BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penggunaan suatu obat dapat berpengaruh terhadap kualitas pengobatan, pelayanan dan biaya pengobatan. Penggunaan obat atau pelayanan obat merupakan proses kegiatan yang mencakup aspek teknis dan non teknis yang dikerjakan mulai dari menerima resep dokter hingga penyerahan obat kepada pasien. Dalam hal penggunaan obat, langkah yang paling penting diperhatikan adalah diagnosis yang tepat, sehingga menghasilkan suatu peresepan rasional, efektif, aman, dan ekonomis (Depkes RI, 199!. "enetapkan kriteria e#aluasi penggunaan obat amat sangat penting, dan meru merupak pakan an tang tanggu gung ng ja$a ja$ab b dari dari %&' %&'. #al #alua uasi si krit kriteri eriaa peng penggu guna naan an obat obat menjelaskan menjelaskan tentang penggunaan penggunaan obat dengan benar dan mengamati mengamati berbagai berbagai macam komponen. %omponen yang digunakan untuk menilai kriteria penggunaan obat adalah indikasi obat yang tepat, obat yang tepat untuk kondisi klinik, dosis yang yang sesuai sesuai dengan dengan indikas indikasi, i, ada tidakn tidaknya ya intera interaksi, ksi, langka langkah h yang yang berkait berkaitan an dengan dengan pember pemberian ian obat, obat, mengin menginstru struksi ksikan kan penggu penggunaa naan n obat obat kepada kepada pasien pasien,, keadaan klinik dan laboratorium dari pasien. Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah serius dalam pelayanan kesehatan karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi. Di banyak negara, pada berbagai tingkat pelayanan kesehatan, berbagai studi dan temuan telah telah menunj menunjukk ukkan an bah$a bah$a penggu penggunaa naan n obat obat jauh jauh dari dari keadaa keadaan n optima optimall dan rasiona rasional. l. )anyak )anyak hal yang yang dapat dapat diting ditingkat katkan kan dalam dalam penggu penggunaa naan n obat obat pada pada umumnya dan khususnya dalam peresepan obat ( prescribing ( prescribing !. !. *ecara singkat, penggunaan obat (khususnya adalah peresepan obat atau prescribing !, !, dikatakan tidak rasional apabila kemungkinan kemungkinan memberikan memberikan manfaat sangat kecil atau tidak ada sama sekali, sehingga tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau biayanya (+ance dan "illington, 19!. Penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhannya kebutuhannya secara klinis, dalam dosis dosis yang sesuai dengan kebutuhan kebutuhan indi#idunya, indi#idunya, selama $aktu yang sesuai, dengan biaya yang paling
1
rendah sesuai dengan kemampuannya dan masyarakatnya. Penggunaan obat yang rasional harus memenuhi beberapa kriteria berikut, yaitu pemilihan obat yang benar, tepat indikasi, tepat obat, tepat te pat dosis, tepat pasien, pemberian obat dengan benar dan ketaatan keta atan pasien pada pengobatan (-/, 00!. Pada makalah ini akan dijabarkan secara rinci mengenai e#aluasi penggunaan obat dan peran apoteker dalam dalam e#alu e#aluas asii peng penggu guna naan an obat obat agar agar dipe dipero role leh h gamb gambar aran an meng mengen enai ai cara cara melakukan e#aluasi penggunaan obat dan peran apoteker di rumah sakit ataupun di lembaga kesehatan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
2dapaun rumusan masalah pada makalah ini yaitu3 a. )agaimanakah )agaimanakah tahap4tahap tahap4tahap pelaksanaan pelaksanaan e#aluasi e#aluasi penggu penggunaan naan obat5 b. /bat4obat seperti apa yang perlu dilakukan e#aluasi penggunaannya5 penggunaannya5 c. )agai )agaima mana naka kah h peran peran apot apotek eker er dalam dalam melak melakuk ukan an e#al e#alua uasi si peng penggu gunaa naan n obat5
1.3 Tuuan
2dapun tujuan dari makalah ini adalah a. "engetahui "engetahui tahap4tahap tahap4tahap pelaksanaan pelaksanaan e#aluasi e#aluasi penggu penggunaan naan obat. b. "engetahui obat4obat yang perlu dilakukan e#aluasi e#aluasi penggunaannya. c. "eng "engeta etahu huii dan dan mema memaha hami mi pera peran n apot apotek eker er dala dalam m mela melaku kuka kan n e#alu e#aluasi asi penggunaan obat.
2
BAB II I!I 2.1 De"#n#s#E$aluas# Penggunaan %bat
#aluasi Penggunaan /bat (P/! di rumah sakit adalah suatu preoses jaminan mutu yang terstruktur, dilaksanakan terus4 menerus, dan diotorisasi rumah sakit, ditujukan untuk memastikan bah$a obat4obatan digunakan dengan tepat, aman, dan efektif . "enurut Permenkes 6o. 78 tahun 018 tentang *tandar Pelayanan %efarmasian di Rumah *akit, #aluasi Penggunaan /bat (P/! merupakan
program
e#aluasi
penggunaan
obat
yang
terstruktur
dan
berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan e#aluasi obat, kadang4kadang disebut sebagai ulasan pemanfaatan obat, adalah sistem yang berkelanjutan, sistematis, berbasis kriteria e#aluasi obat yang menjamin penggunaan yang tepat dari obat. Ini adalah metode memperoleh informasi untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obta dan jika dikembangkan dengan baik, juga menyediakan sarana memperbaiki masalah dan dengan demikian memberikan kontribusi untuk terapi obat yang rasional. #aluasi penggunaan obat dapat menilai sebenarnya proses pemberian atau dispensing dari obat4obatan (termasuk indikasi yang tepat, pemilihan obat, dosis, rute pemberian, durasi pengobatan dan obat interaksi! dan juga hasil dari pengobatan (misalnya sembuh kondisi penyakit atau penurunan kadar dari parameter klinis!.
2.2TuuanE$aluas# Penggunaan %bat
2dapun tujuan P/ yaitu3 a. mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan /bat b. membandingkan pola penggunaan /bat pada periode $aktu tertentu c. memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan /bat dan d. menilai pengaruh inter#ensi atas pola penggunaan /bat.
3
2.3 &arakter#st#k Pr'gram EP%
1. %ualitatif )ersifat kualitatif dimana kita akan melihat kualitas dari penggunaan obat apakah sudah sesuai dengan kriteria. 0. %uantitatif :ntuk melihat seberapa banyak jumlah obat yang dikonsumsi ;. "ultidisiplin4lintas profesi Dimana dalam hal ini yang terlibat tidak hanya apoteker saja tapi juga melibatkan tenaga kesehatan lain dalam tim e#aluasi penggunaan obat P&'
3 Panitia &armasi dan 'erapi
PI6
3 Panitia Infeksi 6osokomial
P<"
3 Panitia
PR" 3Panitia Rekam "edik 8. %riteria yang tertulis dan terukur al ini dilakukan agar tidak terjadi perbedaan penafsiran 7. Dilakukan secara periodik dan terus menerus Penjaminan mutu harus dilakukan secara terus menerus agar tercapai terapi pengobatan yang diinginkan . )ukan merupakan komponen pera$atan penderita secara langsung 'idak perlu bertemu dengan pasien secara langsung karena hanya terkait pengambilan data dari rekam medik. =. :mpan )alik untuk kebijakan penulisan resep "isalnya jika terjadi ketidakrasionalan obat pada dokter residen, maka bisa dibuat kebijakan obat tidak boleh diberikan pada dokter residen.
2.( Unsur Dasar EP%
P/ (#aluasi Penggunaan /bat! ialah sistem untuk meningkatkan kualitas penggunaan obat di rumah sakit dan klinik, merupakan sistematis program berkelanjutan, berbasis kriteria e#aluasi obat yang akan membantu memastikan bah$a penggunaan obat yang tepat disediakan. P/ dapat terstruktur sehingga akan menilai sebenarnya proses pemberian atau meracik obat (yaitu, sesuai
4
indikasi, dosis, obat interaksi! atau menilai hasil (yaitu, infeksi sembuh, penurunan kadar lipid.! 'ujuan dari P/ sebagaiberikut3 4
"emastikan bah$a terapi memenuhi standar saat pera$atan
4
"empromosikan terapi pengobatan yang optimal
4
"encegah masalah yang berhubungan dengan obat
4
"engidentifikasi masalah penggunaan obat tertentu yang memerlukan e#aluasi lebih lanjut
4
"embuat pedoman (kriteria! untuk penggunaan obat yang tepat
4
"endefinisikan batas untuk kualitas penggunaan obat
4
"eningkatkan akuntabilitas dalam proses penggunaan obat
4
"engontrol biaya farmasi
:ntuk menjamin mutu obat yang beredar di rumah sakit dilaksanakan berbagai program, salah satu diantaranya adalah e#aluasi penggunaan obat (P/!. Program #aluasi Penggunaan /bat (P/! merupakan suatu proses jaminan mutu yang terstruktur, yang dilakukan secara terus menerus dan secara organisasi diakui serta ditujukan untuk menjamin agar obat4obatan digunakan secara tepat, aman dan efektif. *alah satu unsur utama dari P/ adalah pemantauan yang sistematik, terencana dan terus menerus, serta analis penggunaan obat yang sebenarnya untuk mencari solusi masalah yang timbul di rumah sakit dengan menggunakan kriteria yang dapat diukur dan objektif. Pemantauan ini dapat dilakukan secara konkuren, retrospektif maupun prospektif (2*P, 19 dan icks, 1998!.
standar penggunaan obat, dalam penggunaan obat harus yang dapat diukur (standar! yang menguraikan penggunan obat yang tepat. 0. "engidentifikasi masalah penting dan yang mungkin, memantau dan menganalisis penggunaan obat secara terus menerus, direncanakan secara
5
sistematik untuk mengidentifikasi masalah nyata atau masalah yang mungkin. *ecara ideal, kegiatan ini sebaiknya diadakan secara prospektif ;. "enetapkan prioritas untuk mengin#estigasi dan solusi masalah. 8. "engkaji secara objektif, penyebab, dan lingkup masalah dengan menggunakan kriteria yang abash secara klinik 7. *olusi masalah. . "enyanangkan dan menerapkan tindakan untuk memperbaiki atau meniadakan masalah. =. memantau solusi masalah dan keefektifan. . "endokumentasi serta melaporkan secara terjad$al temuan, rekomendasi, tindakan yang diambil, dan hasilnya. 'indakan yang diambil dapat berupa pengaturan atau edukasi yang cocok dengan keadaan dan kebijakan rumah sakit. "enetapkan kriteria e#aluasi penggunaan obat amat sangat penting, danmerupakan tanggung ja$ab dari apoteker. #aluasi kriteria penggunaan obatmenjelaskan tentang penggunaan obat dengan benar dan mengamati berbagaimacam komponen. %omponen yang digunakan untuk menilai kriteria penggunaanobat adalah indikasi obat yang tepat, obat yang tepat untuk kondisi klinik, dosisyang sesuai dengan indikasi, ada tidaknya interaksi, langkah yang berkaitandengan pemberian obat, menginstruksikan penggunaan obat kepada pasien,keadaan klinik dan laboratorium dari pasien (-/ dan "*, 0;!. &aktor4faktor yang perlu diperhatikan3 a. indikator peresepan b.
indikator pelayanan dan
c. indikator fasilitas.
6
2.)!tan*ar untuk Melakukan EP% 2.).1 Pelaksana E$aluas# Penggunaan %bat +EP%,
P/ dilakukan oleh staf medik sebagai suatu proses yang terus4menerus, terencana dan sistematik, berbasis kriteria untuk memantau dan menge#aluasi penggunaan obat profilaksis, terapi, dan empirik untuk membantu memastikan bah$a obat4obat tersebut diberikan dengan tepat, aman, dan efektif. Proses ini mencakup pengumpulan dan pengkajian rutin informasi, untuk mengidentifikasi kesempatan menyempurnakan penggunaan obat, dan untuk mengatasi masalah dalam penggunaannya.
2.).2 %bat -ang D#e$aluas#
Pemantauan dan e#aluasi obat terus ? menerus yang diseleksi berdasarkan satu atau lebih alasan berikut3 1. Didasarkan pada pengalaman klinik, diketahui dan dicurigai bah$a obat menyebabkan R/" atau berinteraksi dengan obat lain dalam suatu cara yang menimbulkan suatu resiko kesehatn yang signifikan. 0. /bat digunakan dalam pengobatan berbagai reaksi, disebabkan umur, ketidakmampuan, atau karakteristik metabolik yang unik ;. /bat telah ditetapkan melalui program pengendalian infeksi rumah sakit atau kegiantan jaminan mutu lain, untuk memantau, menge#aluasi, dan 8. /bat adalah salah satu yang paling sering ditulis.
2. Taha/0Taha/ Pelaksanaan EP%
'ujuan pemantauan penggunaan obat yang rasional adalah untuk menilai apakah kenyataan praktek penggunaan obatyang dilakukan telah sesuai dengan pedoman yang disepakati. Dengan pemantauan ini dapat dideteksi adanya kemungkinanpemakaian obat yang berlebih (over prescribing !, kurang(under prescribing !, boros (extravagant prescribing ! , maupuntidak tepat (incorrect prescribing !. Pemantauan dilakukan dengan menganalisis3
%ecocokan
antara
gejala>tanda4tanda
(symstoms>sings!, diagnosis
dan
pengobatan yang diberikan
%esesuaian pengobatan yang diberikan dengan pedoman pengobatan yang ada
7
Pemakaian obat yang rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat inter#al dan lama pemberian, tepat pasien!
Praktek polifarmasi
#aluasi Indikator Peresepan
mpat parameter utama yang akan dinilai dalam monitoring dan e#aluasi penggunaan obat yang rasional adalah 3 4
Penggunaan standar pengobatan
4
Proses pengobatan (Penerapan */P!
4
%etepatan diagnostic
4
%etepatan pemilihan inter#ensi pengobatan Dalam lingkungan pelayanan kesehatan, penggunaan obat yang ekonomis
harus juga diberikan prioritas tinggi dan karena itu, menjadi suatu komponen dari definisi ini, dan difokuskan pada penggunaan obat secara kualitatif dan kuantitatif. %egiatan praktek P/3 a. menge#aluasi pengggunaan /bat secara kualitatif dan b. menge#aluasi pengggunaan /bat secara kuantitatif. *asaran P/ secara umum adalah sebagai berikut3 1. "engadakan Pengkajian penggunaan obat yang efisien dan terus menerus 0. "eningkatkan pengembangan standar penggunaan terapi obat ;. "engidentifikasi bidang yang perlu untuk materi edukasi berkelanjutan 8. "eningkatkan kemitraan antarpribadi professional pelayanan kesehatan 7. "enyempurnakan pelayanan pasien yang diberikan . "engurangi resiko tuntutan hukum pada rumah sakit =. "engurangi biaya rumah sakit dan pera$atan pasien sebagai akibat dosis akurat, efek samping yang lebih sedikit, dan $aktu hospitalisasi yang lebih singkat.
8
'ahap4tahap pelaksanaan #aluasi Penggunaan /bat (P/! 1. Meneta/kan /enanggung aab
Dikebanyakan rumah sakit, P&' (panitia &armasi dan 'erapi! adalah kelompok yang paling logis untuk mengelola kegiatan P/ karena merupakan kumpulan staf medik dan $akil dari apoteker, juga mempunyai hubungan langsung dengan komite medik dan pimpinan rumah sakit dan mempunyai hubungan langsung tanggung ja$ab yang melekat tentang aspek penggunaan obat di rumah sakit. dibebrapa rumah sakit ada yang membentuk tim P/ dan apoteker terlibat didalam tim tersebut atau ada juga yang diserahkan pada panitia jaminan mutu. *iapapun yang bertanggung ja$ab, kelompok itu adalah kelompok yang disegani di rumah sakit dan memiliki ke$enangan yang cukup untuk memberikan suatu program yang absah.
2. Mengka# /'la /enggunaan 'bat
'im P/ mengkaji pola pengguaan obat secara menyeluruh untuk mengetahui obat secara menyeluruh untuk mengetahui obat4obat yang paling banyak dituliskan dan digunakan di rumah sakit. Disamping itu, diketahui *"& yang paling banyak menggunakan obat4obat tertentu. )erdasarkan pengkajian ini dapat ditetapkan obat yang akan die#aluasi penggunaannya.
3. Meneta/kan 'bat -aung akan *#e$aluas#
*esuai pola penggunaan obat, maka ditentukan obat yang akan die#aluasi. *eharusnya semua obat yang digunakan harus dipantau efekti#itas, keamanan, dan ketepatan penggunaannya, tetapi karena keterbatasan sumber daya maka dilakukan prioritas obat atau golongan obat yang die#aluasi. /bat4obat yang die#aluasi memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria berikut 3 obat tersebut menyebabkan reaksi obat merugikan atau berinteraksi dengan obat lain, makanan, pereaksi diagnostik sehingga dapat mengganggu terapi secara bermakna penserita yang menggunakan obat tersebut beresiko tinggi terhadap munculnya efek yang
9
merugikan obat tersebut sangat toksik atau menyebabkan ketidaknyamanan pada dosis penggunaan atau harganya sangat mahal obat tersebut paling efektif digunakan dengan cara tertentu seperti I+ obat4obat yang sedang dalama penilaian formularium dan obat4obat yang dipilih melalui kebijakan rumah sakit untuk die#aluasi.
(. Meneta/kan kr#ter#a /enggunaan 'bat
*etelah menetapkan obat yang die#aluasi, maka ditetapkan kriteria penggunaan obat. %riteria tertulis yang baik seringkali memiliki beberapa komponen atau unsur yang berkaitan dengan terapi obat dan aspek lain dari obat tertentu untuk membantu penggunaan obat secara tepat. %riteria penggunaan obat harus objektif (tegas! sehingga akan memastikan konsistensi apabila indi#idu yang berbeda
menge#aluasi penggunaaan
obat.
%riteria yang subjektif
memungkinkan interpretasi pada pihak penge#aluasi dan menyebabkan hasil yang tidak berarti.
). Mengum/ulkan *an meng'rgan#sas#kan *ata
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui proses pengkajian retrospektif, konkuren, dan prospektif. *umber data yang paling umum digunakan dalam rekam medik. golongan obta, laporan laboratorium, laporan reaksi obat merugikan (R/"!, laporan kejadian dan profil pengobatan penderita.
. Menge$aluas# /enggunaan 'bat
*etelah
data
dikumpulkan,
data
diorganiasasikan
dengan
cara
mengidentifikasi pola penggunaan obat di rumah sakit. beberapa rumah sakit menganggap perlu untuk mengorganisasikan data penggunaan obat berdasarkan spesialisasi dokter, pelayan atau *"& tertentu dan penderita tertentu. Informasi seperti ini memungkinkan untuk tindakan perbaikan khusus yang diambil jika diperlukan. )erdasarkan temuan dalam pengkajian penggunaan obat, tim P/ atau P&' menentukan perlu atau tidak rekomendasi untuk tindakan perbaikan.
10
%etidaktepatan dan rekomendasi dikomunikasikan oleh panitia P/ kepada P&' atau pimpinan rumah sakit.
. Meneta/kan t#n*akan atau s'lus# masalah atau /erba#kan /enggunaan 'bat
Penerapan tindakan mungkin sulit jika penggunaan obat yang tidak tepat sudah diidentifikasikan. 'indakan koreksi harus datang dari staf medik, tidak langsung dari apoteker. 'indakan perbaikan dapat dilakukan dengan cara edukasi, perubahan terapi, dan tindakan administrasi. "ekanisme sederhana dalam tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan surat berita atau surat dari P&' kepada staf *"& tertentu untuk memberitahukan ketidaktepatan penggunaan obat dan dalam surat tersebut harus disebutkan secara spesifik tentang kasus yang terjadi, tindakan perbaikan yang diusulkan, tujuan dilaksanakan kegiatan P/, dan pentingnya kegiatan tersebut bagi rumah sakit serta staf medik. 'indakan perbaikan yang paling efektif biasanya dengan edukasi yang dapat dilakukan melalui kunjungan besar, diskusi pada laporan pagi, presentasi formal pada kunjungan besar, dan presentasi formal pada kunjungan penderita harian. 2papun mekanisme yang digunakan adalah penting bah$a hal itu digunakan secara konsisten dan professional.
. Men#la# e"ekt#$#tas t#n*akan /erba#kan *an men*'kumentass#kann-a
*etelah tindakan perbaikan diambil untuk menyelesaikan masalah atau perbaikan penggunaan obat, harus ada mekanisme untuk menilai efekti#itas dari tindakan perbaikan. Dalam hal ini diperlukan e#aluasi kembali obat atau golongan obat yang telah dikaji sebelumnya secara terus menerus, sistematis, dan menilai ulang ketepatan penggunaannya.
2. Pelaksanaan EP%
11
P/ dapat dengan mudah di#isualisasikan sebagai kegiatan jaminan mutu. Penetapan dan pemeliharaan suatu program P/ sangat rumit. -alaupun pengembangan dari berbagai langkah tertentu dapat berubah4ubah, pendekatan berikut dapat membantu mengkonsepsikan dan melakukan P/ sebagai suatu kegiatan jaminan mutu. 1. "embentuk tim P/ dan menunjuk penanggung ja$ab 0. "engkaji data pola penggunaan obat secara menyeluruh (secara kuantitatif! ;. "engidentifikasi obat dan golongan obat4obat tertentu untuk dipantau dan die#aluasi 8. "engembangkan kriteria penggunaan obat (%P/! 7. "engumpulkan dan mengorganisasikan data . "enge#aluasi penggunaan obat dengan mengacu pada %P/ =. "engambil tindakan untuk solusi masalah atau menyempurnakan penggunaan obat . "engkaji keefektifan tindakan diambil dan membuktikan penyempurnaan. 9. "engkomunikasikan informasi kepada indi#idu dan kelompok yang tepat di dalam rumah sakit.
2. &erangka untuk EP%
%erja sama antara dokter dan apoteker sangat diperlukan untuk memastikan penggunaan obat yang optimal. :ntuk memberi ke$enangan dan struktur pada suatu program P/, tanggung ja$ab untuk melakukan proses P/ secara khas didelegasikan pada suatu komite dari staf medik. %omite>panitia yang dapat melakukan fungsi ini diuraikan diba$ah ini3 a. %omite &armasi dan 'erapi Panitia ini bertanggung ja$ab untuk mengatur semua aspek dari siklus obat dalam rumah sakit, mulai dari pengadaan sampai ke e#aluasi, dan karena susunan panitia ini terdiri atas gabungan dari profesional pelayanan kesehatan, panitia ini sering ditunjuk bertanggung ja$ab untuk memimpin P/. Dalam beberapa rumah sakit, tanggung ja$ab ini didelegasikan pada suatu komite dari %&'.
12
b. Panitia Pengendalian Infeksi &okus dari PPI ini adalah sur#eilan dan pengendalian infeksi. Panitia ini kadang4kadang diberi tanggung ja$ab uintuk menge#aluasi penggunaan obat (P/! antibiotika. %arena lingkup P/ mencakup semua kategori obat adalah tidak tepat untuk memisahkan P/ antibiotika dari kegiatan P/ lainnya. c. Panitia *taf "edik &ungsional (*"&! )eberapa rumah sakit memilih bekerja melalui panitia *"& yang ada (misalnya, *"& pediatrik, bedah, penyakit dalam, dll! dalam pelaksanaan P/. d. Panitia P/ )eberapa rumah sakit membentuk suatu panitia khusus dengan tanggung ja$ab khusus untuk P/. %eanggotaan dan hubungan pelaporan dari panitia harus diresmikan (diformalkan! dalam struktur organisasi rumah sakit. e. Panitia 2udit "edik (P2"! %e$enangan dan akuntabilitas untuk menge#aluasi pelayanan medik sering didelegasikan pada suatu P2", suatu panitia tetap dari staf medik terorganisasi. Pengkajian pelayanan medik oleh berbagai dokter lain, pada umumnya disebut @pengkajian kelompok ahli yang samaA ( Peer Review!. Direkomendasikan agar per$alian profesi kesehatan lainnya termasuk apoteker, diangkat dalam panitia ini. f. Panitia
suatu
cara tunggal yang
lebih
diinginkan
dari
pengorganisasian kegiatan P/. *etiap rumah sakit $ajib mendesain suatu sistem yang dapat bekerja paling baik dengan gabunagn khas dari personel, kebijakan, dan protokol. arus diputuskan indi#idu atau
13
kelompok yang dapat merencanakan paling efektif untuk penggunaan obat yang optimal, mengidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan obat, menganalisis data, merekomendasikan tindakan, dan solusi masalah berkenaan penggunaan obat. 'entu saja, seorang anggota penting dari P/ adalah seorang apoteker yang komunikatif dan bertanggung ja$ab.
2.4 Desa#n !tu*# EP%
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui proses pengkajian retrospektif, konkuren dan prospektif. *umber data yang paling umum digunakan dalam rekam medik. golongan obat, laporan laboratorium, laporan reaksi obat merugikan (R/"!, laporan kejadian, profil pengobatan penderita, catatan penyerahan obat, laporan kesalahan
pengobatan,
pasien.#aluasi
laporan
penggunaan
obat
sensiti#itas dapat
antimikroba,
dilakukan
dengan
dan
keluhan
desain
studi
retrospektif, konkuren dan prospektif ()ro$n, 1990!. a. Desain studi Retrospektif Desain studi Retrospektif adalah studi yang dilakukan terhadap obat4 obatan yang telah digunakan penderita berdasarkan acuan atau kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu. "etode retrospektif dilakukan dengan mempelajari dan menilai ketepatan atau ketidaktepatan obat yang telah digunakan oleh penderita terhadap kriteria>standar penggunaan obat. *tudi retrospektif mempunyai ketentuan dan keterbatasan. %euntungan studi ini adalah lebih sederhana dan prkatis untuk dilakukan. %eterbatasan utamanya adalah tidak ada dampak langsung dari penderita, karena penderita sudah pulang atau obat sudah digunakan. %eterbatasan lain adalah tidak ada dampak langsung bagi penderita karena penderita sudah pulang dan kepercayaan terhadap data yang tertulis pada rekam medik kemungkinan tidak lengkap dan samar4samar sehingga menyebabkan penilaian yang subyektif. #aluasi penggunaan obat secara prospektif dilakukan dengan membuat kriteria penggunaan obat. "etode ini
14
memberikan kesempatan pendidikan bagi apoteker, tetapi pelaksanaannya harus baik agar tidak terjadi konfrontasi dengan dokter. *tudi
retrospektif
(diperoleh
dari
resep,
catatan
medis,
catatan
laboratorium! 4
Pemantauan laboratorium
4
Pemantauan penggunaan terapi obat biaya tinggi
4
"embandingkan resep dari beberapa dokter
4
#aluasi indikasi untuk penggunaan obat (ulasan grafik!
4
fek samping obat4obat
4
)iaya yang benar dibebankan kepada pasien
4
'erapi menggunakan obat generik atau setara yang benar
4
asil Pasien dari terapi obat
4
Interaksi pasien
b. Desain studi konkuren Pengkajian penggunaan obat yang sedang digunakan penderita. "etode ini mempunyai keuntungan, yaitu dapat mempengaruhi pera$atan penderita secara langsung daripada studi retrospektif karena akan memberikan kesempatan untuk tindakan perbaikan karena penderita masih ada di rumah sakit. *tudi ini lebih rumit daripada studi retrospektif karena karena menuntut penanganan secara cepat dan untuk keberhasilan proses ini, dokter harus tersedia untuk konsultasi dari apoteker.
c. Desain studi prospektif *tudi penggunaan obat sebelum obat itu digunakan penderita. *uatu contoh
dari
proses
pengkajian
prospektif
adalah
dihasilkannya
protokol>kriteria tertulis tertentu untuk penggunaan obat. %euntungan dari prospektifialah bah$a apoteker dapat melakukan inter#ensi pada saat obat ini dibagikan untuk mencegah kesalahan dalam dosis, indikasi, interaksi, dll. %eterbatasan utama dari studi ini adalah diperlukannya sur#eilan terapi obat yang sangat terorganisir dan ditetapkan dengan benar. selain itu semua apoteker harus terlihat penuh dalam kegiatan tersebut sehingga
15
kegiatan rutin dapat tertanggu. %eterbatasan utama metode prospektif adalah pelunya penga$asan terhadap pengaturan dan pendekatan terapi obat yang harus dibandingkan dengan hasil studi retrospektif dan konkuren. %riteria *tudi prospektif (diperoleh dari catatan resep! 4
Indikasi
4
Dosis
4
Durasi terapi
4
)entuk sediaan dan cara pemberian
4
Potensi Interaksi obat
4
'erapi yang tepat dan pemilihan obat (sesuai dengan pedoman pengobatan standar!
4
)iaya
4
Duplikasi 'erapi
4
%ontraindikasi
4
Reaksi obat yang nerugikan
4
%uantitas dispensing
4
asil terapi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan meninjau sampel yang sesuai grafik atau catatan resep dari fasilitas pelayanan kesehatan, biasanya dengan personil farmasi yang dipilih. "inimal, harus ada 7 sampai =7 catatan ulasan di setiap fasilitas kesehatan. *emakin besar fasilitas dan lebih banyak praktisi yang tersedia, semakin besar persentase catatan yang perlu ditinjau dan dianalisis. Di beberapa negara, sistem komputerisasi secara otomatis mengatasi kriteria dalam proses memasukkan informasi pasien ke dalam komputer. 2poteker menge#aluasi setiap indikator yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yaitu, dosis, interaksi obat, duplikat obat dalam kelas terapi yang sama, dan lain4lain yang mungkin muncul dalam catatan pasien pada program data komputer. "asalah tersebut maka harus diperbaiki sebelum obat ini ditiadakan. *istem ini juga berguna karena
16
sejumlah besar pasien yang benar4benar dapat die#aluasi dan database berikutnya yang akan diproduksi.
2.15 !trateg# untuk bert#n*ak
)erbagai metode mungkin berguna dalam rencana tindakan perbaikan yaitu3
dukasi *alah satu rencana tindakan yang paling umum dalam jaminan mutu adalah
penyajian suatu program edukasi berkelanjutan, difokuskan pada masalah yang diidentifikasi.
Pembatasan Penggunaan /bat Rencana tindakan yang lain untuk mempengaruhi kepatuhan pada criteria
penggunaan obat adalah pembatasan penggunaan obat. al ini merupakan rencana tindakan biasa, untuk menyempurnakan penggunaan antibiotic dalam rumah sakit. *istem pengendalian demikian dapat mengubah praktik penulisan obat.
Perubahan sistem 1. Perpanjangan I&R* selama 08 jam 0. "engadakan laboratorium farmakokinetik klinik, atau minimal adanya seorang apoteker spesialis farmakokinetik klinik yang aktif dalam pelayanan konsultasi farmakokinetik dan ;. "engembangkan, menyempurnakan atau mere#isi kebijakan dan prosedur tertentu 8. Penerapan pelayanan farmasi klinik untuk mendukung penggunaan obat yang bermutu, juga dapat merupakan tindakan yang tepat.
Inter#ensi prospektif atau konkuren *trategi lain untuk tindakan adalah mengidentifikasi dan memperbaiki
penyimpangan penggunaan obat yang optimal secara prospektif atau secara konkuren. 2potek klinik secara khas memenuhi syarat untuk melakukan
17
pengkajian prospektif dan konkuren. Proses pengkajian prospektif dan konkuren menggunakan kriteria penggunaan obat tertulis yang secara klinik abash untuk mengkaji regimen terapi.
Pengkajian tindakan yang diambil dan penyempurnaan dokumen *etelah tindakan koreksi dilakukan untuk solusi masalah atau untuk
penyempurnaan penggunaan obat, suatu mekanisme harus ada untuk mengkaji keefektifan tindakan koreksi yang dilakukan sehingga benar4benar mengubah terapi sebagaimana dimaksudkan. al ini memerlukan suatu ree#aluasi obat atau golongan obat yang sebelumnya telah die#aluasi.
"engkomunikasikan informasi rele#an kepada kepada indi#idu yang tepat %omunikasi yang efektif adalah penting untuk suatu program P/ yang
berhasil. *uatu rencana dan jenis informasi yangt jelas, harus diuraikan secara tepat kepada indi#idu>kelompok yang menerima. *emua hasil program P/ harus dikomunikasikan melalui berbagai saluran yang ditetapkan oleh kebijakan rumah sakit.
2.11 &esul#tan 6ang Mungk#n Tera*#
2pabila program tidak mempunyai otoritas. *uatu program P/ yang bekerja bebas (independen! dari staf medik, kemungkinan besar akan tidak efektif. *taf medik harus terlibat agar program mempunyai leitimasi (hak kekuasaan!.
%ekurangan dalam pengorganisasian terbukti mengganggu program. 'anpa suatu ketetapan yang jelas peranan berbagai indi#idu program akan kacau. %ebijakan dan prosedur harus terdokumentasi, agar proses organisasi terdokumentasi secara jelas dan tidak ada kebingungan tentang siapa yang mempunyai tanggung ja$ab apa
18
Pengoperasian
program
P/
dengan
komunikasi
yang buruk
akan
menyebabkan program gagal. 2dalah penting bah$a setiap orang yang terlibat, mengerti proses P/ dan itu adalah penting untuk rumah sakit, staf medik dan I&R*. *eorang coordinator untuk kegiatan P/ harus ditunjuk dan bertanggung ja$ab untuk semua komunikasi. Diskusi tetap tentang kegiatan P/ adalah penting pada tingkat P&'.
Dokumentasi yang buruk dapat merusak program P/. *emua studi P/ harus terdokumentasi dengan baik, termasuk rekomendasi yang dibuat, tindakan tindakan tindak lanjut yang diterapkan, dan e#aluasi tindakan perbaikan yang dilakukan. Dokumentasi harus segera dapat ditelusuri.
'idak melibatkan semua apoteker rumah sakit dalam kegiatan P/ adalah suatu kesalahan. 2poteker adalah professional yang logis dan tepat untuk melakukan suatu e#aluasi a$al dari terapi obat dalam struktur program P/.
2.12 Tanggung 7aab A/'teker *alam EP%
#aluasi pengunaan obat merupakan alat untuk menjamin penggunaan obat dengan tepat, aman, dan efektif. Program P/ harus digabungkan dalam seluruh akti#itas rumah sakit dan sesuai dengan model yang diterapkan dalam sistem pelayanan kesehatan. 'erdapat beberapa model yang diterapkan akan tetapi yang paling sering digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah &/B:*4 PDB2 atau (PD*2!. *ingkatan tersebut adalah ()ro$n 'homas,0! 3 8ind process to impro#e %rganiCe a team that kno$s the precess 9larify current kno$ledge of the process Understand causes of process #ariation !elect process impro#ement Plant Do 9heck (or *tudy! Act
19
)erikut adalah contoh e#aluasi penggunaan obat menggunakan model PDB2 untuk antibiotik profilaksis pada bedah3
ambar . model PDB23 2ntibiotik profilaksis untuk pasien bedah
*eorang apoteker dapat bertindak sebagai pemimpin untuk mendesain program P/. Pada program tersebut dilakukan penilaian dan perbandingan outcome pasien yang menerima terapi obat sesuai dengan kriteria dan pasien yang tidak menerimanya. Pemilihan obat untuk program P/ berdasarkan pada apakah obat tersebut memiliki tingkat penggunaan yang tinggi dan beresiko tinggi sebagai contoh agen trombolitik memiliki harga yang mahal dan beresiko tinggi antibiotik tertentu memiliki penggunaan yang tinggi ()ro$n 'homas,0!. *eorang apoteker yang bekerja dengan dokter mampu mengembangkan kriteria untuk e#aluasi penggunaan obat. %riteria yang ditetapkan harus fokus dan terbatas. Pilih tiga hingga lima kriteria yang penting dan sederhana untuk die#aluasi dan dikumpulkan datanya.
dan periode $aktu yang diambil. *elanjutnya,
kriteria e#aluasi penggunaan obat diajukan ke komitee untuk dianalisi lebih lanjut ()ro$n 'homas,0!. :ntuk lebih rinci tanggung ja$ab apoteker dalam program P/ yaitu3
20
a! )ekerja sama dengan staf medis dan dengan yang lain, mengadakan koordinasi harianprogram P/. b! "enyediakan data kuantitatif penggunaan obat untuk menetapkan obat yang akan die#aluasi (data konsumtif terakhir!. c! "enyiapkan konsep kriteria penggunaan obat>standar dengan bekerja sama dengan staf medik dan lain4lain untuk disetujui oleh 'im P/, P&', dan ketua %omite"edik. d! "engumpulkan data penggunaan obat yang akan die#aluasi dan mengkaji order obat,profil pengobatan oasien (P;!, terhadap criteria penggunaan obat yang telahditetapkan. e! "enginterpretasikan dan melaporkan temuan e#aluasi kepada 'im P/, danmemformulasikan
rekomendasi tindakan perbaikan yang akan
diusulkan 'im P/ kepimpinan rumah sakit. f! )erpartisipasi dalam program tindakan perbaikan, misalnya dalam edukasi untukmemperbaiki temuan e#aluasi. g! "emantau keefektifan tindakan perbaikan dan membuat laporan tertulis tentang hasilpemantauan tersebut.
2.13 Pan#t#a Pelaksana E$aluas# Penggunaan %bat *# Rumah !ak#t
%erja sama antara dokter dan apoteker sangat diperlukan untuk memastikan penggunaan obat yang optimal. :ntuk memberi ke$enangan dan struktur pada suatu program P/,tanggung ja$ab untuk melakukan proses P/ secara khas didelegasikan pada suatukomite dari staf medik. %omite>panitia yang dapat melakukan fungsi ini diuraikandiba$ah ini 3 a. %omite &armasi dan 'erapi
Dalam pengorganisasian Rumah *akit dibentuk %omite>'im &armasi dan 'erapi yang merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah *akit mengenai kebijakan penggunaan /bat di Rumah *akit yang anggotanya terdiri dari dokter yang me$akili semua spesialisasi yang ada di Rumah *akit, 2poteker Instalasi &armasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan. %omite>'im &armasi dan 'erapi harus dapat membina hubungankerja dengan komite lain didalam Rumah *akit yang
21
berhubungan>berkaitan dengan penggunaan /bat. %omite>'im &armasi dan 'erapi dapat diketuai oleh seorangdokter atau seorang 2poteker, apabila diketuai oleh dokter makasekretarisnya adalah 2poteker, namun apabila diketuai oleh 2poteker,maka sekretarisnya adalah dokter. %omite>'im &armasi dan 'erapi harus mengadakan rapat secarateratur, sedikitnya 0 (dua! bulan sekali dan untuk Rumah *akit besarrapat diadakan sekali dalam satu bulan. Rapat %omite>'im &armasidan 'erapi dapat mengundang pakar dari dalam maupun dariluarRumah *akit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan%omite>'im khusus,keahlian4keahlian
&armasi atau
dan
'erapi,
pendapat
memiliki
tertentu
yang
pengetahuan bermanfaat
bagi%omite>'im &armasi dan 'erapi. "enurut Permenkes N'. 2 Tahun 251 Tentang !tan*ar Pela-anan &e"armas#an *# Rumah !ak#t ,
%omite>'im &armasi dan 'erapi mempunyai tugas3 1. "engembangkan kebijakan tentang penggunaan /bat di Rumah *akit 0. "elakukan seleksi dan e#aluasi /bat yang akan masuk dalam formularium Rumah *akit ;. "engembangkan standar terapi 8. "engidentifikasi permasalahan dalam penggunaan /bat 7. "elakukan inter#ensi dalam meningkatkan penggunaan /bat yang rasional . "engkoordinir penatalaksanaan Reaksi /bat yang 'idak Dikehendaki =. "engkoordinir penatalaksanaan medication error . "enyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan /bat di Rumah *akit.
b. Pan#t#a Pengen*al#an In"eks#
&okus dari PPI ini adalah sur#eilan dan pengendalian infeksi. Panitia ini kadang4kadang diberi tanggung ja$ab uintuk menge#aluasi penggunaan obat (P/! antibiotika. %arenalingkup P/ mencakup semua kategori obat adalah tidak tepat untuk memisahkan P/antibiotika dari kegiatan P/ lainnya.
22
:. Pan#t#a !ta" Me*#k 8ungs#'nal +!M8,
)eberapa rumah sakit memilih bekerja melalui panitia *"& yang ada (misalnya, *"& pediatrik, bedah, penyakit dalam, dll! dalam pelaksanaan P/.
*. Pan#t#a EP%
)eberapa rumah sakit membentuk suatu panitia khusus dengan tanggung ja$ab khusus untuk
P/. %eanggotaan
dan
hubungan pelaporan
dari panitia
harus
diresmikan(diformalkan! dalam struktur organisasi rumah sakit.
e. Pan#t#a Au*#t Me*#k +PAM,
%e$enangan dan akuntabilitas untuk menge#aluasi pelayanan medik sering didelegasikan pada suatu P2", suatu panitia tetap dari staf medik terorganisasi. Pengkajian pelayananmedik oleh berbagai dokter lain, pada umumnya disebut @pengkajian kelompok ahli yangsamaA ( Peer Review!. Direkomendasikan agar per$alian profesi kesehatan lainnyatermasuk apoteker, diangkat dalam panitia ini.
". Pan#t#a 7am#nan Mutu
:ntuk memadukan semua proses jaminan mutu yang terjadi di seluruh rumah sakit, kebanyakan rumah sakit mempunyai Panitia
masalah
yang
berkaitan dengan
obat,
menganalisis
data,merekomendasikan tindakan, dan solusi masalah berkenaan penggunaan
23
obat. 'entu saja, seorang anggota penting dari P/ adalah seorang apoteker yang komunikatif danbertanggung ja$ab.
BAB III &E!IMPULAN
1. *alah satu unsur utama dari P/ adalah pemantauan yang sistematik, terencana dan terus menerus, serta analis penggunaan obat yang sebenarnya untuk mencari solusi masalah yang timbul di rumah sakit dengan menggunakan kriteria yang dapat diukur dan objektif. 0. 'ahap4tahap dalam pelaksanaan P/ meliputi 3 penetapan penanggung ja$ab, mengkaji pola penggunaan obat, menetapkan obat yang akan die#aluasi, menetapkan kriteria penggunaan obat, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, menge#aluasi penggunaan obat, menetapkan tindakan atau solusi masalh atau perbaikan penggunaan obat, dan menilai efekti#itas tindakan perbaikan dan mendokumentasikannya. ;. 'anggung ja$ab utama apoteker dalam program P/ yaitu3 24
)ekerja sama dengan staf medis dan dengan yang lain, mengadakan koordinasi harianprogram P/, menyediakan data kuantitatif penggunaan obat untuk menetapkan obat yang akan die#aluasi (data konsumtif terakhir! dan menyiapkan konsep kriteria penggunaan obat>standar dengan bekerja sama dengan staf medik dan lain4lain untuk disetujui oleh 'im P/, P&', dan ketua %omite"edik.
DA8TAR PU!TA&A
2merican *ociety of ospital Pharmacy (2*P!, 19, 2*P guidelines on the pharmacistEs role in drug4use e#aluation, American Journal of Hospital Pharmacy, 87, &ebruary. )ro$n, '. R. 1990. Handbook of Institutional Pharmacy Practice. ;rd d. 6e$ Fork3 2merican *ociety of ospital Pharmacies Inc. Depkes RI.199. *tandar Pelayanan dan 2suhan %epera$atan di Rumah *akit. Departemen %esehatan RI.
25
Peraturan "enteri %esehatan 6o. 7 'ahun 018 'eantang *tandar Pelayanan %efarmasian di Rumah *akit. Peraturan "enteri %esehatan 6o. =0 'ahun 01 'entang *tandar Pelayanan %efarmasian di Rumah *akit -orld ealth /rganiCation. (0;!. Introduction to Drug :tiliCation Research./slo3H! International orking "roup for #rug $tatistics %ethodology. +ance "a G "illington -r (19! Principle of irrational drug therapy&International Journal of Health $ciences 1(;!. alaman3 ;774;1.
26