Makalah kualitas air
ANALISIS NITRIT (NO2) DALAM AIR
Oleh: ONE DHARMAWATI SUGMA 1108103010014
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH 2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan, air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Dalam air, terdapat berbagai kandungan bahan kimia. Bahan kimia ini dapat berefek positif ataupun negatif bagi tubuh manusia dan makhluk lainnya. Kondisi lingkungan sumber air ikut mempengaruhi karakteristik air,sehingga bahan kimia yang terkandung di dalamnya dapat beragam, begitu pula dengan kadarnya. Berdasarkan keragaman tersebut, maka ditetapkan suatu standar yang mengatur kualitas air yang baik untuk dikonsumsi. Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). 1.2 Tujuan Untuk mengetahui metode analisis nitrit (NO2) dalam air, sehingga dapat diketahui kadar maksimum nitrit yang diperbolehkan dalam air.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi)
oleh
bakteri Nitrosomonas
dan
antara
nitrat
dengan
gas
nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Selain itu nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker (Maladi, Irham, dkk. 2013). Berdasarkan
PERMENKES
No.416/MENKES/PER/IX/1990
kadar
maksimum nitrit dalam air minum dan air bersih adalah 1 mg/L. Selain itu ada beberapa peraturan yang mengatur baku mutu untuk nitrit, yaitu: 1. PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kadar maksimun yang diperbolehkan untuk Nitrat dan Nitrit dibagi menjadi 4 kelas air. Nitrat untuk Kelas 1–2 kadar maksimumnya 10 mg/l sedangkan untuk kelas 3–4 kadar maksimumnya 20 mg/l. Nitrit untuk Kelas 1–3 kadar maksimumnya 0,06 mg/l sedangkan untuk kelas 4 tidak dipersyaratkan. 2. Kepmen LH No 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Nitrat (sebagai NO3--N) adalah 0,008 mg/l. Kandungan nitrit yang terdapat dalam air dapat dianalisis metode Nessler. Kadar nitrit dapat diukur dengan menggunakan metode Nessler kualitatif dan kuantitatif. Dimana metode nessler kualitatif yaitu dengan cara menggunakan asam sulfonil dan napthyl amine. Dimana warna sampel dibandingkan dengan
warna larutan standart atau larutan stock nitrit. Warna sampel yang paling mendekati warna larutan stock nitrit itulah yang paling tinggi kadar nitritnya. Metode Nessler secara kuantitatif yaitu dapat digunakan dengan spektrofotometri. Alat yang digunakan adalah spektrofotometri UV-Visible. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri
menggunakan
alat
spektrofotometer
yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat
berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).
BAB III METODOLOGI KERJA 2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah spektrofotometer sinar tampak dengan kuvet silika, labu ukur 50 mL; 250 mL; 500 mL dan 1000 mL, pipet volumetrik 1 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL dan 50 mL, pipet ukur 5 mL, gelas piala 200 mL dan 400 mL, erlenmeyer 250 mL dan neraca analitik. Bahan yang digunakan adalah air suling bebas nitrit, kertas saring bebas nitrit, larutan sulfanilamida (H2NC6H4SO2NH2), larutan NED Dihidroklorida, natrium oksalat (Na2C2O4 0,05 N), larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,05 N, larutan induk nitrit (NO2-N) 250 mg/L dan kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N.
2.2 Cara Kerja 2.2.1 Preparasi Bahan 1. Pembuatan Air Suling Bebas Nitrit Ke dalam 1000 mL air suling tambahkan 5 mg kristal KMnO 4 dan 5 g Ba(OH)2 atau Ca(OH)2. Destilasi dengan menggunakan gelas borosilikat. Buang 50 mL destilat pertama lalu tampung destilat. Destilat harus bebas permanganat, dilakukan tes dengan menambahkan larutan
DPD
(N,N-Dietil-p-Phenilendiamin),
warna
merah
menunjukkan adanya permanganat. Kemudian ke dalam 1000 mL air suling tambahkan 1 mL H2SO4 pekat dan 0,2 mL larutan MnSO4 (36,4 g MnSO4.H2O / 100 mL air suling). Tambahkan 1-3 mL larutan KMnO 4 (400 mg KMnO4 / 1000 mL air suling). Kemudian dilakukan destilasi. 2. Pembuatan Larutan Sulfanilamida (H2NC6H4SO2NH2)
Larutkan 5 gram sulfanilamida dalam campuran 300 mL air suling dan 50 mL HCl pekat. Encerkan dengan air suling sampai 500 mL. 3. Pembuatan Larutan NED Dihidroklorida Larutkan
500
mg
N-(1-naphthyl)-ethylenediamine
dihydrochloride (NED Dihidroklorida) dalam 500 mL air suling. Simpan dalam botol gelap dalam refrigerator. 4. Pembuatan Larutan Natrium Oksalat, Na2C2O4 0,05 N Larutkan 3,350 g Na2C2O4 dalam air suling bebas nitrit dan tepatkan sampai 1000 mL. 5. Pembuatan Larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05 N Larutkan 19,607 g Fe(NH4)2(SO4)2. 6H2O dalam air suling bebas nitrit, tambahkan 20 mL H2SO4 pekat dan tepatkan sampai 1000 mL. 6. Pembuatan Larutan induk nitrit (NO2-N) 250 mg/L Larutkan 1,232 gram NaNO2 dalam air suling bebas nitrit dan tepatkan sampai 1000 mL. Awetkan dengan 1 mL CHCl3. 7. Larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N Larutkan 1,6 g KMnO4 dalam 1000 mL air suling. Biarkan sedikitnya 1 minggu, saring dengan glass wool dan simpan dalam botol berwarna coklat. 2.2.2 Persiapan Contoh Uji Saring air suling dengan kertas saring bebas nitrit yang berukuran pori 0,45 µm, tampung hasil saringan. Larutan ini digunakan sebagai blanko penyaringan. Saring contoh uji dengan kertas saring bebas nitrit yang berukuran pori 0,45 µm. Masukkan contoh uji ke dalam botol gelas berwarna gelap bebas dari kontaminasi nitrit.
2.2.3 Analisis Nitrit (NO2) Pipet 50 mL contoh uji, masukkan kedalam gelas piala 200 mL. Tambahkan 1 mL larutan sulfanilamida, kocok dan biarkan 2 menit sampai dengan 8 menit. Tambahkan 1 mL larutan NED dihidrochlorida, kocok biarkan selama 10 menit dan segera lakukan pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer (pengukuran tidak boleh dilakukan lebih dari 2 jam). Baca absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm.
DAFTAR PUSTAKA Maladi, Irham, dkk. 2013. Analisa Uji Fisik, Ammonia (NH3), Nitrit (NO₂), Penentuan Kadar Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Klorin (Cl) dalam Sampel Air Minum Nestle dan Cleo. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Rohman, A. 2007, Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-6989.9-2004. Nitrit Spektro. Underwood, A.L dan Day, J.R., R.A, (2002), Analisa Kimia Kuantitatif, edisi keempat, Erlangga, Jakarta