1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, bersih, terutama saat musim kemarau disaat air sumur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai. Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat membua tsaringan air , dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih membuat penjernih air atau air atau saringan air sederhana. air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Untuk mengatasi masalah air bersih tersebut terutama di kota-kota besar, pemerintah membuat PDAM atau sebuah Perusahaan Daerah Air Minum yang merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor olehs aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Sejarah air minum di Indonesia sudah ada sejak kurun waktu tahun 1400an. Ditahun 1443 terekam adanya bukti tertulis sebagaimana dilaporkan bahwa pada masa itu air yang merupakan minuman sehari-hari orang Asia Tenggara dialirkan dari gunung mengalir kerumah-rumah penduduk dengan pipa bambu. Hingga terbentuklah perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern pada jaman penjajahan Belanda tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang perusahaan air minum dinamai Suido Syo. Syo .
2 Pada kurun waktu tahun 1969-1998 pembangunan sistem air minum secara lebih terencana mulai dilaksanakan pada periode pembangunan lima tahunan (Pelita). Selanjutnya setelah jaman reformasi hingga sekarang pada tahun terbit Permen OTDA No. 8/2000 tentang Pedoman Sistim Akuntasi PDAM yang berlaku sampai sekarang. Program WSSLIC I dilanjutkan pada tahun ini dengan nama WSLIC II (Water and Sanitation for Low Income Community), Pada tahun 2002 Terbit Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, yang akan menjadikan pedoman dalam monitoring kualitas air minum yang diproduksi oleh PDAM. Dalam rangka meningkatkan kinerja PDAM dan pembangunan sistem penyediaan air minum, dilakukan upaya perumusan kebijakan melalui Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI), untuk merumuskan kebijakan dan strategi percepatan penyehatan PDAM melalui peningkatan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta/investor. Dimulai tahun 2004 inilah merupakan tonggak terbitnya peraturan dan perundangan yang memayungi air minum yaitu dimulai dengan terbitnya UU no 7 Tahun 2004 tentang SDA (sumber daya air). Setelah 60 tahun Indonesia merdeka ditahun ini Indonesia baru memiliki peraturan tertinggi disektor air minum dengan terbitnya PP (peraturan pemerintah) No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM (s istim penyediaan air minum). Dengan dimulainya kembali pembinaan Air Minum dari yang semula berbasis “wilayah” menjadi berbasis “sektor” lahir kembali Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Pengembangan Air Minum keluarlah kebijakan kebij akan “Penyehatan PDAM” yang dimulai dengan dilakukannya Bantek Penyehatan PDAM. Tahun 2009 adanya gagasan 10 juta SR (Sambungan Rumah) dimana Direktorat Jenderal Cipta Karya,Dep PU telah menghitung dana yang dibutuhkan sekitar Rp 78,4 trilyun, yang terdiri dari kebutuhan pembangunan unit air baku 85.000 l/detik sebesar Rp 7,4 trilyun, peningkatan unit produksi 65.000 l/detik sebesar Rp. 17 trilyun, dan peningkatan unit distribusi dan sambungan rumag sebesar Rp. 54 trilyun Pembangunan IKK yang telah dimulai kembali tahun 2007 juga dilanjutkan dengan membangun 150an IKK.
3 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan dijelaskan pada makalah ini adalah Sistem pengolahan air bersih pada PDAM PT Aetra Air Jakarta, mulai dari sumber, instalasi pengolahan dan kapasitasnya, cara pendistribusian, tarif air minum serta jumlah pelanggan yang dilayani oleh perusahaan air minum tersebut.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui bagaimana sistem pengolahan air bersih pada PT Aetra Air Jakarta, mulai dari sumber, instalasi pengolahan, kapasitas, cara pendistribusian serta tarif yang dikenakan pada pelanggan.
1.4 Batasan Masalah
Untuk menambah jelasnya materi pembahasan penulisan dari makalah ini dan agar masalah dapat terfokus pada titik permasalahannya sehingga tidak meluas, maka perlu adanya batasan masalah yaitu pemakalah hanya membahas sistem pengolahan air bersih, kapasitas, cara pendistribusian serta tarif yang dikenakan pada pelanggan oleh PT Aetra Air Jakarta.
4 BAB II PEMBASAHAN 2.1 Sekilas Aetra
Gambar 2.1 Perusahaan PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
PT Aetra Air Jakarta adalah nama baru PT Thames PAM Jaya (TPJ) dan merupakan mitra operasi PAM Jaya sebagai perusahaan penyediaan jasa pelayanan air bersih dengan wilayah operasional di belahan timur sungai Ciliwung, yang meliputi sebagian besar Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat dan seluruh Jakarta Timur. Dengan batas area pelayanan pela yanan sisi utara berbatasan dengan
Gambar 2.2 Perjalanan PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
Laut Jawa, sisi timur berbatasan dengan kodya Bekasi, sisi selatan berbatasan dengan Srengseng Sawah, Kodya Depok, sisi barat berbatasan dengan Mangga Dua serta sisi Pusat berbatasan dengan Manggarai. Aetra mendapatkan konsesi untuk melakukan usaha selama 25 tahun berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum DKI
5 Jakarta (PAM Jaya) yang berlaku efektif sejak 1 Februari 1998 hingga 31 Januari 2023. Perjanjian Kerjasama tersebut telah direnegosiasi pada 2003 dan 2008 untuk mencapai kontrak yang saling menguntungkan. Upaya tersebut masih dilengkapi lagi dengan inisiatif untuk mengakomodasi kepentingan pemerintah, masyarakat, PAM Jaya dan Aetra melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Master Plan antara Aetra dan PAM Jaya di tahun 2011 lalu. Semua usaha ini dilakukan oleh Aetra untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Aetra menyadari bahwa pelanggan setia adalah urat nadi dari majunya bisnis yang telah dirintis selama ini.
2 unit Instalasi Pengolahan Air dengan kapasitas total 9,000 L/Detik, 1 unit pusat pusat distribusi (CDC), 4 unit instalasi booster pump
5,893 km jaringan pipa distribusi,
400,000 pembacaan meter dan penerbitan rekening pelanggan setiap bulan
19 payment point dan beberapa bank sebagai seba gai payment point
Billing System, Geographical Information System.
Lebih dari 2,000 pekerja
Gambar 2.3 Area Pelayanan PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
6 Aetra mendapat konsesi untuk melakukan usaha selama 25 tahun berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum DKI Jakarta (PAM Jaya). Kerjasama ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Februari 1998 hingga tanggal 31 Januari 2023. Pemegang saham Aetra adalah Acuatico Pte. Ltd dengan kepemilikan sebesar 95% dan PT Alberta Utilities sebesar 5%. Pada tahun 2008, Aetra menerbitkan Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia dengan kode AIRJ01A, AIRJ01B, AIRJ01C. Aetra bertanggung jawab untuk mengelola, mengoperasikan, memelihara, serta melakukan investasi untuk mengoptimalkan, menambah dan meningkatkan pelayanan air bersih di wilayah operasional Aetra. Wilayah operasional Aetra adalah sebelah timur sungai Ciliwung meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, sebagian wilayah Jakarta Pusat, dan seluruh wilayah Jakarta Timur. Melalui visinya, Aetra berupaya untuk selalu meningkatkan kehidupan masyarakat setiap saat. Jumlah pelanggan Aetra telah meningkat sebesar 42,64% dari 266.402 pelanggan di awal masa kerja sama, menjadi 380.000 pelanggan pada akhir tahun 2008. Rasio cakupan pelayanan pasokan air telah meningkat dari 57,4% pada tahun 1998 menjadi 65,2% pada Desember 2008, dengan demikian diperkirakan 2,9 juta jiwa di wilayah operasional Aetra telah memperoleh akses pelayanan air bersih. 2.2 Visi, Misi, Nilai-Nilai Nilai -Nilai Aetra, dan Perjanjian Kerjasama
VISI AETRA Penyedia Layanan Air Minum Terdepan Di Indonesia
MISI AETRA 1. Memenuhi Kebutuhan Air Minum Pelanggan Melalui Pela yanan Prima 2. Mengembangkan Perusahaan Yang Sehat Secara Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Sehingga Memberikan Nilai Tambah Bagi Pemangku Kepentingan 3. Membangun Lingkungan Kerja Yang Kondusif Untuk Meningkatkan Profesionalisme Dan Kepuasan Karyawan
7
NILAI-NILAI AETRA 1. Mengutamakan Pelanggan 2. Berkualitas 3. Berintegritas 4. Inovatif 5. Peduli 6. Terbuka 7. Bersinergi
PERJANJIAN KERJASAMA
PAM JAYA menserahkelolakan aset yang ada (ter masuk produksi dan distribusi) kepada Aetra untuk mengoperasikan termasuk memberikan hak eksluusif kepada Aetra untuk mengelola layanan air bersih di area Timur Jakarta.
PAM JAYA membayar kepada Aetra, imbalan air untuk setiap m³ air yang terjual dan tertagih.
Kewajiban Aetra:
Mencapai Technical Target dan Target dan Service Standars.
Memelihara dan meningkatkan Assets. meningkatkan Assets.
Gambar 2.4 Konsep Perjanjian Kerjasama Sumber: http://www.aetra.co.id
8 2.3 Sumber Air
Untuk kebutuhan air baku, Aetra menggunakan sumber air baku yang berasal dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Perum J asa Tirta II (PJT II), I I), yang dialirkan ke Jakarta melalui saluran terbuka Kanal Tarum Barat (Kali Malang).
Gambar 2.5 Sumber Air Baku PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
2.4 Lingkup Produksi
Untuk memenuhi pasokan air bersih bagi pelanggan serta warga di wilayah timur DKI Jakarta, Aetra memproduksi air dengan standar kualitas air minum di tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010. Kapasitas produksi air Aetra sebagai berikut :
IPA Buaran I : 2.000 liter/detik (tahun 1992)
IPA Buaran II : 3.000 liter/detik (tahun 1995)
IPA Pulo Gadung : 4.000 liter/detik (tahun (t ahun 1982)
Monitoring Produksi Air : Menguji 1000 sampel ai r setiap bulannya
2.5 Proses Pengolahan Air
PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses penyediaan air bersih. Secara umum, skema pengolahan air bersih di
9 daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam sistem pengolahannya. pengolahannya.
Gambar 2.6 Skema Pengolahan Air Bersih Sumber: http://aryansah.wordpress.com
2.5.1
Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – WTP – Water Water Treatment Plant . 2.5.2
Water Water Tr eatment atment Pl ant
Water Treatment Plant atau Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. a
Koagulasi Dari bangunan intake, intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas,ataupun
dilakukan
secara
fisik
dengan rapid
10 mixing (pengadukan mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), jump),
maupun
secara
mekanis
(menggunakan
batang
pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 – 90 detik.
Gambar 2.7 Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan Mesin Pemutar Sumber: http://aryansah.wordpress.com
b
Flokulasi Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat ( slow slow mixing ). ).
Gambar 2.8 Proses Flokulasi Partikel Koloid Sumber: http://aryansah.wordpress.com
11 c
Sedimentasi Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.
Gambar 2.9 Proses Sedimentasi Sumber: http://aryansah.wordpress.com
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
Gambar 2.10 Unit Aselator pada Water Treatment Plant Sumber: http://aryansah.wordpress.com
d
Filtrasi Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya
12 terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Gambar 2.11 Unit Filtrasi Sumber: http://aryansah.wordpress.com
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir. 2.5.3
Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water , sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung. Atau dapat juga menggunakan Pompa Tekan.
Gambar 2.12 Reservoir Air Bersih Sumber: http://aryansah.wordpress.com
13 Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir.
Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk
didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
Gambar 2.13 Proses Pengolahan Air Bersih Sumber: http://aryansah.wordpress.com
Pada dasarnya proses produksi air pada PT Aetra Jakarta sama dengan penjelasan diatas yaitu pertama air baku dari bendungan Jatiluhur mengalir melalui sungai dan pintu-pintu air menuju Instalasi Instalasi Pengolahan Air Air (IPA) Aetra di Buaran, Kalimalang, Jakarta dan selanjutnya mengalir ke Instalasi Pengolahan Air Aetra di Pulo Gadung. Sebelum sampai di Jakarta, air baku tersebut juga
14 digunakan terlebih dahulu untuk irigasi persawahan. Di sepanjang aliran sungai itu, masyarakat seringkali membuang sampah di sungai, sehingga air baku tercemar. Setelah sampai di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Aetra di Jakarta, air baku masuk ke dalam saringan kasar dan halus sebagai proses awal pembersihan sampah. Air melalui proses flokulasi dan sedimentasi dimana kotoran yang ersisa di dalam air akan membentuk flok dan mengendap menjadi Lumpur di dalam kolam sedimentasi. Dalam perjalanan menuju bak penampungan air bersih (reservoir), air akan kembali disaring dan diberi Klorin untuk membunuh kuman, sehingga air menjadi bersih. Klorin yang dibubuhkan sebelumnya berfungsi untuk membunuh kuman, kemudian kemudian disalurkan ke rumah-rumah pelanggan dan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Gambar 2.14 Proses Pengolahan Air Baku PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
Untuk mendistribusikan air bersih yang telah diproduksi hingga menjangkau seluruh pelanggan yang berada di wilayah pelayanan Aetra, Aetra
15 memiliki Pusat Distribusi Cilincing dan 4 Booster Pump yang berlokasi di Pasar rebo, Sumur Batu, Sungai Bambu dan Tugu.
Gambar 2.15 Pompa Tekan PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
2.6 Penerapan Penerapan Teknologi PT Aetra Air Jakarta
Dalam
menunjang
efisiensi
operasionalnya
Aetra
telah
mengimplementasikan teknologi baru, diantaranya : a
Geographical Geographical I nf ormati on Sys Syste tem m (GI S) dan foto satelit untuk
memonitor dan memonitor dan menata asset serta data pelanggan. b
Cyble Radio F r equency (Cyble RF ) yang merupakan cara pembacaan
Meter secara Otomatis menggunakan gelombang Radio c
GSM GSM L ogge ogger yang berfungsi memantau aliran dan tekanan air pada
pipa distribusi dan dapat mengidentifikasi terjadinya kebocoran pipa .
16 d
Leak
Noise
Correlator yaitu
alat
deteksi
kebocoran
untuk
mengidentifikasi kebocoran bawah tanah. e
Held) disertai dengan teknologi MVRS Komputer Genggam (H and Held)
Online (Sistem GPRS) yang digunakan oleh petugas pembaca meter untuk mencatat volume pemakaian air. Data langsung ter-upload ke dalam system Data Base Pelanggan. Alat ini juga dilengkapi dengan Kamera untuk merekam gambar (photo) meter air & properti pelanggan. f
Aetra Sedetik , Sistem penagihan rekening dengan mekanisme spot
bill bill - rekening langsung dicetak pada saat dilakukan pembacaan meter. g
Au thomatic M eter ter Readin Readin g yaitu Meter Elektromagnetik, untuk
mengukur volume pemakaian dan suplai air pelanggan, Data yang terekam dalam meter langsung dikirimkan ke dalam Data Base sehingga pelanggan dapat langsung mengakses informasi pemakaian air melalui Website yang disediakan Aetra. h
, DMA ini untuk meningkatkan aliran air dan Distrik Meter Area kemampuan jaringan pipa distribusi, sekaligus penurunan kehilangan air serta air serta pencurian air.
i
Mempunyai 3 I nl in e Booste Boosterr Pump (Pompa Tekan) di Tugu (2009), Kiwi (2010) dan Halim (2011).
Selain itu PT Aetra Air Jakarta juga menerapkan standar internasional yaitu: a
Salah satu bentuk komitmen Aetra dalam meningkatkan Pelayanan adalah dengan menerapkan Standard Internasional pada pengoperasian jaringan distribusi air di wilayah operasional Aetra yang ditandai dengan penerimaan sertifikat ISO 9001 versi 2008 dari Loyid’ s Register
Quality
Management
Assurance
Operasional,
(LRQA)
Produksi,
untuk Customer
bidang
Sistem
Service
dan
Laboratorium. b
Aetra memproduksi Air dengan standar kualitas air minum sesuai dengan SK Permenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 di 3 (tiga) Instalasi Pengolahan Air Aetra.
17 c
Aetra selalu memonitor kualitas air yang di produksi dengan menguji ± 1000 sampel air dari 1000 titik lokasi yang berbeda setiap bulannya.
d
Untuk mengukur standard kepuasan pelanggan (MCS – (MCS – Measuring Customer Satisfaction) yang dilakukan melalui pooling oleh lembaga survey Independent , pada tahun 2011 Aetra memperoleh point sebesar 69.
2.7 Area Pelayanan PT Aetra Air Jakarta
Gambar 2.16 Divisi Area Pelayanan PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya Aetra membagi Area service Area service pelanggan ke dalam 3 (tiga) SBU - Service Business Unit : Unit : 2.7.1
Ser Ser vice vi ce B usines usi ness s Utara
Gambar 2.17 Services Business Utara Sumber: http://www.aetra.co.id
18 Tabel 2.1 Luas Area, Jumlah Pelanggan setiap KPP pada Area Services Business Utara
Sumber: http://www.aetra.co.id
2.7.2
Ser Ser vice vi ce B usines usi ness s Tengah
Gambar 2.18 Services Business Tengah Sumber: http://www.aetra.co.id
19 Tabel 2.2 Luas Area, Jumlah Pelanggan setiap KPP pada Area Services Business Tengah
Sumber: http://www.aetra.co.id
2.7.3
Ser Ser vice vi ce B usines usi ness s Selatan
Gambar 2.19 Services Business Selatan Sumber: http://www.aetra.co.id
20 Tabel 2.3 Luas Area, Jumlah Pelanggan setiap KPP pada Area Services Business Selatan
Sumber: http://www.aetra.co.id
2.8 Tarif Air Minum Pelanggan PT Aetra Air Jakarta
Tabel 2.4 Susunan Tarif Air Minum dan Uraian kelompok/Golongan Pelanggan PT Aetra Air Jakarta
Sumber: http://www.aetra.co.id
Tabel 2.5 Uraian Kelompok/Golongan Pelanggan
Sumber: http://www.aetra.co.id
21 2.9 Sertifikasi dan Prestasi Pencapaian PT Aetra Air Jakarta 2.9.1 Sertifikasi ISO 9001 versi 2000
Salah satu komitmen Aetra dalam meningkatkan pelanggan
kinerja
adalah
dan
kepuasan
menerapkan
Standar
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 versi 2000 untuk pengolahan air dan bagian terkait lainnya. Hal tersebut telah ditandai dengan diterimanya sertifikasi ISO 9001 versi tahun 2000 dari Lloyd's Register Quality Assurance (LRQA) untuk bidang Sistem Manajemen Kualitas.
K3, ZERO ACCIDENT
Aetra
telah
KECELAKAAN AWARD)
dari
menerima NIHIL
PENGHARGAAN
(ZERO
Departemen
Tenaga
ACCIDENT Kerja
dan
Transmigrasi atas prestasinya dalam melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga mencapai 4.205.157 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2006 s/d 30 November 2006.
22 Sertifikat Sistem Manajemen Mutu - ISO 9001 versi 2008
Salah
satu
komitmen
Aetra
dalam
meningkatkan kinerja dan kepuasan pelanggan adalah menerapkan Standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 versi 2008 untuk pengolahan air dan bagian terkait lainnya. Hal tersebut telah ditandai dengan diterimanya sertifikasi ISO 9001 versi tahun 2008 dari Lloyd's Register Quality Assurance (LRQA) untuk bidang Sistem Manajemen Kualitas.
Sertifikat Layanan Pelanggan - ISO 9001 versi 2008
Salah satu komitmen Aetra dalam meningkatkan kinerja dan kepuasan pelanggan adalah menyediakan layanan pelanggan ISO 9001 versi 2008 untuk informasi produk dan servis, penanganan keluhan pelanggan, pembacaan data meter, dan penanganan tagihan untuk suplai air. Hal tersebut telah ditandai dengan diterimanya sertifikasi ISO 9001 versi tahun 2008 dari Lloyd's Register Quality Assurance (LRQA) untuk
bidang
Sistem
Layanan
Pelanggan
yang
berkualitas.
Pada 31 Agustus 2010, Aetra menerima sertifikat ISO (The International Organization for Standarization) 9001 : 2008 untuk Pelayanan Pelanggan serta migrasi sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk produksi. Sebelumnya, Aetra telah mendapatkan sertifikat ISO 9000 untuk lingkup produksi sejak tahun 2000. Aetra saat ini sedang menyiappkan diri untuk
mendapatkan
Sertifikasi
ISO
IE
(International
Commission) 17025 : 2005 untuk lingkup l ingkup Laboratorium.
Electrical
23 2.9.2
Prestasi Pencapaian PT Aetra Air Jakarta
Gambar 2.20 Grafik Pencapaian PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
Gambar 2.21 Grafik Customer Satisfaction Index & Customer Reention Index Sumber: http://www.aetra.co.id
24
Gambar 2.22 Grafik Investasi 2008-Agustus 2012 PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
2.10 Tanggung Jawab Sosial Kemasyarakatan Kemasyarakatan (Cor porate Social Social Responsibility)
Program-Program CSR 2011meliputi : A. Program Konservasi Air dan lingkungan Program Konservasi Air dan Lingkungan terbagi dalam 2 kegiatan: 1. Program Duta Air dan Sanitasi Menjadikan brand image Aetra melalui generasi muda tentang penanaman & perubahan perilaku ramah terhadap air dan kelestarian lingkungan hidup dan memberikan gambaran umum tentang proses produksi air bersih Aetra (perjalanan dari Kalimalang sampai dengan laboratorium).
25
Gambar 2.23 Program Duta Air dan Sanitasi PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
2. Program Konservasi DAS Citarum melauli Mekanisme Imbal Jasa Lingkungan Berlatar belakang lahan kritis yang semakin luas dan berakibat debit air terus berkurang, maka diterapkan dengan mengubah pola tanam sayuran yang berakar pendek dengan pola tanam multi strata yang kuat, meningkatkan brand image Aetra sebagai perusahaan yang peduli pada isu lingkungan terhadap konservasi air di lahan kritis, khususnya bagian dari Das Citarum serta memilih Das Citarum, diharapkan akan berdampak langsung terhadap potensi kualitas & Kuantitas yang baik sebagai penyedia air baku bagi keberlangsungan operasional operasional pelayanan Aetra.
Gambar 2.24 Program Konservasi DAS Citarum melalui Mekanisme Imbal Jasa Lingkungan Sumber: http://www.aetra.co.id
26 B. Program Akses Air Bersih
Gambar 2.25 Kios Air PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
Kios Air Aetra mempunyai 8 titik kios air:
5 titik (tandon) di kelurahan Rorotan
3titik (tandon) di kelurahan Marunda
Kran Air Siap Minum
1 titik di Walikota Jakarta Utara
1 titik di walikota Jakarta Timur Tabel 2.6 Lokasi Kios Air
Sumber: http://www.aetra.co.id
C. Program Pemberdayaan Masyarakat Mewujudkan masyarakat
setiap
visi saat,
Aetra,
dengan
meningkatkan
meningkatkan kesadaran
kehidupan
lingkungan
dan
meningkatkan kesadaran pentingnya menggunakan air dari sistem perpipaan melalui program CINTA LINGKUNGAN, meningkatkan perekonomian masyarakat melalui PROGRAM MICRO FINANCE, pada
27 tahun 2011 lalu, Aetra melakukan Program Kampoeng Bangkit II di Kelurahan Pademangan Timur RW 10 dengan hasil yang cukup signifikan bahwa tingkat pencurian air di area tersebut menurun dengan drastis karena kebutuhan air bersih sudah terpenuhi dengan pembanguanan 2 (dua) unit hidran umum, untuk tahun 2012, Aetra terus mengembangkan Program Kampoeng Bangkit 2 di lokasi yang berbeda yaitu di area Kampung Baru Satu, RW 05 Kel. Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur.
Gambar 2.26 Program Kampoeng Bangkit oleh PT Aetra Air Jakarta Sumber: http://www.aetra.co.id
28 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Dengan adanya program pemerintah Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Pengembangan Air Minum keluarlah kebijakan “Penyehatan PDAM” penyediaan air minum yang berbasis sektor, sangat membantu masyarakat mas yarakat dalam memperoleh air bersih, dalam hal ini PT Aetra Air Jakarta sudah cukup besar dan cukup mumpuni dalam bidang penyediaan air bersih, hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian, sertifikasi dan penghargaan yang diraih oleh perusahaan tersebut mulai dari Manajemen Mutu, hingga Layanan Pelanggan. PT Aetra Air Jakarta juga peduli terhadap masyarakat sekitar, terbukti dengan adanya program “Tanggung Jawab Sosial Kemasyarakatan (Corporate Social Responsibility)” Responsibility) ”
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar perusahaan air minum di seluruh Indonesia dapat mencontoh PT Aetra Air Jakarta yang tidak hanya membantu masyarakat dalam hal penyediaan air bersih, tetapi juga ikut membantu masyarakat dalam program sosial, maupun lingkungan. lingkungan.
29 DAFTAR PUSTAKA Internet:
http://www.aetra.co.id,, di akses pada tanggal 20 April 2013 jam 20:16 http://www.aetra.co.id Kania,
Dewi.
Slide
Lingkungan,
kuliah
Fakultas
Rekayasa Teknik
Lingkungan
Sipil
dan
Departemen
Lingkungan
ITB
Teknik 2009,
http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/,, http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/ dikases pada tanggal 20 April 2013 jam 20:35 http://id.wikipedia.org/wiki/PDAM,, diakses pada tanggal 20 April 2013 jam http://id.wikipedia.org/wiki/PDAM 20:40