sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman pers*nal dan langsung dengan lingkungan. Tradisi fen*men*l*gi memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan interpretasi dari pengalaman subjektif manusia, dan kami ingin mengkaitkan fen*mena selfie sebagai tradisi fen*men*l*gi. !en*mena selfie ini terjadi tak lain karena semakin +anggihnya tekn*l*gi. ika dulu f*t* diri sendiri tidak memungkinkan karena tidak adanya tekn*l*gi yang mendukung, sekarang ada banyak gadget penunjang untuk selfie.
DA!TAR PGSTA(A 3. m.detik.+*m/*lip*pre m.detik.+*m/*lip*pread123 ad123212H2 212H2H>11 H>11>?>>4 >?>>4>41fen >41fen*mena-selfi *mena-selfie-dane-danalasan-aksi-f*t*-narsis-ini-begitu-digemari-
1. m.detik.+*minetread m.detik.+*minetread1232 1232328344 328344414 414HH>88? HH>88?>/anita-in >/anita-ini-diselamatk i-diselamatkan-f*t*an-f*t*selfie-mengerikan- m.inilah.+*mreaddetail131F?2se*rang-pria-te/as-gara-gara-f*t*selfie8. m.*ke6*ne.+*mread m.*ke6*ne.+*mread1232H 1232H1444 1444323>28F 323>28Ff*t*-selfie f*t*-selfie-di-fa+eb* -di-fa+eb**k-bikin-pere *k-bikin-perempuanmpuanini-ditangkap
httpsmarudutsianturi./*rdpress.+*m...ph*t*-se!"e se!"e-ini-pun-sudah-din... -ini-pun-sudah-din... . httpsmarudutsianturi./*rdpress.+*m...ph*t*4. (. H. >. 9.
kultumF>.bl*gsp*t.+ kultumF>.bl*g sp*t.+*m123 *m1232?h 2?hukumukum-se!"e se!"e--#e$%&%' #e$%&%'-islam.html -islam.html ///.hdind*nesia.+*minf*-kesehatan)*s"'"! ///.hdind*nesia.+*minf*-kesehatan )*s"'"! -dan-n -da n-nega egatifn tifnyaya-se!"e se!"e ne/s.*k ne/ s.*ke6* e6*ne. ne.+*m +*m.. ...s .sebel ebelumum- +,'%-/e/,0,--eri +,'%-/e/,0,--eri-se!"e se!"e-di-pun+ak-mera -di-pun+ak-mera gysugiant*.bl gysugia nt*.bl*gsp*t. *gsp*t.+*m. +*m...t ..tradisiradisi-fen*me fen*men*l*gi-s n*l*gi-sertaerta-!e$*#e$, !e$*#e$,.html .html ///.k*mpasiana.+*m...penelitian-tentang-!e$*#e$, ///.k*mpasiana.+*m...penelitian-tentang!e$*#e$,-berf*t*-1234... -berf*t*-1234...