BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur ( Fungi ) merupakan organisme organisme uniseluler maupun multiseluler (umumnya berbentuk benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti seperti anyaman disebut disebut miselium, dinding sel mengandung mengandung kitin, eukariotik, tidak berklorofil. Jamur hidup secara heterotrof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah organik), parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis. Berdasarkan kingdongnya, kingdongnya, fungi (jamur) dibedakan menjadi lima divisi yaitu, Zigomycotina ( kelas Basidiomycotina, dan kelas Zygomycetes), Ascomycotina, Basidiomycotina, Deuteromycotina. edangkan !bat antijamur adalah senya"a yang digunakan
untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh jamur (#nonim, $%%&). 'enyakit yang disebabkan oleh jamur biasanya akan tumbuh pada daerahdaerah lembab pada bagian tubuh kita, diantaranya seperti pada bagian ketiak, lipatan daun telinga, jari tangan dan kaki dan juga bagian lainnya. 'enyakit kulit karena jamur bisa menular karena kontak kulit secara langsung dengan penderitanya. ejala ejala dari penyakit ini adalah adalah "arna kulit yang yang kemerahan, bersisik dan adanya penebalan kulit. an yang jelas akan disertai dengan rasa gatal pada kulit yang sudah terifeksi jamur tersebut. *nfeksi karena jamur disebut mikosis, umumnya bersifat kronis. +ikosis ringan menyerang permukaan kulit (mikosis kutan), tetapi dapat juga menembud kulit sehingga menimbulkan mikosis subkutan. ecara klinik, infeksi jamur dapat digolongkan menurut lokasi infeksinya, yaitu . +iko +ikosi siss sist sistem emik ik.. $. erma rmatofit. . +ikosi +ikosiss mukok mukokuta utann (+una (+unaf, f, $%%/ $%%/). ). 1.2 Rumusan Masalah
. #pa yang yang dima dimaksu ksudd denga dengann antifu antifungi ngi00 $. Bagaimana Bagaimana anatomi anatomi dan fisiologi fisiologi sel fungi0 fungi0 . Bagaimana Bagaimana +ekanism +ekanismee 1erja dari #nti #nti Fungi berdasa berdasarkan rkan golongan golongan serta serta contoh contoh obat dan dosis0 1.3 Tu Tujuan juan Penulsan Makalah 1
'enulisan +akalah yang berjudul 2#nti Fungi3 ini tidak sekedar tulisan saja tetapi memiliki suatu tujuan tertentu. 4ujuan dari penulisan makalah ini adalah . +engetahui dengan jelas apa definisi anti fungi $. +engetahui bagaimana anatomi fisiologi sel fungi . +engetahui tentang mekanisme kerja anti fungi berdasarkan golongan serta contoh obat dan dosisnya /. +emenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh osen mata kuliah Farmakologi **
BAB II PEMBAHA!AN
2.1 De"ns Ant #ung
2
#ntifungi adalah obat-obat yang berdaya menghentikan pertumbuhan atau mematikan jamur yang menghinggapi manusia. 5ang digunakan untuk mengobati infeksi jamur. #ntifungi6antimikroba adalah suatu bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme. 'emakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha untuk mengendalikan bakteri maupun jamur, yaitu segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi, atau menyingkirkan mikroorganisme. 4ujuan utama pengendalian mikroorganisme untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme. #da beberapa hal yang harus dipenuhi oleh suatu bahan antimikroba, seperti mampu mematikan mikroorganisme, mudah larut dan bersifat stabil, tidak bersifat racun bagi manusia dan he"an, tidak bergabung dengan bahan organik, efektif pada suhu kamar dan suhu tubuh, tidak menimbulkan karat dan "arna, berkemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap, murah dan mudah didapat ('elc7ar 8 9han :;;). alah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian antibiotik spektrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. Faktor hygiene juga sangat mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. *nfeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tubuh, bila daya tahan tubuh turun, maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan. 2.2 Anat$m #s$l$g !el #ung 2.2.1 Anat$m !el #ung
Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang mutiseluler. inding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang hifa.
pemba"a sporangium.sporangium artinya kotak spora. idalam sporangium terisi spora. #da pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pemba"a konidia, yang dapat menghasilkan konidium. 1umpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. +iselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.
4
%am&ar 1. Bagan'&agan tu&uh "ung
2.2.2 !truktur (an #s$l$g #ung
#da variasi yang cukup besar dalam struktur, ukuran, dan kompleksitas dari berbagai jenis jamur. +isalnya, jamur termasuk ragi mikroskopis, cetakan terlihat pada roti yang terkontaminasi, dan jamur umum. 9etakan terdiri dari panjang, bercabang filamen sel yang disebut hifa (tunggal, hifa). +assa kusut hifa terlihat dengan mata telanjang adalah miselium (jamak, miselia). alam beberapa cetakan, sitoplasma mele"ati dan di antara sel-sel hifa tidak terganggu oleh dinding silang. Jamur ini dikatakan jamur coenocytic. +ereka jamur yang memiliki dinding silang disebut jamur septate, karena dinding silang disebut septa. >agi adalah mikroskopis, jamur uniseluler dengan inti tunggal dan organel eukariotik. +ereka bereproduksi secara aseksual dengan proses pemula. alam proses ini, sebuah bentuk sel baru pada permukaan sel asli, membesar, dan kemudian istirahat bebas untuk menganggap eksistensi independen. Beberapa jenis jamur memiliki kemampuan untuk beralih dari bentuk ragi ke bentuk cetakan dan sebaliknya. Jamur ini dimorfik. Banyak jamur patogen yang ada di
5
dalam tubuh dalam bentuk ragi tetapi kembali ke bentuk cetakan di laboratorium ketika dibudidayakan. >eproduksi di ragi biasanya melibatkan spora. pora diproduksi oleh salah satu cara seksual atau aseksual. pora aseksual mungkin bebas dan tidak dilindungi di ujung hifa, di mana mereka disebut konidia (ambar ). pora aseksual juga dapat terbentuk di dalam kantung, dalam hal ini mereka disebut sporangiospores.
truktur dan Fisiologi Jamur ambar
truktur mikroskopis jamur septate menunjukkan aseksual producedconidia yang meninggalkan jamur dan berkecambah untuk menghasilkan miselium baru. =utrisi. Jamur tumbuh baik di mana ada pasokan yang kaya bahan organik. 1ebanyakan jamur saprobik (mendapatkan nutrisi dari bahan organik mati). 1arena mereka tidak memiliki pigmen fotosintetik, jamur tidak dapat melakukan fotosintesis dan harus mendapatkan nutrisi dari bahan organik preformed. !leh karena itu mereka adalah organisme chemoheterotrophic. 1ebanyakan jamur tumbuh pada p< asam sekitar ?.%, meskipun beberapa spesies tumbuh pada tingkat p< yang lebih rendah dan lebih tinggi. 1ebanyakan jamur tumbuh sekitar $? @A 9 (suhu kamar) kecuali untuk patogen, yang tumbuh pada suhu & @A 9 (suhu tubuh). Jamur menyimpan glikogen untuk kebutuhan energi mereka dan penggunaan glukosa dan maltosa untuk metabolisme energi segera. 1ebanyakan spesies
6
aerobik, kecuali untuk ragi fermentasi yang tumbuh baik dalam lingkungan aerobik dan anaerobik. >eproduksi aseksual terjadi pada jamur ketika spora terbentuk secara mitosis. pora ini dapat konidia, sporangiospores, arthrospores (fragmen hifa), dan klamidospora (spora dengan dinding tebal). elama reproduksi seksual, inti kompatibel bersatu dalam miselium dan membentuk spora seksual. eksual sel yang berla"anan bisa bersatu dalam miselium tunggal, atau miselia yang berbeda mungkin diperlukan. 1etika sel-sel bersatu, sekering inti dan membentuk inti diploid. Beberapa divisi ikuti, dan negara haploid dibangun kembali. pora jamur sangat penting dalam identifikasi jamur, karena spora yang unik dalam bentuk, "arna, dan ukuran. ebuah spora tunggal yang mampu berkecambah dan membangun kembali seluruh miselium. pora juga metode untuk menyebarkan jamur di lingkungan. #khirnya, sifat spora seksual digunakan untuk mengelompokkan jamur ke dalam berbagai divisi.
2.3 Mekansme )erja Ant #ung Ber(asarkan %$l$ngann*a !erta +$nt$h (an D$ssn*a
+ekanisme antijamur dapat dikelompokkan sebagai gangguan pada membran sel, gangguan ini terjadi karena adanya ergosterol dalam sel jamur, ini adalah komponen sterol yang sangat penting sangat mudah diserang oleh antibiotik turunan polien. 1ompleks polien-ergosterol yang terjadi dapat membentuk suatu pori dan melalui pori tersebut konstituen essensial sel jamur seperti ion 1, fosfat anorganik, asam karboksilat, asam amino dan ester fosfat bocor keluar hingga menyebabkan kematian sel jamur. 'enghambatan biosintesis ergosterol dalam sel jamur, mekanisme ini merupakan mekanisme yang disebabkan oleh senya"a turunan imida7ol karena mampu menimbulkan ketidakteraturan membran sitoplasma jamur dengan cara mengubah permeabilitas membran dan mengubah fungsi membran dalam proses pengangkutan senya"a senya"a essensial yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolik sehingga menghambat pertumbuhan atau menimbulkan kematian sel jamur (holichah $%%). 7
'enghambatan sintesis asam nukleat dan protein jamur, merupakan mekanisme yang disebabkan oleh senya"a turunan pirimidin. Cfek antijamur terjadi karena senya"a turunan pirimidin mampu mengalami metabolisme dalam sel jamur menjadi suatu antimetabolit. +etabolik antagonis tersebut kemudian bergabung dengan asam ribonukleat dan kemudian menghambat sintesis asam nukleat dan protein jamur. 'enghambatan mitosis jamur, efek antijamur ini terjadi karena adanya senya"a antibiotik griseofulvin yang mampu mengikat protein mikrotubuli dalam sel, kemudian merusak struktur spindle mitotic dan menghentikan metafasa pembelahan sel jamur (holichah $%%). #da beberapa jenis obat-obatan antijamur a. #ntijamur cream igunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. #ntara lain ketocona7ole, fenticona7ole, micona7ole, sulcona7ole, dan tiocona7ole. b. #ntijamur peroral #mphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lo7enges. !bat-obatan ini tidak terserap melalui usus ke dalam tubuh. !bat tersebut digunakan untuk mengobati infeksi 9andida (guam) pada mulut dan tenggorokan. itracona7ole, flucona7ole, ketocona7ole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang diserap ke dalam tubuh. igunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur. 'enggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada. eDample 4erbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya disebabkan oleh jenis jamur tinea. Flucona7ole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Eaginal. Juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh c. #ntijamur injeksi #mphotericin, flucytosine, itracona7ole, voricona7ole dan caspofungin adalah obatobatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi. *nfeksi jamur dapat dibagi menjadi dua yaitu 1.
*nfeksi jamur sistemik - #mfoterisin B - Flusitosin - 1etokona7ol 8
- *takona7ol - Flucona7ol - 1alium *odida 2.
*nfeksi jamur topikal (dermatofit dan mukokutan)
2.3.1 In"eks ,amur !stemk 2.3.1.1 Am"$tersn B
#mfoterisin # dan B merupakan hasil fermentasi streptomyces nodosus. a. Mekansme kerja
#mfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur sehingga membran sel bocor dan kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada sel. alah satu penyebab efek toksik yang ditimbulkan disebabkan oleh pengikatan kolesterol pada membran sel he"an dan manusia. >esistensi terhadap amfoterisin B mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan reseptor sterol pada membran sel. &. #armak$knetk
#bsorbsi sedikit sekali diserap melalui saluran cerna. aktu paruh kira-kira $/-/; jam pada dosis a"al yang diikuti oleh eliminasi fase kedua dengan "aktu paruh kira-kira ? hari, sehingga kadar mantapnya akan tercapai setelah beberapa bulan setelah pemberian. Ckskresi obat ini melalui ginjal berlangsung lambat sekali, hanya G dari jumlah yang diberikan. -. E"ek samng •
*nfus kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam, menggigil, lesu, anoreksia, nyeri otot, flebitis, kejang dan penurunan faal ginjal.
•
?%G penderita yang mendapat dosis a"al secara *E akan mengalami demam dan menggigil.
•
Flebitis (-)
menambahkan heparin %%% unit ke dalam infus.
•
#sidosis tubuler ringan dan hipokalemia sering dijumpai
9
pemberian kalium.
•
Cfek toksik terhadap ginjal dapat ditekan bila amfoterisin B diberikan bersama flusitosin.
(. In(kas •
Hntuk pengobatan infeksi jamur seperti koksidioidomikosis, aspergilosis, kromoblastomikosis dan kandidosis.
•
#mfoterisin B merupakan obat terpilih untuk blastomikosis.
•
#mfoterisin B secara topikal efektif terhadap keratitis mikotik.
e. !e(aan •
".
#mfoterisin B injeksi tersedia dalam vial yang mengandung ?% mg bubuk
D$ss
'ada umumnya dimulai dengan dosis yang kecil (kurang dari %,$? mg6kgBB) yang dilarutkan dalam dekstrose ? G dan ditingkatkan bertahap sampai %,/-%,I mg6kgBB sebagai dosis pemeliharaan. ecara umum dosis %,-%,? mg6kgBB cukup efektif untuk berbagai infeksi jamur, pemberian dilakukan selama I minggu dan bila perlu dapat dilanjutkan sampai / bulan. 2.3.1.2 #lust$sn
Flucytosine (?-fluorocytosine) adalah primidin sintetis yang telah mengalami fluorinasi a. Mekansme kerja
Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan >=# setelah mengalami deaminasi menjadi ?-Fluorourasil. intesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan langsung sintesis =# oleh metabolit fluorourasil &. #armak$knetk •
#bsorbsi diserap dengan cepat dan baik melalui saluran cerna.'emberian bersama makanan memperlambat penyerapan tapi jumlah yang diserap tidak berkurang. 'enyerapan juga diperlambat pada pemberian bersama suspensi alumunium hidroksida6magnesium hidroksida dan dengan neomisin.
•
istribusi didistribusikan dengan baik ke seluruh jaringan dengan volume distribusi mendekati total cairan tubuh. 10
•
Ckskresi
:%G flusitosin akan dikeluarkan bersama melalui filtrasi glomerulu
dalam bentuk utuh, kadar dalam urin berkisar antara $%%-?%%g6ml. •
1adar puncak dalam darah setelah pemberian per-oral dicapai -$ jam. 1adar ini lebih tinggi pada penderita infusiensi ginjal.
•
+asa paruh obat ini dalam serum pada orang normal antara $,/-/.; jam dan sedikit memanjang pada bayi prematur tetapi dapat sangat memanjang pada penderita insufisiensi ginjal.
-. E"ek samng •
apat menimbulkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia, terutama pada penderita dengan kelainan hematologik, yang sedang mendapat pengobatan radiasi atau obat yang menekan fungsi tulang, dan penderita dengan ri"ayat pemakaian obat tersebut.
•
+ual,muntah, diare dan enterokolitis yang hebat.
•
1ira-kira ?G penderita mengalami peninggian en7im '4 dan !4, hepatomegali.
•
4erjadi sakit kepala, kebingungan, pusing, mengantuk dan halusinasi.
(. In(kas •
infeksi sistemik, karena selain kurang toksik obat ini dapat diberikan per oral.
•
'enggunaannya sebagai obat tunggal hanya diindikasikan pada kromoblastomikosis
e. !e(aan (an ($ss •
Flusitosin tersedia dalam bentuk kapsul $?% dan ?%% mg osis yang biasanya digunakan ialah ?%-?% mg6kgBB sehari yang dibagi dalam / dosis.
2.3.1.3 )et$k$na/$l a. Mekansme kerja •
eperti a7ole jenis yang lain, ketocona7ole berinterferensi dengan biosintesis ergosterol, sehingga menyebabkan perubahan sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan membran.
&. #armak$knetk 11
•
#bsorbsi
diserap baik melalui saluran cerna dan menghasilkan kadar
plasma yang cukup untuk menekan aktivitas berbagai jenis jamur. 'enyerapan melalui saluran cerna akan berkurang pada penderita dengan p< lambung yang tinggi,pada pemberian bersama antasid. •
istribusi
ketokona7ol setelah diserap belum banyak diketahui.
•
Ckskresi
iduga ketokona7ol diekskresikan bersama cairan empedu ke
lumen usus dan hanya sebagian kecil saja yang dikeluarkan bersama urin, semuanya dalam bentuk metabolit yang tidak aktif. -. #arak$(namk •
1etokona7ol aktif sebagai antijamur baik sistemik maupun nonsistemik yang efektif terhadap Candidia, Coccsidioides immitis, Cryptococcus neoformans, H. capsulatum, B. dermatitidis, Aspergillus,
dan Sporotrix spp.
(. E"ek samng •
Cfek toksik lebih ringan daripada #mfoterisin B.
•
+ual dan muntah merupakan C! paling sering dijumpai
•
C! jarang sakit kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotofobia, parestesia, gusi berdarah, erupsi kulit, dan trombositopenia.
e. In(kas •
1etokona7ol terutama efektif untuk histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak.
". )ehamlan (an laktas •
!bat ini sebaiknya tidak diberikan pada "anita hamil karena pada tikus, dosis ;% mg6kgBB6hari menimbulkan cacat pada jari he"an coba tersebut.
2.3.1.0 Itrak$na/$l a. Mekansme kerja •
eperti halnya a7ole yang lain, itracona7ole berinterferensi dengan en7im yang dipengaruhi oleh cytochrome '-/?%, /(-demethylase. *nterferensi ini menyebabkan akumulasi /-methylsterol dan menguraikan ergosterol di dalam sel-sel jamur dan kemudian mengganti sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan membran
&. #armak$knetk 12
•
*trakona7ol akan diserap lebih sempurna melalui saluran cerna, bila diberikan bersama dengan makanan. osis %% mg6hari selama ? hari akan menghasilkan kadar puncak sebesar %,? g6ml.
•
aktu paruh eliminasi obat ini I jam (setelah ? hari pemakaian).
-. !e(aan (an ($ss •
*trakona7ol tersedia dalam kapsul %% mg.
•
Hntuk dermatofitosis diberikan dosis D %%mg6hari selama $-; minggu
•
1andidiasis vaginal diobati dengan dosis D $%% mg6hari selama hari.
•
'itiriasis versikolor memerlukan dosis D $%% mg6hari selama ? hari.
•
*nfeksi berat mungkin memerlukan dosis hingga /%% mg sehari.
(. E"ek samng • • •
1emerahan, pruritus, lesu,
•
pusing,
•
edema,
• •
parestesia %-?G penderita mengeluh mual atau muntah tapi pengobatan tidak perlu dihentikan
e. In(kas •
*trakona7ol memberikan hasil memuaskan untuk indikasi yang sama dengan ketokona7ol antara lain terhadap blastomikosis, histoplasmosis, koksidiodimikosis, parakoksidioidomikosis, kandidiasis mulut dan tenggorokan serta tinea versikolor.
2.3.1. #luk$na/$l a. #armak$knetk •
!bat ini diserap sempurna melalui saluran cerna tanpa dipengaruhi adanya makanan ataupun keasaman lambung.
•
1adar puncak /-; g dicapai setelah beberapa kali pemberian %% mg.
13
•
aktu paruh eliminasi $? jam sedangkan ekskresi melalui ginjal melebihi :%G bersihan ginjal.
&. #arak$(namk •
1etokona7ol aktif sebagai antijamur baik sistemik maupun nonsistemik yang efektif terhadap Candidia, Coccsidioides immitis, Cryptococcus neoformans, H. capsulatum, B. dermatitidis, Aspergillus,
dan Sporotrix spp.
-. !e(aan (an ($ss •
Flukona7ol tersedia untuk pemakaian per oral dalam kapsul yang mengandung ?% dan ?%mg.
•
osis yang disarankan %%-/%% mg per hari.
•
1andisiasis vaginal dapat diobati dengan dosis tunggal ?% mg.
(. E"ek samng •
angguan saluran cerna merupakan C! paling banyak
•
>eaksi alergi pada kulit, eosinofilia, sindrom stevensJohnson.
e. In(kas •
Flukona7ol dapat mencegah relaps meningitis oleh kriptokokus pada penderita #* setelah pengobatan dengan #mfoterisin B. !bat ini juga efektif untuk pengobatan kandidiasis mulut dan tenggorokan pada penderita #*.
2.3.1. )alum I$((a •
1alium *odida adalah obat terpilih untuk Cutaneous lymphatic sporotrichosis
a. E"ek samng •
rinitis
•
salivasi
•
lakrimasi
•
rasa terbakar pada mulut dan tenggorok
•
iritasi pada mata
•
sialodenitis dan akne pustularis pada bagian atas bahu
&. D$ss 14
•
1alium iodida diberikan dengan dosis kali sehari ml larutan penuh (g6ml).
•
osis ditingkatkan ml sehari sampai maksimal $-? ml.
•
'enyembuhan terjadi dalam I-; minggu, namun terapi masih dilanjutkan sampai sedikitnya / minggu setelah lesi menghilang atau tidak aktif lagi.
2.3.2 Ant jamur untuk n"eks t$kal •
riseofulvin
•
*mida7ol dan 4ria7ol
•
4olnaftat
•
=istatin
2.3.2.1 %rse$"uln •
riseofulvin adalah antibiotik anti jamur yang dihasilkan oleh sejumlah spesies 'enicillium dan pertama kali diperkenalkan adalah berbentuk obat oral yang diperuntukkan bagi pengobatan penyakit dermatophytosis
a. Mekansme )erja •
riseofulvin
kelompok obat fungistatis yang mengikat protein-potein
mikrotubular dan berperan untuk menghambat mitosis sel jamur. •
elain itu, griseofulvin juga inhibitor (penghambat) bagi sintensis asam nukleat.
&. #armak$knetk •
riseofulvin kurang baik penyerapannya pada saluran cerna bagian atas karena obat ini tidak larut dalam air. 'enyerapan lebih mudah bila griseofulvin diberikan bersama makanan berlemak
•
osis oral %.? hanya akan menghasilkan kadar puncak dalam plasma kira-kira g6ml setelah / jam.
•
!bat ini mengalami metabolisme di hati dan metabolit utamanya adalah Imetilgriseofulvin.
•
aktu paruh obat ini kira-kira $/ jam, ?%G dari dosis oral yang diberikan dikeluarkan bersama urin dalam bentuk metabolit selama ? hari.
-. #armak$(namk •
!bat ini bekerja dengan menghambat skualenapoksidase dan obat ini memberiakn efek fungistatik. pectrum aktivitasnya hanya efektif terhadap 15
dermatofit, karena di sel-sel kandida tidak tercapai konsentrasi yang cukup (chmit7 dkk, $%%:). (. E"ek samng •
Keukopenia dan granulositopenia
•
akit kepala
menghilang bila terapi dilanjutkan.
keluhan utama pada kira-kira ?G penderita yang biasanya
hilang sendiri sekalipun pemakaian obat dilanjutkan. •
artralgia, neuritis perifer, demam, pandangan mengabur, insomnia, berkurangnya kecakapan, pusing dan sinkop, pada saluran cerna dapat terjadi rasa kering mulut, mual, muntah, diare dan flatulensi.
•
'ada kulit dapat terjadi urtikaria, reaksi fotosensitivitas, eritema multiform, vesikula dan erupsi menyerupai morbili.
e. In(kas •
Cfektif untuk infeksi jamur di kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh jamur +icrosporum, 4ricophyton, dan Cpidermophyton.
". !e(aan (an ($ss •
riseofulvin tersedia dalam bentuk tablet berisi $? dan ?%% mg dan suspesi mengandung $? mg6ml.
•
'ada anak griseofulvin diberikan % mg6kgBB6hari
•
Hntuk de"asa ?%%-%%% mg6hari dalam dosis tunggal.
•
g. )$ntra n(kas •
riseofulvin bersifat kontraindikasi pada pasien penderita penyakit liver karena obat ini menyebabkan kerusakan fungsi hati
2.3.2.2 Im(a/$l Dan Tra/$l •
#nti jamur golongan imida7ol mempunyai spektrum yang luas. 5ang termasuk kelompok ini ialah mikona7ol, klotrima7ol, ekona7ol, isokona7ol, tiokona7ol, dan bifona7ol.
1. Mk$na/$l
16
•
+ikona7ol merupakan turunan imida7ol sintetik yang relatif stabil, mempunyai spektrum ani jamur yang lebar baik terhadap jamur sistemik maupun jamur dermatofit.
a. Mekansme )erja •
+ikona7ol menghambat sintesis ergosterol yang menyebabkan permeabilitas membran sel jamur meningkat
&. #armak$knetk •
aya absorbsi +icona7ole melalui pengobatan oral kurang baik..
•
+icona7ole sangat terikat oleh protein di dalam serum. 1onsentrasi di dalam 9F tidak begitu banyak, tetapi mampu melakukan penetrasi yang baik ke dalam peritoneal dan cairan persendian.
•
1urang dari G dosis parenteral diekskresi di dalam urin dengan komposisi yang tidak berubah, namun /%G dari total dosis oral dieliminasi melalui kotoran dengan komposisi yang tidak berubah pula.
•
+icona7ole dimetabolisme oleh liver dan metabolitnya diekskresi di dalam usus dan urin. 4idak satupun dari metabolit yang dihasilkan bersifat aktif.
-. In(kas •
iindikasikan untuk dermatofitosis, tinea versikolor, dan kandidiasis mukokutan.
(. E"ek samng •
Berupa iritasi dan rasa terbakar dan maserasi memerlukan penghentian terapi.
e. !e(aan (an ($ss •
!bat ini tersedia dalam bentuk krem $G dan bedak tabur yang digunakan $ kali sehari selama $-/ minggu.
".
In(kas •
1rem $ G untuk penggunaan intravaginal diberikan sekali sehari pada malam hari untuk mendapatkan retensi selama & hari.
•
el $G tersedia pula untuk kandidiasis oral.
2.3.3 %$l$ngan engham&at em&entukan (n(ng sel
17
1elas echinocandin merupakan obat dalam golongan ini (contoh anidulafungin,caspofungin, micafungin). olongan ini merupakan golongan antifungi terbaru. +ekanisme kerja golongan ini adalah menghambat sintesis glucanL pada dinding sel fungi yang merusak keutuhan dinding sel. Cchinocandin cocok digunakan sebagai terapi pada infeksi candida dan aspergillus.
BAB III PENUTUP
3.1 )esmulan
a. #ntifungi adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh jamur. b. *nfeksi pada jamur dapat terjadi pada a. 1ulit oleh dermatofit (jamur yang hidup diatas kulit) b. elaput lendir mulut,bronchi, usus, dan vagina oleh sejenis ragi yang disebut candida alicans.
c. alah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian antibiotik spektrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. d. 'enggolongan obat-obat antifungi dibedakan menjadi ? yaitu a. #ntibiotika b. #sam-asam organik c. erivat imida7ol 18
d. erivat tria7ol e. an obat lainnya 3.2 !aran
a. *nfeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun, maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan. ebab itu disarankan untuk pasien agar tetap menjaga ketahanan daya tahan tubuhnya. b. etelah memahami makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca. c. 'enulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu sangat diharapkan kritik maupun saran dari pembaca, untuk peyempurnaan pada makalah-makalah berikutnya.
DA#TAR PU!TA)A
#bdurrahman,deden.$%%;. Biologi untu! S"# !elas $ .rafindo +edia 'ratama, Jakarta. Buku Farmakologi kelas M N epartemen 1esehatan >*. Anti %amur(&ungistati!a).+ei $%%/
19