BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Bijih besi atau yang juga kita kenal dengan sebutan besi saja merupakan salah satu unsur yang paling sering kita manfaatkan dalam kehidupan sehari – hari. Besi ini memang diperoleh dari bijih besi yang kemudian dilebur dan dicampur dengan unsur lain lalu kemudian menjadi banyak sekali jenis – jenis besi. Manfaat biji besi sangat besar perannya dalam kehidupan sehari hari. Tahapan eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilakukan melalui empat tahap sebagai berikut : survei tinjau, prosepeksi, eksplorasi umum, dan eksplorasi rinci. Sebelum melakukan tahapan eksplorasi, perlu diketahui bagaimana model geologi dari endapan bijih besi dilapangan yang mana model geologi merupakan merupakan konsep keadaan geologi yang ideal dari suatu endapan. Yang meliputi: data geologi, topografi lapangan, struktur geologi, dsb.
1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu bijih besi? 2. Bagaimana model geologi yang tepat untuk eksplorasi bijih
besi? 1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu bijih besi dan model geologi yang tepat untuk eksplorasi bijih besi
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bijih Besi Bijih besi adalah cebakan yang digunakan untuk membuat besi
gubal. Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah mineral gangue mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain. Biji besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam molekul. Besi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethit, limonit atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida dan beragam dalam hal warna, dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah karat. Besi merupakan unsur kuat golongan VIII B yang mempunyai nomor atom 26. Dan besi bisa setiap kali kita lihat di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, cadangan biji besi nampak banyak, namun seiring dengan bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial berkelanjutan, cadangan ini mulai berkurang, karena jumlahnya tetap. Sebagai contoh, Lester Brown dari Worldwatch Institute telah memperkirakan bahwa bijih besi bisa habis dalam waktu 64 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi konservatif dari 2% pertumbuhan per tahun. Besi diperoleh dengan mengolah biji besi menjadi besi kasar. Biji besi diperoleh dari alam dalam bentuk oksida besi. Pengolahan biji besi dilakukan untuk mengurangi oksigen, sehingga disebut proses
2
reduksi. Biji besi yang ditemukan di alam mempunyai berbagai bentuk.
Bentuk Biji Besi 1.
Berbentuk batu :
Magnetite Rumus kimia 3 4 (72,36% Fe, 27,64 % O). Warna abu-abu tua sampai hitam. Bersifat magnetik kuat. Kadangkadang magnetite mengandung Titanium dalam bentuk inklusi Ilmenite. Jika kandungan Ti mencapai 2-15%, magnetite disebut Titaniferous magnetite.
Hematite Komposisi kimia 2 3 (69,94% Fe, 30,06% O). warna abu-abu sampai merah, bersifat magnet dan merupakan jenis bijih besi yang paling penting dalam industri baja.
Limonite
Merupakan
hydrous
oxide
(oksida
besi
yang
mengandung air) yang secara mineralogis terdiri dari beberapa macam campuran mineral goethite. Goethite adalah mineral yang mempunyai komposisi kimia 2 (62,85% Fe, 27,01% O, dan 10,14% air), berwarna kuning atau coklat mendekati hitam.
Ilmenite mempunyai komposisi kimia 3 (36,80% Fe, 31,57% Ti, dan 31,63% O). Ilmenite sering dapat bersama-sama dengan magnetite, ilmenite juga dikenal sebagai besi titanat. Umumnya, ilmenite ditambang untuk mendapatkan unsur titaniumnya, sedangkan Fe hanya sebagai produk samping. Siderite Merupakan mineral besi karbonat. Komposisi kimia
3 (48,20% Fe, 37,99% CO2, dan 13,81% O). berwarna putih sampai abu-abu kehijauan dan coklat. Umumnya
3
mengandung sejumlah kalsium, magnesium, dan mangan. Bijih besi karbonat biasanya di kalsinasi terlebih dahulu sebelumnya dimasukkan kedalam tanur tinggi (blast furnace). Karena mengandung Ca dan Mg dalam jumlah yang cukup, unsur-unsur tersebut bertindak sebagai flux yang berasal dari bijih sendiri 2.
Berbentuk pasir :
Pasir besi titan (2 ) yang mengandung oksida besi kira-kira 70% dan bercampur dengan oksida titan (2 2 ) 9% - 10%. 3.
Berbentuk butiran halus campur tanah liat :
Pasir besi spat (3 ) atau disebut (sperosiderit) dengan kandungan besi 40% bercampur dengan tanah liat. Pasir besi spat ini mengandung karbon 10% - 25%.
KARAKTERISTIK / SIFAT FISIK
Rumus Kimia
: Fe (Elemental Iron)
Kelas
: Elements
Warna
: abu-abu, besi-hitam
Kilap
: Logam (metallic)
4
Transparansi
: Opaque
Sistem Kristal
: Isometrik
Belahan
: Tidak Sempurna
Pecahan
: Hackly (Bergerigi)
Kekerasan
: 4 - 4.5 skala mohs
Berat Jenis
: 7.3 – 7.87 /3
Cerat
: abu-abu
Karakteristik lain
: Malleable dan Isotropik
Asosiasi
:
Hematite,
Magnetite,
Siderite,
Limonite, Goethite, Taenite Lingkungan Geologi
: jarang terdapat pada batuan beku,
paling utama dibentuk di
dalam inti
bumi
Genesa Bijih Besi
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua, dicirikan dengan penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya. Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida)
yang
berasal
dari
aktivitas
magma
tersebut.
Proses
penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya
5
disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih. Proses terjadinya cebakan bijih besi didaerah penelitian berkaitan dengan proses-proses tersebut diatas, dalam hal ini peristiwa tektonik, metamorfosa dan metasomatisme kontak berperan untuk terjadinya cebakan bijih besi di daerah penelitian. Bila dikaitkan dengan batuan yang tersingkap didaerah penelitian yaitu batuan metamorfosa seperti marmer yang dulunya merupakan batugamping, maka dapat disimpulkan bahwa terbentuknya bijih karena terjadinya proses metamorfosa pada batugamping. Kemudian akibat proses magmatisme
pada
batugamping
terjadi
proses
penggantian
(replacement) sehingga larutan yang mengandung mineral bijih terendapkan bersamaan dengan terbentuknya batuan metamorfosa (marmer). Setelah proses mineralisasi (pasca-mineralisasi), terjadi kembali peristiwa tektonik setempat yang membentuk sesar mendatar dan sesar normal, struktur tersebut akan membentuk kembali geometri dari cebakan mineral atau akan terjadi dislokasi. Beberapa jenis genesa dan endapan yang memungkinkan endapan besi bernilai ekonomis antara lain : 1. Magmatik: Magnetite dan Titaniferous Magnetite 2. Metasomatik kontak: Magnetite dan Specularite 3. Pergantian/replacement: Magnetite dan Hematite 4. Sedimentasi/placer: Hematite, Limonite, dan Siderite
6
5. Konsentrasi
mekanik
dan
residual: Hematite, Magnetite dan Limonite 6. Oksidasi: Limonite dan Hematite 7. Letusan Gunung Api
Adapun penggolongan bijih menurut pembentukkannya
Besi primer (ore deposits)
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan
zona
lemah
yang
memungkinkan
terjadinya
magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya. Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya
disertai
metamorfosa
juga
dengan
kontak
melibatkan
metamorfosa.
batuan
samping
Kontak sehingga
menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih.
Besi sekunder (endapan placer)
Cebakan mineral alochton dibentuk oleh kumpulan mineral berat melalui proses sedimentasi, secara alamiah terpisah karena
7
gravitasi dan dibantu pergerakan media cair, padat dan gas/udara. Kerapatan konsentrasi mineral-mineral berat tersebut tergantung kepada tingkat kebebasannya dari sumber, berat jenis, ketahanan kimiawi hingga lamanya pelapukan dan mekanisma. Dengan nilai ekonomi
yang
dimilikinya
para
ahli
geologi
menyebut
endapan alochtontersebut sebagai cebakan placer. Jenis cebakan ini telah terbentuk dalam semua waktu geologi, tetapi kebanyakan pada umur Tersier dan masa kini, sebagian besar merupakan cadangan berukuran kecil dan sering terkumpul dalam waktu singkat karena tererosi. Kebanyakan cebakan berkadar rendah tetapi dapat ditambang karena berupa partikel bebas, mudah dikerjakan dengan tanpa penghancuran; dimana pemisahannya dapat
menggunakan
Penambangannya
alat semi-mobile dan
biasanya
dengan
cara
relatif pengerukan,
murah. yang
merupakan metoda penambangan termurah.
8
Cebakan-cebakan placer berdasarkan genesanya: Genesa
Jenis
Terakumulasi in
situ selama Placer residual
pelapukan Terkonsentrasi dalam media padat Placer eluvial yang bergerak Terkonsentrasi dalam media cair · Placer yang bergerak (air)
aluvial
atau sungai · Placer pantai
Terkonsentrasi
dalam
media Placer
gas/udara yang bergerak
Aeolian
(jarang)
Placer residual : Partikel mineral/bijih pembentuk cebakan
terakumulasi langsung di atas batuan sumbernya (contoh : urat mengandung
emas
atau
kasiterit)
yang
telah
mengalami
pengrusakan/peng-hancuran kimiawi dan terpisah dari bahan-bahan batuan yang lebih ringan. Jenis cebakan ini hanya terbentuk pada permukaan tanah yang hampir rata, dimana didalamnya dapat juga ditemukan mineral-mineral ringan yang tahan reaksi kimia (misal : beryl). Placer eluvial : Partikel mineral/bijih pembentuk jenis cebakan
ini diendapkan di atas lereng bukit suatu batuan sumber. Di beberapa daerah ditemukan placer eluvial dengan bahan-bahan pembentuknya
9
yang bernilai ekonomis terakumulasi pada kantong-kantong (pockets) permukaan batuan dasar. Placer sungai atau aluvial : Jenis ini paling penting terutama
yang
berkaitan
dengan bijih emas
yang
umumnya
berasosiasi
dengan bijih besi, dimana konfigurasi lapisan dan berat jenis partikel mineral/bijih menjadi faktor-faktor penting dalam pembentukannya. Telah dikenal bahwa fraksi mineral berat dalam cebakan ini berukuran lebih kecil daripada fraksi mineral ringan, sehubungan : Pertama, mineral berat pada batuan sumber (beku dan malihan) terbentuk dalam ukuran lebih kecil daripada mineral utama pembentuk batuan. Kedua, pemilahan dan susunan endapan sedimen dikendalikan oleh berat jenis dan ukuran partikel (rasio hidraulik). Placer pantai : Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai
oleh
pemusatan
gelombang
dan
arus
air
laut
di
sepanjang
pantai. Gelombang melemparkan partikel-partikel pembentuk cebakan ke pantai dimana air yang kembali membawa bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral berat. Bertambah besar dan berat partikel
akan
diendapkan/terkonsentrasi
di
pantai,
kemudian
terakumulasi sebagai batas yang jelas dan membentuk lapisan. Perlapisan menunjukkan urutan terbalik dari ukuran dan berat partikel, dimana lapisan dasar berukuran halus dan/ atau kaya akan mineral berat dan ke bagian atas berangsur menjadi lebih kasar dan/atau sedikit mengandung mineral berat. Placer pantai (beach placer) terjadi pada kondisi topografi berbeda yang disebabkan oleh perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan mineral berat berada pada zona pasang-surut dari suatu
pantai
terbuka. Konsentrasi
partikel
mineral/bijih juga 10
dimungkinkan pada terrace hasil bentukan gelombang laut. Mineralmineral terpenting yang dikandung jenis cebakan ini adalah : magnetit, ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim dan zirkon. Mineral ikutan dalam endapan placer : Suatu cebakan
pasir besi selain tersebut
mengandung
dimungkinkan
mineral-mineral bijih besi utama
berasosiasi
dengan
mineral-mineral
mengandung Fe lainnya diantaranya : pirit ( 2 ), markasit (), pirhotit (Fe1-xS), chamosit [Fe2Al2SiO5(OH)4], ilmenit (3 ), wolframit [(Fe,Mn)WO4], kromit (FeCr2O4); atau juga mineralmineral non-Fe yang dapat memberikan nilai tambah seperti : rutil (TiO2), kasiterit (SnO2), monasit [Ce,La,Nd, Th(PO4, SiO4)], intan, emas (Au), platinum (Pt), xenotim (YPO4), zirkon (ZrSiO4) dan lainlain. Apa saja manfaat dari besi (Fe) ?
Seperti sudah diketahui sebelumnya, besi memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan sehari – hari, terutama dalam bidang konstruksi, karena besi memiliki struktur yang kuat dan tangguh. Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari unsur besi yang sering kita temui dalam kehidupan sehari – hari : 1. Bahan baku pembuatan besi baja dan kabel / kawat baja Bijih besi murni yang dileburkan dan langsung dicetak tanpa campuran berbagai macam unsur lainnya akan membentuk besi baja. Besi baja dinilai memiliki kekuatan yang dangat baik dan sering digunakan sebagai penopang konstruksi – konstruksi dari
11
proyek – proyek bangunan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari besi baja :
Sebagai penopang konstruksi bawah tanah
Sebagai rangka dari pembuatan gedung bertingkat
Sebagai struktur konstruksi jembatan
Kawat dan tali baja dapat digunakan sebagai alat pengangkut pada crane, dan alat Derek
Digunakan sebagai beberapa spare part kendaraan, seperti roda, bodi dan bagian lainnya, terutama pada kendaraan berat dan special.
2. Sebagai bahan dasar pembuatan tiang – tiang rambu lalu lintas dan LPJ ( lampu penerangan jalan ) Bjih besi yang dilebur dapat dicampur dengan unsur lain, seperti jenis alumunium untuk membuat tiang – tiang lampu jalanan dan rambu lalu yang kuat, namun ringan. Selain itu campuran ini juga dinilai ekonomis dan mudah dalam perawatan, serta memiliki ketahan terhadap korosi atau karat yang cukup bagus. 3. Sebagai bahan pembuatan besi tuang Besi tuang merupakan salah satu jenis logam ferro. Logam ferro merupakan jenis logam yang dibuat dengan campuran antara besi dan karbon. Hasil campuran ini akan menciptakan logam yang sangat kuat dan tahan lama. Biasanya jenis besi tuang ini diaplikaskan dan dimanfaatkan untuk :
Alas mesin 12
Meja perata
Blok silinder pada mesin kendaraan dan mesin konstruksi
Cincin torak
4. Besi tempa Beberapa bijih besi akan dicetak dengan ukuran – ukran tertentu dan dibuat menjadi lembaran lembaran. Hal ini diperuntukkan untuk keperluan besi tempa. Besi tempa merupakan jenis besi yang mengandung 99% bijih besi, yang akan dibuat menjadi suatu barang. Berikut ini adalah beberapa aplikasi dari besi tempa :
Sebagai bahan senjata, seperti keris dan pedang
Sebagai plat penambal lubang atau kebocoran pada konstruksi besi
Sebagai peyambung konstruksi besi (dengan cara di las)
Untuk pembuatan bracket – bracket atau dudukan
5. Pembuatan baja lunak Berbeda dengan besi baja murni yang sangat kuat, terutama untuk pembuatan proyek konstruksi, baja lunak merupakan campuran antara bijih besi dengan karbon, dengan kandungan campuran karbon sebanyak 0.1 – 0.3%. biasanya jenis baja ini dapat ditempa, dan mudah dipotong dengan menggunakan gergaji tangan. Berikut ini beberapa pemanfaatan dari baja lunak :
Pembuatan mur, sekrup, dan baut
Pembuatan perkakas, seperti obeng dan semacamnya
Pembuatan pipa – pia non pralon
13
6. Baja sedang Merupakan jenis baja yang lebih keras dan kuat dibandingkan baja lunak. Baja sedang memiliki kandungan campuran besi dan karbon, dengan kadar karbon sebanyak 0.4 – 0.6%. Baja sedang ini sering dimanfaatkan sebagai alas dan poros dari peralatn berat. berikut ini beberapa manfaat dari baja sedang :
As roda dari alat berat dan beberapa truk besar
Membuat rel kereta
Alat tempa
7. Baja dengan campuran karbon yang tinggi dan tambahan campuran lainnya Bijih besi yang dibuat menjadi baja jenis ini biasanya memiliki kandungan campuran karbon sebanyak 0.7 – 1.5 % dan juga biasanya sering ditambahkan campuran unsur lain, seperti nikel, kobalt, dan krom. Baja jenis ini memiliki kualitas yang baik dari segi kekuatan dan ketahanan dan biasanya anti karat. Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari baja jenis ini :
Bahan dasar pembuatan perkakas berat, seperti gergaji, pahat, stempel.
Pembuatan mesin bubut dan peralatan untuk melakukan bubut, seperti bor dan gerinda
Pembuatan peralatan dan spare part dari mesin – mesin besar.
8. Sebagai aksesoris dan peralatan rumah tangga
14
Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan peralatan konstrukis, bijih besi juga dapat dimanfaatkan sebagai aksesoris dan peralatan rumah tangga. Banyak aksesoris dan peralatan rumah tangga yang dapat dibuat dengan menggunakan bijih besi, yang tentunya dicampur dengan unsur lain, seperti nikel, krom, tembaga dan lainnya. Berikut ini aksesoris yang memiliki bahan dasar besi :
Gelang, kalung dan cincin
Gagang kacamata
Pembuatan kunci rumah
Peralatan dapur
9. Sebagai bahan pembuatan rangka kendaraan Bijih besi yang sudah menjadi besi juga dapat menjadi bahan baku pembuatan rangka kendaraan, seperti sepeda, motor dan mobil. Dengan menggunakan rangka dari bahan besi, kualitas kendaraan akan menjadi lebih baik, dan kuat, namun mudah mengalmi korosi alias karat, sehingga harus dirawat dengan tepat.
15
PETA PERSEBARAN BIJIH BESI DI INDONESIA
Tambang bijih besi di Indonesia terdapat di: 1. Cilacap, Jawa Tengah 2. Cilegon, Banten 3. Gunung Tegak, Lampung 4. Lengkabana, Sulawesi Tengah 5. Longkana, Sulawesi Tengah 6. Peg. Verbeek, Sulawesi Tengah 7. Pulau Demawan, Kalimantan Selatan 8. Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan 9. Pulau Suwang, Kalimantan Selatan. Pengolah bijih besi terbesar adalah PT. Krakatau Steel yang berada di Cilegon, Jawa. 16
2.2 Bagaimana Model Geologi Yang Tepat Untuk Eksplorasi Bijih Besi Apa itu model geologi?
Model geologi merupakan konsep keadaan geologi yang ideal dari suatu endapan.
Berikut ini, adalah contoh beberapa model geologi dari hasil penelitian studi kasus bijih besi di lapangan.
17
Eksplorasi Bijih Besi.
Penyelidikan umum dan eksplorasi bijih besi diIndonesia sudah banyak
dilakukan
penyusunan
oleh
pedoman
berbagai
teknis
pihak,
eksplorasi
sehingga bijih
diperlukan
besi.
Pedoman
dimaksudkan sebagai bahan acuan berbagai pihak dalam melakukan kegiatan penyelidikan umum dan eksplorasi bijih besi primer, agar ada kesamaan
dalam
melakukan
kegiatan
tersebut
diatas
sampai
pelaporan. Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan kegiatan eksplorasi sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan. Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai prospek cebakan bijih besi primer, meliputi studi literatur dan penginderaan jarak jauh. Penyediaan peralatan antara lain peta topografi, peta geologi, alat pemboran inti, alat ukur topografi, palu dan kompas geologi, loupe, magnetic pen, GPS, pita ukur, alat gali, magnetometer, kappameter dan peralatan geofisika. Kegiatan
pekerjaan
lapangan
yang
dilakukan
adalah
penyelidikan geologi meliputi pemetaan; pembuatan paritan dan sumur uji, pengukuran topografi, survei geofisika dan pemboran inti. Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain adalah
analisis
laboratorium
dan
pengolahan
data.
Analisis
laboratorium meliputi analisis kimia dan fisika. Unsur yang dianalisis kimia antara lain : Fe total, Fe2O3, Fe3O4, TiO2, S, P, SiO 2, MgO, CaO, K 2O, Al2O3, LOI. Analisis fisika yang dilakukan antara lain : mineragrafi, petrografi, berat jenis (BD). Sedangkan pengolahan data adalah interpretasi hasil dari penyelidikan lapangan dan analisis laboratorium. 18
Tahapan eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilakukan melalui empat tahap sbb : Survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum, eksplorasi rinci. Survei tinjau, tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional. Prospeksi, tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yg mengandung endapan mineral yg potensial. Eksplorasi umum, tahap eksplorasi yang rnerupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi . Eksplorasi rinci, tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Penyelidikan geologi adalah penyelidikan yang berkaitan
dengan aspek-aspek geologi diantaranya : pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pemetaan adalah pengamatan dan pengambilan conto yang berkaitan dengan aspek geologi dilapangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan conto berupa batuan terpilih. Penyelidikan Geofisika adalah penyelidikan yang berdasarkan
sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan, geometri cebakan mineral, serta sebarannya secara horizontal maupun secara vertical yang mendukung penafsiran geologi dan geokimia secara langsung maupun tidak langsung. Pemboran inti dilakukan setelah penyelidikan geologi dan penyelidikan geofisika. Penentuan jumlah cadangan (sumberdaya) mineral yang mempunyai nilai ekonomis adalah suatu hal pertama kali yang perlu dikaji, dihitung sesuai standar perhitungan cadangan yang
19
berlaku, karena akan berpengaruh terhadap optimasi rencana usaha tambang, umur tambang dan hasil yang akan diperoleh. Dalam
hal
penentuan
cadangan,
langkah
yang
perlu
diperhatikan antara lain :
Memadai atau tidaknya kegiatan dan hasil eksplorasi.
Kebenaran penyebaran dan kualitas cadangan berdasarkan korelasi seluruh data eksplorasi seperti pemboran, analisis conto, dll.
Kelayakan
penentuan
batasan
cadangan,
seperti Cut
of
Grade, Stripping Ratio, kedalaman maksimum penambangan, ketebalan
minimum
dan
sebagainya
bertujuan
untuk
mengetahui kondisi geologi dan sebaran bijih besi bawah permukaan.
20
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
1. Bijih besi ditemukan di alam berupa batuan, tercampur dengan unsur-unsur lain. 2. Model geologi merupakan konsep keadaan geologi yang ideal dari suatu endapan. 3. Beberapa model geologi dari hasil penelitian studi kasus bijih besi di lapangan a. Aplikasi Metoda Magnetik Untuk Eksplorasi Bijih Besi Studi Kasus : Bukit Munung Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat b. Kajian
penambangan
bijih
besi
di
sungai
riam,
pemalongan dan sumber mulia kecamatan pelaihari kabupaten tanah laut, kalimantan selatan. c. Mineralisasi bijih besi di kabupaten donggala provinsi sulawesi tengah d. karakteristik geologi, alterasi dan mineralisasi pada endapan bijih besi di daerah Solok Selatan
21