الآيات
ياأيّها الّذين ءامنوا قوؐاْأنفسكم وأهليكم نارًا وقودها النّاس والحجارةعليهاملائكة غلاظ شداد لايعصون اللّه ماأمرهم ويفعلون مايؤمرون ياأيّها الّذين كفروا لاتعتذروا اليومۖ إنّماتجزون ماكنتم تعملون ياأيّها الّذين ءامنوا توبوا إلى اللّه توبةً نصوحًاعسى ربّكم أن يكفّرَ عنكم سيئاتكم ويدخلكم جنّاتٍ تجري من تحتها الأنهارُ يومَ لايُخزي اللّه النّبيَّ و الّذين ءامنوا معهۖ نورهم يسعى بين أيديهم وبأيمانهم يقولون ربَّنَا أَتمِم لناَ نورنا واغفِرلناۖ إنّك على كلِّ شئٍ قديرٌ ياأيّهاالنّبيُّ جاهد الكفّارَ والمنافقين واغلُظ عليهمۚ ومأواهمۖ وبئسَ المصير
Terjemahan
" Hai orang- orang yang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api yang bahan bakarnya adaalah manusia- manusia dan batu- batu; Diatasnya malaikat- malaikat yang kasar- kasar, yang keras- keras, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan. Hai orang- orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan sesuai apa yang kamu selalu kerjakan. Hai orang- orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni- murninya; Pasti Tuhan kamu menghapus kesalahan- kesalahan kamu dan memasukkan kamu kedalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai- sungai. Pada hari ketika Allah tidak menghina Nabi dan orang- orang yang beriman bersamanya; sedang cahayan mereka memancar di hadapan dan di kanan- kanan mereka. mereka berkata : " Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hai Nabi, berjihadlah menghadapi orang- orang kafir dan orang- orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Dan tempat mereka neraka jahannam dan itu adalah seburuk- buruk tempat kembali. " ( At Tahriim 9- 10)
معانى الكلمات
Sebelum masuk ke dalam penafsiran surah at- tahrim ayat 6- 9, seyogyanya kita mengetahui terlebih dahulu makna- makna perkosa kata dari ayat- ayat diatas. Dalam memberikan makna saya merujuk pada kitab "تفسير الجلالين" karya :
العلامةجلال الدّين محمدبن احمد المحلى
العلامةجلال الدّين عبد الرّحمن ابى بكرٍ السّيوطى
Adapun makna- makna menurut Imam Jalalain adalah sebagai berikut :
ياأيّها الّذين ءامنوا قوأنفسكم وأهليكم ( بالحمل على طاعة اللّه)
نارًا وقودها النّاس (الكفّار)
والحجارة ( كأصنامهم منها يعنى أنّها مفرطة الحرارة تنقذبماذكرلاكنارالدّنياتنقذبالحطبِ نحوه)
عليهاملائكة ( خزنتها عدّتهم تسعة عشركماسيأتي فى المدثّر)
غلاظ ( من غليظ القلب)
شداد ( فى البطش)
لايعصون اللّه ماأمرهم ( بدل من الجلالة أى لا يعصون أمر اللّه)
ويفعلون مايؤمرون ( تأكيد والآ ية تخويف للمؤمنين عن الإتداد وللمنافقين المؤمنين بألسِنتِهم دون قلوبِهم)
ياأيّها الّذين كفروا لاتعتذروااليوم ( يقال لهم ذلك عند دخولِهم النّارَ أى لِأنّه لاينفعكم)
إنّماتجزون ماكنتم تعملون ( أى جزاءه)
ياأيّها الّذين ءامنوا توبوا إلى اللّه توبة نصوحًا ( بفتح النّون وضمّها صادقة بأن لايعاد إلى الذنب ولايراد العود إليه)
عسى ربّكم ( ترجيّة تقع)
أن يكفّرَ عنكم سيئاتكم ويدخلكم جنّاتٍ ( بساتين)
تجري من تحتها الأنهارُ يومَ لايُخزي اللّه ( بإدخال النّار)
النّبيَّ و الّذين ءامنوا معه نورهم يسعى بين أيديهم ( أمامهم)
و ( يكون)
بأيمانهم يقولون ( مستأنف)
ربَّنَا أَتمِم لناَ نورنا (إلى الجنّة والمنافقون يطفأنورهم)
واغفِرلنا ( ربّنا) إنّك على كلِّ شئٍ قديرٌ
ياأيّاالنّبيُّ جاهد الكفّارَ ( بالسّيف) والمنافقين ( باللّسانِ والحُجّة) واغلُظ عليهم ( بالأنهاروالمقت)
ومأواهم وبئسَ المصيرُ
Dalam kitab "shofwattuTafasiir" karya "____" menafsirkan bahwa pada ayat
ياأيّها الّذين ءامنوا قوؐاْأنفسكم وأهليكم نارًا وقودها النّاس والحجارةعليهاملائكة غلاظ شداد لايعصون اللّه ماأمرهم ويفعلون مايؤمرون
" Hai orang- orang yang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api yang bahan bakarnya adaalah manusia- manusia dan batu- batu; Diatasnya malaikat- malaikat yang kasar- kasar, yang keras- keras, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan."
قوؐاْأنفسكم وأهليكم نارًا Maksudnya adalah Hai manusia berimanlah kalian semua pada Allah dan Rasul-Nya dan berserah dirilah kalian pada Allah. Peliharalah diri kalian dan jagalah keluarga dan anak- anak kalian dari api neraka yang menyala. Yang semua itu oleh karena meninggalkan maksiat dan mengerjakan kebaikan. Didiklah mereka dan berilah mereka pelajaran.
Imam Mujahid berpendapat : " Bertakwalah kalian pada Allah, berilah wasiat kepada keluarga kalian dengan ketakwaan."
Imam Khoozin berpendapat : " Perintahlah mereka dengan kebaikan dan laranglah dari keburukan. Ajarilah mereka dan didiklah agar terhindar dari neraka yang dimaksud. Dan maksud dari keluarga disini adalah istri dan anak- anak serta siapa pun yang bersangkutan dengan mereka seperti saudara dan pembantu."
وقودها النّاس والحجارة Maksudnya adalah kayu bakar yang menyala- nyala di dalam jahannam yang isinya para makhluk dan batu- batuan.
Ahli tafsir berpendapat : " Yang dimaksud dengan batu disini ialah batu wariang atau batu karbit. Karena batu tersebut sangat panas dan cepat menyala. Ini tujuannya untuk menghancurkan. Perhatikanlah semuanya! Apa yang akan hangus, berbeda dengan api dunia yang hanya menyala dan seumpama kayu atau semacamnya."
Imam Ibnu Mas'ud berpendapat : " Yang menjadi kayu bakarnya api neraka ialah anak- anak adam yang dilemparkan dan batu- batuan yang sangat busuk melebihi bangkai."
عليهاملائكة غلاظ شداد Maksudnya ialah malaikat jabariyah yang sangat keras, tidak pandang bulu atau pilih kasih untuk menyiksa orang-orang kafir.
Imam Qurtubi berpendapat : " Malaikat Jabariah itu sangat keras wataknya tanpa memiliki belas kasihan dikarenakan dia diciptakan penuh dengan amarah dan kecintaannya adalah saat mereka suka menyiksa semua makhluk sebagaimana manusia suka makan dan minum (berlebih- lebihan)."
لايعصون اللّه ماأمرهم Maksudnya ialah para malaikat tidak melanggar apa yang diperintahkan Allah sedikit pun bagaimanapun keadaanya.
ويفعلون مايؤمرون Maksudnya ialah para malaikat selalu melaksanakan perintah Allah tanpa ditunda-tunda.
ياأيّها الّذين كفروا لاتعتذروا اليومۖ إنّماتجزون ماكنتم تعملون
"Hai orang- orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan sesuai apa yang kamu selalu kerjakan."
Maka dikatakan pada orang-orang kafir ketika masuk ke dalam neraka "ياأيّها الّذين كفروا لاتعتذروا اليوم" Maksudnya mereka tidak akan bisa menghindari dari dosa yang telah mereka perbuat beserta balasannya dan tidak ada manfaat apapun untuk menghindarinya dikarenakan telah datang pada mereka para utusan sebelumnya yang telah memberikan peringatan.
إنّماتجزون ماكنتم تعملون Maksudnya ialah mereka pasti akan mendapatkan balasan yang setimpa atas amalnya yang jelek dan tidak bisa berbuat zalim selamanya. Sebagaimana firman Allah SWT "اليوم تجزى كلُّ نفسٍ بماكسبت لاظلم اليوم إنّ اللّه سريع الحساب".
Pada dua firman Allah SWT diatas dijelaskan bahwasanya dalam suasana peristiwa yang terjadi di rumah tangga Nabi SAW seperti diuraikan oleh ayat- ayat yang lalu, ayat diatas memberi tuntunan kepada kaum beriman bahwa : Hai orang- orang yang beriman, peliharalah diri kamu antara lain dengan meneladani Nabi dan pelihara juga keluarga kamu yakni istri, anak- anak dan seluruh yang berada dibawah tanggung jawab kamu dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari batu- batu antara lain yang dijadikan berhala- berhala. Diatasnya yakni yang menangani neraka itu dan bertugas menyiksa penghuni- penghuninya adalah malaikat- malaikat yang kasar- kasar hati dan perlakuannya, yang keras- keras perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka sehingga siksa yang mereka jatuhkan – kendati mereka kasar – tidak kurang dan tidak juga berlebih dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai dengan dosa dan kesalahan masing- masing penghuni neraka dan mereka juga senantiasa dan dari saat ke saat mengerjakan dengan mudah apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.
Dalam penyiksaan itu, para malaikat tersebut senantiasa juga berkata : Hai orang- orang kafir yang enggan mengikuti Allah dan Rasul- Nya, janganlah kamu mengemukakan uzur yakni mengajukan dalih untuk memperingan kesalahan dan siksa kamu pada hari ini. Karena ini bukan lagi masanya untuk memohon ampun atau berdalih, ini adalah masa jatuhnya sangsi, sesungguhnya kamu saat ini hanya diberi balasan sesuai apa yang kamu dahulu ketika hidup di dunia selalu kerjakan.
Ayat enam diatas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Ayat diatas walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan laki- laki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat- ayat serupa (misalnya ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada laki- laki dan perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap anak- anak dan juga pasangan masing- masing sebagaimana masing- masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai- nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis.
Bahwa manusia menjadi bahan bakar neraka, dipahami oleh " Thabaatthabai " dalam arti manusia terbakar dengan sendirinya. Menurutnya ini sejalan dengan QS. Al- mukmin ayat 72
في الحميم ۙ ثمّ في النّاريسجرُون
" ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api "
Malaikat yang disifati dengan غلاظ atau kasar bukanlah dalam arti kasar jasmaninya sebagaimana dalam beberapa kitab tafsir karena malaikat adalah makhluk- makhluk halus yang tercipta dari cahaya. Atas dasar ini, kata tersebut harus dipahami dalam arti kasar perlakuannya atau ucapannya. Mereka telah diciptakan Allah khusus untuk menangani neraka. " Hati " mereka tidak iba atau tersentuh oleh rintisan, tangis atau permohonan belas kasih, mereka diciptakan Allah dengan sifat sadis, karena itulah maka mereka شداد atau keras- keras yakni makhluk- makhluk yang keras hatinya dank eras pula perlakuannya.
ياأيّها الّذين ءامنوا توبوا إلى اللّه توبةً نصوحًاعسى ربّكم أن يكفّرَ عنكم سيئاتكم ويدخلكم جنّاتٍ تجري من تحتها الأنهارُ يومَ لايُخزي اللّه النّبيَّ و الّذين ءامنوا معهۖ نورهم يسعى بين أيديهم وبأيمانهم يقولون ربَّنَا أَتمِم لناَ نورنا واغفِرلناۖ إنّك على كلِّ شئٍ قديرٌ
Hai orang- orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni- murninya; Pasti Tuhan kamu menghapus kesalahan- kesalahan kamu dan memasukkan kamu kedalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai- sungai. Pada hari ketika Allah tidak menghina Nabi dan orang- orang yang beriman bersamanya; sedang cahayan mereka memancar di hadapan dan di kanan- kanan mereka. mereka berkata : " Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kemudian orang- orang mukmin diseru untuk bertaubat dengan sebenar- benarnya taubat, maka berdoalah wahai orang-orang yang beriman di dalam bertaubat, sebagaimana telah diperintahkan
ياأيّها الّذين ءامنوا توبوا إلى اللّه توبةً نصوحًا
Maksudnya ialah bertobatlah kalian pada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan dengan tobat yang benar-benar murni (nasuha) dan ikhlas dengan penyampaiannya yang penuh nasihat. Suatu waktu Sayyidina Umar pernah ditanya mengenai maksud taubat nasuha, lalu beliau menjawab : " Yaitu tidak akan mengulanginya,menjauhinya dan tidak akan kembali lagi sebagaimana air susu yang keluar tidak akan kembali lagi."
Para ulama berpendapat bahwasanyataubat nasuha itu mempunyai 3 syarat yaitu :
الإقلاع عن الذّنب
Melepaskan diri dari perbuatan dosa
النّدم على ماحدث
Nelangsa atau sedih atas apa yang telah terjadi (diperbuat)
العزم على عدم العودة إليه
Berkeinginan kuat atau bersumpah tidak akan mengulangi lagi
Dan memang bila ada hak yang berhubungan dengan anak Adam (orang lain) maka syarat bertaubat menjadi empat yaitu ردّ المظالم لأصحابهاyaitu mengembalikannya pada yang punya.
عسى ربّكم أن يكفّرَ عنكم سيئاتكم
Maksudnya adalah semoga Allah memberikan kasih sayangNya pada mereka (orang- orang yang bertaubat) dan menghapus semua dosanya. Para Ahli Tafsir berpendapat bahwa lafadz عسى itu wajib pada Allah yang pasti. Yang mana semua itu adalah pemberian dari Allah atas ibadah kita dan diterimanya taubat sebagai bentuk keutamaan dan kemuliaan Allah. Karena suatu kebesaran itu adalah saat seseorang berjanji kemudian menepatinya. Dan dari kebiasaan para raja yaitu jika mereka ingin melakukan suatu perbuatan lalu berkata عسى maka hal itu pasti terjadi, hal itu termasuk dari kekuasaan tuhan.
ويدخلكم جنّاتٍ تجري من تحتها الأنهارُ
Mereka di akhirat nanti, di surga akan masuk ke dalam pertamanan atau taman yang hijau yang mengalir di bawahnya air dari sungai.
يومَ لايُخزي اللّه النّبيَّ و الّذين ءامنوا معه
Hari di mana Allah tidak akan menggunjing nabi beserta para pengikutnya (orang mukmin) di hadapan orang kafir, melainkan Allah akan mengagungkan dan memuliakan mereka.
Imam Ibnu Mas'ud berkata: "Di waktu itu Allah akan memperlihatkan pada mereka golongan orang kafir dan fasik."
نورهم يسعى بين أيديهم وبأيمانهم
Cahaya orang mukmin yang menyinari shiroth, beserta segala sesuatu yang berada disekeliling mereka, didepan mereka atau dibelakang mereka. Cahaya mereka layaknya rembulan yang menyinari kegelapan.
Lalu mereka seraya berdoa "يقولون ربَّنَا أَتمِم لناَ نورنا" Ya Allah sempurnakanlah pada kami cahaya ini selamanya dan janganlah tinggalkan kami di dalam kegelapan
Ibnu Abbas berkata: "Doa ini dimana Allah telah memadamkan cahanya orang munafik. Mereka rindu ingin bertemu dengan Allah sehingga sampailah mereka masuk ke dalam syurga."
واغفِرلنا Allah akan menghapus dosa- dosa kita
إنّك على كلِّ شئٍ قديرٌ sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, yaitu dari siksaan dan rahmat Allah.
Ayat diatas masih merupakan lanjutan dari ayat yang lalu yang mengandung nasihat dan tuntunan kepada kaum beriman, apalagi memang setiap orang berpotensi melakukan kesalahan dan kekeliruan. Allah berfirman : Hai orang- orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni- murninya, sehingga mencakup masa lalu dengan menyesali dosa, masa kini dengan menghentikannya dan masa datang dengan tekad tidak melakukannya tidak pula ingin melakukannya. Jika taubat kamu seperti itu pasti- berdasar kemurahan Allah dan janji- Nya - Tuhan kamu menghapus kesalahan- kesalahan kamu dan memasukkan kamu kedalam syurga yang mengalir di bawah istana- istana dan pepohonan- pepohonan-nya sungai- sungai. Ganjaran itu akan kamu terima pada hari ketika Allah tidak menghina Nabi dan tidak juga menghina orang – orang yang beriman yang hidup atau melaksanakan tuntunan agama bersamanya, baik pada masa kini saat Nabi hidup maupun yang akan hidup pada masa datang; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan demikian juga di arah kanan- kanan mereka. Dalam keadaan demikian, sambil mendekatkan diri kepada Allah mereka senantiasa berkata " Tuhan kami, yang selama ini mambimbing kami dan berbuat baik kepada kami, sempurnakanlah yakni lanjutkan bagi kami cahaya yang telah Engkau anugerahkan kepada kami sehingga kami dapat melanjutkan perjalanan menuju ke syurga dan ampunilah dosa- dosa kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Kata نصوحًا berarti yang bercirikan نصح nushh. Dari kata ini lahir kata nasihat yaitu upaya untuk melakukan sessuatu –baik perbuatan maupun ucapan- yang membawa manfaat untuk yang dinasihati. Kata ini juga bermakna tulus atau ikhlas. Taubat disifati dengan kata tersebut mengilustrasikan taubat itu sebagai sesuatu yang secara ikhlas menasihati seseorang agar ia tidak mengulangi kesalahannya. Karena taubat yang nashuhh adalah yang pelakunya tidak tebetiklagi dalam benaknya keinginan untuk mengulangi perbuatannya, karena setiap saat ia diingatkan dan dinasihati oleh taubatnya itu.
Menurut Al – Qurthubi, taubat yang nashuh adalah yang memenuhi empat syarat, yaitu :
Istigfar dengan lisan
Meninggalkan dosa dengan anggota badan
Memantapkan niat untuk tidak mengulanginya
Meninggalkan semua teman buruk
Ada lagi yang berkata, taubat yang nashuh adalah yang menjadikan anda menghadap Allah dengan wajah tanpa membelakangi-Nya sebagaimana ketika berbuat dosa, membelakangi-Nya tanpa sedikit pun menghadapkan wajah kepada- Nya.
Rujuklah ke ayat 5 surah ini untuk memahami kata عسى'asa "عسى ربّهُ ان طلّقكنّ.... الخ"
Kata يُخزي yukhzi terambil dari kata (الخزي) al khizy yang menurut pakar bahasa al- Quran ar- Raghib al- Ashfahani, adalah rasa tidak nyaman yang timbul dari dalam diri seseorang maupun dari luar dirinya. Rasa malu dan terhina, adalah ketidaknyamanan yang lahir dari dalam diri sedang yang dari luar adalah pelecehan dan penghinaan yang diterimanya.
Firman-Nya : (لايخزي اللّه) Laa Yukhzi Allah, Allah tidak menghina mengandung makna bahwa Allah akan menganugerahkan kemuliaan kepada mereka. Ini karena di akhirat nanti hanya ada dua tempat, yaitu syurga tempat kemuliaan dan neraka tempat kehinaan, sebagaimana diisyaratkan oleh firman- Nya :
فمن زُخزِحَ عن النّاروأُدخِل الجنّةَ فقدفاز
"Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung" QS. Al 'Imran : 185
Penggunaan kata laa Yukhzi diatas sekaligus menyindir kaum musyrikin dan munafikin yang kelak akan mengalami penghinaan itu.
Firman-Nya : (و الّذين ءامنوا معه) wa allaziina amanu atau dan orang- orang yang beriman bersamanya ada juga yang memahaminya sebagai kalimat baru yang tidak berkaitan dengan kalimat sebelumnya. Ia adalah subjek yang predikatnya adalah kalimat sesudahnya sehingga ayat ini menurut mereka bagaikan menyatakan : orang- orang yang beriman yang bersama Nabi Muhammad SAW, cahaya mereka memancar di hadapan dan arah kanan mereka.
Kata (معه) ma' ahu / bersamanya dapat dipahami dalam arti yang hidup bersama Nabi SAW. Yakni sahabat- sahabat beliau, baik itu sahabat besar atau sahabat kecil. Bisa juga kebersamaan itu tidak dikaitkan dengan masa tertentu, tetapi dengan ketulusan beragama dan pengalaman sunnah Nabi SAW.
Firman-Nya (يسعى بين أيديهم) yas'a baina aidihim atau cahaya mereka memancar secara luas dihadapan mereka tanpa kata (من) min antara yas'a dan baina aidihim mengisyarakat betapa luas pancaran cahaya itu sehingga mencangkup semua arah depan mereka. Demikian kesan al – Biqa'i. sedang Thaathaba'I memahami firman-Nya : (أتمم لنانورنا) atmim lana nurona / sempurnakanlah bagi kami cahaya kami sebagai isyarat adanya kekurangan yang mereka rasakan dari cahaya itu. Ini adalah cahaya iman dan amal, yang masih memiliki kekurangan sesuai dengan tingkat keimanan dan keshalehan masing- masing. Peringkat- peringkat itu diisyaratkan oleh QS.al-Hadid ayat 19 yang menyatakan :
والّذين ءامنواباللّه ورسلهِ أُولئك هم الصِّدِّيقون والشّهداءُعندربّهم لهم أجرهم ونورهم
" Dan orang- orang yang beriman kepada Allah dan Rasul- Nya, mereka itu adalah ash- Shidiqin dan asy- Syuhada di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. "
Jika kita memahami kata (أتمم) atmim dalam arti sempurnakan, maka pendapat Thabauthaba'i tersebut sangat pada tempatnya, tetapi jika kita memahaminya dalam arti kata lanjutkan sebagaimana dipahami oleh banyak ulama maka pendapat al – Biqia'I diatas cukup logis. Penulis disini cenderung menguatkan pendapat Thabauthaba'i- bukan saja karena sejalan dengan makna asal kata atmim tetapi juga karena sementara ulama menyatakan bahwa ketika itu ada cahaya yang redup- redup dan yang kemudian padam sebagaimana yang dialami oleh sementara orang munafik.
Tidak disebutkan arah kiri, bukan karena arah itu tidak bercahaya, tetapi karena mereka adalah orang- orang yang tidak menoleh ke arah kiri. Mereka adalah as-Sabiqun atau Ash-Hab Al Yamin, bukan penghuni neraka yang menerima kitab amalan dengan arah kiri. Demikian kesan al – Biqa'i.
Doa yang mereka panjatkan itu, menunjukan bahwa manusia tidak pernah dapat terbebaskan dari kebutuhan kepada Allah SWT. Tidak di dunia tidak pula di Akhirat. Di sisi lain, kendati mereka itu telah memperoleh cahaya yang demikian terang, namun mereka tetap prihatin dengan dosa- dosa mereka sehingga masih juga memohon ampun kepada- Nya.
ياأيّهاالنّبيُّ جاهد الكفّارَ والمنافقين واغلُظ عليهمۚ ومأواهمۖ وبئسَ المصير
" Hai Nabi, berjihadlah menghadapi orang- orang kafir dan orang- orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Dan tempat mereka neraka jahannam dan itu adalah seburuk- buruk tempat kembali."
ياأيّاالنّبيُّ جاهد الكفّارَ والمنافقين Perangilah mereka (orang kafir) dengan padang dan tombak dan juga orang- orang munafik dengan dalil yang jelas, karena orang munafik itu menampakan bahwasanya mereka beriman, secara kasat mata mereka adalah orang- orang muslim. Maka dari itu tidak diperintah oleh nabi SAW untuk membunuh mereka.
واغلُظ عليهم Perangilah mereka dengan keras, dan janganlah bersikap lemah lembut lalu takut- takutilah serta hinakan mereka yang bertujuan untuk menghancurkan kekerasan (hati) dank eras kepalanya mereka.
ومأواهم Yaitu tempat mereka pada hari akhir nanti adalah di neraka jahannam selamanya
وبئسَ المصير Sesungguhnya neraka jahannam adalah sejelek- jeleknya tempat yang diperuntukan untuk orang- orang durhaka
Ayat- ayat yang lalu berbicara tentang bagaimana menyikapi istri dan anjuran untuk mendidik keluarga, dilanjutkan dengan gambaran keadaan Nabi dan orang- orang beriman. Kini ayat diatas menguraikan bagaimana menyikapi lawan orang- orang beriman baik kafir maupun munafik. Di sisi lain mendidik memerlukan terbebasnya sebisa mungkin lingkungan dari segala pengaruh negatif. Orang- orang kafir dan munafik seringkali mengotori lingkungan dengan ide dan perbuatan mereka, karena itu Allah memerintahkan Nabi SAW- dan agar beliau diteladani oleh ummatnya- bahwa : Hai Nabi berjihadlah dengan hati, lisan, harta serta jiwa dan kemampuan apapun yang kamu miliki masing- masing sesuai dengan kondisi dan situasi, menghadapi kesesatan dan kebejatan orang- orang kafir dan orang- orang munafik dan bersikap tegas dan keraslah terhadap mereka jangan sampai sikap atau ucapanmu mengesankan kelemahan yang mengantar kepada pelecehan agama atau dugaan mendukung dan merestui mereka, dan jangan juga sikapmu mengundang tersebarnta ide dan perbuatan buruk mereka. Dan tempat mereka setelah kematian mereka adalah neraka jahannam dan itu adalah seburuk- buruknya tempat kembali.
Sementara ulama memahami sikap keras terhadap orang munafik itu dalam arti tegas dalam menjatuhkan sangsi hukum atas mereka, tetapi pendapat ini kurang tepat karena penerapan sangsi hokum harus ditegakkan tanpa memandang bulu. Siapa pun yang bersalah harus dikenakan sangsi. Thabauthabi'i memahami jihad dalam arti upaya sungguh- sungguh untuk memperbaiki keadaan mereka sehingga mereka beriman dengan benar dan tulus, juga upaya untuk menghindarkan gangguan dan ancaman mereka. Apabila orang kafir menerima dan percaya, maka itulah pucuk cita dan bila mereka menolak, maka jika gangguan dan ancaman orang kafir berlanjut, mereka diperangi. Dan orang munafik jika tetap dalam kemunafikannya , maka upaya menarik hati mereka dilanjutkan hingga hati mereka bersedia menerima ajaran islam. Mereka tidak diperangi- dalam arti tidak diarahkan senjata kepada mereka- karena Nabi SAW tidak pernah melakukannya terhadap orang- orang munafik.
Penyebutan orang- orang munafik dalam rangkaian perintah berjihad menghadapi kaum kafir yang – tentunya mencakup memerangi mereka dengan senjata- munafik, oleh Thahir Ibn 'Asyur sebagai ancaman yang berfungsi menggetarkan hati orang munafik bahwa mereka pun dapat dipersamakan dengan orang- orang kafir yang dapat diperangi, dibunuh dan ditawan. Ini menurut sejalan dengan firman Allah :
لئن لم ينته المنافقون واللّذين في قلوبهم مرضٌ والمرجفون في المدينة لنُغرِينّك بهم ثمّ لايجاورونك فيها إلاّقليلاً،ملعونين أينماثُقِفوا أُخِذُواوقتّلوا تقتيلاً
" Sesungguhnya jika tidak berhenti orang- orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hati mereka dan orang- orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami memerintahkanmu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar, dalam keadaan terlaknat. Di mana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat- hebatnya. " QS. Al –Ahzab 60- 61.