ii
PERSPEKTIF BENTUK BUMI DALAM ISLAM
DAN ILMU PENGETAHUAN
MAKALAH
diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam
diampu oleh :
Dr. Wawan Hermawan, M.Ag.
Disusun oleh:
Denna Saktika Putri NIM. 1400317
Ismiaji Ridho Pamungkas NIM. 1406412
Rangga Syaelendra NIM. 1403640
Rurry Rafa'nilla NIM. 1403582
Siti Nazmatul Muizah NIM. 1403740
Kelas: 5/A
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah mengenai Perspektif bentuk bumi dalam Islam dan ilmu pengetahuan.
Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Wawan Hermawan, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan ini kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan mendatang. Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan khususnya bagi kami penyusun dan umumnya pembaca.
Bandung, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………............................................
i
DAFTAR ISI…………………………………………............................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah……………………………………………...............................
1
1.2
Rumusan Masalah …………………………………………………...............................
1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….……………………...
2
2.1
Pandangan Islam dan Ilmu pengetahuan mengenai pendapat bumi datar…………..…..
2.1.1 Tokoh-tokoh yang mendukung bentuk bumi datar…………………………..…...
2.1.2 Penafsiran mengenai bentuk bumi datar……………………………………..…...
2.2
Pandangan Islam dan ilmu pengetahuan mengenai pendapat bumi bulat……………....
2.2.1 Tokoh-tokoh yang mendukung bentuk bumi bulat ………………………............
2.2.2 Penafsiran mengenai bentuk bumi bulat ……………………………………........
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………….......
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………........
13
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Perkembangan tersebut tentunya mempermudah manusia untuk mempelajari suatu hal yang ingin diketahui.
Telah terbukti bahwa pendapat ilmu pengetahuan selau tidak bertentangan dengan kandungan yang terdapat di dalam Al-Quran. Memang benar adanya jika Al-Quran dijadikan pegangan hidup umat muslim untuk menjalankan kehidupannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan juga tidak terlepas dengan melihat isi dari kandungan yang terdapat dalam Al-Quran. Namun seringkali manusia yang menafsirkan sesuatu hal yang terkandung dalam Al-Quran yang memunculkan berbagai pendapat yang berbeda di kalangan manusia. Misalnya mengenai dua pendapat yang memunculkan perbedaan bentuk bumi yang tercipta yaitu bulat ataukan datar. Perbedaan pendapat ini sudah ada sejak zaman dulu, namun sempat menjadi viral kembali pada akhir-akhir ini.
Dengan adanya kedua pendapat yang berbeda tersebut menjadikan penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut lagi mengenai kedua pendapat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pandangan Islam dan ilmu pengetahuan mengenai pendapat bentuk bumi datar?
Bagaimana pandangan Islam dan ilmu pengetahuan megenai pendapat bentuk bumi bulat?
BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan Islam dan Ilmu pengetahuan mengenai pendapat bumi datar
Tokoh-tokoh yang mendukung bentuk bumi datar
Banyak tokoh yang berpendapat mengenai bentuk bumi yang sebenarnya salah satunya adalah pandangan bahwa bentuk bumi adalah datar. Para tokoh yang berpandangan bahwa bumi berbentuk datar diantaranya:
Al-Qurthubi
Al-Qurthubi atau Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari Al-Qurthubi merupakan seorang imam, ahli hadis dan seorang mufassir (penafsir) Al-Qur'an yang terkenal. Dia berasal dari Qurthub (Cordoba, Spanyol) dan mengikuti mahzab fikih Maliki. Al-Quthubi melalui tafsiran Al-Qur'an menyatakan bahwa bumi adalah berbentuk datar.
Syaikh Bin Baz
Syaikh Bin Baz atau Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah Ali Baz merupakan seorang Mufti (penasehat agung) raja Arab Saudi, mengepalai Dewan Ilmu dan Fatwa Kerajaan (al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-Ilmiah wal Ifta'), dan juga mengepalai Hai'ah Kibarul Ulama (Majelis Besar Ulama Senior). Ia adalah salah satu tokoh yang mempercayai bahwa bumi itu datar.
Pada saat orang Uni Sovie dan Amerika Serikat melakukan ekspedisi keluar angkasa pertama kali dilakukan, sebagian ilmuan-ilmuan di negeri Barat menciptakan sebuah statement hujatan atas A-Qur'an yang menurut mereka sangat tidak masuk akal. Dan karena hal ini memicu kemarahan dari sebagaian ulama di negeri Arab kala itu, salah satunya adalah Syaikh Bin Baz, yang memunculkan fatwa bahwa bagi siapapun kaum muslimin yang mengikuti pesta besar orang-orang non-muslim barat dalam menghina Al-Qur'an dan menkufuri isinya, maka orang itu telah melakukan suatu tindak kekufuran yang bisa berakibat pada keluarnya orang itu dari agama Islam (Tn, 2016).
Flat Earth Society
Flat Earth Society (juga dikenal sebagai International Flat Earth Society atau International Flat Earth Research Society) adalah sebuah organisasi yang memiliki keyakinan bahwa bumi berbentuk datar, bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah yang menunjukkan bahwa bumi itu bulat.Organisasi modernnya didirikan oleh seorang pria asal Inggris, Samuel Shenton pada 1956,dan kemudian dipimpin oleh Charles K. Johnson, yang menjadikan rumahnya di Lancaster, California, sebagai basis organisasi. Flat Earth Society memperlihatkan bahwa bumi berbentuk cakram, dengan Kutub Utara sebagai pusatnya sedangkan Kutub Selatan merupakan dinding es di pinggiran bumi.Peta (Sugiarto, 2016).
Penafsiran mengenai bentuk bumi datar
Pandangan yang menyatakan bumi adalah datar banyak dikemukakan oleh para tokoh. Salah satunya adalah oleh Al-Qurthubi. Sebagai seorang penafsir Al-Qur'an maka ia memiliki pandangan yang di dasari dengan kandungan isi Al-Qur'an yang telah ia tafsirkan. Salah satunya adalah:
"Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?" (QS. Al-Ghashiyah: 20).
Dengan melihat ayat dalam Al-Qur'an tersebut, Al-Qurthubi menjelaskan bahwa bumi itu "sutihat" menunjukkan bumi itu "sathiyyah". Maka 'sutihat zahirnya menunjukkan bahwa bumi itu datar. Pendapat ini didukung oleh para tokoh yang pro terhadap bumi datar (flatter) yang menyatakan bahwa dengan ayat tersebut sudah jelas bahwa bumi itu di hamparkan, seperti halnya menghamparkan permadani yang tetunya pada benda yang datar (Khazanah, 2016)
Selain daripada ayat tersebut, Al-Qurthubi juga memperkuat pendapatnya dengan menafsirakan QS. Al-Hijr: 19 yang berisi:
"Dan kami telah mengahamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran." (QS. Al-Hijr: 19).
Selain dari pendapat yang di kemukakan oleh Al-Quthubi, juga ada pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwa bumi datar disertakan dengan dasar pemikirannya, diantaranya yaitu:
Pertama, dalam Surat At-Thur ayat 4-6. Dalam QS. At-Thur ayat 4-6 menjelaskan mengenai posisi baitul Ma'mur (ka'bah penduduk langit) yang berada tepat sejajar di atas ka'bah dunia di Mekkah.
"Dan demi Baitul Ma'mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalamnya ada api." (QS. At-Thur:4-6).
Al-Baghawi Rahimahullah menyebutkan "Baitul Ma'mur" bahwa banyaknya yang memenuhi dan pendudukanya yaitu rumah di langit sekitar Arsy dan sejajar dengan Ka'bah bumi. Maka dari itu melihat dari ayat At-Thur ayat 4-6 memunculkan pendapat bahwa bagaimana mungkin bumi bulat seperti bola dan berputar sedangkan baitul ma'mur sejajar dengan baitullah di Mekkah. Para pro bumi datar berpendapat jika bumi bulat dan berputar maka kedudukan baitul ma'mur tidak akan tetap sejajar dengan baitullah di Mekkah. Hal tersebut karena ketika bumi berputar maka kedudukan bumi akan berubah ubah. Maka hal ini memperkuat mengenai pandangan bahwa bumi adalah datar sehingga kedudukan bumi tetap dan kedudukan baitul ma'mur dan baitullah di Mekkah akan tetap sejajar.
Kedua, dalam surat Al-Baqarah ayat 22 yaitu:
"Dialah (Allah) yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu." QS. Al-Baqarah: 22.
Ketiga, dalam surat Qaf ayat 7 yaitu:
"Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam taman yang indah di pandang mata...." QS. Qaf: 7.
Keempat,dalam surat An-Naba ayat 6-7 yaitu:
"Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?." QS. An-Naba: 6-7.
Dari beberapa ayat Al-Quran yang sering dijadikan sebagai dasar pemikiran para flatter dapat kita lihat bahwa kata kunci yang menjadikan adanya tafsiran bahwa bumi datar adalah dengan adanya kata "hamparan". Dalam pandangannya seperti yang diungkapkan sebelumnya, bahwa arti hamparan ini seperti halnya kita menghamparkan selembar kain di atas permukaan yang datar. Begitupun bumi yang terhampar dan bukannya berbentu seperti bola.
Selain dijelaskan oleh penafsiran ayat Al-Qur'an, kebenaran bumi datar menurut para flatter (pendukung teori bumi datar) juga di kembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan. Dalam Tomi (2016), Para fletter mengemukakan 7 teori yang menjadi pendukung kebenaran bumi datar, yaitu:
Pencetus bumi bulat bukanlah Galileo
Teori bumi bulat sering kali dikaitkan pada Galileo ataupun Opernicus pada permulaan abad kebangkitan Eropa. Teori bumi bulat juga disebut dengan teori heliosentris dengan matahari sebagai pusat tata surya yang sudah dikenalkan sejak abad ke 420 SM oleh Martianus Capella. Sedangkan untuk teori bumi datar disebut Geosenris yaitu bumi datar sebagai pusat alam semesta yang dikemukakan oleh Ptolemeus atas Ptolemy (ilmuan keturunan Yunani-Mesir yang hidup di zaman Romawi).
Pandangan bahwa pencetus bumi bulat bukanlah Galelio adalah karena galelio sendiri telah mengakui gagalnya teori geliosentrisnya saat tidak berhasil memecahkan Stellar Parallax.
Teori gaya gravitasi sudah tidak relevan dan diganti teori Elektromagnet
Salah satu teori dasar dalam bumi bulat adalah adanya gaya gravitasi atau daya tarik bumi maka dari itu dengan adanya gaya gravitasi maka manusia tidak akan merasakan kemiringan bentuk bumi yang berbentuk bulat. Namun menurut kaum flatter, teori gravitasi ini sudah tidak relevan ketika Nicolas Tesla tahun 1800-an menemukan elektromagnet. Menurut flatter benda-benda langit berputar pada jalurnya karena pengaruh medan magnet bumi, sehingga bumi menjadi pusat tata surya. Flatter berpendapat jika adanya gaya gravitasi, mengapa balon bisa terbang. Jika karena berat massa yang mempengaruhi, mengapa benda langit seperti bulan tidak juga jatuh kebumi?
Bumi memiliki kubah langit dan dinding bumi yang tak dapat ditembus
Banyak pandangan yang berpendapat bahwa jika bumi datar maka akan ada ujung dari bumi. Menurut flatter, bumi memiliki dindiding dan kubah kasat mata. Kubah bumi tidak akan bisa ditembus oleh benda apapun yang dibuat manusia, roket, jet sampai rudal nuklir.
Sedangkan untuk dinding bumi, flatter berpendapat bahwa dinding bumi secara nyata adalah dinding salju antartika. Manusia tidak akan bisa melintasi dinding es antartika yang kemudian ujung-ujungnya manusia hanya akan mengintari dindiding bumi karena terhalang dinding elektromagnetk bumi secara tidak sadar.
Kutub utara sebagai pusat bumi, terbang dari timur ke barat akan kembali ke tempat semula
Menurut flatter, sampai saat ini belum ada manusia yang mencoba melintasi antartika atau kutub selatan, sedangkan untuk kutub utara sudah dapat dilintasi.
Rasi-rasi bintang tidak berubah
Rasi-rasi bintang yang digunakan dalam navigasi kapal tidak pernah berubah dan semua bergerak sesuai jalurnya. Menurut flatter, jika bumi bergerak mengelilingi matahari maka formasi rasi bintang akan berubah. Hal ini lah yang disebut dengan stellar Parallax yang hasinya selalu negatif dalam teori heliosentris.
Dalam teori bumi datar, formasi rasi-rasi bintang tidak berubah, mereka mengintari kubah langit bumi sesuai lintasan dan formasinya. Hanya ada satu rasi bintang yang tidak berputar yaitu rasi bintang utara yang letaknya tepat diatas kutub utara.
Ukuran matahari lebih kecil dan jaraknya lebih dekat
Siang dan malam terjadi seperti pusaran yin-yang dalam folosofi Cina.
Teori bumi datar tidak berafiliasi dengan agama apapun tapi meyakini sang pencipta
Para aktifis flatter berpandangan bahwa mereka bekerja berdasarkan eksperimen ilmiah dari berbagai latar belakang agama.
Pandangan Islam dan ilmu pengetahuan mengenai pendapat bumi bulat
Tokoh-tokoh yang mendukung bentuk bumi bulat
Banyak tokoh yang berpendapat mengenai bentuk bumi yang sebenarnya. Seperti yang telah tersebar pemikiran di masyarakat mengeni bentuk bumi yang bulat, maka hal tersebut terjadi karena pemikiran-pemikiran para tokoh yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, diantaranya:
Claudius Ptolemeaus
Ahli astronomi asal Yunani ini sempat menggemaprkan dunia dengan pernyataannya terkait bentuk bumi, dia mengatakan bahwa bentuk bumi itu bulat. Pada abad pertengahan dengan pernyataan seperti ini jelas menggemparkan Eropa khususnya, berada di bawah kekuasaan gereja (Paus) yang memberikan dogma bahwasannya bumi itu datar jelas membuat tantangan kepada Ptolemeaus untuk membuktikannya namun karena pada abad tersebut ilmu pengetahuan belum modern maka sulit untuk membuktikan bahwa bumi itu benar-benar bulat.
Galileo Galilei
Ahli astronom, filsuf dan fisikawan ini memiliki peran besar bagi ilmu pengetahuan diantaranya apa yang dikenal saat ini dengan teleskop mengenai perbintangan yang ia temukan di awal tahun 1600. Pernyataan yang membuat ia dikecam gereja ialah 1) Matahari adalah pusat galaksi, 2) Bumi bukanlah pusat tata surya. Itu artinya buni yang bergerak mengelilingi matahari sebagai pusat galaksi. Dalam karyanya Banding ke Grand Duchess, ia mengatakan bahwa bentuk bumi itu bulat. Jelas pernyataan-pernyataan yang ia sampaikan pada masanya membuat geram pihak gereja, maka tidak lama dari peristiwa tersebut pihak gereja melakukan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya sosok Galileo.
Penafsiran mengenai bentuk bumi bulat
Seperti yang kita ketahui, bahwa pemikiran masyarakat luas tidak sedikit menyatakan bentuk bumi adalah bulat. Pendapat-pendapat yang beredar ini tentunya berkembang dengan didasari acuan dan pemahaman sesuai dengan bukti yang di percayainya. Selain daripada melalui perkembangan ilmu pengetahuan seperti melalui potret bumi yang terlihat dari luar angkasa, tidak terlepas pula penafsiran pandangan bumi bulat ini yang di sandingkan dengan pemaparan dalam kandungan isi Al-Quran, diantaranya:
Pertama, merujuk kepada surat Al-Baqarah : 22 menjelaskan "(Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap"dan surat Taha : 53 menjelaskan "(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan di atsanya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit, Kemudian Kami turunkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan"ayat-ayat tersebut memiliki tafsir menurut Kemenag RI (2012):
"Allah membuat bumi sebagai hamparan yang luas rempat kehidupan manusia dan berbagai mahluknya dengan langit sebagai atapnya. Bumi merupakan hamparan luas karena meski bentuknya mendekati bundar seperti bola, tetapi karena sangat besar dibanding ukuran manusia maka permukaannya tampak datar dan luas terhampar"
Dari ungkapan di atas yang menunjukan manusia tinggal di tempat yang tinggi atau rendah disebabkan karena proses geologi yang telah terjadi dalam kurun waktu yang sangat panjang.
Kedua, rujukan yang kami ambil dalam Al-Qur'an ialah surat Az-Zummar : 5 menjelaskan "Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"memiliki tafsir Kemenag RI sebagai berikut :
"Ayat ini menjelaskan tentang siang yang ditutupkan atas malam dan malam ditutupkan atas siang. Artinya ada proses yang sifatnya gradual atau perlahan-lahan. Hal ini bisa terjadi apabila bentuk bumi menyerupai bola dan berorientasi pada hadapan matahari. Dengan demikian bagian yang menghadap maahari merupakan daerah siang dan yang membelakangi matahari merupakan daerah malam"
Dari ungkapan di atas, tidak hanya menjelaskan mengenai bentuk bumi saja, tetapi juga proses terbit dan terbenamnya matahari, ketika terbenam, misalkan kita kenal dengan magrib, proses dimana perubahan secara perlahan dari siang menuju malam begitu juga sebaliknya yang bukan disebabkan oleh gerakan matahari mengelilingi bumi melainkan oleh gerakan rotasi bola bumi. Sudah banyak penjelasan sebenarnya mengenai bentuk bumi ini, ketika kita melihat sebuah kapal yang berlayar di laut, semakin jauh maka kapal akan terlihat semakin kecil dan lama-kelamaan akan menghilang di horizon.
Ketiga, rujukan yang kami ambil ialah surat Nuh :19-20 menjelaskan "Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas"dan memiliki tafsir dari Kemenag RI (2012) sebagai berikut :
"Masih sama seperti lafal firasyan dan mahdan bahwasannya bentuk bumi yang amat luas ini berasa datar dan manusia dengan nyaman dapat berjalan, tidur maupun bekerja. Dalam melaksanakan segala kegiatannya, manusia tetap tenang dan tidak merasakan bumi ini sedang berputar sangat kencang"
Berdasar pernyataan-pernyataan di atas yang penulis ambil dan merujuk pada Al-Quran, ketika di tafsir oleh orang yang berbeda maka akan berbeda pula tafsirannya tentang bentuk bumi. Kementerian Agama RI berpendapat bahwa bentuk bumi ini lebih kepada bentuk bola dengan penjelasan yang telah penulis paparkan di atas.
Tidak kalah dengan pernyataan bumi datar yang menyertakan teori pembukti, dalam tulisan Okti (tt) bahwa bumi bulat juga di sertai dengan teori dan bukti yang menjelaskan bahwa bumi bulat, diantaranya:
Foto Bumi dari Apollo 17
Pada tanggal 7 Desember 1972, tim Apollo 17 memotret gambar bumi dari luar angkasa. Hasilnya terbukti bahwa bumi berbentuk bulat.
Pergeseran bintang
Jika kita perhatikan maka bintang bergeser dari tempatnya. Contohnya ketika kita melihat rasi bintang orion yang ketika kita bergerak ke arah utara atau selatan maka rasi bintang orion akan terbalik di langit belahan bumi selatan.
Penjelajahan Ferdinand Magellan
Tokoh Ferinand menjelajahi bumi ke arah barat dan kemudian di akhir pelayarannya ia kembali ketitik semula ketika memulai pelayaran.
Kaki langit
Kita dapat membuktikan bumi bulat saat berada di danau tepat di kaki langit, contohnya di danau Michigan Amerika Serikat. Ketika kita berada di sana, gedung pencakar langit di kota Chicago hanya terlihat bagian atasnya saja. Hal tersebut membuktikan bahwa bumi tidak berbentuk datar.
Ketinggian matahari
Saat kita menjauhi garis ekuator, maka matahari akan terlihat berpindah posisi yang lebih rendah. Hal ini membuktikan bahwa adanya lengkungan di bumi yang menyerupai bentuk bola.
Gerhana bulan
Bayangan bumi akan terlihat melengkung ketika terjadi gerhana bulan. Hal ini membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat seperti bola.
Seluruh planet berbentuk bulat
Pelanet-planet yang ada di alam semesta terlihat berbentuk bulat. Jadi logikanya, jika planet lain berbentuk bulat maka bumi sudah pasti bulat karena bumi juga salah satu planet di tata surya.
Perbedaan zona waktu
Seperti yang kita ketahui perbedaan zona waktu terjadi di setiap wilayah. Semakin jauh antar wilayah maka semakin besar perbedaan waktu yang terjadi. Matahari bergerak dari satu ujung bumi kemudia muncul di ujung yang lain. Jika berbentuk datar, maka dapat dipastikan tidak akan terjadi perbedaan zona waktu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari Al-Qurthubi seorang ahli tafsir Al-Quran yang mengemukakan mengenai bentuk bumi ialah datar. Landasan pemikirannya terletak pada ayat Al-Quran yang berbunyi "Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?" (QS. Al-Ghashiyah: 20).
Jika dilihat dan ditafsirkan memang akan menimbulkan berbagai macam tafsir, hal itu merupakan sesuatu hal yang lumrah atau wajar dalam dunia ilmu pengetahuan. Semakin manusia berfikir maka akan semakin banyak juga penafsiran pada suatu kasus, sebagai pokok permasalahan kelompok kami ialah bentuk bumi.
Dalam surat Az-Zummar : 5 menjelaskan "Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"memiliki tafsiran berbeda dengan lembaga pemerintahan yang berada di Indonesia, Kementerian Agama Republik Indonesia memiliki tafsir tersendiri bahwasannya bentuk bumi ini ialah bundar, hal ini didasarkan pada proses bergantinya siang dan malam, mengibaratkan sebuah koin logam, tidak mungkin apabila bumi itu datar maka semua wilayah di dunia ini tidak akan ada yang berbeda dalam segi cuaca dan lebih masuk akal ketika uang logam. Disaat bumi berputar mengelilingi matahari maka daerah yang menghadap matahari itu merupakan daerah siang dan yang membelakanginya termasuk ke daerah yang kita kenal dengan malam.
Penulis tidak ingin memihak kepada salah satu perspektif mengenai bentuk bumi apakah datar ataukah bulat, jawabannya penulis kembalikan kepada pembaca. Karena masalah yang viral dewasa kini sudah sempat menjadi kajian sejak abad pertengahan yang lalu di Eropa.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Agama RI. (2012). Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al- Qur'an dan Sains.Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia.
Khazanah. (2016). Inilah Penjelasan Para Ulama Islam tentang "Kontroversi Bumi Datar". [Online]. Diakses dari: http://www.ngopo.com/2016/07/inilah-penjelasan-para-ulama-islam-tentang-bumi-datar.html
Okti, V. (tt). 9 Hal yang Membuktikan Bentuk Bumi Bulat. [Online]. Diakses dari: http://www.tandapagar.com/bentuk-bumi/
Sugiarto, E. (2016). Fakta Ilmiah Bumi Datar (Flat Earth). [Online]. Diakses dari: http://www.naqsdna.com/2016/07/fakta-ilmiah-bumi-datar-flat-earth.html.
Tomi. (2016). Flat Earth- Bumi Datar-Dibenarkan 7 Teori ini. [Online]. Diakses dari: http://pendidikan-tomi.blogspot.co.id/2016/07/flat-earth-bumi-datar-dibenarkan-7.html
______(2016). Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. [Online]. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz
______(2016). Galileo Galilei. [Online]. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Galileo_Galilei
______(2016).. Claudius Ptolemeaus.[Online]. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Klaudius_Ptolemaeus
12
2