I.
Definisi
Penyakit Autoimun adalah Kelainan yang terjadi karena adanya cidera jaringan yang yang disert disertai ai dengan dengan respon responss humora humorall atau atau respon responss yang yang dipera diperanta ntarai rai sel terhadap tubuh sendiri. (Kamus Kedokteran Dorland Edisi 25) II. Etiol iologi
Penyakit autoimmune dapat disebabkan oleh : a. Fakt Faktor or gene geneti tik, k, sehi sehing ngga ga sel sel limf limfos osit it B menga engala lam mi keru kerusa saka kan n dan dan menghasilkan antibody yang merusak jaringan tubuh sendiri. b. Faktor mikroba baik virus maupun bakteri yang memiliki ikatan peptide yang yang homolo homolog g dengan dengan jaring jaringan an tubuh tubuh sehing sehingga ga dapat dapat mencet mencetus us kondis kondisii autoimmune secara mimikri molecular. c. adias adiasii !inar !inar "ltra "ltra #iole #iolett Paja Pajana nan n radi radias asii "# memi memicu cu infl inflam amas asii kuli kulitt dan dan $%!, $%!, sert sertaa dapa dapatt menim menimbulk bulkan an modifi modifikas kasii strukt struktur ur radika radikall bebas bebas self self antige antigen n sehing sehingga ga menimbulkan imunogenesitas.
III. Patogenesis Autoimmune
Pada penyakit autoimun atau autoimun desease terjadi adanya toleransi imunitas pada pada jaringan diri sendiri. Antigen asing yang masuk ke dalam tubuh akan dikenali oleh Antigen Presenting &ell 'AP&(. !etelah itu AP& akan mengirimkan sitokin seperti interleukin ')$( untuk merangsang sel * +elper. !el * +elper akan menugaskan sel B atau sel * sitotoksin tergantung dari antigen yang telah dipresentasikan tadi. Pada kondisi normal, sel efektor tersebut akan berpasangan dengan antigen asing untuk bisa mengeliminsainya. amun akibat adanya gangguan toleransi terhadap antigen jaringan diri sendiri membuat antibodi yang dihasilkan juga ikut diserang. usaknya toleransi tersebut salah satunya dapat diakibatkan oleh kemiripan molekul antara antigen asing dengan antigen jaringan diri sendiri.
Patogenesis Autoimmune
Antigen
Antigen Presenting Cell
Sel T Helper
Sel Limfosit B
Ganggu an Toleran si Dir i
Sel T Sitotoksik
Autoimmune
IV.
Penyakit autoimun dan manifestasinya di rongga mulut . Lupus eryt!ematosus
$upus erythematosus adala kelainan autoimun kronis. Penyakit ini bercirikan produksi autoantibody antinuclear. Kompleks immune terbentuk dan diendapakan di sepanjang membrane basement, dan mengakibatkan kerusakan sel-sel basal. Pada lupus eritamatosus sistemik '!$%( terjadi keterlibatan organ multisystem dan mengakibatkan penyakit ginjal paru-paru, jantung dan sendi. Pada lupus eritamatosus. iscoid '$%( penyakitnya menyerang kulit, sedangkan lesi oral terjadi pada /0 1 penderita. '2andolfo et al., 3445( "ntuk penegakan diagnosis spesifik daripenyakit ini dapat diketahui pada pemeriksaan laboratoris akan di jumpai adanya titer AA yang tinggi. 6enururut American heumatism Asociation &ommite on iagnostik and *herapeutic &riteria pada penderita !$% dijumpai adanya manifestasi di dalam rongga mulut berupa ulserasi pada mulut dan nasopharyngeal , ulser ulserini umumnya tidak menimbulkan nyeri dan melibatkan palatum. !elain itu gambaran umum gejala klinis dari lupus erythematosus di dalam rongga mulut ini yaitu dijumpai adanya krusta
yang ber7arna merah kehitaman, mudah berdarah dan sering terletak di tepi bibir. ". S#ogren$s syndrome
!indrom !jogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar saliva. !el-sel asini kelenjar saliva menjadi rusak karena infiltrasi limfosit. !ekresi 2landula saliva menjadi berkurang dan menyebabkan 8erostomia. !elain itu juga mengalami pembengkakan kelenjar parotis. i dalam suatu penelitian di sebutkan bah7a
pada
991
pasien
dengan
sindrom
sjogren
mengalami
abnormalitas saliva pada kelenjar saliva submandibularsublingual dan 001 mengalami abnormalitas aliran kelenjar parotis. Pada 8erostomia yang sudah parah mengakibatkan sulit menelan dan penurunan daya pengecapan. "ntuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi. Pada penderita sindrom sjogren dijumpai adanya infiltrasi sel B dan sel *, epitel yang mengalami hiperplasi, atrofi sel asinar, fibrosis pada kelenjar saliva. 6anifestasi penyakit ini di rongga mulut menyerupai eccurent Apthous !tomatitis 'A!(. %. Pem&igus &ulgaris
Penyakit autoimun, yang terjadi karena antibodi bereaksi dengan membran sel, sehingga dapat merusak sel. Penyakit ini ditandai dengan pembentukan bula 'vesikel atau lepuh yang besar( pada bagian mukosa rongga mulut. Bula pecah dalam 7aktu yang singkat untuk membentuk ulser dengan tepi yang tidak teratur. Pasien akan sulit menelan jikalesi menyerang palatum dan tenggoroka. iagnosis dapat ditentukan dengan
menggunakan tanda-tanda nikolsky dimana tekanan dengan jari diatas mukosa yang kelihatannya utuh akan dapat mengungkit epitelium. iagnosa yang lebih pasti dapat ditentukan melalui pemeriksaan histologi.
'. Syndrom Be!(et
Behcet sindrom adalah penyakit peradangan pada pembuluh darah. Pemicu terjadinya Sindrom Behcet yang paling sering adalah karena adanya infeksi dari agen infeksius, baik karena infeksi virus maupun bakteri. &ontohnya dari virus bisa disebabkan oleh Herpes Simplek Virus (HSV), virus hepatitis dan dari golongan bakteri dapat disebabkan oleh Mycoacteria! Borrelia Bur"dor#eri dan anti"en streptococcus$ imana dari masing-masing agen infeksius diatas memiliki Heat Shock %rotein (HS%) yang dapat memicu respon autoimun reaksi silang 'mimikri molekular( yang menyebabkan ketidakseimbangan pertahanan tubuh yang menimbulkan respon imun anormal mela7an mikroorganisme. ). Skleroderma
6erupakan kelainan autoimun yang biasanya dijumpai pada 7anita usia sekitar 04-54 tahun. 6anifestasinya pada kulit berupa atrofi kulit yang biasanya dimulai dari jari-jari kemudian menjalar ke arah
proksimal yaitu leher dan muka. +al ini disebabkan terjadi fibrosis lapisan muskularis dan lapisan mukosa. Kelainan ini juga melibatkan berbagai organ seperti saluran pernapasan, saluran cerna, jantung, ginjal, vaskuler. Proses ini dapat terjadi melalui aktivasi sel * oleh antigen tertentu 'autoantigen( yang kemudian menghasilkan sitokin yang mengaktifkan sel mast dan makrofag. 6akrofag dan sel mast kemudian menghasilkan *umor ecrosis Factor '*F(, Pletelet erived 2ro7th Factor 'P2F(, &hemotactic Factor '&F(, transformating gro7th factor beta dan )$-/. !emua sitokin ini akan memacu proliferasi fibroblast dan fibrosis.
V.
Penatalaksanaan di Bidang *edokteran +igi