PENDAHULUAN
Es batu merupakan massa padat hasil pembekuan air minum. Pembekuan es batu kristal melalui proses pendinginan air dibawah suhu 0 oC. Jenis es yang biasa digunakan adalah es batu kristal. Air merupakan bahan baku utama dari d ari pembuatan es batu b atu kristal yang mana air tersebut sudah harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan kegunaan dan sesuai standarnya. Air dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah atau air hujan, sedangkan sumber bahan baku air utama yang banyak dimanfaatkan masyarakat adalah air yang berasal dari air PDAM, air sungai, air waduk, dan air hujan. Syarat mutu es batu kristal di Indonesia diatur dalam SNI 01-3839-1995. Dalam SNI tersebut disebutkan bahwa syarat mutu es batu kristal harus memenuhi syarat-syarat air minum. Persyaratan fisika, air atau bahan baku pembuatan es batu harus tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak boleh mengandung bakteri. Persyaratan kimia , air bersih tidak boleh mangandung bahan – bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah: aluminium, pH, kesadahan, besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), klorida (Cl), sulfat, amonia. Jenis parameter lainnya: bahan anorganik, bahan organik, pestisida, desinfektan dan hasil samping desinfektan. Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan – bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, alfa, beta, dan gamma dan gamma.. Persyaratan Bakteriologis atau mikrobiologis, air bersih tidak boleh mengandung kuman pathogen dan parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E.coli atau Fecal atau Fecal coli dalam air. Eschericia coli merupakan coli merupakan bakteri gram negatif yang banyak ditemukan dalam usus besar manusia. Eschericia coli dapat coli dapat menyebabkan penyakit sistem pencernaan yang serius, yang umum ditandai dengan diare dan kadang disertai mual. Dampak lainnya adalah menghasilkan racun yang dapat merusak ginjal, serta melemahkan dinding usus kecil pada anak-anak. Keberadaan bakteri menyebabkan rendahnya rendahnya kualitas es batu kri stal st al yang berasal dari berbagai hal seperti: bahan baku (air), alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan es batu kristal, pengemasan, penyimpanan, dan pengangkatan. Hal inilah yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kontaminasi bakteri. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian bakteriologis mengenai jumlah bakteri E. bakteri E. Coli / Coliform pada Coliform pada es batu kr ista is tall yang digunakan penjual. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui men getahui gambaran kualitas es batu kristal yang sesuai standar. Universitas Sriwijaya | 1
TINJAUAN PUSTAKA
Alat yang dibutuhkan untuk membuatan es batu kristal dibutuhkan pompa air, wadah penampungan, penyaring air (water filter ), mesin es tube, kantong plastik, freezer . Cara pembuatan es batu kristal adalah air diambil dari mata air ataupun dari sumber air menggunakan pompa air kemudian ditampung dalam wadah penampungan. Wadah penampungan, digunakan untuk menampung air yang dikeluarkan oleh pompa air untuk kemudian disaring dengan penyaring air (water filter ). Penyaring air (water filter ), digunakan untuk menyaring air dari kotoran dan bakteri pada air sebelum masuk dalam mesin pembuat es batu kristal. Setelah air disaring lalu dimasukkan ke dalam mesin es tube. Mesin ini digunakan untuk membuat es tube, dimana kapasistas produksi mesin ini dapat mencapai 1.500 kg/hari. Es batu kristal yang telah jadi dimasukkan dalam kantong plastik dengan ketebalan minimal 0,8 mikron. Hal ini bertujuan agar plastik tidak mudah pecah karena terkena air es, kemudian es batu kristal yang sudah dikemas dimasukkan dalam freezer agar es batu kristal tidak mencair sebelum didistribusikan pada agen-agen. Dalam metode MPN untuk uji kualitas mikrobiologi air digunakan kelompok coliform / E. Coli sebagai indikator. Pada sistem atau prosedur tabung fermentasi, pengujiannya dilakukan secara bertahap, sehingga sistem ini sesuai kalau dilakukan di laboratorium. Sedangkan sistem saringan membran, pemeriksaannya dapat dibaca atau diamati secara langsung di lapangan. MPN sangat berguna untuk menetukan jumlah mikroorganisme dengan konsentrasi rendah (<100/g). Nilai MPN adalah suatu angka yang menggambarkan jumlah mikroorganisme yang memiliki kemungkinan paling tinggi. Prinsip metode MPN adalah megencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas atau sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif
kadang kadang tetapi tidak selalu ”.
“
Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah
pengenceran
yang
dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang muncul. Semua tabung yang dihasilkan sangat tergantung dengan probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya dalam media.
Universitas Sriwijaya | 2
PEMBAHASAN Uji Baktirologis
MPN adalah suatu metode perhitungan mikroorganisme berdasarkan data kualitatif hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung untuk memperoleh kisaran data kuantitatif jumlah mikroorganisme tersebut (MPN/ml(g)). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu 1. Uji pendugaan ( Presumtive Test ) Uji pendugaan mendeteksi sifat fermentatif coliform / E. Coli dalam sampel. Dalam uji pendugaaan, setiap tabung yang menghasilkan gas dalam masa inkubasi diduga mengandung bakteri coliform / E. Coli. Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa. Bakteri coliform / E. Coli menggunakan laktosa sebagai sumber karbonnya. Tes ini dikatakan positif jika setelah inkubasi 37oC selama 48 jam laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna dan terbentuk gas yang ditampung oleh tabung Durham yang diletakkan terbalik. Dalam tahap ini, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Maka diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adan ya coliform / E. Coli. 2. Uji konfirmasi (Confirmed Test ) Uji konfirmasi dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh bakteri coliform dan bukan disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies sehingga menghasilkan gas. Untuk uji konfirmasi digunakan Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) yang diinokulasi dengan satu mata ose media yang memperlihatkan hasil positif pada uji duga. Kaldu BGBL diinkubasikan pada suhu 35 oC selama 48 jam. 3. Uji kelengkapan (Completed Test ) Uji kelengkapan dilakukan untuk menetukan hasil pemeriksaan benar – benar postif, maka mikroba dari hasil uji konfirmasi yang positif diinokulasikan pada kaldu laktosa kembali. Selain itu ditumbuhkan pula pada agar miring. Jika timbul gas pada kaldu laktosa, maka uji kelengkapan dinyatakan positif. Selanjutnya, jumlah coliform dapat dihitung dengan menggunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan metode JPT atau MPN.
Uji Fisik
1.
Bau dan rasa Prinsip : tidak menunjukkan bau dan rasa yang tidak normal.
2.
Warna Universitas Sriwijaya | 3
Prinsip : pemeriksaan warna ditentukan dengan membandingkan warna contoh dengan larutan standar warna yang dilakukan dalam metode ini dengan larutan platina kobalt (PtCo). 3. pH (Metode Elektrometri) Prinsip : metode pengukuran Ph secara elektrometri berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen dengan menggunakan metode pengukuran secara potensiometri de ngan elektrode gelas. Hidrogen sebagai standar primer dan elektrode kolomel atom perak klorida sebagai pembanding. 4.
Kekeruhan (Metode Nephelometer) Prinsip : membandingkan intensitas cahaya dari contoh dengan intensitas cahaya dari suspensi standar pada kondisi tertentu.
Uji Kimia
1.
Zat yang terlarut (Metode Gravimetri) Prinsip : contoh yang sudah diaduk sempurna, diuapkan, ditimbang dan dikeringkan sampai bobot tetap dalam oven pada suhu 103 OC-105OC. Penambahan bobot dalam pinggang menunjukkan jumlah zat yang terlarut.
2.
Zat Organik (Metode Titrimetri) Prinsip : zat organik didalam air dioksidasikan dengan KMnO 4 dan direduksi oleh asam oksalat. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.
3.
Total organik karbon Prinsip : karbon organik dioksidasi menjadi karbon dioksida (CO 2) oleh persulfat dengan adanya sinar ultraviolet, CO2 yang dihasilkan diukur secara langsung dengan alat inframerah nondispersi, direduksi menjadi metana dan diukur dengan detektor nyala ion pembakaran ( flame ionization detector ).
4. Nitrat dan Klor (Metode Spektrofotometri) Prinsip : penambahan jumlah larutan asam klorida didalam larutan yang mengandung ion nitrat menyebabkan perubahan pada spektrum absorben nitrat yang dapat diukur dengan spektrofotometer ultraviolet dengan panjang gelombang 220 nm dan 275 nm. 5.
Logam berat (Metode SSA tungku karbon) Prinsip : analisis cemaran logam denan SSA menggunakan lampu katoda yang sesuai berdasarkan penyerapan energi radiasi oleh atom-atom logam yang ingin diuji pada tingkat energi dasar atomisasi tungku karbon. Universitas Sriwijaya | 4
KESIMPULAN
1.
Syarat mutu dalam pembuatan es batu kristal harus berdasarkan syarat mutu SNI 013839-1995 sesuai dengan syarat mutu air minum dan juga Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
2.
Standar Nasional Indonesia seri 012332.1 mendeskripsikan MPN sebagai metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair pada tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statistik.
3.
Pengujian berdasarkan SNI 01-3839-1995.
Universitas Sriwijaya | 5